teknik wawancara

29
MODUL TEKNIK WAWANCARA

Upload: yonatha-novara-liem

Post on 14-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

wawancara psikiatri

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Wawancara

MODULTEKNIK WAWANCARA

Page 2: Teknik Wawancara

Jadwal KegiatanWaktu Program

09.00 – 09.15 Ice Breaking

09.15 – 09.30 Kuis pre-materi (pre-test)

09.30 – 10.00 Demonstrasi Video: Teknik Wawancara

10.00 – 10.45 Materi: 1. Strategi Membina Rapport2. Strategi Mendapatkan Informasi

10.45 – 11.00 Rehat Kopi

11.00 – 12.00 Bermain peran (role-play)

12.00 – 12.15 Kuis post materi (post-test) dan umpan balik

12.15 – 12.30 Pembahasan Kuis dan Penutup

12.30 – 13.30 Istirahat, Sholat dan Makan Siang

Page 3: Teknik Wawancara

Tujuan Pembahasan Teknik Wawancara

• Agar peserta:(1). Mampu mendapatkan data/informasi dari pasien

serta memahami permasalahan pasien(2). Melakukan wawancara yang bersifat terapeutik(3). Dapat mengkomunikasikan rencana terapi

Page 4: Teknik Wawancara

Komitmen bersama

• Tentang waktu

• Tentang alat komunikasi

• Tentang cara berdiskusi

• Lain-lain…..

Page 5: Teknik Wawancara

Materi Teknik Wawancara:

I. Strategi Membina RapportII. Strategi Mendapatkan Informasi

Page 6: Teknik Wawancara

Apakah rapport itu?

Mengapa rapport sangat penting?

Page 7: Teknik Wawancara

I. Strategi Membina Rapport• Definisi Rapport:

interaksi antara pasien dengan pewawancara yang di dalamnya terdapat rasa percaya (trust) dan pengertian (understanding).

• Saat pertama menemui pewawancara, pasien sering mengalami rasa khawatir, takut, bahkan bingung – sulit mengungkapkan permasalahan dibutuhkan rasa percaya, dimengerti, ‘diterima’

agar pasien mau menceritakan permasalahan, sehingga pewawancara memahami dan dapat membantunya

Page 8: Teknik Wawancara

• Strategi Membina Rapport:

1. Buat suasana nyaman bagi pasien dan pewawancara2. Temukan hal-hal yang menyebabkan penderitaan

pasien, dan perlihatkan kepedulian terhadap hal tsb.3. Menilai tilikan dan menjadi pendamping pasien4. Tunjukkan keahlian5. Bangun sikap kepemimpinan (sbg dokter dan terapis)6. Seimbangkan peran sbg pendengar yang berempati,

seorang ahli, dan sbg terapis.

Page 9: Teknik Wawancara

1. Buat suasana nyaman bagi pasien dan pewawancara

Saat pasien datang pertama kali dengan keluhan psikologis, umumnya ia menghadapi perasaan skeptis, cemas, gugup, ketidakyakinan atau bingung.

Kondisi ini dapat diatasi dengan cara membuka wawancara dengan percakapan dasar dan ringan, bertujuan lebih mengenal/dekat dengan pasien, bukan untuk mencari diagnosis secara dini.

Lingkungan nyaman, tidak bising dan tidak banyak intervensi (bunyi HP, orang lalu lalang dll)

Menjadi pendengar yang efektif

Page 10: Teknik Wawancara

a. Beri salam, bersalaman, sambil tersenyumb. Perkenalkan diri pewawancarac. Tanyakan nama pasien serta bagaimana sebaiknya

pewawancara memanggil pasien. d. Dapat dilanjutkan dengan pertanyaan ringan

(cth: bagaimana perjalanan pasien sampai ke tempat pewawancara)

e. Menjelaskan secara singkat tujuan wawancara dan minta kesediaan pasien untuk memberikan informasi

f. Pewawancara menanyakan identitas pasien (usia, tempat tinggal, asal, pekerjaan, pendidikan, dan status menikah). (observasi kondisi pasien: perilaku nonverbal, suara, ekspresi pasien)

Page 11: Teknik Wawancara

KOMUNIKASI NONVERBAL

1. Ekspresi wajah: tatapan mata, kerut dahi, alis, hidung dan kesesuaian ekspresi wajah

2. Suara: nada, intonasi, jeda kata, cara bicara3. Sikap tubuh: cara bersikap, gerakan tubuh, tangan,

kaki4. Reaksi fisiologis: wajah merah/pucat, berkeringat,

napas tersengal, pupil mata melebar5. Penampilan: cara berpakaian, sikap dlm duduk dan

berdiri

Page 12: Teknik Wawancara

Pendengar yang Efektif

• Duduk berhadapan dan agak membungkuk ke arah pasien

• Membuat kontak mata• Rileks dan sikap terbuka, hangat & empatik• Memberi perhatian sepenuhnya• Suara lembut• Tidak memotong pembicaraan• Tidak menghakimi• Tidak memberi penilaian

Page 13: Teknik Wawancara

2. Temukan hal-hal yang menyebabkan penderitaan pasien, dan perlihatkan kepedulian

• Dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan, seperti :- apa yang sedang mengganggu anda?

- apa yang saat ini anda rasakan?- apa yang bisa saya bantu? Dapatkah anda menceritakan..?

• Fase awal wawancara seringkali penting untuk membiarkan pasien ventilasi terhadap keluhannya dengan bebas. Deteksi kemungkinan adanya depresi, kecemasan, atau kemarahan.- Jika pasien terlihat cemas, berikan dukungan kepada pasien, cth: “saya

mengerti bahwa hal ini mungkin sangat sulit diceritakan..terutama jika anda baru bertemu pertama kali…”

Page 14: Teknik Wawancara

Respon dengan empati • Empati -- dapat memahami apa yang dirasakan oleh

pasien. Bagaimana jika berada dalam posisi orang lain tsb, namun tetap sebagai pihak yang berdiri di luar masalah

• Dapat jatuh dalam simpati, bila terlarut dalam situasi yang dihadapi orang tsb, lalu gagal bersikap objektif

• Empati berkaitan dengan kepedulian, pemahaman, serta sikap menghargai/menghormati

Page 15: Teknik Wawancara

Respon terapis bisa berupa :

1. Memperlihatkan kepedulian kita melalui bahasa tubuh

cth: memandang matanya, sesekali mengangguk, menampilkan ekspresi yang sesuai, dll

2. Ekspresi-ekspresi verbal singkat dapat memperlihatkan bahwa kita menghargai dan memahami

cth: “oh ya…, mmm…, saya mengerti…” “saya dapat melihat bagaimana hal tersebut

mengganggu anda..” ; “hal tersebut pasti membuat anda tidak nyaman..”

Page 16: Teknik Wawancara

KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN

• Mendengar sambil menulis atau kerja lain• Pandangan menerawang• Tidak sabar, menyela/interupsi• Berargumentasi• Banyak bicara atau menasihati• Berbasa-basi• Terlalu cepat menyimpulkan

Page 17: Teknik Wawancara

3. Menilai tilikan & menjadi pendamping pasien

Nilai derajat tilikan pasien terhadap penyakitnya, apakah memiliki tilikan penuh, parsial atau tidak ada sama sekali.

• Pasien yang menyadari adanya gejala-gejala psikiatri dan gangguan pada dirinya, memiliki tilikan penuh -- dapat dijelaskan penyebab dan perjalanan penyakit, pilihan terapi dan implementasinya.

• Pasien menyangkal dan menyalahkan penyakitnya pada kondisi-kondisi di luar dirinya, memiliki tilikan parsial.

• Pasien yang menyangkal sama sekali akan adanya gangguan --- memiliki tilikan buruk atau tidak memiliki tilikan (no insight) – terapis menerima dulu gejala pasien, tawarkan terapi utk mengatasi hal yg mengganggunya.

Page 18: Teknik Wawancara

4. Tunjukkan keahlian

• Buat pasien memahami bahwa tidak hanya pasien sendiri yang menghadapi masalah seperti sekarang.

• Sampaikan pada pasien bahwa terapis familiar dengan masalah ini – tunjukkan pengetahuan yang dimiliki terapis.

• Bicarakan hal-hal yang diragukan oleh pasien tentang kemampuan terapis, bersama dengan keluarga atau teman yang mengantar pasien dengan profesional.

• Bangkitkan semangat pasien akan masa depannya.

Page 19: Teknik Wawancara

5. Bangun sikap kepemimpinan (sbg dokter dan terapis)- kemampuan memotivasi dan mengarahkan pasien,

tunjukkan ketertarikan untuk membantu kesembuhan pasien

6. Seimbangkan peran sbg pendengar yang berempati, seorang ahli, dan sebagai terapis.

Page 20: Teknik Wawancara

II. Strategi Mendapatkan Informasi

Pembuka• Teknik pertanyaan terbuka (open-ended

questions) di awal wawancara akan membuat pasien menceritakan masalahnya dengan kata-kata pasien sendiri. Pertanyaan yang membantu di antaranya adalah:“Bagaimana saya dapat membantu anda?”“Apa yang bisa saya bantu?”“Masalah apa yang membawa anda ke sini?”“Darimana sebaiknya kita mulai?”

Page 21: Teknik Wawancara

• Dikombinasikan dengan beberapa pertanyaan tertutup (close-ended questions) untuk menelusuri kata kunci atau menanyakan hal yang spesifik, detil-detil yang dibutuhkan untuk diagnosis

contoh:D : Sudah berapa lama anda mengalami keluhan sulit tidur?P : 2 mingguD : Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk bisa tertidur

belakangan ini?P : Kadang-kadang satu jam, kadang 3 jam, kadang saya tidak

bisa tidur sama sekali sepanjang malam.D : Apakah anda pernah terbangun sangat awal dan tidak bisa

tidur lagi?P : Tidak

Page 22: Teknik Wawancara

• Pendekatan yang baik adalah dengan mengkombinasikan keduanya dari pertanyaan luas ke pertanyaan yang terfokus dan tajam.

• Memulai topik baru dengan pertanyaan terbuka yang luas; lanjutkan dengan memfokuskan pada satu topik target; akhiri dengan serial pertanyaan yang semakin menyempit, sesekali tertutup – tipe ya/tidak.

• Jika ingin menghindari pertanyaan tertutup, gunakan pertanyaan terbuka yang tajam dan fokus.Contoh:“Apakah anda mengalami sulit tidur?” (jawaban yang muncul adalah: ya atau tidak)lebih baik bertanya:“Apa yang terjadi saat anda mencoba tidur?”

Page 23: Teknik Wawancara

• Teknik Klarifikasi“anda merasa sedih. Kapan waktu anda merasa paling sedih?”

• Teknik Fasilitasi“lalu..” “apa yang terjadi kemudian?”

• Teknik Silenceterkadang pasien membutuhkan waktu untuk menangis, membutuhkan waktu untuk bercerita dalam kondisi yang mendukung

• Teknik Dukungan Positif“Saya sangat menghargai anda menceritakan kepada saya bahwa anda berhenti meminum obat. Dapatkah anda memberitahukan kepada saya, apa masalahnya?

Page 24: Teknik Wawancara

• Mengakhiri wawancara

- Simpulan singkat – selipkan kalimat suportif- Penjelasan tentang rencana terapi- Beri pasien kesempatan untuk bertanya- Mengucapkan terima kasih kepada pasien atas

segala informasi yang diberikan

Page 25: Teknik Wawancara

Jika terjadi Resistensi

• Resistensi: pasien yang secara sadar menghindari pembicaraan tentang suatu topik. Contoh:“Saya tidak mau membicarakan tentang hal itu sekarang.”“Saya tidak mau membahas hal ini dengan anda.”

• Resistensi tidak langsung: pasien berusaha mengalihkan perhatian pewawancara dari suatu topik, menjawab pertanyaan secara singkat atau tidak menjawab sama sekali, atau mengalihkan pembicaraan, ekspresi wajahnya menunjukkan ketidaktertarikan, atau berhenti sebelum menjawab.

-- > Ekspresikan penerimaan Mengubah fokus pembicaraan – tunda topik sebelumnya

Page 26: Teknik Wawancara

Wawancara Saat Emergensi

• Waktu terbatas• Fokus pada keluhan saat ini dan alasan dibawa ke

fasilitas kesehatan (IGD)• Heteroanamnesis pada keluarga, teman, atau

bahkan polisi yang membawa pasien• Wawancara: pertanyaan langsung pada intinya,

namun tetap tenang dan tidak “mengancam” pasien. Pewawancara tampak mengendalikan situasi, secara meyakinkan akan melindungi pasien dari kemungkinan melukai diri sendiri maupun dari orang lain.

Page 27: Teknik Wawancara

Daftar Tilik Bermain PeranNo Butir Penilaian Ya Tidak1. Memberikan salam, bersalaman, tersenyum

2. Perkenalan diri, membina Rapport

3. Menanyakan keluhan dan gejala untuk memahami

4. Membantu pasien untuk mengungkapkan apa

yang dirasakan (verbal-non verbal) untuk

mendapatkan informasi5. Melakukan respons empati dan penentraman

6. Simpulan singkat hasil wawancara

7 Penjelasan rencana terapi

8. Menyediakan kesempatan untuk bertanya

Page 28: Teknik Wawancara

Daftar Pustaka

1. Othmer E, Othmer SC. The clinical interview using DSM-IV. Volume1: Fundamentals. Washington: American Psychiatric Press Inc., 1994.

2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s synopsis of

psychiatry. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2003.

Page 29: Teknik Wawancara

TERIMA KASIH