teknik sandwich

8
Indikasi Penggunaan Teknik Sandwich pada Restorasi SIK Tujuan dari restorasi sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estesis, pengunyahan, mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi estetis didapat dari bahan resin komposit sebagai tempatan karena resin komposit memiliki trans lusensi yang lebih tinggi dibanding semen ionomer kaca. Resin komposit juga dapat menerima tekanan kunyah yang besar. Untuk mencegah celah mikro digunakan semen ionomer kaca sebagai basis karena dapat melepaskan flour untuk mencegah terjadinya sekunder karies ( Fejerskov & Kidd, 2008 ). Teknik sandwich biasanya di aplikasikan dalam hal – hal berikut ini : 1. Lesi dimana terdapat satu atau lebih margins pada dentin (misal pada cervical lesions) 2. Karies yang disebabkan abrasi pada daerah servikal ataupun lesi kelas V, menurut klasifikasi G.V. Black, ditemukan pada Manula, pada orang yang kurang baik dan benar cara menyikat giginya, serta pada kasus di mana preparasi jaringan sehat gigi kurang memungkinkan. Akibatnya, preparasinya diusahakan untuk tidak mengambil jaringan yang sehat. 3. Restorasi komposit class II II. 3 PROSEDUR RESTORASI TEKNIK SANDWICH Dikenal dua macam restorasi laminasi, yaitu restorasi laminasi terbuka dan restorasi laminasi tertutup, atau sering disebut sebagai restorasi open-sandwich dan close-sandwich.

Upload: falensiaoctaria

Post on 21-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

lalala

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Sandwich

Indikasi Penggunaan Teknik Sandwich pada Restorasi SIK

Tujuan dari restorasi sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estesis, pengunyahan,

mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi estetis didapat dari bahan resin

komposit sebagai tempatan karena resin komposit memiliki trans lusensi yang lebih tinggi

dibanding semen ionomer kaca. Resin komposit juga dapat menerima tekanan kunyah yang

besar. Untuk mencegah celah mikro digunakan semen ionomer kaca sebagai basis karena dapat

melepaskan flour untuk mencegah terjadinya sekunder karies ( Fejerskov & Kidd, 2008 ).

Teknik sandwich biasanya di aplikasikan dalam hal – hal berikut ini :

1.   Lesi dimana terdapat satu atau lebih margins pada dentin (misal pada cervical lesions)

2.   Karies yang disebabkan abrasi pada daerah servikal ataupun lesi kelas V, menurut klasifikasi

G.V. Black, ditemukan pada Manula, pada orang yang kurang baik dan benar cara menyikat

giginya, serta pada kasus di mana preparasi jaringan sehat gigi kurang memungkinkan.

Akibatnya, preparasinya diusahakan untuk tidak mengambil jaringan yang sehat.

3.   Restorasi komposit class II

II. 3  PROSEDUR RESTORASI TEKNIK SANDWICH

Dikenal dua macam restorasi laminasi, yaitu restorasi laminasi terbuka dan restorasi laminasi

tertutup, atau sering disebut sebagai restorasi open-sandwich dan close-sandwich.

Restorasi laminasi terbuka merupakan indikasi pada kavitas kelas II dan kelas V dengan batas

dinding gingiva melewati cemento-enamel junction (CEJ). Glass ionomer diaplikasikan pada

dasar restorasi bagian proksimal dan resin komposit dilapiskan di atasnya, membentuk restorasi

kelas II.

Prosedur penumpatan pada restorasi sandwich harus dilakukan dalam keadaan kering agar dapat

perlekatan resin komposit ke permukaan dentin yang dilapisi semen ionomer kaca.

1.     Preparasi dan Lining

Kavitas dipreparasi, semua jaringan karies dibuang dengan menggunakan bur diamond. Diamond

stone yang rata atau tungsten karbid bertujuan untuk menyelesaikan tepi enamel. Linier kalsium

hidroksida digunakan hanya apabila terlihat keadaan dentin yang hamper terbuka dengan

perkiraan dentin yang menutupinya hanya sekitar 1 mm atau kurang. Tetapi kalsium hidroksida

tidak boleh menutupi daerah yang besar yang dapat mengganggu bonding semen ionomer kaca.

Setelah kavitas dipreparasi, kemudian tepi enamel dibevel.

Page 2: Teknik Sandwich

2.     Perawatan Permukaan

Setelah kavitas dibersihkan, dikeringkan kemudian dioleskan kondisioner pada permukaan

kavitas. Ikatan semen ionomer kaca ke gigi dapat diperkuat dengan menggunakan larutan yang

mengandung asam poliakrilik, asam tannic atau dodicin.

3.     Pemberian Semen

Kavitas dibersihkan dan dikeringkan. Semen ionomer kaca diinjeksikan ke dalam kavitas dan

dibiarkan menutupi tepi kavosurface. Sebagai alternatif, pencampuran dengan tangan secara

standar dapat digunakan dan semen tersebut diaduk sampai menyerupai plastic yang berkilau

sebelum digunakan. Warna semen harus dipilh agar sesuai dengan warna dentin. Pengerasan

semen yang dianjurkan adalah dalam waktu 5 menit.

4.     Preparasi Semen Tepi Enamel

Setelah mengeras selama 5 menit, semen yang berlebihan dilepaskan dari tepi-tepi enamel dan

dikamfer ke dinding dentin.

5.     Pemberian Resin Bonding

Salah satu bonding yang dipakai adalah agen bonding. Resin liquid dioleskan segera ke basis

semen dan dinding-dinding kavitas. Harus hati-hati untuk memastikan bahwa lapisan tersebut

tipis. Sistem visible light cured dianjurkan karena pengerasan yang cepat dari agen bonding

adalah penting untuk menjamin semen dan permukaan enamel tidak terkontaminasi.

6.     Pemberian Resin Komposit

Tumpatan resin dimasukkan dan dikontur ke posisinya. Bahan tersebut tidak boleh berlebihan,

dan adaptasi yang tepat dapat dicapai dengan pemakaian matriks plastik bening.

7.     Penyelesaian

Setelah disinari, restorasi tersebut diselesaikan dengan bur diamond rata atau bur karbid.

Pemolesan restorasi dapat diselesaikan dengan menggunakan “cup polishing” karet abrasif dan

bubuk aluminium oksida yang halus.(Mc  Lean, 1985).

II.4 Keunggulan dan kekurangan pemakaian semen ionomer kaca dalam teknik sandwich

Keunggulan teknik sandwich antara lain:

1.  Mempunyai kekuatan kompresi yang lebih tinggi daripada hanya menggunakan SIK sebagai

restorasi tunggal sehingga dapat meningkatkan ketahanan terhadap fraktur.

3.  Bersifat adhesi karena lapisan resin terikat dengan pelapik semen ionomer kaca.

Page 3: Teknik Sandwich

4.  Pelepasan fluoride SIK lebih besar daripada komposit atau bahan tumpatan lainnya.

5.  Dapat menghambat kerusakan tepi (microleakage), karena ikatan kimiawi SIK dengan email

dan dentin sangat baik.

6.  Bersifat radiopak.

7.  Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat biokompabilitas, yaitu menunjukkan efek

biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu

semen glass ionomer mempunyai sifat anti bakteri, terutama terhadap koloni streptococcus

mutant (mount, 1995).

8. Dari segi biaya (cost) jauh lebih murah dibandingkan jika 100% menggunakan bahan tumpatan

dari resin estetik, karena semen ionomer kaca harganya jauh lebih murah dibanding bahan

tumpatan yang lain.

9. Dilihat dari segi komposisi SIK dan resin komposit yang sama-sama mengandung

polikarboksilat sehingga sama-sama hidrofilik sehingga lama-kelamaan warnanya akan terlarut

sehingga estetiknya berkurang.

10.  Teknik sandwich hanya dapat digunakan untuk restorasi tipe 1,2,5

http://damasuryairma.blogspot.com/2012/06/sik-semen-ionomer-kaca.html

INDIKASI RESTORASI LAMINASI

Keadaan klinis yang kompromis untuk dibuatkan restorasi direk dengan bahan resin komposit

merupakan indikasi pembuatan restorasi laminasi. Contohnya pada kavitas kelas II dan kelas V

yang dinding gingivanya terletak di bawah dentinoenamel junction (DEJ). Pertimbangan

ekonomis juga menjadi alasan pemilihan teknik restorasi laminasi. Kendala ekonomis untuk

pembutan restorasi indirek menjadi pertimbangan untuk pembuatan restorasi laminasi. Teknik ini

juga memungkinkan pengurangan pemakaian resin komposit, sehingga biaya dapat ditekan.

PROSEDUR PEMBUATAN RESTORASI LAMINASI

A. Tissue Management untuk mengkontrol cairan gusi dan/atau menghentikan perdarahan.

B. Aplikasi GIC sebagai basis

Page 4: Teknik Sandwich

- Kavitas dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Aplikasikan asam polialkenoat 10% pada

dentin sebagai kondisioner selama 10-15 detik, kemudian dibilas dengan air dan dikeringkan.

- GIC disiapkan dan diaplikasikan ke dalam kavitas menggunakan spuit aplikator agar kavitas

benar-benar terisi dengan padat. Cara pengadukan bubuk dan cairan GIC yang dilakukan dengan

benar merupakan prosedur yang sangat penting, karena akan mempengaruhi kualitas GIC yang

dihasilkan. Caranya adalah sebagai berikut:

1. Bubuk dibagi menjadi dua porsi dengan jumlah yang sama banyak.

2. Porsi pertama disatukan dengan cairan, kemudian dicampur dengan menggunakan spatel

dengan gerakan rolling (melipat) dengan tujuan hanya untuk membasahi permukaan partikel

bubuk dan menghasilkan campuran encer. Langkah ini dilakukan selama 10 detik.

3. Kemudian porsi kedua disatukan dengan adukan pertama. Pengadukan terus dilanjutkan

dengan gerakan yang sama dengan daya yang ringan sampai seluruh partikel terbasahi. Luas

daerah pengadukan diusahakan untuk tidak meluas dan adukan selalu dikumpulkan menjadi satu.

Dianjurkan untuk tidak melakukan gerakan memotong adukan, karena tujuan pengadukan hanya

untuk membasahi permukaan partikel bubuk.

4. Pengadukan selesai setelah 25 – 30 detik sejak awal pengadukan. Sebaiknya adukan tidak

perlu diangkat-angkat untuk memeriksa konsistensinya, karena bila hal ini dilakukan maka

proses pengadukan akan terus berlanjut dan makin banyak partikel bubuk yang larut.

5. Adukan langsung di kumpulkan di spuit aplikator untuk diaplikasikan ke dalam kavitas. Pada

saat ini reaksi pengerasan sudah berlangsung. Ada dua cara aplikasi GIC. Cara pertama GIC

diaplikasikan secukupnya dan langsung dibentuk basis. Sedangkan cara kedua adalah dengan

mengisi penuh kavitas dengan GIC, setelah GIC mengeras kavitas dipreparasi kembali untuk

membentuk basis. Dinding-dinding yang tertutup dengan GIC harus dipreparasi kembali untuk

mendapatkan permukaan dentin dan email segar, sehingga dapat diperoleh retensi resin komposit

yang baik.

C. Aplikasi Resin komposit

- Teknik aplikasi resin komposit dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan, yaitu diawali

dengan aplikasi etsa.

- Seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan resin komposit dan dinding-dinding

kavitas (dentin dan email) dietsa selama 15-20 detik atau sesuai dengan petunjuk pabrik.

- Kavitas dibilas dengan air, tanpa tekanan, selama 1-2 menit.

Page 5: Teknik Sandwich

- Keringkan kavitas dengan sponge-pellet, atau disemprot perlahan dengan chip-blower.

- Aplikasikan bonding agent pada seluruh permukaan yang dietsa, diamkan sekitar 10 detik agar

zat pelarutnya menguap, semprot perlahan dengan chip-blower, kemudian dipolimerisasi dengan

penyinaran. Lakukan langkah ini sebanyak dua kali.

- Resin komposit diaplikasikan selapis demi selapis (incremental) dengan ketebalan maksimum 2

mm, atau sesuai dengan petunjuk pabrik. Untuk setiap lapisnya dilakukan polimerisasi dengan

penyinaran.

- Penyinaran sebaiknya dilakukan dari tiga arah, yaitu dari arah bukal, lingual/palatal, dan

terakhir dari arah oklusal.

TEKNIK RESTORASI LAMINASI PADA KAVITAS KELAS II

Pada pembuatan restorasi kelas II, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,

yaitu:

- Lakukan tissue magement sebelum pemasangan matriks.

- Gunakan matriks mylar dan baji (wedge) untuk aplikasi GIC

- Pada bagian proksimal, restorasi GIC hanya sampai batas sedikit dibawah titik kontak.

Tujuannya adalah agar bahan yang berkontak dengan gigi tetangga adalah resin komposit. Resin

komposit lebih kuat membentuk kontak dengan gigi disebelahnya serta tahan terhadap friksi

pada daerah kontak yang terjadi pada saat fungsi. Sedangkan pada bagian oklusal GIC hanya

mengisi kavitas sampai batas di bawah dentino-enamel junction (DEJ).

- Lakukan pemilihan warna resin komposit sesuai dengan warna gigi yang akan direstorasi.

- Setelah GIC mengeras dan dibentuk sesuai dengan desain di atas dan lakukan pemasangan

matriks seksional atau automatriks dan baji (wedge) sebelum aplikasi bahan restorasi resin

komposit.

http://seputargigi.com/component/content/article/34-artikel/93-restorasi-laminasi-sandwich-restoration