teknik restraint sebagai pengendalian tingkah laku anak pada perawatan gigi

Upload: novia-su

Post on 30-Oct-2015

490 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Restraint

TRANSCRIPT

Novia :Teknik Restraint sebagai Pengendalian Tingkah Laku Anak pada Perawatan Gigi

Novia :Teknik Restraint sebagai Pengendalian Tingkah Laku Anak pada Perawatan Gigi

TEKNIK RESTRAINT SEBAGAI PENGENDALIAN TINGKAH LAKU ANAK PADA PERAWATAN GIGINoviaMahasiswaFakultas Kedokteran Gigi, Sumatera UtaraJl. Alumni No.2 Kampus USU Medan 20155E-mail : [email protected] Behaviour management is widely agreed to be a key factor in providing dental care for children. Indeed, if a childs behaviour in the dental surgery/office cannot be managed then it is difficult if not impossible to carry out any dental care that is needed. One of the most challenging aspects of dental practice is working with the difficult, challenging, or uncooperative patient. To overcome the situation, then the dentist and staff should use restraint technique. This article reviews aspects of the restraint strategies in paediatric dentistry that have been reviewed in recent years, types of restraint techniques, and things that have to be concerned while doing this technique.Dentists must inform parents of all aspects of the applied strategy and must have their approval.

Keywords : behaviour management, restraint, paediatric dentistry, children

PENDAHULUANSalah satu aspek yang paling menantang dari praktik kedokteran gigi adalah mengatasi tingkah laku pasien anak yang sulit, menantang, atau tidak dapat bekerjasama. Pada saat-saat inilah kemampuan klinis dokter paling diuji. Untuk dapat mengatasinya, dibutuhkan pengertian mengenai perilaku dan perkembangan anak.1Ada beberapa jenis tingkah laku anak menurut Frankl, yaitu Koperatif (Cooperative), Kurang koperatif (Laking Cooperative Ability), Tingkah laku yang tidak terkontrol (Hysterical or Uncontrolled Behavior), Anak yang keras kepala (Deviant Behavior), Anak yang Pemalu (Timid Behavior), Tingkah laku yang tegang (Tense Cooperative Behaviour), dan Anak yang Cengeng (Whining Behaviour).2Untuk mendapatkan kerja sama dari pasien anak terutama yang tidak kooperatifdokter gigi tidak hanya harus mengadakan hubungan yang baik dengan anak,tetapi juga harus menggunakan teknik-teknik penatalaksanaan tingkah laku yang efektif. Teknik-tekniktersebut antara lain komunikasi, TSD, modeling, desentisasi, voice control, HOME, reinforcement, sedasi, hypnosis, restraint dan distraction. Pada makalah ini,teknik yang akan dibahas adalah teknik pengendalian fisik (restraint).Latar belakang dari penulisan makalah ini adalah karena adanya perbedaan yang ditunjukkan anak pada saat melakukan perawatan ke dokter gigi, ada yang dapat menerima perawatan dengan baik dan ada yang tidak, sehingga dokter gigi yang baik harus dapat memberikan perawatan yang tepat, terutama pada anak yang kelakuannya tidak kooperatif.3Restraints digunakan untuk anakyang tidak kooperatif, anak yang memilikiketerbelakangan pada fisik atau mentalnya (cacat) dimana tidak bisa mengontrol tindakannya atau dapat juga dilakukan pada anak usia 3 tahun yang belum mampu berkomunikasi. Tindakan ini dilakukan untuk menghindari anak melukai dirinya ataupun orang lain saat dilakukan perawatan2,3

PENGERTIAN RESTRAINTRestraint secara harfiah berarti menahan gerakan fisik anak yang tidak pantas selama perawatan gigi. Teknik ini dapat dilakukan dengan tangan, sabuk, selimut, dan beberapa armamentaria yang diproduksi. Teknik ini digunakan biasanya pada anak yang tidak terkontrol tindakannya. Pada restraint, biasanya juga dilakukan pembiusan. Teknik restraint ini kadang-kadang berbahaya dan memerlukan biaya mahal.4Perawat perlu mengkaji apakahrestraintdi perlukan atau tidak. Restraint seringkali dapat dihindari dengan persiapan anak yang adekuat, pengawasan orang tua atau staf terhadap anak, dan proteksi adekuat terhadap sisi yang rentan seperti alat infus. Perawat perlu mempertimbangkan perkembangan anak, status mental, ancaman potensial pada diri sendiri atau orang lain dan keamanannya.3

PENGGUNAAN TEKNIK PENGENDALIAN FISIK (RESTRAINT)Syarat-syarat untuk mencapai keberhasilan modifikasi perilaku yang tidak terkontrol5:1. Dokter gigi harus mengontrol perilaku pasien .2. Dokter gigi harus mengontrol perilakunya sendiri .3. Tim dental harus mengetahui peran mereka ketika prosedur tersebut diterapkan.4. Orang tua harus lebih dahulu mnegetahui bahwa tipe pembentukkan perilaku ini mungkin diterapkan pada anaknya .Penggunaan teknik restraint pada anak, dalam penatalaksanaannnya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut 2,3,6,9:1. Mendapatkan izin dari orangtua disertai adanya dokumen yang menjelaskan kepada orangtua pasien anak mengapa pengendalian fisik (restraint) dibutuhkan dalam perawatan.2. Tidak dilakukan pada anak yang kooperatif.3. Biasa dilakukan pada anak usia 3 tahun atau lebih kecil dari 3 tahun yang belum mempunyai kemampuan berkomunikasi yang memadai.4. Adalah teknik yang digunakan sebagai upaya terakhir jika cara-cara lain tidak mempan.5. Teknik ini tidak digunakan sebagai hukuman.6. Ketika perawatan sedang dilakukan, bicarakan dengan pelan ke telinga si anak, dan jelaskan jika si anak bertindak kooperatif, segala pengendalian fisik akan dilepaskan.7. Ketika si anak sudah tenang, pelepasan teknik restraint diikuti dengan pemberian kata-kata pujian/ hadiah.8. Teknik restraint ini sebaiknya jangan digunakan pada anak yang takut, bagi anak seperti ini, desensitiasi atau metode-metode lain akan lebih tepat.

JENIS-JENIS RESTRAINT

1. Pengendalian fisik (physical restraint)dengan menggunakan alat.Pengendalian fisik dengan menggunakan alat merupakan bentuk pengendalian dengan menggunakan bantuan alat bantu untuk menahan gerakan tubuh dan kepala pasien maupun menahan gerakan rahang dan mulut pasien.Berikut adalah alat bantu untuk menahan gerakan tubuh dan kepala pasien:3,4,9

a. Sheet and tiesPenggunaan selimut untuk membungkus tubuh pasien supaya tidak bergerakdengan cara melingkarkan selimut ke seluruh tubuh pasien dan menahan selimutnya dengan perekat atau mengikatnya dengan tali.4,9

b. RestraintJaketRestraintjaket digunakan pada anak dengan tali diikat dibelakang tempat tidur sehingga anak tidak dapat membukanya. Pita panjang diikatkan ke bagian bawah tempat tidur, menjaga anak tetap di dalam tempat tidur.Restrainjaket berguna sebagai alat mempertahankan anak pada posisi horizontal yang diinginkan.3

c. Papoose boardPapoose boardmerupakan alat yang biasa digunakan untuk menahan gerak anak saat melakukan perawatan gigi. Cara penggunaannya adalah anakditidurkan dalamposisi terlentang di atas papan datar dan bagian atas tubuh, tengah tubuh dan kaki anak diikat dengan menggunakan tali kain yang besar. Pengendalian dengan menggunakanpapoose boarddapat diaplikasikan dengan cepat untuk mencegah anak berontak dan menolak perawatan.Tujuan utama dari penggunaan alat ini adalah untuk menjaga supaya pasien anak tidak terluka saat mendapatkan perawatan.4,9

d. RestraintMumi atau BedongSelimut atau kain dibentangkan diatas tempat tidur dengan salah satu ujungnya dilipat ke tengah. Bayi diletakkan di atas selimut tersebut dengan bahu berada di lipatan dan kaki ke arah sudut yang berlawanan.Lengan kanan bayi lurus kebawah rapat dengan tubuh, sisi kanan selimut ditarik ke tengah melintasi bahu kanan anak dan dada diselipkan dibawah sisi tubuh bagian kiri. Lengan kiri anak diletakkan lurus rapat dengan tubuh anak, dan sisi kiri selimut dikencangkan melintang bahu dan dada dikunci dibawah tubuh anak bagian kanan. Sudut bagian bawah dilipat dan ditarik kearah tubuh dan diselipkan atau dikencangkan dengan pin pengaman.3

e. Pedi-wrapPedi-wrapmerupakan sejenis perban kain yang dilingkarkan pada leher sampaipergelangan kaki pasien anak untuk menstabilkan tubuh anak serta menahan gerakan tubuh anak.Pedi-wrapmempunyai berbagai variasi ukuran sesuai dengan kebutuhan.3

Alat bantu untuk menahan gerakan mulut dan rahang pasiena. Molt Mouth PropMolt mouth propmerupakan salah satu alat yang paling penting dalam melakukan perawatan gigi. Alat ini biasanya digunakan dalam anestesi umum untuk mencegah supaya mulut tidak tertutup saat perawatan dilakukan. Alat inijuga sangat cocok dalam penanganan pasien yang tidak bisa membuka mulut dalam jangka waktu lama karena suatu keterbatasan.Penggunaanmolt mouthpropharus memperhatikan posisirahang pasien saat pasien membuka mulutnya, supaya tidak terjadi dislokasi temporomandibular. Sebagai tambahan, dokter gigi harus memindahkanmolt mouth propdari mulut pasien setiap sepuluh hingga lima belas menit agar rahang dan mulut pasien dapatberistirahat.3

b. Molt Mouth GagsMolt mouth gagsjuga merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk menahan mulut pasien.4

c. Tongue BladesTongue bladesmerupakan alat bantu yang digunakan untuk menahan lidahpasien supaya tidak mengganggu proses perawatan.4

2. Pengendalian fisik (physical restraint) tanpa bantuan alat (dengan bantuan orang lain)Pengendalian fisik tanpa bantuan alat merupakan bentuk pengendalian fisik tanpa menggunakan bantuan alat, pengendalian bentuk ini merupakan bentuk pengendalian yang menggunakan bantuan perawat maupun bantuan orang tua atau pihak keluargapasien.

a. Pengendalian fisik dengan bantuan tenaga kesehatan.Pengendalian fisik dengan menggunakan bantuan tenaga kesehatan merupakan bentukpengendalian fisik dimana diperlukan tenaga kesehatan, misalnya perawat untuk menahan gerakan pasien anak dengan cara memegang kepala, lengan, tangan ataupun kakipasien anak.

b. Pengendalian fisik dengan bantuan orang tua pasienPengendalian fmisik dengan bantuan orang tua sebenarnya sama denganpengendalian fisik dengan bantuan tim medis (tenaga kesehatan). Hanya saja peran perawat digantikan oleh orang tua pasien anak. Cara pengendalian dengan menggunakan bantuan orang tua lebih disukai anak apabila dibandingkan dengan menggunakan bantuan tim medis, sebab anak lebih merasa aman apabila dekat dengan orang tuanya.3,4

PEMBAHASANSaat menghadapai pasien anak yang perilakunya tidak terkontrol, dokter gigi dapat melakukan teknik restraint, teknik ini dapat juga dilakukan pada beberapa anak yang memiliki keterbelakangan mental untuk menghindarkan mereka melukai diri mereka maupun orang lain saat dilakukan perawatan.Teknik restraint adalah teknik yang dibutuhkan untuk mengontrol tindakan yang tidak terkontrol saat perawatan gigi dan mulut. Terdapat 2 jenis restraint, yaitu teknik dengan menggunakan bantuan alat dan teknik restraint tanpa penggunaan alat. Teknik restraint yang paling baik adalah teknik pengendalian tanpa penggunaan alat, sebab dengan menggunakan alat anak akan cenderung merasa depresi karena tubuh anak hanya ditahan oleh alat bantu, dan tidak dapat merasakan sentuhan dari orang lain, terutama orangtua pasien, sedangkan teknik pengendalian tanpa menggunakan alat akan cenderung membuat pasien anak merasa lebih nyaman dan aman.Namun penggunaan teknik ini merupakan alternatif terakhir ketika teknik pendekatan yang lain sudah digunakan dan tidak berhasil. Teknik ini akan berhasil hanya jika dokter gigi dapat mengontrol pasien anak dan mempertahankan rasa sayang pada anak tersebut, tanpa membuat anak menjadi takut sehingga mau melakukan perawatan lebih lanjut.DAFTAR PUSTAKA1. York KM, Mlinac ME, Deibler MW, Creed TA, Ganem I. Pediatric Behavior Management Techniques: A Survey of Predoctoral Dental Students. Journal of Dental Education 2007;71 : 532, 535-536.2. Braham RL, Morris ME, eds. Textbook of Pediatric Dentistry. Baltimore: Waverly Press,Inc,1980: 393.3. Rahayu RDC. Restraint pada Bayi dan Anak. http://kumpulan-askep3209.blogspot.com/2012/05/restraint-pada-bayi-dan-anak.html. (30 november 2012).4. Pinkham JR, ed. Pediatric Dentistry Infancy through Adolescence. Philadelphia: W.B.Saunders Company, 1988: 272.5. Mathewson RJ, Primosch RE, eds. Behaviour Management. In: Fundamentals of Pediatric Dentistry. Carol Stream: Quintessence Publishing Co,Inc, 1995: 142.6. Budiyanti EA, Heriandi YY. Pengelolaan Anak Nonkooperatif pada Perawatan Gigi (Pendekatan nonfarmakologik). Dentika Dent.J.2001;6:16-177. Wright, Gerald Z. Behaviour Management in Dentistry for Children. Philadelphia: W.B.Saunders Company, 1975:1038. Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan Gigi Anak (a Manual of Pedodontics). Alih bahasa. Djaya A.Jakarta: Widya Medika, 1992: 18-19.9. Roberts JF,Curzon MEJ, Koch G, Martens LC.Review: Behaviour Management Techniques in Paediatric Dentistry. European Archives of Paediatric Dentistry. 2010: 166,171-173.5