teknik restorasi resin komposit
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 Teknik Restorasi Resin Komposit
1/3
CLINICAL TECHNIQUE
a. Initial Clinical Procedure
Hal-hal yang diperlukan dalam tahap prosedur klinik adalah pemeriksaan lengkap,
diagnosis, dan rencana perawatan sebelum akan pasien dijadwalkan untuk menjalani suatu
operasi (dalam hal ini tidak termasuk kondisi gawat darurat).Sebelum melakukan prosedur
restorasi, hendaknya mempelajari kembali secara singkat mengenai rekam medis pasien,
rencana perawatan, dan ronsen foto yang ada.
b.Preparation of the Operating Site
Jika prosedur komposit hanya membutuhkan sedikit preparasi atau bahkan tidak
melakukan preparasi pada gigi sama sekali, maka diperlukan pembersihan area operasi
dengan menggunakan slurry pumice untuk menghilangkan plak, pelikel, dan pewarnaan
superfisial. Menghilangkan kalkulus dengan beberapa instrumen juga diperlukan. Tahapan-
tahapan tersebut akan menciptakan area yang baik untuk dilakukan bonding.Prophy paste
terdiri dariflavoring agents, gliserin, atau fluoride yang berperan melawan kontaminan dan
sebaiknya diberikan untuk mencegah kemungkinan timbulnya masalah saat prosedur etsa
asam.
c. Shade selection
Perhatian khusus harus kita berikan saat kita mencocokkan warna gigi dengan
komposit material. Umunya gigi berwarna putih dengan berbagai derajat variasi dari abu-
abu,kuning, atau orange. Juga berbeda-beda sesuai translusensi, ketebalan, serta distribusi
dari enamel dan dentin dan juga usia pasien. Faktor lain juga mempengaruhi seperti
fluorosis, efek tetrasiklin,dan perawatan endodontik.
Kebanyakan pabrik menyediakan shade guide untuk material yang spesifik, yang
pada umunya tidak dapat diganti dengan material dari pabrik lain. Beda pabrik akan beda
shade guidenya. Pencahayaan yang baik sangat dibutuhkan ketika melakukan pemilihan
warna. Pencahayaan alami lebih diutamakan disini. Ketika memilih warna yang tepat,
shade guide diletakkan dekat dengan gigi untuk menentukan warnanya secara umum.
-
8/11/2019 Teknik Restorasi Resin Komposit
2/3
Kemudian seseorang yang lain mencocokkan dengan label shade guide yang spesifik
disamping area yang direstorasi. Sebagian label shade sebaiknya diletakkan berdekatan
denganbibir pasien untuk mendapatkan efek yang natural. Area servikal biasanya lebih
gelap daripada area incisal. Pemilihan warna sebaiknya dilakukan secepat mungkin.
Beberapa dokter kadang meminta bantuan asistennya untuk membantu menentukan warna
yang tepat. Pemilihan warna final bisa dicek oleh pasien dengan menggunakan hand
mirror.
d.Isolasi dengan Cotton Roll
Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva, lidah
yang mengganggu penglihatan, dan gingiva yang berdarah adalah sedikit dari masalah-
masalah yang harus diatasi sebelum prosedur kerja yang teliti dan tepat dapat dilakukan.
Beberapa metode dapat dilakukan untuk mengisolasi daerah kerja, seperti penggunaan
rubber damdan cotton roll (Baum dkk, 1995).
Absorben seperti cotton roll dapat digunakan untuk mengisolasi gigi sebelum
dilakukan perawatan. Penggunaan cotton rollmerupakan alternatif, dan dilakukan apabila
penggunaan rubber dam dianggap tidak praktis, atau tidak dapat digunakan. Cotton roll
memungkinkan terjadinya kontrol kelembapan sehingga mendukung sifat bahan anastesi.
Penggunaan cotton rollbersama saliva ejectorefektif dalam meminimalkan aliran saliva
(Roberson dkk, 2002). Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton rollefektif dalam
menghasilkan isolasi jangka pendek, seperti dalam prosedur polishing, penempatan sealant,
dan aplilan topikal fluoride (Chandra & Chandra, 2008).
Cotton rollkering dijepit dengan cotton roll holderatau pinset, yang dipegang oleh
asisten dokter gigi. Apabila cotton rolltelah dibasahi seluruhnya oleh saliva, asisten dokter
gigi bertanggung jawab untuk mengganti dengan cotton rollyang kering. Kadang-kadang,
saliva pada cotton roll yang telah basah dapat dihisap dengan suction, sehingga
penggantian cotton roll tidak perlu dilakukan. Beberapa produk untuk memegang cotton
rolldalam berbagai posisi telah tersedia di pasaran. Tetapi, cotton roll holderharus sering
dikeluarkan dari mulut untuk mengganti cotton roll yang telah basah, sehingga penggunaan
-
8/11/2019 Teknik Restorasi Resin Komposit
3/3
cotton roll holderini dianggap tidak praktis dan membuang waktu, oleh karena itu cotton
roll holder jarang digunakan. Walaupun demikian, cotton roll holder mempunyai
keuntungan, yaitu dapat digunakan untuk meretraksi pipi dan lidah dari gigi, sehingga
menyediakan akses dan pandangan yang baik ke daerah operasi (Roberson, 2002).
Menempatkan cotton roll ukuran sedang pada vestibulum fasial dilakukan untuk
mengisolasi gigi rahang atas (Roberson, 2002). Menurut Anonim (1996), terdapat dua hal
penting yang perlu diperhatikan untuk memudahkan isolasi gigi rahang atas adalah:
1. Atur posisi pasien pada supine position dengan kepala dimiringkan ke belakang dan
dagu menghadap ke atas. Posisi ini meningkatkan kontrol kelembapan secara signifikan,
sekaligus memudahkan pandanghan ke daerah operasi.
2. Dengan menggunakan kaca mulut selama prosedur perawatan. Tempatkan kaca mulut
pada sisi distal dari gigi yang diisolasi, sehingga didapatkan finger rest yang tepat.
Selain memungkinkan adanya indirect vision, penempatan kaca mulut juga berperan
dalam menjaga agar lidah tetap jauh dari gigi. Kaca mulut juga menahan pasien,
sehingga pasien tidak dapat menutup mulut selama prosedur perawatan.
Untuk mengisolasi gigi pada rahang bawah, cotton roll ukuran sedang diletakkan
pada vestibulum fasial, dan cotton roll ukuran besar diletakkan diantara gigi dan lidah.
Penempatan cotton roll pada vestibulum dapat dilakukan dengan mudah, sedangkan
penempatan cotton roll pada lingual gigi mandibula lebih sulit untuk dilakukan.
Penempatan cotton roll pada lingual gigi mandibula dapat dilakukan dengan memegang
ujung mesial dari cotton rolldan menempatkan cotton rollpada daerah yang diinginkan.
Jari telunjuk atau jari pada sisi tangan yang lain digunakan untuk menekan cotton rollke
arah gingiva sambil memutar cotton rolldengan penjepit ke arah lingual gigi.
Gigi lalu dikeringkan dengan menggunakan air syringe. Setelah cotton roll
ditempatkan, saliva ejector dimasukkan ke dalam mulut dan diatur posisinya. Perlu
diperhatikan bahwa sebelum mengeluarkan cotton roll dari mulut, sebaiknya cotton roll
dibasahi dengan air terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya perpindahan epitel pipi,
dasar mulut, dan bibir (Roberson, 2002).