teknik pengendalian korosi
DESCRIPTION
tugas umum unit operasi teknik kimia tentang korosi dan pengendalian nyaTRANSCRIPT
1.1. Teknik Pengendalian Korosi
Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan
yang bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan
diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S. Korosi dapat juga terjadi akibat
suhu tinggi. Korosi pada logam dapat juga dipandang sebagai proses
pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya, korosi pada
besi menjadi besi oksida atau besi karbonat. Proses korosi dapat dikendalikan
dengan menekan laju reaksi oksidasi (anoda) atau reaksi reduksi (katoda) atau
dengan mencegah kontak langsung antara lingkungan dengan bahan konstruksi
logam yang bersangkutan. Pada dasarnya kalau di dalam sistem tidak terjadi
perpindahan elektron, proses elektrokimia tidak akan berlangsung. Bertolak dari
kenyataan itu, teknik-teknik pengendalian korosi yang dikenal anataralain sebagai
berikut :
1) Proteksi Katodik
Proteksi katodik didasarkan pada pengubahan struktur logam yang
diproteksi dari status sebagai anoda menjadi status sebagai katoda. Reaksi korosi
logam adalah bagian anodik dari seluruh reaksi-reaksi elektrokimia yang terjadi
pada proses korosi logam.
2) Proteksi Anodik
Proteksi anodik didasarkan pada pembentukan lapisan film yang
protektif dengan menggunakan arus luar untuk mengaktivasi situs anoda. Arus
luar digunakan untuk menggalakkan terjadinya reaksi anodik, sehingga struktur
terkorosi dan membentuk lapisan corrosion product yang protektif di permukaan
logam yang dilindungi. Dengan kata lain, proteksi anodik ialah sistem proteksi
yang mengubah struktur yang dilindungi menjadi anoda dengan efek samping
yang menguntungkan. Proteksi anodik hanya dapat diberlakukan terhadap logam-
logam yang berpotensi membentuk lapisan protektif seperti baja, nikel, kromium,
titanium, dan alloy mereka. Jika logam-logam tersebut dialiri arus anodik, maka
mereka akan terpasifasi sehingga menghambat kecepatan korosi. Pemberian arus
anodik ke struktur tidak boleh sembarangan. Arus harus diberikan sedemikian
rupa sehingga cukup untuk membuat potensial logam tetap berada pada potensial
pasifasinya. Untuk itu, orang harus menggunakan potentiostat. Keunggulan sistem
proteksi anodik adalah bahwa ia dapat digunakan pada kondisi lingkungan yang
sangat korosif sekalipun, dan bahwa arus yang diperlukan hanya kecil saja.
3) Penggunaan Inhibitor
Inhibitor adalah suatu bahan kimia yang jika ditambahkan dalam jumlah
yang kecil saja kepada lingkungan media yang korosif, akan menurunkan
kecepatan korosi. Inhibitor bekerja menghambat laju korosi. Belum banyak
diketahui bagaimana cara kerja inhibitor dalam menghambat korosi.
4) Pengendalian Lingkungan
Proses korosi dapat dipandang sebagai serangan komponen-komponen
senyawa kimia yang terkandung di dalam lingkungan terhadap konstruksi logam
yang bersangkutan. Lapis anorganik yang terbentuk pada badan mobil tersebut,
merupakan dasar yang baik untuk pengecatan. Oleh sebab itu agresifitas lingkungan
berhubungan dengan jumlah dan jenis komponen yang terkandung didalamnya.
Maka dari itu semakin banyak komponen agresif, maka semakin tinggi laju korosi
atau sebaliknya. Dengan gambaran seperti itu proses korosi dapat dikenalikan
dengan jalan mengurangi jumlah komponen agresif di dalam lingkungan.
5) Pelapisan Permukaan
Pada permukaan konstruksi dilapisi dengan bahan lain yang mempunyai
sifat kedap terhadap penetrasi senyawa kimia dan mempunyai daya hantar listrik
sangat rendah. Bahan yang dapat digunakan sebagai lapisan pelindung eksternal
beraneka ragam. Pada pelapisan dengan bahan logam, dapat digunakan bahan-
bahan logam yang lebih inert maupun kurang inert sebagai bahan pelapis.
Pemakaian kedua macam bahan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Pemakaian logam yang lebih inert sebagai pelapis, memiliki
keuntungan bahwa logam yang dilapisi akan terlindungi dari ekspos terhadap
media korosif. Karena media korosif kurang “memangsa” logam pelapis, maka
logam yang dilapisi jadi ikut berumur panjang karena terlindungi oleh logam
pelapis. Keburukan memakai pelapis inert adalah jika ada cacat sedikit saja pada
pelapisan, sehingga ada bagian yang tidak tertutupi oleh pelapis, maka bagian itu
akan bebas terekspos dengan lingkungan korosif dan akan terkorosi dengan lebih
hebat daripada jika tidak ada pelapisan akibat terbentuknya sel galvanik. Tipe
korosi akan berbentuk rumah rayap dengan bagian luar mulus sementara bagian
dalam sudah habis terkorosi/keropos. Contoh pelapisan tipe ini adalah pelapisan
dengan logam-logam mulia seperti emas, perak, platina, dan titanium.pemakaian
logam kurang inert sebagai pelapis punya keuntungan ganda.
DAFTAR PUSTAKA
Biz, A. Pengendalian Korosi. (online). http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi
/korosi-corrosion/pengendalian-korosi-proteksi-katodik-anoda-korban/.
(Diakses pada tanggal 20 febuari 2015)
Mechanicalengboy. 2012. Langkah - Langkah Pengendalian Korosi. (online).
https://mechanicalengboy.wordpress.com/2012/12/24/langkah-langkah-
pengendalian-korosi-part-3-selesai/. (Diakses pada tanggal 20 febuari
2015)
Anonim. Teknik Pengendalian Korosi. (online). https://www.google.com/ search?
q=teknik+pengendalian+korosi&oq=teknik+&aqs=chrome.2.69i57j69i61j
69i59l2j69i61l2.8480j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8.
(diakses pada tanggal 20 febuari 2015)