teknik pengendalian korosi

5
1.1. Teknik Pengendalian Korosi Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S. Korosi dapat juga terjadi akibat suhu tinggi. Korosi pada logam dapat juga dipandang sebagai proses pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya, korosi pada besi menjadi besi oksida atau besi karbonat. Proses korosi dapat dikendalikan dengan menekan laju reaksi oksidasi (anoda) atau reaksi reduksi (katoda) atau dengan mencegah kontak langsung antara lingkungan dengan bahan konstruksi logam yang bersangkutan. Pada dasarnya kalau di dalam sistem tidak terjadi perpindahan elektron, proses elektrokimia tidak akan berlangsung. Bertolak dari kenyataan itu, teknik- teknik pengendalian korosi yang dikenal anataralain sebagai berikut : 1) Proteksi Katodik Proteksi katodik didasarkan pada pengubahan struktur logam yang diproteksi dari status sebagai anoda menjadi status sebagai katoda. Reaksi korosi logam adalah bagian anodik dari seluruh reaksi-reaksi elektrokimia yang terjadi pada proses korosi logam. 2) Proteksi Anodik

Upload: lisaariyanti

Post on 05-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

tugas umum unit operasi teknik kimia tentang korosi dan pengendalian nya

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Pengendalian Korosi

1.1. Teknik Pengendalian Korosi

Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan

yang bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan

diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S. Korosi dapat juga terjadi akibat

suhu tinggi. Korosi pada logam dapat juga dipandang sebagai proses

pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya, korosi pada

besi menjadi besi oksida atau besi karbonat. Proses korosi dapat dikendalikan

dengan menekan laju reaksi oksidasi (anoda) atau reaksi reduksi (katoda) atau

dengan mencegah kontak langsung antara lingkungan dengan bahan konstruksi

logam yang bersangkutan. Pada dasarnya kalau di dalam sistem tidak terjadi

perpindahan elektron, proses elektrokimia tidak akan berlangsung. Bertolak dari

kenyataan itu, teknik-teknik pengendalian korosi yang dikenal anataralain sebagai

berikut :

1) Proteksi Katodik

Proteksi katodik didasarkan pada pengubahan struktur logam yang

diproteksi dari status sebagai anoda menjadi status sebagai katoda. Reaksi korosi

logam adalah bagian anodik dari seluruh reaksi-reaksi elektrokimia yang terjadi

pada proses korosi logam.

2) Proteksi Anodik

Proteksi anodik didasarkan pada pembentukan lapisan film yang

protektif dengan menggunakan arus luar untuk mengaktivasi situs anoda. Arus

luar digunakan untuk menggalakkan terjadinya reaksi anodik, sehingga struktur

terkorosi dan membentuk lapisan corrosion product yang protektif di permukaan

logam yang dilindungi. Dengan kata lain, proteksi anodik ialah sistem proteksi

yang mengubah struktur yang dilindungi menjadi anoda dengan efek samping

yang menguntungkan. Proteksi anodik hanya dapat diberlakukan terhadap logam-

logam yang berpotensi membentuk lapisan protektif seperti baja, nikel, kromium,

titanium, dan alloy mereka. Jika logam-logam tersebut dialiri arus anodik, maka

mereka akan terpasifasi sehingga menghambat kecepatan korosi. Pemberian arus

anodik ke struktur tidak boleh sembarangan. Arus harus diberikan sedemikian

Page 2: Teknik Pengendalian Korosi

rupa sehingga cukup untuk membuat potensial logam tetap berada pada potensial

pasifasinya. Untuk itu, orang harus menggunakan potentiostat. Keunggulan sistem

proteksi anodik adalah bahwa ia dapat digunakan pada kondisi lingkungan yang

sangat korosif sekalipun, dan bahwa arus yang diperlukan hanya kecil saja.

3) Penggunaan Inhibitor

Inhibitor adalah suatu bahan kimia yang jika ditambahkan dalam jumlah

yang kecil saja kepada lingkungan media yang korosif, akan menurunkan

kecepatan korosi. Inhibitor bekerja menghambat laju korosi. Belum banyak

diketahui bagaimana cara kerja inhibitor dalam menghambat korosi.

4) Pengendalian Lingkungan

Proses korosi dapat dipandang sebagai serangan komponen-komponen

senyawa kimia yang terkandung di dalam lingkungan terhadap konstruksi logam

yang bersangkutan. Lapis anorganik yang terbentuk pada badan mobil tersebut,

merupakan dasar yang baik untuk pengecatan. Oleh sebab itu agresifitas lingkungan

berhubungan dengan jumlah dan jenis komponen yang terkandung didalamnya.

Maka dari itu semakin banyak komponen agresif, maka semakin tinggi laju korosi

atau sebaliknya. Dengan gambaran seperti itu proses korosi dapat dikenalikan

dengan jalan mengurangi jumlah komponen agresif di dalam lingkungan.

5) Pelapisan Permukaan

Pada permukaan konstruksi dilapisi dengan bahan lain yang mempunyai

sifat kedap terhadap penetrasi senyawa kimia dan mempunyai daya hantar listrik

sangat rendah. Bahan yang dapat digunakan sebagai lapisan pelindung eksternal

beraneka ragam. Pada pelapisan dengan bahan logam, dapat digunakan bahan-

bahan logam yang lebih inert maupun kurang inert sebagai bahan pelapis.

Pemakaian kedua macam bahan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Pemakaian logam yang lebih inert sebagai pelapis, memiliki

keuntungan bahwa logam yang dilapisi akan terlindungi dari ekspos terhadap

media korosif. Karena media korosif kurang “memangsa” logam pelapis, maka

logam yang dilapisi jadi ikut berumur panjang karena terlindungi oleh logam

pelapis. Keburukan memakai pelapis inert adalah jika ada cacat sedikit saja pada

pelapisan, sehingga ada bagian yang tidak tertutupi oleh pelapis, maka bagian itu

Page 3: Teknik Pengendalian Korosi

akan bebas terekspos dengan lingkungan korosif dan akan terkorosi dengan lebih

hebat daripada jika tidak ada pelapisan akibat terbentuknya sel galvanik. Tipe

korosi akan berbentuk rumah rayap dengan bagian luar mulus sementara bagian

dalam sudah habis terkorosi/keropos. Contoh pelapisan tipe ini adalah pelapisan

dengan logam-logam mulia seperti emas, perak, platina, dan titanium.pemakaian

logam kurang inert sebagai pelapis punya keuntungan ganda.

DAFTAR PUSTAKA

Biz, A. Pengendalian Korosi. (online). http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi

/korosi-corrosion/pengendalian-korosi-proteksi-katodik-anoda-korban/.

(Diakses pada tanggal 20 febuari 2015)

Mechanicalengboy. 2012. Langkah - Langkah Pengendalian Korosi. (online).

https://mechanicalengboy.wordpress.com/2012/12/24/langkah-langkah-

pengendalian-korosi-part-3-selesai/. (Diakses pada tanggal 20 febuari

2015)

Anonim. Teknik Pengendalian Korosi. (online). https://www.google.com/ search?

q=teknik+pengendalian+korosi&oq=teknik+&aqs=chrome.2.69i57j69i61j

69i59l2j69i61l2.8480j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8.

(diakses pada tanggal 20 febuari 2015)