teknik komunikasi dalam pembinaan tahfidz al...

71
TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL-QUR’AN TERHADAP ANAK ASUH YAYASAN YATIM PIATU DAN FAKIR MISKIN AMANAH PONDOK LABU JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Siti Nurafifah 109051000094 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H

Upload: hoangnhi

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN

TAHFIDZ AL-QUR’AN TERHADAP ANAK ASUH

YAYASAN YATIM PIATU DAN FAKIR MISKIN AMANAH

PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk memenuhi syarat mencapai gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Siti Nurafifah

109051000094

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M / 1434 H

Page 2: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAANTAHFIDZ AL.QUR'AN TERHADAP ANAK ASUH

YAYASAN YATIM PIATU DAN FAKIR MISKIN AMANAHPONDOK LABU JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Siti NurafifahNIM: 109051000094

JURUSA]\ KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M I t434II

19601202199503 1 001

Page 3: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi )'ang berjudul TEKNIK KOMUNIKASI DALAMPEMBINAAN TAHFIDZ AL-QUR'AN TERHADAP ANAK ASUH

YAYASAN YATIM PIATU DAN FAKIR MISKIN AMANAH PONDOK

LABU JAKARTA SELATAN telah diuiikan dalam siclang mttnaqasvah

FakLrltas Ilmu Dakwah dan Ilmu Koniunil<asi UIN Syarif Hidayatullah Jal<ar1a

pada tanggal 30 Septernber 2013, Skripsi ini telah diterima sebagai salah sattt

syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.l.) pada Jurusan

Komunihasi dan Penyiaran Islam.

Jakarla, 30 September 201 3

Sidang Munaqasyah

Anggota,

Penguji I

NIP. 197609t7 200L122 002

Ketua

llIP.

Dr. Fdtm:iwati. MANrP. 19s50309 199403 1 001

Page 4: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2013

Siti Nurafifah

Page 5: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

i

ABSTRAK

Siti Nurafifah

NIM : 109051000094

Teknik Komunikasi dalam Pembinaan Tahfidz Al-Qur’an terhadap Anak Asuh

Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Amanah Pondok Labu

Yayasan amanah adalah sebagai lembaga sosial kemasyaratan dan

pendidikan yang syarat akan Ilmu pengetahuan umum dan agama. Dalam hal ini

adalah pembinaan tahfidz A-Qur’an yang dilakukan oleh pembina terhadap anak

asuhnya. Pembinaan tahfidz ini pembina menerapkan empat teknik, yakni

informatif, persuasif, instruktif/koersif dan hubungan manusiawi. Adapaun teknik

yang paling banyak digunakan adalah komunikasi persuasif dan hubungan

mnusiawi. Teknik ini paling tepat diterapkan, mengingat pembinaan berhadapan

dengan anak yang notabennya serba kekurangan. Pembina bisa menyampaikan

pesanya dengan baik melalui teknik komunikasi ini. Jadi, penghapal merasa

nyaman dalam menghafal tanpa merasa terpaksa.

Untuk mengetahui teknik komunikasi yang diterapkan oleh pembina

dalam pembinaan tahfidz, maka penulis memaparkan dengan pertanyaan yang

meliputi 1 hal : Bagai mana teknik komunikasi yang dilakukan oleh pembina

tahfidz terahadap anak asuh yayasan amanah dalam pembinaan tahfidz Al-Qur’an.

Adapun teori yang digunakan oleh penulis adalah teori dari Steward L.

Tubbs dan Silvia Mess, menguraikan ciri-ciri komunikasi yang efektif ada lima:

Pengertian, Kesenangan, Mempengaruhi Sikap, Hubungan sosial yang baik,

Tindakan. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode wahdah, metode

kitabah, metode sima’i, metode jama. Dalam hal ini, anak asuh (komunikan)

diberikan materi tahfidz oleh Pembina (komunikator) yang berlangsung secara

tatap muka.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu

menggambarkan sesuatu dengan fenomena yang ada, dengan menggunakan

pendekatan kualitatif, yaitu dengan tehnik pengumpulan data, pengamatan

lapangan, wawancara, dan dokumentasi di Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin

Amanah Pondok Labu. Yang kemudian di deskripsikan, diinterpretasikan, dan di

tafsirkan.

Maka hasil yang diperoleh oleh penulis dalam penelitian ini adalah dua

teknik komunikasi yaitu teknik komunikasi persuasif dan hubungan manusiawi

yang paling banyak digunakan dalam pembinaan tahfidz Al-Qur’an di yayasan

amanah. Sehingga pembinaan dapat berjalan dengan efektif, efisien dan intensif.

Hal ini terlihat dari intensitas komunikasi yang di lakukan setiap bertemu dan di

terapkan dalam pembinaan tahfidz yang menghasilkan feedback langsung dari

komunikan (penghafal) baik berbentuk tindakan secara langsung ataupun

penghafal memberikan tanggapan langsung mengenai materi tahfidz yang

disampaikan oleh pembina.

Page 6: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya hambatan yang

berarti. Shalawat serta salam penulis haturkan keharibaan sang pendidik sejati

Rasulullah Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat, tabi’in dan para umat yang

senantiasa berjalan dalam risalah-Nya. Dengan selesainya karya ilmiah ini penulis

tidak lupa mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak

yang telah memberikan sumbangan baik moril maupun spiritual. Selanjutnya

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Arief Subhan, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pudek I, Drs. H. Mahmud

Jalal, MA selaku Pudek II dan Drs. Study Rizal LK, MA selaku Pudek III.

2. Drs. Jumroni, M. Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

dan Umi Musyarofah, M. Ag, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam yang telah memberikan masukan-masukan.

3. Bapak Drs. Masran, M. Ag, selaku Dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya dan pikirannya selama penulis penyelesaikan

penulisan skripsi ini.

4. Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang dengan penuh keikhlasan

memberikan ilmunya kepada para mahasiswa, sehingga kami dapat

menambah wawasan dan pemikiran kami selama dibangku kuliah.

5. Segenap staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi yang telah banyak membantu dalam penyediaan buku-buku

tentang kajian yang penulis teliti.

6. Bapak Drs. H. Syarifuddin, pimpinan Yayasan Amanah Pondok Labu

Jakarta Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

Page 7: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

iii

7. Ibu Hj. Nurhayati S.Pd, selaku sektetaris sekaligus pembina tahfidz Al-

Qur’an dan seluruh pembina lainnya yang membantu penulis untuk

mengadakan penelitian.

8. Keempat Orang tua tercinta, Bpk Drs. H. Hfidz M.A, Ibu Hj. Zainah, Bpk

Adhari dan ibu Rosiyah. Tercinta, Kakakku tersayang Yayah, Badru,

Rusmah, adikku tersayang, Hani, Izal, Albi dan Mubarok, Atas do’a dan

dukungan yang diberikan untuk mewujudkan cita-cita.

9. Kakanda Rahmat Okky Maulana yang telah membantu pengetikan,

mencari buku serta memberikan support yang sangat besar saya hanya

memberikan sebuahkata terimakasih atas segalanya.

10. Teman-teman KPI angkatan 2009 yang tidak penulis sebutkan satu

persatu, dengan penuh keakraban membawa suasana kelas menjadi hangat

penuh dengan canda tawa.

11. Serta seluruh pihak-pihak yang tidak disebutkan, yang telah membantu

penulis, dalam penulisan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat penulis lakukan. Jika

terdapat kekurangan mohon dari pembaca memberikan saran dan kritikan demi

penyempurnaan, penulis terima dengan lapang dada.

Wassalam

Jakarta, September 2013

Siti Nurafifah

Page 8: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 4

D. Metodologi Penelitian ............................................................. 5

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Teknik Komunikasi ................................................................. 10

1. Definisi Teknik Komunikasi ............................................. 10

2. Proses Komunikasi ............................................................ 13

3. Klasifikasi Teknik Komunikasi ......................................... 18

B. Korelasi Antara Komunikasi dan Pembinaan Tahfidz Al-

Qur’an ...................................................................................... 20

1. Pengertian Pembinaan ..................................................... 20

2. Pengertian Tahfidz Al-Qur’an ........................................... 22

3. Metode Tahfidz Al-Qur’an ................................................ 23

C. Konseps Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin ................... 26

1. Pengertian Yayasan ........................................................... 26

2. Pengertian Yatim Paitu ..................................................... 27

3. Pengertian Fakir Miskin .................................................... 27

Page 9: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

v

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN AMANAH PONDOK

LABU JAKARTA SELATAN

A. Latar Belakang Pendirian Yayasan ......................................... 29

B. Visi dan Misi Yayasan ............................................................. 31

C. Letak Geografis Yayasan......................................................... 33

D. Struktur Organisasi .................................................................. 33

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Penerapan Teknik Komunikasi ................................................ 35

1. Komunikasi Informatif .................................................... 38

2. Komunikasi Persuasif ....................................................... 41

3. Komunikasi Instruktif/koersif .......................................... 45

4. Hubungan Manusiawi ....................................................... 48

B. Faktor Penunjang dan Penghambat Teknik Komunikasi

dalam Pembinaan Tahfidz Al-Qur’an .................................... 49

1. Faktor Penghambat .......................................................... 49

2. Faktor pendukung ............................................................ 50

3. Solusi Mengurangi Tingkat Hambatan dalam Melakukan

Kegiatan Tahfidz ............................................................. 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 52

B. Saran-saran .............................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berupa wahyu disampaikan

oleh Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. Didalamnya terkandung ajaran pokok

yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Fungsinya

bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan yang benar demi

memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat1.

Al-Qur’an merupakan dasar ideal dari pendidikan Islam, isinya sangat luas

dan dalam, yang semuanya itu mengarah pada peningkatan kehidupan manusia

ketingkat yang lebih baik dan sempurna. Dengan kata lain semua ajaran islam

yang terkandung dalam Al-Qur’an pada akhirnya mengarah supaya mendekatkan

diri kepada Allah SWT, dengan cara berbagai aktivitas yang berguna bagi

kehidupan umat manusia pada umumnya.

Menghafal merupakan suatu kegiatan yang mengikut sertakan aktivitas

ingatan di dalamnya. Menurut pakar Psikologi Anak, ingatan anak usia 6-20 tahun

ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya

memorisasi (sama dengan sengaja memasukan dan meletakan pengetahuan dalam

ingatan) adalah paling kuat. Dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan

paling banyak2. Dalam hal ini yayasan, membuat kegiatan tahfidz mulai dari sejak

dini, dengan tujuan anak asuh yang mereka bina menjadi anak yang berprilaku

1 M. Quraish Shihab, Membumikan AL-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1997), Cet-Ke 17, h. 9

2 Kartini Kartono, Psikologi Anak (PsikologiPerkembangan), (Bandung: CV. Mandar

Maju, 1990), Cet-Ke 4, h. 138

Page 11: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

2

sesuai dengan Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai manusia yang Qur’ani.

Kegiatan menghafal ini sudah jelas diperintahkan dalam Al-Qur’an surat Al-

Qamar ayat 22, bahwasanya Tuhan telah memudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran,

maka dari itu manusialah yang harus mengambil pelajaran tersebut yang Allah

mudahkan tersebut.

Pembinaan tahfiz Al-Qur’an sangatlah diperlukan, mengingat zaman

sekarang ini, merosotnya tingkat atau nilai-nilai agama yang dimiliki oleh anak,

zaman sekarang ini sudah sangat maju, dimana anak-anak sangat disibukan oleh

arus teknologi, media dan hiburan-hiburan yang sifatnya terjerumus kearah yang

tidak baik, terlebih lagi kepada anak yatim yang tidak mempunyai seorang ayah

untuk mendidik serta membimbing mereka agar mereka berprilaku yang lebih

baik dan benar sesuai dengan ajaran agama.

Pembina harus menggunakan keterampilan dalam berkomunikasi,

bagaimana cara mengajak anak asuhnya agar mau mengikuti kegiatan tahfidz

dengan menggunakan teknik-teknik yang ada. Dalam pembinaan tahfidz pembina

menerapkan teknik komunikasi yaitu teknik komunikasi informatif, persuasif,

instruktif/koersif dan hubungan manusiawi yang diterapkan dalam pembinaan

tahfidz ini.

Pada awalnya Pembina mencotohkan dengan membacakan ayat-ayat Al-

Qur’an, kemudian anak asuh tersebut diminta untuk membaca ulang sesuai

dengan yang dicontohkan oleh pembina. Dengan berkali-kali. Sehingga secara

tidak sadar anak-anak tersebut hafal dengan sendirinya. Metode-metode yang

diterapkan dalam pembinaan tahfidz juga sangat menarik, mulai dari meminta

Page 12: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

3

mengulang bacaan yang telah dicontohkan, menulis ayat-ayat lalu setelah menulis

mereka diminta untuk membaca dan menghafalnya, serta metode mendengarkan,

dan diminta menghafal secara kolektif atau sendiri-sendiri3.

Hal yang menarik dari yayasan yatim piatu amanah ini yang telah

lama berdiri, banyak membuat perubahan pada masyarakat sekitar,

diantaranya dalam bidang keagamaan, sehingga kehidupan sehari-hari

diwarnai oleh nilai-nilai keagamaan. Dan memiliki ciri khas dari yayasan-

yayasan lainnya yaitu kegiatan tahfidz Al-Qur’an sejak dini. Untuk itu penulis

tertarik untuk membahas masalah yang dituangkan dalam skripsi yang

berjudul “Teknik Komunikasi dalam Pembinaan Tahfidz Al-Qur’an

Terhadap Anak AsuhYayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Amanah

Pondok Labu Jakarta Selatan”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh yayasan yatim piatu dan

fakir miskin terhadap anak asuhnya, yakni kegiatan belajar mengajar di

sekolah, kegiatan belajar mengajar di TK (Taman Kanak-kanak, kegiatan

belajar mengajar di TPA (Taman Pendidikan Agama),belajar mengaji,

belajar ilmu agama, dan juga belajar ilmu-ilmu umum lainnya, serta

belajar marawis dan tahfidz al-Qur’an.

Melihat banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh anak asuh di

yayasan yatim piatu dan fakir miskin amanah non-asrama, maka penulis

3 A. Muhaimin Zen, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: PT. Al-Husna

Zikri, 1996), Cet-Ke 1, h. 37.

Page 13: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

4

hanya membatasi penelitiaan pada teknik komunikasi dalam pembinaan

tahfidz al-Qur’an anak asuh yayasan yatim piatu dan fakir miskin pada

hari minggu ini. Adapun perumusan masalah sebagai berikut:

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka untuk memperjelas

permasalahan dan mempermudah mencari data, penulis merumuskan

permasalah utamanya sebagai berikut, Bagaimana teknik komunikasi

dalam pembinaan tahfiz al-Qur’an terhadap anak asuh yayasan Amanah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

ingin mengetahui teknik komunikasi yang diterapkan oleh pemina dalam

pembinaan tahfidz Al-Qur’an anak asuh di yayasan amanah.

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan teknik komunikasi

yayasan yatim piatu dan fakir miskin amanah Pondok Labu Jakarta

Selatan dalam pembinaan tahfidz Al-Qur’an terhadap anak asuh.

b. Untuk mengetahui penerapan teknik komunikasi yayasan yatim piatu

dan fakir miskin amanah Pondok Labu Jakarta Selatan dalam

pembinaan tahfidz Al-Qur’an terhadap anak asuh.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja

yang dimiliki yayasan yatim piatu dan fakir miskin amanah Pondok

Labu Jakarta Selatan dalam pembinaan tahfiz Al-Qur’an terhadap anak

asuh.

Page 14: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

5

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penulis berharap penelitian ini dapat memperkaya kajian

mengenai teknik komunikasi dalam hal mengetahui pembinaan tahfidz

Al-Qur’an anak yatim dan fakir miskin yang diasuh untuk kepentingan

saat ini dan selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Dapat menjadi bahan masukan bagi pengurus yayasan atau

lembaga mengenai teknik berkomunikasi dalam hal pembinaan tahfiz

Al-Qur’an pada lembaga yang mengurusi anak-anak yatim dan fakir

miskin.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni metode yang

dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata

sekarang (sementara berlangsung)4. Metode deskriptif bertujuan untuk

melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau

bidang tertentu secara faktual dan cermat5. Metode deskriptif juga dapat

diartikan sebagai prosedur pemecah masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat lainnya), pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta tampak atau sebagaimana mestinya6.

4 Conseuelo G, Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia, UI Press, 2006), Cet-Ke 1, h. 71 5 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya,

2007), h. 22 6 Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985), Cet-Ke

2, h. 139

Page 15: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

6

Di sini penulis menggunakan Pendekatan kualitatif, dimana

pendekatan ini adalah metode yang dihasilkan dari data-data yang

dikumpulkan dan berupa kata-kata serta merupakan suatu penelitian

ilmiah. Bogdan dan Taylor mendefinisikan kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis

atau lisan dari orang-orang pelaku pembinaan dan yang diamati7.

2. Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Pembina tahfidz yaitu H.

Muhammad Yusuf, Drs. H. Syafruddin, Hj. Nurhayati S. Pd, Nuryanih,

S.Ag, Amanah. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

teknik komukasi yang dilakukan oleh pembina dalam pembinaan tahfidz

anak asuh di Yayasan Amanah Pondok Labu.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah

Yayasan Amanah Pondok Labu yang bertempat di Jl. H. Kamang Rt.

008/10 No. 19 Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta

Selatan. Sedangkan waktu penelitian di lakukan mulai tanggal 22 Februari

- 8 Juni 2013.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode ilmiah, observasi diartikan

sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-

7 Lexy 3, Maleong, Metodologi Pendidikan Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), Cet-Ke13, h. 111

Page 16: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

7

fenomena yang diselidiki8. Metode ini dilakukan dengan cara

melakukan penelitian langsung ke objeknya. Dalam kegiatan observasi

penulis akan meneliti tentang teknik komunikasi dalam pembinaan

tahfidz al-qur’an anak asuh yang dilakukan di Yayasan Amanah.

b. Wawancara

Adapun yang diwawancara dalam skripsi ini adalah

koordinator pendidikan dan keagamaan dan 5 perempuan dan 5 laki-

laki anak asuh tersebut Yayasan Amanah. Wawancara ini dilakukan

dengan rangka untuk memperoleh data dari sumber masalah yang akan

diteliti dengan mengajukan pertanyaan secara langsung dan dicatat

dengan menggunakan wawancara bebas terpimpin.

c. Dokumentasi

Pengambilan data berupa berupa catatan-catatan, dokumentasi

foto, arsip-arsip dan literature lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.

5. Pengolahan Data

Setelah penulis memperoleh data dari hasil observasi dan wawancara yang

ditujukan kepada ketua yayasan, Pembina tahfidz dan anak asuh tersebut

dikumpulkan, kemudian disusun melalui proses penyederhanaan data

kedalam bentuk yang mudah dibaca dan di fahami.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data diproleh, maka langkah selanjutnya adalah penulis

mengolah dan menganalisa data-data dengan cara menghimpun,

8 Sutrisna Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), Cet-Ke 19, h.

139

Page 17: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

8

mempelajari, mengedit data-data dan memberikan ulasan dan uraian dan

menuangkannya kedalam kata-kata.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis melakukan skripsi ini, penulis telah melakukan

tinjauan pustaka terlebih dahulu yakni kelapangan dalam memperoleh study

penelitian terhadap karya ilmiah terdahulu atau sebelumnya yang mempunyai

kaitan judul atau objek penelitian yang sejenis ataupun yang sama dengan

yang diteliti oleh penulis. Tinjauan pustaka ini bermaksud agar terlihat dan

dapat diketahui perbedaannya bahwa penulis melakukan penelitian sekarang

tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.

Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka baik di Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menemukan judul yang sama: Dikarenakan

belum ada yang menganalisa tentang teknik komunikasi dan usaha-usaha

yang dilakukan oleh yayasan yatim piatu dan fakir miskin amanah tersebut

diatas untuk memberikan pembinaan tahfidz Al-Qur’an terhadap anak asuhnya

tersebut, khususnya terhadap anak yatim. Maka penulis tertarik untuk meneliti

judul tersebut, karena di Indonesia banyak sekali yayasan atau pesantren yang

menjadi wadah bagi anak-anak yatim dalam menyampaikan pendidikan

agama.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab, secara rinci

sistematika penulisannya sebagai berikut:

Page 18: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

9

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama ini akan membahas yang meliputi: latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Dalam bab dua ini membahas yang meliputi: pengertian teknik

komunikasi, pengertian komunikasi, proses komunikasi, klasifikasi

teknik komunikasi, korelasi antara komunikasi dan pembinaan,

pengertian tahfidz Al-Qur’an, pengertian pembinaan, pengertian

yayasan, pengertian yatim piatu dan fakir miskin.

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN AMANAH PONDOK LABU

JAKARTA SELATAN

Dalam bab tiga memaparkan secara singkat tentang sejarah

berdirinya yayasan amanah, yang meliputi latar belakang

didirikannya yayasan tersebut, kemudian tujuan, visi dan misi,

struktur organisasi serta letak geografis Yayasan Amanah.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Bab empat ini membahas yang meliputi: Penerapan Teknik

komunikasi, penerapan tenik komunikasi informatif, komunikasi

persuasif, komunikasi instruksi/koersif dan komunikasi hubungan

manusiawi dalam Pembina tahfidz Al-Qur’an terhadap anak asuh

yayasana amanah Pondok Labu.

BAB V PENUTUP

Bab kelima ini akan membahas meliputi: kesimpulan dan saran.

Page 19: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Teknik Komunikasi

1. Definisi Teknik Komunikasi

Sebelum membahas tentang teknik komunikasi penulis akan

mendefinisikan apa teknik komunikasi itu? Menurut Kamus Bahasa

Indonesia teknik adalah cara membuat sesuatu, cara melaksanakan atau

mengerjakan sesuatu yang berhunbungan dengan seni1. Secara istilah

teknik berasal dari bahasa Yunani “tecnikos” yang berarti keterampilan

atau keperigelan2.

Istilah teknik didefinisikan dengan cara-cara dan alat yang

digunakan oleh pembina dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung

dalam pelaksanaan pembinaan pada waktu itu.

Berdasarkan pengertian teknik diatas maka penulis dapat menarik

kesimpulan, bahwa teknik adalah cara, metode seorang pembina dalam

menyampaikan suatu pesan, untuk mencapai suatu tujuan yang tepat.

Secara etimologi komunikasi dalam kamus besar bahasa Indonesia

diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita3

.

Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicate yang berarti berbicara,

menyampaikan pesan, informasi, pikiran, gagasan dan pendapat yang

dilakukan oleh sesorang kepada orang lain dengan mengharapkan jawaban,

1 Dept. Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2003) h. 540 2 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Rosda Karya, 2007) h.

55. 3 Dept. Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.454

Page 20: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

11

tanggapan atau arus balik (feed back)4

. Menurut Onong komunikasi

mempunyai arti pemberitahuan atau pertukaran pikiran5

. Sedangkan

menurut Astrid Susanto perkataan komunikasi mempunyai arti

berpartisipasi atau memberitahukan6.

Sedangkan secara terminologi pengertian komunikasi terdapat

banyak pendapat dari para ahli komunikasi, diantaranya :

a. Menurut Steward L. Tubbs dan Sivia Mess, sebagaimana dikutip oleh

Jalaludin Rahmat dalam bukunya “Psikologi Komunikasi” ia

menguraikan ciri-ciri komunikasi yang baik dan efektif paling tidak

dapat menimbulkan lima7 :

1) Pengertian : Komunikator dapat memahami, mengenai pesan-pesan

yang di sampaikan pada komunikan.

2) Kesenangan : Menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta

menyenangkan.

3) Mempengaruhi sikap : Dapat mengubah sikap orang lain sehingga

bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa

terpaksa.

4) Hubungan sosial yang baik : Menumbuhkan dan mempertahankan

hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.

5) Tindakan : Membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang

sesuai dengan pesan yang diinginkan.

4 A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2001), h.35

5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Toeri dan Praktek, (Jakarta: PT Remaja

Rosdakarya, 2001), Cet-Ke 1, h. 4 6 Phil Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1998),

Cet-Ke 1, h. 1 7 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),

Cet-Ke 15, h. 13-16

Page 21: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

12

Dari ciri-ciri komunikasi yang efektif di atas, dapat di pahami

bahwa komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan hidup manusia

melalui komunikasi akan ditemukan jati diri, konsep diri dan

menetapkan hubungan dengan dunia sekitarnya.

b. James : “Perbuatan menyampaikan suatu gagasan atau informasi dari

dari seseorang kepada orang lain”8.

c. Wilbur Schramm : “Definisi komunikasi yang berasal dari bahasa

Latin communis yang berarti bila kita mencoba untuk berbagi

informasi, idea, atau sikap sehingga menjadikan sipengirim dapat

berhubungan bersama dengan sipenerima guna menyampaikan isi

pesan”9.

d. Onong Uchjana mengatakan, “komunikasi berarti proses penyampaian

sesuatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain”10

.

Dari definisi diatas dapat kita ambil sebuah kesimpulan pengertian

teknik komunikasi adalah sebuah cara berkomunikasi yang terjadi dalam

sebuah komunitas baik yang terjadi secara individu maupun secara

kelompok.

Dengan mengetahui cara pada sebuah proses komunikasi maka kita

dapat mengetahui teknik komunikasi apa yang digunakan sehingga apabila

terjadi sebuah kekurang atau kelemahan kita dapat meminimalisasikannya

sehingga tidak menjadi sebuah kesalahan dalam penyampaian sebuah

informasi dan dalam sebuah proses komunikasi.

8 James G. Robins, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet-Ke

4, h. 1 9 T. A. Latif Rosyidi, Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: 1985), h.

48 10

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 9

Page 22: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

13

2. Proses Komunikasi

Sebelum kita mengetahui klasifikasi teknik komunikasi apa yang

diterapkan dalam sebuah komunitas baik secara individu maupun

organisasi maka kita perlu melihat proses komunikasinya, karena teknik

komunikasi tersebut terlahir dari berbagai proses komunikasi sehingga

keduanya tidak dapat dipisahkan karena menjadi sebuah satu kesatuan.

Tanpa kita melihat proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah aktivitas

komunikasi maka kita tidak dapat mengetahui teknik komunikasi apa yang

digunakannya.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu :

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer

dalam proses komunikasi adalah bahasa yang secara langsung mampu

menerjemahkan pikiran atau perasaan kepada komunikator. Pertama-

tama komunikator menyandi (encode) pesan yang disampaikan kepada

komunikan, ini berarti ia mempormulasikan pikiran atau perasaannya

kedalam bahasa yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.

Kemudian menjadi giliran komunikan yang mengawa-sandi (decode)

pesan komunikator itu. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang

mengandung pikiran atau perasaan komunkator tadi dalam konteks

pengertiannya.

Yang penting dalam proses penyandian (coding) itu bahwa

komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat mengawa-sandi

(decoding) hanya kedalam kata bermakna yang pernah diketahui dalam

Page 23: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

14

pengalamannya masing-masing, karena komunikasi berlangsung

apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh

komunikan, dengan kata lain komunikan adalah proses membuat

sebuah pesan setala (tuned) bagi komunikator dan komunikan.

Dalam situasi itu sudah terbiasa pula kita memperoleh umpan balik

baik dari persaan kita sendiri maupun dari seorang komunikan yang

menjadi penerima pesan kita. Komunikator yang baik adalah orang

yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga ia dapat segera

mengubah gaya komunikasinya dikala ia mengetahui bahwa umpan

balik dari komunikan bersifat negatif.

b. Proses Komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau

sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media

pertama. Seperti yang telah diterangkan diatas pada umumnya bahasa

yang banyak digunakan dalam komunikasi karena bahasa sebagai

lambang yang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat dan

sebagainnya, baik mengenai hal yang abstrak maupun yang konkrit.

Namun pada akhirnya sejalan dengan berkembangnya masyarakat

beserta peradaban dan kebudayaan, komunikasi mengalami kemajuan

dengan memadukan berlambang bahasa dengan komunikasi

berlambang gambar dan warna. Akan tetapi oleh para ahli komunikasi

diakui bahwa keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya

dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif. Menurut

mereka yang efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan persuasif

Page 24: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

15

adalah komunikasi tatap muka karena kerangka acuan komunikasi

dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses

komunikasinya umpan balik berlambang seketika dalam arti kata

komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat

itu.

Proses Komunikasi

Dari penjelasan tentang proses komunikasi diatas peneliti merasa juga

harus memperhatikan unsur-unsur yang ada didalamnya, karena unsur-unsur

tersebut merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam bahasa

komunikasi unsur-unsur tersebut adalah :

a. Sumber (source)

sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dalam

rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang,

lembaga, buku atau sejenisnya. Dalam hal ini yang perlu kita perhatikan

adalah kredibilitas terhadap sumber itu sendiri. Apabila kita salah

mengambil sumber kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan akan

berakibat lain dari apa yang kita harapkan11

.

11

H. A.W. Widjaya, Komunikasi dan hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,

1997), Cet-Ke 3, h.12

Sender Encoding

Massagge Dekoding

Reciver

Noise

Response Feed Back

Page 25: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

16

b. Komunikator (penyebar pesan)

komunikator yaitu unsur yang menyampaikan pesan atau menghubungkan

pesan kepada pihak lain. Komunikator berfungsi sebagai sumber yang

dilimpahi wewenang untuk menyebarluaskan pesan atau berita yang

diistilahkan delegated source. Komunikator dapat berupa individu yang

sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi

seperti: surat kabar, radio, televise, film dan sebagainnya. Dalam

penyampaian pesan komunikator dapat berperan sebagai komunikan

(penerima pesan) atau sebaliknya komunikan bisa menjadi seorang

komunikator.

c. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari pendapat yang disampaikan oleh

komunikator, pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai

pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku

komunikan.

Selain itu pesan yang disampaikan agar tepat mengenai sasaran

harus memenuhi syarat:

1) Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik, sesuai dengan

kebutuhan kita

2) Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua

belah pihak

3) Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta

menimbulkan kepuasan12

.

12

H. A.W. Widjaya, Komunikasi dan hubungan Masyarakat, h. 14

Page 26: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

17

d. Saluran (channel)

Saluran (channel) adalah saluran penyampaian pesan yuang diterima

melalui panca indra atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi

yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut daya salurannya, baik

yang bersifat formal atau resmi dan saluran informal atau yang bersifat

tidak resmi.

e. Penerima (komunikan)

Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan berfungsi

sebagai decoder, yakni menerjemahkan lambang-lambang pesan kedalam

konteks pengertiannya sendiri13

. komunikan yang mempunyai peranan

sebagai penerima pesan atau sebagai pihak yang menjadi sasaran

komunikasi haruslah mengikuti dan menyesuaikan diri dengan proses

komunikasi agar tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga sampai pada

tujuan komunikasi.

f. Efek

Efek adalah hasil akhir suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku

orang, sesaui atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Jika sikap dan

tingkah laku orang lain itu tidak sesuai, berarti komunikasi yang kita

lakukan dapat dikatakan berhasil14

. Demikian pula sebaliknya jika tidak

sesuai maka komunikasi yang dilakukan tidak berjalan dengan baik atau

dengan kata lain adanya hambatan-hambatan dalam prosesnya.

g. Umpan Balik (feed back)

Dengan adanya umpan balik, situasi ketidak menetuan dapat ditekan

sekecil mungkin. Pemberi pesan atau penerima pesan selalu berusaha

13

Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi (Yogyakarta: PT Al-Amin

Press . 1996), Cet-ke 3, h.28 14

H. A. W. Widjaya, Komunikasi d an Hubungan Masyarakat, h. 48

Page 27: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

18

untuk memastikan bahwa pesan itu diterjemahkan oleh si penerima15

.

Biasanya kita lebih merasa puas dengan jawaban “ya atau mengerti” atas

pertanyaan ikhwal sudah dipahami atau tidak, padahal kita belum yakin

benar tentang bagaimana bentuk pemahaman itu. Dengan adanya umpan

balik tercipta komunikasi dua arah (timbal balik). Tanpa adanya umpan

balik, kerancuan dapat timbul sebagai akibat penafsiran yang ditujukan

yang salah atau keliru.

3. Klasifikasi Teknik Komunikasi

Setelah kita melihat proses komunikasi beserta unsur-unsurnya

diatas maka kita dapat melihat seiring berjalannya sebuah proses

komunikasi berkembang pula teknik-teknik komunikasi, menurut Prof. Drs.

Onong Uchjana Effendy, M.A. Dalam bukunya “Ilmu komunikasi teori

dan praktek” bahwa dalam sebuah proses komunikasi terdapat pembagian

atau klasifikasi teknik komunikasi yakni16

. :

a. Teknik Komunikasi Informatif, yaitu memberikan keterangan-

keterangan (fakta-fakta), kemudian komunikan mengambil kesimpulan

dan keputusan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif justru

lebih berhasil dari persuasi17

.

b. Komunikasi Persuasif, yaitu berisikan bujukan, yakni membangkitkan

pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan

akan memberikan rupa pendapat sikap sehingga ada perubahan. Tetapi

perubahan ini adalah atas kehendak sendiri (bukan paksaan).

Perubahan tersebut diterima atas kesadaran sendiri18

.

15

H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 48 16

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M. A, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 8 17

H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 14 18

H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 14

Page 28: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

19

c. Komunikasi Instruksif/koersif, yaitu penyampaian pesan yang bersifat

memaksa dengan menggunkan sanksi-sanksi apabila tidak

dilaksanakan. Bentuk yang terkenal dalam penyampaian model ini

adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan

tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif dapat

berbentuk perintah-perintah, instruksi, dan sebagainya19

.

d. Hubungan Manusiawi (human relation), Hubungan manusia adalah

terjemahan dari human relation, ada juga orang yang menterjemahkan

menjadi “hubungan manusia” dan “hubungan antar manusia”, yang

sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan tidak seperti

orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian

suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara

orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur

kejiwaan yang sangat mendalam. Hubungan manusiawi dikatakan

komunikasi karena sifatnya action oriented, yang mengandung sebuah

kegiatan untuk merubah sikap, pendapat, atau prilaku seseorang20

.

Hubungan manusiawi dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang

dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang

kehidupan. Jadi, hubungan manusiawi dapat dilakukan di mana saja

berada seperti, di rumah, di jalan, dalam bis, dan sebainya, sedangkan

hubungan manusiawi dalam arti sempit adalah interaksi antara

seseorang dengan orang lain. Akan tetapi, interaksi disini hanyalah

dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan (work

organization).

19

H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 15 20

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M. A, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 138-

141

Page 29: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

20

Adapun teknik dalam hubungan manusiawi ini dapat dilakukan untuk

menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah

pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia.

B. Korelasi Antara Komunikasi dan Pembinaan Tahfidz Al-Qur’an

Dari penjelasan diatas maka kita mendapatkan sebuah ilustrasi yang

menunjukan tentang teknik komunikasi yang biasanya dalam sebuah proses

komunikasi. Namun bagaimana berlangsungnya penerapan teknik komunikasi

dalam sebuah proses pembinaan tahfidz Al-Qur’an?

Teknik pembinaan tahfidz Al-Qur’an juga bisa dikatakan dengan

berdakwah sebagai arti untuk mengajak umat manusia dengan hikmah

kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Seiring

perkembangan ilmu pengetahuan banyak mengadopsi dan memberikan

pengertian lain sesuai dengan bidang ilmu atau kegiatan yang menyertainya.

Ilmu dakwah juga mengadopsi kata teknik komunikasi untuk menjelaskan

rangkaian kegiatan dakwah dan untuk dapat membantu pencapaian tujuan

dakwah itu sendiri. Jadi pembinaan tahfidz merupakan bagian dari Islam

karena merupakan sebuah manifestasi dari pembinaan manusia untuk hidup

mencapai kebahagiaan lahir batin, individu dan masyarakat secara Qur’ani.

Jadi teknik pembinaan tahfidz tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip

Islam itu sendiri. Pengertian teknik itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari

kedua rangkaian tersebut.

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari bahasa arab yaitu “bina” yang artinya

bangun, setelah dilakukan pemindahan kedalam bahasa indonesia, jika

Page 30: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

21

diberi awalan “pe” dan akhiran “an” maka menjadi pembinaan, yang

memiliki arti pembaharuan, penyempurnaan usaha. Tindakan dan kegiatan

yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih

baik21

.

Dari segi terminology arti kata pembinaan adalah “segala usaha

pengelolaan berupa merintis, meletakan dasar. Melatih, membiasakan,

memelihara, mencegah, mengawasi, menyantuni, menyerahkan serta

mengembangkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan,

mewujudkan manusia dengan mengadakan dan menggunakan segala dana

dan daya yang dimiliki22

.

Pembinaan adalah suatu upaya kegiatan yang terus menerus untuk

memperbaiki. Meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan dan

mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sarana

pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai

pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga

maupun kehidupan sosial masyarakat23

.

Sedangkan pembinaan menurut Prof. Zakiyah Daradjat dalam

bukunya yang berjudul “Ilmu Jiwa Raga” mengatakan bahwa “pembinaan

baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar,

berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka

memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar

kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras. Pengetahuan dan

21

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1997) Cet-Ke 9, h. 117 22

BP4, Pusat Pembinaan Keluarga Bahagia Sejahtera, (Jakarta: 1989), h 3 23

Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah / Dakwah Agama, Pembinaan Rohani pada

Dharma Wanita. (Jakarta: depag, 1994) h.8

Page 31: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

22

keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta prakarsa sendiri,

menambah, meningkatkan dan mengembangkan kearah tercapainya

martabat, mutu dan kemampuan manusia yang optimal dan pribadi yang

mandiri24

.

Dari beberapa definisi di atas, jelaslah bahwa pembinaan itu

merupakan suatu usaha terus menerus untuk melatih, mendidik dan

mengembangkan suatu dasar kepribadian yang dimiliki seseorang dalam

mencapai suatu kesempurnaan dengan bakat yang dimiliki dari masing-

masing karakter dan kepribadian.

2. Pengertian Tahfidz Al-Qur’an

Tahfidz Al-Qur’an terdiri dari dua kata yaitu tahfidz dan Al-Qur’an.

Kata tahfidz merupakan bentuk masdar ghoir mim dari kata يحفظ –حفظ-

yang mempunyai arti menghafalkan. Sedangkan menurut Abdul تحفيظا

Aziz Abdul Rauf definisi tahfidz atau menghafal adalah proses mengulang

sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar. Pekerjaan apapun jika

sering diulang, pasti menjadi hafal.

Sedangkan pengertian Al-Qur’an secara etimologi bentuknya isim

masdar, diambil dari kata قراءة وقرأنأ -يقرأ-قرأ yang merupakan sinonim

dengan kata قراءة, sesuai dengan wajan فعلان sebagaimana kata غفران dan

kata انشكر mengandung arti yaitu bacaan atau kumpulan. Sebagaimana

firman Allah SWT. Dalam surat Al-Qiyamah ayat 17 dan 18:

﴾٧١﴾ فإذا قرأناه فاتبع قرآنو ﴿٧١إن علينا جمعو وقرآنو ﴿

Artinya:”Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di

dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.(17)

Sedangkan secara terminologi Al-Qur’an adalah kalamullah yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai mukjizat yang tertulis

24

Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Raga, (Jakart: Bulan Bintang, 1976) Cet-Ke 15, h.36

Page 32: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

23

dalam lembaran-lembaran, yang diriwayatkan secara mutawattir, dan

membacanya merupakan ibadah.

Setelah melihat pengertian tahfidz/menghafal dan Al-Qur’an diatas

dapat disimpulkan bahwa menghafal Al-Qur’an adalah suatu proses untuk

memelihara, menjaga dan melestarikan kemurnian Al-Qur’an yang

diturunkan kepada Rasulullah Saw. Diluar kepala agar tidak terjadi

perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara

keseluruhan ataupun sebagainnya25

.

3. Metode Tahfidz Al-Qur’an

Untuk lebih menunjang tercapainya tujuan atau pembinaan, maka

tentunya diperlukan beraneka macam metode yang tepat dalam

memudahkan para penghafal untuk melakukan hafalannya, sesungguhnya

Allah telah memudahkan Al-Qur’an untuk kita jadikan pelajaran. Ini

sangat jelas dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 22

Artinya: Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran,

Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran

Dari ayat diatas Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an untuk kita

ambil pelajaranya, maka dengan cara menghafal bisa kita ambil

pelajarannya. Sesungguhnya Allah telah memudahkan bagi kita untuk

mempelajarinya. Dalam pembinaan tahfidz ini pembina juga

menggunakan metode-metode yang ada seperti :

25

http://www.google.com/search?q=pengertian%20tahfidz&ie=utf-8&oe=utf-

8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&source=hp&channel=np. Diakses pada

tanggal 15 april 2013.

Page 33: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

24

a. Metode (Thariqah) Wahdah

Metode ini adalah menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang

hendak dihafalnya, setiap ayat bisa dibaca sebanyak tujuh kali, atau 13

kali, atau lebih sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam

bayangannya dan membentuk gerak refleks pada lisanny. Untuk

menghafal cara seperti ini, maka langkah selanjutnya ialah membaca

dan mengulang-ngulang tiap ayat sehingga semakin banyak di ulang

maka kualitas hafalan akan semakin efektif.

b. Metode (Thariqah) Kitabah

Artinya menulis. Pada metode ini penghafal terlebih dahulu menulis

ayat-ayat yang akan dihafalnya pada buku yang memang sudah

diberikan oleh pembina, kemudian ayat-ayat tersebut dibacanya

sehingga lancar dan benar bacanya, lalu dihafalnya. Menghafal bisa

dengan metode Wahdah, atau berkali-kali menuliskannya sehingga

penghafal bisa dapat sambil memperhatikan dan sambil menghafalnya

dalam hati. Metode ini cukup praktis dan baik, karena disamping

membaca dengan lisan, aspek visual dengan menulis juga akan sangat

membantu dalam mempercepat terbentuknya pola hafalan dalam

bayangannya.

c. Metode (Thariqah) Sima’i

Artinya mendengar. Yang diamksud dengan metode ini adalah

mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan

sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra, bagi

anak-anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal tulisan

Page 34: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

25

bacaan Al-Qur’an. Pada metode ini dapat dilakukan dengan dua

alternatif yaitu mendengar dari yang membina, terutama bagi

penghafal anak-anak, dan yang kedua merekam terlebih dahulu ayat-

ayat yang akan dihafalnya kedalam vita kaset atau handpone sesuai

dengan kebutuhan dan kemampunnya.

d. Metode (Thariqah) Jama

Yang dimaksud dengan metode ini ialah cara menghafal yang

melakukan secara kolektif atau secara bersama-sama dalam

membacakan ayat yang akan dihafalnya, yang di pimpin oleh seorang

pembina. Pertama, pembina satu ayat atau beberapa ayat dan penghafal

menirukannya secara bersama-sama. kemudian pembina

membimbingnya dengan mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan

penghafal mengikutinya sampai bacaannya baik dan benar. Selanjunya

penghafal mengikuti bacaan pembina sedikit demi sedikit mencoba

melepaskan mushaf (tanpa melihat mushaf) dan demikian seterusnya

sehingga ayat-ayat sedang dihafalnya itu benar-benar sepenuhnya

masuk dalam bayangannnya26

.

Model metode ini, merupakan upaya dalam membina menurut

ajaran islam yang selaras dengan bentuk keadaan psikologis menurut

masing-masing individu. Dengan menyeimbangkan teknik komunikasi

dengan pembinaan tahfidz Al-Qur’an maka seyogyanya apa yang menjadi

tujuan akan dapat dengan mudah terealisasikan dalam benak mereka

shingga menjadikan modal yang berharga dalam proses perubahan prilaku

mereka.

26

Abu Bakar Ahmad, Kepada Para Pendidik Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991),

h. 13

Page 35: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

26

Lembaga pemasyarakatan adalah sebagai salah satu tempat di

mana dilakukannya kegiatan untuk pembinaan warga binaan

pemasyarakatan berdasarkan sistem atau juga dengan tempat reintegrasi

sosial.

C. Pengertian Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin

1. Pengertian Yayasan

Ada beberapa pengertian Yayasan, diantaranya adalah:

1) Dalam rencana undang-undang no.16 tahun 2000, yayasan adalah

badan hukum yang tidak mempunyai anggota, didirikan dengan

pemisahan kekayaan pendiriinya untuk mencapai tujuan tertentu

dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan27

.

2) Menurut todung Mulia Lubis, yayasan yaitu sebagia organisasi nirlaba

untuk tujuan-tujuan sosial atau keagamaan28

.

3) Dalam ensiklopedia indonesia edisi khusus Yayasan adalah badan

hukum, diadakan dengan akte atau surat wasiat untuk tujuan tertentu

dan diurus oleh pengurus atau pimpinan yayasan. Yayasan berbeda

dengan badan-badan hukum lainnya, yaitu tidak oleh karena adanya

ikatan anatar manusia, melainkan oleh karna adanya pemisahan

sebagai kekayaan seseorang untuk tujuan tertentu. Karena itu pula,

yayasan tidak boleh didirikan untuk mencari laba atau untung29

.

27

Rencana undang-undang No.16 tahun 2000, tentang yayasan pada ketentuan umum

pasal 1 ayat 1 tentang Definisi Yayasan yang disahkan oleh Presiden RI pada tanggal 20 Juli 2001.

Namun berlakunya pada bulan agustus tahun 2002. Penulis peroleh dar www.hukum-online.com 28

Todung Mulia Lubis, RUU Yayasan : Kembalinya Paradigma Kekuasaaan”, Majalah

tempo, (Jakarta), Kolom, edisi 18-24 September 2000 29

Haasn Shadely, (ed.), “yayasan”, ensiklopedia indonesia khusus, (jakarta: PT. Ichtiar

Baru-Van Hoeve), jilid 7, h.3978.

Page 36: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

27

2. Pengertian Yatim Piatu

Kata yatim berasal dari bahasa arab : yatim, menunjukan pelaku;

jamanya adalah yataama atau aitaam. Artinya anak yang bapak ibunya

telah meninggal dunia dan belum dewasa (baligh), baik ia kaya taua

miskin, laki-laki atau perempuan. Istila piatu hanya dikenal di indonesia,

sedangkan dalam literatur fiqih klasik hanya dikenal istilah yatim saja30

.

Menurut pendapat lain, yatim adalah orang yang tinggal mati

ayahnya selagi ia belum mencapai umur baligh31

. Yatim adalah anak yang

belum dewasa dan tidak berbapak lagi32

.

Piatu adalah orang yang tidak beribu bapak atau tidak bersanak

saudara (sendirian)33

.

3. Pengertian Fakir Miskin

Definisi tentang fakir miskin adalah:

a. Orang yang sangat berkekurangan; orang yang terlalu miskin.

b. Orang yang dengan sengaja membuat dirinya menderita kekurangan

untuk mencapai kesempurnaan batin34

.

c. Orang yang susah hidupnya, tidak mempunyai harta dan usaha untuk

memenuhi keperluan hidupnya35

.

Dikalangan para ahli fiqih, masih ada perbedaaan mengenai

batasan fakir dan miskin. Menurut sebagian pakar hukum Islam,

diantaranya :

30

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, “Yatim”, ensiklopedia Islam 5, (Jakarta:

PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), cet-Ke 4, h. 206 31

Ahmad Sunarto, Khutbah Pedoman Muslim; Menyantuni anak yatim (Jakarta: Pustaka

Amani, 1991), h. 113 32

Hasan Shadely, (ed), “fakir”, jilid h. 985 33

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Piatu”, kamus bahasa indonesia edisi

revisi, (Jakarta: Balai pustaka, 1995), Cet-Ke 4, h. 776. 34

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Piatu”, kamus bahasa indonesia edisi

revisi, h. 273 35

Hasan Shadely, (ed), “Fakir”, Jilid 2, h. 985

Page 37: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

28

a. Imam Hanafi berpendapat bahwa fakir adalah orang yang tidak

memiliki penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari. Fakir miskin merupakan orang yang tidak memiliki satu nisab

zakat. Hal ini kebalikan dari orang kaya, yaitu orang yang memiliki

satu nisab zakat.

b. Imam Syaf’i berpendapat bahwa fakir adalah orang yang tidak dapat

mencukupi kehidupan dasar (hajat al-asliyah)

c. Abu Hanifah berpendapat bahwa fakir adalah seseorang yang tidak

berpenghasilan tetap dan tidak ada yang memenuhi kebutuhannya

sehari-hari36

.

Sedangkan definisi tentang miskin adalah :

a. Orang yang tidak berpenghasilan harta benda; serba kekurangan

(berpenghasilan sangat rendah)37

.

b. Orang miskin adalah orang yang memperoleh pendapatan penerimaan

sebagai imbalan terhadap kerja mereka yang jumlahnya jauh lebih

sedikit apabila dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya38

.

c. Orang yang memiliki pekerjaan tetap, tetapi tidak dapat memenuhi dan

mencukupi kebutuhannya sehari-hari39

.

36

Ensiklopedia Islam 1, “Fakir”, h. 329 37

Kamus besar bahasa indonesia, h.660 38

H. Anshori, “kemiskinan dan penanggulangannya menurut ajaran islam,” Majalah

Akrab, XII, 153, (Februari: 1996), h. 37. 39

Ensiklopedia Islam 1, “Miskin”, h.330

Page 38: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

29

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN AMANAH PONDOK LABU JAKARTA

SELATAN

A. Latar Belakang Pendirian Yayasan

Ada dua hal yang melatarbelakangi pendirian yayasana amanah ini,

yaitu: pertama, adalah tuntutan dari masyarakat sekitar Pondok Labu yang

meminta dan melihat bahwa di wilayah sekitar yayasan mmanah ini, belum

ada sebuah lembaga yayasan atau institusi yang secara khusus menangani

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan yatim piatu dan fakir

miskin secara berkelanjutan. Boleh jadi ada, tetapi kegiatannya tidak sering

yang diharapkan masyarakat.

Kedua, adanya dorongan dari hati masing-masing pengurus yayasan

waktu itu sebelum yayasan dibentuk yang mengarah pada sesuatu yang sama,

yaitu melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya sosial keagamaan terhadap

masyarakat sekitar, sehingga masyarakat tidak akan merasa kesulitan dalam

hal sosial dan keagamaan. Apa yang mereka rasakan dapat pula dirasakan oleh

pengurus. Jika masyarakat mengalami kesulitan dalam hal sosial dan

pengetahuan tentang keagamaan, maka dapat membuat mereka terjebak pada

siatuasi yang sulit, apalagi menyangkut keimanan dan keyakinan mereka.

Sering dikatakan hampir saja kefakiran itu menyebabkan seorang menjadi

kafir, itu yang menjadikan pengurus membangun dan mendirikan yayasan

amanah ini.

Page 39: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

30

Adapun tujuan dari pendirian yayasan ini adalah agar masyarakat

secara umum dan fakir miskin dan yatim piatu secara khusus bisa terbantu dari

sisi materi, keagamaan maupun moril1.

Dalam pendirian yayasan ini pengurus sepakat memberi nama Amanah.

Pemberian nama “Amanah” pada yayasan tersebut memiliki dua filososfi,

yaitu:

Pertama, yang paling menonjol adalah bahwa ini adalah amanah,

sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur‟an:

Artinya : “sesungguhnya Kami telah mengemukakanamanah kepada langit,

bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu

dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikulah amanat iru oleh

manusia, sesungguhnya manusia itu zalim dan mat bodoh”.

Pengurus hendak memberikan peringatan (warning) kepada pengurus

yayasan masing-masing bahwa apa yang dilakukan oleh mereka itu adalah

amanah dari Allah SWT yang harus diemban dengan baik. Ini dalah amanah,

misalnya ada orang yang memberikan bantuan dana, itu sama sekali bukan

milik pengurus, tapi ini adalah amanah Allah SWT yang harus disampaikan

kepada yang berhak menerima amanah itu, yaitu yatim piatu dan fakir miskin.

Jadi ini untuk mengingatkan kepada para pengurus akan filososfi dari nama

Amanah tersebut.

Kedua, yiatu awalnya pengurus berkeinginan, bahwa kata-kata amanah

itu uraian sebenarnya adalah amar ma‟ruf dan nahi munkar. Jadi amar

1 Drs. H. Syafruddin, Ketua Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Amanah, Wawancara

Pribadi, Jakarta, 21 Februari 2013.

Page 40: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

31

ma‟rufnya adalah Yayasan ini hendak memerintahkan dan memotivasi orang

untuk melakukan suatu perbuatan baik, di antaranya adalah peduli terhadap

sesama. Adapun nahi munkarnya adalah melakukan keagamaan dan kegiatan-

kegiatan kepemudaaan lainnya2.

Dilatar belakangi oleh faktor-faktor tersebut diatas, maka pada tanggal

24 Desember 1997, beberapa orang yang memiliki pemikiran yang sama, di

antaranya Bapak H. Muhammad Talih, Drs. Syafruddin, H. Marullah, Lc,

M.Ag, H. Muhammad Yusuf, dan H. Arsyad, kemudian mendirikan sebuah

Yayasan yang bergerak dibidang sosial dan keagamaan yang diberi nama :

YAYASAN “YATIM PIATU DAN FAKIR MISKIN AMANAH”, disingkat

Yayasan Amanah3.

B. Visi dan Misi

Sebelum organisasi menentukan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus

menetapkan visi dan misi organisasi. Visi dan misi organisasi menyajikan

kerangka kerja yang menuntun suatu nilai dan kepercayaan organisasi.

Pernyataan visi dan misi dari organisasi memainkan peranan penting dalam

strategi pengembangan sistem kualitas. Visi dan misi memberikan identitas

organisasi dan pemahaman terhadap arah yang ingin dituju.

Visi (vision) adalah suatu gambaran ideal yang ingin dicapai oleh

sebuah organisasi di masa yang akan datang. Sedangkan misi (mision) adalah

suatu pernyataan sikap tentang aktivitas dari perusahaan atau organisasi4.

2 Drs.H. Syafrudin, Ketua Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Amanah, Wawancara

Pribadi, Jakarta, 21 Februari 2013. 3 Akta Yayasan Amanah, No. 06/A-YAY/HKM/1998

4 Vibcent Gasdpersz, Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1997, Cet-Ke 1, h. 3.

Page 41: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

32

Adapun visi dari Yayasan Amanah adalah :

1. Mengharapkan yatim piatu dan fakir miskin yang dikembangkan dan yang

disantuni tidak statis menjadi orang yang terus disantuni. Mungkin yatim

piatu adalah ungkapan yang tidak bisa hilang ada diri setiap orang. Tetapi

kalau fakir miskin itu label yang bisa datang dan pergi, hari ini seseorang

disantuni atas nama fakir miskin, besok boleh jadi dia menyantuni orang

karena dia bukan lagi fakir dan miskin.

2. Mengharapakan bahwa yatim piatu dan fakir miskin itu dapat dibantu

dalam hal penyantunan moril maupun materil sesuai dengan kepentingan

mereka dan sesuai dengan kemampuan pengurus, yang dilakukan secara

rutin dan secara proporsional. Banyak seklai lembaga-lembaga yang hanya

menyantuni yatim dan fakir miskin hnaya dalam waktu-waktu tertentu

semata. Kebutuhan yatim piatu dan fakir miskin bukan hanya satu tahun

sekali, kebutuhan mereka bukan hanya pada masa sbulan Muharram saja,

kebutuhan mereka tiap bulan untuk pendidikan, tiap minggu bahkan tiap

hari.

Adapun misi dari Yayasan Amanah adalah ;

1. Memerintahkan siapa saja untuk melakukan mar ma‟ruf nahi munkar,

yaitu melakukan perbuatan-perbuatan yang ma‟ruf dan menjauhi

perbuatan-perbuatan yang munkar.

2. Memerintahkan dan memotivasi mayarakat yang mampu untuk berderma

dan merasa bangga ketika dia mengeluarkan sedekah dari kantongnya dia

sendiri dengan nilai berapapun juga sesuai dengan kapasitas mereka

Page 42: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

33

masing-masing5.

C. Letak Geografis

Secara geografis, Yayasan Amanah terletak di Jl. H. Kamang Rt.

008/10 No. 19 Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Telp. 7664237/75902519.

Pada bagian utara dari Yayasan ini terdapat Madrasah Ibtidaiyah dan

Diniyah Darul „Ulum, bagian barat dan timur bersebelahan dengan perumahan

penduduk dan bagian timur laut terdapat yayasan pendidikan Islam Miftahul

Umam.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada Yayasan Amanah terdiri dari Badan pendiri

dan Badan pengurus.

Badan Pendiri :

Pembina : H. Muhammad Talih

Pengawas : K.H. Abdul Hakim

: H. Muhmmad Yusuf

Badan Pengurus :

Ketua : Drs. H. Syafruddin

Sekretaris : Nuryanih, S.Ag

Bendahara : Hj. Nurhayati S. Pd

5 Drs. H. Syafruddin, Ketua Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Amanah, Wawancara

Pribadi, Jakarta, 21 Februari 2013.

Page 43: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

34

Seksi-seksi :

Pendidikan dan Keagamaan : H. M. Yusuf

Humas : H. Syamsuddin

Olahraga dan Seni : Maruddin

Kepemudaan : Fahmi Syarif

Page 44: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

35

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Penerapan Teknik Komunikasi

Yayasan Amanah merupakan yayasan yang mengasuh anak yatim piatu dan

fakir miskin, membina, dan mendidik dengan tujuan mereka mempunyai

pendidikan yang sama dengan anak-anak yang lainnya (anak yang mampu). Ada

dua bentuk pendidikan diyayasan ini, yaitu pendidikan formal dan non formal.

Berbagai upaya dan usaha yang dilakukan oleh pembina yayasan untuk

mengangkat derajat mereka dimata masyarakat, diantaranya; selain disantuni

mereka juga dibekali berbagai disiplin ilmu, baik pengetahuan agama maupun

pengetahuan umum, namun dalam materi pendidikan selain pelajaran-pelajaran

agama, mereka lebih ditekankan pada materi menghafal A-Qur’an (Tahfidzul

Qur’an) yang diharapkan mereka bisa menjadi generasi Qur’ani, yaitu generasi

yang berpedoman dengan Al-Qur’an.

Allah SWT telah menjelaskan bahwa manusia harus mepelajari Al-Qur’an

yang sudah Allah mudahkan unutuk mebaca, memahami dan menghafalkannya,

maka dari itu yayasan amanah memiliki cara untuk mengamabil pelajaran dari Al-

Qur’an salah satunya dengan melakukan kegiatan tahfidz bagi anak asuhnya.

Adapun waktu yang ditentukan dalam kegiatan tahfidz ini yaitu pada hari

minggu jam 08.00 sampai dengan selesai dan setelah selesai anak asuh disantuni

berupa sembako, pakaian layak pakai, alat mandi, perlengkapan sekolah dan lain-

lain sebagainya. Adapun untuk pembayaran sekolah/SPP itu dibagikan pada awal

bulan.

Page 45: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

36

Dari hasil pengamatan penulis melihat, sebelum dimulainya pembinaan

tahfidz, para pembina melakukan pendeketan terlebih dahulu, dengan mengajak

para penghafal berkomunikasi dan mengajak berolahraga sambil menunggu

teman lainya datang, para pembina ikut serta dalam melakukan olahraga tersebut,

agar bisa lebih dekat dengan para penghafal. Keragaman dalam

berkomunikasipun berbeda-beda, sesuai dengan siapa yang mereka hadapi.

Pembinaan ini benar-benar dilakukan dengan sebaik mungkin. Pembina juga

sebelum memberikan materi hafalan kepada para penghafal terlebih dahulu

pembina meminta dan mengajarkan anak asuh tersebut agar sebelum mereka

memperdengarkan kepada pembina dan membacanya dalam bacaan shalat

mereka, seperti:

1. Terlebih dahulu penghafal membaca dengan melihat mushaf, materi-materi

yang akan diperdengarkan kehadapan pembina minimal dibaca tiga kali.

2. Setelah dibaca dengan melihat mushaf dan terasa ada bayangan lalu dibaca

dengan hafalan (tanpa melihat mushaf) minimal tiga kali dalam satu kalimat

dan maksimalnya tidak terbatas.

3. Setelah satu kali ada dampaknya dan menjadi hafal dengan lancar, kemudian

ditambah dengan merangkaikan kalimat berikutnya sehingga sempurna

menjadi satu ayat.1

4. Setelah materi satu ayat ini dikuasai dengan hafalan yang betul-betul lancar,

maka diteruskan dengan menambah materi baru dengan membaca (melihat

mushaf) terlebih dahulu dan mengulang-ngulang seperti pada materi pertama.

1 Shalah Al-Khalidi, Membedah Al-Qur’an trj. Muhil DA (Surabaya: Pustaka Progresif,

1997), Cet-Ke 1, hal. 103

Page 46: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

37

5. Setelah mendapat hafalan dua ayat dengan baik dan lancar, maka hafalan

tersebut diulang-ulang mulai dari materi ayat pertama dirangkaikan dengan

materi ayat kedua minimal tiga kali.

6. Setelah materi yang tentukan menjadi hafal dengan baik dan lancar, kemudian

hafalan ini diperdengarkan kehadapan pembina untuk ditashih hafalnnya serta

mendapat petunjuk-petunjuk dan bimbingan seperlunya.

7. Waktu menghadap kepada pembina penghafal memperdengarkan materi baru

yang sudah ditentukan dan mengulang materi hari pertama untuk lebih

memantapkan lagi hafalnnya2.

Dari kegiatan diatas maka pelaksanaan pembinaan tahfidz diyayasan

amanah pondok labu cenderung menerapkan empat teknik komunikasi: yaitu,

teknik komunikasi informatif, persuasif, instruksif/koersif dan hubungan

manusiawi. Pembinaan tahfidz dengan menggunakan teknik komunikasi ini tidak

ada yang dominan melainkan saling mendukung antara yang satu dengan yang

lainnya. Sehingga pembinaan tahfidz al-qur’an ini berjalan dengan efektif,

efesien, intensif dan tercipta suasana yang nyaman dan menimbulkan kesenangan

dan ketaatan, pngertian yang menimbulkan tindakan yang sesuai yang diinginkan

pembina dalam menjalankan kegiatan tahfidz tersebut, sehingga anak asuh

tersebut menghapal dengan baik dan lancar.

Komunikasi Informatif, dilaksanakan dalam bentuk tatap muka dimana

pembina duduk bersama dihadapan pentahfidz, untuk diberikan informasi dan

2 Hj. Nurhayati S.Pd, Pembina Tahfidz Al-Qur’an amanah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 10

maret 2013

Page 47: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

38

sedikit pengarahan setelah selesai pembinaan tahfidz berlangsung. Sedangkan

teknik komunikasi persuasif dilaksanakan sebelum kegiatan pembinaan tahfidz

dimulai, dan sedang melakukan kegiatan tahfidz dimana Pembina meminta

seluruh anak asuh untuk mengulangi hapalannya secara bersama, setiap

pertemunnya dan mengajak melakukan olahraga serta merayu para penghafal agar

menyetorkan hafalannya dengan rasa tidak takut. Adapun teknik komunikasi

instruktif/koersif dilakukan ketika Pembina mendapati pentahfidz yang

mengganggu jalannya kegiatan tahfidz, Pembina memberi teguran dan sangsi

yang sesuai dengan sangsi yang sudah disepakati oleh seluruh pimpinan yayasan,

sehingga merasa takut untuk mengulangi kesalahannya. Hubungan manusia

dilaksanakan ketika para penghafal dan pembina bertemu dilain waktu atau dilain

tempat, seperti dijalan, komunikasi mereka tetap terjalin dengan baik, dimanapun

mereka berada.

1. Komunikasi Informatif

Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan bahwa teknik

komunikasi informatif di terapkan dalam pembinaan tahfidz Al-Qur’an

terhadap anak asuh yayasan amanah, sebelum dimulai kegiatan tahfidz semua

pembina berkumpul untuk membicarakan bagaimana cara mengajak anak

asuh untuk melakukan kegiatan menghafal dari sejak dini. Setelah sekian lama

dibicarakan salah satu pembina mengusulkan bagaimana mengajak anak asuh

untuk menghafalkan Al-Qur’an tanpa adanya pro kontra dari masing-masing

anak asuh.

Page 48: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

39

Salah satu pembina ini bernama Hj. Nurhayati S.Pd, beliau membaca

salah satu buku mengatakan, “bagaimana mengajak anak asuh untuk

melakukan tahfidz itu dengan cara tidak memberikan kesadaraan kepada anak

asuh kalau akan dilaksanakannya kegiatan tahfidz ini. Setiap minggu anak

asuh memang berkumpul untuk dibagikan bantuan dari donatur yang

diberikan donatur melalui yayasan3.

Disitulah pembina mulai melaksanakan pembinaan kepada para anak

asuh, sebelumnya setelah berkumpul anak asuh diajak untuk mendo’akan para

donator dengan membaca surat Yasiin, Tabarok, Waqi’ah dan Ar-Rahman.

Tetapi disini pembina mewajibkan untuk menghafal surat yang akan

dibacakan setiap minggunya untuk para donatur. Inilah salah satu teknik

komunikasi yang diterapkan oleh pembina tahfidz.

Setelah mereka menghafal surat yang ditentukan oleh pembina dalam

8 bulan. Mereka diberikan gambaran-gambaran mengenai orang-orang yang

menghafal Al-Qur’an dan menyebutkan dari beberapa manfaat dalam

menghafal oleh pembina, diantaranya :

a. Kebahagiaan atau kemenangan di dunia dan akhirat, jika disertai dengan

amal saleh dan menghafalnya.

b. Tajam ingatannya dan cemerlang pemikirannya. karena itu para penghafal

Al-Qur’an lebih cepat mengerti, teliti, dan lebih apik karena banyak

latihan untuk mencocokan ayat serta membandingkan keporosnya.

3 Drs. H. Syafruddin, Ketua Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Amanah, Wawancara

Pribadi, Jakarta 10 Maret 2013

Page 49: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

40

c. Menghafal bisa mendorong seseorang untuk berprestasi lebih tinggi dari

teman-teman mereka yang tidak hafal dari banyak segi, sekalipun umur,

dan kecerdasan mereka.

d. Memiliki identitas yang baik dan berprilaku jujur. Seseorang yang hafal

Al-Qur’an sudah selayaknya bahkan menjadi suatu kewajiban untuk

berprilaku jujur dan berjiwa Qur’ani. Identitas demikian akan terpelihara

karena jiwanya selalu mendapat peringatan dan teguran dari ayat-ayat Al-

Qur’an yang selalu dibaca.

e. Fasih dalam berbicara, ucapannya benar dan dapat mengeluarkan fonetik

arab dari landasannya secar tabi’i (alami).

f. Memiliki do’a yang mustajab, orang yang hafal Al-Qur’an yang selalu

konsekuen dengan predikatnya Hamalatul Qur’an, yakni yang hafal Al-

Qur’an, memahami dan mengamalkan isi kandungannya merupakan orang

yang dikasihi Allah SWT4.

Setelah diberikan gambaran-gambaran seperti itu pembina melihat

perkembangan minggu berikutnya. Apakah anak asuh tersentuh hatinya untuk

melanjutkan hafalannya kesurat berikunya, atau malah meninggalkan surat

yang sudah mereka hafalkan. Satu minggu berikutnya pembina melihat

antusias anak asuh untuk menghafal sehingga pembina senang sekali akan hal

ini. Anak-anak asuhpun tersentuh hatinya untuk melakukan hal yang sama dan

ingin menjadi seseorang yang Qur’ani seperti orang yang sudah hafal Al-

4 Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an Kaifa Tahfadzul Qur’an, (Bandung :

PT. Sinar Baru Al-Gensindo, 1991), Cet-Ke 1, hal 21

Page 50: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

41

Qur’an dengan dijuluki Pentahfidz yang handal, apabila saya giat menghafal

dan rajin belajar serta memperdalam ilmu agama. Saya akan seperti

pentahfidz yang ada sekarang ini. Jadi dengan memberikan gambaran-

gambaran seperti itu, pembina secara tidak langsung menyadarkan para

pentahfidz sekarang agar lebih giat lagi dalam menghafal. Dan tidak perlu lagi

dengan pemaksaan. Kami melihat perkembangannya. Setiap minggunya para

pentahfidz terlihat lebih giat dan lebih percaya diri menyerahkan hasil

hafalannya ayat demi ayat. Mereka sadar akan kebutuhan menghafal dalam

dirinya masing-masing.

2. Komunikasi Persuasif

Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan bahwa teknik

komunikasi persuasif diterapkan ketika pembina memberikan semangat

kepada anak asuh agar lebih giat lagi menghafal dengan menerapkan metode-

metode yang mungkin bisa membantu para penghafal untuk mengurangi

kepayahan mereka dalam menghafal metode ini juga diperkuat oleh Al-

Qur’an surat Al-Qalam ayat 22 yang berbunyi “Sesungguhnya telah Kami

mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil

pelajaran”. Para penghafal bisa mengambil pelajaran dari Al-Qur’an sesuai

dengan perinta Allah diantaranya agar mudah menghafal Allah memberikan

kemudahan untuk orang-orang yang akan mengambil pelajaran dari Al-

Qua’an dengan metode-metode yang diterapkan oleh pembina, diantaranya :

Page 51: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

42

a. Metode (Thariqah) Wahdah

Metode ini adalah para penghafal diwajibkan untuk menghafal satu

persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafal, setiap ayat bisa dibaca

sebanyak tujuh kali, atau 13 kali, atau lebih sehingga proses ini mampu

membentuk pola dalam bayangannya dan membentuk gerak refleks pada

lisanny. Setelah membaca satu persatu ayat yang hendak dihafal,

penghafal harus mengulang-ulang. Untuk menghafal cara seperti ini, maka

langkah selanjutnya ialah membaca dan mengulang-ngulang tiap ayat

sehingga semakin banyak di ulang maka kualitas hafalan akan semakin

efektif.

b. Metode (Thariqah) Kitabah

Artinya menulis. Pada metode ini penghafal terlebih dahulu

diminta untuk menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada buku yang

memang sudah diberikan oleh pembina, kemudian ayat-ayat tersebut

dibacanya sehingga lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalnya.

Menghafal bisa dengan metode Wahdah, atau berkali-kali menuliskannya

sehingga penghafal bisa dapat sambil memperhatikan dan sambil

menghafalnya dalam hati. Metode ini cukup praktis dan baik, karena

disamping membaca dengan lisan, aspek visual dengan menulis juga akan

sangat membantu dalam mempercepat terbentuknya pola hafalan dalam

bayangannya.

Page 52: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

43

c. Metode (Thariqah) Sima’i

Artinya mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini adalah

mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan

sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra, bagi

anak-anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal tulisan bacaan

Al-Qur’an. Pada metode ini dapat dilakukan dengan dua alternatif yaitu

mendengar dari yang membina, terutama bagi penghafal anak-anak, dan

yang kedua merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya

kedalam vita kaset atau handpone sesuai dengan kebutuhan dan

kemampunnya.

d. Metode (Thariqah) Jama

Yang dimaksud dengan metode ini ialah cara menghafal yang

melakukan secara kolektif atau secara bersama-sama dalam membacakan

ayat yang akan dihafalnya, yang di pimpin oleh seorang pembina.

Pertama, pembina membaca satu ayat atau beberapa ayat dan para

penghafal menirukannya secara bersama-sama. Kemudian pembina

membimbingnya dengan mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan

penghafal mengikutinya sampai bacaannya baik dan benar. Selanjunya

penghafal mengikuti bacaan pembina sedikit demi sedikit mencoba

melepaskan mushaf (tanpa melihat mushaf) dan demikian seterusnya

sehingga ayat-ayat sedang dihafalnya itu benar-benar sepenuhnya masuk

dalam bayangannnya. Metode ini sangat efektif digunakan untuk

penghafal juz 30, karena mereka belum bisa membaca Al-Qur’an sendiri,

tanpa pembina.

Page 53: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

44

Dalam menerapkan teknik komunikasi persuasif ini juga pembina

diabantu dengan startegi-strategi seperti meminta pengulangan ganda

kepada penghafal yang masih sulit untuk membacakan hafalan, tanpa

beralih keayat berikutnya. Apabila ada salah satu atau dua diantara mereka

yang memiliki kekurangan dan sulit dalam menghafal, pembina

membimbingnya secara intensif, melalui tahap-tahap sedikit demi sedikit

sampai mereka bisa membacanya dengan lancar.

Pembina juga menyiapkan dan menyediakan alat olaharaga dan

keterampilan untuk para penghafal. Sebelum dimulai kegiatan menghafal para

penghafal diminta untuk berolahraga sambil menunggu temannya yang belum

datang selama 15 menit, setalah itu penghafal diminta untuk melaksanakan

shalat duha, guna agar hafalan yang mereka lakukan dirumah tetap terjaga,

dan siap untuk disetorkan kepada pembina. Dan setelah mereka melakukan

kegiatan menghafal mereka dipersilahkan mengikuti kegiatan keterampilan,

bagi laki-laki bermain marawis dan bagi perempuan belajar memasak di

pimpin oleh pembina masing-masing.

Sedangkan menurut Ahmad Von Denffer ada beberapa strategi dalam

menghafal Al-Qur’an yaitu: jadikanlah kegiatan menghafal sebagai kegiatan

sehari-hari. Lakukan sedikit demi sedikit, walaupun walaupun sebentar, tetapi

teratur, kemudian baca dan hafalkan ayat-ayat tersebut dengan keras beberapa

kali, dan ulang kembali hafalan yang tadi dalam berbagai kesempatan seperti

dalam shalat5.

5 Ahmad Von Denffer, Ilmu Al-Qur’an dan Pengenalan Dasar, (Jakarta: Rajawali Press,

1988), Cet-Ke 1, h.204-205

Page 54: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

45

Kegiatan ini dilakukan oleh penghafal yayasan amanah. Dalam

mencapai metode ini pembina merayu dan membujuk agar mereka melakukan

kegiatan ini dengan rasa ikhlas dalam hatinya. Sehingga menimbulkan

perubahan dalam dirinya dari adanya manfaat menghafal. Sehingga dengan

sendirinya penghafal dan mengikuti dan melaksanakan apa yang telah

dinformasikan oleh pembinanya. Teknik ini sangat efektif diterapkan dalam

pembinaan tahfidz ini menurut pembina6.

Dengan diterapkannya teknik juga pembina berusaha mendekatkan diri

lebih dekat lagi dengan para penghafal, agar mereka tidak takut dan grogi

ketika menyetorkan hafalannya, disini juga pembina membangunkan rasa

percaya diri dari masing-masing penghafal agar tidak takut dan pede ketika

berhadapan dengan pembina.

3. Komunikasi Instruktif / Koersif

Berdasarkan hasil observasi dilapangan penulis menemukan teknik

komunikasi instruktif /koersif ini diterapkan pada saat dimulainya pembinaan

sampai akhir pembinaan berlangsung. Teknik ini diterapkan dalam pembinaan

tahfidz dikarenakan pada awalnya anak asuh ketika mengetahui akan

diadakannya program tahfidz mereka tidak menyetujui kegiatan ini. Dari

mereka masing-masing berpendapat dan menolak diadakannnya kegiatan ini.

Alasan merekapun beragam, mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah,

membantu orang tua dan sebagainya.

6 Hj. Nurhayati S.Pd, Pembina Tahfidz Al-Qur’an amanah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 10

maret 2013

Page 55: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

46

Dalam hal ini pembina menggunkan teknik komunikasi

instruktif/Koersif, dimana pembina memaksa anak asuhnya untuk menghafal

surat-surat tertentu pada awalnya, tujuannya untuk medo’akan para doantur

yang sudah mengeluarkan hartanya untuk disantuni kepada mereka dan untuk

mendo’akan orang tua saudara mereka yang sudah tiada7. Setelah mereka

menghafal surat-surat yang diberikan oleh pembina, mereka mulai diajak

untuk menghafal Al-Qur’an dari awal, dimulai dari juz 30 dan dilanjutkan ke

juz 1.

Informasi ini diberikan kepada anak asuh setelah mereka menghafal 4

surat yang sudah ditentukan, disini pembina tidak terlalu merasa kesulitan

dalam mengajak anak asuh untuk memulai menghafal juz pertama, karena

sebelumnya pembina sudah memaksa mereka untuk menghafal surat yang 4

tersebut, yang sudah ditentukan oleh pihak yayasan.

Teknik ini juga diterapkan kepada para penghafal ketika pembina

mendapati penghafal yang mengganggu jalannya kegiatan tahfidz dan tidak

taat dalam mentaati peraturan tahfidz. Contohnya ketika seorang anak yang

sedang menunggu temannya menyetorkan hasil hafalannya pembina melihat

dia sedang memainkan handpone genggamnya. Karena pembina dan para

penghafal sebelumnya sudah menentukan sanksi-sanksi yang akan dijatuhkan

apabila seorang penghafal mengganggu kegitan tersebut.

7 Hj. Nurhayati S.Pd, Pembina Tahfidz Al-Qur’an amanah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 10

maret 2013

Page 56: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

47

Pembina langsung meminta Handpone anak tersebut dan memberikan

peringatan untuk anak tersebut, agar mereka tidak lagi mengulang

kesalahannya. Dan sanksi berikutnya yang dijatuhkan kepada anak tersebut

dia dibebani untuk menghafal dua kali lipat dari biasanya pembina berikan.

Contoh berikutnya untuk anak penghafal surat 30 juz atau anak-anak yang

berumur 5-9 tahun, penulis mendapati ketika observasi pembina sedang

memberikan sanksi kepada anak tersebut untuk menulis dua kali lipat dari

sebelumnya penulis berikan. Dan memberikan peringatan kepada anak

tersebut agar tidak mengulangi kesalahannya.

Sangsi yang diberikan kepada para penghafal ketika mereka becanda

atau mengganggu temannya yang sedangg menghafal, membuat mereka

merasa terbebani, sehingga pada setiap pertemuan mereka sangat berhati-hati

ketika meraka akan melakukan sesuatu. Ini sangat terlihat jelas ketika ada

salah satu penghafal yang sedang berbisik-bisik dengan temannya, mereka

sangat berhati-hati takut salah satu pembinanya melihat dia sedang berbicara

dengan temannya, dan mereka takut akan sangsi yang diterimanya.

Sanksi yang diberikan kepada para penghafal ini merupakan perintah

dan peringatan yang diberikan kepada para pengahfal itu merupakan intruksi

dalam komunikasi. Sanksi yang diberikan kepada para penghafal ini tidak

menimbulkan ketakutan yang menjadikan para penghafal stress, tetapi hanya

menimbulkan ketakutan ketika para penghafal tidak menyetorkan hafalannya

minggu ini.

Page 57: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

48

4. Hubungan Manusiawi

Dari pengamatan penulis melihat hubungan manusiawi ini sangat

sering dilakukan, karena komunikasi ini dilakukan oleh pembina dan anak

asuhnya dimanapun mereka beretemu. Jadi tidak hanya diyayasan komunikasi

mereka berlangsung, diluar yayasan pun mereka berkomunikasi dengan baik,

sebagaimana mereka lakukan di yayasan. Sehingga anak asuh tersebut merasa

selalu diperhatikan, sehingga menimbulkan kesenangan dan hubungan sosial

yang baik antara pembina dan anak asuh. Pembina selalu bertanya sudah

sampai mana hafalannya. Penulis menyimpulkan teknik komunikasi persausif

dan hubungan manusiwilah yang paling efektif dan paling banyak dilakukan.

Dari penjelasan pada bab-bab diatas, dalam menjalankan tugasnya

yayasan Amanah memberikan sebuah wacana yang dapat menunjang kegiatan

pembinaan terhadap para pembina dan guru. Dalam kegiatan pembinaan

yayasan ini memberikan arahan-arahan yang sudah memberikan pelayanan

yang sangat baik, namun dalam keberhasilan ini target yang ditempuh

mempunyai hambatan-hambatan tersendiri. Baik hambatan yang bersifat

individual maupun hambtan yang bersifat organisasional. Peneliti ingin

menunjukan bahwa setiap keberhasilan yang diraih adalah mempunyai

hambatan tersendiri, dalam hambatan yang bersifat individual tentunya

berbeda dengan hambatan yang bersifat organisasional, tapi peneliti ingin

menjelaskan bahwa hambatan disini hanya sebatas adanya ketidak percayaan

diri yang menghambat pada upaya keberhasilan yang mutlak.

Page 58: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

49

Berbagai upaya kegiatan yang diberikan kepada para penghafal yang

sesuai dengan metode tahfidz sudah cukup memberikan bantuan kepada para

pengahfal dengan baik. Namun hambatan tetap timbul dalam pelaksanaan

pembinaan tahfidz ini.

B. Faktor Penunjang dan Penghambat Teknik Komunikasi dalam Pembinaan

Tahfidz Al-Qur’an

1. Faktor Penghambat

a. Banyak ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi, malas untuk mengulang-

ulang lagi hafalannnya.

b. Apabila penghafal tidak hafal dengan hafalnnya minggu ini maka anak

tersebut tidak hadir. Karena takut dimarahi sama pembina.

c. Tidak diasramakanknya anak asuh tersebut, sehingga pembinaan belum

begitu efektif.

d. Masih kurangnya tenaga pembina.

e. Kurangnya semangat dari para penghafal ketika tidak ada jadwal santunan

setiap minggunya.

f. Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua, membuat membina

kewalahan untuk dibina.

Hasil di atas, peneliti melihat bahwa segala aktivitas yang dilakukan

oleh mereka didasari dengan paham imbalan, dengan kata lain apapun yang

mereka lakukan mempunyai imbalan yang nyata, sehingga untuk melakukan

Page 59: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

50

perbuatan yang tidak terlihat bentuk hasilnya maka mereka kurang

bersemangat datang untuk menyetorkan hafalannya. Disinilah harus kita

cermati sebagai kalangan intelektual, bahwa upaya untuk menembus hal itu

dibutuhkan pemikiran-pemikiran yang akurat. Dan peran yayasan sosial

berpacu dalam menembus organisasional.

2. Faktor Pendukung

a. Adanya dorongan yang cukup kuat antara teman dan pembina agar para

penghafal tetap datang da mau mengafal setiap minggunya.

b. Adanya daya tarik yang dianjurkan oleh yayasan guna memperbaiki

kehidupannya serta berkomunikasi dengan baik terhadap individu masing-

masing.

c. Adanya partisipasi atau peran saudara, orang tua, dan orang-orang terdekat

dari seseorang penghafal sehingga mereka merasa mendapatkan dukungan

yang sangat besar terutama dari pihak-pihak yang selama ini sangat dekat

dengan mereka.

Walaupun begitu kegiatan tahfidz tetap berlangsung sampai saat ini,

dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh pembina dengan selalu memberikan

motivasi, arahan dan meyakini benar-benar tujuan dan fadhilah menghafal .

Agar hatinya tetap bersih dan suci (saliim), sangat perlu bagi anak asuh untuk

memperbanyak amal-amal shalih dan istigfar serta banayk-banyak berdoa

kepada Allah SWT. Hal ini sangatlah diperlukan oleh anak asuh atau

menghafal Al-Qur’an lainnya, karena ini untuk membekali diri anak asuh agar

Page 60: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

51

mampu bersabar, bersemangat, dan tidak kenal putus asa dalam menghadapi

problematika menghafal Al-Qur’an.

3. Solusi Mengurangi Tingkat Hambatan dalam Melakukan Kegiatan

Tahfidz

a. Mengasramakan anak asuh dalam jangka waktu dekat, agar kegiatan

tahfidz berjalan lebih efektif lagi.

b. Ciptakan suasana baru, yang bisa menarik perhatian lebih dari para

penghafal, agar mereka lebih bersemangat lagi mengafalnya.

c. Berikan perhatian khusus kepada para penghafal, agar mereka

merasakan nyaman, hangat jika mereka sedang berhadapan dengan para

pembina.

Page 61: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah meneliti, menelaah dan mengkaji berbagai data dari bab-bab

terdahulu, maka untuk mengakhiri pembahasan skripsi ini penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa teknik komunikasi yang diterapkan dalam

pembinaan tahfidz Al-Qur’an terhadap anak asuh dan fakir miskin diyayasan

amanah ini adalah teknik komunikasi infortmatif, komunikasi persuasif,

komunikasi instruksif/koersif dan komunikasi hubungan manusiawi. Dari

keempat macam teknik tersebut yang paling banyak digunakan adalah

komunikasi persuasif dan komunikasi hubungan manusiawi. Pembina bukan

hanya sekedar apa yang diharapkannya bisa tercapai, tetapi disini juga

pembina berusaha menciptakan komunikasi yang baik dan hangat kepada anak

asuhnya, agar anak asuh tersebut merasa nyaman dalam penghafal dan tidak

lagi dipaksa dalam melakukan kegiatan tahfidz ini. Menurut penulis

komunikasi persuasif dan hubungan manusiawi seperti ini sangat sesuai

dengan apa yang diharapkan pula oleh para penghafal, karena pada dasarnya

mereka ingin melakukan kegiatan tanpa dipaksa. Dan hal ini mereka ingin

mendapatkan perlakukan yang baik dan perhatian yang penuh dalam

melakukan kegiatan tahfidz ini, agar mereka merasa nyaman dan tenang dalam

menghafal.

Page 62: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

53

B. Saran

Dari hasil studi dan menelaah observasi yang tertuang dalam skripsi ini,

kiranya tidaklah berlebihan jika penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1) Untuk pembinaan tahfidz pembina harus berupaya lebih jauh lagi

mengajak agar para penghafal lebih giat lagi menghafal Al-Qur’annya.

2) Dalam kegiatan ini juga yayasan harus dipersipakan pembina-pembina

yang professional guna mencetak calon-calon tahfidz yang muda.

3) Untuk mendapatkan hafalan yang baik, para penghafal harus

memperhatikan hal-hal seperti; Niat yang ikhlas dari calon penghafal,

harus ada pembina, harus menggunakan satu mushaf saja, harus ada

kontinuitas dari calon penghafal dan mengulang-ngulang ayat-ayat yang

sudah dihafal sehingga tidak lupa.

Page 63: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

54

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu Bakar, Kepada Para Pendidik Muslim, Jakarta: Gema Insani Press,

1991.

Khalidi, Shalah AL, Membedah Al-Qur’an trj. Muhil DA, Surabaya: Pustaka

Progresif, 1997.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

1993.

BP4, Pusat Pembinaan Keluarga Bahagia Sejahtera, Jakarta : 1989.

Denffer, Von Ahmad, Ilmu Al-Qur’an dan Pengenalan Dasar, Jakarta: Rajawali

Press, 1988.

Dept. Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1997.

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, “Yatim”, ensiklopedia Islam 5, Jakarta: PT.

Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985.

Widjaja, H.A.W., Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1986.

Effendy, Onong Uchjana, Kepemimpinan dan Komunikasi, Yogyakarta: PT Al-

Amin Press, 1991.

_____________, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

_____________, Ilmu, Toeri dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya

Bakti, 2003.

Gasdpersz, Vibcent, Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Anshori, “kemiskinan dan penanggulangannya menurut ajaran islam,” Majalah

Akrab, XII, 153, Februari, 1996.

Hadi, Sutrisna, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989.

Robins, James G., Komunikasi yang Efektif, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.

Kartono, Kartini, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung: CV.

Mandar Maju, 1990.

Page 64: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

56

Maleong, Lexy 3, Metodologi Pendidikan Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009.

Muis, A, Komunikasi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2001.

Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Rosda Karya,

2007.

Nawabuddin, Abdurrab, Teknik Menghafal Al-Qur’an Kaifa Tahfadzul Qur’an,

Bandung: PT. Sinar Baru Al-Gensindo, 1991.

Pembinaan Rohani pada Dharma Wanita, Jakarta: Depag, 1994.

Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah/Dakwah Agama, Pembinaan Rohani

pada Dharma Wanita, Jakarta: Depag, 1994.

Rachmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja

Rosdakrya, 2007.

Rencana undang-undang No.16 tahun 2000, tentang yayasan pada ketentuan

umum pasal 1 ayat 1 tentang Definisi Yayasan yang disahkan oleh

Presiden RI pada tanggal 20 Juli 2001. Namun berlakunya pada bulan

agustus tahun 2002. Penulis peroleh dar www.hukum-online.com.

2013Todung Mulia Lubis, RUU Yayasan : Kembalinya Paradigma

Kekuasaaan”, Majalah tempo, (Jakarta), Kolom, edisi 18-24 September

2000.

Rosyidi, T. A. Latief, Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, Medan:

1985.

Sendjaj, Djuarsa, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2005.

Sevilla, Conseuelo G, dkk, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia, UI Press, 2006.

Shadely, Hasan, (ed.), “yayasan”, ensiklopedia indonesia khusus, Jakarta: PT.

Ichtiar Baru-Van Hoeve, jilid 7.

Shihab, H. M. Quraish, Membumikan AL-Qur’an, Bandung: Mizan, 1997.

Sunarto, Ahmad, Khutbah Pedoman Muslim; Menyantuni anak yatim, Jakarta:

Pustaka Amani, 1991

Suprapto, Tommy Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta: Media Pressindo,

2006.

Susanto, Phil Astrid, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung: Bina Cipta,

1998.

Page 65: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

56

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Piatu”, kamus bahasa indonesia

edisi revisi, Jakarta: Balai pustaka, 1995.

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi),

Ciputat, CeQDA (Center For Quality Development and Assurance), 2007.

Widjaja, H.A.W., Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Zen, Muhaimin A, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: PT. Al-

Husna Zikri, 1996.

http://www.google.com/search?q=pengertian%20tahfidz&ie=utf-8&oe=utf-

8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-

a&source=hp&channel=np.

Page 66: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

E XEEMW" 1

wwww

KEMENTERIAN ACAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAI(ULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat15412IndonesiaTelepon/Fax : (027) 7432728 / 747$58A

Website : www.fdkuiniakarta.ac.id, E-mail : ciakw'[email protected] id

Nomor : Un.O1/F5/I(M.01 .ltzloV notlLamp : -Hal : PenelitianAYawancara

Jakarta, tr6 Maret 2013

: Siti Nur Afifah: 109051000094: Komunikasi dan Penyiaran Islarn (KPI) / VIII

Kepada Yth.Sekretariat Yayasan Amanahdi Tempat

Assalamu' alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah ini,

NamaNomor PokokJurusan/Semester

Tembusan:l. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu I(omunikasi

bermaksud melaksanakan penelitian/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yang

berjudul Teknik Komunikasi dalam Pembinaan TahJidz At-Qur'an terhadap Anak Asuh

Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Amqnah Pondok Labu Jakarta Selatan.

Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada Bapak/Ibu/Sdr. kirany.a berkenan

menerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan penelitian/wawancara dimaksud.

Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamu' alaikum Wr. Wb.

MAf Subhan,0l l0 199303 I 0041

Page 67: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

'YAYASAN YATIM PIATU DAN FAKIR MISKINOOAMAI\AI{'O

Akte Notaris : Sardi, SH., MKn. Nomor: 1 Tahun 2008gnhrfterint iJl. Fl, Kameng f,t,008/,t01.16, 1F pondpk tabu, Jakeds {ecs0 phonq/rar, {021)7F64ES?

SURAT KETERANGANNo.O 1 6/BPs-YA/DWI /2013

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Drs. H. SYafrudin

Jabatan : Ketua YaYasan

Menerangkan bahwa,

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan

Siti Nurafifah

1090s1000094

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Komunikasi PenYiaran Islam

Telah mengadakan penelitian disekretariat Yayasan Amanah Pondok Labu dalam

rangka menyelesaikan tugas skripsi dengan judul :

..TEKNIKKOMLINIKASIDALAMPEMBINAANTAHFIDZAL-QUR,AN

TERHADAPANAKASUHYAYASANYATIMPIATUDANFAKIRMISKINAMANAH PONDOK LABU JAKARTA SELATAN"

Demikian surat ini kami sampaikan, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya'

J akafia, 1 6 SePtemb er 2013

Pengunrs Yayasan Yatim Piatu dan Fakir Miskin Amanah

lArnnt

Page 68: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

g-

m;:?la

;.'i::at...:

i;:

7

@@

a! @o @o o @ oN

o oo N@

N@

N{ No

No

N!

No NN

N No @ o @ @ { o, (t 5 oo o o N oTmvm

=!

z

FTI.P

=

up-.i'Ez.F

3(jo:*F

vo@Js

o3@

o5

gf,s,o

Il.

!laoE

56-!c

c5o3'3Ccaso5If,

Nc6'ooJtD

cgad

T

-{c=,J

q5'!)

6fo€o=

oloG

3s

4l@

or

cf.{

4.oo1o53ots

Ao5o

zc-

zof@f

aar!f@

=E!033o,oIoofo

co.3r-0la'nv

7ov)=-bf

6=

xJgoD.JCO5t,o

xJo.o!.

&I

oo-nof,.oo

Te,3Df

oBsf.o6'

'Tloff.

ilt)qEf

Tolo*a@f,_

I3oos3$

ooa-zoD@s=i

0ooxc6'{sf,

oole;oo5saD).

tfs3sQ:

ssfdsfoIo

cl

tg0,

ll6',b

f,0)

as3aDJffiug

>aclo(Ds-

oao

z4I

t)!\) e

-It

toxoo;€5Nooo

oo.fo

oo;lo

LoxD=o

sBf6.aouo3o6No

LsoaPoJL0fcoNoo

Io@Ig(D

dqo@

o5o6NoO

ssFo;lb

o€o@Noq

slF

o@Oe

@@qobTo;1b

N{oot

oEgoxsJ!0

N

oNoO

qo7D:to

Nqc

N

@

0@a

N{@Noo0eCoF0:ro

oNooNqbrofo

to@trfT

!qco

0o3Eazoo@@

@@

Noooo@h

og)

oNd)

cf.@@o

o

coE

c1@

oofP@-c=.

@g

(tLc?-l

oooGa

Lo!0:1o

Izo

Nq

coo

noNooN

Not€oo

Noqof@@

tcoo{

DDfP63g)

oOo

If

1' r - ! .I r .It r 1t T -! .IJ 1J .It .It ! r ! E 1l -11 -I] r ! r It r r- r- 'c r T -g r - r Lx

{ o N o A o Or o, o € @ N @ hJ @ o G -tx \ { o o 5 xrv,(h

=oo

(tozo'oIFqc

ooagC3

a3xo3o3gxo?o

a=x60,

or.Ito

U>

3xIo

E5

g)ozo.Aprgg

5iaz(D

ti

l=

C'zo..{ro6!tF(tcF@

a(f,z66

3

=oJcc3o3

a

=-!(o-l

a=.I,o(t

a

5

@Sx6)coo

6xaCJo3D

{Ia-1o5cc3of

(t3xouf.

IEoc360t

osf

U)

!on

aooo,

3rOJgc

b(foo)

.Tt-ogc

-tx3gOlJ

(ng7oo,rog$xt!cco

A)c,zoo)

g)

1lz.Noo

U)3Tov

x*l

lfcfI

agzoo)!3t)

eu{ltxot

t!

x

fo{o

ooI:

=0,aDf

xo@3co

6c=cDfDJ

co.=ox6-

z3C

F:Q>

63

Io3ItJ

Ig3oJ

o3.o

5*f

n9.3o

6E@

;sa.EJ

gL

3voofo=

-ol.ao=

35:E

('cvol6t

o

ol*aCa30)J

oosJ

-=J -caf.voNo

(A9.gf

3

g.3

z0)lo

zos=

=s3o5

5oas-

zcIooo

€o3s

g

acs3

zofn! ofr

zo{c

ts

o--o(t;ooo{

I

xE3of,oEo€o.Io=aoxroctc

IIxo3ofo(DotD

lJotao-ro(tc

tsn(o'TtD3o{o=-v

ozo.o{p{o@

5tn(',(tt

IFxo3o5ovo{o9o

=-gIro(t

;ooqo{

=.ItI5-u:vooo\tz9CJm

IEf

vo

ot;r6ga

=-9.f7J

o

o!r-bt=

=-xs3ofot!{Jur!oNoz9o)o

Irs6cvo!o{f9oN

L

'oIr0,gc

v@

ozp@

Ixs3o5t!otoJ7J6ooo

=-xot3oo7o@

o3rooc

Ita-DtDc3{c-{{ho)

;a'Tt030)€o=n!

ozp

-tp{o@

5ooo

=T01

3ofa@€JuoNo

=I)vooooz9{{

=c:1:D

1D5{){

=-xo3Dfot!N{tn{cf,

='ltoloox-0tgc

to{o{zIoN

3rocrcvo!o.*tf9(rN

=-!oaorDoc

uo{onzI6-lc.9{o(D{q!@

=

;,D5]:!

Foofoca7oo(,poxi(bfoD5

=atrr0)q

vooo{.ItFr0oc

3r00gcvo{o!f9(hN

eta)oI

N

g)(DI,

I

N

@go@

NoI\.)

(oaoU'N)oN)

(to{

>o?cci

cF37Dav33.J

T!ouco--.t\)oo('r

ot(oqot9oo(o

\)t\)

N]oa

(DIooo3qoN)oC)co

c-c:.N)co{

2 zoIool

(_:NOoot

a(Drf

N

0)3co,

Noo,L

oottD3tD

\)fF

?6:tn!)-t

U)ooN

3)c@

c@

l\)

aoE

N)oo@

otoN)oaOl

gouo3(to-\JOoco

l,b0tg;t,ogr

FF:f q,(o=coc-@b-<3,e'E0)J(,)Noc)fr (/)

Page 69: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

STRUKTUR ORGANISASI

Garis Instruksi

Garis Koordinasi

HUMAS :

H. SYAMSUDIN

KEPEMUDAAN :

FAHMI SYARIF

BENDAHARA :

HJ. NURHAYATI, S.pd.

PEMBINA :

H.M. TALIH

PENGAWAS :

1. K.H. ABDUL HAKIM

2. H. M. YUSUF

KETUA :

Drs. H. SYAFRUDDIN

SEKRETARIS :

NURYANIH, S.Ag

OLAHRAGA DAN

SENI :

MARUDDIN

PENDIDIKAN

DAN

KEAGAMAAN :

H. M. YUSUF

ANGGOTA

YAYASAN

AMANAH

Page 70: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

Penghafal mebaca ayat sendiri-sendiri Penghafal akan menulis ayat yang hendak dihafal

Pengahafal hendak melakukan shalat duha Kegiatan olahraga sebelum menghafal

Kegiatan olahraga sebelum menghafal Kegiatan olahraga sebelum menghafal

Page 71: TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31711/1/SITI... · bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka kejalan

Kegiatan shalat dhuha sebelum menghafal Kegiatan olahraga tanding dengan pembina