tekbang3-tugas1
TRANSCRIPT
BAB I
SISTEM BANGUNAN TINGGI
I. Dinding Pemikul (bearing wall)
Dinding pemikul adalah sistem struktur yang menggunakan dinding
sebagai penopang atau pemikul beban pada bangunan. Jika dibandingkan
dengan sistem struktur rangka, beban pada bangunan dipikul oleh kolom dan
balok, dinding pada bangunan yang menggunakan sistem struktur ini hanya
menggunakan dinding sebagai pembatas. Disinilah letak perbedaannya. Pada
dinding pemikul maka ada penambahan fungsi structural pada dinding yang
biasanya kita gunakan hanya sebagai pembatas, dengan beban kemudian
disalurkan ke tanah.1
Gambar 1.1 Penyaluran Beban pada Struktur Dinding Pemikul
(sumber:http://www.pages.drexel.edu/~st96hpe3/assign3/Bearing%20Wall.htm)
Pada gambar I.1 terdapat dua jenis beban, yaitu beban vertikal dan
horizontal.
Gambar 1.2 Dinding Pemikul yang dibebani Gaya Vertikal dan Horizontal
(sumber: www.google.com)
1 Dinastia Gilang Suryani, Penerapan Sistem Struktur Dinding Memikul (Bearing Wall),2010
Kesimpulannya adalah sistem ini terdiri dari unsure-unsur bidang vertikal
yang dipratekan oleh berat sendiri, sehingga menyerap gaya lateral secara
efisien. Sistem dinding pemikul ini biasa digunakan untuk bangunan apartemen
yang tidak memerlukan ruang bebas yang luas dan sistem-sistem mekanisnya
tidak memerlukan struktur inti.2
II. Inti dan Dinding Geser2 (core and shearing wall)
Sistem ini merupakan unsur bidang vertikal membentuk dinding luar
yang mengelilingi menjadi struktur inti. Inti ini biasanya memuat sistem-sistem
transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan bangunan.
Gambar 2.1 Dinding Geser Core
(sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16360/4/Chapter%20I.pdf)
Gambar 2.2 Struktur Dengan Couple Shear Walls yang mengalami deformasi akibat
beban lateral
(sumber: Wight, James K dan F.E. Richart (1964) : Design of shearwall coupling beam using high performance
fiber reinforced concrete,Michigan,5)
2 Svhuller,W. ,High Rise Building (1977:51)
III. Boks berdiri sendiri (Self Supporting Boxes)1
Boks merupakan unit tiga dimensi
prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding
pendukung pada gambar 3.1 apabila diletakan
disuatu tempat dan digabung dengan unit lainnya.
Dalam contoh tersebut boks-boks ditumpuk
seperti bata ringan dengan pola “Engligh bond”
sehingga susunan balok dinding berseling-seling.
IV. Plat Terkantilever (Cantileverd Slab)
Dengan mendukung sistem lantai dari core pusat memungkinkan
terbentuknya ruang yang bebas kolom dengan kekuatan pelat lantai sesuai
kebutuhan bangunan. Kekakuan pelat dapat ditingkatkan dengan
pemanfaatan teknik pra-tegang.
V. Pelat lantai datar (flab slab)
Sistem planar horisontal ini terdiri atas pelat lantai beton yang
tebal-seragam yang didukung oleh kolom-kolom. Bila pada puncak kolom-
kolom tidak terdapat penebalan/kepala, maka bentuknya adalah sistem
pelat lantai datar. Sistem ini tidak memiliki balok-balok yang tebal sehingga
memungkinkan adanya efisiensi/minimum jarak antar lantai bangunan.
VI. Interspasial (interspatial)
Struktur konsol ber-rangka berlantai banyak pada setiap lantai
memebentuk ruang-ruang yang dapat dimanfaatkan pada dan diatas
rangka. Ruang-ruang diatas rangka merupakan ruang yang terbuka (free
space)
VII. Sistem gantung (suspension)
Sistem ini memanfaatkan bahan secara efisien dengan memanfaatkan
penggantung untuk mendukng beban. Beban grafitasi didukung oleh kabel-
kabel untuk membentuk rangka konsol pada core pusat.
Gambar 3.1 Boxes (Self Supporting)
VIII. Sistem rangka pendukung (staggered truss)
Bangunan rangka berlantai banyak merupakan rangkaian rangka
yang letaknya berselang-seling. Selain mendukung beban vertikal, penataan
rangka dapat mengurangi persyaratan pengukuh pengaruh angin (wind
bracing) dengan menyalurkan beban angin ke dasar bangunan melalui
bagian beban (web) dan pelat lantai (slab).
IX. Sistem rangka kaku (rigid frame)
Hubungan yang kaku digunakan untuk mengikatkan elemen linier
membentuk bidang-bidang vertikal dan horisontal. Dengan kesempurnaan
rangka ruang yang bergantung pada kekuatan dan kekakuansetiap blok dan
kolom, maka tinggi lantai dan jarak antar kolom menjadi dasar
perancangannya.
Bentuk dari sistem struktur ini adalah kolom balok yang dapat digabung
dengan sistem pelat lantai beton bertulang. Kerena bersifat rangka, maka
dinding-dinding hanya berfungsi sebagai pembatas atau pembentuk ruang saja.
Dinding ini bahkan dapat dihilangkan. Beban-beban pada bangunan pada intinya
ditopang oleh kolom dan balok, sehingga dari atas hingga ke bawah bangunan,
letak titik-titik beban seharusnya dipasang pada titik-titik tumpunya. Sehingga
idealnya kuda kuda harus ditopang oleh kolom, dan kolom harus ditopang oleh
pondasi titik di bawahnya.3
Gambar 3.1 Sistem Rangka Kaku
Keuntungan Sistem Rangka:
- Ruang lebih fleksibel karena dinding dapat dipasang atau dihilangkan
- Pelaksanaan konstruksi di lapangan yang lebih cepat karena dinding dan
ruangan dapat dipasang kemudian
- Pondasi dapat dibuat lebih sederhana dengan menggunakan pondasi setempat
atau titik
Kerugian Sistem Rangka
· Beban-beban diutamakan diletakkan pada titik-titik hubungnya, sehingga relatif
sulit untuk mendapatkan kedudukan sistem struktur yang benar-benar ideal pada
penerapannya
· Bangunan harus terdiri dari kolom-kolom dan balok yang posisi dan letaknya
harus memenuhi persyaratan jarak tertentu yang dipengaruhi oleh sifat-sifat
teknis bahan bangunan struktur utamanya.
3 http://atok-pelangi.blogspot.com/2008/12/1-mengetahui-macam-struktur-utama-aspek.html
X. Core dan sistem rangka kaku (core and rigid frame)
Rangka kaku mewadahi beban lateral melalui kelenturan balok-balok dan
kolom-kolom, maka dengan struktur core akan meningkatkan daya tahan
terhadap lateral sebagai akibat interaksi antara core dan rangka kaku.
XI. Sistem rangka ber-rangka (trussed frame)
Merupakan kombinasi struktur rangka kaku dengan rangka
vertikal tahan geser akan meningkatkan kekuatan dan kekakuan struktur.
Dalam sistem ini, rangka menahan beban grafitasi dan rangka (truss)
vertikalnya menahan beban angin.
XII. Core dan rangka ber-rangka terikat (belt trussed frame and core)
Sabuk rangka mengikat kolom-kolom tepi pada core sehingga
mengurangi aksi yang timbul pada setiap kolom dari rangka core. Batang
pengukuh (bracing) ini disebut “cap trussing” bila terletak pada puncak
bangunan, dan disebut “belt trussing” bila terletak pada bagian bawahnya.
XIII. Sistem tabung di dalam tabung (tube in tube)
Kolom-kolom dan balok-balok eksterior tersusun saling
berdekatan sehingga nampaknya dari facade bangunan sebagai dinding
dengan lubang-lubang pembukaan sebagai jendela. Keseluruhan bangunan
bekerja sebagai tabung diatas muka tanah dengan core dalam membentuk
tabung yang meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara membagi
beban dengan tabung luar.
XIV. Sistem ikatan tabung (bundled tube)
Dalam sistem ini terdiri atas gabung beberapa buah tabung yang
akan meningkatkan kekakuan, sehingga memungkinkan mencapai
ketinggian bangunan optimal dengan luasan lantai maksimal
BAB II
SISTEM BANGUNAN BENTANG LEBAR
I.