tekanan kapiler.docx
DESCRIPTION
geologi minyak bumiTRANSCRIPT
7/15/2019 Tekanan Kapiler.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tekanan-kapilerdocx 1/5
Pengukuran Tekanan Kapiler Skala Laboratorium.
Prinsip pengukuran tekanan kapiler diilustrasikan pada Gambar 5.37A. Cara cepat dalam
menentukan P c dapat menggunakan injeksi merkuri. Langkahnya adalah melakukan injeksi
merkuri ke dalam sebuah pori batuan yang telah bersih dan terekstrak. Tekanan injeksi merkuri
akan meningkat dan membentuk pola berundak dan presentase volume pori batuan yang telahterisi penuh oleh merkuri dicatat pada setiap undaknya (Gambar 5.37B). Kemudian, tekanan
yang telah terekam diplot terhadap tingkat saturasi merkuri. Besar tekanan kapiler pada saat
injeksi hidrokarbon untuk menggantikan air ( P c) dalam pengukuran pori batuan sebanding
dengan tekanan apung dalam sebuah reservoir ketika hidrokarbon bermigrasi dan mengisi
reservoir (Heymans, 1998).
Keterangan gambar: Gambar 5.37A
menunjukkan konsep dari
pengukuran tekanan kapiler. Sebuah
silinder yang berisi pori dengan 3diameter pori yang berbeda: besar
(r1), menengah (r2), dan kecil (r3).
Silinder telah terisi minyak. Pada
(gambar kiri atas), minyak
masih berada dalam silinder dan
belum mengisi pori. Ketika tekanan
( ()) diberikan pada
piston, minyak mulai mengisi pori
berdiameter paling besar (r1) karena
hanya membutuhkan tekanan kecil
(diagram kiri bawah). Kemudian,
tekanan diperbesar menjadi
(), pori berdiameter
menengah mulai terisi dan tekanan
terus dinaikkan menjadi
(), pori berdiameter
terkecil mulai terisi minyak (Vavra
et al., 1992). Gambar 5.37B
menunjukkan plot hasil pengukurantekanan kapiler.
Hubungan P c Terhadap Ukuran Leher Pori dan Distribusi Ukurannnya
Gambar 5.37 (A). Prinsip pengukuran tekanan kapiler dan (B) Plot hasil
pengukuran tekanan kapiler
7/15/2019 Tekanan Kapiler.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tekanan-kapilerdocx 2/5
Tekanan kapiler yang berbeda berbanding terbalik dengan ukuran leher pipa (r c). Semakin lebar
ukuran leher pipa, maka semakin kecil P c yang dibutuhkan fluida nonwetting (minyak) untuk
mengganti fluida wetting (air). Dalam sister Hg-udara, nilai () kurang lebih bernilai
107.6, sehingga persamaan tekanan kapiler menjadi
dimana dalam psi dan dalam microns.
Jadi, tekanan kapiler yang dibutuhkan oleh fluida nonwetting untuk memasuki pori dengan
ukuran adalah
Distribusi dari ukuran saluran pori di dalam suatu batuan
juga mempengaruhi kapilaritas batuan tersebut. Dalam
suatu kurva hipotetis tekanan kapiler yang ditunjukkan
pada Gambar 5.39, kurva tekanan kapiler memiliki bentuk
yang berbeda diakibatkan perbedaan distribusi ukuran
saluran pori meskipun besar tekanan kapiler yang
diberikan sama untuk ketiga jenis sample. Semaking baik
distribusi ukuran tersebut, maka akan semakin mudah bagi fluida nonwetting (minyak) untuk
menggantikan fluida wetting (air).
Keterangan gambar: Tiga kurva tekanan
kapiler pada saat injeksi Hg dari batuan
dengan distribusi ukuran pori yang
berbeda. Ketiga kurva memiliki tekanan
perpindahan yang sama dan volume pori
tak jenuh yang minimum, tetapi tingkat
saturasi pori terbedakan dengan jelas
akibat dari perbedaan distribusi distribusi
ukuran saluran pipa.
Hubungan antara porositas, permeabilitas, ukuran saluran pori, dan
Batuan dengan porositas dan permeabilitas yang semakin kecil, maka semakin tinggi yang
dibutuhkan dan tentunya memiliki hubungan dengan ukuran saluran pori yang semakin kecil.
Gambar 5.39 Kurva distribusi ukuran saluran pori
7/15/2019 Tekanan Kapiler.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tekanan-kapilerdocx 3/5
Hubungan antara tekanan kapiler, distribusi ukuran butir, dan air
Keterangan gambar: variasi dari 3
batuan pasir dengan ukuran butir
yang berbeda yang dikontrol oleh
tekanan kapiler. Gambar kirimenunjukkan kurva tekanan kapiler
untuk ketiga fasies. Gambar tengah
menunjukkan kolom stratigrafi
konseptual dan ukuran butir ketiga
batuan. Gambar kanan menunjukkan
representasi konseptual dari
distribusi sebagai fungsi
ketinggian pada reservoir tersebut
(Heymans, 1998).
Pada pembahasan sebelumnya,
permeabilitas berhubungan langsung dengan parameter frekuensi-distribusi ukura butir. Jadi,
memiliki hubungan langsung dengan ukuran butir. Gambar 5.40 menunjukkan kurva tekanan
kapiler untuk 3 batu pasir dengan tingkat kekasaran butir yang berbeda yaitu sangat kasar,
medium, dan rendah (halus). Tekanan kapiler pada batuan dengan butir kasar bernilai rendah
karena batuan tersebut memiliki sifat permeabilitas yang rendah daripada pada batuan berbutir
halus. Oleh karena itu, tingkat saturasi fluida wetting () akan berbeda dan bergantung pada
ukuran butir dan permeabilitas. Gambar 5.41 menngilustrasikan variasi terhadap
permeabilitas pada pasir Teluk Meksiko. Pada reservoir tersebut, berhubungan secaralangsung terhadap permeabilitas, tetapi hal itu juga menunjukkan pengaruh dari distribusi ukuran
saluran pori (yang tentunya memegang peranan pada ukuran butir) terhadap nilai .
Keterangan gambar: krosplot
versus permeabilitas pada reservoir
turbidit Teluk Meksiko. Semakin
permabel suatu batuan maka akan
semakin rendah nilai karena
hidrokarbon bisa menggantikan air
dengan mudah pada batuan yang permeable. Pengukuran tekanan
kapilaritas dilakukan pada ketinggian
67 m di atas kontak air-minyak
(Reedy dan Pepper, 1996).
Gambar 5.41 Krosplot versus permeabilitas pada reservoir turbidit
Teluk Meksiko.
Gambar 5.40 Kurva tekanan kapiler untuk 3 batu pasir dengan tingkatkekasaran butir yang berbeda yaitu sangat kasar, medium, dan rendah (halus)
7/15/2019 Tekanan Kapiler.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tekanan-kapilerdocx 4/5
Tingkat saturasi fluida akan berubah di dalam suatu batuan, bergantung pada distribusi ukuran
butir. Batuan akan tetap menunjukkan saturasi fluida yang berbeda karena efek dari ukuran butir
meskipun pada elevasi struktur yang sama dalam sebuah reservoir.
Konversi pengukuran tekanan kapiler udara-Hg terhadap kondisi reservoir.
Konversi data ini berguna untuk megubah data tekanan kapiler menjadi kondisi reservoir.
Konversi tersebut dilakukan berdasarkan persamaan:
dimana adalah tekanan kapiler pada system reservoir, adalah tekana kapiler pada system
udara-Hg, adalah tegangan interfacial dari system reservoir, adalah tegangan interfacial
system udara-Hg, adalah sudut kontak system reservoir, dan adalah sudut kontak sistem
udara-Hg.
Kapilaritas dan kapasitas batuan penutup
Kapasitas batuan penutup adalah kapasitas sebuah batuan untuk menjaga sebuah kolom
hidrokarbon dengan ketinggian tertentu tanpa bocor. Kapasitas maksimum dari batuan jenis
tersebut () adalah ketinggian kolom yang mampu ditahan sebelum hidrokarbon menerobos
batuan penutuo tersebut. Nilai akan bergantung pada jenis batuan dan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan
(
)
dimana adalah tekanan kapiler dari batuan penutup (psia), adalah tekanan kapiler
reservoir, adalah densitas air asin (brine), adalah densitas hidrokarbon.
Pengukuran porositas berdasarkan data seismic
Seiring dengan perkembangan dalam bidang akuisisi dan pengolahan data seismic, maka
pemetaan porositas dari data seismic akan sangat mungkin dilakukan. Salah kasus dicontohkan
oleh Dorn et al. (1996) pada lapangan Pickerfill di Laut Utara (Gambar 5.44). Pada kasus ini, log
impedansi akustik didapatkan dari kalkulasi log sonic dan densitas (Gambar 5.45). Sebuah plot
antara log porositas dan log impedansi akustik untuk suatu sumur menunjukkan sebuahhubungan yang jelas tentang meningkatnya porositas seiring dengan penurunan nilai impedansi
akustik (Gambar 5.45). Hubungan ini memberikan kesan bahwa terdapat sebuah hubungan
linear antara amplitude refleksi yang diekstrak langsung dari data seismic, dan porositas
reservoir.
7/15/2019 Tekanan Kapiler.docx
http://slidepdf.com/reader/full/tekanan-kapilerdocx 5/5
Keterangan gambar: Lapangan
Pickerfill di wilayah Laut Utara,
menunjukkan lokasi dari 6 sumur
pertama yang dibor. Garis hitam
menunjukkan patahan-patahan yang
terpetakan melalui survei seismic 2D.
Lima sumur pertama menggambarkan
bentangan reservoir dan sumur yang ke-
enam adalah sumur produksi.
Keterangan gambar: (A)
sebuah log sonic dan
densitas dari salah satu
sumur di lapangan Pickerfill,
dan sebuah log turunan
impedansi akustik. (B)
krosplot QA dari impedansi
akustik dan log turunan- porositas dari sumur tersebut
(Dorn et al, 1996).
Gambar 5.44 Peta lapangan Pickerfill di wilayah Laut Utara
Gambar 5.45 (A) Sebuah log sonic dan densitas dari salah satu sumur di lapanganPickerfill, dan sebuah log turunan impedansi akustik. (B) Krosplot QA dari impedansiakustik dan log turunan-porositas dari sumur tersebut (Dorn et al, 1996).