tegangan permukaan aka tegper 2015 (wiri resky amalia)
DESCRIPTION
tegangan permukaanTRANSCRIPT
TEGANGAN PERMUKAAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tegangan permukaan merupakan penjelmaan dari pada interaksi gaya
intermolekul yang timbul akibat molekul-molekul yang terdapat pada bidang
batas itu tidak dikelilingi secara sistematik oleh molekul yang lainnya. Tidak
seperti halnya dengan molekul-molekul yang terdapat ditengah-tengan fasa
suatu materi.
Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi
fenomena-fenomena tersbut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan
permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan
dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa keran yang bukan suatu
aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air, gelembung-
gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas
permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapile. Hal
tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan
zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat
cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis).
Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi
oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama
ke semua arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan permukaan.
Oleh karena itu dilakukan percobaan penentuan tegangan permukaan
dengan metode berat tetes agar dapat mengetahui nilai tegangan permukaan
dari suatu larutan dan dapat menganalisa fenomen-fenomena yang
berhubungan dalam kehidupan sehari-hari dengan mempelajari tentang
tegangan permukaan.
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum adalah :
1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan
suatu zat cair.
2. Menetukan tegangan permukaan suatu zat cair.
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
3. Menentukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode
tegangan permukaan.
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus
diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini
tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog
dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang
pada seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang memegang tali tersebut dan berjalan
menjauhi seutas tali. (Martin, 1990)
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv
berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada
zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler.
Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak,
yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding.
Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya
kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). (Ansel,
1985)
Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka
gas/cair. Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan.
Karena setiap artikel zat, apabila itu bakteri, sel, koloid, granul atau manusia,
mepunyai suatu antarmuka pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang
penting. Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang terdapat
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, sedangkan tegangan permukaan
adalah gaya persatuan panjang bias juga digambarkan dengan suatu rangka kawat
tiga sisi dimana suatu bidang datar bergerak diletakkan. (Martin, 1990)
Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan
permukaan adalah dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk
huruf U dan kawat kedua CD dengan panjang l yang dapat digerakkan sepanjang
kawat U.
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
Permukaan Padat Cair
Pada saat setetes cairan bersentuhan dengan permukaan datar dari zat padat,
keseimbangan dari tetesan bergantung pada keseimbangan daya kohesi antar
molekul dari cairan pada titik dimana tetesan cairan dan zat padat bertemu berada
antar 0o sampai 180o dan disebut sudut kontak. (Lachman, 1986)
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv
berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada
zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler.
Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak,
yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding.
Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya
kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). (Ansel,
1985)
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap
molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah.
Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-
menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol
pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang
terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan
bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke
bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan
menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada
permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. (Anief, 1993)
Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka gas/cair.
Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan. Karena
setiap artikel zat, apabila itu bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai
suatu antarmuka pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting.
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang terdapat
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, sedangkan tegangan permukaan
adalah gaya persatuan panjang bias juga digambarkan dengan suatu rangka kawat
tiga sisi dimana suatu bidang datar bergerak diletakkan. (Martin, 1990)
Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar
dan non polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi
yang rendah, maka molekul-molekul surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan
membentuk suatu lapisan monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke
udara. Hal ini mengakibatkan turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi
yang lebih tinggi nolekul-molekul surfaktan masuk ke dalam air membentuk
agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel ini mulai
terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK ini dicapai
maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh perubahan
konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan metode tegangan
permukaan. (Kosman, 2006)
Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan
permukaan adalah dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk
huruf U dan kawat kedua CD dengan panjang l yang dapat digerakkan sepanjang
kawat U.
Permukaan Padat Cair
Pada saat setetes cairan bersentuhan dengan permukaan datar dari zat
padat, keseimbangan dari tetesan bergantung pada keseimbangan daya kohesi
antar molekul dari cairan pada titik dimana tetesan cairan dan zat padat bertemu
berada antar 0o sampai 180o dan disebut sudut kontak. (Lachman, 1986)
Bahan pembasah adalaha bahan yang dapat menurunkan tegangan antarmuka
partikel-partikel yang tidak larut. Bahan pembasah yang umum digunakan adalah
surfaktan yang memindahkan udara substansi lain yang terabsobsi pada
permukaan partikel padatan. Sehingga memudahkan terbasahinya partikel padatan
oleh cairan pembawa. (Gennaro, 1990)
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
BAB 3 METODE KERJA
1.1. ALAT DAN BAHAN
1.1.1.ALAT YANG DIGUNAKAN
Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah botol 100 mL,
cawan petri, piknometer 25 mL, spidol, timbangan digital, pipet tetes,
pipa kapiler, penggaris.
1.1.2.BAHAN YANG DIGUNAKAN
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum adalah aquadest,
parafin cair dan tween 80 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1%, 2%, 4%, 6%,
8%, dan 10%.
1.2. CARA KERJA
Tentukan tegangan permukaan zat-zat berikutini dengan metode kenaikan
kapiler
1. Air
2. Larutan tween 80 dengan konsentrasi 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 1 ; 2 ; 4 ; 6 ; 8 ;
10 mg/100 mL air
3. Parafin cair
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dituang larutan tween 80
yang akan diuji (tween 80 0,2%, 0,4% dan aquadest) kedalam cawan petri
secukupnya. Diambil pipa kapiler lalu dipipet tween 80 dan aquadest pada
cawan petri, tunggu hingga tween 80 dan aquadest berhenti bergerak keatas
mengisi pipa kapiler. Diberi tanda batas pada pipa kapiler dimana tween 80
dan aquadest berhenti menggunakan spidol. Ukur tinggi larutan tween dan
aquadest pada pipa kapiler. Dicatat hasil pengamatan.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
1.3. HASIL
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
TABEL
Nama zatTinggi cairan
(mm)
Bobot jenis
(g/mL)γ (dyne/cm)
Air 24 1 144
Parafin cair 11 0,8432
Tween 80
0,2%/100 mL18 0,987 106,596
Tween 80
0,4%/100 mL14 0,990 83,16
Tween 80
0,6%/100 mL17 1,0275 1048,05
Tween 80
0,8%/100 mL16 1,0313 990,041
Tween 80
1%/100 mL20 1,0419 12,028
Tween 80
2%/100 mL21 1,405 131,103
Tween 80
4%/100 mL18 0,994 1073,52
Tween 80
6%/100 mL17 1,003 1023,06
Tween 80
8%/100 mL20 1,018 1,2216
Tween 80
10%/100 mL15 1,215 916,2
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
PERHITUNGAN
Tween 4%
ρ=w3−w₁w2−w₁
ρ twee=35,275−9,82935,4219,829
=0,994 g/mL
γ=12x r x h x ρ x g
γ= 12x0,12cm x2,4 cmx1,8 x 10,994 x1000cm ¿1073,552dyne /cm
Tween 6%
ρ=w3−w₁w2−w₁
ρ tween80 0,2 %=35,500−9,82935,421−9,829
=1,003g /mL
γ=12x r x h x ρ x g
γ = 12x0,12cm x1,7cm x01,003
gmL
x1.000cm=1028,06 dyne/ cm
1.4. PEMBAHASAN
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang
menyebabkan permukaan cairan berkontraksi den benda dalam keadaan
tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada
antar muka cairan. tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang
terjadi pada zat cair yang berada dalam keadaan diam.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Molekul cairan
biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan
cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di
bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling
tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya
nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di
samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya
total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke
bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas
permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan
lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang
tipis. Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan.
Tegangan permukaan yaitu tegangan yang terjadi karena adanya gaya atau
tarikan ke bawah karena molekul ke bawah yang menyebabkan permukaan
cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. Tegangan antar muka
adalah tegangan yang terjadi antara dua zat cair yang tidak sejenis.
Ada beberapa metode penentuan tegangan muka diantaranya adalah
metode kanaikan pipa kapiler, metode tekanan maksimum gelembung,
metode tetes dan metode cincin. Metode kenaikan pipa kapiler merupakan
metode bila suatu pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan yang membasahi
dinding maka cairan akan naik kedalam kapiler karena adanya tegangan
muka. Kenaikan cairan sampai pada suhu tinggi tertentu sehingga terjadi
keseimbangan antara gaya keatas dan kebawa.
Surfaktan adalah suatu zat yang dapat menurunkan tegangan antarmuka
minyak/air dan membentuk film monomolekuler. Mekanisme kerjanya yaitu
melibatkan adsorpsi rantai hidrokarbon oleh permukaan partikel
hidrofilsedangkan bagian polar surfaktan diarahkan ke fase cair.
Tween 80 dapat menurunkan tegangan antarmuka antara obat dan medium
sekaligus membenuk misel sehingga molekul obat akan terbawa ke misel
larut ke dalam medium, penggunaan surfaktan pada kadar yang lebih tinggi
akan berkumpul membentik agregat yang disebut misel. Surfaktan pada
konsentrasi rendah, menurunkan tegangan permukaan dan menaikkan laju
kelarutan obat.
Adanya surfaktan pada permukaan menyebabkan gaya adhesi antara zat
cair dan udara meningkat. Sehingga tegangan permukaannya turun. Tetapi
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
surfaktan menurunkan tegangan permukaan sampai konsentrasi misel kritik
(KMK).
Dalam penentuan tegangan permukaan zat cair mula-mula ambil pipa
kapiler dan ukur ketinggian dari sampel air selanjutnya larutkan tween 80 dan
paraffin cair yang di simpan dalam cawan petri kemudian catat ketinggiannya
dan hitung tegangan permukaan yang terjadi
Berdasarkan hasil percobaan yang telah diperolah besar tegangan
permukaan pada tween 0.2 % yaitu 1065 dyne, tween 0,4 % yaitu 8316,
tween 0,6% yaitu 1048,05 dyne/cm, tween 0,8% yaitu 990,048 dyne/cm,
tween 1% yaitu 20,8383 dyne/cm, tween 2% yaitu 21, 1850 dyne/cm, tween
4% yaitu 1073, 52 dyne/cm, tween 6% yaitu 1023,06 dyne/cm, tween 8%
yaitu 12,216 duyne/cm, tween 10% yaitu 19,1612 dyne/cm, air 144 dyne/cm,
paraffin cair 556,512 dyne/cm.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, tegangan permukaan
zat cair yang diamati memiliki hasil yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena
molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul sejenis yang disebut
dengan daya kohesi. Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada
permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak
adanya keseimbangan daya kohesi. Semakin tinggi perbedaan tegangan yang
terjadi pada bidang mengakibatkan kedua zat cair itu susah bercampur.
Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-
garam anorganik atau senyawa-senyawa.
Dalam kehidupan sehari-hari tegangan permukaan cairan banyak
dimanfaatkan dalam hubungannya dengan kemampuan cairan tersebut
membasahi benda. Detergen sintesis modern misalnya, di desain untuk
meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada
pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan sehingga hasil
cucian menjadi bersih. Demikian pula alkohol dan jenis obat antiseptik
lainnya, selain dibuat agar memiliki daya bunuh kuman yang baik juga
memiliki tegangan permukaan rendah agar membasahi seluruh permukaan
luka.
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
Dalam bidang farmasi,suspensi dan emulsi merupakan bentuk sediaan obat
yang terdiri dari dua zat.Dalam pembuatan suspensi penggunaan surfaktan
adalah sangat berguna dalam penurunan tegangan permukaan dan akan
menurunkan sudut kontak dan pembasahan akan dipermudah. Sedang dalam
pembuatan emulsi digunakan surfaktan untuk menurunkan tegangan antar
muka dengan membentuk film.
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
1.5. KESIMPULAN
Berdaarkan prercobaan yang telah dilakukan, dapat ssimpulkan bahwa :
besar tegangan permukaan pada tween 0.2 % yaitu 1065 dyne, tween 0,4 %
yaitu 8316, tween 0,6% yaitu 1048,05 dyne/cm, tween 0,8% yaitu 990,048
dyne/cm, tween 1% yaitu 20,8383 dyne/cm, tween 2% yaitu 21, 1850
dyne/cm, tween 4% yaitu 1073, 52 dyne/cm, tween 6% yaitu 1023,06
dyne/cm, tween 8% yaitu 12,216 duyne/cm, tween 10% yaitu 19,1612
dyne/cm, air 144 dyne/cm, paraffin cair 556,512 dyne/cm.
1.6. SARAN
Sebaiknya para praktikan mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan praktikum (alat, bahan, dan atribut) dengan baik dan
tidak membuat keributan saat berada di dalam laboratorium.
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074
TEGANGAN PERMUKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C., (1985), “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta
Anief, Moh., (1993), “Ilmu Meracik Obat”, UGM Press, Yogyakarta, 129,130.
Anonim. 2015.”Penuntun Farmasi Fisika”. Universitas Muslim Indonesia.
Makassar.
Kosman, R. dkk. 2006. “Bahan Ajar Farmasi Fisika”. Universitas Muslim
Indonesia. Makassar
Ansel, Howard C., (1985), “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta
Lachman, L. dkk. 1986. “Teori Praktis Farmasi Fisika”. Third Edition, Lea and
Febiger. Washington Square Philadelphia. USA.
Martin Alfred dkk, 1993. ``Farmasi Fisika``, Edisi III, Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
WIRI RESKY AMALIA ASTRI SYAMSUDDIN15020140074