(technical briefing notes-tbns) - ilo.org fileuntuk mendapatkan hak perbanyakan dan penerjemahan,...

16

Upload: hoangcong

Post on 19-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dalam mempersiapkan masukan ILO kepada KomitePenanggulangan Kemiskinan di Indonesia, 12 seri paparanteknis singkat (Technical Briefing Notes-TBNs) telah disusununtuk memenuhi dua tujuan. Pertama, sebagai dokumen latarbelakang tentang persoalan dan pilihan-pilihan kebijakankunci yang sangat penting bagi pengentasan kemiskinan.Dan kedua, sebagai pondasi dalam penyusunan laporankomprehensif: "Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atasPRSP Indonesia".

Paparan teknis ini membahas: Perlidungan Sosial bagi Semua.Tema-tema lain dalam seri paparan teknis singkat meliputi:

• Dimensi Ketenagakerjaan dalam Kebijakan Makro danSektoral

• Desentralisasi dan Pekerjaan yang Layak:Mengaitkannya dengan MDGs;

• Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha (UsahaKecil, Menengah dan Ekonomi Lokal);

• Lapangan Kerja bagi Kaum Muda: Jalan Setapak dariSekolah menuju Pekerjaan;

• Pembangunan Pedesaan: Akses, Ketenagakerjaan danPeluang Meraih Pendapatan;

• Pengembangan Keterampilan untuk PertumbuhanEkonomi dan Kehidupan yang Berkelanjutan;

• Mempromosikan Deklarasi ILO mengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja;

• Menghapuskan Bentuk-bentuk Terburuk Pekerja Anak;

• Meningkatkan Tata Pemerintahan yang Baik di PasarKerja dengan memperkuat Tripartisme dan DialogSosial;

• Migrasi: Peluang dan Tantangan bagi PengentasanKemiskinan.

• Jender dan Kemiskinan

Hak Cipta © Kantor Perburuhan Internasional 2004

Pertama terbit tahun 2004

Publikasi Kantor Perburuhan Internasional dilindungi oleh Protokol 2 dari Konvensi HakCipta Dunia (Universal Copyright Convention). Walaupun begitu, kutipan singkat yangdiambil dari publikasi tersebut dapat diperbanyak tanpa otorisasi dengan syarat agarmenyebutkan sumbernya. Untuk mendapatkan hak perbanyakan dan penerjemahan, suratlamaran harus dialamatkan kepada Publications Bureau (Rights and Permissions),International Labour Office, CH 1211 Geneva 22, Switzerland. Kantor PerburuhanInternasional akan menyambut baik lamaran tersebut.

_______________________________________________________________________________

ILO

Seri Rekomendasi Kebijakan:Kerja Layak dan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia, 2004

ISBN 92 2 015540 0

_______________________________________________________________________________

Sesuai dengan tata cara Perserikatan Bangsa Bangsa, pencantuman informasi dalampublikasi publikasi ILO beserta sajian bahan tulisan yang terdapat di dalamnya samasekali tidak mencerminkan opini apapun dari Kantor Perburuhan Internasional(International Labour Office) mengenai informasi yang berkenaan dengan status hukumsuatu negara, daerah atau wilayah atau kekuasaan negara tersebut, atau status hukumpihak pihak yang berwenang dari negara tersebut, atau yang berkenaan dengan penentuanbatas batas negara tersebut.

Dalam publikasi publikasi ILO sebut, setiap opini yang berupa artikel, kajian dan bentukkontribusi tertulis lainnya, yang telah diakui dan ditandatangani oleh masing masingpenulisnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing masing penulis tersebut.Pemuatan atau publikasi opini tersebut tidak kemudian dapat ditafsirkan bahwa KantorPerburuhan Internasional menyetujui atau menyarankan opini tersebut.

Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidakberarti bahwa Kantor Perburuhan Internasional mengiklankan atau mendukungperusahaan, produk atau proses tersebut. Sebaliknya, tidak disebutnya suatu perusahaan,produk atau proses tertentu yang bersifat komersil juga tidak dapat dianggap sebagaitanda tidak adanya dukungan atau persetujuan dari Kantor Perburuhan Internasional.

Publikasi publikasi ILO dapat diperoleh melalui penyalur penyalur buku utama ataumelalui kantor kantor perwakilan ILO di berbagai negara atau langsung melalui KantorPusat ILO dengan alamat ILO Publications, International Labour Office, CH 1211 Geneva22, Switzerland atau melalui Kantor ILO di Jakarta dengan alamat Menara Thamrin,Lantai 22, Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta 10250. Katalog atau daftar publikasi terbarudapat d iminta secara cuma cuma pada a lamat tersebut , a tau mela lu i email:[email protected] ; [email protected].

Kunjungi website kami:www.ilo.org/publns ; www.un.or.id/ilo, www.ilo-jakarta.or.id

Dicetak di Jakarta, Indonesia

Pendahuluan

PERLINDUNGAN SOSIALBAGI SEMUA

Program perlindungan sosial yang efektifmerupakan elemen penting dalam strategipengentasan kemiskinan. Tujuan utama darisebagian besar skim jaminan sosial adalahmenyediakan akses ke pelayanan kesehatan danjaminan pendapatan, yaitu pendapatan minimumbagi mereka yang membutuhkan dan pendapatanpengganti yang wajar bagi mereka yang telahmemberikan kontribusi sesuai tingkat pendapatanmereka. Jaminan sosial juga merupakan faktorpenting dalam rangka memelihara dan menjagapermintaan dan kepercayaan dunia usaha.

Berikut ini definisi berbagai istilah yangdigunakan dalam tulisan ini.

Jaminan Sosial menggambarkan semua programsosial untuk pengentasan kemiskinan. JaminanSosial dikenal sejak Konferensi ILO tahun 1952ketika standar-standar Jaminan Sosial mulaiditerapkan. Jaminan tersebut mencakupAsuransi Sosial (di mana pekerja dan pengusahamembentuk asuransi untuk kejadian-kejadiantertentu), dan Bantuan Sosial (biasanyadisponsori oleh pemerintah, bukan berupa iuran,dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasarbukan kebutuhan/keperluan darurat).

Jaring Pengaman Sosial berkaitan dengankebijakan-kebijakan jangka pendek untukmengantisipasi perubahan-perubahanstruktural dan ekonomi seperti transisi dari

Istilah-istilahperlindungansosial

1

Perlindungan Sosial bagi Semua

ekonomi komando ke ekonomi pasar atau ketikaterjadi krisis ekonomi seperti yang melanda Asiapada tahun 1997.

Perlindungan Sosial adalah istilah yang lebih luasyang mencakup Jaminan Sosial; yang sangat eratkaitannya dengan pengentasan kemiskinan(berbeda dengan Asuransi Sosial tetapi samadengan Bantuan Sosial) dan menjamin akses kepelayanan kesehatan melalui inisiatif yangberbasis publik, perorangan, atau masyarakat.Bagan 1 merupakan rangkuman dari peristilahandimaksud.

Bagan 1. Ikhtisar Perlindungan Sosial

Jaminan Sosial

Asuransi sosial

Dukungan sosial

Tunjangan keluarga

Dana Masa depan

Kompensasi masa depan

Program dasar tenaga kerja

Skema swasta dan yang tidak diatur olehUU/peraturan

Skema berbasis pekerjaan/profesi danpengusaha

Dukungan berbasis masyarakat

Skema asuransi mikro

Layanan sosial seperti tempat penitipananak dan bantuan ke rumah-rumah

PerlindunganSosial

Untuk menghindarideprivasi (meningkatkan

standar hidup) dankerawanan terhadap

deprivasi (melindungi dariturunnya standar hidup). Contoh Tunjangan

· Dana pensiun· Invaliditas pensiun· Tunjangan

pengangguran· Tunjangan sakit· Tunjangan

kehamilan/melahirkan

· Tunjangan keluarga· Perawatan

kesehatan· Pembayaran penuh· Subsidi perumahan· Tunjangan

pendidikan

Perlindungan yang disediakan oleh masyarakat kepadawarganya melalui serangkaian langkah-langkah sosialterhadap hambatan-hambatan yang mungkin disebabkanoleh terhentinya atau berkurangnya pendapatan secarasubstansial. Perlindungan ini juga memberikan sejumlahmanfaat, perawatan kesehatan dan subsidi rumah tangga.

Ketika orang berbicara tentang pendanaanjaminan sosial, mereka mungkin berbicara tentangsalah satu dari topik-topik berikut ini:

· Iu ran - apakah pekerja dan pengusahamembayar iuran agar mereka berhak mendapattunjangan (asuransi sosial) atau apakahpemerintah mendanai skim-skim tersebut daripendapatan pajak (skim umum). Dana asuransisosial bisa semi independen dari pemerintah dandigunakan hanya untuk pembayaran tunjangan

Konsep-konseppendanaan

2

dan tidak terpengaruh oleh perubahan situasiekonomi. Skim universal biasanya menyediakansantunan tetap kepada semua warga negarayang jumlahnya dihitung berdasarkan pengujianstatistik.

· Swastanisasi: apakah uang pensiun seseorangharus dikelola oleh pemerintah, oleh perusahaanswasta atau dana perwalian (trust funds) yangdikelola oleh badan tripartit yang terpisah daripemerintah.

· Pendanaan di Muka: apakah uang pensiunseseorang harus didasarkan atas iuran yangdibayarkan oleh atau untuknya di muka, sebelumia pensiun? Atau dibayarkan dari iuran parapekerja pada saat sekarang (dibayar selagi Andabekerja)

· Diversifikasi: apakah dana-dana tersebut harusdibatasi dalam bentuk obligasi pemerintah atauapakah, dan sejauh mana dana-dana tersebutharus diinvestasikan dalam bentuk saham.Investasi di pasar modal memberikan lebihbanyak keuntungan dibandingkan denganobligasi pemerintah, tapi investasi di pasar modalterlalu berisiko dan sering naik turun.

· Kontribusi atau Tunjangan yang TelahDitetapkan: masih ada perdebatan berkaitandengan cara dana pensiun dihitung —apakahuang pensiun seseorang harus dibatasi sampaipada apa yang telah mereka bayarkan (ditambahbunga dari uang tersebut), ini disebut sebagaiiuran tetap. Atau apakah uang pensiun tersebutharus merupakan jumlah yang terkait denganvariabel lain (misalnya besarnya gaji terakhir ataugaji rata-rata), ini disebut sebagai tunjangantetap.

Pada prakteknya, sistem-sistem jaminan sosialdi banyak negara merupakan gabungan dariberbagai komponen di atas.

Perkembangan kebijakan perlindungan sosialterus meningkat dengan tanggung jawab yangtersebar pada berbagai elemen yang ada, sepertibeberapa departemen, dan organisasikemasyarakatan, dan tanpa strategi dan mekanismekoordinasi yang jelas. Karakteristik sistem tersebutadalah:

Perlindungansosial diindonesia

3

Perlindungan Sosial bagi Semua

· Ketergantungan yang kuat terhadap keluargaluas (extended family) dan komunitas sebagaijaring pengaman sosial jika terjadi kehilanganpendapatan, sakit, dan musibah lain.

· Ketergantungan yang terbatas pada pengusahamelalui organisasi perburuhan yang diperkuatoleh kesepakatan bersama, yang secaralangsung menyediakan sejumlah keuntungan,seperti upah selama sakit dan persalinan/melahirkan atau ketika terjadi pemutusanhubungan kerja (PHK).

· Untuk sektor swasta ada asuransi yangmenyediakan jasa pengelolaan tunjangan hari tuayang memberikan pembayaran uang pensiunsecara sekaligus; hal ini diperburuk oleh opsipenarikan dana pada saat tidak lagi bekerja.

· Paket layanan dan tunjangan terpadu untukpegawai negeri dan anggota Tentara NasionalIndonesia dan Kepolisian.

· Layanan yang tidak memadai untuk kaum miskinberdasarkan subsidi tapi distribusinya sering tidakmerata tergantung pada kemampuanpendanaan pemerintah daerah; dan

· Pelayanan kesehatan yang memadai dandukungan melalui asuransi hanya diberikan untukpekerja sektor formal dan bantuan pemerintahhanya untuk kaum miskin. Tidak ada bantuanuntuk sektor informal.

Jaminan sosial yang disediakan Taspen, Asabri,dan Jamsostek hanya mencakup 13,5 juta pekerjadari total tenaga kerja sebanyak 100 juta orang.Artinya, hanya sekitar 14% pekerja yang saat inimemperoleh skim jaminan sosial kelembagaan. Inidi luar asuransi kesehatan yang memiliki cakupanyang lebih luas melalui skim pemerintah, swasta danmikro.

Sektor tenaga kerja formal yang dicakup olehJamsostek adalah sekitar 30% dari seluruh tenagakerja. Jamsostek tidak menjangkau perusahaandengan jumlah tenaga kerja di bawah 10 orang ataupekerjanya hanya mendapatkan upah di bawah Rp1 juta per bulan (pada kenyataannya, banyak sekaliperusahaan yang hanya memiliki dua atau lebihpekerja). Penafsiran yang lebih tegas atas undang-undang yang mengatur soal ini dapat menaikkan

Tenaga kerjadan

keanggotaandalam jaminan

sosial

4

cakupan Jamsostek sampai 70%. Bagan 2memperlihatkan kondisi tenaga kerja.

Bagan 2. Statistik Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial 2002

No. Uraian (juta)

1 Populasi berusia 15 tahun atau lebih 148.7292 Tenaga kerja (aktif secara ekonomi) 100.779

3 Tingkat partisipasi tenaga kerja 67,76%4 Tenaga kerja yang dipekerjakan 91.6475 · Pengusaha 2.786

6 · Sektor Formal (pengusaha berbadan hukum) 33.1237 o Pekerja formal perkotaan 22.0228 · Pekerja lepas perkotaan 3.559

9 o Pekerja formal pedesaan 13.10110 · Pekerja biasa di bidang agrikultur 2.23811 · Pekerja lepas di bidang agrikultur 4.513

12 · Pekerja di pedesaan yang tidak dalam bidang 6.258agrikultur

13 · Sektor Informal (pengusaha bukan badan hukum) 58.52414 o Pekerja informal perkotaan 17.069

o Pekerja informal pedesaan 41.45415 Pencari kerja 9.13216 Populasi di bawah garis kemiskinan usia 15 tahun 38.000

atau lebih17 Anggota Jamsostek (dari data yang tersimpan) 18.618 Perkiraan jumlah kontributor individu Jamsostek 9.3

19 Pelayanan pegawai negeri (Taspen, Asabri dan skema 6.3kontributor polisi)

20 Pensiunan Taspen 1.78

21 Pelayanan kesehatan (termasuk Jamsostek, Askes 14.0dan skema swasta)

22 Pembayar pajak (pemegang nomor pajak –mencakup 600,000 perusahaan) 2.2

Jadi, tingkat kepatuhan pada udang-undangjaminan sosial terbukti masih sangat rendah. Tingkatperolehan pendapatan pajak juga masih rendahdengan hanya ada 2,2 juta nomor pokok wajib pajak(NPWP). Itu sudah termasuk badan usaha. Danbanyak sumber-sumber pendapatan yang penting(seperti dari investasi) yang tidak dikenakan pajak.Kenaikan pajak dapat berdampak buruk padaperekonomian, namun demikian hal itu dikompensasidengan adanya perl indungan sosial yangberkelanjutan.

5

Perlindungan Sosial bagi Semua

Otonomi daerah telah menyebabkan terjadinyapendelegasian wewenang dari kementerian dandepartemen kepada pemerintah provinsi dan jugameningkatkan jumlah provinsi menjadi 33.Pemerintah daerah bertanggung jawab ataskegiatan sektor publik dalam bidang kesehatan,pendidikan, prasarana desa dan kota, sertaberwenang atas lebih dari 2,3 juta mantan pegawaipemerintah pusat. Hal ini diterapkan untukmendorong partisipasi dan keterkaitan daerahdengan layanan serta inisiatif sektor publik.Pemerintahan yang lebih baik dan dukunganterhadap program-program daerah untuk kaummiskin tampaknya cenderung lebih berkelanjutanketimbang kebijakan pusat-daerah (top down) yangterbukti telah gagal di masa lalu karena penetapansasaran yang salah dan kebijakan yang tidak sesuaidengan daerah sasaran.

Dampak serius dari otonomi daerah terhadaplayanan untuk kaum miskin belum begitu dirasakan,tapi kesenjangan tampaknya terus melebar lebihkarena bervariasinya kemampuan, pemerintahprovinsi, pendapatan, distribusi kaum miskin,pendanaan lokal, dan keberhasilan programpengentasan kemiskinan. Kesenjangan hanya akanhilang jika ada standar minimum nasional berkaitandengan program pengentasan kemiskinan.

Ekonomi Formal-Kelemahan dalam soal kepatuhandi sektor formal telah meningkatkan kerentananterhadap kemiskinan jika terjadi kecelakaan,kematian, atau penggangguran. Jika kelompokpekerja sendiri yang jumlahnya besar dan pekerjamigran juga dimasukkan maka banyak pekerja disektor formal tidak tercakup oleh skim jaminansosial yang wajib sekalipun. Kemungkinanmeningkatnya kemiskinan jika terjadi krisisekonomi seperti yang terjadi pada 1997 jugamasih tinggi.

Perempuan- Pertimbangan khusus harus diberikanpada masalah jender. Perempuan memperolehbantuan dan kesempatan lebih sedikit dibandinglaki-laki, dan mereka tidak terwakilkan secaraseimbang dalam sektor ekonomi formal, padapekerjaan yang tidak digaji, di kalangan pekerjamigran, dan rata-rata menerima pendapatanyang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Banyak

Otonomi daerah

Kelompokrentan dalam

masyarakat

6

program pengentasan kemiskinan dan programpembangunan sosial yang terfokus pada rumahtangga dan tidak mempertimbangkan perbedaan-perbedaan antar rumah tangga. Kalaupunperhatian khusus diberikan kepada masalah danpola-pola hidup perempuan ketikamengembangkan program dan kebijakanperl indungan soal, pendekatan yangkelihatannya netral pada kenyataannya justruakan merugikan perempuan.

Pekerja di Sektor Informal- Jaminan sosial belumdiberikan untuk kelompok pekerja ini, walaupunjumlah mereka hampir 65 juta pekerja atau 65,7%dari total angkatan kerja. Keluarga merekasangat rentan terkena dampak buruk akibathilangnya pendapatan untuk sementara waktuatau bahkan untuk selamanya. Pada gilirannya,hal itu akan menyebabkan mereka dengan cepatjatuh ke jurang kemiskinan. Meskipun kapasitaspekerja sektor informal di pedesaan sangatterbatas untuk mempraktekkan pertaniansubsisten (memenuhi kebutuhan sendiri) untukmengkompensasi hilangnya pendapatan, halyang sama tidak dimiliki pekerja informal diperkotaan.

Penduduk Tanpa Pendapatan Tetap dan KaumMiskin- Berusia lanjut, cacat, janda,pengangguran, dan perempuan merupakanbagian terbesar dari kaum miskin. Program jaringpengaman sosial untuk kaum miskin dan programpengentasan kemiskinan yangberkesinambungan telah berhasil memperbaikikondisi mereka. Keberhasilan itu antara laindalam soal pemberian subsidi beras, subsidipendidikan, dan layanan kesehatan di daerahterpencil setelah krisis ekonomi tahun 1997.Namun, problem pengidentif ikasian danpenggolongan kaum paling miskin di antara kaummiskin belum bisa dipecahkan baik karenaberagamnya wilayah maupun karena kegagalanmendefinisikan level kemiskinan untukmenentukan perbedaan-perbedaannya.Langkah-langkah untuk mengatasiketidakmampuan dan kerentanan ini perludiperbaiki jika ingin program bantuan sosial untukkaum miskin lebih akurat dan t ingkatkebocorannya minimal.

7

Perlindungan Sosial bagi Semua

Menteri Koordinator Bidang KesejahteraanRakyat bertanggung jawab atas segala upayamemberdayakan kaum miskin melalui kebijakan-kebijakan pengentasan kemiskinan dan telahmembentuk Satuan Tugas untuk Reformasi JaminanSosial dan Pengentasan Kemiskinan untukmengkoordinir proses reformasi. Satuan tugas danmenteri koordinator bertanggung jawab kepadaPresiden Republik Indonesia. Satuan TugasReformasi Jaminan Sosial telah menyelesaikanrancangan undang-undang dan makalah yang berisikonsep syarat-syarat sistem jaminan sosial di masadepan di Indonesia. Rekomendasi penting dalamdraf tersebut diyakini bisa memberikan perlindungansosial untuk seluruh warga pada akhir masa transisiantara 10-15 tahun. Juga dipahami perlunyamenyediakan jaminan sosial wajib yang iurannyadari seluruh pekerja termasuk mereka yang beradadi sektor-sektor formal, sektor informal perkotaandan pedesaan. Badan pengawas akan diberi namaJamsosnas (Jaminan Sosial Nasional) dan nantinyabadan-bandan jaminan sosial yang ada sekarangini akan diintegrasikan. Perbaikan pelayanankesehatan telah ditetapkan sebagai prioritas utama.

Pada tahun 2002, ILO merampungkan proyekRestructuring of Social Security in Indonesia yangmerekomendasikan perbaikan kelembagaan,terutama Jamsostek dan mengkaji opsi-opsimenyangkut program tunjangan termasuk:

· Kelayakan untuk menggantikan skim jaminan haritua yang ada sekarang dengan skim PensiunAsuransi Sosial yang akan membayar uangpensiun secara bulanan kepada para pensiunan.Ini akan membantu mengentaskan kemiskinan dikalangan penduduk berumur karena mereka akanmenerima pendapatan rutin dan bukannyapembayaran sekaligus;

· Perbaikan dalam skim Kecelakaan Kerja –memperkenalkan pensiun untuk keadaan daruratjangka panjang untuk mereka yang cacatpermanen dan kematian akibat kecelakaan kerja;

· Kelayakan untuk mengubah kewajibanpengusaha membayar Tunjangan Melahirkanmenjadi tunjangan asuransi sosial denganmenggunakan sumber dana yang sama denganyang dikeluarkan pengusaha selama ini –sebagaiupaya mengelak dari dan menghindari diskriminasiterhadap pekerja perempuan;

Rekomendasimenyangkut

perbaikanperlindungan

sosial

8

· Kelayakan untuk menerapkan skim AsuransiTunjangan Pengangguran yang berpotensimengurangi krisis ekonomi masa depan dengancara mempertahankan tingkat pendapatan dimasyarakat dan mengurangi t ingkatpengangguran. Perhitungan yang dilakukanaktuaris menunjukkan bahwa dengan membayarempat persen dari gaji akan menghasilkantunjangan pengangguran sebesar 70 persen darigaji untuk jangka waktu 25 minggu setiaptahunnya. Efek skim ini untuk pengusaha bisadikurangi dengan membagi pembayaran iurannyabersama pekerja. Lebih penting lagi, pembayaranuang pesangon akan berkurang secara signifikankarena diganti dengan Tunjangan Pengangguranini;

· Kelayakan untuk menerapkan skim BantuanSosial —membentuk jaring pengaman sosialdasar bagi kelompok miskin yang paling rentan,suatu program yang didanai oleh pemerintah disemua level. Dari studi yang dilakukan diketahuibahwa subsidi yang ada bisa diarahkan secaralebih baik lagi dengan mengurangi kebocoran –biasanya karena salah sasaran untuk orang yangtidak miskin—, dan lebih baik dukungan diberikankepada orang miskin. Pendanaan lain yangmerupakan diversifikasi dari subsidi yang sudahada (seperti subsidi bahan bakar) dan pajak-pajak baru lainnya seperti pajak tembakau danpajak hiburan bisa digunakan untuk pelayananbagi kaum miskin. Hal ini juga perlu diikuti fokusdaerah, meningkatnya indeks tingkat kemiskinandan mekanisme pengawasan baru;

· Studi khusus untuk merumuskan opsi-opsikebijakan perluasan jangkauan untuk merekayang selama ini belum tercakup seperti merekayang bekerja di perusahaan-perusahaan kecil,sektor informal, dan mereka yang membukausaha sendiri atau bekerja sendiri. Dari studi yangdilakukan diketahui bahwa cukup layak untukmemperluas cakupan di sektor formal dengan caramenghapus opsi pengecualian untuk pengusahaseperti yang selama ini dilakukan. Sementara itu,dari survei kecil yang dilakukan menunjukkanbahwa lebih dari separuh pekerja di sektorekonomi informal perkotaan bersedia mengikutiasuransi ini. Namun demikian, keanggotaansukarela ini hanya dapat dilihat sebagai sebuahstrategi antara dan dalam jangka panjang

9

Perlindungan Sosial bagi Semua

pemerintah harus bertanggung jawabmenyediakan sistem jaminan sosial minimumuntuk seluruh warganya. Keanggotaan sukarelajuga disertai oleh beberapa risiko tinggi akibatseleksi yang salah sasaran, keterbatasan dalamsoal-soal prinsip pengumpulan iuran, beralihnyapekerja sektor formal dari skim yang ada ke skiminformal yang lebih murah dan kemudahanmenarik dana dari skim sukarela.

· Penilaian aktuaris atas program Jamsostek; dananggaran sosial yang menganal is is danmemproyeksikan biaya sosial secara keseluruhanterhadap pendapatan yang bisa diperkirakan.

Rekomendasi Kebijakan Kunci akan berdampakbesar terhadap upaya pengentasan danpencegahan kemiskinan dalam jangka pendek danmenengah seperti didiskusikan di bawah ini.

1. Secara bertahap program-program jaminan sosialdiperluas sampai ke seluruh pekerja di sektorformal, pekerja migran dan pekerja mandiri1 —ini akan melindungi lebih dari sepertiga pekerjadari kemungkinan kehilangan pendapatan dansekaligus memberikan pendapatan rutin secaraterus menerus pada masa pensiun mereka.Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiriini akan mengurangi tekanan terhadap sektorinformal dengan cara mengurangi perpindahanmereka ke sektor informal pada saat paceklik.Stabilitas pendapatan rumah tangga juga akanmengurangi tingkat kesenjangan dan kemiskinandi kalangan perempuan. Perluasan jangkauankepada pekerja mandir i tergantung padaidentif ikasi dan pendaftaran wajib yangmerupakan prasyarat masuk skim jaminan sosial.

2. Menyediakan program jaminan sosial bagipekerja di sektor informal —pengalaman ditingkat lokal maupun internasional membuktikanpentingnya sektor informal, kerentanan pekerjadan keluarganya, dan sulitnya membentuk skimjaminan sosial yang berkelanjutan. Namundemikian, strategi pengentasan kemiskinan

Rekomendasikebijakan kunci

1 Pekerja mandiri dengan pendapatan tetap dalam pekerjaan-pekerjaanyang bisa diidentifikasi dengan lokasi usaha yang mapan termasukprofesional dan jenis-jenis pekerjaan yang dicakup oleh undang-undang.

10

apapun bentuknya harus mencakup sektor infor-mal di mana sebagian besar kaum miskinterkonsentrasi. Pengalaman mengajarkan bahwarancangan asuransi sosial sukarela harus bersifatfleksibel, dan disesuaikan dengan kebutuhanperorangan dan kelompok, serta berdasarkanpada insentif.

3. Mengembangkan program bantuan sosial untukorang miskin—hal ini bisa dilaksanakan denganmengaitkannya dengan bursa tenaga kerja,pembangunan pedesaan, pendidikan dan pro-gram-program berbasis masyarakat. Program-program yang ditujukan pada masyarakat yangtidak mampu ini harus disokong oleh sumber dayapemerintah dan didasarkan pada peningkatanpraktek pemerintahan yang baik dan pendidikandi tingkat daerah untuk menghindari terjadinyakebocoran. Untuk memberikan bantuandiperlukan upaya pengidentifikasian kaum miskin,mengetahui kebutuhan mereka dan menemukanmekanisme yang tepat di tingkat lokal.

4. Asuransi kesehatan sosial —Akses keperawatan kesehatan menjadi prioritas utamabagi pemerintah dan penyelenggaraannyadiusulkan untuk pekerja formal dan kaum miskin.Skim alternatif harus dikembangkan sehinggamencakup ekonomi sektor informal. Skim-skim inimencakup asuransi mikro berbasis masyarakat,ketentuan khusus untuk kepesertaan sukareladalam skim formal, paket skim khusus untukmenyesuaikan dengan kebutuhan yang beranekaragam di sektor informal.

Ada beberapa proyek penting yang perludiselesaikan sebagai landasan untuk perluasancakupan, yaitu:

· Pembentukan Jamsosnas, penunjukkan badanpengawas, sekretariat dan badan pelaksana;

· Peraturan khusus yang memungkinkanpengembangan tunjangan dan program-programbaru dan untuk mengkoordinasikan badan-badandi bawahnya, pemerintah daerah, LSM danlembaga donor;

· Memperkuat badan dan lembaga, Jamsostek danAskes harus meningkatkan teknologi informasi,

Proyek transisi

11

Perlindungan Sosial bagi Semua

layanan, program-program baru, pelatihan staf,dan mengurangi birokrasi dalam jaringanpelayanan;

· Mengembangkan strategi jaring pengaman yangkomprehensif bagi kaum miskin yang mencakupprogram daerah, pendanaan, akses, danlembaga yang akan melaksanakan programtersebut;

· Meningkatkan kepatuhan untuk memperluascakupan jaminan sosial ke ekonomi formal danpekerja mandiri;

· Mengembangkan dan menguji program-programserta metodologi untuk memperluas layanan keekonomi informal dan pedesaan.

Dari studi-studi yang dilakukan ILO dapat dilihatbahwa untuk mencapai suatu program perlindungansosial yang komprehensif di Indonesia dalam jangkapanjang, kita perlu memperluas penyediaan asuransisosial yang lebih baik ke semua sektor formal danmenyediakan tunjangan jaminan sosial yang lebihberart i yang akan menyediakan dukunganpembiayaan yang wajar untuk seluruh pekerja bilaterjadi gangguan kerja (sakit, cedera, cacat,persalinan, melemahnya daya tahan, pensiun, dansebagainya.) Idealnya, program-program semacamini harus didasarkan pada kepedulian sosial untukmeminimalisasi dampak kesenjangan yang terjadidi masyarakat Indonesia. Penyediaan asuransisosial ini juga perlu diperluas dengan cepat ke sektorinformal dan disokong mekanisme dukungan yangluas bagi mereka yang miskin dan rentan.

Prioritas harus diberikan pada skim-skim wajib(sektor formal, wiraswastawan, dan sebagainya),pengembangan kemampuan lembaga-lembaga danmendorong skim sektor informal melalui swadayadan skim sukarela yang didukung pemerintah.

Pengalaman di berbagai belahan duniamenunjukkan bahwa pendaftaran pekerja informalpada skim pembiayaan jaminan sosial wajibbukanlah pekerjaan mudah. Pengalaman diIndonesia sejauh ini memperkuat anggapan ini.Organisasi ekonomi informal melalui pembentukankoperasi atau organisasi terdesentral isasiperlindungan sosial lain memungkinkan dapat

Kesimpulan

12

mencapai skala ekonomis (economies of scale)sehingga cakupannya bisa diperluas.

Namun demikian, penerapan yang tidakkonsisten dan setengah hati merupakan masalahsistemik yang terjadi di Indonesia dan tidak terbataspada sektor perlindungan sosial saja. Studi lanjutanperlu dilakukan untuk menemukan cara-cara untukmemperluas cakupan yang berkesinambungandengan tujuan membuat basis bagi sistem jaminansosial nasional.

13