rekayasa material, sistem manufaktur dan energi filemesin, fakultas teknik universitas hasanuddin....
TRANSCRIPT
2014JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HASANUDDIN
PROSIDING
SEMINAR NASIONALREKAYASA MATERIAL,SISTEM MANUFAKTURDAN ENERGI
Makassar, 24-25 September 2014
Prosiding Seminar Nasional Rekayasan Material, Sistem manufaktur dan Energi
Page i
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
REKAYASA MATERIAL, SISTEM
MANUFAKTUR DAN ENERGI
Makassar-Gowa, 24-25 September, 2014
Kampus II Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin,
Jl. Poros Malino No 72, Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Editor :
• Rafiuddin Syam, PhD – Hasanuddin University—Indonesia
Progam Studi Magister Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Prosiding Seminar Nasional Rekayasan Material, Sistem manufaktur dan Energi
Page ii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA
MATERIAL, SISTEM MANUFAKTUR DAN ENERGI
ISBN: 978-602-71380-0-1
© 2014 Progam Studi Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi baik sebagian maupun seluruh isi buku ini serta
memperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari Penerbit Progam Studi Magister Teknik
Mesin, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Permintaan dan pertanyaan tentang reproduksi dan
hak kekayaan intelektual dialamatkan ke Rafiuddin Syam, PhD email: [email protected]
Kekayaan intelektual dari setiap jurnal yang ada dalam prosiding ini tetap berada di tangan penulis
seperti yang tercantum pada jurnal terebut.
Penerbit oleh :
Progam Studi Magister Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. P. Kemerdekaan Km 10 Makassar
Sulawesi Selatan, Indonesia 90221
Telp/Fax : (0411) 586015
Email : [email protected]
Website: pasca.unhas.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Rekayasan Material, Sistem manufaktur dan Energi
Page vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR iii
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNHAS iv
TIM EDITOR v
PANITIA PELAKSANA vi
DAFTAR ISI vii
REKAYASAMATERIAL
01. Penerapan Metode Elemen Hingga dalam Analisis Pengaruh Persentase Filler terhadap Getaran BalokKomposit Serbuk Kayu Jati dan Bayam
OlehM. Ahadyat ZdanHammada Abbas
I-1
02. Analisa Eksperimen Daerah Penyekatan Pada Proses Karburasi Setempat Terhadap Nilai KekerasanBaja Karbon
OlehAndri Yonodan Johannes Leonard
I-9
03. Distribusi Kekerasan Baja Karbon Rendah Setelah Pack Carburizing
Pack Carburizing dengan Variasi Media Carburizing dan Media Pendingin
OlehDewa Ngakan Ketut Putra Negara danDewa Made Krishna Muku
I-17
04. Pengaruh Pendinginan Air Mengalir Pada Proses Kuens Terhadap Kekuatan Tarik, Kekerasan danStruktur Mikro Baja AISI 1045
OlehEnos Tambingdan Johannes Leonard
I-21
05. Efek Tekanan Kompaksi Dan Temperatur Sinter Terhadap Nilai Induksi Magnetik Hasil MetalurgiSerbuk
OlehHairul Arsyad
I-29
06. Pengaruh Parameter Pemotongan (Feeding, Cutting Speed, Depth of Cut) Terhadap Konsumsi EnergiPada Permesinan Bubut
OlehHamka Munir, Johannes Leonard dan Rafiuddin Syam
I-33
07. Pengaruh Putaran dan Temperatur Terhadap Kekuatan Sambungan Las Hasil Friction Welding AntaraBajaAISI 1045dengan BajaTahanKarat AISI 316L
OlehHoppy Istiawan, Abdul Hay MuchsindanHammada Abbas
I-38
08. Efek Perlakuan Forging danTemperatur Anil terhadap Kekerasan dan Frekuensi Natural pada BilahPerunggu 80%Cu-20%Sn
Oleh I Ketut Gede Sugita dan Istri Putri Kusuma Kencanawati
I-44
09. Analisis Kekuatan Impact Dan Mode Patahan Komposit Serat Tapis Kelapa
Oleh I MadeAstika dan I Gusti Komang DwijanaI-48
10. Pengembangan Metode Prediksi Propertis Material Berdasarkan Model Elemen Hingga IndentorGanda (Dual Indenter) Sebagai Dasar Evaluasi Deformasi Sambungan Las Titik
Oleh I Nyoman Budiarsa
I-52
11. Sifat Tarik Komposit Epoxy Berpenguat Serat Sisal Pada Fraksi Volume Yang Berbeda
Oleh I Putu Lokantara dan I Wayan SurataI-57
12. Analisis Kekuatan Struktur Komposit Benang Rami Hand SpinningDengan Matriks Thermoplastic HighDensity Polyethylene (HDPE)
OlehLies Banowati, Aulia Lazuardi Muhammad, Bambang K. Hadi danRochim Suratman
I-60
13. Metode Elemen Hingga untuk Analisis Eksperimental dan Numerik Pengaruh Variasi Arah Seratterhadap Getaran Balok Komposit Serat Abaca dan Ijuk Bermatriks Epoksi
OlehNanangEndriatno dan Hammada Abbas
I-64
Prosiding Seminar Nasional Rekayasan Material, Sistem manufaktur dan Energi
Page x
23. Analisis Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa pada Tegangan Tidak Seimbang dan Dampak Ekonominyapada Industri
OlehA. Syarifuddin, Hammada abbas dan Rafiuddin Syam
II-123
24. Rancang Bangun Sistem Penangkapan Energi Maksimum pada Solar Cell
OlehWisnu BrotoII-129
25. Otomatisasi Desain-Analisis Aerodinamika Untuk Mendukung Desain-Analisis Struktur SayapPesawat Terbang
Oleh I G. N. Sudira, Bambang K. Hadi, M. Agoes Moelyadi, danDjarot W.
II-135
26. Analisis kekuatan tarik komposit serat pelepah akaa (coripha) dengan perlakuan awal aloe vera
Oleh Ir. H. Ilyas Renreng, MTII-141
27. Jarak Pengereman Sepeda Motor Dengan Kampas Rem Beralur
Oleh I.D.G Ary Subagia, I.M.D. Eko Putra
ENERGI
01. Desain dan Simulasi Turbin Air Kontra-Rotasi Untuk Aplikasi Head Sangat Rendah
OlehAbdul Muis, Priyono Sutikno, Aryadi Suwono, danFirman HartonoIII-1
02. Analisis Efisiensi Terbaik Pada Instalasi Panel Surya Dengan Unit Motor-Pompa DC
OlehAkbar naro Parawangsa dan Syukri HimranIII-7
03. Uji Eksperimental Kinerja Termoelektrik pada Pendingin Dispenser Air Minum
OlehAmrullah, Wahyu H. Piarah dan Syukri HimranIII-14
04. Pengaruh Penambahan Poly Ether Amine Pada Bensin Terhadap Nilai Kalor, Konsumsi Bahan Bakar,Laju Kecepatan Kendaraan, Dan Emisi Gas Buang Sepeda Motor 4-Langkah
OlehBarlin dan Yureski Belly Saputra
III-19
05. Model Teoritik Konduktivitas Termal Fluida Nano Berdasarkan Konsep Nanoconvection
OlehDiah Hidayanti, Nathanael P. Tandian, Aryadi Suwono dan Efrizon UmarIII-25
06. Efisiensi Alat Pengering Gabah Dengan Menggunakan Kolektor Sekunder
OlehDoddy SuangganaIII-30
07. Efektivitas Pembakaran Biopelet Kelapa Sebagai Energi Bahan Bakar Alternatif Pengganti MinyakTanah Ramah Lingkungan
OlehHasanuddin dan Idham Halid Lahay
III-35
08. Studi Analisis Hasil Pembakaran dan Prestasi Kerja Ketel Uap Berbahan Bakar Batubara Lignite PadaPLTU Merauke–Papua
OlehHerman Dumatubun dan Yusuf Siahaya
III-41
09. Kajian Thermal Unjuk Kerja Alat Penukar Panas Pengaruh Variasi Geometri Sirif Dengan Aliran FluidaAlamiah
Oleh I Gusti Ketut Sukadana dan I Gusti Ngurah PutuTenaya
III-47
10. Kinerja Sistem Refrigerasi dengan Variasi Panjang Pipa Kapiler Menggunakan RefrigeranHydrocarbon (HC) 22
OlehKhairil Anwar, Reyhan Kyai Demak, dan Mohammad Mufail
III-52
11. Kinerja Yang Dihasilkan Oleh Kincir Air Arus Bawah Dengan Sudu Berbentuk Mangkok
OlehLuther Sule
III-58
12. Pengaruh Perbandingan Jari-Jari Pipa dan Kelengkungan Bend terhadap Distribusi Kecepatan Aliran
OlehNurfuadah dan Wahyu H. PiarahIII-63
13. Reduksi Tahanan Aliran Fluida Melalui Silinder Persegi Yang Dipasang Tandem Dengan SilinderSegitiga
III-68
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Material, Sistem manufaktur dan Energi
Energi III-47
Kajian Thermal Unjuk Kerja Alat Penukar Panas
Pengaruh Variasi Geometri Sirif Dengan Aliran
Fluida Alamiah
I Gusti Ketut Sukadana
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Name of organization - acronyms acceptable
Universitas Udayana, Bali
[email protected]. [email protected]
I Gusti Ngurah PutuTenaya
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Name of organization - acronyms acceptable
Universitas Udayana, Bali
Abstract— Wire and Tube heat exchanger consists of tube and
wire stacked on sides at normal direction. The ability of heat
exchanger to dissipate heat is shown by the overall surface
efficiency from array of tube and fins that called as heat
exchanger efficiency. Fin is the expansion of surface of heat
transfer area. The heat exchanger efficiency depends on
diameter, space and material of tube, geometry and material of
fin, fluid of used and mass flow rate. This research has been
examined experimentally the geometri of fins with variable space
of fins, form of fins and mass flow rate influence to the natural
convection of heat exchanger efficiency. Six designs of heat
exchangers with different space of fins are 0.01 m, 0.02 m, and
0.04 m, different form of fins is cylindris and rectangular and
research at thre different mass flow rate are 0.015 kg/s, 0.018 kg/s
and 0.021 kg/s. The results of experiment more space of fins and
more high mass flow rate the higher heat exchanger efficiency.
Stacked many fins at surface can not be lift the thermal
efficiency.
Key word— Heat exchanger, efficiency, geometri of fins, Mass
flow rate.
I. PENDAHULUAN
Suatu peralatan yang digunakan untuk menukarkan energi
(panas) antara aliran fluida yang berbeda temperatur yang
dapat terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung
(Pitts and Sissom, 1987). Salah satu aplikasi dari prinsip
pertukaran panas adalah pada penukar panas jenis pembuluh
dan kawat (wire and tube heat exchanger). Penukar panas ini
termasuk jenis penukar panas permukaan yang diperluas
(extended surface) dimana kawat yang berfungsi sebagai sirif
dipasang lekat pada pembuluh yang mengalirkan fluida
(Srinivasan and Shah, 1997). Secara mekanis kawat juga
berfungsi memperkuat konfigurasi pembuluh yang dibuat
berlekuk-lekuk (coil).
Penukar panas digunakan secara luas baik sebagai
kondensor pada sistem refrigerasi udara yang kecil maupun
yang lainnya dimana fluida yang mengalir dalam pembuluh
tanpa terjadi perubahan phase (Tanda and Tagliafico, 1997).
Salah satu karakteristik unjuk kerja dari penukar panas adalah
efisiensi penukar panas. Efisiensi penukar panas jenis
pembuluh dan kawat adalah efisiensi permukaan menyeluruh
(overall surface effisiensi) dari susunan pipa-pipa dan sirif-sirif
(array of fins). Efisiensi sirif didefinisikan sebagai
perbandingan antara laju perpindahan panas oleh sirif dengan
laju perpindahan panas maksimum yang terjadi. Laju
perpindahan panas oleh sirif akan mencapai maksimum apabila
temperatur permukaan sirif sama dengan temperatur dasar sirif,
tetapi karena adanya tahanan termal konduksi di dalam sirif
menyebabkan terjadinya gradien temperatur, sehingga
temperatur ujung sirif lebih kecil dari temperatur dasar sirif.
Hal ini menyebabkan pengurangan laju perpindahan panas
yang terjadi sehingga efisiensi sirif menurun dan efisiensi
penukar panas juga menurun (Cengel, 1998).
Untuk mengetahui pengaruh sirif terhadap efisiensi penukar
panas konveksi alamiah dilakukan dengan menvariasikan
geometri sirif. Dalam menvariasikan geometri sirif tentu harus
diperhatikan agar koefisien perpindahan panas konveksi tidak
sampai terganggu. Oleh karena itu penting kiranya studi ini
dilaksanakan guna mengetahui efisiensi alat penukar panas.
Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya laju
perpindahan panas yang terjadi adalah luasan permukaan
perpindahan panasnya. Maka dalam penelitian ini akan dibuat
penukar panas jenis pembuluh dan kawat dengan
memvariasikan geometri sirif tersebut dan mengetahui
pengaruh variasi geometri dan laju aliran massa terhadap
efisiensi alat penukar kalor.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh geometri
sirif dan laju aliran massa terhadap efisiensi alat penukar panas
aliran alamiah. Penelitian ini bermanfaat Sebagai masukan
dalam perancangan penukar panas konveksi alamiah,
Menambah wacana keilmuan bidang perpindahan panas pada
umumnya, dan penukar panas khususnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Alat penukar panas (heat exchanger) merupakan alat yang
berfungsi untuk memindahkan energi panas dari suatu aliran
fluida ke aliran fluida yang lain. Jenis dari alat penukar panas
ini adalah jenis pembuluh dan kawat (tube and wire). Alat
penukar panas ini terdiri dari pembuluh horizontal sebagai
tempat mengalirnya fluida panas yang dibuat berlekuk-lekuk
yang disusun secara vertikal, dengan kawat yang dilekatkan
pada sisi depan tegak lurus terhadap pembuluh. Penelitian yang
pertama kali menyangkut penukar panas jenis pembuluh dan
kawat dilakukan oleh Witzel dan Fontaine tentang karakteristik
perpindahan panas pada kondensor jenis pembuluh dan kawat
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Material, Sistem manufaktur dan Energi
Energi III-48
dan tentang desain kondensor pembuluh dan kawat yang
menghasilkan persamaan Nusselt empiris sebagai fungsi
bilangan Grashof yaitu Nu = 0,47. ! 2215.0Gr . Selanjutnya
Cyphers et.al melakukan penelitian tentang karakter
perpindahan panas pada penukar panas jenis pembuluh dan
kawat. Witzel et.al tentang evaluasi film konveksi pada
penukar panas pembuluh dan kawat. Tanda dan Tagliafico
tentang perpindahan panas konveksi bebas pada penukar panas
jenis pembuluh dan kawat dengan menggunakan air sebagai
fluida kerja dalam pembuluh. Studi eksperimen tersebut
bertujuan mempresentasikan korelasi perpindahan panas
konveksi bebas dari permukaan luar penukar panas ke udara
sekitar
Dari tinjauan pustaka diatas, secara umum mencari korelasi
perpindahan panas dalam bentuk persamaan Nusselt empiris
dengan tujuan untuk dapat mengevaluasi nilai koefisien
perpindahan panasnya. Karena ada sesuatu yang berbeda dari
para peneliti menyangkut tinjauan terhadap penukar panas dan
fluida kerja yang digunakan maka penelitian ini dilakukan
yaitu kajian thermal unjuk kerja alat penukar panas konveksi
alamiah dengan variasi geometri sirif.
Sirif atau kawat dipasang pada salah satu sisi dari
pembuluh yang mana tinggi dari sirif mengikuti tinggi dari
penukar panas. Sedangkan kondisi operasi dari penukar panas
ditunjukkan oleh variasi bilangan Rayleigh sebagai fungsi dari
beda temperatur permukaan dengan udara luar ).( "#TTs
Minyak panas mengalir dari bak termostatik dan
bersirkulasi secara tunak di dalam pembuluh penukar panas.
Dari kesetimbangan energi secara keseluruhan untuk penukar
panas, maka dapat dihitung panas yang dilepaskan oleh fluida
panas yaitu :
)(,. ,,max outfinff TTCpmq #$%
(1)
Di dalam pembuluh terjadi sirkulasi fluida panas sehingga
terjadi perpindahan panas antara fluida dan lingkungan luar.
Panas dipindahkan dari dinding pembuluh ke lingkungan
secara konveksi bebas, yang dinyatakan sebagai berikut :
)( "#$ TTAhq stot (2)
Gambar 1. Permukaan pembuluh yang bersirif.
Dari persamaan (2) jelas bahwa untuk meningkatkan laju
perpindahan panas maka dapat dilakukan dengan (Incropera,
1996) :
1. Memperbesar koefisien konveksi (h), Koefisien
perpindahan panas konveksi tergantung pada beberapa
parameter yaitu : a. Geometri sistem, b. Kecepatan aliran,
c. Tipe aliran (turbulen atau laminar), d. Propertis aliran
fluida, e. Perbedaan temperatur
2. Memperbesar perbedaan temperatur )( "#TTs , Bila sT
tetap maka harga "T harus diturunkan atau sebaliknya.
3. Menambah luas permukaan perpindahan panas (A),
Penambahan luas permukaan dapat dilakukan dengan
menambahkan sirif untuk mengimbangi koefisien
perpindahan panas konveksi yang kecil (Bejan, 1993).
Dari ketiga pilihan diatas maka pada penelitian ini yang
dilakukan adalah memperluas permukaan perpindahan panas
yaitu dengan menambah sirif. Ada berbagai konfigurasi sirif
yang dikenal saat ini yaitu : rectanguler, segitiga, cincin dan
kerucut.
Gambar 2. Konfigurasi sirif
Sirif yang digunakan pada penukar panas jenis pembuluh
dan kawat adalah kawat-kawat yang mempunyai penampang
seperti gambar 2 diatas dengan permukaan yang konstan.
Pemilihan bentuk ini dimaksudkan untuk menyesuaikan
dengan ruang yang tersedia pada tahap aplikasinya, dimana
penukar jenis pembuluh dan kawat secara umum digunakan
sebagai kondensor pada sistem refrigerasi kecil (refrigerator
domestic) yang dipasang pada bagian belakang kabinet
refrigerator dengan posisi vertikal.
Efisiensi Sirif & 'wη
Sirif atau extended surface dalam penukar panas digunakan
untuk meningkatkan luas permukaan dan konsekuensinya
akan menambah laju perpindahan panas (Srinivasan and Shah,1997). Laju perpindahan panas oleh sirif akan maksimum
apabila seluruh permukaan sirif berada pada temperatur dasar
(base temperature), tetapi karena adanya tahanan termal
konduksi di dalam sirif menyebabkan terjadinya gradien
temperatur sepanjang sirif sehingga temperatur ujung sirif
lebih kecil dari temperatur dasar sirif. Hal inilah yang
menyebabkan pengurangan laju perpindahan panas yang
terjadi (Cengel, 1998).
Efisiensi sirif dalam memindahkan panas didefinisikan
sebagai perbandingan antara laju perpindahan panas oleh sirif
dengan laju perpindahan panas maksimum yang terjadi jika
seluruh permukaan sirif berada pada temperatur dasar
(cengel,1998). Secara umum efisiensi sirif dirumuskan sebagai
berikut :
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Material, Sistem manufaktur dan Energi
Energi III-49
& '& ' & '""
"
#(#
#$
($
TTAhTTAh
TTAh
q
tttwww
www
tw
ww
..
.η (3)
Efisiensi Penukar Panas & 'Oη
Karakteristik dari penukar panas jenis pembuluh dan kawat
adalah penggunaan susunan sirif untuk meningkatkan laju
perpindahan panas karena salah satu sisi fluida mempunyai
koefisien perpindahan panas yang kecil. Untuk melihat
kemampuan dari penukar panas maka yang dianalisa adalah
pengaruh geometri sirif terhadap performansi penukar panas.
Efisiensi penukar panas jenis pembuluh dan kawat adalah
efisiensi permukaan menyeluruh dari pembuluh dan sirif.
Menurut (Kreith, 1985). untuk memperoleh efisiensi total dari
permukaan yang bersirif (overall surface efficiency) yaitu
menggabungkan bagian permukaan yang tidak bersirif
(unfinned area) dengan luas permukaan sirif yang berefisiensi
wη . Secara umum dirumuskan sebagai berikut :
)(.,.
)()(
,,max outfinff
tttwwwtoto
TTCpM
TTAhTTAh
q
q
#
#(#$$ ""
η (4)
Perpindahan Panas Konveksi Bebas
Perpindahan panas konveksi adalah proses perpindahan
panas yang diakibatkan adanya perbedaan temperatur antara
permukaan suatu material dengan fluida yang bergerak.
Perpindahan panas yang terjadi bisa dari permukaan material
ke fluida yang bergerak atau dari fluida yang bergerak ke
permukaan material.
Perpindahan panas secara konveksi ada 2 yaitu : Konveksi
Paksa (Forced Convection), Konveksi Alamiah (NaturalConvection) atau Konveksi Bebas (Free Convection).
Konveksi Paksa (Forced Convection) yaitu proses
perpindahan panas yang terjadi dimana pergerakan fluida
diakibatkan oleh gaya luar seperti blower, fan, kompressor dan
lain-lain. Sedangkan Konveksi Alamiah adalah proses
perpindahan panas dimana pergerakan fluida terjadi akibat
gaya apung (buoyancy force). Gerakan fluida (gas maupun zat
cair) dalam konveksi bebas terjadi karena gaya apung yang
dialaminya apabila densitas fluida di dekat permukaan
perpindahan panas berkurang sebagai akibat proses
pemanasan. Gaya apung yang menyebabkan arus konveksi
bebas disebut gaya badan (body forced).
Dalam suatu perencanaan atau unjuk kerja suatu sistem
biasanya konveksi bebas lebih sering dipakai dari pada
konveksi paksa dimana tujuannya adalah meminimal biaya
operasi. Sebagai contoh penerapan konveksi bebas adalah
pada penukar panas jenis pembuluh dan kawat. Pada penukar
panas tersebut ditambahkan sirif yaitu untuk memperluas
permukaan perpindahan panas konveksi bebas. Lapisan batas
termal yang terjadi terbentuk dari bagian bawah baik
pembuluh maupun sirif yang kemudian berkembang terus
sampai atas. Fenomena ini dapat dilihat pada gambar di bawah
:
Gambar 3. Fenomena terjadinya lapisan batas
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan
enam buah rancangan penukar panas dengan jarak sirif yang
berbeda dan diameter sirif yang tetap dengan Thermia b-22
sebagai fluida kerja di dalam pembuluh. Penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penukar panas. Pada
umumnya alat penukar panas jenis pembuluh dan kawat
digunakan bila koefisien perpindahan panas konveksi yang
berhubungan dengan salah satu fluida adalah jauh lebih kecil
bila dibandingkan dengan fluida kedua. Kawat yang berfungsi
sebagai sirif adalah perluasan dari permukaan luar pembuluh
yang dipasang pada sisi luar pembuluh. Kawat-kawat akan
membuat permukaan menjadi luas sehingga menambah laju
perpindahan panas dari dinding ke lingkungan luar
(Ananthanarayanan, 1982).
Gambar 4 Skema peralatan eksperimen.
Untuk mengukur temperatur pada sejumlah titik, digunakan
thermocouple type K (Copper Constanta) yang dihubungkan
dengan digital multimeter tipe DT-838. Besarnya perubahan
temperatur fluida panas setelah melewati penukar panas di ukur
dengan menempatkan thermocouple di dalam fluida pada input
dan output penukar panas.
Dalam aplikasinya posisi pemasangan dari alat penukar
panas ini adalah vertikal, seperti terlihat pada gambar 1.
Pemasangan kawat-kawat pada permukaan pembuluh
dilakukan dengan proses pemanasan tekan tanpa bahan
tambahan sehingga tidak ada tahanan termal dari material lain.
Pemeliharaan penukar panas jenis pembuluh dan kawat relatif
mudah karena konfigurasinya yang sederhana. Untuk menjaga
kapasitas optimal sirif harus dijaga bersih terutama space
antara sirif tidak boleh kotor (Ananthanarayanan,1982).
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Material, Sistem manufaktur dan Energi
Energi III-50
Gambar 5. Penukar panas jenis pembuluh dan kawat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Pengaruh Jarak Sirif terhadap Efisiensi Penukar
Panas
Bahwa semakin besar jarak sirif berpengaruh terhadap
efisiensi penukar panas semakin besar. Atau semakin kecil
jarak sirif berpengaruh terhadap efisiensi thermis semakin
kecil, Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil jarak sirif
akan mengakibatkan terjadinya interaksi lapisan batas thermal
antara sirif satu dengan lainnya yang berdekatan semakin
besar, sehingga akan memperbesar tahanan thermal
perpindahan panas. Membesarnya tahanan thermal (Rkonv)
akan mengakibatkan menurunnya harga koefisien perpindahan
panas konveksi (hkonv) sehingga secara keseluruhan akan
menurunkan efisiensi penukar panas itu sendiri. Hal lain yang
menyebabkan menurunnya efisiensi penukar panas adalah
tidak terjadinya kondisi idealisasi pada sirif yaitu kondisi
dimana seluruh permukaan sirif tidak berada pada temperatur
dasar sehingga laju energi maksimum tidak terjadi.
Karena setiap sirif memiliki tahanan thermal konduksi
sehingga gradien temperatur akan terjadi sepanjang batang
sirif. Oleh karena itu apabila sirif tersebut semakin banyak atau
semakin rapat maka tahanan termal konduksi semakin besar
sehingga akan menurunkan efisiensi sirif yang berarti juga
menurunkan efisiensi penukar panas.
Sirif digunakan untuk menambah perpindahan panas dari
permukaan dengan cara menambah luas permukaan efektif
tetapi sirif itu sendiri memberikan tahanan pada perpindahan
panas konveksi bebas, dengan alasan tersebut tidak ada
jaminan bahwa laju perpindahan panas konveksi bebas akan
diperbesar melalui penggunaan sirif dan berarti pula tidak ada
jaminan bahwa penggunaan sirif memperbesar efisiensi
(Incropera, 1990).
Gambar 6. Pengaruh jarak sirif terhadap efisiensi penukar panas.
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Cengel, 1997 yaitu
penambahan terlalu banyak sirif pada permukaan (surface)
secara aktual menurunkan perpindahan panas menyeluruh
(overall) ketika koefisien perpindahan panas (h) menurun
mengimbangi suatu keuntungan yang diperoleh dari
peningkatan dalam luas permukaan.
Analisa Pengaruh Laju Aliran Massa terhadap Efisiensi
Penukar Panas
Pada jarak sirif yang sama, semakin besar laju aliran massa
maka berpengaruh terhadap efisiensi penukar panas semakin
besar. Hal ini menunjukkan bahwa laju aliran massa sangat
berpengaruh terhadap efisiensi penukar panas dikarenakan
semakin besar laju aliran massa semakin besar induksi panas
yang diberikan ke sistem, artinya bahwa jumlah satuan massa
fluida panas yang melewati luas penampang tertentu persatuan
waktu semakin banyak. Sehingga rata-rata temperatur
permukaan semakin besar dan beda temperatur antara
permukaan dengan lingkungan semakin besar.
Perbedaan temperatur yang besar akan meningkatkan harga
bilangan Rayleigh sehingga harga koefisien konveksi juga
besar. Dengan demikian efisiensi penukar panas secara
keseluruhan akan meningkat. Peningkatan laju aliran masa
pada dasarnya akan memperbesar induksi energi panas yang
masuk, sehingga menyebabkan harga bilangan Rayleigh
membesar dan Nuselt juga meningkat (Incropera, 1983).
Gambar 7. Pengaruh laju aliran massa terhadap efisiensi penukar panas.
Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan bahwa semakin
tinggi laju aliran massa maka semakin tinggi pula laju
perpindahan panasnya (Cengel, 1997).
Analisa Pengaruh Bentuk Sirif terhadap Efisiensi Thermis
Secara rata–rata pada laju aliran massa yang sama bahwa
alat penukar panas tanpa sirif mempunyai efisiensi yang paling
tinggi, kemudian diikuti oleh kondensor dengan sirif
rektanguler dan yang terakhir adalah kondensor dengan sirif
silindris. Fenomena ini dapat dijelaskan berdasarkan analisis
lapisan batas thermal konveksi bebas ( free convection) yang
berkembang di sepanjang permukaan sirif. Menurut Watson
dkk. (1996), jarak sirif optimal terjadi bila lapisan batas
laminar berkembang sepanjang permukaan sirif (p) menjadi
cukup tebal menyentuh trailing edge dari tiap sirif.
Dari gambar dibawah terlihat, jarak sirif optimal terjadi bila
lapisan batas termal yang berkembang dari masing–masing
sirif bergabung menjadi satu tepat pada ujung atas (trailing
edge) dari sirif–sirif tersebut. Pada kondensor dengan sirif
silindris dan kondensor dengan sirif rektanguler mempunyai
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Material, Sistem manufaktur dan Energi
Energi III-51
jarak antar sirif 13 mm, namun pada kondensor sirif silindris
kebutuhan untuk menjamin lapisan batasnya bergabung tepat
pada triling edge dari sirip adalah 2δt = 10,31 mm, sedangkan
pada kondensor sirip rektanguler adalah 2δt = 9,5 mm.
Gambar 8. Pengaruh bentuk sirif terhadap efisiensi thermis.
Selain itu dapat dianalisa bahwa salah satu yang
menentukan perpindahan kalor pada sambungan adalah
konduksi melalui gas yang terkurung pada ruang–ruang
lowong memberikan tahanan utama terhadap aliran kalor,
karena konduktivitas panas gas sangat kecil dibanding dengan
zat padat (Holman, 1995). Pada gambar dibawah kondensor
dengan sirif silindris, dimana sirif yang menempel pada
pembuluh hanya sedikit sehingga terdapat daerah lowong
(blocked area), dimana daerah tersebut terdapat udara
terperangkap sehingga mempunyai koefisien konveksi yang
kecil dan perpindahan panas hanya terjadi pada bagian sirif
yang tidak menempel pada pembuluh, akibatnya laju
perpindahan panasnya rendah dan efisiensi perpindahan
panasnya pun rendah.
pw
w
2dt
dtdt
Ts
T8
dw
p
Gambar 9. Sepasi optimal dari jarak antar sirif.
Sedangkan pada kondensor dengan sirif rektanguler terjadi
perpindahan panas yang lebih baik , karena sirif yang
menempel pada pembuluh lebih merata sehingga daerah
lowong (blocked area) lebih kecil dibanding tipe silindris
yang menghambat perpindahan panas sehingga efisiensi
perpindahan panasnya lebih baik dibandingkan tipe silindris.
dww
t
Dt
Gambar 10. Profil sirif yang menempel pada pembuluh.
Lain halnya pada kondensor tanpa sirif tahanan termal
hanya pada pembuluh dan koefisien konveksinya tidak
terganggu sehingga laju perpindahan panasnya lebih besar dan
efisiensi perpindahan panasnya pun paling besar diantara kedua
jenis kondensor tersebut, karena pada kondensor dengan sirif
silindris maupun sirif rektanguler dengan penambahan sirif
akan mengganggu koefisien perpindahan panas konveksi
bebas, sehingga tidak dapat menaikan laju perpindahan panas,
hal ini berarti efisiensinya menurun (Incropera, 1990). Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Cengel, 1998 yaitu laju perpindahan
panas oleh sirif akan mencapai maksimum apabila seluruh
permukaan sirif berada pada temperatur dasar pembuluh.
V. KESIMPULAN
Semakin besar jarak antar sirif dan semakin besar laju
aliran massa berpengaruh terhadap efisiensi penukar panas
yang semakin besar. Kondensor dengan bentuk sirif
rektanguler memiliki efisiensi penukar panas yang lebih tinggi
dibandingkan kondensor dengan bentuk sirif silindris.
Pemasangan sirif pada permukaan kondensor tersebut tidak
menjamin meningkatkan efisiensi dari kondensor, karena
penambahan luas permukaan kondensor tesebut mengganggu
koefisien perpindahan panas pada sistem konveksi bebas.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ananthanarayanan, P.A., (1982), Basic Refrigerant and Air
Conditioning, McGraw- Hill Publishing Company Limited, New
Delhi.
[2] Bejan, A., (1993), Heat Transfer, John Wiley & Sons, Inc, New
York.
[3] Cengel, Y.A., (1998), Heat Transfer a Practical Approach,
McGraw-Hill, New York
[4] Holman, J.P., (1993), Heat Transfer, 8th Edition, McGraw-Hill,
New York
[5] Incropera, F.P., (1996), Fundamentals of Heat and Mass
Transfer, 4rd Edition, John Wiley & Sons, New York
[6] Kundu, B. and Das, P.K., (1999), Performance Analysis and
Optimization of Eccentric Annular Disk Fins, Journal of Heat
Transfer, Vol. 121, pp 419-429.
[7] Marsters, G.F., (1971), Array of Heated Horizontal Cylinders in
Natural Convection, Journal of Heat Transfer, vol. 15, pp 921-
933.
[8] Srinivasan, V. and Shah, R.K., (1997), Fin Efficiency of
Extended Surface in Two Phase-flow, Journal of Heat and Fluid
Flow, vol. 18, pp 419-429.
[9] Tanda, G.,and Tagliafico, L., (1993), Free Convection Heat
Transfer From Wire and Tube Heat Exchangers, Journal of Heat
Transfer, vol. 199, pp 370-372.
[10] Witzell, O.W. and Fontaine, W.E., (1957), Design of Wire and
Tube Condenser, Journal of Refrigerating Engineering, vol. 65,
pp 41-44.