(technical briefing notes-tbns) - ilo.org fileyang diterima sebagai konvensi inti (lihat kotak 1),...

16

Upload: doxuyen

Post on 30-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan
Page 2: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Dalam mempersiapkan masukan ILO kepada KomitePenanggulangan Kemiskinan di Indonesia, 12 seri paparanteknis singkat (Technical Briefing Notes-TBNs) telah disusununtuk memenuhi dua tujuan. Pertama, sebagai dokumen latarbelakang tentang persoalan dan pilihan-pilihan kebijakankunci yang sangat penting bagi pengentasan kemiskinan.Dan kedua, sebagai pondasi dalam penyusunan laporankomprehensif: "Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atasPRSP Indonesia".

Paparan teknis ini membahas: Mempromosikan Deklarasi ILOmengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja.Tema-tema lain dalam seri paparan teknis singkat meliputi:

• Dimensi Ketenagakerjaan dalam Kebijakan Makro danSektoral

• Desentralisasi dan Pekerjaan yang Layak:Mengaitkannya dengan MDGs;

• Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha (UsahaKecil, Menengah dan Ekonomi Lokal);

• Lapangan Kerja bagi Kaum Muda: Jalan Setapak dariSekolah menuju Pekerjaan;

• Pembangunan Pedesaan: Akses, Ketenagakerjaan danPeluang Meraih Pendapatan;

• Pengembangan Keterampilan untuk PertumbuhanEkonomi dan Kehidupan yang Berkelanjutan;

• Menghapuskan Bentuk-bentuk Terburuk Pekerja Anak;

• Perlidungan Sosial bagi Semua;

• Meningkatkan Tata Pemerintahan yang Baik di PasarKerja dengan memperkuat Tripartisme dan DialogSosial;

• Migrasi: Peluang dan Tantangan bagi PengentasanKemiskinan.

• Jender dan Kemiskinan

Page 3: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Hak Cipta © Kantor Perburuhan Internasional 2004

Pertama terbit tahun 2004

Publikasi Kantor Perburuhan Internasional dilindungi oleh Protokol 2 dari Konvensi HakCipta Dunia (Universal Copyright Convention). Walaupun begitu, kutipan singkat yangdiambil dari publikasi tersebut dapat diperbanyak tanpa otorisasi dengan syarat agarmenyebutkan sumbernya. Untuk mendapatkan hak perbanyakan dan penerjemahan, suratlamaran harus dialamatkan kepada Publications Bureau (Rights and Permissions),International Labour Office, CH 1211 Geneva 22, Switzerland. Kantor PerburuhanInternasional akan menyambut baik lamaran tersebut.

_______________________________________________________________________________

ILO

Seri Rekomendasi Kebijakan:Kerja Layak dan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia, 2004

ISBN 92 2 015540 0

_______________________________________________________________________________

Sesuai dengan tata cara Perserikatan Bangsa Bangsa, pencantuman informasi dalampublikasi publikasi ILO beserta sajian bahan tulisan yang terdapat di dalamnya samasekali tidak mencerminkan opini apapun dari Kantor Perburuhan Internasional(International Labour Office) mengenai informasi yang berkenaan dengan status hukumsuatu negara, daerah atau wilayah atau kekuasaan negara tersebut, atau status hukumpihak pihak yang berwenang dari negara tersebut, atau yang berkenaan dengan penentuanbatas batas negara tersebut.

Dalam publikasi publikasi ILO sebut, setiap opini yang berupa artikel, kajian dan bentukkontribusi tertulis lainnya, yang telah diakui dan ditandatangani oleh masing masingpenulisnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing masing penulis tersebut.Pemuatan atau publikasi opini tersebut tidak kemudian dapat ditafsirkan bahwa KantorPerburuhan Internasional menyetujui atau menyarankan opini tersebut.

Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidakberarti bahwa Kantor Perburuhan Internasional mengiklankan atau mendukungperusahaan, produk atau proses tersebut. Sebaliknya, tidak disebutnya suatu perusahaan,produk atau proses tertentu yang bersifat komersil juga tidak dapat dianggap sebagaitanda tidak adanya dukungan atau persetujuan dari Kantor Perburuhan Internasional.

Publikasi publikasi ILO dapat diperoleh melalui penyalur penyalur buku utama ataumelalui kantor kantor perwakilan ILO di berbagai negara atau langsung melalui KantorPusat ILO dengan alamat ILO Publications, International Labour Office, CH 1211 Geneva22, Switzerland atau melalui Kantor ILO di Jakarta dengan alamat Menara Thamrin,Lantai 22, Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta 10250. Katalog atau daftar publikasi terbarudapat d iminta secara cuma cuma pada a lamat tersebut , a tau mela lu i email:[email protected] ; [email protected].

Kunjungi website kami:www.ilo.org/publns ; www.un.or.id/ilo, www.ilo-jakarta.or.id

Dicetak di Jakarta, Indonesia

Page 4: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Pendahuluan

MEMPROMOSIKANDEKLARASI ILO MENGENAIPRINSIP-PRINSIP DANHAK-HAK DASARDI TEMPAT KERJA

Sudah umum dipahami bahwa kemiskinanadalah fenomena multi-dimensi. Hal ini terkaitdengan rendahnya ni lai kekayaan dan aruspendapatan reguler, kerentanan, ketidakberdayaandan ketersisihan sosial. Salah satu dimensikemiskinan adalah hilangnya kemampuan manusia.Tidak ada yang meragukan bahwa kemiskinanberkonotasi dengan berkurangnya kemampuan.Dengan demikian, pengembangan kemampuanmenjadi faktor yang sangat menentukan dalamupaya pengentasan kemiskinan. Dimensi lain yangpenting dan berkaitan adalah tidak adanya hakasasi manusia, termasuk di tempat kerja.

Pada tahun 1988, Konferensi PerburuhanInternasional mengadopsi Deklarasi ILO tentangPrinsip-Prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja.Dicanangkan bahwa semua anggota, walaupunmereka belum meratifikasi Konvensi-konvensi DasarILO, mempunyai kewajiban untuk menghargai,mengembangkan dan mewujudkan prinsip-prinsipdan hak-hak dasar di tempat kerja. Hak-haktersebut adalah: (a) kebebasan berserikat danpengakuan yang tegas atas hak atas perundinganbersama; (b) penghapusan semua bentuk kerjapaksa; (c) penghapusan yang tegas atas buruhanak; dan (d) penghapusan diskriminasi dalamkesempatan kerja dan hubungan kerja. Hak-hak iniyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1),ini dianggap sebagai dasar untuk mencapaipertumbuhan dan pembangunan ekonomiberkelanjutan.

1

Page 5: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Mempromosikan Deklarasi ILO mengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja

ILO menyoroti kenyataan bahwa pertumbuhanharus disertai aturan minimal yang memungkinkanmasyarakat menjalankan fungsinya atas dasar nilai-nilai bersama, dan berdasarkan kesepakatan yangmemungkinkan seseorang mengklaim bagianmereka atas kekayaan di mana dia ikut memberikankontribusinya. Salah satu cara efektif untuk maksudini adalah merealisasikan prinsip-prinsip dan hak-hak dasar di tempat kerja. Pemenuhan hak-hakpekerja di tempat kerja akan membuahkan efisiensi,stabilitas, dan akhirnya pertumbuhan ekonomi yanglebih cepat dan berimbang. Peningkatan hak-hakpekerja di tempat kerja menjamin distribusipendapatan yang lebih baik berbarengan denganpeningkatan efisiensi dan produktivitas. Deklarasiini mempunyai peran yang signif ikan danmenentukan dalam upaya menanggulangikemiskinan. Ini menjadi alat untuk pemberdayaan,penciptaan peluang, jaminan dan peningkatanmartabat. Ia juga akan ikut menyumbangkedamaian di masyarakat, mengurangi risiko,meningkatkan stabilitas. Hal ini akan menarikinvestasi asing yang pada gi l irannya akanmendorong pertumbuhan ekonomi sertamenciptakan kesempatan kerja.

Paparan Teknis Singkat ini akan menjabarkanketerkaitan antara prinsip-prinsip dan hak-hak dasardi tempat kerja dan perlunya hal ini diwujudkan agar

Konvensi-konvensi Pokok ILO

Konvensi 87 Kebebasan Berserikat danPerlindungan atas Hak untukBerorganisasi, 1948

Konvensi 98 Hak Berorganisasi dan PosisiTawar Kolektif, 1949

Konvensi 29 Kerja Paksa, 1930

Konvensi 105 Penghapusan Kerja Paksa,1957

Konvensi 100 Kesamaan Upah, 1951

Konvensi 111 Diskriminasi (Hubungan Kerjadan Kesempatan Kerja), 1985

Konvensi 138 Usia Minimum, 1973

Konvensi 182 Bentuk Terburuk dari BuruhAnak, 1999

Boks 1

2

Page 6: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

dapat turut menyumbang upaya pengentasankemiskinan. Fokus utama dari Paparan Teknis iniadalah tentang kebebasan berserikat dan hak atasperundingan bersama, yang juga penting untukmenjamin tiga hak mendasar lainnya. Hak-hakfundamental lain untuk melawan kerja paksa dandiskriminasi juga akan dibahas.1

Pekerjaan yang layak adalah keadaan di manapeluang terbuka bagi perempuan dan laki-laki untukmemperoleh pekerjaan yang layak dan produktif,dalam suasana bebas, merata, terjamin, danbermartabat (ILO, 1999). Ini mengandung akses kekesempatan kerja dengan pengakuan atas hak-hakdi tempat kerja, jaminan tidak adanya diskriminasidi tempat kerja, penghasilan yang memungkinkanseorang pekerja memenuhi kebutuhan ekonomidasar, kebutuhan dan tanggung jawab keluarga dansosial, jaminan sosial yang memadai untuk pekerjadan anggota keluarganya serta hak untuk bersuaradan berpartisipasi dalam pekerjaan, baik langsungatau tidak langsung melalui organisasi yang mewakilikepentingannya.

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi semuaKonvensi ILO inti dan telah berketetapan untukmenyelesaikan program perubahan undang-undangperburuhan. Ini dipicu oleh gerakan reformasi tahun1998, yang juga menghasilkan pembaruan dalamkebijakan politik dan ekonomi. Namun demikian,perubahan dari kekuasaan otoriter yang telahberlangsung puluhan tahun menjadi ke masyarakatyang lebih demokratis tidaklah mudah. Padaumumnya ada keinginan politik untuk merespontetapi dalam lingkungan yang sangat beragam dankompleks, banyak pelanggaran dan hambatan yangmasih harus dihadapi. Kendati ada kemajuan dalammerealisasikan dan memenuhi hak-hak fundamentaltersebut, namun hal itu tetap akan menjaditantangan yang sulit dan berat di masa datang.

Deklarasitentang hak-hakdan prinsip-prinsipmendasar ditempat kerja diIndonesia

1 Masalah buruh anak dibahas dalam bagian terpisah dari Technical BriefingNote

3

Page 7: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Mempromosikan Deklarasi ILO mengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja

Kebebasan berserikat berarti hak pekerja danpengusaha untuk menjadi anggota dari organisasisesuai pilihan mereka sendiri dan ikut-serta dalamproses perundingan bersama. Perundinganbersama secara potensial menjadi suatu cara yangampuh yang memungkinkan koordinasi antaraasosiasi pengusaha dan serikat pekerja dalammenetapkan upah, syarat-syarat kerja sertamasalah-masalah hubungan industrial lainnya.Kebebasan berserikat menjamin keterwakilan yanglebih baik bagi para pekerja dan membuahkanpartisipasi sosial yang lebih baik dalam proses tatapemerintahan yang baik (good governance) danpembangunan.

Peran signifikan serikat pekerja di Indonesiasudah dikenal sejak beberapa dekade yang lalu,sejak timbulnya perjuangan dan gerakan nasionalisanti-kolonial. Namun demikian, selama rezim ordebaru, kebebasan berserikat ditekan dan diawasidengan ketat oleh pihak-pihak penguasa. Ciri utamamasa itu adalah tidak adanya kebebasan berserikatkarena pemerintah hanya mengizinkan satu serikatpekerja yaitu SPSI2 sebagai wakil semua pekerja.Pembatasan serikat pekerja yang bebas danindependen berlaku baik di sektor swasta maupunsektor pemerintahan. Di sektor pemerintahan,semua guru diwajibkan menjadi anggota PGRI3 dansemua pegawai negeri harus menjadi anggotaKORPRI4. Dewasa ini, pemerintah mempromosikan“Hubungan Industrial Pancasila” yang dimaksudkansebagai wadah kemitraan antara pekerja danpengusaha. Namun dalam prakteknya kebijakan inidigunakan untuk membatasi hak-hak pekerja danmenyamarkan penyelesaian sengketa. Keterlibatanpejabat kepolisian atau militer dalam penyelesaiansengketa kerja juga sudah menjadi fenomena umumdi Indonesia.

Konsekuensi positif yang segera ada denganadanya rati f ikasi Konvensi ILO No. 87 danpemberlakuan Undang-undang Serikat Pekerja No.21 tahun 2000 dapat dilihat dari tumbuh-pesatnya

Kebebasanberserikat dan

hak atasperundingan

bersama diIndonesia

2 SPSI atau Serikat Pekerja Seluruh Indonesia direstrukturisasi dan menjadikonfederasi pada tahun 2000.

3 PGRI adalah asosiasi para guru yang secara ketat dikontrol oleh partaiyang memerintah, tapi kondisi ini sudah berubah. Kini, PGRI berafiliasidengan Kongres Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), organisasi buruh terbaruyang didirikan pada februari 2003.

4 KORPRI merupakan asosiasi pelayanan publiklebih dari sekedar serikatpekerja. Tidak ada asosiasi lain dalam jasa pelayanan publik.

4

Page 8: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

serikat pekerja yang bebas dan independen,terutama di tingkat pusat. Sejauh ini sudah ada 70federasi nasional serikat pekerja yang telahterdaftar. Jumlah anggota serikat pekerja pun naikpesat dan kini anggotanya telah mencapai 10 juitaorang. Tabel diatas ini menunjukkan pertumbuhanserikat pekerja di tingkat pusat dan tingkatperusahaan dari tahun 1997 sampai 2001.

Selain Undang-undang Serikat Pekerja,Undang-undang Ketenagakerjaan yang baru jugamengakui kebebasan berserikat dan berundingbersama termasuk hak untuk mogok dan menutupperusahaan untuk sementara waktu (lock out). Yangmenjadi tantangan utama adalah perwujudan hak-hak ini melalui pemberlakuan penuh atas semuaperaturan perundang-undangan baru. Hal inimemerlukan peningkatan kemampuan baik pelaku,pihak negara, maupun non-negara dalam hubunganindustrial untuk memahami dan menjalankan hak,kewajiban dan fungsi mereka masing-masing sesuaiundang-undang.

Walaupun sudah terlihat berbagai kemajuandalam upaya mengatasi masalah-masalah kerjapaksa di Indonesia, masih ada yang melihat bahwabentuk-bentuk kerja paksa masih terdapat dalamberbagai bentuk. Undang-undang Ketenagakerjaanyang baru (UU No. 13 tahun 2003) menetapkanpenghapusan kerja paksa dan diskriminasi di tempatkerja.

Salah satu bentuk khas kerja paksa diIndonesia berkaitan dengan eksploitasi anak-anakdan perempuan, dengan memperdagangkan

Tabel 1Serikat Pekerja Tingkat Pusat

Tahun

1997

1998

1999

2000

2001

Federasi

Jumlah % Kenaikan

1 --

11 100,00

21 90,91

32 52,38

58 81,25

SP Tingkat Perusahaan

Jumlah % Kenaikan

12.839 --

2.836 -77,91

6.309 122,46

11.647 84,61

15.725 35,01

Sumber: Depnakertrans (2001)

Kerja paksa dandiskriminasi

5

Page 9: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Mempromosikan Deklarasi ILO mengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja

mereka baik di dalam negeri maupun antar-negara.Kasus ini terjadi dalam bentuk pengikatan hutangyang dialami oleh calon tenaga kerja migran.

Sama halnya dengan kerja paksa, walaupunsudah dicapai beberapa kemajuan, masih terlihatberbagai bentuk diskriminasi di tempat kerja.Diskriminasi terjadi dalam berbagai bentuk terutamaberdasar jender, terutama ketika dimana perempuanmenjadi bagian terbesar dan tumbuh pesat dalampasar tenaga kerja. Sebagian besar pekerjaperempuan bekerja di tingkat produksi terendahdan dalam banyak hal mempunyai akses terbataspada pelatihan dan promosi serta untuk mencapaikedudukan sebagai pemimpin. Selain itu, banyakpraktek yang menunjukkan bahwa dibandingkandengan laki-laki, pekerja perempuan diwajibkanuntuk tunduk pada berbagai ketentuan dan syaratkerja dan jaminan sosial seperti dalam programpensiun dan tunjangan keluarga.

Dua perkembangan positif telah terjadi.Indonesia akhirnya meratifikasi Konvensi ILO No. 81(yang diadopsi tahun 1947) tentang PengawasanPerburuhan yang dapat secara sist imatismemperkuat kewenangan inspektorat perburuhannasional dan administrasi perburuhan. Ini juga akanmenyumbang pada efektifitas penegakan hukummelawan kerja paksa dan diskriminasi. Kedua, ILOdan proyek Deklarasinya lewat beberapa pelatihandan lokakarya tripartit tentang kesetaraan jendermelalui perundingan bersama (termasukpengembangan bahan pelatihan serta kursus bagipelatih tripartit), telah berhasil menarik banyakminat dan pengakuan dari para peserta di tujuhprovinsi besar.

Setelah beberapa dekade di bawahpemerintahan otoriter dan represi atas hak-hakpekerja, para pekerja dan pengusaha di Indonesiabersama-sama dengan pemerintah menyadaribahwa mereka perlu berjalan beriringan dalammengembangkan kemampuan yang diperlukandalam lingkungan industrial yang maju, kompetitif,dan demokratis.

Dalam upaya mengentaskan kemiskinan,kekebasan berserikat dan berunding bersama

Pengembangankemampuan

untukpemenuhan hak-hak mendasar di

tempat kerja

6

Page 10: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

memegang peran penting dalam mengantarhubungan industrial ke dalam suasana tenang dit ingkat perusahaan dan tingkat pusat demikemajuan ekonomi dan sosial. Hal ini akanmeningkatkan partisipasi konstituen tripartit danmasyarakat madani dalam proses pembuatankeputusan. Situasi ini akan menjamin keadilan sosialdan menekan penyingkiran sosial atas pekerja yangseringkali menjadi kelompok termiskin dan palingrawan dalam masyarakat. Kebebasan berserikat danberunding bersama yang efektif akan meningkatkanketerlibatan sosial dengan memungkinkan parapekerja—yang berada pada posisi ekonomi marjinal,untuk mempengaruhi kebijakan sosial-ekonomi ditingkat perusahaan, kabupaten, provinsi dannasional.

Karena perwujudan prinsip-prinsip dan hak-hakmendasar di tempat kerja menunjangperkembangan ekonomi, maka peningkatankemampuan pemerintah, serikat pekerja danasosiasi pengusaha penting artinya. Demikian juga,dialog sosial, mekanisme bipartit dan tripartit jugaperlu diperkuat. Kemampuan merujuk padakemampuan teknis dan organisasional, hubungandan nilai-nilai yang memungkinkan organisasi,kelompok dan perorangan melaksanakan fungsimereka dan mencapai tujuan pembangunan dariwaktu ke waktu.

Peningkatan kemampuan kaum miskin dankelompok yang tersingkir akan membuat merekadapat secara efektif berpartisipasi, melaksanakanperundingan dan mempengaruhi kebijakan yangmenimbulkan dampak pada kesejahteraan mereka.Pengembangan kemampuan tentang prinsip-prinsipdan hak-hak mendasar di tempat kerja membantupenciptaan hubungan industrial yang kokoh danstabil, yang menguntungkan bagi semua termasukpara pekerja yang miskin. Selain itu, perubahanundang-undang perburuhan yang dijalankan secaraefektif akan menciptakan lingkungan dan dasarhukum yang menguntungkan untuk perwujudanhak-hak ini.

Peran pemerintah dalam pengentasankemiskinan dan dalam pencapaian kebebasanberserikat, sangat menentukan. Pemerintah

Pengembangankemampuanpemerintah

7

Page 11: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Mempromosikan Deklarasi ILO mengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja

memainkan peran kunci untuk mewujudkan hak-hakini. Dengan demikian, pengembangan kemampuandiperlukan untuk memungkinkan PemerintahIndonesia memberlakukan undang-undang danperaturan perburuhan secara benar dan efektifterutama peraturan undang-undang perburuhanyang baru disahkan sesuai dengan programreformasi. Ini berlaku sampai ke tingkat pemerintahdaerah yang harus menerima pelimpahan tanggungjawab sesuai ketentuan undang-undangdesentralisasi.

Salah satu peran pemerintah yang terkaitdalam mewujudkan hak-hak mendasar di tempatkerja adalah inspeksi perburuhan dan administrasiperburuhan untuk memberlakukan peraturanperundang-undangan yang meliputi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat kerja dan membantupara pengusaha dan pekerja dalam hal bagaimanamematuhi undang-undang ini. Kemampuan yanglebih, dalam inspeksi perburuhan dapat membantumemperkecil kerentanan para pekerja dari jebakanmenjadi pekerja paksa dan terdiskriminasi. Hal inipada gilirannya akan membantu penegakan hukum.Pengawasan perburuhan akan memastikan parapengusaha patuh pada undang-undang danperaturan perburuhan dan menyediakan informasiserta nasehat teknis kepada para pekerja danpengusaha mengenai undang-undang perburuhan.Inspeksi perburuhan dapat juga mengumpulkan danmenganalisis data tentang berbagai peristiwapelanggaran undang-undang perburuhan tentangkebebasan berserikat, diskriminasi dan kerja paksa.

Sebelum diberlakukannya Undang-UndangOtonomi Daerah5, wewenang inspeksi perburuhanberada di tangan Departemen Tenaga Kerja danTransmigrasi. Dengan adanya kebijakan otonomidaerah, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasitidak lagi mempunyai keterkaitan formal secaralangsung dengan para pengawas perburuhan dilapangan. Dalam peraturan baru ini, pemerintahpusat mempunyai wewenang untuk menyusunstrategi, bimbingan teknis dan evaluasi atas inspeksiperburuhan. Pemerintah provinsi dan kabupaten(atau kota) mempunyai wewenang dalammelaksanakan inspeksi perburuhan. Tidak ada

5 Pada tahun 1999, Pemerintah menyetujui UU Otonomi daerah (UU No.22/1999) yang mendesentralisasi beberapa fungsi pemerintah pusat,termasuk beberapa gedung perkantoran yang dikelola oleh DepartemenPemerintahan dan kebersihan.

8

Page 12: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

hubungan langsung antara Departemen TenagaKerja dan Transmigrasi dengan Kantor DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi yang bertanggungjawab atas fungsi operasional inspeksi perburuhandi bawah Kantor Departemen Tenaga Kerja danTransmigrasi pemerintah Kabupaten dan Provinsi(Sumber: Depnakertrans, 2002, “Makalah tentangDitjen Hubungan Industrial”, Kebijakan Perlindungandan Inspeksi Buruh, yang dibawakan di SeminarNasional tentang Inspeksi Perburuhan, Bali 1-3 April2003.

Sistem yang efektif untuk penyelesaiansengketa juga penting artinya untuk meningkatkanhubungan industrial yang kokoh dan stabil.Kemampuan dan efektifitas pemerintah dalammembangun suatu sistem yang modern sesuaidengan undang-undang yang diusulkan sekarangsedang dalam proses (diajukan ke DPR padatanggal 16 Desember). Pemerintah harus mampumembuktikan bahwa sistem baru yang terdiri darikonsiliasi, mediasi dan arbitrasi serta hakimperburuhan akan mampu untuk membuatkeputusan dalam waktu singkat, tanpa biaya tinggi,dan berkeadilan dalam menangani sengketaperburuhan.

Bidang lain yang perlu dipastikan menyangkutpenegakan hukum dalam masalah-masalahperburuhan adalah kemampuan Kepolisian RepublikIndonesia (POLRI). Sebagaimana diamanatkandalam perubahan undang-undangnya, POLRI yangsudah diubah dari organisasi militer menjadiorganisasi sipil, mempunyai tugas strategis dalammenjamin hak-hak asasi manusia. Kemampuan iniperlu ditingkatkan dalam menunjang penegakanhukum dalam bidang-bidang kebebasan berserikatdan perundingan bersama, kebebasan dari kerjapaksa dan diskriminasi.

Serikat pekerja di Indonesia mengalamipertumbuhan pesat dalam keanggotaan mereka,walaupun pada tahun 2002 keanggotaan serikatpekerja hanya mencapai 10% dari seluruh tenagakerja. Menghadapi kenyataan ini, serikat pekerjaperlu meningkatkan keanggotaan mereka danmemberikan layanan yang lebih efektif kepada paraanggota mereka. Serikat pekerja juga perlu

Peningkatankemampuanserikat pekerja

9

Page 13: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Mempromosikan Deklarasi ILO mengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja

mengembangkan kemampuan mereka yang meliputiperlunya meningkatkan pemahaman berorganisasi,dan kemampuan kelembagaan untuk bertindaksesuai mandat organisasi mereka, hak dantanggung jawab mereka, dan hak dan tanggungjawab anggota mereka, serta kemampuan merekamemberikan nasehat kepada pemerintah tentangundang-undang dan kebijakan hubunganperburuhan, serta merencanakan, menyusun dandan melaksanakan pelatihan hubungan industrial.

Untuk meningkatkan efek dari partisipasikebijakan serikat pekerja, perlu ditingkatkankemampuan tentang advokasi kebijakan. Untukmemperkuat pengaruh mereka pada agendakebijakan, serikat pekerja harus pertama danterutama memperluas keanggotaan mereka,meningkatkan layanan mereka dan berperan-sertasecara efektif dalam perundingan bersama. Selainitu, perlu juga mengembangkan keterampilanpenelitian dan membina jaringan antara sesamaserikat pekerja.

Bidang lain yang perlu dikembangkan adalahkesetaraan jender mengingat kenyataan semakinbesarnya keikut-sertaan perempuan dalamangkatan kerja. Adalah kenyataan bahwa di pasarkerja Indonesia, pekerja perempuan mendudukijabatan rendah dan seringkali menerima upah yangtidak sama dengan pekerja laki-laki.6 Oleh karenaitu, menyelesaikan pemasalahan kesetaraan jenderdi tempat kerja dapat membantu menekankerawanan pekerja perempuan dan meningkatkanperan strategis dari serikat pekerja melalui integrasimasalah-masalah jender ke dalam prosesperundingan bersama. Peran serikat pekerja danpotensi perundingan bersama dalam meningkatkankesetaraan jender dalam ketentuan-ketentuan dansyarat-syarat hubungan kerja seperti persamaanupah, pelecehan seksual dan jaminan kepadapekerja perempuan yang melahirkan perlu lebihdikedepankan.

Serikat pekerja dapat melaksanakan tanggungjawab sesuai kewajiban mereka untuk menjamindan meningkatkan kepentingan perempuan ditempat kerja. Kendati ada peningkatan partisipasi

6 Rencana Pengembangan Nasional untuk Pemberdayaan Perempuan,2000-2004, Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia,2000.

10

Page 14: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

tenaga kerja masih saja terlihat bahwa keterwakilanperempuan dalam serikat pekerja tetap rendah,begitu juga dalam posisi manajerial.Serikat pekerjaperlu meningkatkan partisipasi perempuan danmemastikan terlibat dan aktif dalam semua kegiatanserikat pekerja.

Cara-cara penerapan hak-hak buruh di tempatkerja akan sangat dipengaruhi oleh kebijakanmanajemen sumber daya manusia yangditerjemahkan dalam praktek. Kebijakan danpelaksanaan manajemen sumber daya manusiayang diarahkan pada perekrutan dan pelatihan,sistem motivasi, komunikasi dua-arah,pengembangan karier, kepemimpinan dan gayamanajemen yang berorientasi pada manusia akanmengarah pada praktek serikat pekerja yang lebihbaik, perundingan bersama dan kerjasama bipartit,dan mencegah kerja paksa dan diskriminasi ditempat kerja. Penghargaan atas hak-hak dasarpenting artinya karena ini merupakan syarat mutlak(sine qua non condition) untuk membentuk ikatanyang tepat dan adi l dengan pekerja dalamperundingan bersama. Hal ini pada gilirannyamenciptakan peningkatan produktivitas dan daya-saing yang berkelanjutan, yang menjamin masadepan yang langgeng dan keberhasilan perusahaan.Strategi ini dirancang untuk meningkatkanpengembangan kultur perusahaan dalam hubunganperburuhan yang sehat yang menghargai hak-hakdasar serta meningkatkan produktivitas, daya saingdan kemakmuran yang berkeadilan-sosial.

Peran himpunan pengusaha dalammensosialisasikan Deklarasi ini sangat menentukan.Himpunan Pengusaha Indonesia, yang dibentukpada tahun 1952 dengan nama HimpunanPengusaha untuk Urusan Sosial Ekonomi, PUSPI,dan kemudian diganti menjadi APINDO pada tahun1985 adalah organisasi pengusaha yang telahdiakui. Organisasi inilah yang mengawasi bidangketenagakerjaan pada skala nasional padaumumnya dan hubungan industrial khususnya. Kunciawal untuk mengubah APINDO menjadi sebuahorganisasi pengusaha yang efektif adalah dengancara menentukan apa menjadi kebutuhannya,layanan seperti apa yang akan diberikan kepadapara anggotanya, model organisasi dan model

Pengembangankemampuanpengusaha danpimpinanperusahaan

11

Page 15: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Mempromosikan Deklarasi ILO mengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja

operasional yang dibutuhkan untuk mendukung visidan misinya, serta program-program strategisseperti apa yang akan dijalankannya. Hanya setelahmendefinisikan semua hal ini dengan jelas dan tegasbarulah APINDO mampu memulai perjalanannyauntuk mengubah dirinya menjadi suatu organisasiyang efektif dan handal serta menjadi pilar untukpertumbuhan yang seimbang.

Sosialiasi Deklarasi ILO tentang Prinsip-prinsipdan Hak-hak Mendasar di Tempat Kerja oleh APINDOakan semakin mendukung kebebasan berserikat,menghapus diskriminasi dan kerja paksa di tempatkerja. Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwakemajuan telah dibuat APINDO untuk meningkatkanpeluang kerja yang merata yang mendoronganggotanya untuk menerapkan asas pemerataandalam hal perekrutan, promosi, dan perlindunganyang lebih baik atas hak-hak untuk persalinan.

Realisasi prinsip-prinsip dan hak-hak dasar ditempat kerja merupakan langkah ke arahpengentasan kemiskinan. Oleh karena itu,perubahan kebijakan ditekankan pada peningkatandan pelaksanaan hak-hak seperti ini.

Pemenuhan hak kebebasan berserikat danperundingan bersama akan menghapuskanketersisihan sosial pekerja dan meningkatkanpartisipasi orang dalam pembuatan kebijakan danpelaksanaannya. Dengan demikian, program-program yang mendukung pengembangankemampuan serikat-serikat pekerja dan pengusahaberkaitan dengan hak-hak mereka harus dijadikanprioritas utama. Lagi pula, kerja sama kemitraanyang semakin baik antara pengusaha dan pekerjadi tempat kerja juga akan mengarah kepadapelaksanaan hak-hak tersebut dengan cara yanglebih baik lagi. Dan itu akan menjadi basis efisiensidan kesetaraan.

Demikian pula dengan penghapusandiskriminasi di tempat kerja yang memerlukanstrategi yang tepat untuk mengentaskan kemiskinanmelalui pelaksaanaan prinsip kesetaraan yang lebihbaik dalam hal akses ke pekerjaan, promosi, danpelatihan kejuruan.

Kesimpulan danrekomendasi

kebijakan

12

Page 16: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org fileyang diterima sebagai Konvensi Inti (lihat kotak 1), ini dianggap sebagai dasar untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan

Akhirnya, bidang utama dalam pelaksanaanprinsip-prinsip dan hak-hak dasar di tempat kerjaadalah kebutuhan untuk memperkuat penegakanhukum, penyelesaian sengketa dan administrasiperburuhan serta mekanisme inspeksi perburuhantermasuk peran Kepolisian Republik Indonesia(POLRI) dalam masalah perburuhan. Ini memerlukanupaya untuk memperkuat dan mempercanggihkemampuan pemerintah pusat (Departemen TenagaKerja dan Transmigrasi) sebagai pemain utamadalam memberikan kontribusi kepada upayapengentasan kemiskinan melalui hubunganindustrial yang tentram berdasarkan keadilan sosial.

13