(technical briefing notes-tbns) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. saat...

18

Upload: vuongtuong

Post on 29-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha
Page 2: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Dalam mempersiapkan masukan ILO kepada KomitePenanggulangan Kemiskinan di Indonesia, 12 seri paparanteknis singkat (Technical Briefing Notes-TBNs) telah disusununtuk memenuhi dua tujuan. Pertama, sebagai dokumen latarbelakang tentang persoalan dan pilihan-pilihan kebijakankunci yang sangat penting bagi pengentasan kemiskinan.Dan kedua, sebagai pondasi dalam penyusunan laporankomprehensif: "Terbebas dari Kemiskinan: Masukan ILO atasPRSP Indonesia".

Paparan teknis ini membahas: Penciptaan Pekerjaan danPengembangan Usaha (Usaha Kecil, Menengah dan EkonomiLokal). Tema-tema lain dalam seri paparan teknis singkatmeliputi:

• Dimensi Ketenagakerjaan dalam Kebijakan Makro danSektoral;

• Desentralisasi dan Pekerjaan yang Layak:Mengaitkannya dengan MDGs;

• Lapangan Kerja bagi Kaum Muda: Jalan Setapak dariSekolah menuju Pekerjaan;

• Pembangunan Pedesaan: Akses, Ketenagakerjaan danPeluang Meraih Pendapatan;

• Pengembangan Keterampilan untuk PertumbuhanEkonomi dan Kehidupan yang Berkelanjutan;

• Mempromosikan Deklarasi ILO mengenai Prinsip-prinsip dan Hak-hak Dasar di Tempat Kerja;

• Menghapuskan Bentuk-bentuk Terburuk Pekerja Anak;

• Perlidungan Sosial bagi Semua;

• Meningkatkan Tata Pemerintahan yang Baik di PasarKerja dengan memperkuat Tripartisme dan DialogSosial;

• Migrasi: Peluang dan Tantangan bagi PengentasanKemiskinan.

• Jender dan Kemiskinan

Page 3: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Hak Cipta © Kantor Perburuhan Internasional 2004

Pertama terbit tahun 2004

Publikasi Kantor Perburuhan Internasional dilindungi oleh Protokol 2 dari Konvensi HakCipta Dunia (Universal Copyright Convention). Walaupun begitu, kutipan singkat yangdiambil dari publikasi tersebut dapat diperbanyak tanpa otorisasi dengan syarat agarmenyebutkan sumbernya. Untuk mendapatkan hak perbanyakan dan penerjemahan, suratlamaran harus dialamatkan kepada Publications Bureau (Rights and Permissions),International Labour Office, CH 1211 Geneva 22, Switzerland. Kantor PerburuhanInternasional akan menyambut baik lamaran tersebut.

_______________________________________________________________________________

ILO

Seri Rekomendasi Kebijakan:Kerja Layak dan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia, 2004

ISBN 92 2 015540 0

_______________________________________________________________________________

Sesuai dengan tata cara Perserikatan Bangsa Bangsa, pencantuman informasi dalampublikasi publikasi ILO beserta sajian bahan tulisan yang terdapat di dalamnya samasekali tidak mencerminkan opini apapun dari Kantor Perburuhan Internasional(International Labour Office) mengenai informasi yang berkenaan dengan status hukumsuatu negara, daerah atau wilayah atau kekuasaan negara tersebut, atau status hukumpihak pihak yang berwenang dari negara tersebut, atau yang berkenaan dengan penentuanbatas batas negara tersebut.

Dalam publikasi publikasi ILO sebut, setiap opini yang berupa artikel, kajian dan bentukkontribusi tertulis lainnya, yang telah diakui dan ditandatangani oleh masing masingpenulisnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing masing penulis tersebut.Pemuatan atau publikasi opini tersebut tidak kemudian dapat ditafsirkan bahwa KantorPerburuhan Internasional menyetujui atau menyarankan opini tersebut.

Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidakberarti bahwa Kantor Perburuhan Internasional mengiklankan atau mendukungperusahaan, produk atau proses tersebut. Sebaliknya, tidak disebutnya suatu perusahaan,produk atau proses tertentu yang bersifat komersil juga tidak dapat dianggap sebagaitanda tidak adanya dukungan atau persetujuan dari Kantor Perburuhan Internasional.

Publikasi publikasi ILO dapat diperoleh melalui penyalur penyalur buku utama ataumelalui kantor kantor perwakilan ILO di berbagai negara atau langsung melalui KantorPusat ILO dengan alamat ILO Publications, International Labour Office, CH 1211 Geneva22, Switzerland atau melalui Kantor ILO di Jakarta dengan alamat Menara Thamrin,Lantai 22, Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta 10250. Katalog atau daftar publikasi terbarudapat d iminta secara cuma cuma pada a lamat tersebut , a tau mela lu i email:[email protected] ; [email protected].

Kunjungi website kami:www.ilo.org/publns ; www.un.or.id/ilo, www.ilo-jakarta.or.id

Dicetak di Jakarta, Indonesia

Page 4: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

PENCIPTAAN PEKERJAANDAN PENGEMBANGANUSAHA (USAHA KECIL,MENENGAH DAN EKONOMILOKAL)

Kami sangat memahami bahwa lapangan kerja menjadi kunci dari upayapengentasan kemiskinan yang kokoh, progresif, dan berkelanjutan. Melaluipekerjaanlah orang dapat mengembangkan pilihan mereka untuk mencapaikualitas hidup yang lebih baik. Melalui pekerjaanlah kesejahteraan dapatdiciptakan, dibagikan dan dikumpulkan. Melalui pekerjaanlah orangmenemukan cara yang bermartabat untuk keluar dari kemiskinan... Lapangankerja dan peningkatan usaha yang menciptakan lapangan kerja tetapmerupakan cara terbaik untuk menghapuskan kemiskinan..1

Pendahuluan

1 ILO: Working Out of Poverty, Report of the Director-General, InternationalLabour Conference, 91st Session, Geneva, 2003

2 International Labour Office (1998), Recommendation 189:Recommendation concerning General Conditions to stimulate Job Creationin Small and Medium-Size Enterprice, Geneva”.

Akses ke lapangan kerja adalah jalan yangpaling menjamin untuk bisa keluar dari kemiskinan.Dengan demikian, kebijakan dan programpenciptaan lapangan kerja tetap memainkan peranpenting dalam memerangi kemiskinan. Secarainternasional, koperasi dan usaha kecil danmenengah (UKM) diakui sebagai faktor penentudalam pertumbuhan ekonomi dan semakin berperandalam membuka sebagian besar lapangan kerja.Koperasi saja dapat menciptakan 100 juta lapangankerja. Untuk merespon tren ini, KonferensiPerburuhan Internasional mengadopsi Rekomendasi189 (1998) tentang General conditions for the pro-motion of job creation through small and medium-sizedenterprises (ketentuan umum untuk peningkatanpenciptaan lapangan kerja melalui usaha kecil danmenengah)2 dan Rekomendasi 193 (2002) mengenai

1

Page 5: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha (Usaha Kecil, Menengah dan Ekonomi Lokal)

Peningkatan Koperasi.3 Rekomendasi 189 mengakuipentingnya penciptaan lingkungan yang kondusifbagi pengembangan UKM. Selain itu, ILO jugamenegaskan perlunya desentralisasi pelayananserta melibatkan berbagai stakeholder dalamperencanaan dan pelaksanaannya. Rekomendasi193 telah lebih maju melangkah dengan melakukanadvokasi mengenai perlunya pemerintah mengakuipentingnya peran global dari koperasi dalampengembangan sosial dan ekonomi nasional,mendorong kerjasama internasional, dan di saatyang sama mengakui identitas koperasi berdasarkannilai-nilai dan prinsip-prinsip. Hal inimenggarisbawahi perlakuan sama terhadapkoperasi dan jenis usaha/organisasi nasional lainnyadan mendefinisikan peran pemerintah dalammenciptakan suatu kebijakan dan kerangka aturanyang mendukung serta menfasilitasi akses-aksesyang mendukung pelayanan dan keuangan tanpacampur tangan yang tidak perlu.

Di Indonesia, diakui secara umum bahwasebagian besar perempuan dan laki-laki memperolehnafkah dan penghasilan dari UKM. Namun demikian,pengukuran kontribusi UKM sudah bertahun-tahuntidak bisa dilakukan karena karena tidak adanyakeseragaman definisi UKM yang diakui oleh semuadepartemen dan instansi pemerintah, serta swasta.Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuatperbedaan sistematis tentang usaha rumah tangga(cottage), usaha kecil, menengah dan besarberdasarkan jumlah tenaga kerja. Klasifikasi inimemungkinkan dilakukannya analisis atas berbagaiperubahan struktur lapangan kerja selama ini.Kontras dengan hal ini, sebagian besar definisi yangdigunakan oleh departemen dan instansi lain tidakdidasarkan pada besarnya jumlah tenaga kerja tapiberdasarkan nilai aset atau omset (penjualan).Misalnya, Kementerian Negara Kooperasi dan UKMmendefinisikan usaha kecil sebagai perusahaandengan jumlah penjualan per tahun sebesar Rp 1miliar sampai Rp 50 miliar. Selanjutnya, KementerianNegara ini menemukan bahwa lebih 99 persen darisemua usaha di Indonesia dapat digolongkansebagai usaha kecil yang secara keseluruhanmempekerjakan lebih dari 99 persen dari seluruhtenaga kerja yang ada di Indonesia. Departemenlain menggunakan definisi yang juga menunjukkan

3 Peningkatan Koperasi, Rekomendasi ILO No. 193 (2002)

2

Page 6: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

sangat besarnya sektor UKM di Indonesia.Walaupun ada kesulitan dalam pengukuran, posisiUKM diakui makin penting dan bahkan sudahmemegang peran lebih besar dalam pembangunanekonomi dan pembangunan sosial Indonesia.Dengan begitu, pengembangan UKM menjadi salahsatu platform dari agenda pembangunan ekonomidan sosial pemerintah.

Platform lain adalah pengembangan koperasi.Di Indonesia, koperasi siap untuk bebas dariketergantungan subsidi pemerintah pusat sebagaidampak krisis moneter yang dimensional danotonomi daerah yang telah mengurangi kendalipemerintah pusat terhadap koperasi. Lembagaindependen seperti Lembaga Studi untuk Koperasi(LSP2-I) berinisiatif mengusulkan suatu undang-undang koperasi baru yang ditujukan untuk memulaipembaharuan tersebut. Suatu usaha partisipatifselama satu tahun telah dilakukan—dimulai dengananggota utama khususnya dari akar rumput—mencapai sejumlah amandemen terhadapperundang-undangan koperasi yang ada.Sementara itu, DEKOPIN, serikat koperasi terbesardi Indonesia, telah melakukan kajian internalterhadap perubahan yang dibuat dalam peraturankoperasi yang ada dan telah memasukkanrekomendasi pada lembaga terkait di parlemen.

Versi rancangan ketiga akhirnya dikeluarkanpemerintah pada akhir Oktober 2003, dan akandidiskusikan oleh DPR. Meskipun t idak adakekurangan yang mendasar dari UU Koperasi No.25/1992, proses partisipatif yang dilakukan olehLSP2-I telah menciptakan kesadaran yang lebih baikdiantara para pemegang kepentingan di Indonesiaakan kebutuhan untuk memasukkan ICA (Coopera-tive Identity Statement/Pernyataan IdentitasKoperasi), termasuk bahan-bahan yang termuat didalam Rekomendasi ILO No. 193, ke dalamrancangan peraturan.

Untuk memahami hubungan antarapengembangan usaha dan pengentasankemiskinan, diperlukan pengenalan atas ekonomiinformal perkotaan dan sektor pertanian yang luas,karena di sinilah dapat ditemukan bagian terbesardari usaha kecil namun di sini pula terdapat tenagakerja dan pengusaha miskin.

3

Page 7: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha (Usaha Kecil, Menengah dan Ekonomi Lokal)

Ekonomi informal di Indonesia lebih tepatdisebut ekonomi informal perkotaan. Badan PusatStatistik (BPS) membedakannya dari ekonomi infor-mal tradisional, yaitu sektor pertanian. Menurut BPS,ekonomi informal perkotaan terdiri dari perorangandan pengusaha yang tidak diakui secara legal, danmelakukan bisnis seringkali tanpa izin atau tidakdiketahui oleh pemerintah daerah. Namun demikian,banyak usaha di ekonomi informal ini mungkin sudahdidaftar oleh pemerintah daerah dan regulatorkeuangan, seperti Departemen Keuangan ataukantor pelayanan pajak, namun belum mendapatkanstatus yang didefinisikan sebagai ‘badan hukum’.

Di Indonesia, perekonomian formal terdiri darisekitar 2 juta pengusaha (termasuk bekerja sendiri)dengan menyerap tenaga kerja sekitar 29,5 jutaorang. Jumlah ini merupakan 33 persen dari seluruhangkatan kerja nasional yang berjumlah 90 jutaorang. Perekonomian sektor informal melibatkanlebih dari 60 juta tenaga kerja atau 67 persen darijumlah tenaga kerja yang ada. Perekonomian for-mal mempekerjakan hampir 22 juta (atau 44 persen)dari 49 juta tenaga kerja non-pertanian, sementaraekonomi informal menampung sekitar 28 juta (56persen). Ekonomi formal mendominasi sektor-sektorpertambangan, konstruksi dan utilitas (85 persen)serta sektor keuangan (74 persen). Sebaliknya,perekonomian informal mendominasi sektor-sektorperdagangan (85 persen) dan sebagian besar darisektor manufaktur (54 persen). Pekerjaan-pekerjaan di sektor angkutan, pergudangan dankomunikasi terbagi hampir sama antara ekonomiformal dan informal. Sektor perdaganganmendominasi ekonomi informal non-pertaniandengan penguasaan sekitar 57 persen, diikuti sektormanufaktur (23 persen), keuangan dan jasa (10persen), serta angkutan (8 persen).

Tidak semua pekerja atau pengusaha dalamekonomi informal tergolong miskin, tetapi banyak diantara mereka yang hidup dengan risiko tinggi yangbisa mendorong mereka ke jurang kemiskinan.Pekerjaan di sektor informal sering dicirikan denganketerampilan dan produktifitas rendah, penghasilanrendah atau tidak tetap, jam kerja panjang, tempatkerja yang kecil dan tidak jelas, kondisi kerja yangtidak aman dan tidak sehat, serta tidak mempunyaiakses ke informasi, pasar, keuangan, pelatihan danteknologi. Pekerja di ekonomi informal tidak diakui,

Ekonomiinformal

perkotaan

4

Page 8: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

tidak didaftar, tidak diatur atau tidak dijamin olehundang-undang perburuhan dan jaminan sosial,seringkali status hubungan kerja mereka tidak jelas.Bagian terbesar dari mereka yang mengalamikeadaan ini adalah perempuan dan anak-anak.

ILO telah mengembangkan suatu pendekatanpartisipatif untuk memperbaiki kondisi kerja danhidup dari pekerja ekonomi informal melaluikemitraan dengan serikat pekerja dan koperasi ditiga negara Afrika: Rwanda, Tanzania dan Uganda.Pendekatan SYNDICOOP dipandang dapatmengembangkan program-program yang tepat bagipekerja ekonomi informal di Indonesia serta untukmemasukkan ekonomi informal ke dalam prosesPRSP dengan dukungan serikat pekerja dankoperasi.

Di Indonesia, sektor pertanian mendominasipenyerapan tenaga kerja dengan 41 juta pekerja,dimana 80 persen di antaranya masuk dalamkategori ekonomi informal. Selain itu, kemiskinansudah menjadi fenomena pedesaan karena sekitar75 persen dari rumah tangga miskin adalahpenduduk pedesaan yang bergantung pada sektorpertanian sebagai sumber penghasilan utama.

Penduduk miskin di pedesaan seringkalimengalami situasi yang tidak menguntungkankarena terpencil, tidak berpendidikan dan tidakmemperoleh layanan kesehatan, tidak memilikipekerjaan yang tetap dan tidak produktif, tingkatkesuburan tinggi serta diskriminasi untukperempuan dan minoritas etnik. Dengan demikian,kebijakan dan program pengentasan kemiskinanharus fokus pada pembangunan pedesaan danharus menciptakan lebih banyak peluang bagiperempuan dan laki- laki untuk memperolehpekerjaan di pedesaan. Kebijakan demikian bukansaja akan meningkatkan pertumbuhan ekonomimelainkan juga akan membantu mengurangikemiskinan di daerah perkotaan melaluipengurangan migrasi ke luar dari daerahpedesaaan ke pusat perkotaan yang berpenduduklebih padat. Daerah pedesaan Indonesia,sebagaimana negara Asia lainnya, organisasi yangpaling dekat dengan kaum termiskin adalahkoperasi, dan melalui jalur koperasi, mayoritas kaum

Pekerjapertanian danmasyarakatpedesaan

5

Page 9: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha (Usaha Kecil, Menengah dan Ekonomi Lokal)

miskin yang hidup di daerah terpencil dapat dicapaiuntuk membantu mereka menciptakan kehidupanberkelanjutan yang lebih baik dan menyediakanpelayanan sosial dasar.

Perlakuan dikriminatif atas perempuan dalampasar tenaga kerja dan diskriminasi tak-langsungdalam struktur tempat kerja dan perlakuan tidaksama terhadap perempuan dan laki-laki dalamjangka pendek ataupun jangka panjang akan lebihmerugikan perempuan dibanding laki-laki. Sebagianbesar mereka yang bekerja di sektor informaldengan upah rendah dan hubungan kerja yangtidak standar adalah perempuan. Ini merupakanhasil dari kurangnya jaminan kerja, pendapatanrendah, jaminan sosial yang tidak memadai, danlebih banyak perempuan setengah-pengangguranketimbang laki-laki.

Perempuan pengusaha merupakanrepresentasi dari kekuatan ekonomi yang punyapotensi besar, tapi kini menghadapi banyakhambatan. Mereka tidak mempunyai akses yangmemadai pada pelatihan pemasaran, pembukuandan keterampilan manajemen. Mereka juga tidakmempunyai jaringan dan informasi bisnis yang bisamembuat mereka mampu bersaing dan mengatasiberbagai tantangan dalam permintaan konsumen,dan teknologi. Mereka juga mendapatkan kesulitanmemperoleh kredit, terutama bila permintaanmereka melebihi batas kredit lembaga keuanganmikro dan koperasi yang ditawarkan bagiperempuan.

Pada umumnya, lembaga-lembaga dankebijakan mereka yang dirancang untuk menunjangpengembangan usaha diarahkan untuk melayaniekonomi formal sehingga menyisihkan para pelakuekonomi informal. Prosedur, teknologi, mekanismepengiriman barang, dan isi produk yang mereka buatlebih sesuai dengan kebutuhan usaha besar. Iniperlu diubah—ekonomi informal pedesaan danusaha di daerah pedesaan perlu diakui dandimasukkan dalam statistik resmi, perizinan danpendaftaran mereka di instansi pemerintah daerahdan pusat harus sesuai, dan usaha-usaha informalini perlu memperoleh akses ke berbagai sumber daya

Memasukkanpengentasan

kemiskinandalam kebijakan

dan programpengembangan

usaha

Pertimbanganjender

6

Page 10: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

produktif seperti kredit, pelatihan, pemasaran danjasa kepenasehatan. Kebutuhan sektor ini perludimasukkan dalam arus utama (mainstream)berbagai kebijakan dan program pengembanganusaha.

Berbagai peluang untuk berdir inya dantumbuhnya usaha tidak diciptakan oleh intervensieksternal, melainkan berkembang dari pasar dankewiraswastaan perempuan dan laki-laki. Aspek-aspek kunci yang mempengaruhi awal danpertumbuhan usaha meliputi hal-hal berikut:

Lingkungan yang kondusif—Lingkungankebijakan yang baik penting art inya untukpengembangan usaha. Dengan demikian, kebijakanekonomi, baik kebijakan makro maupun mikromemil iki peran penting dalam menciptakanlingkungan yang memungkinkan tumbuhnya usahasecara evolusi dalam kancah ekonomi Indonesia.Sayangnya, sejalan dengan pelaksanaandesentralisasi di Indonesia, banyak terdengarsuara-suara yang memprihatinkan tentangbanyaknya peraturan di berbagai kabupaten/kota.

Akses ke keterampilan dan teknologi—Keterampilan teknis dan manajemen penting artinyauntuk meningkatkan produktifitas, penghasilan danakses ke kesempatan kerja. Namun demikian, satuhal yang mengejutkan dari hampir semua strategipengentasan kemiskinan adalah tidak adanyapendidikan dan pelatihan keterampilan, meskipunsebagian besar pekerja yang hidup dalamkemiskinan tidak mampu dan tidak mempunyaiakses mengikuti pelatihan. Program-program yangmengaitkan keterampilan dan penguasaan teknologidengan dukungan kewiraswastaan adalah bagianpenting dari strategi pengentasan kemiskinan. Pro-gram-program pelatihan berbasis masyarakat—yang secara sistematis mengidentif ikasikesempatan penciptaan lapangan kerja danpendapatan di tingkat lokal— juga bisa merancangdan melaksanakan program pelatihan yang cocok,dan menyediakan jasa dukungan pascapelatihanyang diperlukan, termasuk kredit, bantuan teknisdan informasi pasar. 4

4 Untuk diskusi berikutnya, lihat the ILO’s Technical Briefing Note on Skilland Training.

7

Page 11: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha (Usaha Kecil, Menengah dan Ekonomi Lokal)

Akses ke dana—Tidaklah mungkin membangunusaha tanpa akses ke permodalan. Orang miskin dimana pun di dunia tidak mempunyai banyak akseske jasa keuangan. Kegiatan pembiayaan mikro yangberjalan seir ing dengan kewiraswastaaanmemungkinkan kaum miskin meminjam uang untukkeperluan produktif, mengamankan danmengembangkan aset mereka. Pada kenyataannya,permintaan akan pembiayaan mikro di Indonesiahanya bisa dipenuhi sebagian oleh lembagakeuangan yang ada, dan upaya ekspansi usaha ataumembuka usaha baru sangat tergantung padakemampuan mereka sendiri.5 Selanjutnya, misalnya,dengan 36.000 koperasi primer simpan pinjam dansekitar 11 juta anggota, sektor koperasi meresponpada kebutuhan kredit mikro hingga 30 persen. Inimembuat koperasi lembaga keuangan keduaterbesar setelah Bank Rakyat. Dorongan untukmengadopsi teknologi dan cara baru dapatmembantu mereka membangun kemampuanpelayanan secara berkesinambungan.

Akses ke layanan pengembangan bisnis—Layanan pengembangan bisnis (Business Develop-ment Services/BDS) meliputi pelatihan, layanankepenasehatan dan konsultasi, bantuanpemasaran, informasi, pengembangan dan alihteknologi, serta promosi bisnis. Penyelenggara BDSumumnya terdapat di hampir semua kota besar danuniversitas. Terdapat juga lembaga-lembaga danorganisasi-organisasi menawarkan BDS untukkoperasi. LSP2-I dan Jaringan Usaha Koperasi (JUK)adalah pemberi layanan BDS.

Akses ke pasar—Penyediaan pelatihanketerampilan, peningkatan kewiraswastaan, kreditmikro, layanan pengembangan bisnis danpembangunan kemampuan, akan membantumeningkatkan penghasilan. Namun demikian, tanpaakses ke pasar yang kuat, para wiraswastawan inimungkin tetap sulit keluar dari kemiskinan.Penyediaan prasarana pedesaan, keikut-sertaandalam pameran dagang dan program pertemuandengan pembel i , serta program-programketerkaitan usaha kecil dan besar dapat digunakanuntuk meningkatkan akses usaha kecil ke pasar.

5 Fakta bahwa ada kesenjangan yang kuat antar permintaan danpenawaran dari Mikro-Finaec.

8

Page 12: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Strategi yang mantap untuk pengentasankemiskinan harus banyak menekankan padapartisipasi pekerja perempuan dan laki-laki yanghidup dalam kemiskinan, ke dalam berbagaikebijakan untuk meningkatkan taraf hidup mereka.Kelompok gotong royong, usaha milik petani,perkumpulan simpan-pinjam, dan organisasimasyarakat dalam bentuk lain seringkali mampumenjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan pekerjaatau wirausahawan di sektor informal di kotamaupun pedesaan. Pengembangan kemampuan,pemberantasan buta huruf dan perbaikankesehatan, peluang menciptakan penghasilan,akses ke lembaga yang ada dan layanan umum.dukungan kebijaksanaan —semuanya dapatdikembangkan melalui organisasi koperasi.

Di masa lampau, istilah koperasi banyakdisalahgunakan di Indonesia, seperti di banyaknegara lain. Koperasi yang dipromosikan pemerintahtelah gagal memobilisasi anggota, karena merekamelihat organisasi ini dikontrol oleh orang-orangyang diangkat pemerintah. Visi koperasi untukmemperkuat kekuatan ekonomi para anggotanyamelalui kewiraswastaan—yang didorong olehkeanggotaan dalam koperasi—justru mengalamipenurunan nilai dan diskreditasi. Dewasa ini, banyakkoperasi yang terdaftar di Indonesia mencobamemperbaiki masalah yang diwariskan di masa lalu.Koperasi dimil iki oleh anggota dan modelpembangunan berkelanjutan yang berbasismasyarakat dan peranannya dalam pembangunanlokal tidak dapat diabaikan. Koperasi yang kuatsecara finansial dan mandiri dapat memainkanperanan penting dalam meningkatkankesejahteraan anggotanya dan karenanyamendukung distribusi pendapatan yang lebihmerata. Koperasi sangat penting untuk penciptaankesempatan kerja di dalam iklim pedesaan danperkotaan, demikian juga untuk ekonomi informal.

Kaum muda laki-laki maupun perempuan diIndonesia menghadapi bayang-bayang yangmenakutkan dalam masalah sosial dan ekonomiseperti t ingginya tingkat pengangguran dansetengah-pengangguran. Pengangguran dan

U s a h amenjadikan(kembali)koperasi sebagaimodelpengembanganusaha lokal

Peningkatankewirausahaankaum muda6

6 Untuk diskusi lebih jauh, lihat paparan teknis ILO dalam soal PekerjaMuda.

9

Page 13: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha (Usaha Kecil, Menengah dan Ekonomi Lokal)

setengah pengangguran muda t idak hanyamembuang percuma bakat dan keterampilangenerasi muda, tapi juga terkait dengan problem-problem sosial. Ini mengakibatkan hilangnya bakatkreat i f kaum muda yang sebenarnya dapatmemberikan sumbangan inovatif pada tenaga kerjadan masyarakat.

Di Indonesia, sekitar 60 persen pekerja mudamiskin mencari nafkah di sektor informal.Kebanyakan kaum muda yang bekerja-sendirimenjalankan usaha dengan skala sangat kecil danmasalah utama mereka adalah tidak-adanyapelatihan dan modal, persaingan dan korupsi, sertanaik-turunnya penghasilan karena perubahanmusiman dalam kegiatan bisnis mereka. Tidakmengherankan bila sebagian besar dari merekatidak siap mengembangkan usaha mereka menjadiperusahan-perusahaan kecil yang mantap yangmenghasi lkan penghasi lan yang cukup danlapangan kerja di masa depan.

Ada kesadaran yang makin kuat tentangperlunya mengatasi pengangguran kaum muda diIndonesia, baik dengan memberikan peluang kerjayang layak bagi kaum muda, Indonesia akanmemperoleh manfaat penuh dari sumbangan kaummuda dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Inijuga menjadi bagian penting dalam strategipengentasan kemiskinan yang efektif bagi Indone-sia. Hal itu juga diperlukan untuk menghindariterjadinya keterpencilan sosial, keputus-asaan danfrustrasi. Strategi seperti itu perlu melibatkanpartisipasi pihak swasta dan organisasikemasyarakatan untuk menyediakan pelatihan,pendampingan, dan akses kredit bagiwiraswastawan muda. Strategi ini dapat jugamelibatkan sekolah dan lembaga pendidikanketerampilan untuk mempromosikankewiraswastaan.7

7 Sebagai bagian dari proyek kerjasama ILO dan Pemerintah Indonesiadalam soal pekerja muda, usaha yang sedang dilakukan adalahmengintegrasikan ILO’s Start Your Business Programme ke dalam lembagapelatihan kerja sebagai bagian dari program pengembangankewiraswastaan mereka.

10

Page 14: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Desentralisasi merupakan salah satu langkahreformasi yang terpenting. Dalam pengembanganUsaha Kecil dan Menengah (UKM)dan koperasi padatingkat nasional,Kantor Kementerian NegaraKoperasi dan UKM mempunyai kewenanganmengkoodinasi berbagai upaya pengembangan UKM(UU No. 9/1995 dan Keputusan Presiden No. 101/2001). Namun demikian, proses desentralisasimenyebabkan tanggung jawab dalampengembangan program dan implementasinyaberalih dari pemerintah pusat ke pemerintahdaerah.

Di seluruh Indonesia tercatat sejumlah provinsidan kabupaten/kota sudah siap menghadapitantangan ini dengan merumuskan kebijakan danprogram pengembangan ekonomi dan penyediaanlapangan kerja. Ini menunjukkan pentingnyakekuatan pemerintah pusat untuk menjamin bahwasemua program dan kebijakan daerah akanmemperkuat perekonomian sekaligus sesuai denganUKM. Inisiatif seperti itu secara sistematis harusmengacu pada praktek bisnis yang baik (interna-tional best practice) dan keahlian para pengusahalokal dan dan asosiasi bisnis di daerah.

Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal (Lo-cal Economic dan Employment Development/LED)yang diakui secara internasional menyediakankerangka kerja untuk kegiatan-kegiatan lokalsemacamnya. Pendekatan LED adalah prosespengembangan melalui partisipasi yang mendorongkemitraan di antara para stakeholder utama di suatuwilayah yang bertujuan merangsang kegiatanekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Para stake-holder ini terdiri dari perorangan, perusahaan dan/atau organisasi kemasyarakatan, sektor swasta dansektor nir laba yang mempunyai minat dankemampuan untuk mendukung pengembanganmasyarakat. Mereka ini termasuk Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM), perguruan tinggi yang memilikiminat yang kuat dalam pengembangan UKM,perusahaan dan asosiasi bisnis, representasi laindari sektor UKM.

Proses ini memungkinkan terjadinya kerjasamadalam perancangan dan pelaksanaan strategipengembangan ekonomi dan lapangan kerja,

Desentralisasidanpengembanganperusahaan

Pengembanganekonomi lokalsebagaikerangka untukpengembanganusaha yangterdesentralisasi

11

Page 15: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha (Usaha Kecil, Menengah dan Ekonomi Lokal)

dengan memanfaatkan sumber daya setempat dankeunggulan kompetitif. Secara khusus, dalampendekatan LED, pemerintah lokal menjadipemimpin dalam mempermudah dan mendorongpartis ipasi para stakeholder setempat danmembangun konsensus dalam menentukanberbagai inisiatif ekonomi dan kesejahteraan sosialuntuk masyarakatnya.

Di banyak provinsi dan kabupaten/kota, jenis-jenis industri tertentu memainkan peran pentingdalam perekonomian daerah dan penyediaanlapangan kerja bagi orang miskin. Seringkali industri-industri ini sudah ada di daerah itu selama beberapadekade. Sekarang, globalisasi telah menempatkanindustri-industri ini dalam suasana kompetisi. Dansebagian besar perusahaan ini tak bisa lagimempertahankan daya saing mereka terhadapprodusen internasional dengan hanyamengandalkan ongkos produksi yang murah, nilaitambah yang rendah, dan volume produksi yangtinggi, karena hal itu tidak akan bertahan lama danakan menyebabkan kualitas perusahaan dankualitas kerja mereka semakin rendah. Mendorongpara stakeholder lokal untuk memahami dimensi-dimensi kompetisi dan dampak potensialnya ataslapangan pekerjaan, serta mengidentifikasi danmengimplementasikan respon atas perubahan-perubahan ini.

Pendekatan yang seringkali digunakan olehperusahaan-perusahaan kecil menghadapi tekananpersaingan ini adalah pengelompokkan usaha-usaha kecil yang bergerak di sektor industri yangsama atau terkait dengan industri tertentu.Pendekatan ini adalah cara yang biasa diterapkandi Indonesia dan memang ada alasan ekonomi yangkuat untuk melakukannya. Perusahaan-perusahaanyang tergabung dalam sentra-sentra produksiseperti itu memperoleh daya saing kompetitif dari:

· Kedekatan ke sumber bahan baku, · Ketersediaan layanan pengembangan usaha

yang bagus, · Banyaknya klien yang bisa dirangkul oleh

sentra-sentra industri yang bersangkutan, dan · Ketersediaan tenaga kerja terampil

Membangunindustri yang

sudah ada danpengelompokkan

12

Page 16: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Namun demikian, pengalaman di Indonesiamenunjukkan bahwa upaya langsung pemerintahuntuk mendorong pengembangan sentra-sentraindustri melalui koperasi dan bantuan teknis seringgagal karena para pelaksana t idak mampumengangkat potensi kewirausahaan dankemampuan mengorganisasi diri sendiri di sentra-sentra industri tersebut. Pemerintah membutuhkanlingkungan kebijakan yang kondusif dan kemitraandengan para stakeholder agar sentra-sentra industrimengembangkan dan mengimplementasikanstrategi dan kelompok mereka sendiri.

Pendekatan LED menyediakan kerangka kerjadimana para mitra sosial publik dan swasta bisabekerja bersama dalam mengatasi sejumlahmasalah ekonomi dan sosial lokal sepert ipeningkatan pendapatan, penciptaan lapangankerja dan pengentasan kemiskinan. Pendekatan LEDdapat menjadi strategi penting dalam upaya Indo-nesia mengentaskan kemiskinan. Namun demikian,pendekatan ini memerlukan keterampilan dankeahlian baru. Diperlukan program yang tepat untukpengembangan kemampuan bagi pemerintahdaerah dalam pengembangan program danpembuatan kebijakan UKM. Upaya pengembangankemampuan ini tidak hanya diperlukan oleh sektorpublik melainkan juga bagi semua mitra sosial.

Dalam konteks Program Strategi PengentasanKemiskinan (PRSP), ILO mendesak Pemerintahuntuk:

1. Memperkuat kerangka koordinasi kebijakan—Untuk mendapatkan manfaat dari kesempatanmeningkatkan inisiatif pengembangan UKMmutlak diperlukan adanya koordinasi yang kuatdalam soal program dan kebijakan baik di antarapara pelaku nasional, pemerintah daerah, dansektor swasta. Lebih jauh lagi, yang lebih pentingadalah pemerintah menggunakankewenangannya untuk menjamin bahwa semuakebijakan dan program lokal sangat layak secaraekonomi dan sesuai dengan UKM. Inisiatif sepertiitu secara sistematis harus mengacu pada praktekbisnis yang baik (international best practice) dan

Pengembangankemampuan paramitra sosiallokal

Rekomendasikebijakan

13

Page 17: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Penciptaan Pekerjaan dan Pengembangan Usaha (Usaha Kecil, Menengah dan Ekonomi Lokal)

keahlian para pengusaha lokal dan dan asosiasibisnis di daerah.

2. Menempatkan pengentasan kemiskinan dalampokok-pokok kebijakan dan programpengembangan usaha—Sayang sekali, banyakkebijakan pengembangan usaha di masa lalutidak menempatkan pentingnya penciptaanlapangan kerja atau peningkatan mutu pekerjaansebagai tujuan utama. Akibatnya, terjadilahpembangunan yang tidak merata yang harussegera dibenahi. Karena itu, ada kebutuhan untukmengintegrasikan atau memposisikan perhatian(concern) dalam soal kemiskinan dan lapangankerja sebagai hal terpenting dalam berbagaiperdebatan mengenai kebijakan sosial danekonomi. Dengan menempatkan hal itu dalamarus utama, dengan sendir inya akanmemunculkan pengakuan atas begitu besarnyasektor informal di pertanian dan perkotaan yangmerupakan mayoritas usaha skala keci lmenengah. Mereka kebanyakan terdiri daripekerja dan pengusaha miskin.

Kelompok yang menjadi target utama programpengembangan kewirausahaan ini seharusnyaperempuan dan laki-laki muda. Lewat cara ini,kaum muda akan memberikan kontribusinyadengan menciptakan lapangan kerja bagi dirinyasendiri dan Indonesia akan memperoleh manfaatdari bakat kreatif kaum muda ini. Strategi sepertiitu harus melibatkan sektor swasta dan organisasikemasyarakatan dalam penyediaan pelatihan,mentoring, dan akses ke kredit bagi parapengusaha muda. Strategi ini juga harusmempromosikan kewirausahaan di sekolah danlembaga-lembaga pelatihan keterampilan.

3. Mendukung Koperasi untuk Mengambil bagiandalam Pengentasan Kemiskinan—Diketahuibahwa di seluruh dunia koperasi adalah salahsatu organisasi yang paling layak memerangikemiskinan. Di Indonesia, karena pengalamankoperasi yang disponsori pemerintah di masa lalu,dalam rangka mengembangkan ni lai dankeuntungan organisasi koperasi dalampembangunan, masalah yang diwariskantersebut harus diatasi, termasuk finalisasi prosespenyusunan kerangka kebijakan yang kondusif,mempertimbangkan Rekomendasi 193.

14

Page 18: (Technical Briefing Notes-TBNs) - ilo.org · departemen dan instansi pemerintah, serta swasta. Saat ini, hanya Badan Pusat Statistik yang membuat perbedaan sistematis tentang usaha

Karenanya, koperasi haruslah dimiliki anggota,organisasi yang demokratis dan otonomi, dantetap bebas dari intervensi pemerintah.Tambahan pula, koperasi perlu mendapat akseske pelayanan dukungan, termasuk pelatihanmanajemen, pendidikan anggota, audit dankredit, sehingga mereka dapat memainkanperanan lebih besar dalam pengentasankemiskinan di desa dan kota dan dalam ekonomiinformal. Kerjasama dengan serikat pekerja harusdidorong untuk memperbaiki kondisi kerja danmengurangi kemiskinan di sektor informal.

4. Mengembangkan kemampuan untukpembangunan ekonomi—Sebagian besar pro-gram UKM di masa datang akan didesentralisasi,sehingga upaya memperkuat kemampuanlembaga-lembaga pemerintahan di semuatingkatan menjadi sangat penting, untukmemperkuat keuntungan potensial daridesentralisasi dan otonomi daerah yang padagilirannya akan menguntungkan masyarakat lokaldan rakyat Indonesia secara keseluruhan.Diperlukan program pengembangan kemampuanyang tepat untuk pemerintah daerah dan paramitra sosial lainnya dalam pembuatan kebijakandan program pembangunan Local Economic De-velopment (LED) atau Pengembangan Ekonomidan Lapangan Kerja Daerah.

15