tdo 1
TRANSCRIPT
FIKES UPN VETERAN JAKARTA
oleh: Ns. Chandra Tri Wahyudi S.Kep
Definisi :
Tarikan pada bagian distal anggota badan
pasien dengan tujuan mengembalikan fragmen
tulang ke tempat semula.
Prinsip Traksi Efektif
• Setiap pemasangan traksi harus dipikirkan adanya kontratraksi (gaya berlawanan)spt hukum newton yg ketiga yaitu gerak menyebutkan bahwa bila ada aksi,akan terjadi reaksi dengan besar yang sama,namun arahnya berlawanan.
• Umumnya BB klien dan pengaturan posisi tempat tidur dapat memberikan kontratraksi
• Kontratraksi dipertahankan agar traksi tetap efektif
• Traksi skelet tidak boleh putus
• Pemberat tidak boleh diambil,kecuali bila traksi yang dimaksudkan intermiten
• Tubuh klien harus dalam keadaan sejajar dengan pusat tempat tidur ketika traksi dipasang
• Tali tidak boleh macet
• Pemberat harus tergantung bebas dan tidak boleh terletak pada tempat tidur/lantai
• Simpul pada tali atau telapak kaki tidak boleh menyentuh katrol/kaki tempat tidur
Tujuan(1) :
Terapi konservatif pada fraktur
• Reposisi fragmen tulang
• Imobilisasi fragmen tulang
• Imobilisasi sementara
• Mempertahankan gerakan sendi
Tujuan(2) :
Terapi penyakit/deformitas tertentu :
1. Mengurangi/menghilangkan spasme otot
2. Melawan kontraktur sendi
3. Melawan kontraktur otot
4. Memperbaiki letak sendi panggul pada penyakit CDH
Tujuan(3) :
Traksi pada tulang belakang
Untuk menghilangkan/mengurangi rasa sakit pada leher dan bokong (Low Back Pain)
TRAKSI (1)
Dalam penanganan patah tulang kita perlu melakukan beberapa tindakan, yaitu :
• Reposisi• Fiksasi• Rehabilitasi
Reposisi dan fiksasi dapat dilakukan secara
operatif maupun konservatif.
Traksi secara konservatif.
TRAKSI (2)
Ada 2 cara :
1. Traksi Kulit (skin traction)
2. Traksi Skeletal/tulang (skeletal traction)
Traksi skeletal untuk jangka pendek pada fraktur femur tibia proksimal
Traksi skeletal untuk jangka panjang pada fraktur femur femur distal
BEBAN TRAKSI (1)
Traksi kulit dilakukan bila daya tarik yang
diperlukan kecil.
Bila perlu daya tarik yang besar dan untuk
jangka waktu lama dipasang traksi skeletal.
BEBAN TRAKSI (2)
Beban pada traksi kulit sebesar 1/7 dari berat badan, maksimal 5 kg.
Beban pada traksi skeletal dapat 2 atau 3 kali lipat (1/5 dari berat badan).
TRAKSI
Traksi dibagi dua golongan yaitu :
1. Untuk reposisi (reduction traction)
2. Untuk mempertahankan posisi
Contoh alat/sistem dalam traksi
• Thomas Splin
• Bohler Braun Frame
• Gallow
• Balanced Suspension
• Crutchfield tongs
Thomas Splint
Bohler – Braun Frame
Balanced Suspension
Crutchfield Tongs
Jenis traksi dalam ortopedi1. Bucks extension
• Traksi kulit
• Sering pada ekstremitas inferior
• Digunakan pada fraktur femur, pelvis dan lutut
Jenis Traksi dalam Ortopedi
2. Bryant’s traction• Disebut juga Gallow’s traction
• Pada anak < 1 tahun
• Dislokasi sendi panggul
• Skin traksi
Jenis Traksi dalam Ortopedi
3. Weber Extensionsapparat• Traksi kulit dan traksi skeletal
• Fraktur batang femur pada anak-anak
Jenis Traksi dalam Ortopedi
4. Cotrel traction• Untuk terapi skoliosis
• Tindakan pendahuluan sebelum operasi dan pemasangan gips.
5. Ducroquet extension• Pada skoliosis
• Sebagai persiapan untuk operasi
Jenis Traksi dalam Ortopedi
6. Dunlop traction• Pada fraktur supracondylar humerus
• Lengan tangan digantung dengan skin traksi
Jenis Traksi dalam Ortopedi
7. Russell traction• Suatu balanced traction
• Skin traksi
• Kegunaannya pada orangtua
dengan fraktur pelvis dan pada
anak-anak dengan fraktur femur.
Jenis Traksi dalam Ortopedi
8. Cervical traction• Untuk traksi leher
• Pada pasien duduk atau tiduran
• Secara continous atau secara intermittent
Jenis Traksi dalam Ortopedi
9. Halo-Femoral traction• Traksi berlawanan pada kepala dan femur
• Digunakan alat Crutchfield Tongs
Jenis Traksi dalam Ortopedi
10. Well-Leg traction• Gips pada kedua kaki dengan batang yang
menghubungkan keduanya.
• Digunakan pada fraktur femur
Jenis Traksi dalam Ortopedi
11. 90-90 traction• Traksi secara skeletal
• Digunakan pada fraktur femur
Jenis Traksi dalam Ortopedi
12. Fisk traction• Digunakan pada fraktur supracondylair femur
• Dengan bantuan Thomas Splint yang dimodifikasi
• Traksi skeletal
Implikasi Keperawatan
• Dampak psikologis dan fisiologis masalah muskuloskeletal,alat traksi, dan imobilitas harus diperhitungkan: MK yg sering muncul yaitu
- Ansietas
- Defisiensi pengetahuan mengenai program terapi
- Nyeri dan ketidaknyamanan
- Defisit perawatan diri
- Hambatan mobilitas fisik
• Masalah kolaborasi dan komplikasi resiko yang harus diperhatikan adalah
- dekubitus pada daerah tekanan bidai
- infeksi kulit superfisial dan raksi alergi
- kongesti paru dan pneumonia penyakit tromboemboli
- anoreksia
TERIMA KASIH