tatalaksana hipertensi
DESCRIPTION
med eduTRANSCRIPT
TATALAKSANA HIPERTENSI
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c). Penurunan berat badan
d). Penurunan asupan etanol
e). Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal
dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a). Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap
tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
b). Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Lebih dari dua per tiga individu dengan hipertensi tidak dapat dikontrol oleh
pemberian satu obat dan membutuhkan 2 jenis atau lebih obat antihipertensi dari kelas yang
berbeda. Pada pasien hipertensi dengan target tekanan darah yang lebih rendah atau dengan
tekanan darah yang sangat tinggi,kombinasi 3 jenis atau lebih obat antihipertensi mungkin
diperlukan.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip penggunaan obat antihipertensi :
Dalam memulai terapi, diberikan obat antihipertensi dengan dosis rendah. Jika terdapat
respon obat tetapi target tekanan darah belum tercapai,pemberian obat kedua dengan
dosis rendah atau penambahan dosis obat pertama dapat dilakukan.
Pemberian obat kedua dengan dosis rendah mempunyai keuntungan yang lebih daripada
meningkatkan dosis obat pertama. Pemberian obat pertama dan kedua secara bersamaan
dengan dosis rendah kemungkinan timbulnya efek samping yang ringan. Penggunaan
fixed low dose combination dapat dipertimbangkan.
Jika terdapat respon yang kecil pada pemberian satu macam obat antihipertensi,
direkomendasikan untuk mengganti obat tersebut dengan obat lain dari kelas yang
berbeda sebelum melakukan penambahan dosis atau menambahkan obat kedua.
Keuntungan penggunaan obat antihipertensi kerja panjang adalah penurunan tekanan
darah lebih stabil. Hal ini dapat mencegah timbulnya komplikasi kardiovaskular dan
mencegah kerusakan organ target.
Kombinasi Obat Antihipertensi
Berikut ini adalah kombinasi obat antihipertensi yang efektif :
Diuretik dan penghambat beta
Diuretik dan ACE Inhibitor atau penghambat reseptor angiotensin II
Diuretik dan penghambat kanal kalsium
Penghambat Kanal kalsium (Dihyropyridine) dan penghambat beta
Penghambat Kanal kalsium dan ACE Inhibitor atau penghambat reseptor angiotensin II
Kombinasi penghambat beta dan ACE Inhibitor atau penghambat reseptor
angiotensin II tidak menunjukan efek yang sinergis. Walaupun sangat efektif untuk
menurunkan tekanan darah, kombinasi diuretik dan penghambat beta dapat meningkatkan
risiko diabetes mellitus. Oleh karena itu penggunaannya harus lebih diperhatikan pada
pasien-pasien yang memilik faktor risiko diabetes mellitus seperti kegemukan atau sindrom
metabolik.
Terapi hipertensi dimulai dengan modifikasi pola hidup dan jika target tekanan darah
tidak tercapai, diuretik thiazide dapat digunakan untuk memulai terapi obat pada kebanyakan
pasien. Diuretik thiazide juga dapat dikombinasikan oleh obat-obat dari kelas yang lain
seperti ACE inhibitor, penghambat reseptor angiotensin II, atau penghambat kanal kalsium.
Saat diuretik thiazid tidak dapat digunakan atau saat ada keadaan lain yang membutuhkan
jenis obat antihipertensi yang spesifik seperti pada pasien hipertensi dengan indikasi khusus,
pemilihan obat-obatan dari kelas yang lain dapat dilakukan.
3. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah
sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran
tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai
tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,
namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
a. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya
tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui
dengan mengukur memakai alat tensimeter
b. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih
dahulu
c. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup
penderita
d. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
e. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau
keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
f. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x
sehari atau 2 x sehari
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek
samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau
mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
i. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
j. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
k. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
Daftar pustaka
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius,
2001
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?,
Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan
oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Chobanian AV. The Seven Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. USA: National Institute of
Health Publication No.04-5230 August 2013.
Clinical Practice Guidelines: Hypertension. Singapore: Ministry of Health 2005.
Diunduh dari http://www.moh.gov.sg/cpg tanggal 4 desember 2013.
Khan NA, et al. The 2009 Canadian Hypertension Education Program recommendations
for the management of hypertension: Part 2 – therapy. Can J Cardiol Vol 25 No 5 2009:
287 – 298.