tatalaksana dan pencegahan infeksi saluran napas

5
Tatalaksana dan Pencegahan Infeksi Saluran Napas oleh Yunus Kuntawi Aji, 0806451574 Infeksi Saluran Napas Atas Antibiotik tidak memiliki peran dalam pengobatan infeksi saluran napas atas nonspesifik sederhana. Dengan tidak adanya bukti klinis infeksi bakteri, pengobatan dilakukan berdasarkan gejala yang ada dengan penggunaan dekongestan dan obat antiinflamasi nonsteroid. Terapi lain yang ditujukan untuk gejala yang spesifik sering kali berguna, seperti dextromethrophan untuk batuk dan lozenges dengan anestesi topikal untuk sakit tenggorokan. Infeksi saluran napas atas dapat menyebar dengan mudah di dalam suatu keluarga. Setiap orang yang bersentuhan dengan orang yang sakit berisiko mengalami infeksi. Anggota keluarga harus melaksanakan rekomendasi berikut: Sedapat mungkin batasi kontak dengan orang yang sakit. Ruang bersama (toilet, dapur, dan kamar mandi) harus berventilasi baik (misalnya ventilasi alami dengan selalu membuka jendela). Pembersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penularan tak langsung, terutama di ruang bersama. Bila perawatan jarak dekat harus dilakukan kepada orang yang sakit, orang yang sakit tersebut harus menutup mulut/hidungnya dengan tangan atau benda lain (misalnya tisu, saputangan, masker linen, atau masker bedah). Bila 1

Upload: jody-felizio-chandra

Post on 14-Feb-2015

19 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

infeksi nafas

TRANSCRIPT

Page 1: Tatalaksana Dan Pencegahan Infeksi Saluran Napas

Tatalaksana dan Pencegahan Infeksi Saluran Napas

oleh Yunus Kuntawi Aji, 0806451574

Infeksi Saluran Napas Atas

Antibiotik tidak memiliki peran dalam pengobatan infeksi saluran napas atas

nonspesifik sederhana. Dengan tidak adanya bukti klinis infeksi bakteri, pengobatan

dilakukan berdasarkan gejala yang ada dengan penggunaan dekongestan dan obat

antiinflamasi nonsteroid. Terapi lain yang ditujukan untuk gejala yang spesifik sering kali

berguna, seperti dextromethrophan untuk batuk dan lozenges dengan anestesi topikal untuk

sakit tenggorokan.

Infeksi saluran napas atas dapat menyebar dengan mudah di dalam suatu keluarga.

Setiap orang yang bersentuhan dengan orang yang sakit berisiko mengalami infeksi. Anggota

keluarga harus melaksanakan rekomendasi berikut:

Sedapat mungkin batasi kontak dengan orang yang sakit.

Ruang bersama (toilet, dapur, dan kamar mandi) harus berventilasi baik (misalnya

ventilasi alami dengan selalu membuka jendela).

Pembersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penularan tak langsung,

terutama di ruang bersama.

Bila perawatan jarak dekat harus dilakukan kepada orang yang sakit, orang yang sakit

tersebut harus menutup mulut/hidungnya dengan tangan atau benda lain (misalnya tisu,

saputangan, masker linen, atau masker bedah). Bila tersedia, keluarga yang merawat

juga harus mengenakan masker bedah atau alat pelindung terbaik yang ada untuk

mencegah droplet pernapasan saat berdekatan dengan orang yang sakit.

Benda yang digunakan untuk menutup mulut/hidung harus dibersihkan atau dibuang ke

tempat yang aman.

Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh. Bila kontak terjadi, bersihkan tangan

segera setelah kontak.

Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air

atau antiseptik berbasis alkohol.

Orang yang lebih berisiko mengalami penyakit berat tidak boleh merawat orang yang

sakit atau berdekatan dengan orang yang sakit tersebut.

1

Page 2: Tatalaksana Dan Pencegahan Infeksi Saluran Napas

Kemungkinan pajanan terhadap orang sakit atau benda terkontaminasi lainnya harus

dihindari, misalnya menggunakan secara bersama-sama sikat gigi, rokok, perlengkapan

makan, minuman, handuk, lap pembersih badan, atau linen tempat tidur.

Rekomendasi kesehatan masyarakat yang diberlakukan pada saat itu harus diikuti bila

salah satu anggota keluarga memperlihatkan gejala infeksi saluran napas atas yang

meliputi demam, batuk, nyeri tenggorok, dan sesak napas.

Orang yang merawat anggota keluarga yang menderita infeksi saluran napas atas yang

dapat menimbulkan kekhawatiran harus membatasi kontak mereka dengan orang lain

dan harus mengikuti kebijakan nasional/lokal mengenai rekomendasi karantina di

rumah.

Infeksi Saluran Napas Bawah

Pada prinsipnya terapi utama pneumonia adalah pemberian antibiotik tertentu terhadap

kuman tertentu pada suatu tipe dari infeksi saluran napas bawah, baik pneumonia ataupun

bentuk lain. Antibiotik ini dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebab

tersebut.

2

Page 3: Tatalaksana Dan Pencegahan Infeksi Saluran Napas

Faktor-faktor yang dipertimbangkan pada pemilihan antibiotik:

Faktor pasien

Merupakan urgensi/cara pemberian obat berdasarkan tingkat berat sakit infeksi saluran

napas bawah dan keadaan umum/kesadaran, mekanisme imunologis, usia, defisiensi

genetik/organ, kehamilan, dan alergi.

Faktor antibiotik

Penting dipahami berbagai aspek tentang antibiotik untuk efisiensi pemakaian

antibiotik. Secara praktis dipilih antibiotik yang ampuh dan secara empirik telah

terbukti merupakan obat pilihan utama dalam mengatasi kuman penyebab yang paling

mungkin pada pneumonia atau bentuk lain infeksi saluran napas bawah berdasarkan

data antibiogram mikrobiologi dalam 6-12 bulan terakhir.

Faktor farmakologis

Farmakokinetik antibiotik mempertimbangkan proses bakterisidal dengan kadar hambat

minimal yang sama dengan kadar bakterisidal minimal dan bakteriostatik dengan kadar

bakterisidal minimal yang jauh lebih tinggi daripada kadar hambat minimal.

Farmakodinamik menilai kemampuan antibiotik untuk melakukan penetrasi ke lokasi

infeksi di jaringan dan keampuhannya hingga obat ini ampuh untuk dipakai terhadap

patogen penyebab.

Pilihan antibiotik dapat berupa:

Antibiotik tunggal: dipilih yang paling cocok diberikan pada pasien yang awalnya sehat

dan gambaran klinisnya sugestif disebabkan oleh tipe kuman tertentu yang sensitif.

Kombinasi antibiotik: diberikan dengan maksud untuk mencakup spektrum kuman-

kuman yang dicurigai, untuk meningkatkan aktivitas spektrum, dan pada infeksi jamak.

Bila belum ada respons yang baik dalam 72 jam (terjadi pada 10% pasien), lakukan

evaluasi terhadap adanya kemungkinan patogen yang resisten, komplikasi atau penyakitnya

bukan pneumonia. Reevaluasi ditujukan kepada faktor predisposisi dari terjadinya infeksi.

Pencegahan dianjurkan dengan pemberian vaksinasi influenza dan pneumokokus pada

orang dengan risiko tinggi, dengan gangguan imunologis, penyakit berat termasuk penyakit

paru kronik, hari, ginjal, dan jantung. Di samping itu, vaksinasi juga perlu diberikan untuk

penghuni rumah jompo atau rumah penampungan penyakit kronik dan usia di atas 65 tahun.

3

Page 4: Tatalaksana Dan Pencegahan Infeksi Saluran Napas

_____________

1. Rubin MA, Gonzales R, Sande MA. Harrison’s Principles of Internal Medicine: Pharyngitis,

Sinusitis, Otitis, and Other Upper Respiratory Tract Infections. 17 th Ed. Vol 1. USA: McGraw-

Hill; 2008. p. 205.

2. WHO. Infection Prevention and Control of Epidemic-and Pandemic-Prone Acute Respiratory

Diseases In Health Care. WHO Interim Guidelines. Jenewa: WHO; June 2007. p. 84.

3. Dahlan Z. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Pneumonia. Jilid 3. 5th Ed. Jakarta:

InternaPublishing; 2009. p. 2201-3, 2205.

4