tatalaksana asma stabil(1)

8
1 Disampaikan pada Seminar dan pelatihan pelayanan farmasi pada penanganan kasus asma, Ikatan Apoteker Indonesia cabang Balikpapan, Hotel Sagita Balikpapan, 1 Juni 2013 TATALAKSANA ASMA JANGKA PANJANG / STABIL Dr. Ahmad Subagyo, Sp.P Bagian Pulmonologi RS Pertamina Balikpapan Website: www.klikparu.com dan www.pdpikaltim.com Asma merupakan masalah kesehatan global yang serius. Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang bisa terjadi pada semua umur, semua negara seluruh dunia, bila tidak terkontrol akan membatasi aktifitas sehari-hari dan kadang fatal. Prevalensi asma meningkat pada hampir semua negara, terutama pada anak. Asma tidak hanya meningkatkan biaya kesehatan, namun juga akan menekan produktivitas dan mengurangi partisipasi penyandang asma dalam kehidupan keluarga. Asma adalah gangguan inflamasi saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif saluran napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk terutama malam dan atau dini hari. Episode tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan. Diagnosis Studi epidemiologik menunjukkan bahwa asma sering underdiagnosis di banyak negara. Berikut ini riwayat penyakit atau keluhan yang bisa dicurigai sebagai asma: Bersifat episodik, sering reversibel dengan atau tanpa pengobatan Gejala berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak Gejala timbul atau memburuk terutama pada malam dan atau dinihari Biasanya diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu Memberikan respons terhadap pengobatan bronkodilator (pelonggar napas) Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit: Riwayat keluarga dengan keluhan atopi Riwayat alergi atau atopi Penyakit lain yang memberatkan Perkembangan penyakit dan pengobatan Apabila didapatkan keluhan di atas, maka perlu diteruskan dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan faal paru dan bila perlu ditambah pemeriksaan lain untuk menegakkan diagnosis asma. Tatalaksana asma Penatalaksanaan asma bertujuan mendapatkan kondisi asma yang terkontrol yaitu keadaan optimal yang menyerupai orang sehat sehingga penderita dapat melakukan aktivitas harian seperti orang normal dan ini berarti meningkatkan kualitas hidup penderita. Keberhasilan penatalaksanaan asma ditentukan oleh berbagai faktor. Tiga faktor terpenting adalah faktor tenaga kesehatan, faktor penderita dan faktor obat-obatan. Tenaga kesehatan berperan dalam memastikan penyakit asma,

Upload: kijokobodro

Post on 27-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tatalaksana Asma Stabil(1)

1

Disampaikan pada Seminar dan pelatihan pelayanan farmasi pada penanganan kasus asma,

Ikatan Apoteker Indonesia cabang Balikpapan, Hotel Sagita Balikpapan, 1 Juni 2013

TATALAKSANA ASMA JANGKA PANJANG / STABIL

Dr. Ahmad Subagyo, Sp.P

Bagian Pulmonologi RS Pertamina Balikpapan

Website: www.klikparu.com dan www.pdpikaltim.com

Asma merupakan masalah kesehatan global yang serius. Asma adalah penyakit saluran napas kronik

yang bisa terjadi pada semua umur, semua negara seluruh dunia, bila tidak terkontrol akan

membatasi aktifitas sehari-hari dan kadang fatal. Prevalensi asma meningkat pada hampir semua

negara, terutama pada anak. Asma tidak hanya meningkatkan biaya kesehatan, namun juga akan

menekan produktivitas dan mengurangi partisipasi penyandang asma dalam kehidupan keluarga.

Asma adalah gangguan inflamasi saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya.

Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif saluran napas yang menimbulkan gejala

episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk terutama malam dan

atau dini hari. Episode tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran napas yang luas, bervariasi

dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.

Diagnosis

Studi epidemiologik menunjukkan bahwa asma sering underdiagnosis di banyak negara. Berikut ini

riwayat penyakit atau keluhan yang bisa dicurigai sebagai asma:

Bersifat episodik, sering reversibel dengan atau tanpa pengobatan

Gejala berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak

Gejala timbul atau memburuk terutama pada malam dan atau dinihari

Biasanya diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu

Memberikan respons terhadap pengobatan bronkodilator (pelonggar napas)

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit:

Riwayat keluarga dengan keluhan atopi

Riwayat alergi atau atopi

Penyakit lain yang memberatkan

Perkembangan penyakit dan pengobatan

Apabila didapatkan keluhan di atas, maka perlu diteruskan dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan

faal paru dan bila perlu ditambah pemeriksaan lain untuk menegakkan diagnosis asma.

Tatalaksana asma

Penatalaksanaan asma bertujuan mendapatkan kondisi asma yang terkontrol yaitu keadaan optimal

yang menyerupai orang sehat sehingga penderita dapat melakukan aktivitas harian seperti orang

normal dan ini berarti meningkatkan kualitas hidup penderita. Keberhasilan penatalaksanaan asma

ditentukan oleh berbagai faktor. Tiga faktor terpenting adalah faktor tenaga kesehatan, faktor

penderita dan faktor obat-obatan. Tenaga kesehatan berperan dalam memastikan penyakit asma,

Page 2: Tatalaksana Asma Stabil(1)

2

Disampaikan pada Seminar dan pelatihan pelayanan farmasi pada penanganan kasus asma,

Ikatan Apoteker Indonesia cabang Balikpapan, Hotel Sagita Balikpapan, 1 Juni 2013

menentukan obat yang sesuai dengan beratnya penyakit dan melakukan edukasi tentang asma

kepada pasien dan keluarganya.

Apoteker dan asisten apoteker, sebagai bagian dari tenaga kesehatan berperan mempersiapkan

obat yang ditentukan dokter, menjelaskan cara mengkonsumsi obat dan membantu memastikan

obat bisa bekerja dengan baik sehingga tujuan pengobatan tercapai.

Empat komponen tatalaksana asma:

1. Bangun hubungan tenaga kesehatan dengan pasien.

Agar tatalaksana asma bisa efektif perlu dikembangkan kerjasama antara pasien dengan tim

petugas kesehatan yang mengobatinya. Dengan bantuan tim pasien bisa belajar untuk:

a. Menghindari faktor risiko

b. Menggunakan obat secara tepat

c. Mengetahui perbedaan antara obat pengontrol dan pelega

d. Memonitor status asmanya berdasarkan gejala dan, jika mungkin, dengan PFR

e. Mengenal tanda bahwa asmanya sedang memburuk dan perlu tindakan

f. Mencari bantuan medis pada saat yang tepat

Edukasi, dengan berbagai metode, merupakan bagian integral seluruh interaksi antara

pasien dengan petugas kesehatan

2. Temukan dan hindari pajanan terhadap faktor risiko

Untuk meningkatkan kontrol asma dan mengurangi kebutuhan obat pasien sebaiknya

mengambil langkah untuk mengenali dan menghindari faktor risiko yang akan memunculkan

gejala asma. Perlu disadari, banyak pasien asma memberikan reaksi terhadap berbagai

faktor dan ada di mana-mana sehingga tidak mungkin menghindari faktor-faktor tersebut

secara lengkap. Jadi pengobatan untuk mempertahankan kontrol asma menjadi penting.

Aktiivitas fisik sering menimbulkan gejala asma namun pasien tidak mungkin menghindari

exercise. Gejala dapat dicegah dengan inhalasi beta-2 agonis kerja cepat sebelum exercise

berat. Pasien asma derajad sedang sampai berat sebaiknya dianjurkan vaksinasi influenza

setiap tahun.

3. Nilai, obati dan monitor asma

Setiap pasien asma sebaiknya dinilai untuk menentukan regimen pengobatan sekarang,

ketaatan terhadap pengobatan sekarang dan tingkat kontrol asmanya (terkontrol, terkontrol

sebagian atau tidak terkontrol). Pemantauan terusmenerus perlu dilakukan untuk

mempertahankan kontrol asma dan menentukan step paling rendah dan dosis pengobatan

untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan keamanan. Umumnya pasien dianjurkan

kontrol kembali 1 sampai 3 bulan setelah kunjungan pertama dan selanjutnya setiap 3 bulan.

Setelah terjadi eksaserbasi, follow up sebaiknya dalam 2 minggu sampai 1 bulan.

4. Atasi eksaserbasi

Eksaserbasi asma (serangan asma) adalah episode peningkatan progresif pada kesulitan

bernapas, batuk, mengi, atau dada terasa berat atau kombinasi gejala tersebut. Jangan

Page 3: Tatalaksana Asma Stabil(1)

3

Disampaikan pada Seminar dan pelatihan pelayanan farmasi pada penanganan kasus asma,

Ikatan Apoteker Indonesia cabang Balikpapan, Hotel Sagita Balikpapan, 1 Juni 2013

underestimete terhadap beratnya serangan, serangan asma berat bisa mengancam

kematian.

Penatalaksanaan asma stabil

Penatalaksanaan asma meliputi edukasi pasien, nilai dan pantau beratnya asma, hindari faktor

pencetus serangan asma, penatalaksanaan asma jangka panjang dan perencanaan untuk

menghadapi eksaserbasi bila muncul. Pada makalah kali ini akan dibahas tentang penatalaksanaan

asma jangka panjang.

Penatalaksanaan di rumah

Kemampuan penderita untuk mendeteksi dini perburukan asmanya merupakan faktor penting

penanganan serangan akut. Bila penderita mampu mengobati dirinya saat serangan di rumah, maka

keterlambatan pengobatan bisa dihindari dan kemampuan mengontrol asma akan menjadi lebih

baik. Idealnya seorang penyandang asma mampu:

Mengenal perburukan asma

Memodifikasi atau menambah pengobatan

Menilai beratnya serangan

Mendapatkan bantuan medis

Pada serangan asma ringan diberikan obat inhalasi agonis beta-2 kerja singkat berbentuk IDT

(inhalasi dosis terukur), namun lebih dianjurkan dengan spacer atau nebulisasi. IDT dengan spacer

mempunyai efek yang sama dengan nebulisasi, mempunyai onset lebih cepat, efek samping lebih

minimal dan perlu waktu yang lebih singkat sehingga lebih mudah dilakukan di rumah. Pada

beberapa keadaan, pemberian obat secara nebulisasi hasilnya lebih baik misalnya pada penderita

asma anak.

Bila di rumah tidak tersedia obat inhalasi, dapat diberikan agonis beta-2 kerja singkat oral, atau

kombinasi agonis beta-2 kerja singkat oral dan teofilin. Agonis beta-2 kerja singkat inhalasi, diberikan

2 – 4 semprot setiap 3-4 jam, atau oral setiap 6-8 jam. Lanjutkan terapi tersebut selama 24-48 jam.

Terapi tambahan tidak dibutuhkan jika pengobatan tersebut menghasilkan respons komplet (APE

>80% nilai terbaik/prediksi) dan respons tersebut bertahan minimal sampai 3-4 jam.

Pada penderita dalam terapi inhalasi steroid, selain terapi inhalasi agonis beta-2, dosis terapi inhalasi

steroid ditingkatkan, maksimal sampai 2 kali lipat dosis sebelumnya. Anjurkan penderita untuk

mengunjungi dokter. Bila memberikan respons komplet, pertahankan terapi tersebut sampai 5-7

hari bebas serangan, kemudian terapi turun kembali ke dosis sebelumnya.

Pada asma serangan sedang sampai berat, bronkodilator saja tidak cukup untuk mengatasi serangan

karena tidak hanya terjadi bronkospasme tetapi juga peningkatan inflamasi saluran napas, karena itu

mutlak diperlukan kortikosteroid.

Penatalaksnaan asma di Rumah Sakit

Page 4: Tatalaksana Asma Stabil(1)

4

Disampaikan pada Seminar dan pelatihan pelayanan farmasi pada penanganan kasus asma,

Ikatan Apoteker Indonesia cabang Balikpapan, Hotel Sagita Balikpapan, 1 Juni 2013

Serangan akut berat adalah keadaan gawat yang membutuhkan bantuan medis segera, penanganan

harus cepat dan sebaiknya dilakukan di rumah sakit. Penilaian beratnya serangan didasarkan riwayat

singkat serangan termasuk gejala, pemeriksaan fisik, dan sebaiknya pemeriksaan faal paru, dan

selanjutnya diberikan pengobatan yang tepat. Namun demikian pemeriksaan faal paru dan

laboratorium jangan menjadikan sebab keterlambatan pengobatan.

Obat asma

Perlu diketahui bahwa asma bukan hanya suatu episode penyakit tetapi merupakan suatu proses

kronik, karena itu fokus penanganan asma berubah dari hanya untuk menangani serangan akut

menjadi pengobatan jangka panjang dengan tujuan mencegah serangan, mengontrol atau

mengubah perjalanan penyakit. Pada prinsipnya pengobatan asma dibagi menjadi 2 golongan yaitu

antiinflamasi dan bronkodilator. Antiinflamasi merupakan pengobatan rutin yang bertujuan

mengontrol penyakit dan mencegah serangan (eksaserbasi), disebut obat pengontrol. Bronkodilator

merupakan pengobatan saat serangan untuk mengatasi eksaserbasi atau serangan, disebut obat

pelega.

Termasuk dalam kelompok obat pengontrol adalah:

Kortikosteroid inhalasi

Kortikoseroid sistemik

Sodium kromoglikat

Nedokromil sodium

Metilsantin

Agonis beta-2 kerja lama (long acting beta-2 agonist/LABA) inhalasi

Agonis beta-2 kerja lama (long acting beta-2 agonist/LABA) oral

Leucotrien modifier

Antihistamin generasi ke dua (antagonis H1)

Sedangkan yang termasik obat pelega adalah:

Agonis beta-2 kerja singkat

Kortikosteroid sistemik, digunakan sebagai obat pelega bila penggunaan bronkodilator lain

sudah optimal tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya dikombinasikan dengan

bronkodilator lain.

Antikolinergik

Aminofilin

Adrenalin

Rute pemberian pengobatan

Obat asma dapat diberikan melalui berbagai cara yaitu inhalasi, oral dan parentral (subkutan,

intramuscular, intravena). Kelebihan memberikan obat langsung ke jalan napas (inhalasi) adalah:

Lebih efektif untuk mencapai konsentrasi tinggi di saluran napas

Efek sistemik minimal atau bisa dihindarkan

Beberapa obat hanya dapat diberikan lewat inhalasi karena tidak terabsorbsi pada

pemberian oral (antikolinergik dan kromolin)

Page 5: Tatalaksana Asma Stabil(1)

5

Disampaikan pada Seminar dan pelatihan pelayanan farmasi pada penanganan kasus asma,

Ikatan Apoteker Indonesia cabang Balikpapan, Hotel Sagita Balikpapan, 1 Juni 2013

Onset (waktu kerja) bronkodilator lebih cepat bila diberikan secara inhalasi daripada oral.

Macam-macam cara pemberian obat inhalasi

Nebuliser (kompresor, ultrasound)

Inhalasi dosis terukur (IDT) atau metered-dose inhaler (MDI)

IDT dengan alat bantu (spacer)

Dry powder inhaler (DPI)

o Turbuhaler

o Diskus

o Swinghaler

DPI dalam kapsul

o Handyhaler

o Breezhaler

o Ventolin

Nebulizer kompresor

Nebulizer ultrasound

Page 6: Tatalaksana Asma Stabil(1)

6

Disampaikan pada Seminar dan pelatihan pelayanan farmasi pada penanganan kasus asma,

Ikatan Apoteker Indonesia cabang Balikpapan, Hotel Sagita Balikpapan, 1 Juni 2013

Macam-macam metered dose inhaler (MDI)

MDI dengan counter

Spacer

Spacer

Spacer untuk bayi atau anak kecil

Page 7: Tatalaksana Asma Stabil(1)

7

Disampaikan pada Seminar dan pelatihan pelayanan farmasi pada penanganan kasus asma,

Ikatan Apoteker Indonesia cabang Balikpapan, Hotel Sagita Balikpapan, 1 Juni 2013

Turbuhaler

Accuhaler / diskus

Swinghaler

Handihaler

Respimat Brezhaler

Rotahaler

Page 8: Tatalaksana Asma Stabil(1)

8

Disampaikan pada Seminar dan pelatihan pelayanan farmasi pada penanganan kasus asma,

Ikatan Apoteker Indonesia cabang Balikpapan, Hotel Sagita Balikpapan, 1 Juni 2013

Obat-obat nebuliser