tata cara perkawinan bugis

Upload: solahuddin-al-habibi

Post on 30-Oct-2015

313 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TATA CARA PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT (SUKU BUGIS)

Nama : SALAHUDIN AL HABIBINIM : 02111001053Mata Kuliah : Hukum PerkawinanDosen Pengasuh : Putu Samawati, SH, MHKelas : ATugas Resume

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS SRIWIJAYAINDRALAYA2013TATA CARA PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT (SUKU BUGIS)

1. Tahap Tahap Pelaksanaan Perkawinan Adat BugisDalam upacara perkawinan adat masyarakat Bugis Bone di Sulawesi Selatan disebut juga Appabottingeng ri Tana Ugiterdiri atas beberapa tahap kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang berurutan yang tidak boleh saling tukar menukar, kegiatan ini hanya dilakukan pada masyarakat Bugis Bone yang betul-betul masih memelihara adat istiadat. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :1. Mattiro (menjadi tamu)Merupakan suatu proses dalam penyelenggaraan perkawinan. Mattiro artinya melihat dan memantau dari jauh atauMabbaja laleng(membuka jalan). Maksudnya calon mempelai laki-laki melihat calon mempelai perempuan dengan cara bertamu di rumah calon mempelai perempuan, apabila dianggap layak, maka akan dilakukan langkah selanjutnya.2. Mapessek-pessek (mencari informasi)Saat sekarang ini, tidak terlalu banyak melakukanmapessek-pessekkarena mayoritas calon telah ditentukan oleh orang tua mempelai laki-laki yang sudah betul-betul dikenal. Ataupun calon mempelai perempuan telah dikenal akrab oleh calon mempelai laki-laki.3. Mammanuk-manuk (mencari calon)Biasanya orang yang datangmammanuk-manukadalah orang yang datang mapessek-pessek supaya lebih mudah menghubungkan pembicaraan yang pertama dan kedua.

4. Madduta mallinoMallinoartinya terang-terangan mengatakan suatu yang tersembunyi. JadiDuta Mallinoadalah utusan resmi keluarga laki-laki ke rumah perempuan untuk menyampaikan amanat secara terang-terangan apa yang telah dirintis sebelumnya pada waktumappesek-pesekdanmammanuk-manuk.Apabila pihak perempuan menerima maka akan mengatakan Komakkoitu adatta, srokni tangmgaka, nakkutananga tokki yang artinya bila demikian tekad tuan, kembalilah tuan, pelajarilah saya dan saya pelajari tuan, atau dengan kata lain pihak perempuan menerima, maka dilanjutkan dengan pembicaraan selanjutnya yaituMappasiarekkeng.5. MappasiarekkengMappasiarekkengartinya mengikat dengan kuat, maksudnya kedua belah pihak bersama-sama mengikat janji yang kuat atas kesepakatan pembicaraan yang dirintis sebelumnya. Dalam acara ini akan dirundingkan dan diputuskan segala sesuatu yang bertalian dengan upacara perkawinan, antara lain :a.Tanra selo (penentuan hari) b.Balanca (Uang belanja)/doi menre(uang naik) c.Sompa (emas kawin) dan lain-lain.

2. Upacara Sebelum Akad PerkawinanBiasanya tiga malam berturut-turut sebelum hari pernikahan calon pengantinMappasau(mandi uap), calon pengantin memakai bedak hitam yang terbuat dari beras ketan yang digoreng samapai hangus yang dicampur dengan asam jawa dan jeruk nipis.Setelah acaraMappasau, calon pengantin dirias untuk upacara MappacciatauTudang Penni.Mappaccingberasal dari kataPaccingyang berati bersih.Mappaccingartinya membersihkan diri. Upacara ini secara simbolik menggunakan daunPacci(pacar). Karena acara ini dilaksanakan pada malam hari maka dalam bahasa Bugis disebut Wenni Mappacci.Setelah prosesi mappacci selesai, keesokan harinya mempelai laki-laki diantar kerumah mempelai wanita untuk melaksanakan akad nikah (kalau belum melakukan akad nikah). Karena pada masyarakat Bugis Bone kadang melaksanakan akad nikah sebelum acara perkawinan dilangsungkan yang disebut istilahKawissoro. 3. Upacara Setelah Akad PerkawinanSetelah akad perkawinan berlangsung, biasanya biadakan acara resepsi (walimah) dimana semua tamu undangan hadir untuk memberikan doa restu dan sekaligus menjadi saksi atas pernikahan kedua mempelai agar mereka tidak berburuk sangka ketika suatu saat melihat kedua mempelai bermesraan.Pada acara resepsi tersebut dikenal juga yang namanyaAna Botting,hal ini dinilai mempunyai andil sehingga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan pada masyarakat bugis bone. Sebenarnya pada masyarakat Bugis Bone,ana bottingtidak dikenal dalam sejarah, dalam setiap perkawinan kedua mempelai diapit olehBalibottingdanPassepik, mereka bertugas untuk mendampingi pengantin di pelaminan.Setelah upacara perkawinan dilangsungkan masih terdapat sejumlah kegiatan yang juga perlu dilakukan sebagai bagian dari adat perkawinan bugis, di antaranya adalah Malluka, Ziarah Kubur, dan Massita Beseng :1. Mallukan Botting ( Melepas Pakaian Pengantin)Pengantin pria dilingkari tubuhnya dengan tujuh lembar kain sutera untuk kemudian dilepas satu persatu dan dilemparkan ke arah bujang atau gadis yang ada di sekelilingnya. Menurut kepercayaan orang bugis, bujang atau gadis yang terkena lemparan sarung tersebut diharapkan segera mendapat jodoh.2. Ziarah KuburSehari setelah perkawinan berlangsung, kedua pengantin baru tersebut bersama keluarga sang istri melakukan ziarah ke makam makam leluhur. 3. Massita Beseng ( Bertemu Keluarrga )Tujuannya adalah untuk bersilahturahmi dan saling mengenal antar kedua keluarga secara lebih dekat dan sekaligus menutup seluruh rangkaian tata cara perkawinan menurut hukum adat pada suku Bugis Bone di Sulawesi Selatan ini.Sumber : http://besikilmu.blogspot.com/2012/04/tata-cara-perkawinan-adat-bugis.html di akses pada tanggal 23 Maret 2013 pukul 10.31 WIB.