tata cara penyusunan makalah

20
Tata Cara Penyusunan Makalah & Karya Tulis Oleh : Rahmat Rijalun Makalah : Pembahasan suatu masalah berdasarkan hasil kajian pustaka (teori) atau hasil pengamatan (penelitian). Tahap-tahap Penyusunan Makalah 1. Persiapan a. Mengumpulkan dan membaca buku-buku untuk memilih dan menentukan topik; b. Membaca buku-buku untuk memperluas pengetahuan yang berhubungan dengan topik yang telah terpilih mengembangkan kerangka makalah 2. Penulisan Kegiatan pengembangan kerangka makalah menjadi sebuah makalah 3. Pemeriksaan (Revisi) Pemeriksaan terhadap isi dan penggunaan kata, kalimat, ejaan, dan tanda baca Pertimbangan dalam Memilih Topik Topik harus bermanfaat; 1. Menarik dan sesuai dengan minat penulis; 2. Topik harus dikuasai penulis;

Upload: lia-medy-tandy

Post on 28-Nov-2015

75 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tata Cara Penyusunan Makalah

Tata Cara Penyusunan Makalah & Karya Tulis

Oleh :Rahmat Rijalun

Makalah   :   Pembahasan suatu masalah berdasarkan hasil kajian pustaka (teori) atau hasil pengamatan

(penelitian).

  Tahap-tahap Penyusunan Makalah

1.   Persiapan

a.  Mengumpulkan dan membaca buku-buku untuk memilih dan menentukan topik;

b.   Membaca buku-buku untuk memperluas pengetahuan yang berhubungan dengan topik yang telah

terpilih mengembangkan kerangka makalah

2.   Penulisan

            Kegiatan pengembangan kerangka makalah menjadi sebuah makalah

3.  Pemeriksaan (Revisi)

            Pemeriksaan terhadap isi dan penggunaan  kata, kalimat, ejaan, dan tanda baca

  Pertimbangan dalam Memilih Topik

Topik harus bermanfaat;

1. Menarik dan sesuai dengan minat penulis;

2. Topik harus dikuasai penulis;

3. Tersedia sumber-sumber informasi dan bacaan

Contoh :

Topik                   :     Pemerintahan

Pembatas             :    Pemuda sebagai Calon Pemimpin

Topik Karangan   :     Pemuda sebagai Calon Pemimpin Pemerintahan Masa Depan

Judul Karangan   :     Pemuda sebagai Calon Pemerintahan Masa Depan

Page 2: Tata Cara Penyusunan Makalah

KERANGKA MAKALAH

BAB I   PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

1.2   Permasalahan

1.3   Tujuan

1.4   Metode Pengumpulan Data

1.5   Sistematika

BAB     II          PEMBAHASAN

BAB III             PENUTUP

3.1   Simpulan

3.2   Saran

DAFTAR PUSTAKA

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 identifikasi Masalah

1.3 Analisa Masalah

1.4 Pemecahan Masalah

1.5 Kesimpulan & Saran

Page 3: Tata Cara Penyusunan Makalah

BAB I  

PENDAHULUAN

  Latar Belakang

-      Pada bagian ini diungkapkan hal-hal yang melatarbelakangi pembuatan makalah atau Makalah.

-      Bagian ini mengungkapkan landasan pemikiran pemilihan judul atau permasalahan yang akan

ditulis.

Contoh :

1.1   Latar Belakang

Pemilihan Umum merupakan kebutuhan bagi seluruh warga. Apalagi bagi bangsa

Indonesia yang menganut asas demokrasi dalam pemerintahan.

Pada usia tertentu, 17 tahun ke atas, warga negara mempunyai hak dan  kewajiban ikut

serta dalam pemilihan umum. Sampai sejauh mana pemilihan umum di Indonesia dilaksanakan,

hal itulah yang akan diungkapkan dalam Makalah ini.

  Tujuan

Bagian ini mengungkapkan tujuan yang ingin dicapai melalui Makalah tersebut.

Contoh :

1.2  Tujuan

          Sebagai warga negara dari sebuah negara yang demokratis, kita sepatutnya memiliki

pemahaman tentang pemilihan umum. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memperoleh

gambaran yang memadai tentang sistem pemilihan umum di Indonesia. Di samping itu, Makalah

ini disusun untuk melengkapi syarat mengikuti ujian akhir yang diwajibkan bagi siswa kelas

III SMP.

  Pembatasan Masalah

-      Bagian ini mengungkapkan cakupan masalah yang akan dibahas. Masalah yang terlalu luas

harus dibatasi supaya pembahasan lebih terfokus.

-      Pembatasan juga dapat berisi penjelasan tentang peristilahan yang digunakan dalam Makalah.

Page 4: Tata Cara Penyusunan Makalah

      Contoh :

1.3  Pembatasan Masalah

Masalah pemilihan umum sangatlah luas dan kompleks. Agar pembahasan lebih terarah,

karya           tulis ini hanya membahas aspek sistemnya. Supaya tidak timbul kesalahpahaman,

perlu kiranya dijelaskan pengertian  berbagai istilah yang digunakan dalam Makalah ini.

  Metode Pengumpulan Data

-      Bagian ini menjelaskan berbagai teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk

penyusunan Makalah tersebut.

-      Pengumpulan data dapat dilakukan melalui pengamatan, angket, wawancara, dan membaca

buku.

Contoh :

1.4   Metode Pengumpulan Data

Data yang dikemukakan dalam Makalah ini diperoleh melalui berbagai berbagai cara.

Pertama, dengan membaca buku-buku sumber yang ada hubungannya dengan pemilihan umum.

Kecuali buku, ada juga majalah, koran , dan berbagai brosur terbitan Lembaga Pemilihan

Indonesia (LPI). Di samping itu, data juga diperoleh melalui wawancara dengan narasumber

berkompeten.

  Sistematika Penulisan

Pada bagian ini penulis dapat menjelaskan urutan bab demi bab.

Contoh :

1.5   Sistematika Penulisan

Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metode

pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

          

PENULISAN  ANGKA HALAMAN MAKALAH

Page 5: Tata Cara Penyusunan Makalah

Penulisan halaman isi, yang mencakup Bab I sampai Daftar Pustaka menggunakan angka Arab,

yaitu 1,2,3,4,5 dan seterusnya. Letak angka halaman ini semuanya di kanan atas, kecuali pada

halaman bab.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka   :   Daftar yang berisi buku, makalah, artikel, dan bahan bacaan lainnya yang dikutip atau

digunakan sebagai sumber informasi dalam penulisan makalah.

                           Hal-hal yang diinformasikan dari sebuah buku dalam penulisan daftar pustaka, meliputi: (a)

nama pengarang, (b) tahun penerbitan, (c) judul dan subjudul (jika ada), (d) tempat penerbitan,

(e) nama penerbit.

  Cara Menulis Daftar Pustaka

a. Jika nama pengarang terdiri atas dua kata, kata kedua harus didahulukan. Misalnya,

Amin Santoso ditulis Santoso, Amin. Di belakang nama diberi tanda titik (.). Nama

gelar tidak perlu dicantumkan.

b. Tahun terbit buku diakhiri tanda titik (.)

c. Judul buku dan subjudul (kalau ada) ditulis miring atau diberi garis bawah per kata dan

diakhiri tanda titik (.)

d. Kota penerbit diakhiri tanda titik (.)

e. Nama penerbit buku diakhiri tanda titik (.)

Contoh :

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Badudu, J.S.1981. Membina Bahasa Indonesia Baru. Seri 1, 2, 3. Bandung :             Pustaka Prima.

………. . 1981. Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Cetakan ke-9. Bandung :              Pustaka Prima.

Moeliono, Anton M., dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

Wijaya, Marlina dan Euis Honiatri. 1997. Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk SLTP. Bandung :  Pustaka

Setia.

Page 6: Tata Cara Penyusunan Makalah

Penyelidikan Potensi Bahan Galian Pada Tailing Pt Freeport Indonesia Di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua

Page 7: Tata Cara Penyusunan Makalah

Share Delicious Digg Stumble Upon Facebook twitter

Mangara P. PohanKelompok Program Konservasi

SARI

Tailing adalah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tambang, kehadirannya dalam dunia pertambangan tidak bisa dihindari, dan sudah dianggap tidak berpotensi lagi untuk di manfaatkan. Akan tetapi dengan kemanjuan teknologi saat ini, kemungkinan dari tailing tersebut masih dapat diperoleh bahan-bahan atau mineral yang dapat dimanfaatkan

Daerah penyelidikan termasuk dalam wilayah Kontrak Karya PT Freeport Indonesia, dikenal dengan Mod ADA ( Modified Ajkwa Deposition Area), secara geografis terletak pada 136o 55’ - 136o 58’ Bujur Timur dan 4º32’ – 4o40’ Lintang Selatan, dan secara administrasi termasuk Distrik Mimika Baru, Kota Timika, Provinsi Papua. Penyelidikan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan tailing hasil pengolahan PT Freeport Indonesia masih mengandung bahan-bahan atau mineral yang dapat dimanfaatkan,Pemercontohan tailing dilakukan dengan menggunakan bor Bangka 4” pada 13 lokasi secara acak (scout drill), dan pendulangan pada 3 lokasi, dengan jumlah contoh, 63 contoh pasir, 66 contoh konsentrat dulang. Analisis contoh dilakukan secara kimia dan fisika.

Hasil analisis terhadap 63 contoh pasir tailing PT Freepot Indonesia memperlihatkan kandungan kadar Cu 0,16 % - 0,25 %, Pb 65 ppm - 103 ppm, Zn 0.015 – 0.05 %, Fe 6,14 % - 8,88 %, As 2 ppm – 28 ppm, Ag 2,00 ppm - 3,66 ppm, Sb < 2ppm – 5 ppm, Au 22 ppb - 355 ppb, dan Hg 0.2ppb – 57 ppb. Hasil analisis major elemen, memperlihatkan tingginya kadar rata-rata beberapa elemen terutama SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. Kandungani mineral magnetit bervariasi baik secara horizontal maupun vertikal, dengan nilai tertinggi 84,97 % dan nilai terendah terendah < 16 %. Hasil analisis cemaran radiasi terhadap 2 (dua) conto terpilih pada tailing PT.Freeport menunjukkan kadar dibawah batas deteksi pada unsur Uranium (238U).

Evaluasi sumberdaya, diperoleh sumber daya hipotetik Cu 993.798 ton, Zn 140.660,64 ton, Au 12.4861.800 gr (± 12.4 ton), dan sumber daya hipotetik magnetit 1.659.120.000 kg (1.659.120 ton). 

 

Page 8: Tata Cara Penyusunan Makalah

Tailing Dangkalkan Sungai dan Laut di Pelabuhan Port Site Pelabuhan Port Site (J/08)

7ShareJubi—Pendangkalan yang dilakukan hasil buangan  sisa tambang seperti tailing mulai memberikan dampak yang berarti. Selama ini tailing hanya mendangkalkan sungai-sungai hingga ke wilayah estuari Pantai Mimika. Dampak dari pembuangan tailing ini jelas memotong mata rantai makanan dan juga telah terjadi perubahan warna pada Molusca di kawasan estuari di Pantai Mimika. Peristiwa terbaru kapal carteran yang biasa digunakan PT Freeport Indonesia, MV. MARINA STAR 3 belum lama ini kandas dan diduga akibat pendangkalan dasar sungai di area pelabuhan Portsite, kampung Amamapare, Kabupaten Mimika. Kapal milik perusahaan swasta yang sedang membongkar muatan di Port Site pelabuhan milik perusahaan Freeport terkandas akibat pendangkalan air laut akibat sedimentasi tailing.

Meski taling sudah dibendung tetapi yang namanya sedimentasi sulit dibendung karena ikut terbawa air sungai sampai ke laut. Walau tak ada pengakuan dari pihak perusahaan tambang  raksasa di Papua tetapi tailing jelas memberikan dampak luas karena mengikuti aliran sungai hingga ke laut. Proses ini memang akan berlangsung lama dan bukan dalam jangka waktu singkat.

Sebelum kapal swasta terkandas di Port Site, pada 1996 Kampung Omawita yang  letaknya tidak jauh dari areal investasi tambang milik PT Freeport Indonesia dan berada di luar areal juga  mengalami  pendangkalan sungai dan banyak mollusca di kawasan estuari berubah warna kehitam-hitaman. Begitupula sagu-sagu sepanjang aliran sungai harus kering karena pendangkalan sungai-sungai  akibat buangan tailing.

Hasil penelitian yang dilakukan IPB, Faperta Uncen dan juga LSM di Papua pada 1996 lalu memberikan kesimpulan ternyata telah terjadi perubahan warna pada Mollusca di kawasan Estuari di wilayah Kampung Omawita termasuk beberapa kampung lainnya.

Pada waktu pemaparan hasil penelitian di Timika pada 1996 lalu masyarakat meminta agar sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) di Papua untuk mendampingi mereka dalam menghadapi limbah tailing. Masyarakat Kampung Omawita menyepakati Yayasan Pengembangan Masyarakat Desa(YPMD)-Papua untuk mendampingi mereka.“Ya kita memang mendampingi mereka tetapi bagi saya proyek itu harus berjalan selama perusahaan beroperasi dan tidak bisa secara  sepotong.  Harus kontinu,”papar Direktur YPMD-Papua Decky Rumaropen kepada Tabloidjubi.com Jumat(5/8) di Jayapura seraya menambahkan belum memahami bagaimana Corporate Respont Sosial (CSR) di PT Freeport Indonesia.

Dia menambahkan  pertama belum ada cara yang pas atau tepat untuk menghitung ganti rugi

Page 9: Tata Cara Penyusunan Makalah

menjadi ganti untung. Kedua Apakah ganti rugi yang diberikan dapat memberikan jaminan bahwa mereka dapat hidup berkelanjutan. Ketiga bagaimana masyarakat bisa survive dengan ganti rugi yang sifatnya temporer dan keempat masyarakat masih sangat tergantung pada potensi sumber daya alam perairan dan kawasan mangrove.

Jadi menurut Rumaropen selama proyek investasi penambangan berlangsung perusahaan wajib melakukan pendampingan agar tidak terhenti dan hanya sekadar pemberian uang ganti rugi. Namun masalah lain adalah jumlah tailing yang selalu bertambah-tambah seiring dengan penggalian tambang. Saat tambang Grasberg selesai ditambang, sebanyak satu setengah milyar  material telah dibuang dan diangkut oleh sungai Aijkwa dari pabrik pengelolahan sampai di tempat pembuangan tailing. “Yang jadi soal adalah jumlah tailing yang besar.” Dr Wisnu Susetyo mantan Kepala Laboratorium Pemantauan Lingkungan Freeport menganalogikannya seperti  memelihara ayam. “Jika kita memelihara ayam tiga atau empat ekor, itu baik dan kita bisa memakan telurnya.” tutur Wisnu dalam buku Grasberg. Dia menjelaskan  ini artinya dengan memelihara dua atau tiga ekor ayam agak mudah dan tidak memerlukan banyak kandang .”Bayangkan kalau kita memiliki 500 ratus ribu ayam, kita akan menghadapi masalah besar. Di mana akan dikandangkan dan dengan cara bagaimana ayam-ayam itu akan dikandangkan? Bagaimana memberinya makan? Bagaimana cara mengatasi keributan suara ayam, bau yang ditimbulkan dan masalah sejenisnya? Itulah masalah yang dihadapi dengan pembuangan tailing,” tutur Wisnu mengingatkan.

Tak heran kalau sedimentasi tailing menyebabkan pendangkalan terhadap sungai-sungai, tailing dalam bentuk lumpur(slurry) dibuang dari dataran tinggi melalui Sungai Aghawagon,Otomona, dan Aijkwa dan diendapkan di dataran rendah Aijkwa. Buangan tailing yang melebihi daya dukungan lingkungan telah mengakibatkan perubahan warna mollusca di wilayah Kampung Omawita, di luar areal kerja konsesi PT FI.Jenis Tombelo, siput dan kerang telah berubah warna menjadi bintik-bintik hitam dan rasanya juga berubah tidak seperti aslinya.

Tombelo(Bactrophorus thoracites dan Bankia orcuti) adalah sumber protein. Kedua jenis tombelo ini biasanya dihidangkan  sebagai makanan pembuka pada pesta-pesta adat Karapao yang diselenggarakan oleh Suku Kamoro. Tombelo juga sangat khasiat sebagai obat penawar sakit malaria, flu dan batuk, sakit pinggang , menambah nafsu makan. Bagi ibu menyusui tombelo bisa memperlancar air susu ibu(ASI). Sedangkan bagi kaum lelaki, tombelo diyakini bisa meningkatkan stamina kejantanan .

Walau demikian PT Freeport Indonesia mengatakan telah memberikan manfaat langsung sebesar Rp 11,7 Triliun selama April –Juni 2011 PT FI telah melakukan pembayaran kepada pemerintah Indonesia sebesar 692 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,9 Triliun. Teridiri dari Pajak Penghasilan Badan 594 juta dolar AS, Pajak Penghasilan Karyawan (PPh), Pajak Daerah serta pajak-pajak lainnya sebesar Rp 48 juta dollar AS dan royalti sebsar 50 juta dollar AS.

Pembayaran triwulan II ini total kewajiban pembayaran PT FI selama semester I 2011 sebesar 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 11,7 Triliun. Sesuai dengan Kontrak Karya tahun 1991 yang telah dibayarkan PT FI kepada Pemerintah Indonesia sejak 1992 sampai Juni 2011 adalah sebesar 12,8 milliar dollar AS. Jumlah tersebut terdiri dari Pajak Penghasilan Badan sebesar 7,9 milliar dolar AS, Pajak Penghasilan Karyawan, Pajak Daerah, pajak-pajak lainnya sebesar 2,4

Page 10: Tata Cara Penyusunan Makalah

milliar dollar, royalti sebesar 1,3 milyar dollar dan deviden sebesar 1,2 milliar dollar AS.

Kontribusi tidak langsung bagi Indonesia, investasi infrastruktur di Papua meliputi kota, instalasi pembangkit listrik, bandara udara, pelabuhan, jalan/transportasi, sarana pembuangan limbah, dan sistem komunikasi modern. Infrastruktur sosial meliputi, sekolah, asrama, rumah sakit, dan klinik, tempat ibadah, sarana rekreasi dan pengembangan usaha kecil dan menengah. PT Freeport Indonesia telah melakukan investasi senilai 7,2 miliar dollar AS pada berbagai proyek. (J/02

16.06.00 | Author: Lumpia Isi Agar-agar PERMASALAHAN PADA PT FREEPORT INDONESIA.

PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.. Perusahaan ini adalah pembayar pajak terbesar kepada Indonesia dan merupakan perusahaan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. (Wikipedia.com, 2008)

PT Freeport Indonesia merupakan penghasil terbesar konsentrat tembaga dari bijih mineral yang juga mengandung emas dalam jumlah yang berarti. Bijih diambil dari tambang Grasberg dengan teknik “open pit” dan dari tambang bawah tanah DOZ (Deep Ore Zone) yang menggunakan teknik “block caving”, untuk kemudian dikirim ke pabrik penggilingan melalui jaringan terowongan dan ban berjalan. (www.ptfti.com, 2008).

Kementerian Lingkungan Hidup masih mengawasi Freeport berdasarkan hasil audit lingkungannya. Dari hasil audit yang dilaksanakan Tim Proper KLH tahun 2006 itu, ada beberapa persyaratan lingkungan yang mesti dipenuhi Freeport. Bila Freeport tidak menepati kesepakatan itu, pemerintah akan memberi sanksi. (www.tempointeraktif.com, 2007).

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia mengecam Penghargaan Aditama (Piagam Emas) dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral kepada PT Freeport Indonesia. Lembaga swadaya masyarakat ini menganggap kejahatan yang dilakukan oleh Freeport tidak sebanding dengan perbaikan lingkungan yang dilakukan. Miliaran ton tailing dan overburden yang dibuang PT Freeport Indonesia selama beroperasi di Indonesia. Tailing adalah buangan limbah tambang. (www.tempointeraktif.com, 2006).

Menurut perhitungan WALHI pada tahun 2001, total limbah batuan yang dihasilkan PT. Freeport Indonesia mencapai 1.4 milyar ton. Masih ditambah lagi, buangan limbah tambang (tailing) ke sungai Ajkwa sebesar 536 juta ton. Total limbah batuan dan tailing PT Freeport mencapai hampir 2 milyar ton lebih. Prediksi buangan tailing dan limbah batuan hasil pengerukan cadangan terbukti hingga 10 tahun ke depan adalah 2.7 milyar ton. Sehingga untuk keseluruhan produksi di wilayah cadangan terbukti, PT FI akan membuang lebih dari 5 milyar ton limbah batuan dan tailing. Untuk menghasilkan 1 gram emas di Grasberg, yang merupakan wilayah paling produktif, dihasilkan kurang lebih 1.73 ton limbah batuan dan 650 kg tailing. Bisa

Page 11: Tata Cara Penyusunan Makalah

dibayangkan, jika Grasberg mampu menghasilkan 234 kg emas setiap hari, maka akan dihasilkan kurang lebih 15 ribu ton tailing per hari. Jika dihitung dalam waktu satu tahun mencapai lebih dari 55 juta ton tailing dari satu lokasi saja. (www.walhi.or.id, 2006).

Limbah batuan akan disimpan pada ketinggian 4200 m di sekitar Grassberg. Total ketinggian limbah batuan akan mencapai lebih dari 200 meter pada tahun 2025. Sementara limbah tambang secara sengaja dan terbuka akan dibuang ke Sungai Ajkwa yang dengan tegas disebutkan sebagai wilayah penempatan tailing sebelum mengalir ke laut Arafura. (www.walhi.or.id, 2008).

Berdasarkan analisis citra LANDSAT TM tahun 2002 yang dilakukan oleh tim WALHI, limbah tambang (tailing) Freeport tersebar seluas 35,000 ha lebih di DAS Ajkwa. Limbah tambang masih menyebar seluas 85,000 hektar di wilayah muara laut, yang jika keduanya dijumlahkan setara dengan Jabodetabek. Total sebaran tailing bahkan lebih luas dari pada luas area Blok A (Grasberg) yang saat ini sedang berproduksi. Peningkatan produksi selama 5 tahun hingga 250,000 ton bijih perhari dapat diduga memperluas sebaran tailing, baik di sungai maupun muara sungai. (www.walhi.or.id, 2008).

Di dalam laporan resmi tahunannya, Freeport McMoran menuliskan bahwa dirinya membiayai dukungan uang sejumlah 6.9 juta dollar pada tahun 2004, lalu 5.9 juta dollar tahun 2003 dan 5.6 juta dollar tahun 2002 kepada pihak keamanan resmi pemerintah Indonesia (TNI). Pernyataan Freeport McMoran dalam membiayai TNI bukan hanya dilaporkan pada tahun 2005. Hampir setiap tahun, Freeport McMoran selalu melaporkan bahwa dirinya membiayai TNI untuk melindungi keamanan. (www.walhi.or.id, 2008).

Meski di tanah leluhurnya terdapat tambang emas terbesar di dunia, orang Papua khususnya mereka yang tinggal di Mimika, Paniai, dan Puncak Jaya pada tahun 2004 hanya mendapat rangking Indeks Pembangunan Manusia ke 212 dari 300an lebih kabupaten di Indonesia. Hampir 70% penduduknya tidak mendapatkan akses terhadap air yang aman, dan 35.2% penduduknya tidak memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan. Selain itu, lebih dari 25% balita juga tetap memiliki potensi kurang gizi. (www.walhi.or.id, 2008).

Dengan berbagai permasalahan tersebut dapat dikatakan bahwa PT Freeport Indonesia memiliki permasalahan dalam corporate social responsibility. Hal ini ditunjukkan dengan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat proses penambangannya. Selain itu kesejahteraan masyarakat di sekitarnya juga belum mendapatkan perhatian yang layak. Kondisi masyarakat papua berbanding 360 derajat jika dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh oleh PT Freeport Indonesia.

Yang menjadi akar permasalahan adalah :1. Metode penambangan.Sumberdaya mineral merupakan sumber daya alam yang tak terbaharui atau non-renewable resource, artinya sekali bahan galian ini dikeruk, maka tidak akan dapat pulih atau kembali ke keadaan semula. Bagaimanapun metodenya pasti akan menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem. Oleh karenanya, pemanfaatan sumberdaya mineral ini haruslah dilakukan secara bijaksana dan haruslah dipandang sebagai aset alam sehingga pengelolaannya pun harus juga mempertimbangkan kebutuhan generasi yang akan datang.

Page 12: Tata Cara Penyusunan Makalah

2. Kebijakan dari pemerintah.Ketidaktegasan pemerintah dalam mengambil sikap merupakan angin segar bagi PT Freeport Indonesia untuk dapat melanjutkan penambangannya di tanah Papua. Padahal telah kita ketahui bersama bahwa dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh PT Freeport Indonesia sangat besar. Jika hal ini terus dilanjutkan maka generasi yang akan datang tidak dapat menikmati lagi kekayaan alam yang ada di Indonesia.

3. Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.Limbah yang dihasilkan dari proses penambangan PT Freeport sangat banyak. Limbah-limbah tersebut merupakan limbah yang tidak dapat di daur ulang. Selain itu pembuangan limbah di DAS Ajkwa dan danau Wanagon menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Tentunya sungai ajkwa dan danau wanagon sudah tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh penduduk setempat karena sudah tercemar dan berbahaya bagi kehidupan sehari-hari.

4. Prosedur penambangan.Kerusakan lingkungan dalam skala besar dikarenakan wilayah penambangan yang sangat luas. Berdasarkan analisis citra LANDSAT TM tahun 2002 yang dilakukan oleh tim WALHI, limbah tambang (tailing) Freeport tersebar seluas 35,000 ha lebih di DAS Ajkwa. Limbah tambang masih menyebar seluas 85,000 hektar di wilayah muara laut, yang jika keduanya dijumlahkan setara dengan Jabodetabek Selain itu kerusakan lingkungan disebabkan penggunaan alat-alat berat.

PRIORITAS PENYELESAIAN MASALAHPrioritas pertama penyelesaian permasalahan ada pada pengelolaan limbah hasil pertambangan. Hal ini dikarenakan limbah hasil pertambangan merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah sekitar penambangan PT Freeport Indonesia.

Prioritas yang ke dua yaitu perlu diadakan proses reklamasi untuk memperbaiki wilayah-wilayah bekas penambangan. Proses reklamasi penting dilakukan agar wilayah yang sudah rusak dapat ”hijau” kembali, walaupun proses reklamasi akan memakan waktu yang lama dan kemungkinan pulih seratus persen (100%) sangat kecil.

Prioritas yang ketiga adalah dengan memperhatikan kesejahteraan penduduk Papua. Selama ini kesejahteraan penduduk Papua tertinggal daripada penduduk di daerah-daerah lain di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya sektor pendidikan, sarana transportasi, dan kurang meratanya pembangunan. Padahal penduduk Papua memiliki sumber daya alam di dalam tanah mereka lebih banyak daripada penduduk di daerah lain di seluruh wilayah Indonesia.

Di lain pihak sebenarnya pemerintah sebagai penentu kebijakan harus lebih berperan aktif untuk ikut mencegah kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah penambangan PT Freeport Indonesia. Permasalahan yang terjadi di dalam PT Freeport Indonesia lebih memiliki muatan politis. Sehingga dalam permasalahan ini pemerintah harus bertindak lebih tegas agar kerusakan lingkungan yang terjadi tidak dibiarkan begitu saja.

REKOMENDASI UNTUK INTERVENSI

Page 13: Tata Cara Penyusunan Makalah

a. Wujud intervensi dari prioritas pertama.Mengurangi tingkat produksi dari PT Freeport itu sendiri. Menurut data dari www.walhi.org untuk menghasilkan 1 gram emas dihasilkan kurang lebih 1.73 ton limbah batuan dan 650 kg tailing. Sedangkan kapasitas produksi emas PT Freeport Indonesia perharinya adalah 234 kg emas. Bisa dibayangkan, jika Grasberg mampu menghasilkan 234 kg emas setiap hari, maka akan dihasilkan kurang lebih 15 ribu ton tailing per hari.

Tempat pembuangan limbah hendaknya tidak menuju DAS Ajkwa dan danau Wanagon lagi. Seharusnya PT Freeport Indonesia memiliki lokasi tempat pembuangan limbah sendiri yang tidak mengganggu masyarakat sekitar. Selain itu limbah hasil tambang harus ramah lingkungan ketika akan dibuang. Sehingga limbah tidak mencemari lingkungan.

b. Wujud intervensi dari prioritas ke dua.Melakukan reklamasi lahan bekas pertambangan tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Kemungkinan lahan untuk pulih seratus persen juga kecil. Oleh karena itu lahan bekas pertambangan hendaknya mulai ditanam lagi dengan tumbuh-tumbuhan yang mudah hidup di tempat yang minim air. Diharapkan dengan ditanami tumbuh-tumbuhan, lahan bekas pertambangan perlahan-lahan akan mengalami perbaikan. Sehingga tidak mengganggu ekosistem yang ada.

c. Wujud intervensi dari prioritas ke tiga.Kesejahteraan penduduk Papua di sekitar lahan pertambangan PT Freeport Indonesia harus meningkat. Peningkatan kesejahteraan dapat dilakukan dengan memberikan lapangan pekerjaan seluas-luasnya kepada masyarakat sekitar lokasi penambangan PT Freeport Indonesia. PT Freeport Indonesia juga wajib untuk membantu pengadaan sarana dan prasarana penunjang kesejahteraan masyarakat, seperti : dibangunnya sekolah-sekolah, perbaikan sarana transportasi darat, layanan kesehatan yang memadai dll.

EVALUASI KEBERHASILAN INTERVENSI. a. Indikator keberhasilan dari prioritas pertama.i. Produksi harian PT Freeport Indonedia menurun, sehingga limbah yang dihasilkan juga tidak meningkat.ii. PT Freeport Indonesia memiliki tempat pembuangan limbah sendiri.iii. Limbah hasil tambang harus ramah lingkungan dan tidak membahayakan tumbuhan, hewan maupun manusia.b. Indikator keberhasilan dari prioritas ke dua.i. Ada usaha reklamasi dan reboisasi pada lahan bekas tambang.ii. Lahan bekas tambang dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat sekitar.iii. Lahan bekas pertambangan dapat menjadi ”hijau” kembali.iv. Adanya keseimbangan ekosistem pada lahan bekas pertambangan.c. Indikator keberhasilan dari prioritas ke tiga.i. Masyarakat sekitar lokasi penambangan minimal mengikuti wajib belajar sembilan tahun.ii. Tersedianya layanan kesehatan yang baik dan mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar.iii. Sarana dan prasarana transportasi darat yang baik.iv. Tersedianya lapangan perkerjaan yang layak bagi penduduk sekitar lokasi penambangan.

Page 14: Tata Cara Penyusunan Makalah

Tiga macam wujud intervensi ini tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang singkat. Akan membutuhkan waktu yang cukup lama agar intervensi yang dilakukan membuahkan hasil yang positif. Namun setidaknya ada usaha maksimal dari PT Freeport Indonesia untuk membalas budi kepada negara Indonesia khususnya penduduk Papua, karena dari hasil bumi Papua PT Freeport Indonesia dapat menjadi perusahaan penghasil emas nomor satu di dunia.