tanya jawab menrisk 14 06-2014
TRANSCRIPT
Tanya Jawab
1. Jelaskan 3 pilar basel ?
a. Persyaratan modal minimum
Pilar pertama berkaitan dengan pemeliharaan persyaratan modal (regulatory capital)
yang diperhitungkan untuk tiga komponen utama risiko yang dihadapi bank: risiko kredit,
risiko pasar, serta risiko operasional.
b. Tinjauan pengawasan
Pilar kedua menangani tanggapan pengawasan terhadap pilar pertama yang
memberikan perkakas lanjut bagi pengawas. Pilar ini juga memberikan suatu kerangka kerja
untuk menangani semua risiko lain yang mungkin dihadapi bank.
c. Pengungkapan informasi.
Ini dirancang untuk memberikan gambaran yang lebih baik bagi pasar mengenai
posisi risiko menyeluruh bank dan untuk memberikan kesempatan bagi pihak terkait dari
bank untuk memberikan harga dan menangani risiko tersebut dengan sepantasnya.
2. Mengapa bank membutuhkan regulasi? Jelaskan !
Bank perlu diregulasi karena kegagalan dari sebuah bank dapat menimbulkan dampak
pada perekonomian secara menyeluruh ( risiko sistemik).
3. Jelaskan prinsip disclosure pada perbankan ?
Prinsip keterbukaan (disclosure) pada perbankan berarti semua informasi yang
dimiliki oleh institusi ini dapat diminta dan dapat dipublikasikan kecuali hal yang memang
dinilai rahasia.
4. Jelaskan prinsip kecukupan modal pada perbankan dan cara perhitungannya ?
Prinsip kecukupan modal pada perbankan berarti ukuran dari kemampuan bank untuk
menopang dirinya sendiri terhadap risiko kerugian yang akan timbul dari risiko kredit, risiko
keuangan dan risiko operasional yang terkait dengan usaha-nya.
Hal ini diperlukan oleh undang-undang setiap negara, bahwa jumlah minimal yang
harus dijaga oleh setiap bank. Setiap negara memiliki nilai yang ditetapkan berbeda untuk
CAR dan perlu dipertahankan.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) = Modal sendiri(modal inti+Modal pelengkap) X 100%
ATMR(Neraca Aktiva+Neraca Administrasi)
5. Faktor penyebab kredit bermasalah:
a. Self dialing
Self dealing terjadi karena adanya interest tertentu dari pejabat pemberi kredit
terhadap permohonan yang diajukan nasabah, berupa pemberian kredit yang tidak layak atas
dasar yang kurang sehat terhadap nasabahnya dengan harapan mendapatkan kompensasi
berupa pemberian imbalan dari nasabah
b. Anxiety for Income
Pendapatan yang diperoleh melalui kegiatan perkreditan merupakan sumber
pendapatan utama sebagian besar bank sehingga ambisi ataupun nafsu yang berlebihan untuk
memperoleh laba bank melalui penerimaan bunga kredit sering menimbulkan pertimbangan
yang tidak sehat dalam pemberian kredit.
c. Compromise of Credit Principles
Pelanggaran prinsip-prinsip kredit oleh pimpinan bank yang menyetujui pemberian
kredit yang mengandung risiko yang potensial menjadi kredit yang bermasalah.
d. Incomplete Credit Information
Terbatasnya informasi seperti data keuangan dan laporan usaha, disamping informasi
lainnya seperti penggunaan kredit, perencanaan, ataupun keterangan mengenai sumber
pelunasan kembali kredit.
e. Failure to Obtain or Enforce Liquidation Agreements ?
Sikap ragu-ragu dalam menentukan tindakan terhadap suatu kewajiban yang telah
diperjanjikan, meskipun nasabah mampu dan wajib membayarnya, juga merupakan penyebab
timbulnya kredit-kredit yang tidak sehat dan mengakibatkan kredit bermasalah bagi bank.
f. Complacency
Sikap memudahkan suatu masalah dalam proses kredit akan mengakibatkan
terjadinya kegagalan atas pelunasan kembali kredit yang diberikan
g. Lack of Supervising
Karena kurangnya pengawasan yang efektif dan berkesinambungan setelah pemberian
kredit, kondisi kredit berkembang menjadi kerugian karena nasabah tidak memenuhi
kewajibannya dengan baik.
h. Technical Incompetence
Tidak adanya kemampuan teknis dalam menganalisis permohonan kredit dari aspek keuangan
meupun aspek lainnya akan berakibat kegagalan dalam operasi perkreditan suatu bank. Para
pejabat kredit harus senantiasan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan
dengan tugasnya dan jangan memberikan kredit kepada usaha atau sektor yang tidak dikenal
dengan baik.
i. Overlending
Overlending adalah pemberian kredit yang besarnya melampaui batas kemampuan pelunasan
kredit oleh nasabah.
j. Competition
Competition merupakan risiko persaingan yang kurang sehat antar bank yang
memperebutkan nasabah yang berakibat pemberian kredit yang tidak sehat.
6. Gambarkan Bagan penanganan kredit bermasalah ?
7. Jelaskan masalah potensial kredit?
Kredit bermasalah potensial adalah Suatu keadaan dimana debitur sudah tidak sanggup membayarkan sebagaian atau seluruh kewajibannya kepada bank sesuai yang telah disepakati dalam akad kredit, atau telah ada indikasi potensial bahwa sebagian atau seluruh kewajiban tidak mampu dilunasi.
8. Jelaskan apa dan bagaimana restrukturisasi kredit?
Prevention
Detection
Gather information & Analyse
Action Plan
Liquidate collateral
Obtain Judgement
Negotiated settlement
Execute
Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui:
a. Penurunan suku bunga kredit;b. Perpanjangan jangka waktu kredit;c. Pengurangan tunggakan bunga kredit;d. Pengurangan tunggakan pokok kredit;e. Penambahan fasilitas kredit; dan atauf. Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara
9. Bagaimana perhitungan restruktisasi kredit ?
Andaikan kita merestrukturisasi suatu pinjaman sebesar Rp. 10.000.000,- dengan jangka waktu 24 bulan dan tingkat bunga 12% per tahun, dan debitur diwajibkan mengangsur kembali setiap bulannya dengan metode perhitungan bunga flat dan angsuran tetap. Besarnya angsuran dapat dilihat pada tabel. Setiap bulannya, debitur mengangsur pokok pinjaman sebesar Rp. 416,667,- dan membayar bunga sebesar Rp. 100,000,- sehingga total arus kas masuk per bulannya adalah Rp. 516.667,-
Nilai Tunai
Nilai tunai dihitung dengan rumus berikut:
Nilai tunai = Ʃn=1..24 arus kas/( 1 + i )^ n
dimana n = jangka waktu, dari 1 s/d 24
i = tingkat bunga efektif per tahun, untuk kasus ini adalah 23,04% (hasil konversi dari tingkat bunga flat 12%).
sehingga untuk:
bulan ke 1, nilai tunai = 516,667 / ( 1 + 23,04/12/100 )^1 = 506,934
bulan ke 2, nilai tunai = 516,667 / ( 1 + 23,04/12/100 )^2 = 497,384
bulan ke 3, nilai tunai = 516,667 / ( 1 + 23,04/12/100 )^3 = 488,014
Dengan cara yang sama kita hitung nilai tunai setiap bulannya hingga angsuran ke 24, sehingga diperoleh total nilai tunainya adalah 9,861,338. Lihat kolom paling kanan pada tabel di atas.
Fungsi Net Present Value
Nilai tunai juga dapat dihitung secara cepat dengan menggunakan fungsi NPV dalam spreadsheet, misalnya dengan Microsoft Office Excel, maka fungsinya adalah:
NPV(23,04/1200;E8:E31)
dimana E8 adalah sel angsuran ke 1, sedangkan E31 adalah angsuran ke 24. Hasilnya sama dengan 9,861,338.
Kerugian Restrukturisasi
Kerugian restrukturisasi dapat dihitung sbb:
pokok kredit = 10,000,000
nilai tunai = 9,861,338 -
kerugian restrukturisasi = 138,662
Sehingga perlu dibentuk Penyisihan Kerugian Restrukturisasi sebesar Rp. 138,662.
10. Buatlah tabel indikator resiko hukum yang terdiri dari parameter dan hal – hal yang berkaitan dengan :
a. Faktor litigasib. Faktor kelemahan perikatanc. Faktor ketiadaan perundangan
NO Indikator keteranganRisiko Inheren1 Faktor Litigasi 1. Besarnya nominal gugatan yang diajukan atau
estimasi kerugian yang mungkin dialami oleh bank akibat dari gugatan tersebut dibandingkan dengan modal bank.
2. Besarnya kerugian yang dialami oleh bank karena suatu putusan dari pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dibandingkan dengan modal bank.
3. Dasar dari gugatan yang terjadi dan pihak yang tergugat/menggugat bank dalam suatu gugatan yang diajukan serta tindakan dari manajemen atas suatu gugatan yang diajukan.
4. Kemungkinan timbulnya gugatan yang serupa karena adanya standar perjanjian yang sama dan estimasi total kerugian yang mungkin timbul dibandingkan dengan modal bank
Litigasi dapat terjadi karena adanya gugatan dari pihak ketiga kepada bank maupun gugatan yang diajukan kepada pihak ketiga. Gugatan tersebut pada dasarnya menimbulkan biaya yang dapat merugikan kondisi bank.
2 Faktor Kelemahan Perikatan
1. Tidak terpenuhinya syarat sahnya perjanjian.2. Terdapat kelemahan klausula perjanjian
dan/atau tidak terpenuhinya persyaratan yang telah disepakati.
3. Pemahaman para pihak terkait dengan perjanjian, terutama mengenai risiko-risiko yang ada dalam suatu transaksi yang kompleks dan menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami atau tidak lazim bagi masyarakat umum.
4. Tidak dapat dilaksanakannya suatu perjanjian baik untuk keseluruhan maupun sebagian.
Kelemahan perikatan yang dilakukan oleh bank merupakan sumber terjadinya permasalahan atau sengketa di kemudian hari yang dapat menimbulkan potensi risiko hukum bagi bank.
5. Keberadaan dokumen pendukung terkait perjanjian yang dilakukan oleh bank dengan pihak ketiga.
6. Pengkinian dan review dari penggunaan standar perjanjian oleh bank dan/atau pihak independen.
7. Penggunaan pilihan hukum Indonesia atas perjanjian yang diadakan oleh bank dan juga penggunaan forum penyelesaian sengketa.
3 Faktor Ketiadaan/Perubahan Perundang-Undangan
1. Jumlah dan nilai nominal dari total produk bank yang belum diatur oleh peraturan perundang-undangan secara jelas dan produk tersebut cenderung memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi, dibandingkan dengan modal yang dimiliki bank.
2. Penggunaan best practice atas suatu standar perjanjian yang biasa digunakan oleh bank masih mengacu pada perjanjian yang belum terkini walaupun telah ada perubahan best practice atau peraturan perundang-undangan maupun hal lainnya.
Ketiadaan peraturan perundang-undangan terutama atas produk yang dimiliki bank atau transaksi yang dilakukan bank akan mengakibatkan produk tersebut menjadi sengketa dikemudian harinya sehingga berpotensi menimbulkan risiko hukum.
11. Jelaskan terdiri dari apa sajakah aspek risiko penyaluran dana (aset tertimbang menurut resiko ) ?
Aktiva tertimbang menurut risiko terdiri dari :
a. Aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai kadar risiko penyaluran dana yang melekat pada setiap pos aktiva yaitu :
(1)Kas, emas, penempatan pada Bank Indonesia dan commemmorative coins diberi bobot 0%
(2)Penempatan pada bank lain diberi bobot 20%
(3)Persediaan, aktiva ijarah, nilai bersih aktiva tetap dan inventaris, antar kantor aktiva, dan rupa-rupa aktiva diberi bobot 100%
b. Beberapa pos dalam daftar kewajiban komitmen dan kontijensi (off balance sheet account) yang diberi bobot dan sesuai dengan kadar risiko penyaluran dana yang melekat pada setiap pos setelah terlebih dahulu diperhitungkan dengan bobot faktor konversi yaitu:
(1)L/C yang masuh berlaku (tidak termasuk standby L/C) diberi bobot 20%
(2)Jaminan bank yang diterbitkan bukan dalam rangka pemberian pembiayaan dan atau piutang, dan fasilitas pembiayaan yang belum digunakan yang disediakan kepada nasabah sampai dengan akhir tahun untuk tahun takwim yang berjalan diberi bobot 50%.
12. Sebutkan apa sajakah persyaratan nasabah prima?
a. rata-rata jumlah minimum dana nasabah yang harus mengendap di Bank dalam
periode tertentu, termasuk dana yang telah diinvestasikan pada produk yang
dipasarkan Bank;
b. telahmelalui proses Enhanced Due Diligence (EDD); dan
c. atas dasar pengajuan/permohonan dari nasabah.
13. Sebutkan hak dan kewajiban Bank Syariah dan hak dan kewajiban nasabah dalam kaitannya dengan manajemen resiko layanan prima ?
a) hak Bank:
14. (1) mengevaluasi status Nasabah Prima secaraberkala
15. (2) meminta data pendukungterkaitprofilnasabahdantransaksi yang dilakukannasabah.
b)kewajiban Bank:
16. (1) memperoleh persetujuan tertulis dari Nasabah Prima dalam hal Bank akan
memberikan dan/atau menyebarluaskan Data Pribadi Nasabah kepada pihak lain
c) hak Nasabah Prima:
(1) memperoleh informasi mengenai aktivitas keuangannya setiap saat diperlukan;
(2) memperoleh konfirmasi dan notifikasi transaksi dengan metode dan besaran sesuai
yang disepakati dengan bank.
d)kewajibanNasabah Prima:
(1) memenuhi persyaratan yang ditetapkan bank untuk melakukan suatu transaksi
keuangan tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) memberikan persetujuan kepada mitra bank untuk memberikan data terkaitproduk
keuangan non bank yang ditransaksikanNasabah Prima dengan mitra Bank melalui
Bank dalam rangka penyampaian informasi berkala yang komprehensif.
14. Jelaskan matriks perhitungan/ analisis komponen faktor rentabilitas ?
Penilaian dalam unsurrentabilitas ini didasarkan pada dua macam, yaitu :
1)Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA / Earning 1).
Rumusnyaadalah
Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 0 % atau negatif diberi
nilai kredit 0, dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan
nilai maksimum 100.
2)Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Earning 2).
Rumusnyaadalah
15. Bagaimana tahapan evolusi manrisk operasional?
Tahapan evolusi managemen risiko operasional dibagi menjadi empat bagian tahap,
yaitu:
Tahap 1: Identifikasi dan pengumpulan data
Dalam tahap ini perusahaan perlu melakukan mapping berbagai risiko operasional yang ada
dalam perusahaan dan menciptakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan
menjumlahkan kerugian.
Tahap 2: Penyusunan metrics dan tracking
Dalam tahap ini perusahaan perlu menyusun metric dan key risk indicator untuk tiap risiko
operasional yang telah diidentifikasi dalam tahap sebelumnya, termasuk juga penyusunan
sistem tracking data dan informasi frekuensi dan severitas suatu risiko tertentu.
Tahap 3: Pengukuran
Tahap ini perusahaan perlu menyusun suatu metode untuk mengklasifikasi risiko operasional
dari semua unit kerja.
Tahap 4: Managemen
Tahap ini perusahaan perlu melakukan konsolidasi hasil dari tahap tiga untuk mendapatkan
perhitungan alokasi modal untuk menutup risiko operasional dan analisis kinerja berbasis
risiko dan redistribusi portofolio untuk menyesuaikan profil risiko perusahaan yang
diinginkan. (Muslich, 2007)
16. Apa dan bagaimana? Jelaskan?a. Distribusi poisson
Distribusi frekuensi Poisson merupakan distribusi frekuensi kerugian operasional
yang paling banyak terjadi karena karakteristiknya yang sederhana dan paling sesuai dengan
frekuensi terjadinya kerugian operasional. Distribusi Poisson mencerminkan probabilita
jumlah atau frekuensi kejadian, seperti jumlah atau frekuensi terjadinya kesalahan bayar dari
kasir, jumlah atau frekuensi terjadinya kecelakaan kerja, jumlah atau frekuensi terjadinya
kegagalan sistem dan sebagainya.
b. Distribusi binominal
Distribusi Binomial adalah suatu distribusi probabilitas yang dapat digunakan
bilamana suatu proses sampling dapat diasumsikan sesuai dengan proses Bernoulli.
Misalnya, dalam perlemparan sekeping uang logam sebanyak 5 kali, hasil setiap ulangan
mungkin muncul sisi gambar atau sisi angka. Begitu pula, bila kartu diambil berturut-turut,
kita dapat memberi label “berhasil” bila kartu yang terambil adalah kartu merah atau “gagal”
bila yang terambil adalah kartu hitam. Ulangan-ulangan tersebut bersifat bebas dan peluang
keberhasilan setiap ulangan tetap sama,taitu sebasar ½..(Ronald E. Walpole).
c. Actuarial model
Actuarial model adalah nama untuk satu set teknik yang digunakan dalam industri
asuransi. Model ini terdiri dari persamaan yang mewakili fungsi perusahaan asuransi,
akuntansi untuk probabilitas peristiwa yang dicakup oleh kebijakan dan biaya setiap peristiwa
menyajikan kepada perusahaan. Mereka membantu perusahaan menentukan kebijakan untuk
mengambil dan menetapkan premi berdasarkan klaim diproyeksikan bahwa mereka akan
harus membayar. Mereka penting karena perusahaan asuransi menggunakannya untuk
menjaga perusahaan pelarut; model memprediksi dana yang perusahaan harus membayar,
sehingga mereka tahu berapa banyak uang yang mereka miliki untuk mengambil dalam untuk
menutupi biaya mereka.
d. Agregation model
Adalah sebuah estimasi distribusi kerugian akibat risiko operasional dari setiap lini
bisnis / tipe peristiwa berdasarkan pada asumsi mengenai severity dan frequency dari
peristiwa atau kejadian (Alexander, 2003).
Asumsi ini diperoleh terutama dari data kerugian histories. Dalam pendekatan aggregation
model, data kerugian operasional disusun dalam distribusi frekuensi dan distribusi
severitasnya. Data aggregation kerugian operasional pada waktu t diberikan dengan variabel
random X(t) yang nilainya adalah (Cruz,2003,104):
e. Extreme value theory
Metode EVT digunakan untuk mengukur kerugian operasional yang sifatnya jarang
terjadi danj ika terjadi mempunyai konsekuensi nilai kerugian yang sangat besar sehingga
tidak dapat dimodelkan dengan pendekatan biasa. Terdapat 2 (dua) jenis distribusi yang
dipakai dalam extreme value modeling, yaitu
pertama :Generalized Extreme Value (GEV) dimana pola distribusi mengikuti pola
distribusiExtreme Value.
Dan kedua Generalized Pareto Distribution (GPD) yaitu pola distribusi data mengikuti pola
distribusi pareto.
f. Bayesiam theorem approach ?
17. Jelaskan back testing dengan logikelihood ratio ?
Back testing dengan logikelihood ratio atau disebut dengan Statistical analysis yaitu
antara lain dengan Kupiec test yang merupakan backtesting analysis dengan cara
memperhitungkan jumlah kesalahan (failure rate) yang terjadi dibandingkan dengan jumlah
data. Rumus yang digunakan adalah (Muslich, 2007, 165) :
LR= -21n[(1-a*)T-V(a)V]+21n{[1-(V/T)]T-V(V/T)V}
di mana :
LR = Loglikelihood Ratio
α = probabilita kesalahan di bawah hipotesis nol
V = jumlah kesalahan estimasi
T = jumlah data observasi.
Pengujian ini disebut dengan proportion of failure test (PF test). Nilai LR kemudian
dibandingkan dengan nilai kritis chi-square dengan derajat kebebasan 1 pada tingkat
signifikansi yang diharapkan. Jika nilai LR lebih besar dibandingkan dengan nilai kritis
chi-square, maka model perhitungan risiko tersebut tidak valid dan sebaliknya.
.
18. Jelaskan strategi hedging risiko operasional?
Adalah langkah yang diambil untuk melindungi nilai rupiah dari aktiva maupun pasinva
valuta asing (umpamanya US Dollar) dari kurs valuta asing yang berfluktuasi. Hedging dapat
dilakukan dengan mengikat aktiva atau pasiva valuta asing tersebut secara Swap atau Opsi
atau kontrak berjangka.
Contoh pengikatan secara Swap sebagai berikut : Suatu perusahaan meminjam pada kreditur
dalam valuta asing sejumlah US. 200.000, yang harus dikembalikan 6 bulan yang akan
datang. Agar terhindar dari risiko kenaikan nilai tukar, perusahaan tersebut melakukan
transaksi swap yaitu penjualan secara tunai dan pembelian US Dollar secara berjangka untuk
6 bulan yang akan datang dengan kurs sekarang. Perusahaan memperoleh rupiah dan
membayar premi swap, namun untuk 6 bulan yang akan datang saat kreditnya harus dibayar,
perusahaan sudah terlindung dari melonjaknya kurs karena sudah membelinya secara kontrak
berjangka.
19. Jelaskan perbedaan paradigma lama dan paradigma baru mengenai teknik manajemen
resiko dan gambarkan grafiknya?
20. Jelaskan tipe-tipe resiko dan teknik pengukurannya?
21. Jelaskan prinsip SMART ( Speific, Measurable, Agreed, Realistic, Timebound )?
a. Specific
Prinsip pertama dalam menyusun sebuah target bisnis adalah membuat secara terperinci dan
mengkhusus. Dengan mematok target-target yang lebih spesifik, maka para personil dapat
memiliki pandangan yang jelas dan terarah tentang harapan yang diinginkan perusahaan.
Prinsip ini dapat dibuat dengan menjawab 5 pertanyaan mendasar, yaitu what, why, who,
where, dan which. Misalnya: Apa target saya? Mengapa saya harus mencapai target tersebut?
Siapa saja personil yang akan terlibat? Dan lain sebagainya.
b. Measurable
Measurable artinya dapat diukur. Dalam hal ini, peranan angka menjadi sangat penting
sebagai gambaran nilai target yang menjadi impian bisnis anda. Pertanyaan yang menjadi
patokan adalah how many, how much, atau Bagaimana cara saya mengetahui target tersebut
telah tercapai?
c. Attainable
Attainable artinya dapat dicapai. Hal ini maksudnya bahwa dalam menyusun target bisnis
harus realistik dan tidak muluk-muluk. Oleh karena itu, perlu untuk mempelajari bagaimana
kondisi bisnis sebelumnya, situasi saat ini, dan perkiraan kondisi yang akan datang. Dengan
demikian target yang diputuskan tersebut masuk akal untuk dicapai.
d. Relevant
Pada poin ke empat, terget harus relevan, artinya sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan
atau bidang pekerjaan yang dilakoni. Selain itu, pada perusahaan besar yang memiliki banyak
divisi, masing-masing target harus disusun secara berimbang agar terjadi relevansi yang baik.
e. Time Bound
Prinsip terakhir dalam memutuskan sebuah target bisnis adalah menentukan batasan waktu
yang harus dilaksanakan. Perencanaan target yang bagus memiliki date line yang jelas guna
menjadi dasar dalam menyelesaikan tahapan-tahapan yang harus dikerjakan. Dengan prinsip
time bound tersebut, pengusaha dan para personilnya dapat lebih fokus dan terstruktur dalam
menjalani proses pencapaian target yang dimaksud.
22. Jelaskan bagaimana cara mengenali indikasi resiko ?
23. Mengapa 5 M ( Man, material, machine, methode, money ) dapat menyebabkan
terjadinya resiko?jelaskan!
24. Apakah dampak apabila suatu negara menetapkan kurs tukar tetap atas mata uang
utama ?
Dampakapabilasuatunegaramenetapkankurstukartetapatasmatauangutama
a. Bank Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pasar valas bagi bank komersial
maupun masyarakat.
b. Indonesia Mendevaluasi kurs tetapnya
25. Jelaskan apakah kurs spot dan kurs forward itu?
Kurs forward adalah kurs yang ditetapkan sekarang pada saat transaksi dilakukan untuk
diselesaikan / diserahkan kemudian hari.
Kurs spot (the spot exchange rate) adalah kurs nominal pada hari tersebut / nilai kurs mata
uang asing terhadap mata uang domestik tertentu pada saat terjadi transaksi
26. Jelaskan apa yang dimaksud paritas suku bunga dan paritas daya beli?
Paritas suku bunga: kondisi ekuilibrium dimana selisih suku bunga antara dua valuta
diimbangi oleh selisih kurs forward dan kurs spot.
Paritasdayabeli: teori yang menyatakan bahwa nilai tukar antara mata uang berada dalam
keseimbangan ketika daya beli mereka adalah sama di masing-masing dan kedua Negara.
27. Jelaskan kaitan kebijakan kredit internasional dan resiko perubahan kurs?
Keterkaitan kebijakan kurs internasional dan resiko perubahan kurs tidak terlepas dari
penanganan terhadap kendala regulasi berupa perbedaan risiko pada setiap Negara yang
dihadapi oleh negara seperti pajak, aturan-aturan konversi valuta asing serta peraturan lain
yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang asing.
28. Pembangunan kapal tanker pada PT PAL INDONESIA. Proyek kapal tanker ini pasti
melibatkan transaksi menggunakan valuta asing, karena banyak material yang di
simport dari beberapa negara dan sistem peminjaman pada proyek kapal ini dilakukan
dengan menggunakan mata uang asing (USD). Sehingga, resiko adanya fluktuasi dari
nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang asing yang digunakan dalam transaksi
selama proyek berlangsung sangat berpengaruh terhadap kinerja proyek pembangunan
kapal tanker tersebut. Bagaimana cara mengatasi resiko pada kasus diatas? Jelaskan!
Cara mengatasi risiko pada kasus tsb adalah
a) dengan menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, misalnya bank multinasional sebagai
penjamin dalam perubahan kurs dalam periode tertentu. Bank mengeluarkan garansi jika
terjadi perubahan kurs untuk mendapat loyalitas nasabah tsb.
b) mengkonversi aktiva dan pasiva dalam bentuk valas jangka panjang dalam bentuk
domestic negara.