tanpa tembok - senirupa.itb.ac.id file1. pelengkap+mata+kuliah+tugas+akhir+seni+grafis+sr4099. 2....

5
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 1 Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa TANPA TEMBOK Nama Mahasiswa : Anatasof WIrapraja Nama Pembimbing : Dr. Tisna Sanjaya M.Sch Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: [email protected] Kata Kunci : praktik seni rupa, medan sosial seni, pameran, digital Abstrak Kegiatan berpameran merupakan suatu bentuk kegiatan untuk memediasikan karya seni kepada publik untuk memunculkan gagasan seniman melalui karyanya kepada publik. Karya seni merupakan visualisasi gagasan seniman yang merespon permasalahan yang dirasakan, yang juga memiliki kedekatan kepada publik. Karya seni sendiri melalui gagasan seniman memiliki lapisan-lapisan serta makna yang dalam untuk kemudian dapat diapresiasi dan menginspirasi. Dewasa ini praktik seni rupa telah menjadi sesuatu yang berjarak dari kehidupan publik di luar medan sosial seni. Praktik seni rupa seolah memiliki ruang-ruang bersekat yang harus dilalui satu per satu dalam jenjang kesenimanannya, juga bagi publik diluar medan sosial seni yang tidak memiliki frekuensi yang sama dalam mengapresiasi karya seni. Menempuh pendidikan di institusi seni rupa, penulis ingin melepaskan perasaan gundah tersebut melalui karya seni. Karya yang dibuat ini merupakan sebuah proses yang berfungsi sebagai simulasi mediasi seni secara digital yang kembali mengemukakan akan keadaan renggang yang terjadi antar praktik seni dengan publik diluar medan sosial seni ini. Abstract Exhibition activity is a form of activity to mediate artwork to the public to raise the idea of the artist through his work to the public . An artist’s work of art is a responds to the idea of the perceived problems, which also has close to the public. The work of art itself, through the idea of the artist, as well have layers of meaning that in order to continue to be appreciated and inspiring. Today the practice of art has become something in distance from public outside the art world. Art practice as having spaces that must be passed one by one in an artistry stages, also for the public outside the art world that does not have the same frequency in appreciating art . Was educated in art institutions , the authors would like to release the depressed feelings through art . Works made this is a process that serves as a simulation of a digitally mediated art will again express the tenuous state of the art practices that occurred between the public outside the social field of the arts . 1. Pendahuluan Karya seni seringkali digunakan sebagai sebuah medium yang mengekspresikan gagasan yang berawal dari keresahan seniman terhadap sebuah permasalahan, hal itu menjadikan karya seni sebagai benda yang memiliki nilai estetis yang layak untuk dinikmati dan perlu ditunjukkan kepada publik untuk memunculkan gagasan si seniman ke permukaan agar karya seni tak hanya memiliki nilai estetis tetapi juga mengungkapkan kedekatan seniman terhadap sebuah gagasan yang diangkat serta membuat publik menyadari bahwa gagasan itu merupakan persoalan yang juga memiliki kedekatan dengan mereka.

Upload: vuonghuong

Post on 30-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 1

Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa

TANPA TEMBOK

Nama Mahasiswa : Anatasof WIrapraja Nama Pembimbing : Dr. Tisna Sanjaya M.Sch

Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: [email protected]

Kata Kunci : praktik seni rupa, medan sosial seni, pameran, digital

Abstrak Kegiatan berpameran merupakan suatu bentuk kegiatan untuk memediasikan karya seni kepada publik untuk memunculkan gagasan seniman melalui karyanya kepada publik. Karya seni merupakan visualisasi gagasan seniman yang merespon permasalahan yang dirasakan, yang juga memiliki kedekatan kepada publik. Karya seni sendiri melalui gagasan seniman memiliki lapisan-lapisan serta makna yang dalam untuk kemudian dapat diapresiasi dan menginspirasi.

Dewasa ini praktik seni rupa telah menjadi sesuatu yang berjarak dari kehidupan publik di luar medan sosial seni. Praktik seni rupa seolah memiliki ruang-ruang bersekat yang harus dilalui satu per satu dalam jenjang kesenimanannya, juga bagi publik diluar medan sosial seni yang tidak memiliki frekuensi yang sama dalam mengapresiasi karya seni.

Menempuh pendidikan di institusi seni rupa, penulis ingin melepaskan perasaan gundah tersebut melalui karya seni. Karya yang dibuat ini merupakan sebuah proses yang berfungsi sebagai simulasi mediasi seni secara digital yang kembali mengemukakan akan keadaan renggang yang terjadi antar praktik seni dengan publik diluar medan sosial seni ini.

Abstract Exhibition activity is a form of activity to mediate artwork to the public to raise the idea of the artist through his work to the public . An artist’s work of art is a responds to the idea of the perceived problems, which also has close to the public. The work of art itself, through the idea of the artist, as well have layers of meaning that in order to continue to be appreciated and inspiring.

Today the practice of art has become something in distance from public outside the art world. Art practice as having spaces that must be passed one by one in an artistry stages, also for the public outside the art world that does not have the same frequency in appreciating art .

Was educated in art institutions , the authors would like to release the depressed feelings through art . Works made this is a process that serves as a simulation of a digitally mediated art will again express the tenuous state of the art practices that occurred between the public outside the social field of the arts .

1. Pendahuluan

Karya seni seringkali digunakan sebagai sebuah medium yang mengekspresikan gagasan yang berawal dari keresahan seniman terhadap sebuah permasalahan, hal itu menjadikan karya seni sebagai benda yang memiliki nilai estetis yang layak untuk dinikmati dan perlu ditunjukkan kepada publik untuk memunculkan gagasan si seniman ke permukaan agar karya seni tak hanya memiliki nilai estetis tetapi juga mengungkapkan kedekatan seniman terhadap sebuah gagasan yang diangkat serta membuat publik menyadari bahwa gagasan itu merupakan persoalan yang juga memiliki kedekatan dengan mereka.

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 2

Anatasof Wirapraja

2. Proses Studi Kreatif

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penulis dapat menyalurkan dan mengungkapkan kegelisahan tentang keberjarakan kegiatan berpameran dengan publik diluar akademisi seni dalam bentuk karya seni, dalam hal ini secara lebih khusus menjadi karya Tugas Akhir Seni Grafis?

2. Pendekatan estetik apa yang akan dilakukan oleh penulis dalam merealisasikan karya Tugas Akhir ini?

Batasan Masalah

1. Karya yang dikerjakan mencakup keperluan pribadi penulis, sekaligus mencakup keperluan seni dalam kegiatan berpameran.

2. Kegiatan berpameran yang disoroti oleh penulis adalah kegitatan berpameran yang diterapkan pada umumnya.

3. Karya utama dibuat menggunakan media internet dengan teknik pengerjaan website.

4. Dalam pengerjaan visual karya, penulis memanfaatkan aksesibilitas internet, interaksi, serta simulasi.

Tujuan berkarya

1. Pelengkap+mata+kuliah+tugas+akhir+Seni+Grafis+SR4099.2. Sebagai penyalur keresahan akan kesenjangan dalam medan

sosial seni, khususnya kegiatan berpameran.

Landasan Teori

1. Literatur tentang Information Art

2. Literatur tentang New Media Art

3. Literatur tentang Simulacra

4. Literatur tentang kegiatan berpameran

Proses Berkarya

1. Proses+perumusan+gagasan+awal+karya.

2. Proses+perancangan+situs+galeri+maya+sebagai+karya.

3. Proses+sourcing+karya

Karya Akhir

Kesimpulan

Judul TA

Bagan 2.1 Proses Studi Kreatif

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 3

Anatasof Wirapraja 3. Hasil Studi dan Pembahasan Tanpa Tembok

Bagan 2.1 Hasil Studi Kreatif

Karya Tugas Akhir penulis berupa satu sistem interaksi virtual dalam jaringan internet berbentuk web interaktif yang mensimulasikan kegiatan berpameran. Pensimulasian kegiatan berpameran ini didistribusikan secara digital melalui jaringan internet. Penggunaan metoda hypermedia dalam kekaryaan ini memungkinkan penulis untuk menyajikan tampilan antarmuka interaktif yang mensimulasikan interaksi kegiatan berpameran dalam presentasi teks, foto digital, dan interaksi virtual melalui pemrograman web. Tampilan antar muka yang telah diprogram dengan bahasa pemrograman HTML, CSS, dan JS, memungkinkan karya hypermedia ini dapat terduplikasi kedalam tiap perangkat komputer, telefon genggam, dan tablet yang memiliki Web Browser yang memungkinkan untuk menampilkan teknoligi HTML5, dan kebanyakan perangkat tersebut kini memiliki kemampuan untuk itu dan telah penulis uji pada beberapa perangkat terkini. Pada karya tugas akhir yang berjudul “Tanpa Tembok” penulis mendistribusikan karya tersebut dalam jaringan internet dan menyimpan semua data-data digital serta segala perintah program yang telah digarap untuk menghasilkan karya ini ke dalam domain tanpatembok.com yang diprogram untuk dapat diakses pada tanggal 1 oktober 2013. Penulis menemui kendala dalam menciptakan User Experience yang sama untuk beberapa Web Browser pada beberapa perangkat yang tidak mendukung teknologi HTML 5 seperti yand dimiliki oleh telefon genggam tanpa layar sentuh. Kendala lain yang penulis hadapi dalam menghadirkan simulasi interaksi beberapa sumber daya artistik seniman pada perangkat yang tidak dilengkapi GyroSensor, kecuali perangkat komputer / laptop. Pada beberapa perangkat yang tidak memiliki fitur-fitur tersebut kemudian hanya menghadirkan simulasi kegiatan berpameran dalam format presentasi digital yang tidak interaktif. Kendala

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 4

tersebut tetap tidak menghilangkan intensi penulis dalam menghadirkan karya tugas akhir sebagai karya yang mengusung tema digitalisasi mediasi seni. Kemungkinan pengaksesan ulang informasi yang dihadirkan melalui simulasi digital yang akan dilakukan pengapresiasi nantinya, ditujukan agar setiap pengulangan pengalaman estetik yang dibuat menyerupai aslinya ini menjadikan pengapresiasi semakin familiar dengan proses pengapresiasian karya, sebuah upaya penghadiran pengalaman baru dan familiar secara bersamaan. Keseluruhan proses penghadiran pengalaman pengapresian karya melalui simulasi virtual ini dimaksudkan sebagai bentuk penghilangan tembok antara publik dan medan sosial seni yang selama ini penulis rasakan memiliki jarak.

Sedangkan proses pengumpulan sumber daya artistik dari sejumlah kolega yang tidak memiliki kerangka kurasi khusus yang untuk penyeleksian karya yang dipresentasikan secara digital melalui simulasi virtual dalam karya ini, komposisi seniman dan karya yang eklektik ini ditujukan untuk memperkuat konsep hilangnya tembok 'kejenjangan seniman'.

4. Penutup / Kesimpulan Kemungkinan pengaksesan ulang informasi yang dihadirkan melalui simulasi digital yang akan dilakukan pengapresiasi nantinya, ditujukan agar setiap pengulangan pengalaman estetik yang dibuat menyerupai aslinya ini menjadikan pengapresiasi semakin familiar dengan proses pengapresiasian karya, sebuah upaya penghadiran pengalaman baru dan familiar secara bersamaan. Keseluruhan proses penghadiran pengalaman pengapresian karya melalui simulasi virtual ini dimaksudkan sebagai bentuk penghilangan tembok antara publik dan medan sosial seni yang selama ini penulis rasakan memiliki jarak.

Sedangkan proses pengumpulan sumber daya artistik dari sejumlah kolega yang tidak memiliki kerangka kurasi khusus yang untuk penyeleksian karya yang dipresentasikan secara digital melalui simulasi virtual dalam karya ini, komposisi seniman dan karya yang eklektik ini ditujukan untuk memperkuat konsep hilangnya tembok 'kejenjangan seniman'.

Karya yang dihasilkan seniman sering kali merupakan karya yang dilandasi oleh keresahan seniman akan keresahan yang umum juga rasakan. Dan karya seni ditujukan sebagai medium untuk mengutarakan sikap kritis seniman akan persoalan publik yang kemudian diharapkan dapat menginspirasi. Ketika salah satu tidak memiliki kesamaan frekuensi terhadap yang lain, akan terjadi ketidakseimbangan. Penulis sendiri merasakan ketidakseimbangan tersebut dalam bentuk ketidaknyamanan akan fenomena keberjarakan tersebut. Ketidaknyamanan tersebut yang kemudian penulis coba untuk utarakan melalui karya ini menjadi salah satu bentuk mediasi yang dilakukan. Pengerjaan tugas akhir ini pada akhirnya diharapkan menjadi sebuah mediasi yang bisa membantu fenomena keberjarakan ini, namun penulis mendapatkan sebuah kesimpulan bagi dirinya sendiri, bahwa penulis sendiri harus bersikap lebih kritis dalam menyikapi permasalahan ini. Penulis mendapat banyak pembelajaran baik dari sisi sosiologis, pengetahuan historis maupun pola fikir dalam mengkritisi permasalahan tersebut.

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 5

Anatasof Wirapraja Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Bapak Dr. Tisna Sanjaya, M.Sch. Daftar Pustaka - Wilson, Stephen. Information Art: Intersection of Art, Science, and Technology. MIT Press, 2002. - Lunenfeld, Peter. The Digital Dialectic: New Essays on New Media, 1999 - Noah Warpdrip-Fruin. The New Media Reader, MIT Press, 2003 - J. Banks, J. Carson, B. Nelson, D. Nicol , Discrete-Event System Simulation, Prentice Hall, 2001, - The New Shorter Oxford English Dictionary, 1993 - Becker, Howard S. Art Worlds. Berkley: University of California Press, 1982. - LeWitt, Solomon "Paragraphs on Conceptual Art", Artforum, June 1967. - http://w3.org 18 Juni 2013, jam 13.00 WIB - http://awp.diaart.org/km/painting 19 Juni 2013, Jam 23.03