tanggung jawab penyelenggara sistem elektronik...

103
TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK TERHADAP PERLINDUNGAN DATA PENGGUNA MEDIA SOSIAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: FAJAR MUHAMMAD JUANDA NIM: 11140480000076 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H /2019 M

Upload: others

Post on 13-Feb-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK

TERHADAP PERLINDUNGAN DATA PENGGUNA MEDIA SOSIAL

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

FAJAR MUHAMMAD JUANDA

NIM: 11140480000076

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H /2019 M

Page 2: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

ii

TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK

TERHADAP PERLINDUNGAN DATA PENGGUNA MEDIA SOSIAL

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Lembar Persetujuan pembimbing

Oleh:

Fajar Muhammad Juanda

NIM: 11140480000076

Pembimbing:

H. Syafrudin Makmur, S.H., M.H.

NUPN. 9920112680

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H /2019 M

Page 3: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

iii

Page 4: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

iv

Page 5: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

v

ABSTRAK

Fajar Muhammad Juanda, NIM: 11140480000076, TANGGUNG JAWAB

PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK TERHADAP

PERLINDUNGAN DATA PENGGUNA MEDIA SOSIAL MENURUT

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG INFORMASI

DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK, Program Studi Ilmu Hukum, konsentrasi

Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, Tahun 2019 M/1440 H.

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif

yuridis normatif dengan jenis penelitian kualitatif yang tidak membutuhkan

sample dan menggunakan pendekatan undang-undang (statue approach),

pendekatan kasus (case approach).

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk perlindungan hukum bagi

pengguna dan tanggung jawab yang harus dilakukan penyelenggara sistem

elektronik Facebook. Pada tahun 2018 terungkap bahwasanya terjadi kebocoran

data para pengguna Facebook kepada pihak Cambridge Analytica. Dengan

menelaah ketentuan-ketentuan yang mengikat antara pengguna dan Facebook

yang dirangkum menjadi privacy and policy dan kebijakan data, Facebook

memiliki ketentuan menjaga data pengguna dan apabila gagal, Facebook

mendapatkan konsekuensinya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Facebook harus bertanggung jawab

dalam melindungi data pengguna sebagai penyelenggara sistem elektronik

sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Tanggung jawab tersebut muncul

ketika pengguna mendaftarkan diri kepada Platform Facebook. Bentuk tanggung

jawab dalam melindungi data pengguna media sosial tersebut seperti melindungi

rahasia data, menjaga keamanan dan siap menerima sanksi apabila gagal dalam

melindungi data pengguna. Selain itu, pemerintah sebagai pengawas serta pemberi

sanksi seharusnya mengikuti regulasi General Data Protection Regulation yang

diterapkan Uni Eropa agar Penyelenggara Sistem Elektronik lebih waspada dalam

melindungi data pengguna media sosial.

Kata Kunci: Facebook, Penyelenggara Sistem Eleketronik, Perlindungan Data

Pembimbing : Syafrudin Makmur, S.H., M.H.

Daftar Pustaka : Tahun 1982 sampai Tahun 2016.

Page 6: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung
Page 7: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

vii

pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi saya, sehingga saya mampu untuk

memahami keilmuan hukum serta perkembanganya pada saat ini.

5. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pimpinan

Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas

untuk mengadakan studi kepustakaan, sehingga saya dapat memperoleh

bahan referensi untuk melengkapi hasil penelitian saya.

6. Keluarga yang telah memberikan kehangatan, ayahanda Daroy, ibunda

Nuraidah, Kak Achcia, bang Fadel, dan Tasya.

7. Teman yang juga menjadi keluarga, Darunnajah, All 105’21, Dpr dan Mia

Henika Putri yang menjadi warna dikisah hidup penulis

8. Peneliti artikel, jurnal, opini dan lain-lainnya yang membantu peneliti dalam

proses penyusunan.

9. Pihak-pihak lain yang telah memberikan kontribusi kepada peneliti dalam

menyelesaikan karya tulis ini. Sebagai akhir kata semoga Allah Subhanahu

Wata‟ala memberikan balasan atas bantuan yang telah diberikan kepada

peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dan juga menjadi berkah

dan amal kebajikan serta bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta, 23 Juli 2019

Peneliti,

Fajar Muhammad Juanda

Page 8: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

BAB I :PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Idenfitikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 5

D. Metode Penelitian ................................................................................... 6

E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 10

BAB II :TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

DATA PENGGUNA MEDIA SOSIAL .......................................... 12

A. Kerangka Konseptual............................................................................ 12

B. Kerangka Teoritis .................................................................................. 14

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu .................................................... 31

BAB III :KONSEP MEDIA SOSIAL DAN FACEBOOK ........................... 33

A. Media Sosial di Indonesia ..................................................................... 33

B. Profil Facebook .................................................................................... 37

C. Produk, Layanan, dan kebijakan Privasi pada Facebook ..................... 39

BAB IV :ANALISIS PERLINDUNGAN DATA DALAM MEDIA SOSIAL

............................................................................................................ 50

A. Analisis Tanggung Jawab Facebook Sebagai Penyelenggara Sistem

Elektronik Melindungi Data Pengguna Menurut Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

Beserta Peraturan Pelaksanaanya. ........................................................ 50

Page 9: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

ix

B. Upaya Hukum Yang Dapat Dilakukan Pengguna Apabila

Penyelenggara Sistem Elektronik Gagal Dalam Melindungi Data

Pengguna .............................................................................................. 69

BAB V :PENUTUP ........................................................................................ 73

A. Kesimpulan ........................................................................................... 73

B. Rekomemdasi ....................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76

LAMPIRAN ...................................................................................................... 80

Page 10: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 logo Facebook ................................................................................ 37

Gambar 1. 2 pengguna aktif media sosial tahun 2018 ..................................... 38

Page 11: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

1

BAB I PENDA HULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sistem informasi dan komunikasi elektronik

menjadi sarana berkomunikasi gaya baru. Sistem Informasi dan komunikasi

Eletronik berperan sebagai pengubah perilaku masyarakat indonesia. Tidak

dipungkiri lagi bahwasanya kemajuan teknologi menghasilkan sejumlah

situasi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh manusia. Kini sistem

informasi dan komunikasi elektronik telah diimplementasikan pada hampir

semua sektor kehidupan dalam masyarakat yang akhirnya juga

mengakibatkan terciptanya suatu pasar baru yang telah mendorong

perkembangan sistem ekonomi masyarakat dari traditional ekonomi yang

berbasiskan industri manufaktur kearah digital economy yang berbasiskan

informasi, kreatifitas intelektual dan ilmu pengetahuan yang juga dikenal

dengan istilah Creative Economy1

Hadirnya digital sebagai alat komunikasi, membuat segalanya

berkomunikasi melalui internet. Dalam internet, masyarakat berkomunikasi

dengan menggunakan platform media sosial yang diciptakan oleh

perusahaan-perusahaan teknologi. Salah satu media sosial paling populer

adalah Facebook. Facebook merupakan platform yang diciptakan oleh Mark

Zuckenberg dibawah kuasa perusahaan Facebook yang beralamat di

California, Amerika Serikat. Perusahaan Facebook berdiri di Amerika

Serikat, namun mereka mempunyai kantor perwakilan di setiap negara. Di

Indonesia, Facebook mempunyai kantor perwakilan yang beralamat di

gedung perkantoran Capital Place lantai 49, jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Tetapi menjadi sebuah pertanyaan dimana data tersebut disimpan agar ketika

terjadinya sebuah peristiwa hukum yang memerlukan data pengguna, dapat

1 Edmon Makarin, Tanggung Jawab Hukum Penyelenggara Sistem Elektronik, (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2010), h. 2

Page 12: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

2

diakses dengan mudah. Sampai saat ini Facebook menjadi Lifestyle

masyarakat, bahkan Facebook menjadi pasar dimana pelaku usaha dan

konsumen beriteraksi melakukan transaksi. Dalam hal ini, Facebook

mengeluarkan produk, dimana pelaku usaha dapat memasang iklan, sehingga

mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi barang/ jasa. Facebook

sendiri meraup keuntungan dari bisnis iklan mobile.

Dalam Platformnya, Facebook memberikan hak istimewa kepada

pihak ketiga yang diberikan izin. Pihak ketiga dapat mengakses data

pengguna untuk suatu kepentingan. Pihak ketiga tersebut seperti otoritas

hukum (penyidik kepolisian dan lainnya) atau bahkan pegawai internal

penyedia layanan. Namun Hal ini tentu berpotensi terjadi penyalahgunaan

data pada saat kegiatan interaksi antara pengguna media sosial. Hal ini dapat

terjadi apabila pengguna merasa informasi maupun data yang tertera maupun

dicantumkan dalam jejaring sosial tersebut, digunakan oleh pihak lain, untuk

tujuan yang dianggap mengganggu, membahayakan bahkan mengancam

orang lain. Seperti yang diutarakan Del Bosque tentang Facebook yang ditulis

dalam buku Cyberspace Law karya Hannibal Travis “combing information in

one place about a person appearance, habits, and desires may even lead to

the Victimization of the person, as in cases of kidnapping that have been

linked to Facebook use”.2 Berdasarkan hal itu maka, pemilik situs jejaring

sosial membuat kebijakan privasi (Privacy Policy) yang memuat ketentuan

mengenai sejauh apa data atau informasi dari pengguna jejaring sosial dapat

diakses atau diketahui oleh pihak selain pengguna akun itu sendiri. Seperti

halnya kasus Analytical Cambridge yang mengakses data pengguna

Facebook. kronologi dari kasus Analytical Cambridge berawal pada tahun

2013, sebuah aplikasi yang disebut this is your digital life dikembangkan oleh

seorang Peneliti bernama Dr. Alexander Kogan. Pada saat itu, dia adalah

seorang akademisi di Cambridge University. Aplikasi Dr. Kogan seperti

halnya aplikasi yang lain menggunakan platform, menggunakan fitur

2 Hannibal Travis, Cyberspace Law, (NewYork:Routledge,2013), h. 233

Page 13: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

3

facebook login yang tersedia secara umum. Facebook login memungkinkan

pengembang aplikasi pihak ketiga untuk meminta persetujuan dari pengguna

aplikasi untuk mengakses data mereka. Di saat yang bersamaan aplikasi

tersebut juga bisa mengakses data yang dibagikan ke teman. Penggunaan

Facebook Login tunduk pada kebijakan Facebook. Kebijakan ini melarang

penggunaan dan pemindahan data selain untuk tujuan-tujuan tersebut. Setelah

Dr. Kogan mendapatkan data pengguna facebook, data tersebut kemudian

diberikan ke Cambridge Analitika.

Facebook sebagai penyelenggara Sistem Elektronik mencantumkan

kebijakan data dalam platformnya. Kebijakan tersebut berisikan tentang data

yang akan diberikan kepada pihak ketiga harus disetujui oleh pengguna yang

memiliki data tersebut. Hal ini juga selaras dalam Pasal 26 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi elektronik.

Facebook sebagai media sosial bukan sepenuhnya wadah untuk melakukan

komunikasi yang memberikan fasilitas apa adanya kepada masyarakat untuk

berkomunikasi dengan cara yang baru. Media sosial juga merupakan entitas

ekonomi yang motif utamanya adalah komodifikasi. Media sosial merekam

aktivitas digital para penggunanya, lalu menggunakan rekaman itu sebagai

dasar dari periklanan digital. Dari monetisasi data perilaku penggunanya,

Facebook meraih keuntungan ekonomi sangat besar. Komodifikasi Facebook

sebagai penyedia media sosial perlu bertanggung jawab atas semua kejadian

atau kasus yang terjadi pada penggunanya, seperti yang dijelaskan dalam

Pasal 15 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Informasi dan Transaksi

Elektronik. Dengan demikian, tanggung jawab perusahaan penyedia aplikasi

media sosial sering luput dari perhatian, karena seharusnya Facebook

melakukan tanggung jawab atas segala kejadian yang terjadi didalamnya.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis lebih lanjut

mengenai permasalahan tersebut dan menuangkan dalam bentuk skripsi

dengan judul “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM

ELEKTRONIK TERHADAP PERLINDUNGAN DATA PENGGUNA

Page 14: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

4

MEDIA SOSIAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19

TAHUN 2016 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI

ELEKTRONIK”

B. Idenfitikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasikan

beberapa masalah dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Data pengguna yang disalahgunakan dalam media sosial

b. Definisi dan Cara Kerja Media Sosial Facebook.

c. Privacy Policy atau kebijakan privacy pada Facebook.

d. Kebijakan data Facebook yang ditunjukkan kepada pengguna

e. Peraturan terkait perlindungan data dalam Undang-Undang Nomor 11

tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik beserta

peraturan pelaksanaanya.

f. Tanggung jawab Facebook sebagai penyelenggara sistem elektronik

terhadap perlindungan data pengguna Facebook.

g. Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pengguna yang merasa

dirugikan oleh pihak penyelenggara sistem elektronik.

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan mendalam maka

peneliti memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi

variabelnya. Oleh sebab itu peneliti membatasi hanya berkaitan dengan

Hukum Perdata umumnya dan permasalahan yang akan diungkap pada

perumusan masalah, maka peneliti membatasi pembahasan dalam

penelitian ini mengenai tanggung jawab dalam melindungi data pengguna

yang dilakukan oleh penyelenggara sistem elektronik Facebook.

3. Perumusan Masalah

Tanggung jawab penyelenggara sistem elektronik telah diatur dalam

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang perubahan atas

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan

Page 15: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

5

Transaksi Elektronik. Dalam Undang-Undang tersebut, apabila terjadi

penyalahgunaan data dalam media sosial Facebook seperti kasus

Cambridge Analytica, maka Facebook seharusnya bertanggung jawab

sebagai penyelenggara sistem elektronik dalam melindungi data

pengguna. Tanggung jawab tersebut adalah kewajiban penyelenggara

sistem elektronik yang diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik dan komitmen

Facebook dengan penggunanya yang tercantum dalam kebijakan data dan

kebijakan privasi. Maka dari itu dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini meliputi sebagai berikut :

a. Bagaimana tanggung jawab Facebook sebagai penyelenggara sistem

elektronik melindungi data pengguna menurut Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

Beserta Peraturan Pelaksanaanya?

b. Upaya Hukum apa yang dapat dilakukan pengguna apabila

Facebook sebagai penyelenggara sistem elektronik gagal dalam

melindungi data pengguna media sosial?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggung

jawab penyedia sistem elektronik yaitu Perusahaan Facebook selaku

penyelenggara media sosial Facebook serta perlindungan hukum terhadap

pengguna media sosial. Secara khusus tujuan penelitian yang ingin dicapai

oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Tanggung Jawab Facebook sebagai Penyelenggara

Sistem Elektronik beserta peraturan-peraturan yang melindungi data

pengguna media sosial Facebook.

b. Untuk mengatahui upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pengguna

Facebook apabila Facebook menyalahgunakan data pengguna.

2. Manfaat Penelitian

Page 16: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

6

a. Manfaat Teoretis

1) Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan

merumuskan hasil-hasil penelitian tersebut kedalam bentuk tulisan.

2) Menerangkan teori-teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dan

menghubungkan dengan praktik di lapangan.

3) Untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dibidang hukum

padaumumnya maupun dibidang hukum bisnis pada khususnya yaitu

dengan mempelajari litelatur yang ada dikombinikasikan dengan

perkembangan yang terjadi dilapangan.

b. Manfaat Praktis

1) Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan hukum bisnis pada umumnya, dan hukum perusahaan

serta perlindungan data pribadi pada khususnya.

2) Hasil penelitian ini dapat memperkaya referensi dan literatur sebagai

acuan untuk melakukan penelitian sejenis selanjutnya.

3) Hasil dari penelitian ini dapat memberikan jawaban atas permasalahan

yang diteliti dan dapat memberi sumbangan serta pemikiran.

D. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metologis, sistematis dan

konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu,

sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak

adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.3

Ada

beberapa hal terkait metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

3 I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam Justifikasi Teori

Hukum, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), h. 30

Page 17: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

7

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Yuridis Normatif, yaitu pendekatan yang mengacu kepada norma-norma

hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-

putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang terdapat dalam

masyarakat.4 Kemudian peneliti melakukan berbagai pendekatan dalam

penelitian penelitian diantaranya yakni :

a. Pendekatan Undang-undang (statute approach) yakni pendekatan

dengan menggunakan legislasi dan regulasi.5 Penelitian ini dilakukan

untuk meneliti pertauran-peraturan yang menjadi landasan hukum

tentang Tanggung Jawab Penyelenggara Sistem Elektronik Terhdap

data Pengguna.

b. Pendekatan Kasus (Case Approach) Pendekatan kasus diterapkan

dalam mengamati kasus yang telah terjadi yang berhubungan dengan

permasalahan yang diangkat.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini pada hakikatnya merupakan sebuah upaya pencarian.

Lewat penelitian (research) orang mencari (search) temuan-temuan baru,

berupa pengetahuan yang benar (truth, true, knowledge), yang dapat

dipakai untuk menjawab suatu pernyataan untuk memecahkan suatu

masalah. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan analisa dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologis yang

berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis yang berrti

berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-

hal yang bertentangn dalam suatu kerangka tertentu.6

Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegitan ilmiah yang

didasarkn pada metode, sistematika, dan pemikirn tertentu, yang

4 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 105

5 Johny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, cet. III, (Jawa Timur:

Bayumedia Pubishing, 2007), h. 302 6 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia, 2014),

h. 42

Page 18: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

8

bertujuan untuk mempeljari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu

dengan jalan menganalisanya kecuali, jika diadakan pemeriksaan yang

mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan

suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam

gejala yang bersangkutan.7

Jenis penelitian yang digunakan ini adalah

penelitian kualitatif, dimana penelitian kualitatif merupakan sebuah

penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara

mandalam terhadap suatu permasalahan. Dalam penelitian kualitatif

sumber data berasal dari keadaan lingkungan yang menjadi

penelitiannya.

Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 3

(tiga) jenis bahan hukum, diantaranya:

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoritatif, atau bersifat mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum

primer terdiri dari atas perundang-undangan, catatan-catatan resmi

atau risalah dalam pembuatan peraturan perundang-undangan dan

putusan hakim.8

Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektonik, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016

perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik, Peraturan Menteri Komunikasi

dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Data

Pribadi Dalam Sistem Elektronik, Peraturan Pemerintah Nomor 82

Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi

Elektronik

7

Bambang Sunggono,Metedologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012) h. 38

8 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.

181

Page 19: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

9

b. Bahan hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yakni bahan yang erat kaitannya dengan

hukum primer. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang

dapat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan

hukum sekunder yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari buku-

buku yang berkenaan dengan Sistem Penyelenggara Elektronik, Media

Sosial, Hukum Perdata, Hukum Perjanjian dan jurnal atau materi-

materi hukum yang mendukung penelitian ini.

c. Bahan Non-Hukum

Bahan non-Hukum adalah bahan diluar bahan hukum primer

mupun sekunder yang dianggap perlu. Bahan non-Hukum merupakan

bahan atau rujukan yang berupa petunjuk atau penjelasan bermakna

terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum,

ensiklopedia, berita hukum, blog mengenai hukum dan lain-lain.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian penelitian hukum normatif

menggunakan prosedur pengumpulan bahan hukum dengan cara studi

kepustakaan (library research) terhadap bahan-bahan hukum maupun

non hukum yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik kepustakaan

(library research) yakni upaya untuk memperoleh data atau upaya

mencari dari penelusuran literatur kepustakaan, peraturan perundang-

undangan, artikel, dan serta jurnal hukum yang tentunya relevan dengan

penelitian agar dapat dipakai untuk menjawab suatu pertanyaan atau

dalam memecah suatu masalah.9

4. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan adalah mengelola data

sedemikian rupa sehingga data dan bahan hukum tersebut tersusun secara

sistematis. Sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis dan

menarik kesimpulan dari pembahasan masalah yang ada.

9 Nomensen Sinamo, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Bumi Intitama Sejahtera, 2009),

h. 56

Page 20: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

10

5. Analisis Bahan Hukum

Penelitian ini akan dikaji dengan analisis kualitatif. Analisis kualitatif

artinya dianalisis dengan data-data yang sudah ada. Metode analisis dan

secara kualitatif yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk

menentukan isi atau makna aturan hukum yang djadikan rujukan dalam

menyajikan permasalahan hukum yang menjadi objek kajian.10

Data yang

sudah ada akan diolah dan dianalisis secara deduktif, yang selanjutnya

dikaitkan dengan norma-norma hukum, doktrin-doktrin hukum, dan teori

ilmu hukum yang ada. Penelitian secara kualitatif ini mengacu pada

norma hukum yang terdapat pada peraturan perundangundangan dan

putusan pengadilan, serta norma-norma yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat.11

6. Teknis Penulisan

Teknik penelitian serta pedoman yang digunakan oleh peneliti dalam

menyusun skripsi ini berpacu dengan kaidah-kaidah penelitian karya

ilmiah dan buku “Pedoman Penelitian Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2017”.

E. Sistematika Penulisan

Untuk menjelaskan isi skripsi ini secara menyeluruh ke dalam penelitian

yang sistematis dan terstruktur,maka skripsi ini disusun dengan sistematika

penelitian yang terdiri dari 5 (lima) bab sebagai berikut:

BAB I :PENDAHULUAN. Bab ini dijelaskan tentang latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, sistematika penelitian, daftar pustaka sementara.

10

Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Sinar Grafika, 2011), h. 107 11

Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002), h. 103

Page 21: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

11

BAB II :TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM

TERHADAP DATA PENGGUNA MEDIA SOSIAL. Bab

ini menjelaskan mengenai tinjauan teori berisi uraian materi

hasil penelitian kepustakaan yang meliputi: Kerangka

Konseptual dan Landasan teori ,bab ini menguraikan teori-teori

yang berhubungan dengan perlindungan data pribadi yang

berhubungan dengan pengguna Facebok serta regulasi negara

lain yang mengatur tentang data pribadi dan Kajian terdahulu

sehingga peneliti dapat mencari solusi yang tepat tentang

regulasi perlindungan data pribadi di Indonesia.

BAB III :KONSEP MEDIA SOSIAL DAN FACEBOOK. Bab ini

menjelaskan profil perusahaan Facebook dan bagaimana cara

kerja Facebook tersebut untuk melindungi data para pengguna.

BAB IV :TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM

ELEKTRONIK TERHADAP PERLINDUNGAN DATA

DALAM MEDIA SOSIAL. Bab ini akan menjelaskan tentang

analisa data penilitian terkait tanggung jawab penyelenggara

sistem elektronik terhadap perlindungan data pribadi menurut

Undang-Undang, penyalahgunaan data pribadi, serta tanggung

Jawab perusahaan Sistem Elektronik dalam melindungi data

pengguna.

BAB V :PENUTUP. Bab ini berisi penutup,yang meliputi kesimpulan

dari analisis bab-bab sebelumnya secara sistematis dan

rekomendasi yang diambil sebagai masukan terkait penelitian.

Page 22: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

12

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM TER HADAP DA TA PENGGUNA MEDIA SOSIA L

TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

DATA PENGGUNA MEDIA SOSIAL

A. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian hukum, menurut Soerjono Soekanto usaha untuk

merumuskan atau membentuk pengertian-pengertian hukum adalah sangat

penting.1

Kegunaannya adalah untuk menghindari timbulnya beberapa

perbedaan pengertian dan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian

skripsi, maka peneliti untuk mempermudah dan menyamakan pemahaman

terhadap istilah-istilah yang digunakan yang berkaitan dengan perlindungan

hukum data terhadap pengguna media sosial Facebook sebagai berikut:

1. Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa

dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,

jejaring sosial, wiki, forum, blog, dan dunia virtual. Menurut Andreas

Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah

kelompok aplikasi berbasis internet yang membangunn di atas dasar

ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan

pertukaran user-generated content.

2. Facebook

Facebook merupakan layanan jejaring sosial. Facebook merupakan

Penyelenggara Sistem Elektronik.

3. Sistem Elektronik

Serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi

mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,

1 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia, 2014),

h. 42

Page 23: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

13

menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan

Informasi Elektronik.

4. Informasi Elektronik

Satu atau sekumpulan data elektronik termasuk tetapi tidak terbatas pada

tulisan, suara, atau gambar, peta, rancangan, foto, elektronik, data

interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks,

telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode Akses, symbol, atau

perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh

orang yang mampu memhaminya. Dengan demikian, informasi adalah

pandangan subjektif yang dapat disimpulkan dari representasi objektifnya

yang kita sebut data.2

5. Data

Data adalah bentuk jamak dari datum, berasa dari bahasa latin yang

berarti “sesuatu yang diberikan”. Data merupakan semua fakta yang

dipresentasikan sebagai masukan baik dalam untaian kata (teks), angka

(numeric), gambar pencitraan (imagesi), ataupun gerak (sensor). Yang telah

diproses ataupun telah dirubah bentuk menjadi suatu nilai sesuai

konteksnya. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan

yang diterima secara apa adanya.

6. Database

Database atau bisis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan

satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras computer dan

digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.3 Data perlu disimpan di

dalam dasar data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.

7. Data Pribadi

2

Purwanto dkk, Penelitian tentang Perlindungan Hukum Data Digital (Badan

Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Tahun 2007)

(t.t:t.p,2007) h. 14 3 H.M. Jogiyanto, Pengenalan Komputer, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989) h. 711

Page 24: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

14

Data yang berhubungan dengan individu yang hidup yang dapat

diidentifikasilkan darfi dataatau dari data-data atau informasi yang dimiliki

atau akun dimiliki oleh Data Controller.

8. Kontrak Elektronik

Perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik. Kontrak

Elektronik disebut juga sebagai Perjanjian Elektronik dan rujukan awalnya

adalah menagcu kepada UNCITRAL.(United Nations Commission

International Trade Law).4

9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik.

Undang-Undang ini merupakan payung hukum dalam Penyelenggaraan

Sistem elektronik dan menjadi landasan perlindungan data pengguna media

sosial di Indonesia.

B. Kerangka Teoritis

1. Teori Hak Privasi

Pilar untuk hukum perlindungan hak asasi manusia adalah universal

declaration of human rights yang ditunjukkan sebagai standar umum

perlindungan hak azasi manusia (common standard of achievement for all

peoples). Deklarasi ini menghasilkan tiga puluh artikel mengenai hak-hak

dasar sipil (basic civil), ekonomi (economic), budaya (cultural), sosial dan

politik (political and social rights) yang dapat menjadi payung hukum dan

acuan dalam bidang mempertahankan hak azasi manusia bagi setiap orang

diseluruh belahan dunia. Kemudian setelah itu terbentuklah International

Bill of Human Rights. Ketentuan-ketentuan dalam deklarasi tersebut

umumnya didasarkan pada hukum kebiasaan internasional (customary

4 Syafrudin Makmur., Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik, (Tangerang Selatan:

LSM-AB PRESS, 2019) h. 10

Page 25: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

15

international law) yang telah dapat diterima secara luas untuk menentukan

ketentuan dasar bagi hak asasi manusia di semua Negara. Oleh karena itu,

banyak Negara telah merujuk ataupun mengutip serta menyertakan

ketentuan-ketentuan dari deklarasi ini kedalam konstitusinya ataupun sistem

perundang-undangannya. Indonesia sendiri telah meratifikasi konvensi

tersebut yang termuat dalam Undang-undang dasar 1945 dan Ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia membuat Undang-undang No.

39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

a) Hak Privasi dalam Undang-undang Dasar 1945

Hak atas privasi tidak dicantumkan secara eksplisit dalam Undang-

undang Dasar Negara Republik Indonesia,. Secara implisit hak atas

privasi terkandung dalam pasal 28 G Ayat(1) Undang-undang Negara

Republik Indonesia 1945 sebagai berikut:

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,

kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaanya, serta

berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk

berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

Pasal tersebut secara tidak langsung menjadi acuan dasar Bangsa

Indonesia untuk menegakkan hukum terkait Hak Asasi Manusia. Dalam

hal ini konstitusi memberikan hak serta melindungi kepada seluruh

bangsa Indonesia terkait privasi. Pasal 28G Ayat(1) secara tidak langsung

mewajibkan kepada pelaku usaha memberikan perlindungan terhadap

data para pengguna karena data pengguna secara tidak langsung juga

termasuk sebuah harta benda, hal ini juga sependapat dengan Francis

Chlapowski yang menurutnya privasi adalah harta milik (property)

“personal Information is not only an aspect of personality, it is also an

object of personality”.5

dan apabila didalam data tersebut berisikan

informasi tentang seseorang, maka data tersebut merpakan sebuah

5 Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,

2005) h. 158

Page 26: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

16

identitas yang menjadi sebuah martabat dan kehormatan seseorang. Jadi

privasi adalah harta yang dimiliki seseorang dalam kehidupannya.

b) Hak Privasi dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak

Asasi Manusia

Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 berpedoman pada

Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, konvensi

perserikatan bangsa-bangsa tentang hak-hak anak, Konvensi

Perserikatan bangsa-Bangsa tentang Penghapusan segala bentuk

dikriminasi terhadap wanita, dan berbagai instrument Internasional lain

yang mengatur mengenai Hak Asasi Manusia. Materi Undang-Undang

ini juga disesuaikan dengan kebutuhan hukum masyarakat dan

pembangunan hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang dasar 1945.

Undang-Undang ini mengatur secara rinci tentang hak-hak yang

harus didapat oleh warga Negara Indonesia termasuk hak atas

informasi, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa aman, serta hak

untuk memperoleh perlindungan. Pasal 14 Undang-Undang Nomor 39

Tahun 1999 secara tidak langsung membahas Hak Privasi warga

Negara Indonesia. Pasal tersebut yaitu:

1) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh

informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya.

2) Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan

menggunakan segala jenis sarana yang tersedia.”

Pasal 14 Ayat (1) tersebut menjelaskan bahwasanya masyarakat

berhak untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi, seperti halnya

masyarakat yang bersosialisasi dan berkomunikasi menggunakan media

sosial. Media sosial menjadi wadah untuk berinteraksi satu sama lain di

era globalisasi ini. Bukan hanya berinteraksi antar manusia, media

sosial juga berkembang menjadi sarana informasi hingga menjadi

Page 27: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

17

sarana bisnis. Kemudian, dalam pasal 14 Ayat (2) setiap orang berhak

memiliki, menyimpan, dan mengolah informasi dengan sarana yang

tersedia. Dalam hal ini Undang-Undang memberikan setiap orang hak

untuk memberikan informasi tentang identitas kepada sarana apapun,

tak terkecuali pihak swasta antara lain seperti Facebook, Google,

Yahoo. Namun hak ini dapat disalahgunakan oleh pihak penyimpan,

karena kemajuan teknologi menjadikan sebuah informasi identitas

seseorang menjadi komoditas yang bernilai untuk dijadikan keuntungan

bisnis semata.

Secara garis besar terdapat tiga aspek dari privasi yang dilindungi

atau diatur oleh hukum maupun yang tidak. Tiga aspek tersebut adalah

privasi mengenai pribadi seseorang (privacy of a person‟s person), privasi

dari data tentang seseorang (privacy of data about a person), dan privasi

atas komunikasi seseorang (privacy of a person‟s communications)6

a) Privacy of a Person‟s Persona

Prinsip umum Hak untuk dibiarkan sendiri (the right to be let alone)

menjadi dasar atas hak atas privasi ini. Ada empat jenis pelanggaran

terhadap privasi ini, yaitu:

1) Mempublikasikan seseorang ditempat yang tidak seharusnya.

Misalnya dengan menggunakan foto seorang lelaki sebagai

ilustrasi suatu artikel tentang seorang lelaki yang mengonsumsi

narkoba

2) Penggunaan yang tidak tepat untuk nama atau kesukaan seseorang

untuk tujuan komersial

3) Pembukaan fakta-fakta pribadi yang memalukan kepada publik

4) Mengganggu kesunyian atau kesendirian seseorang.

b) Privacy of Data About a Person

Hak privasi dapat mengikat pada informasi seseorang yang

dikumpulkan dan digunakan oleh orang lain. Termasuk di dalamnya,

6 Edmon makarim, Pengantar Hukum Telematika,…h. 160

Page 28: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

18

sebagai contoh, informasi tentang kebiasaan seseorang, catatan medis,

agama, dan keanggotaan dalam partai politik, catatan pajak, data-data

karyawan, catatan asuransi, catatan tindak pidana, dan lain

sebagainya. Penyalahgunaan informasi yang dikumpulkan atas

anggota-anggota suatu lembaga atau atas pelanggan-pelanggan dari

suatu perusahaan termasuk dalam pelanggaran hak privasi seseorang.

c) Privacy of a Person‟s Communication

Dalam situasi tertentu, hak atas privasi dapat juga mencakup, hak atas

privasi dapat juga mencakup komunikasi secara online. Dalam hal-hal

trertentu, pengawasan dan penyingkapan isi dari komunikasi

elektronik oleh prang lain bukan pengirim atau yang dikirim dapat

merupakan pelanggaran dari privasi seseorang.

Dalam Islam, pemikiran tentang privasi sudah ada sejak zaman

Rasulullah. Privasi dalam Syariah Islam dipahami sebagai perlindungan

terhadap gangguan, baik gangguan pandangan (visual), suara, maupun

gangguan dalam bentuk lain dimana seseorang diwajibkan meminta ijin

apabila akan melakukan sesuatu disekitar tempat seseorang berada/tinggal.

Seperti misalnya keharusan untuk ijin terlebih dahulu ketika bertamu ke

rumah seseorang sehingga apabila telah tiga kali tidak mendapat jawaban

maka ia harus pergi. Seperti tersebut dalam Hadist: Abu Musa Al-Asy’ary

r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Minta izin itu sampai tiga kali,

maka kalau diizinkan masuklah dan jika tidak, kembalilah”. (HR Bukhari,

Muslim). Konsep teritori berkaitan dengan publik space dalam hukum

Islam dapat digali diantaranya dari bagaimana seorang muslim berperilaku

di tempat umum misalnya di jalan, pasar, atau di dalam sebuah kerumunan

yang merepresentasikan khalayak umum. Berkaitan dengan perilaku di

jalan, Islam tidak memperkenankan seorang muslim duduk-duduk di jalan

umum yang sekiranya mengganggu para pengguna jalan termasuk

mengganggu privasi orang lain melalui pandangannya. Nabi menyuruh

orang untuk tidak duduk pada jalan utama. Mereka berkata: “Adalah sulit

untuk menghindarinya karena itu tempat kami berkumpul dan

Page 29: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

19

menghabiskan waktu untuk berbicara”. Nabi menjawab, “Tetaplah

menghormati hak-hak pada jalan utama, yaitu menghindari memandang,

tidak membuat kerusakan, saling menghormati dan jangan mencemarkan

orang lain”. (HR Abu Said al Khadari). Hadist ini memberikan penegasan

perbedaan antara publik dan privat, jalan di tetapkan sebagai milik umum

sehingga pemakaian oleh beberapa orang yang dapat mengganggu orang

lain tidak diperkenankan. Konsep ini serupa dengan pembahasan yang

peneiliti akan bahas, konsep privasi harus dibedakan dengan ruang publik

seperti yang ada dalam media sosial. Data yang menjadi hak pengguna

sudah seharusnya dilinduni oleh pihak penyelenggara sistem elektronik

karena itu merupakan privasi.7

2. Teori Perlindungan Hukum Terhadap Data

a. Perlindungan Hukum

Perlindungan menurut kamus umum bahasa Indonesia berarti

tempat berlindung atau merupakan perbuatan (hal) melindungi,

misalnya memberi perlindungan kepada orang yang lemah.8

Perlindungan hukum didalam Bahasa Belanda disebut

Rechtsbecherming. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut Legal

Protection. Harjono memberikan pengertian perlindungan hukum

sebagai perlindungan yang menggunakan sarana hukum, ditunjukan

kepada kepentingan-kepentingan tertentu, yaitu dengan menjadikan

kepentingan yang perlu dilindungi tersebut dalam sebuah hak hukum.9

Salah satu hakikat dari hukum adalah sebuah aturan yang dibentuk

untuk mengatur kehidupan manusia sebagai pribadi, pengaturan

tersebut untuk rangka individu itu dalam berinteraksi dengan individu

lainnya atau antara individu dan kelompok.

7 Burhanuddin “Konsep Teritori Dan Privasi Sebagai Landasan Perancangan Dalam

Islam” (Palu: Jurnal Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako, 2010). h. 5 8 Poerwadarmitra W.J.S., Kamus Hukum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1986). h. 600 9

Harjono, Konstitusi Sebagai Rumah Bangsa, (Jakarta, Sekretariat Jenderal dan

Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2008) h. 357

Page 30: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

20

Fitzgerald telah mengutip istilah teori perlindungan hukum dari

Salmond bahwa hukum bertujuan mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan berbagai kepentingan dalam masyarakat karena

dalam suatu lalu lintas kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan

tertentu dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai kepentingan

di lain pihak. Kepentingan hukum adalah mengurusi hak dan

kepentingan manusia yang perlu diatur dan dilindungi. Perlindungan

hukum harus melihat tahapan yakni perlindungan hukum lahir dari

suatu ketentuan masyarakat yang pada dasarnya merupakan

kesepakatan masyarakat tersebut untuk mengatur hubungan perilaku

antara anggota-anggota masyarakat dan antara perseorangan dengan

pemerintah yang dianggap mewakili kepentingan masyarakat.10

Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum adalah memberikan

pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang

lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat

menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.11

Menurut Philipus M. Hadjon, prinsip perlindungan hukum bagi

rakyat terhadap tindak pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep

tentang pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia karena

menurut sejarahnya di barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan

dan perlindungan terhadap hak asasi manusia diarahkan pada

pembatasan-pembatasan dan peletakan kewajiban pada masyarakat dan

pemerintah.12

Menjalankan dan memberikan perlindungan hukum, dibutuhkan

suatu wadah dalam pelaksanaannya yang disebut dengan sarana

perlindungan hukum, sarana tersebut dibagi menjadi dua macam yang

dapat dipahami, sebagai berikut :

10

Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya, 2000), h. 53 11

Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum,... h. 69 12

Philipus M. Hadjo, Perlindungan Rakyat Bagi Rakyat di Indonesia, (Surabaya: PT.

Bina Ilmu, 1987), h. 38

Page 31: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

21

a) Sarana Perlindungan Hukum Preventif, Pada perlindungan ini,

subyek hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan

atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat

bentuk yang definitif. Tujuannya adalah mencegah terjadinya

sengketa. Perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi

tindak pemerintahan yang didasarkan pada kebebasan bertindak

karena dengan adanya perlindungan hukum yang preventif

pemerintah terdorong untuk bersifat hati-hati dalam mengambil

keputusan yang didasarkan pada diskresi. Di indonesia belum ada

pengaturan khusus mengenai perlindungan hukum preventif.

b) Sarana Perlindungan Hukum Represif, Perlindungan hukum ini

bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Penanganan perlindungan

hukum oleh Pengadilan Umum dan Peradilan Administrasi di

Indonesia termasuk kategori perlindungan hukum ini. Prinsip

perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan

bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan

terhadap hak-hak asasi manusia. Prinsip kedua yang mendasari

perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan adalah prinsip

negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan

terhadap hak-hak asasi manusia, pengakuan dan perlindungan

terhadap hak-hak asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat

dikaitkan dengan tujuan dari negara hukum.13

Selain teori yang dikemukakan diatas, terdapat pula teori hukum

yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh islam. Salah satu tokoh islam

mempunyai pandangan tentang hukum yang harus dinamis seperti Ibnu

Qayyim. Dalam penerapannya, hukum selalu bertranformasi agar selalu

merespon persoalamn- persoalan kontemporer yang terjadi pada

masyarakat, itulah yang menjadi pandangan Ibnu Qayyim tentang

13

Mulyati, “Aspek Perlindungan Hukum atas Data Pribadi Nasabah pada

Penyelenggaraan Layanan Internet Banking”, (Banda Aceh: Skripsi S1 Universitas Islam Negeri

Ar-Raniry, 2017), h. 33-34

Page 32: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

22

hukum yang dinamis pada masyarakat walaupun nash Al- Quran

bersifat kekal. Ibnu Qayyim mengemukakan bahwa tranformasi hukun

Islam senantiasa beriringan dengan tranformasi tradisi. Prinsip ini

memberi posisi penting bagi tradisi sebagi pemegang kunci tranformasi

hukum islam, artinya jika terjadi perubahan tradisi itu akan diikuti oleh

perubahan hukum.14

Maka dapat disimpulkan, hukum harus dinamis

demi memberikan perlindungan kepada semua masyarakat.

b. Regulasi Mengenai Data di Indonesia

Pengaturan secara khusus di Indonesia terkait tanggung jawab

sistem elektronik terhadap perlindungan data memang belum ada,

namun aspek perlindungannya sudah tercermin dalam peraturan

perundang-undangan lainnya seperti : UU No.8 Tahun 1997 tentang

Dokumen Perusahaan, UU No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok

Kearsipan, UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, UU No. 7

Tahun 1992 jo UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, UU No. 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik.

a) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan

Undang-undang ini pada dasarnya mengatur tentang tanggung jawab

data antara perusahaan dengan pengguna atas dasar perikatan (privacy

and policy). Data dapat diartikan sebagai dokumen perusahaan,

sebagaimana dalam pasal 1, Dokumen perusahaan adalah data, catatan

dan atau keterangan yang dibuat atau diterima oleh perusahaan dalam

rangka pelaksanaan kegiatannya baik tertulis di atas kertas atau sarana

lain maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat,

dibaca atau didengar. Dalam pasal 4 juga disinggung tentang data,

penjelasan pasal tersebut adalah dokumen lainnya terdiri dari data atau

setiap tulisan yang berisi keterangan yang mempunyai nilai guna bagi

14

Mujiono Abdillah, Dialektika hukum islam dan perubahan soial: sebuah sosiologis

atas pemikiran Ibn Qayiyim al- Jauziyyah (Surakarta: Muhamadiyah University Press, 2003) h. 90

Page 33: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

23

perusahaan meskipun tidak terkait langsung dengan dokumen

keuangan.

b) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Kearsipan

Undang-undang ini mengatur tentang arsip lembaga Negara,

pemerintahan daerah, lembaga Negara, pemerintahan daerah, lembaga

pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,

dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Dalam sistem kearsipan ini dapat tercakup

juga informasi pribadi seseorang. Undang-undang ini terdapat ketentuan

bahwa arsip dapat dirupakan dalam “bentuk corak apapun”, maka

daripada itu hal ini termasuk juga data elektronik. Mengenai keamanan

data, Undang-Undang ini mengatur ancaman pidana terhadap siapa saja

yang memiliki secara melawan hukum dan/atau menyimpan dan dengan

sengaja memberitahukan hal-hal tentang isi arsip tersebut pada pihak

ketiga yang tidak mengetahui.

c) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi

Pengertian Telekomunikasi dalam Undang-Undang ini adalah

setiap pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dari setiap

informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan

bunyi melalui sistem kawat, optic, radio, atau sistem elektromagnetik

lainnya. Dari penjelasan pasal 1 tersebut, Undang-Undang ini

menjelaskan tentang pengaturan internet. internet dimasukkan ke dalam

jenis jasa multimedia, yang diidentifikasikan sebagai penyelenggara

jasa telekomunikasi yang menawarkan layanan berbasis teknologi

informasi.15

d) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang No. 10

Tahun 1998 Tentang Perbankan

15

Radian Adi Nugraha, “Analisis Yuridis Mengenai Perlindungan Data Pribadi Dalam

Cloud Computing System Ditinjau Dari Undangundang Informasi Dan Transaksi Elektronik”,

(Universitas Indonesia: Skripsi S1, 2012), h. 30

Page 34: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

24

peraturan yang menyangkut perlindungan data pribadi dalam

Undang-Undang Perbankan terkait dengan masalah rahasia bank.

Berdasarkan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank

diwajibkan untuk merahasiakan keterangan data nasabah. Namun

daripada itu, terdapat pasal-pasal pengecualin dalam hal perlindungan

data nasabah seperti Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44,

dan Pasal 44A.. Pasal-pasal pengecualian tersebut adalah apabila untuk

kepentingan perpajakan, untuk penyelesaian piutang bank, untuk

kepentingan peradilan dalam perkara pidana, serta atas permintaan,

persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan, di mana bank dapat

melanggar ketentuan mengenai rahasia bank ini tentunya dengan

prosedur-prosedur tertentu.

e) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik

Pelanggaran siber di Indonesia belum banyak diatur dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana. Hal ini sebenanya bisa dilihat bukan

dari sudut pidana saja, namun dari perdata dapat dikaitkan, contohnya

seperti Privacy and Policy antara Facebook dan pengguna. Platform

Facebook membuat suatu perjanjian berupa privacy and policy dengan

pengguna. Namun sayangnya, belum ada peraturan secara rinci yang

membahas tentang hubungan pengguna dengan Platform.

Dalam dunia siber masalah perlindungan hak pribadi (privacy

right) sangat erat kaitannya dengan perlindungan data pribadi seseorang

(personal data) karena saat ini perkembangan teknologi dalam dunia

internet telah mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga orang

dapat mengakses data-data pribadi seseorang tanpa sepengetahuan

pihak yang bersangkutan. Sehingga kemungkinan terjadi pelanggaran

terhadap hak pribadi seseorang sangat besar. Undang-Undang No. 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik membahas

tentang Hak pribadi dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan

perlindungan data pribadi.

Page 35: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

25

Pembahasan tentang data dicantumkan dalam pasal 26 Ayat (1)

yaitu: “kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-Undangan,

penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang

menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan

orang yang bersangkutan”. Kemudian Pasal 26 Ayat (2) “setiap orang

yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat

mengajarkan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan

Undang-Undang ini”. Dalam Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016

tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008, pasal 26

ditambahkan beberapa Ayat, yaitu pasal 26 Ayat (3) Setiap

Penyelenggaraan Sistem Elektronik wajib menghapus Informasi

Elektronik dan/arau dokumen Elektronik yang tidak relevan yang

dibawah kendalinya atas permintaan orang yang bersangkutan

berdasarkan penetapan pengadilan. Pasal 26 Ayat (4): Setiap

Penyelenggara Sistem Elektronik, wajib menyediakan mekanisme

penghapusan informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang

sudah tidak relevan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Pasal 26 Ayat (5): ketentuan mengenai tata cara

penghapusan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) dan Ayat (4) diatur dalam

peraturan pemerintah.

3. Teori perjanjian

a. Pengertian perjanjian

Perjanjian berdasarkan definisi yang diberikan dalam Pasal 1313

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah suatu perbuatan yang

mengikatkan dirinya antara satu orang atau lebih terhadap satu orang lain

atau lebih Untuk memahami istilah mengenai perikatan dan perjanjian

terdapat beberapa pendapat para ahli. Adapun pendapat para sarjana

adalah:

1) Subekti memberikan pengertian perikatan sebagai suatu hubungan

hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang

Page 36: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

26

satu berhak menuntut suatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang

lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Sedangkan

perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan suatu hal.16

2) Abdul Kadir Muhammad memberikan pengertian perikatan adalah

suatu hubungan hukum yang terjadi antara orang yang satu dengan

orang yang lain karena perbuatan peristiwa atau keadaan.17

Yang

mana perikatan terdapat dalam bidang hukum harta kekayaan; dalam

bidang hukum keluarga; dalam bidang hukum pribadi. Perikatan yang

meliputi beberapa bidang hukum ini disebut perikatan dalam arti luas.

Berdasarkan pada beberapa pengertian perjanjian diatas, maka dapat

disimpulkan di dalam suatu perjanjian minimal harus ada dua pihak,

dimana kedua belah pihak saling bersepakat untuk menimbulkan suatu

akibat hukum tertentu.

Maraknya bisnis di bidang Syariah dikarenakan bisnis Syariah

dipercaya minim resiko. Pengertian perjanjian dalam Islam tak luput

peneliti bahas. Syariah merupakan Hukum Islam yang berlandaskan Al-

Quran dan Hadits. Dalam islam perjanjian disebut al-„aqdu (akad)

dan al-„ahdu (janji. Pengertian akad secara bahasa adalah ikatan,

mengikat. Dikatakan ikatan (al-rabth) maksudnya adalah menghimpun

atau mengumpulkan dua ujung tali dan mengikatkan salah satunya pada

yang lainnya hingga keduanya bersambung dan menjadi seperti seutas

tali yang satu. Istilah al-„aqdu (akad) terdapat dalam QS. Al-Maidah

(5):1, bahwa manusia diminta untuk memenuhi akadnya.

Menurut Fathurrahman Djamil sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi,

Wirdyaningsih dan Yeni Salma Barlinti, istilah al-„aqdu (akad) ini dapat

disamakan dengan istilah verbintenis (perikatan) dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata. Sedangkan istilah al-„ahdu dapat disamakan

16

Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta : PT. Intermasa.,1985) h. 1 17

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perjanjian,(Bandung: Alumni ,2004), h. 6

Page 37: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

27

dengan istilah perjanjian atau overeenkomst, yaitu suatu pernyataan dari

seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu yang tidak

berkaitan dengan orang lain.18

b. Syarat Sah Perjanjian

Syarat sahnya perjanjian disebutkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata

yaitu:

1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3) Suatu pokok persoalan tertentu;

4) Suatu sebab yang tidak dilarang.

c. Asas-Asas Perjanjian

1) Asas Kebebasan

Berkontrak Hukum perjanjian di Indonesia menganut sistem terbuka,

hal ini berarti hukum memberikan kebebasan untuk mengadakan

perjanjian yang dikehendaki asal tidak bertentangan dengan undang-

undang, ketertiban umum dan kesusilaan.19

Dengan diaturnya sistem

terbuka, maka hukum perjanjian menyiratkan asas kebebasan

berkontrak yang dapat disimpulkan dari Pasal 1338 (1) KUHPerdata

yang menjelaskan bahwa “Semua perjanjian yang dibuat secara sah

berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”

Dengan demikian asas konsensualisme yang terdapat dalam Pasal 1320

KHUPerdata mengandung arti “kemauan” (will) para pihak untuk saling

mengingatkan diri. Asas konsensualisme mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan asas kebebasan berkontrak. Kebebasan berkontrak

adalah suatu asas yang sangat penting dalam suatu perjanjian.

Kebebasan ini adalah perwujudan dari kehendak bebas, pancaran hak

asasi manusia.

2) Asas Konsensualisme

18

Gemala Dewi d.k.k., Hukum Perikatan Islam di Indonesia.(Jakarta:Badan Penerbit

Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 2007). h. 45 19

A.Qirom Syamsudin Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta

Perkembangannya,( Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 9

Page 38: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

28

Asas Konsensualisme dapat disimpulkan dalam pasal 1320 Ayat

(1) Kitab Undang-Undang Perdata, dalam pasal itu ditentukan bahwa

salah satu syarat sahnya suatu perjanjian yaitu adanya kesepakatan

kedua belah pihak. Dengan perkataan lain, perjanjian itu sudah sah

apabila sudah sepakat mengenai hal yang pokok dan tidaklah

diperuntukan suatu formalitas. Dikatakan juga, bahwa perjanjian-

perjanjian itu pada umumnya “konsensuil”. Adakalanya undang-undang

menetapkan, bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diharuskan

perjanjian itu dilakukan secara tertulis (perjanjian “perdamaian”) atau

dengan akta notaris (perjanjian penghibahan barang tetap), tetapi hal

yang demikian itu merupakan suatu kekecualian. Yang lazim, bahwa

perjanjian itu sudah sah dalam arti sudah mengikat, apabila sudah

tercapai kesepakatan mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian itu.

Jual beli, tukar menukar, sewa-menyewa adalah perjanjian yang

konsensuil.20

Asas Konsensualisme merupakan “roh” dari suatu perjanjian. Hal

ini tersimpul dari kesepakatan para pihak, namun demikian pada situasi

tertentu terdapat perjanjian yang tidak mewujudkan kesepakatan yang

sesungguhnya. Hal ini disebabkan adanya kecacatan kehendak

(wilsgebreke) yang mempengaruhi timbulnya perjanjian. Dalam

Burgerlijk Wetboek cacat kehendak meliputi tiga hal, yaitu : a.

Kesesatan atau dwaling. b. Penipuan atau bedrog. c. Paksaan atau

dwang.

3) Asas Kepercayaan

Seseorang yang mengadakan perjanjian dengan pihak lain,

menumbuhkan kepercayaan diantara kedua belah pihak itu bahwa satu

sama lain akan memegang janjinya, dengan kata lain akan memenuhi

prestasinya dibelakang hari. Tanpa adanya kepercayaan itu, maka

perjanjian tidak mungkin diadakan oleh kedua belah pihak. Dengan

20

Subekti, Hukum Perjanjian…, h. 15

Page 39: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

29

kepercayaan ini, kedua belah pihak mengikatkan diri dan keduanya itu

mempunyai kekuatan hukum mengikat sebagai undangundang.

4) Asas Kekuatan

Mengikat Asas ini terdapat dalam Pasal 1338 Ayat (1) Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menjelaskan bahwa segala

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi

mereka yang membuatnya. Sebenarnya dimaksudkan oleh Pasal

tersebut, tidak lain dari pernyataan bahwa tiap perjanjian mengikat

kedua belah pihak,21

yang tersirat pula ajaran asas kekuatan mengikat

yang dikenal juga adagium-adagium “Pacta sunt servanda” yang berarti

janji yang mengikat. Dalam suatu perjanjian mengandung suatu asas

kekuatan mengikat. Terikatnya para pihak pada perjanjian itu tidak

semata-mata terbatas pada yang diperjanjikan, akan tetapi terhadap

beberapa unsur lain sepanjang dikehendaki oleh kebiasaan dan

kepatutan serta moral. Demikianlah sehingga asas moral, kepatuhan dan

kebiasaan yang mengikat para pihak.

5) Asas Kepastian Hukum

Asas ini menetapkan para pihak dalam persamaan derajat tidak ada

perbedaan, walaupun ada perbedaan warna kulit, bangsa, kekayaan,

kekuasaan, jabatan dan lain-lain. Masing-masing pihak wajib melihat

adanya persamaan ini dan mengharuskan kedua belah pihak untuk

menghormati satu sama lain sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa.

6) Asas Keseimbangan

Asas ini menghendaki kedua pihak memenuhi dan melaksanakan

perjanjian itu. Asas keseimbangan ini merupakan kelanjutan dari asas

persamaan. Kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi dan

21

Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, (Jakarta: P.T. Intermasa, 2004), h. 127

Page 40: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

30

jika diperlukan dapat menuntut perlunasan prestasi melalui kekayaan

debitur, namun debitur memikul pula beban untuk melaksanakan

perjanjian itu dengan itikad baik. Dapat dilihat disini kedudukan

kreditur yang kuat seimbang dengan kewajibannya untuk

memperhatikan itikad baik, sehingga kedudukan kreditur dan debitur

seimbang.22

7) Asas Moral

Asas ini terlihat dalam perikatan wajar, dimana suatu perbuatan

sukarela dari seseorang menimbulkan hak baginya untuk membuat

kontra prestasi dari pihak debitur. Juga hal ini terlihat dari

zaakwaarneming, dimana seseorang yang akan melakukan suatu

perbutan dengan sukarela (moral) yang bersangkutan mempunyai

kewajiban (hukum) untuk meneruskan dan menyelesaikan perbuatannya

juga, asas ini terdapat dalam Pasal 1339 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata. Faktor-faktor yang memberikan motivasi pada yang

bersangkutan yang melakukan berbuatan hukum itu berdasarkan pada

kesusilaan, sebagai panggilan dari hati nuraninya.

8) Asas Kebiasaan

Asas ini diatur dalam Pasal 1339 jo Pasal 1347 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, yang dipandang sebagai bagian dari

perjanjian. Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang

diatur secara tegas, tetapi juga hal-hal yang dalam keadaan dan

kebiasaan yang diikuti.

9) Asas Itikad Baik

Pasal 1338 Ayat (3) Burgerlijk Wetboek menyatakan bahwa

“perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan itikad baik

22

Mariam Firdaus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan,( Bandung:Citra Aditya

Bakti, 2009), h. 88

Page 41: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

31

adalah “Kepercayaan, keyakianan yang teguh, maksud, kemauan (yang

baik)”. Dalam Kamus Hukum Fockema Andrea dijelaskan bahwa itikad

baik (te goeder trouw: good fith) adalah “Maksud, semangat yang

menjiwai para perserta dalam suatu perbuatan hukum atau tersangkut

dalam hubungan hukum”. Wirdjono Prodjodikoro memberikan batasan

itikad baik dengan istilah “dengan jujur” atau “secara jujur”.23

Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik maksudnya

perjanjian itu dilaksanakan menurut kepatutan dan keadilan. Pengertian

itikad baik dalam Pasal 1338 Ayat (3) Burgerlijk Wetboek bersifat

dinamis, artinya dalam melaksanakan perbuatan ini kejujuran harus

berjalan dalam hati sanubari seorang manusia. Jadi selalu mengingat

bahwa manusia sebagai anggota masyarakat harus jauh dari sifat

merugikan pihak lain, atau menggunakan kata-kata secara membabi

buta pada saat kedua belah pihak membuat suatu perjanjian. Kedua

belah pihak harus selalu memperhatikan hal-hal ini, dan tidak boleh

menggunakan kelalaian pihak lain yang menguntungkan diri pribadi.

Pemahaman substansi itikad baik dalam Pasal 1338 Ayat (3) Burgerlijk

Wetboek tidak harus diinterpretasikan secara gramatikal, bahwa itikad

baik hanya muncul sebatas pada pelaksaan perjanjian. Itikad baik harus

dimaknai dalam seluruh proses perjanjian, artinya itikad baik harus

melandasi hubungan para pihak pada tahap pra perjanjian, perjanjian

dan pelaksanaan perjanjian. Dengan demikian fungsi itikad baik dalam

Pasal 1338 Ayat (3) Burgerlijk Wetboek mempunyai sifat dinamis

melingkupi keseluruhan proses perjanjian tersebut.24

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam penelitian skripsi ini peneliti merujuk kepada buku maupun jurnal

terdahulu, tentunya terdapat pembeda yang membedakan apa yang menjadi

fokus masalah yang peneliti teliti, diantaranya :

23

Mariam Firdaus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan,… h. 134

24

Mariam Firdaus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan,… h. 139

Page 42: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

32

1. Skripsi Hukum oleh Radian Adi Nugraha, Mahasiswa Univesitas

Indonesia yang berjudul “änalisis yuridis perlindungan data pribadi dalam

cloud computing sistem ditinjau dari undang-undang transaksi dan

elektronik”.Dalam Skripsi ini pembahasan lebih menitikberatkan terhadap

pengguna Cloud Computing, sedangkan peneliti disini tentang

perlindungan data pribadi dalam media sosial.

2. Buku yang berjudul “Tanggung Jawab Hukum Penyelenggara Sistem

Elektronik”. Dalam buku ini dijelaskan tentang tanggung jawab apa saja

yang harus dilakukan oleh penyelenggara sistem elektronik dari segi

yuridis. Perbedaan dengan skripsi ini adalah skripsi ini lebih memfokuskan

terhadap tinjauan yuridis tanggung jawab penyelenggara sistem elektronik

yaitu Facebook terhadap perlindungan data pribadi.

3. Jurnal Hukum oleh Ni Gusti Ayu Putu Nitayanti dan Ni Made Ari

Yuliartini Griadhi yang berjudul “Perlindungan Hukum terhadap

informasi pribadi terkait privacy right berdasarkan Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.”

Dalam jurnal ini poin bahasan yang dibahas lebih mengacu hak privasi

pada pengguna data pribadi menurut Undang-Undang Informasi dan

Transaksi Elektronik, sedangkan peneliti menitikberatkan terhadap

perlindungan hukum data pribadi pengguna media sosial Facebook.

Page 43: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

33

BAB III KONSEP MED IA SOSIAL DA N FACEBOO K

KONSEP MEDIA SOSIAL DAN FACEBOOK

A. Media Sosial di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan pengguna media sosial

terbesar di dunia. Pengguna twitter, instagram, dan Facebook menjadi paling

banyak dibandingkan dengan media sosial lainnya. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh We Are Social yang bekerjasama dengan Hootsuite, menyebutkan

bahwa dari populasi Indonesia yang menyentuh angka 265,4 (dua ratus enam lima

koma empat) juta jiwa terdapat 130 (seratus tiga puluh) juta orang Indonesia yang

terbilang aktif di media sosial.1 Menurut Rully Nasrullah dalam buku Media

Sosial perspektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi, media sosial adalah

medium di internet yang memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya

maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna

lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.2 Pada dasarnya media sosial

dapat dianggap sebagai salah satu media komunikasi. Media sosial pada

umumnya adalah sebuah media yang digunakan untuk bersosialisasi

(berhubungan, baik secara personal, kelompok dan lain sebagainya) antar

penggunanya.

Media sosial memiliki 6 (enam) karakteristik, antara lain: jaringan

(network), informasi (information), arsip (archive), interaksi (interactivity),

simulasi sosial (simulation of society), konten oleh pengguna (user-generated

content), dan penyebaran (share/sharing). Penjelasan dari karakteristik tersebut

adalah:

1. Jaringan (network) antar pengguna

1

https://inet.detik.com/cyberlife/d-3912429/130-juta-orang-indonesia-tercatat-aktif-di-

medsos, diakses pada tanggal 2 Januari 2019.

2

Rully Nasrullah, media sosial perpektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi,

(Bandung: simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 11

Page 44: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

34

Media sosial memiliki karakter jaringan sosial karena terbangun dari

struktur sosial yang terbentuk dalam jaringan (internet). Struktur sosial yang

terbentuk di internet berdasarkan jaringan informasi yang pada dasarnya

beroperasi berdasarkan teknologi informasi dalam mikro elektronik.3

Jaringan ini tidak memperhatikan apakah secara offline pengguna saling

mengenal atau tidak, namun kehadiran media sosial ini memberikan

medium bagi pengguna untuk saling terhubung.

2. Informasi (information)

Informasi merupakan suatu hal yang penting, informasi berasal dari data

para pengguna yang menggunakan media sosial melalui identitas, konten

dan melakukan interaksi maupun transaksi. Bahkan di era informasi seperti

sekarang,m informasi menjadi semacam komoditas dalam masyarakat

informasi (information society). Menurut Undang-Undang No. 11 tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Informasi tidak terbatas

pada tulisan, suara gambar, peta, rancangan, foto, elektronik data

interchange (EDI), surat elektronik, telegram, teleks, telecopy, atau

sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode, Akses, symbol, atau perforasi.

3. Arsip (archive)

Arsip menjadi kekuatan dari media sosial, yakni dapat mengarsip atau

menyimpan data yang ada di dalamnya serta dapat diakses kapan pun

melalui perangkat apapun.4

Seperti halnya Facebook yang mempunyai

server database yang dapat mengumpulkan, memproses, hingga menyimpan

data-data. Arsip sebuah perusahaan yang mengeluatkan produk berupa

media sosial diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1971 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan, dimana kearsipan merupakan

bagian dari rahasia perusahaan.

4. Interaksi (interactivity)

3 Rully Nasrullah, media sosial perpektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi, h. 16

4 Dwi putri Aulia, Memerangi Berita Bohong Di Media Sosial (Studi Gerakan

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, (universitas Islam Negri, Jakarta, Skripsi s1, 2018) h. 33

Page 45: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

35

Media sosial bukan hanya menghadirkan jaringan antar pengguna,

namun juga harus dibangun dengan interaksi di dalamnya. Sabagai contoh,

pemberikan like atau komentar adalah bagian dari interaksi di media sosial

ini interaksi dalam kajian media mertupakan salah satu pembeda antar

media lama (old media), dan media baru (new media).5

5. Simulasi sosial (simulatrion of society)

Media sosial yang ada pada saat ini menjadi simulasi kehiddupan sosial

yang ada pada masyrakat. Setiap yang viral atau sedang diperbincangkan

menjadi sesutau yang nyata. Maka dari itu, Realitas yang ada di media

sosial adalah ilusi.

6. Konten oleh pengguna (user-gtenerated content)

Karakteristik ini mengungkapkan bahwa konten yang ada di media

sosial adalah milik dan kontribusi pengguna akun. Jika pada media lama

khalayak sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam

pendistribusian pesan, namun pada media baru menawarkan perangkat atau

alat serta teknologi yang baru yang memungkinkan khalayak untuk

mengarsipkan, memberi keterangan, dan mensirkulasi ulang konten media

dan ini membawa pada kondisi produksi media yang do-it-yourself.6

7. Penyebaran (share/sharing)

Terdapat dua jenis dalam penyebaran, pertama adalah melalui konten

dan kedua adalah perangkat. Dalam media sosial, kontan bukan hanya

diproduksi oleh khalayak pengguna, tetapi juga didistribusikan secara

manual oleh pengguna lain. Melalui perangkat, penyebaran bisa dilihat

bagaimana teknologi menyediakan fasilitas untuk memperluas jangkauan,

seperti yang ada pada fitur share.

5 Rully Nasrullah, media sosial perpektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi, h. 26

6 Dwi putri Aulia, Memerangi Berita Bohong Di Media Sosial (Studi Gerakan

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, h. 35

Page 46: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

36

Beberapa istilah yang ada dalam media sosial antara lain adalah Social

Network, SNS dan Communication Network. Secara garis besar media sosial

dan jaringan sosial menggunakan sistem yang sama yaitu media daring yang

terhubung dengan internet. Pada media sosial dan jaringan sosial, ada banyak

orang yang saling terhubung satu sama lain tanpa dibatasi dengan batas

geografis, ruang, bahkan waktu dengan tujuan untuk saling berkomunikasi,

berbagi sesuatu, berpendapat, dan menjalin pertemanan. Antara media sosial

dan jejaring sosial memiliki perbedaan tertentu, terutama pada media yang

digunakan. Media sosial merupakan media interaksi online sepert blog, forum,

aplikasi chatting sampai dengan social network. Contoh dari media sosial

meliputi e-mail, chat, dan lain sebagainya. Sementara jejaring sosial atau social

network merupakan bagian dari media sosial yang merupakan sebuah jejaring

online yang memuat interaksi dan relasi interpersonal yang berupa aplikasi atau

situs web yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan cara

betukar informasi, berkomentar, mengirim pesan personal, mengirim gambar,

video, dan lain sebagainya. Sementara SNS (Social Networking Sites)

merupakan terminologi yang lebih khusus untuk menjelaskan tentang situs

mana yang digunakan untuk melakukan aktivitas jejaring sosial tersebut.

Contoh jejaring sosial sekaligus SNS adalah Facebook, Pinterest, Instagram,

Youtube, Twitter, Path, Tumblr, dsbnya.

Aktivitas media sosial didukung dengan dengan adanya jaringan

komunikasi yang menghubungkan dua perangkat atau lebih komputer yang

mampu melakukan transfer data, instruksi dan informasi menggunakan

jaringan-jaringan internet sehingga pengguna media sosial dapat saling

terhubung dengan baik selama jaringan yang mereka gunakan terus menyala

dengan sempurna. Dari adanya media sosial ini tentunya terdapat efek media

sosial atau pengaruh media sosial yang juga perlu untuk diwaspadai. Seperti

ujaran kebencian, Penyebaran berita bohong atau non fakta (Hoax), Hak cipta

atau paten seseorang, hingga penyalahgunaan data pengguna. Hal ini membuat

media sosial harus memiliki aturan-aturan yang jelas sehingga dalam

penggunaannya dapat menimbulkan suatu output yang positif.

Page 47: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

37

B. Profil Facebook

Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya

dan sesama mahasiswa ilmu komputer Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz dan

Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa

Harvard saja, kemudian diperluas ke perguruan lain di Boston, Ivy League, dan

Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada

mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah

atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 (tiga belas)

tahun. Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang

diluncurkan pada Februari 2004 yang dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook,

Inc.Pada Januari 2011, Facebook memiliki lebih dari 600 (enam ratus) juta

pengguna aktif. Facebook memiliki misi "Give people the power to build

community and bring the world closer together." Yang artinya adalah

memberikan orang kekuatan untuk membangun komunitas dan membawa

dunia lebih dekat bersama.7 Misi tersebut yang menjadikan landasan Facebook

didirikan sampai saat ini. Selain untuk berkomunikasi, Facebook memiliki

banyak fitur lain sehingga digemari dan digunakan oleh masyarakat.

7 https://www.facebook.com/pg/facebook/about/?ref=page_internal diakses pada tanggal

2 Januari 2019

Gambar 1. 1 logo facebook

Page 48: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

38

Berdasarkan rata-rata trafik situs per bulan, Facebook menjadi media sosial

paling banyak dikunjungi dengan capaian lebih dari 1 miliar juta pengunjung

perbulan. Rata-rata pengunjung Facebook menghabiskan waktu 12 (dua belas)

menit 27 (dua puluh tujuh) detik untuk mengakses jejaring sosial tersebut.

Sebesar 92 (Sembilan puluh dua) persen mengakses Facebook via mobile

dengan perbandingan persentase berdasar gender sebanyak 44 (empat puluh

empat persen) persen untuk wanita dan 56 (lima puluh enam) persen adalah

pengguna pria. Pengguna Facebook didominasi golongan usia 18-24 (delapan

belas sampai dua puluh empat) tahun dengan presentase 20,4 (dua puluh koma

empat) persennya adalah wanita dan 24,2 (dua puluh empat koma dua)

persennya adalah pria.8

Pendaftaran akun Facebook dapat dilakukan secara gratis dan mudah,

hanya dengan Email, orang dapat membuat akun Facebook. Pengguna yang

telah terdaftar dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain

sebagai teman dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika

mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan

grup pengguna yang memiliki tujuan tertentu, diurutkan berdasarkan tempat

8

https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-

medsos-orang-indonesia diakses pada Tanggal 2 Januari

Gambar 1. 2 pengguna aktif media sosial tahun 2018

Page 49: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

39

kerja, sekolah, perguruan tinggi, atau karakteristik lainnyaa. Nama layanan ini

berasal dari nama buku yang diberikan kepada mahasiswa pada tahun

akademik pertama oleh administrasi universitas di Amerika Serikat dengan

tujuan membantu mahasiswa mengenal satu sama lain. Facebook

memungkinkan setiap orang berusia minimal 13 tahun menjadi pengguna

terdaftar di situs ini.

C. Produk, Layanan, dan kebijakan Privasi pada Facebook

Facebook mempunyai beberapa ketentuan untuk merealisasikan

transparansi terhadap penggunanya. Agar mempermudah penelitian, peneliti

dalam memecahkan rumusan masalah, sebaiknya dijabarkan dahulu hal-hal apa

saja yang diatur dalam Facebook.

1. Produk dan Ketentuan Layanan

Facebook mempunyai misi memberikan wadah untuk membangun

komunitas dan bersama-sama mewujudkan dunia yang lebih dekat. Karena

itu, Facebook menyediakan ketentuan layanan dan produk agar pengguna

Facebook dapat terhubung dengan pengguna lainnya secara aman.

a. Facebook menyediakan pengalaman personal untuk penggunanya

Data yang diperoleh oleh Facebook, misalnya data koneksi yang

dibuat oleh pengguna, pilihan dan pengaturan pilihan pengguna, dan hal-

hal yang pengguna bagikan dan lakukan di dalam dan di luar Produk

Facebook, dimanfaatkan untuk mempersonalisasi pengalaman Pengguna.

b. Menghubungkan pengguna dengan pengguna lain.

Facebook membantu menemukan orang-orang, organisasi, grup, atau

pelaku bisnis yang penting bagi pengguna. Facebook memanfaatkan data

yang diperoleh dari pengguna untuk membuat usulan. Contohnya: grup

yang pengguna inginkan untuk bergabung, acara untuk dihadiri, halaman

untuk diikuti atau dikirimi pesan, acara untuk ditonton, dan orang yang

pengguna inginkan untuk menjadi teman. Pengguna akan mendapat

usulan ke teman lainnya apabila mengikuti komunitas atau grup.

Page 50: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

40

c. Memberdayakan pengguna mengungkapkan dan mengomunikasikan hal

yang penting bagi pengguna

Banyak cara yang terdapat dalam aplikasi Facebook untuk pengguna

mengekspresikan dirinya serta berkomunikasi dengan teman, keluarga,

dan orang lain tentang hal yang penting bagi pengguna. Contohnya:

membagikan status baru, foto, video, dan stories di seluruh Produk

Facebook yang digunakan oleh pengguna, mengirim pesan kepada teman

atau beberapa orang, membuat acara atau grup, atau menambahkan

konten ke profil pengguna.

d. Membantu pengguna menemukan konten, produk, dan layanan yang

penting bagi pengguna.

Facebook menampilkan iklan, promo, dan konten bersponsor lainnya

untuk membantu pengguna menemukan konten, produk, dan layanan

yang ditawarkan oleh banyak pelaku bisnis dan organisasi yang

menggunakan Facebook dan Produk Facebook lainnya. Pihak yang

membayar Facebook akan ditampilkan kontennya kepada pengguna dan

Facebook berusaha membuat ketentuan layanan agar iklan atau konten

terlihat relevan dan bermanfaat bagi pengguna.

e. Memerangi perilaku berbahaya serta melindungi dan mendukung

komunitas yang ada pada Facebook

Pengguna hanya akan mengembangkan komunitas di Facebook jika

mereka merasa aman. Facebook mempekerjakan tim khusus di seluruh

dunia serta mengembangkan sistem teknis canggih untuk mendeteksi

penyalahgunaan produk Facebook, perilaku yang melukai orang lain, dan

situasi yang mungkin dapat membantu untuk mendukung dan melindungi

komunitas yang ada didalam Facebook. Facebook akan mempelajari

konten atau perilaku seperti ini, dan dapat mengambil tindakan yang

memadai, misalnya menawarkan bantuan, menghapus konten, memblokir

akses ke fitur tertentu, menonaktifkan sebuah akun, atau menghubungi

Page 51: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

41

penegak hukum. Facebook akan membagilkan data dengan Perusahaan-

Perusahaan Facebook lainnya saat kami mendeteksi penyalahgunaan atau

perilaku berbahaya oleh seseorang yang menggunakan salah satu

Produknya.

f. Menggunakan dan mengembangkan teknologi canggih untuk

menyediakan layanan yang aman dan fungsional

Facebook menggunakan dan mengembangkan teknologi canggih,

seperti Artificial iintelligence, sistem pembelajaran mesin, dan

augmented reality, sehingga orang dapat menggunakan Produknya

dengan aman tanpa memandang kemampuan fisik atau lokasi geografis.

Misalnya, teknologi seperti ini membantu orang yang mengalami

gangguan penglihatan agar dapat memahami apa atau siapa yang berada

dalam foto atau video yang dibagikan di Facebook atau Instagram.

Facebook juga mengembangkan jaringan rumit dan teknologi

komunikasi untuk membantu lebih banyak orang terhubung ke internet di

area dengan akses terbatas. Selain itu, Facebook mengembangkan sistem

otomatis guna meningkatkan kemampuannya mendeteksi dan menghapus

aktivitas mengganggu dan berbahaya yang mungkin dapat melukai

komunitasnya serta integritas terhadap Produk.

g. Meneliti cara-cara untuk menjadikan layanan Facebook lebih baik:

Facebook berinteraksi dalam penelitian dan berkolaborasi dengan

orang lain untuk meningkatkan Produknya. Salah satu cara dalam

melakukan penelitiannya adalah dengan menganalisis data yang dimiliki

Facebook dan memahami bagaimana cara orang menggunakan

Produknya.

h. Memberikan pengalaman yang konsisten dan efisien di seluruh Produk

Perusahaan Facebook:

Produk Facebook membantu pengguna menemukan dan menjangkau

orang, kelompok, pelaku bisnis, organisasi, dan lainnya yang penting

Page 52: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

42

bagi pengguna. Facebook merancang sistem sistemnya sehingga

pengalaman pengguna konsisten dan lancar di berbagai Produk

Perusahaan Facebook yang digunakan. Misalnya, Facebook

menggunakan data tentang orang-orang yang berinteraksi dengan

Pengguna di Facebook untuk memudahkan pengguna menjangkau

mereka di Instagram atau Messenger, dan Facebook memungkinkan

pengguna berkomunikasi dengan pelaku bisnis yang diikuti di Facebook

melalui Messenger.

i. Mengaktifkan akses global ke layanan Facebook:

Untuk mengoperasikan layanan global, Facebook harus menyimpan

dan mendistribusikan konten dan data dalam pusat data dan sistemnya di

seluruh dunia, termasuk di luar negara Indonesia. Infrastruktur dapat

dioperasikan atau dikendalikan oleh Facebook, Inc., Facebook Ireland

Limited, atau afiliasinya.9

2. Kebijakan data

Guna menyediakan Produk Facebook, Facebook harus memproses

informasi tentang pengguna. Jenis informasi yang Facebook kumpulkan

tergantung pada cara pengguna menggunakan Facebook.

a. Data yang dikumpulkan oleh Facebook

1) Data dan konten yang pengguna berikan.

Facebook mengumpulkan konten, komunikasi dan informasi

lain yang pengguna berikan saat pengguna menggunakan Facebook,

termasuk saat pengguna mendaftarkan sebuah akun, membuat atau

membagikan konten, dan berkirim pesan atau berkomunikasi dengan

orang lain. Termasuk informasi dalam atau seputar konten yang

diberikan pengguna seperti lokasi foto atau tanggal pembuatan sebuah

9

Ketentuan layanan Facebook, https://www.facebook.com/legal/terms, diakses pada

tanggal 9 januari 2019

Page 53: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

43

file. Facebook secara otomatis memproses konten dan komunikasi

yang diberikan oleh pengguna dan orang lain untuk menganalisis

konteks dan hal-hal yang terkandung didalamnya.

Facebook sendiri membuat data perlindungan khusus, yang

artinya adalah data tersebut diberikan perlindungan khusus menurut

Undang-Undang dan hukum di Negara pengguna seperti agama,

kepercayaan, identitas, ras, suku, dan keyakinan filosofi.

2) Jaringan dan koneksi.

Facebook mengumpulkan informasi mengenai orang-orang,

halaman, akun, tagar, dan grup yang terhubung dengan pengguna

dan cara pengguna berinteraksi dengan mereka, seperti misalnya

informasi mengenai orang yang paling sering berkomunikasi dengan

pengguna atau grup yang pengguna ikuti.

Facebook juga mengumpulkan informasi kontak jika pengguna

memilih untuk mengunggah, melakukan sinkronisasi, atau

mengimpornya dari perangkat (seperti misalnya buku alamat atau

riwayat catatan panggilan atau riwayat catatan SMS), yang Facebook

gunakan untuk hal-hal seperti, misalnya, membantu pengguna dan

pengguna lain menemukan seseorang yang mungkin Anda kenali.

3) Penggunaan Facebook.

Facebook mengumpulkan data mengenai cara pengguna

menggunakan Facebook, seperti jenis konten yang pengguna lihat

atau libatkan dalam interaksi pengguna, fitur yang digunakan,

tindakan yang diambil; orang-orang atau akun yang pengguna ingin

tuju atau hamoiri dalam berinteraksi, beserta waktu, frekuensi, dan

durasi aktivitasnya. Contoh dari pengguna menggunakan Facebook

adalah mencatat waktu pengguna saat menggunakan dan saat

terakhir menggunakan Facebook, beserta postingan, video, maupun

konten lain yang pengguna lihat. Facebook juga mengumpulkan

Page 54: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

44

informasi mengenai cara pengguna menggunakan sejumlah fitur,

seperti misalnya kamera yang tersedia.

4) Data tentang transaksi yang berlangsung di Facebook.

Facebook akan mengumpulkan data seputar pembelian atau

transaksi skeuangan seperti melakuakn pembelian dalam sebuah

game atau memberikan donasi. Data tersebut meliputi informasi

pembayaran, seperti nomor kartu kredit, debit, atau informasi kartu

lainnya; informasi rekening dan autentikasi lainnya; dan informasi

tagihan, pengiriman, dan detail kontak.

5) Hal-hal yang dilakukan oleh pengguna lain dan data yang mereka

berikan tentang Anda.

Facebook juga menerima dan menganalisis konten, komunikasi,

dan informasi yang diberikan oleh orang lain saat mereka

menggunakan Facebook. Seperti misalnya ketika orang lain

membagikan atau mengomentari foto, mengirimkan pesan kepada

pengguna, atau mengunggah, melakukan sinkronisasi, atau

mengimpor informasi kontak Anda.

6) Informasi Perangkat

Facebook mengumpulkan informasi dari dan tentang komputer,

ponsel, TV yang terhubung, dan perangkat terhubung ke web yang

pengguna gunakan yang berintegrasi dengan Facebook. Contohnya,

Facebook menggunakan informasi yang dikumpulkan tentang

penggunaan Aplikasi Facebook oleh pengguna di ponselnya agar

Facebook dapat dengan lebih baik mempersonalisasi konten

(termasuk iklan) atau fitur yang pengguna lihat saat menggunakan

aplikasi Facebook di perangkat lain, misalnya laptop atau tablet, atau

mengukur apakah pengguna mengambil tindakan sebagai tanggapan

terhadap iklan yang Facebook tampilkan di ponsel pengguna namun

berbeda perangkat.

Page 55: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

45

Informasi perangkat yang didapatkan Facebook meliputi:

a) Atribut perangkat: informasi seperti sistem operasi, versi

perangkat keras dan perangkat lunak, level baterai, kekuatan

sinyal, ruang penyimpanan yang tersedia, jenis browser, nama

dan jenis aplikasi dan file, dan plugin.

b) Operasi perangkat: informasi tentang operasi dan perilaku yang

berfungsi di perangkat, seperti misalnya apakah jendela berada di

latar depan atau latar belakang, atau pergerakan mouse (yang

dapat membantu membedakan antara manusia dan bot).

c) Pengidentifikasi: pengidentifikasi unik, ID perangkat, dan

pengidentifikasi lainnya, seperti dari game, aplikasi, atau akun

yang digunakan pengguna, dan ID Perangkat Keluarga (atau

pengidentifikasi lain yang unik bagi Produk Perusahaan Facebook

yang dikaitkan dengan perangkat atau akun yang sama).

d) Sinyal perangkat: Sinyal Bluetooth dan informasi tentang titik

akses Wi-Fi, beacon, dan menara BTS terdekat.

e) Data dari pengaturan perangkat: informasi yang Anda izinkan

untuk kami terima melalui pengaturan perangkat yang diaktifkan,

seperti misalnya akses lokasi GPS, kamera, atau foto.

f) Jaringan dan koneksi: informasi seperti nama operator seluler atau

penyedia jasa internet, bahasa, zona waktu, nomor ponsel, alamat

IP, kecepatan koneksi, dan, dalam beberapa kasus, informasi

perangkat lain yang berada dekat dengan atau di jaringan

g) Data cookie: data dari cookie yang disimpan di perangkat,

termasuk ID dan pengaturan cookie.

7). Informasi dari partner.

Pengiklan, developer aplikasi, dan penerbit dapat mengirimkan

informasi kepada Facebook melalui Fitur Facebook Business yang

mereka gunakan, termasuk plug-in sosial Facebook (seperti tombol

Suka), Facebook Login, API dan SDK kami, atau piksel Facebook.

Page 56: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

46

Partner tersebut memberikan informasi tentang aktivitas pengguna di

luar Facebook, termasuk informasi mengenai perangkat, situs web

yang dikunjungi, pembelian yang dilakukan, iklan yang dilihat, dan

cara pengguna menggunakan layanan mereka, terlepas dari apakah

pengguna memiliki akun Facebook atau login ke Facebook atau tidak.

Misalnya, developer game dapat menggunakan API untuk memberi

tahu game apa yang pengguna mainkan kepada Facebook, atau bisnis

dapat memberi tahu jenis pembelian yang pengguna lakukan di

tokonya kepada Facebook. Facebook juga menerima informasi

mengenai tindakan online dan offline pengguna, serta informasi

mengenai pembelian dari penyedia data pihak ketiga yang memiliki

hak untuk memberikan informasi.10

Pihak yang berkerja sama dengan Facebook menerima data

pengguna saat mengunjungi atau menggunakan layanan mereka atau

melalui pihak ketiga yang bekerja sama dengan mereka. Facebook

juga mewajibkan setiap partner untuk memiliki hak secara hukum

untuk mengumpulkan, menggunakan, dan membagikan data pengguna

sebelum memberikan data apa pun kepada Facebook.

b. Penggunaan Data Yang Diperoleh Facebook

Facebook menggunakan data yang diperoleh sesuai dengan

keinginan atau yang dizinkan oleh pengguna. Berikut adalah tujuan

Facebook menggunakan data yang diperoleh:

1) Menyediakan, mempersonalisasi, dan menyempurnakan Produk

Facebook.

Faccebook menggunakan informasi yang diperoleh untuk

menyajikan Produknya, termasuk mempersonalisasi fitur dan konten

(yang meliputi Kabar Beranda, Kabar Beranda Instagram, Instagram

10

Kebijakan data Facebook, https://www.facebook.com/about/privacy/update, diakses

pada tanggal 9 januari 2019

Page 57: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

47

Stories, dan iklan) dan membuat saran untuk pengguna (misalnya grup

atau acara yang mungkin Anda minati atau topik yang ingin Anda

ikuti) di dalam dan di luar Produknya. Facebook menggunakan

koneksi, preferensi, minat, dan aktivitas pengguna berdasarkan data

yang kumpulkan dan dipelajari dari pengguna dan pengguna lain

(termasuk data dengan perlindungan khusus)

Facebook akan menghubungkan semua produknya (Facebook,

Instagram, Whats App) misalnya: pengguna mengikuti seseorang di

Instagram, maka apabila pengguna menghubungkan aplikasi

instagram ke Facebooknya maka Facebook akan membuat usulan

tentang orang yang pengguna ikuti di Instagram. Selain itu, data

informasi terkait perangkat termasuk lokasi terkini, tempat tinggal,

tempat yang ingin dikunjungi, dan bisnis serta orang yang dekat

dengan pengguna digunakan oleh Facebook untuk menyediakan,

mempersonalisasi, dan menyempurnakan Produk kami, termasuk

iklan. Data ini dapat didasarkan pada hal-hal seperti lokasi persis

perangkat, alamat IP, dan informasi dari pengguna dan pengguna lain

yang menggunakan Produk Facebook.

2) Riset dan pengembangan produk:

Data yang diperoleh digunakan untuk mengembangkan,

menguji, dan menyempurnakan Produknya, termasuk dengan

mengadakan survei dan riset, dan menguji serta mengatasi masalah

produk dan fitur baru.

3) Pengenalan wajah:

Template pengenalan wajah pada Facebook dapat digolongkan

sebagai data dengan perlindungan khusus berdasarkan hukum negara

pengguna.

4) Iklan dan konten bersponsor lainnya:

Pada dasarnya Facebook memberikan pilihan pada pengaturan

bagaimana pengguna menampilkan iklan dan konten Facebook sesuai

Page 58: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

48

dengan keinginannya, namun hal ini terkadang tidak dihiraukan oleh

pengguna. Facebook menggunakan informasi tentang pengguna untuk

meningkatkan iklan dan konten bersponsor. Misalkan: pengguna A

mengikuti grup bersepeda. Makan apabila ada pihak yang

bekerjasama dengan Facebook untuk menampilkan iklan jual beli

sepeda, pengguna A akan mendapatkan usulan tersebut.

5) Menyediakan pengukuran, analitik, dan layanan bisnis lainnya.

Data yang diperoleh (termasuk informasi mengenai aktivitas

pengguna di luar Produk, misalnya situs web yang dikunjungi dan

iklan yang dilihat pengguna) untuk membantu pengiklan dan pihak

yang melakukan kerja sama dengan Facebook mengukur efektivitas

dan distribusi iklan, layanan, dan memahami jenis orang yang

menggunakan layanan mereka. Kemudian informasi ini digunakan

juga sebagai cara orang berinteraksi dengan situs web, aplikasi, dan

layanan mereka.

6) Meningkatkan keselamatan, integritas, dan keamanan.

Data yang diperoleh digunakan untuk memverifikasi akun dan

aktivitas, menangkal perilaku yang merugikan, mendeteksi dan

mencegah spam dan pengalaman buruk lainnya,dan meningkatkan

keselamatan dan keamanan diluar produk Facebook. Contohnya,

Facebook menggunakan data yang didapatkanya untuk menyelidiki

aktivitas mencurigakan atau pelanggaran atas ketentuan atau kebijakan

yang ada, atau untuk mendeteksi saat ada orang membutuhkan

bantuan.

7) Berkomunikasi dengan Pengguna

Data yang didapatkan oleh Facebook digunakan untuk

mengirimkan komunikasi marketing, maksudnya adalah Facebook

akan berkomunikasi kepada pengguna perihal Produk Facebook yang

baru, ataupun apabila pengguna ingin menghubungi Facebook.

Page 59: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

49

8) Melakukan riset dan berinovasi untuk kebaikan sosial.

Facebook menggunakan Data yang dimiliki (termasuk dari

partner Facebook penelitian yang berkolaborasi) untuk mengadakan

dan mendukung riset dan inovasi pada topik kesejahteraan sosial

umum, kemajuan teknologi, kepentingan publik, kesehatan, dan

ketenteraman. Misalnya, Facebook menganalisis data yang dimiliki

tentang pola migrasi selama krisis untuk membantu upaya pemberian

bantuan.

Page 60: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

50

BAB IV ANALISIS P ERLINDUNGAN DATA DALAM M EDIA SOSIA L

TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM

ELEKTRONIK TERHADAP PERLINDUNGAN DATA DALAM

MEDIA SOSIAL

A. Analisis Tanggung Jawab Facebook Sebagai Penyelenggara Sistem

Elektronik Melindungi Data Pengguna Menurut Undang-Undang Nomor

19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Beserta

Peraturan Pelaksanaanya.

1. Hak Privasi Dalam Hak Perlindungan Data Pribadi

Banyaknya data yang disalahgunakan dalam media sosial membuat

pengguna merasa khawatir bahkan sampai merugikan. Kerugian yang didapat

pengguna tentunya merupakan kesalahan yang merupakan akibat dari pelaku

usaha sistem elektronik saat menguasai informasi pribadi pengguna yang

telah diserahkan kepadanya. Perlindungan data pribadi yang meliputi

kerahasiaan, keutuhan serta keamanan tentunya merupakan bagian dari hak

pengguna. Hak pengguna merupakan elemen kunci bagi kebebasan dan harga

diri setiap individu. Karena itu, secara teoritis proteksi keamanan data pribadi

sangat penting untuk dijamin oleh Undang-Undang berdasarkan tiga

landasan. Yaitu kajian filosofis, sosiologis dan yuridis.

Kajian filosofis pengaturan hak privasi atas data pribadi merupakan

manifestasi pengakuan serta perlindungan atas hak dasar manusia. Hak

privasi pada dasarnya tertuang hak asasi manusia dalam deklarasi universal

hak-hak asasi manusia yang diterima dan diumumkan oleh majelis umum

persatuan bangsa-bangsa pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi

217 A (III). Persatuan bangsa-bangsa sepakat bahwa hak privasi merupakan

hak yang harus dilindungi walaupun hak privasi termasuk derogable right

sehingga dapat dikurangi pemenuhannya. Dalam tatanan hukum Indonesia,

Page 61: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

51

peraturan hak privasi atas data pribadi terkandung dalam Undang-Undang

Dasar 1945 sebagai fundamental norm. Dalam konstitusi tersebut terkandung

ide pokok tujuan bernegara salah satunya melalui kalimat “Negara

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.”

Kalimat dalam Undang-Undang Dasar 1945 ini merupakan cita-cita hukum

yang menjamin perlindungan segenap bangsa Indonesia, tidak terkecuali

perlindungan terhadap data pribadi.

Kajian sosiologis pengaturan privasi atas data pribadi dapat merujuk

kepada sikap bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia mengenal adanya

keberadaan nilai terhadap sikap dan perilaku yang ajek dan tidak

mengganggu kehidupan setiap individu dengan individu lainnya. Jika

mengganggu individu lainnya, tindakan tersebut tidak pantas bahkan

bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dalam masyarakat

yang demokratis, penting untuk menjaga privasi dalam komunikasi di antara

masyarakat, kekhawatiran akan adanya pantauan terhadap anggota

masyarakat dari pihak-pihak yang tudak bertanggung jawab akan

mengakibatkan ketidak bebasan dalam bernegara. Privasi adalah nilai yang

perlu dijaga, ibarat sebuah kamar yang dimiliki oleh seseorang. Maka kamar

tersebut tidak elok jika dikunjungi oleh pihak lain tanpa izin atau

sepengetahuan pemilik kamar.

Kajian yuridis tentang hak privasi atas data pengguna dapat ditemukan

dalam pasal 28 G Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan:”

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya. Serta berhak atas

rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak

berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”. Secara ekspilist, Rumusan pasal

28 G Ayat 1 memiliki nuansa perlindungan yang sama dengan rumusan

Article 12 Universal Declaration of Human Rights dan Article 17

International Covenant on Civil and Political Rights yang memberikan

jaminan hak atas privasi. Isi dari Article 12 Universal Declaration of Human

Page 62: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

52

Rights sebagai berikut: “No one shall be subjected to arbitrary interference

with his privacy, family, home or correspondence, nor to attacks upon his

honour and reputation. Everyone has the right to the protection of the law

against such interferemce or attacks.” Artinya: “tidak seorangpun boleh

diganggu urusan pribadinya, keluarganya, rumah tangganya, atau hubungan

surat-menyuratnya, dengan sewenang-wenang, juga tidak diperkenankan

melakukan pelanggaran atas kehormatannya dan nama baiknya. Setiap orang

berhak mendapat perlindungan hukum terhadap gangguan-gangguan atau

pelanggaran seperti ini.” Kemudian isi dari Article 17 international

Convenant on Civil and Political Rights adalah:

1. No one shall be subjected to arbitrary or unlawful interference with

his privacy, family, home or correspondence, not to unlawful attacks

on his honour and reputation.

2. Everyone has the right to the protection of the law against such

interference or attacks.

Artinya:

1. Tidak ada seorang pun yang boleh dicampuri secara sewenang-wenang

atau secara tidak sah dicampuri masalah pribadi, keluarga, rumah, atau

korespondensinya, atau secara tidak sah diserang kehormatan dan

nama baiknya.

2. Setiap orang berhak atas Perlindungan Hukum terhadap campur tangan

atau serangan tersebut.

Dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 50/PUU-VI/2008 tentang

Perkara Pengujian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi

Dan Transaksi Elektronik, Mahkamah Konstitusi memberikan terjemahan

atas article 12 Universal Declaration of Human Rights dan Article 17

International Convenant on Civil and Political Rights. Terjemahan dalam

putusan mahkamah konstitusi tersebut yakni kata Privacy diterjemahlan

sebagai urusan pribadi/masalah pribadi sebagaimana yang tertera dalam pasal

28G Undang-Undang Dasar 1945.

Dari ketiga landasan yang dipaparkan pada paragraf diatas, bahwasanya

Negara harus melindungi hak atas data pribadi. Namun pada era kemajuan

teknologi, Pentingnya hak privasi atas data pribadi menjalar hingga teknologi

Page 63: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

53

informasi dan komunikasi sehingga data pribadi mempunyai nilai ekonomis

serta menjadi komoditas pada platform media sosial. Sehingga hukum harus

bergerak dan mengikuti arus zaman dikarenakan sangat penting agar privasi

seseorang terjaga serta menimbulkan rasa aman kepada pengguna platform

berbasis sistem elektronik. Oleh karena permasalahan hukum yang ada dan

perkembangan peristiwa hukum dibidang teknologi yang semakin pesat serta

melalui tiga landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis yang dipaparkan pada

paragrap diatas, terbentuklah peraturan tentang Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik membahas tentang data pengguna yang menjadi hak

pribadi sehingga pengguna media sosial mendapatkan perlindungan hukum

atas data yang didaftarkan pada penyelenggara sistem elektronik. Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

adalah Undang-Undang yang menjadi pertimbangan dibentuknya peraturan

yang lebih spesifik yang mengatur tentang perlindugan data pribadi. Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Informasi dan Transaksi Elektronik

mempunyai tujuan untuk melindungi data pengguna agar memberikan rasa

aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara

Teknologi Informasi, hal ini dikemukakan dalam pasal 3 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Peran pemerintah dalam memberikan Perlindungan data termaktub dalam

pasal 40 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, yaitu:

1) Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Transaksi Elektronik sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan.

2) Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan

sebagai akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik dan Transaksi

Elektronik yang mengganggu ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

3) Pemerintah menetapkan instansi atau institusi yang memiliki data

elektronik strategis yang wajib dilindungi.

Page 64: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

54

4) Instansi atau institusi sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) harus

membuat Dokumen Elektronik dan rekam cadang elektroniknya serta

menghubungkannya ke pusat data tertentu untuk kepentingan

pengamanan data.

5) Instansi atau institusi lain selain diatur pada Ayat (3) membuat Dokumen

Elektronik dan rekam cadang elektroniknya sesuai dengan keperluan

perlindungan data yang dimilikinya.

6) Ketentuan lebih lanjut mengenai peran Pemerintah sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1), Ayat (2), dan Ayat (3) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

Peran pemerintah dalam melindungi data pengguna sangat penting.

Pemerintah mempunyai sifat pengawas (controlling) dalam hal perlindungan

data. Pemerintah membuat lembaga-lembaga yang mengawasi beroperasinya

penyelenggara sistem elektronik agar sesuai ketentuan perundang-undangan.

Dapat disimpulkan bahwasanya Negara mempunyai peran penting dalam

melindungi data para pengguna. Jadi bukan Facebook dan penggunanya saja

yang mempunyai tanggung jawab, namun Negara yang mempunyai peran

sebagai pengawas juga mempunyai tanggung jawab untuk melindungi data

pengguna.

2. Analisis Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan

Transaksi Elektronik Beserta Peraturan Pelaksanaanya Terhadap

Perlindungan Data Pengguna Media Sosial.

Dalam rangka melindungi data pribadi pengguna media sosial. Peraturan

perundang-undangan menjadi landasan payung hukum atas hak perlindungan

data pengguna yang didaftarkan pada penyelenggara sistem elektronik.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 1 Ayat (1) Peraturan Menteri

Komunikasi dan Informatika Tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam

Sistem Elektronik, bahwa “data pribadi adalah data perseorangan tertentu

yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi

kerahasiaanya”. Kemudian hak atas perlindungan data diatur dalam 26 Ayat

(1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

Page 65: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

55

“Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan, penggunaan

setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi

seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan”. Pada

pasal 26 Ayat (1) tersebut menjelaskan penyerahan data pribadi harus melalui

persetujuan orang yang bersangkutan. Facebook harus memberikan sebuah

opsi setuju atau tidaknya penyerahan data pengguna oleh pengguna yang

bersangkutan. Dalam kasus penyalahgunaan data pribadi yang terjadi di

Facebook dan Cambridge Analytica, Facebook telah memberikan opsi dan

hak izin kepada pengguna agar data pengguna dapat diolah oleh pihak ketiga,

namun dalam hal Cambridge analytica bahwasanya Pihak ketiga tidak

memberikan keterangan yang jelas terhadap pengguna untuk apa mereka

mengolah data pengguna dan hanya memberikan keterangan mengolah data

pengguna untuk kepentingan akademis. Oleh karena itu Pihak ketiga yaitu

Cambridge Analytica. Kemudian Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang

Informasi Dan Transaksi Elektronik, hak pengguna diatur dalam pasal 26

Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016

Tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik, yaitu: “Pemilik

data pribadi berhak atas kerahasiaan data pribadinya. Kutipan pasal-pasal

tersebut mengindikasikan bahwa data merupakan hak pengguna yang harus

dijaga kerahasiaan dan keamanannya. Dengan adanya hak, Undang-Undang

mengatur tentang kewajiban pengguna. J.B Daliyo menyatakan bahwa “Hak

diberikan oleh hukum objektif sebagai kewenangan yang diberikan oleh

hukum objektif kepada subjek hukum, sedangkan pengertian kewajiban

adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada satu orang atau badan

hukum .” Maka pengguna juga memiliki kewajiban yang tercantum pada

Pasal 27 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Tentang

Perlindungan Data Pribadi Sistem Elektronik yaitu:

Pengguna Wajib:

a. Menjaga kerahasiaan Data Pribadi yang diperoleh, dikumpulkan,

diolah, dan dianalisisnya;

b. Menggunakan Data Pribadi sesuai dengan kebutuhan Pengguna saja;

Page 66: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

56

c. Melindungi Data Pribadi beserta dokumen yang memuat Data

Pribadi tersebut dari tindakan penyalahgunaan; dan

d. Bertanggung jawab atas Data Pribadi yang terdapat dalam

penguasaannya, baik penguasaan secara organisasi yang menjadi

kewenangannya maupun perorangan, jika terjadi tindakan

penyalahgunaan.

Pengguna tidak lepas dari peran kewajiban dalam melindungi data

pengguna media sosial. Namun pada realita yang ada, pengguna media sosial

sering kali luput dalam kewajibannya. Seperti tidak memperhatikan pihak

yang ingin dibagikan datanya sehingga tidak membaca kebijakan yang diatur

media sosisal ketika pendaftaran diawal penggunaan Sistem Elektronik.

Ketentuan tersebut merupakan hal yang sangat pentng. Karena dengan adanya

ketentuan dan syarat yang berlaku, pengguna dapat mengetahui penggunaan

data tersebut digunakan untuk hal tertentu dan disimpan secara baik, serta

melihat hak dan kewajibannya dalam menjaga data pribadi sekaligus

mengetahui hak dan kewajiban dari penyelenggara sistem elektronik. Ini

menjadi permasalahan, dan seharusnya Undang-Undang mewajibkan hal

tersebut agar terciptanya perlindungan data Pengguna media sosial.

Peraturan perundang-undangan juga mengatur dalam hal hak pengguna

berupa data pribadi yang direnggut oleh pihak ketiga. Yang dimaksud dengan

pihak ketiga adalah pihak yang berkerja sama dengan platform media sosial

dalam hal ini adalah Cambridge analytica. Peraturan tersebut diatur dalam

pasal 30 dan pasal 32 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik. Pasal 30 Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik berbunyi:

1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum

mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain

dengan cara apa pun.

2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum

mengakses komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apapun

dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik.

3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum

mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apapun

Page 67: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

57

dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem

pengamanan.

Kemudian bunyi dalam pasal 32 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008

berbunyi:

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum

dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan

transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan

suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang

lain atau milik publik.

Pasal 30 juncto pasal 32 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 yang

telah dijabarkan diatas merupakan perbuatan yang dilakukan tanpa hak atau

melawan hukum. Perbuatan yang dilakukan tanpa hak atau melawan hukum

dapat diartikan bahwa melakukan perbuatan diluar ketentuan yang wajar dan

dengan cara ilegal dalam mengkases komputer atau sistem elektronik

sebagaimana yang seharusnya dilakukan. Unsur-unsur hukum yang dilarang

dalam pasal 30 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 adalah mangakses

komputer atau sistem elektronik tanpa hak. Frasa tanpa hak mengartikan

bahwa tanpa persetujuan yang memiliki komputer atau sistem elektronik yang

diakses. Apabila seseorang mengakses komputer atau sistem elektronik tanpa

persetujuan yang memilikinya atau tanpa sepengetahuan pemilik data dengan

cara apapun termasuk melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol

sistem pengamanan maka perbuatan tersebut adalah ilegal. Kemudian unsur-

unsur perbuatan yang dilarang oleh Undang-undang adalah “setiap orang

yang tidak mempunyai akses/izin atau hak untuk mengubah, menambah,

mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,

menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

milik Orang lain seperti yang tercantum dalam pasal 32 Undang-Undang

Informasi dan Transaksi Elektronik”. Apabila terdapat perbutan hukum yang

meliputi unsur-unsur seperti mengubah, menambah, mengurangi, melakukan

transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu

Informasi Elektronik seperti yang tercantum dalam pasal 30 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,

Page 68: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

58

perbuatan tersebut akan dikenakan dan diancam hukuman seperti yang

tercantum dalam pasal 46, yang berbunyi:

1. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta

rupiah).

2. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta

rupiah).

3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 Ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan)

tahun dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus

juta rupiah).

Apabila perbuatan melanggar hukum yang meliputi unsur-unsur perbuatan

yang tercantum dalam pasal 32 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, makan akan dikenanakan dan

diancam hukuman seperti yang tercantum dalam pasal 48 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.

1. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32 Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan)

tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar

rupiah).

2. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan)

tahun dan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar

rupiah).

3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32 Ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)

tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar

rupiah).

Hal perbuatan melanggar hukum yang tercantum dalam pasal 30 Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,

dapat diterapkan kepada pengguna pihak ketiga yang bekerja sama dengan

pihak ketiga. Seperti halnya Cambridge analytica. Selaku pihak ketiga,

Cambridge analytica memperoleh data pribadi pengguna Facebook hanya

Page 69: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

59

untuk kepentingan akademis, namun dalam penerapannya, Cambridge

Analytica memindahkan data yang mereka dapatkan kepada orang lain tanpa

seizin dengan pengguna. Hal itu dapat dikatakan penyalahgunaan data pribadi

karena tanpa izin memberikan data kepada pihak lain.

Pengguna yang menyimpan datanya kepada penyelenggara sistem

elektronik media sosial, dapat dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 Tentang Perlindungan konsumen . Dalam penjelasan atas

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang perlindungan Konsumen

bahwa Pasal 1 angka 2 bahwasanya:

Didalam kepustakaan ekonomi dikenal konsumen akhir dan konsumen

antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaatan terakhir dari

suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang

menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk

lainnya. Pemgertian dalam Undang-Undang ini adalah konsumen akhir.

Penjelasan dari pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen mengartikan secara tidak langsung bahwa

pengguna media sosial merupaka konsumen akhir dari sebuah pembelian

kuota Internet. Hal ini dikarenakan apabila seorang pengguna membeli kuota

internet untuk mengakses Facebook. Maka pengguna mengeluarkan sejumlah

uang untuk memakai atau menggunakan jasa Facebook, walaupun diantara

Facebook pengguna terdapat provider yang menjadi jalan untuk mengakses

sebuah situs. Apabila pengguna media sosial dapat dikatakan konsumen,

maka pengguna mempunyai hak seperti yang dikemukakan dalam pasal 4

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Hak konsumen adalah:

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan;

c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa;

d. Hak untuk didengan pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau

jasa yang digunakan;

Page 70: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

60

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut

f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Pengguna Facebook harus mendapatkan hak-hak tersebut. Penyalahgunaan

data pribadi yang terjadi dalam media sosial Facebook termasuk melanggar

hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi

barang atau jasa. Barang atau jasa yang dimaksud dalam pasal tersebut dapat

dikatakan sebagai produk Facebook. kemudian, pengguna dapat menuntut

hak kompensasi ganti rugi mereka apabila datanya disalahgunakan oleh pihak

Facebook seperti yang dijelaskan dalam Pasal 45 Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. “Setiap konsumen yang

dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas

meyelesaikan sengketa anatar konsumen dan pelaku usaha atau melalui

peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum”. Apabila pengguna

yang merasa dirugikan akibat penyalahgunaan data pribadinya. Dapat

mengajukan gugatan seperti yang dijelaskan dalam pasal 45 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

3. Tanggung Jawab Hukum Penyelenggara Sistem Elektronik Menurut

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan

Transaksi Elektronik Beserta Peraturan Pelaksanaanya.

Menurut pasal 1 Ayat (6) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, “Penyelenggaraan Sistem

Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara,

Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.” dan menurut pasal 1 Ayat (5)

“Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik

yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,

Page 71: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

61

menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau

menyebarkan Informasi Elektronik.” Dari penjelasan kedua pasal diatas dapat

dipastikan bahwa Facebook merupakan penyelenggara sistem elektronik,

sebagaimana Facebook mengoperasikan Platform-nya dengan cara

mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,

mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.

Sebagian besar pendapatan Facebbok diperoleh dari iklan. Apabila ditelusuri

lebih lanjut, Facebook mengolah informasi data pengguna sedemikian rupa

agar menjadikan pengguna target iklan yang menjadi mitra Facebook. Mitra

yang berkerja sama dengan Facebook harus menggunakan Fitur Facebook

Business yag merupakan bagian dari produk Facebook. fitur ini membantu

pemilik situs web, penerbit, developer, pengiklan, partner bisnis, serta pihak

yang mengintegerasikan, menggunakan, dan bertukar informasi dengan

Facebook46

.

Facebook sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik mempunyai

kewajiban menjalankan sistemnya secara andal. Hal ini tertuang dalam pasal

15 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang berbunyi:

(1) Setiap penyelenggara Sistem Elektronik harus menyelenggarakan

Sistem Elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab

terhadap beroperasinya Sistem elektronik sebagaiman mestinya.

(2) Penyelenggara Sistem Elektronik bertanggung jawab terhadap

penyelenggaraan Sistem Elektronik

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) tidak berlaku dalam

hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan/

atau kelalaian pihak pengguna Sistem Elektronik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, andal adalah “dapat dipercaya,

memberikan hasil yang sama pada ujian atau percobaan yang berulang-

ulang”. Dari pengertian diatas. Facebook sebagai Penyelenggara Sistem

Elektronik mempunyai kawajiban menjaga sistemnya agar dipercaya oleh

46

Ketentuan Fitur Facebook Business www.Facebook.com/legal/terms/businesstools

Page 72: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

62

pengguna. Penyelenggara sistem elektronik juga harus bertanggung jawab

atas apa yang terjadi dalam sistem tersebut. Namun Undang-Undang

memberikan pengecualian apabila pihak pengguna yang melakukan kelalaian,

kesalahan, ataupun keadaan memaksa. Hal itu selaras dengan kewajiban

pengguna yang tercantum dalam pasal 27 Peraturan Menteri Komunikasi dan

Informatika, yaitu pengguna wajib:

a. Menjaga kerahasiaan data pribadi yang diperoleh, dikumpulkan, diolah,

dan dianalisisnya;

b. Menggunakan data pribadi sesuai dengan kebutuhan pengguna saja;

c. Melindungi data pribadi beserta dokumen yang memuat data pribadi

tersebut dari tindakan penyalahgunaan; dan

d. Bertanggung jawab atas data pribadi yang terdapat dalam

penguasaannya, baik penguasaan secara organisasi yang menjadi

kewenangannya maupun perorangan, jika terjadi tindakan

penyalahgunaan.

Peraturan diatas selaras dengan ketentuan yang terdapat dalam Facebook

bahwa Facebook tidak akan bertanggung jawab jika pengguna lalai dalam

menggunakan fitur-fitur dan informasi data dirinya. Terdapat hal yang

menarik dalam tanggung jawab data pengguna dalam kasus Facebook dan

Cambridge analytica, Andreas Hinata anggota komisi 1 Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia mengaskan saat rapat dengar pendapat pada 17

April 2018 bahwasanya Facebook tidak boleh melepaskan, tanggung jawab

terhadap keamanan data dan tidak boleh melakukan pembiaran terhadap Dr.

Kogan, agar pelanggaran ini tidak terulang kembali. Andreas

Mengindikasikan bahwa ada hubungan yang erat antara Facebook dan Dr.

Kogan dan menanyakan kepada Facebook, cara meyakinkan terkait tidak

adanya konspirasi antara Facebook dengan Dr. Kogan.47

Berbeda dengan

pendapat Elnino M. Husein Mohi angggota komisi satu yang menjelaskan

Facebook ibarat pemilik mall dan yang memiliki kesalahan adalah orang

47

Kebocoran Data 1 Juta Pengguna Facebook di Indonesia - RDPU Komisi I,

https://wikidpr.org/rangkuman/kebocoran-data-1-juta-pengguna-facebook-di-indonesia---rdpu-

komisi-i-dengan-kepala-kebijakan-publik-facebook-indonesia-dan-vice-president-of-public-

policy-facebook-asia-pacific, diakses pada tanggal 9 Januari 2019

Page 73: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

63

yang menyalahgunakan Facebook. Elnino menyarankan bahwa Facebook

harus memiliki satpam dan verifikator agar tidak ada lagi pelaku kriminal.

Elnino menjelaskan, saat orang mendaftar dirinya sebagai pengguna

Facebook, mungkin akan membagikan data saat menggunakan situs lain

seperti bermain Games dan membagikan situs atau tautan itu kepada

pengguna lainnya, pengguna tersebut dapat melihat aktivitas kita dalam

games tesebut.48

Dapat disimpulkan bahwa Perlindungan data pribadi bukan hanya

menjadi tanggung jawab beberapa pihak saja. Pemerintah, Penyelenggara

sistem elektronik dan pengguna merupakan elemen yang menentukan

perlindungan data. Pemerintah atau penyelenggara sistem elektronik atau

pengguna yang berhak atas akses suatu data pengguna. Maka hak tersebut

akan dibebani tanggung jawab dalam menjaga data tersebut.

Facebook dan pengguna mempunyai perikatan yang membuat kedua

pihak mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Perikatan tersebut lahir

ketika pengguna mendaftarkan diri pada Facebook. menurut Pasal 1233 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata bahwa perikatan dapat lahir atas persetujuan

atau Undang-Undang. Maka perikatan yang lahir antara pengguna dan

Facebook adalah atas dasar persetujuan. Jika ditelusuri lebih lanjut, jenis dari

perikatan ini adalah persetujuan yang memberatkan, artinya mewajibkan tiap

pihak untuk memberika sesuatu, melakukan sesuatu atau tidak melakukan

sesuatu. Penjelasan ini dapat ditemukan dalam pasal 1314 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata.

Dalam ketentuan antara pengguna dan Facebook, Facebook harus

menyampaikan informasi kepada pengguna seperti yang dijelaskan pasal 25

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan

Sistem dan Transaksi Elektronik yang berbunyi:

48

Kebocoran Data 1 Juta Pengguna Facebook di Indonesia - RDPU Komisi I,

https://wikidpr.org/rangkuman/kebocoran-data-1-juta-pengguna-facebook-di-indonesia---rdpu-

komisi-i-dengan-kepala-kebijakan-publik-facebook-indonesia-dan-vice-president-of-public-

policy-facebook-asia-pacific, diakses pada tanggal 9 Januari 2019

Page 74: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

64

Penyelenggara Sistem Elektronik wajib menyampaikan informasi

kepada pengguna Sistem Elektronik paling sedikit mengenai:

1. Identitas Penyelenggara Sistem Elektronik

2. Objek yang ditransaksikan

3. Kelaiakan atau keamanan Sistem Elektronik

4. Tata cara penggunaan perangkat

5. Syarat kontrak

6. Prosedur mencapai kesepakatan dan

7. Jaminan privasi dan/ataub perlindungan Data pribadi

Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik yang berbunyi:

1. Penyelenggara Sistem Elektronik wajib menjamin:

a. Tersedianya perjanjian tingkat layanan

b. Tersedianya perjanjian keamanan informasi terhadap jasa layanan

teknologi Informasi yang digunakan dan

c. Keamanan informasi dan sarana komunikasi internal yang

diselenggarakan

2. Penyelenggara Sistem Elekteronik sebagaimana dimaksud pada Ayat

(1) wajib menjamin setiap komponen dan keterpaduan seluruh

Sistem Elektronik beroperasi sebagaimana mestinya.

Pada pengoperasiannya, Facebook sudah menerapkan pasal 25 juncto

pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Facebook menyampaikan

Informasi ketentuan layanan yang terdapat dalam sistem elektronik mereka,

sekaligus fitur-fitur yang dapat dinikmati oleh pengguna dan Facebook

menjamin keamanan informasi dan perjanjian tingkat layanan agar

terciptanya rasa aman pengguna terhadap data yang dimilikinya.

Penyampaian informasi tersebut tertuang dalam ketentuan layanan yang dapat

ditemukan dalam beranda Facebook. Kebijakan perlindungan data pengguna

diatur dalam kebijakan data, yang berisi kebijakan Facebook mengenai

privasi. Dalam Kebijakan tersebut diatur hal – hal mengenai :

Page 75: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

65

1. Informasi apa saja yang dikumpulkan oleh penyedia sistem elektronik

terhadap pengguna

2. Penggunaan Informasi yang dikumpulkan dan diolah oleh

penyelenggara sistem elektronik Facebook

3. Penyebaran Informasi yang didapatkan

4. Cara perusahaan-perusahaan Facebook saling bekerja sama

5. Cara mengelola dan menghapus informasi pengguna

6. Cara menanggapi hukum atau mencegah bahaya

7. Cara mengoperasikan dan mentransfer data sebagai bagian dari

layanan global Facebook

8. Memberitahukan tentang perubahan kebijakan Facebook

9. Cara mengajukan pertanyaan kepada Facebook

Pengguna yang terdaftar dan sudah memiliki akun di media sosial

Facebook menyetujui perjanjian yang disebut Statement of Rights and

Responsibilities dengan Facebook selaku penyedia sistem elektronik terkait

dengan data pribadi. Terkait hal yang berkaitan dan terkandung hak

intelektual, pengguna setuju untuk memberikan kewenangan sesuai dengan

“Privacy and Apliciation Settings”, pengguna juga setuju untuk memberikan

kewenangan Non Exclusive, Privacy Policy, Transferable, Sub-Licensable,

Royalty-Free, Worldwide License untuk menggunakan segala hal terkait yang

di post oleh pengguna (IP License). IP License ini berakhir ketika pengguna

menghapus IP Content atau akun miliknya, kecuali apabila konten tersebut

tidak disebar pada akun lain dan mereka belum menghapusnya. Hal ini berarti

bahwa Facebook tidak perlu meminta izin menampilkan hal yang terkait hak

intelektual, bebas dari royalti ketika Facebook menggunakannya, sepanjang

konten tersebut termasuk dalam post yang bersifat untuk konsumsi publik.

Facebook menjelaskan dalam Privacy and Policy atau kebijakan privasi

bahwa jenis data yang diterima dibagi menjadi dua, yaitu data privat dan data

publik. Data privat adalah data yang hanya dapat dilihat oleh segelintir

pengguna, Data privat dapat diakses dan dilihat oleh pengguna lainnya

apabila pengguna Facebook memberikan izin akses terhadapnya, izin akses

tersebut tercantum beberapa persyaratan seperti menjaga rahasia data

tersebut. Sedangkan Data Publik adalah data yang dapat dilihat atau diakses

oleh pengguna lain, data ini tidak bersifat rahasia atau sifatnya terbuka.

Page 76: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

66

Privacy Policy atau kebijakan privasi Facebook juga menjelaskan jenis data

atau informasi yang diterima Facebook, data yang diterima untuk pendataan

mengenai akun, maupun aktivitas pengguna di media sosial tersebut. Ketika

pengguna memperkenankan Facebook untuk menggunakan informasi

mereka, pengguna selalu memiliki akses penuh informasinya. Facebook

dalam Privacy Policy menyatakan bahwa tidak akan membagikan data atau

informasi pengguna kecuali :

1. Atas persetujuan pengguna.

2. Memberikan permberitahuan, bahwa hal tersebut termasuk dalam

kebijakan terbaru.

3. Menyamarkan identitas.

ketentuan layanan mereka direvisi terakhir pada tanggal 19 April 2018.

Dilihat dari tanggal terakhir Facebook melakukan revisi kepada

ketentuannya, Facebook merivisi ketentuan layanan mereka setelah terjadinya

kasus Cambridge Analytica. Kasus yang terjadi pada Platform Facebook

tersebut mengakibatkan Dewan Perwakilan Rakyat menggelar Rapat Dengar

Pendapat yang digelar oleh komisi 1 Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam rapat

tersebut pihak Facebook dimintai klarifikasi dan penjelasan terkait dengan

bocornya 1 juta lebih data pengguna Facebook di Indonesia.

Pihak Facebook yang hadir dalam rapat tersebut adalah kepala kebijakan

publik Facebook Indonesia yang bernama Ruben Hattari. Ruben Hattari

memaparkan bahwa sebanyak 748 orang di Indonesia telah memasang

aplikasi this is your digital life yang dikembangkan oleh Dr. Kogan seorang

akademisi dari Cambridge University. Ruben Hattari juga memaparkan

bahwa sebanyak 1.095.918 (satu juta Sembilan puluh lima ribu Sembilan

ratus delapan belas) yang berpotensi terkena dampak sebagai teman dari

pengguna aplikasi. Sehingga total 1.096.666 terkena dampak atau 1,26% (satu

koma dua puluh enam persen) dari total jumlah orang yang terkena dampak

global. Metode yang digunakan Facebook untuk mengidentifikasi orang-

orang yang terkena dampak. Adalah dengan cara Fitur Lokasi, Fitur Lokasi

telah digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang terkena dampak,

Page 77: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

67

namun lokasi tidak mencerminkan kebangsaan atau kewarganegaraan dan

belum tentu mencerminkan tempat tinggal atau domisili sebenarnya. Angka

ini tidak termasuk orang yang telah mengunduh aplikasi tersebut, tetapi

kemudian menghapus akun Facebook-nya karena pihak Facebook sudah

tidak memiliki datanya. Angka ini pun mungkin lebih besar dari yang

sebenarnya, karena kami tidak menyimpan data kapan pengguna perorangan

mengunduh aplikasi tersebut, kami juga menghitung berdasarkan orang yang

telah mengunduh aplikasi tersebut selama tersedia di Platform Facebook dan

juga pengguna yang memang terhubung dengan pengguna sebagai teman di

periode yang sama. Facebook juga menyatakan pengguna yang telah

menghentikan pembagian data mereka kepada aplikasi dari teman, karena

informasi terkait kapan dan bagaimana pengaturan pengguna berubah sangat

terbatas. Facebook menyadari bahwa total jumlah orang yang datanya diakses

menggunakan aplikasi ini kemungkinan lebih besar dari yang sebenarnya.

Facebook ingin memastikan bahwa kami cukup menyeluruh dalam

melakukan analisis ini. Ruben Hattari menyampaikan bahwa Facebook akan

memberitahu semua orang yang telah terkena dampak dari kasus ini. Hal ini

merupakan tanggung jawab harus dilakukan menurut Pasal 28 Peraturan

Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik yaitu:

Memberitahukan secara tertulis kepada Pemilik Data Pribadi jika terjadi

kegagalan perlindungan rahasia Data Pribadi dalam Sistem Elektronik yang

dikelolanya, dengan ketentuan pemberitahuan sebagai berikut:

1. Harus disertai alasan atau penyebab terjadinya kegagalan perlindungan

rahasia Data Pribadi;

2. Dapat dilakukan secara elektronik jika Pemilik Data Pribadi telah

memberikan Persetujuan untuk itu yang dinyatakan pada saat dilakukan

perolehan dan pengumpulan Data Pribadinya;

3. Harus dipastikan telah diterima oleh Pemilik Data Pribadi jika kegagalan

tersebut mengandung potensi kerugian bagi yang bersangkutan; dan

4. Pemberitahuan tertulis dikirimkan kepada Pemilik Data Pribadi paling

lambat 14 (empat belas) hari sejak diketahui adanya kegagalan tersebut.

Facebook telah melakukan tanggung jawabnya secara benar dalam hal

ini, namun sangat disayangkan ketika Facebook tidak dapat memberikan

Page 78: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

68

kebijakan atau MoU (memorandum of understanding) berupa sanksi dengan

pihak ketiga. Dalam melindungi data pengguna, Facebook seharusnya

mempunyai klausul-klausul dalam kebijakannya apabila dilanggar oleh pihak

ketiga. Klausul tersebut dicantumkan agar pihak ketiga dapat waspada dan

hati- hati Peneliti sepakat dengan Anggota Komisi I Dewan Perwakilan

Rakyat, Roy Suryo Notodiprojo yang mengungkapkan

Karena kalau saya lihat poin-poin ini seperti halnya statement atau

deklarasi saja, biasa dalam sebuah aturan kalau ini disebut perjanjian atau

kesepakatan ada klausul bagaimana jika dilanggar. Ini tidak ada disini. Jadi

artinya poin-poin bagaimana dilanggarnya itu tidak ada, kalau tidak dipatuhi,

saya khawatir ini akan jadi pepesan kosong saja Pak Ruben. Terima kasih.

Facebook beberapa kali ditekan oleh Komisi 1 Dewan Perwakilan

Rakyat agar pengguna merasa tenang atas kasus yang terjadi. Namun pihak

Facebook tetap menerangkan secara beberapa kali dalam Rapat Dengar

Pendapat yang digelar oleh Dewan Perwakilan Rakyat Komisi 1 bahwa

Facebook tidak pernah memindahkan atau menjual data kepada pihak ketiga

dan Facebook akan terus melakukan yang terbaik kepada pengguna dan

melindungi data pengguna. Dalam rapat tersebut, pihak Facebook meminta

maaf atas terjadinya kasus perlindungan data yang terulang kembali.

Sebagai umat muslim, rasanya peneliti kurang rinci apabila tidak

mencamtumkan Ayat Al-Quran sebagai landasan seseorang atau badan

hukum bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuat. Dalam Surat Al-

Muddassir Ayat 38 menjelaskan bahwasamya Allah berfirman kepada

manusia agar bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Surat

tersebut adalah:

jjjjjjjj

Artinya: “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah

dilakukannya.” (Qs: Al-Muddassir, Surat 74, Ayat 38)

Maksud dari Ayat diatas mengisyaratkan kepada seluruh manusia yang

hidup di bumi untuk bertanggung jawab. Facebook merupakan Platform yang

Page 79: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

69

diberikan kewenangan untuk mengolah data pengguna sehingga tumbuhlah

sebuah tanggung jawab dalam mengelolanya. Pertanggung jawaban tersebut

bukan hanya di dunia, namun peratanggung jawaban ketika di Akhirat

B. Upaya Hukum Yang Dapat Dilakukan Pengguna Apabila Penyelenggara

Sistem Elektronik Gagal Dalam Melindungi Data Pengguna

Facebook sebagai perusahaan yang didirikan serta mempunyai kantor

pusat diluar yuridiksi Indonesia, harus tetap mengikuti regulasi yang

diterapkan oleh Indonesia. Karena Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menerapkan yuridiksi

ekstrateritorialyang berarti kepanjangan secara semu (quasi extentio) dari

yurisdiksi suatu negara di wilayah yurisdiksi negara lain, artinya adalah

siapapun yang melanggar hukum baik dia berada di dalam maupun luar

Indonesia tetapi merugikan kepentingan Indonesia dapat dijerat dengan

Undang-Undang ini. Ungkapan tersebut terdapat dalam pasal 2 Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

yang mengatur yuridiksi perlindungan data di Indonesia. Jika dilihat dari

ketentuan kebijakan yang terdapat dalam Facebook, jika terjadi sengketa

antara Facebook dengan konsumen, maka yang akan berlaku adalah hukum di

Negara tempat tinggal si penggugat. Namun untuk kasus lainnya, pengguna

harus setuju bahwa klaim akan diselesaikan di pengadilan Distrik Amerika

Serikat untuk Nothern Districk of California atau pengadilan Negara bagian

di San Mateo County. Facebook selaku Penyelenggara Sistem Elektronik

yang mempunyai pengguna dari Indonesia harus mematuhi yuridiksi

Indonesia agar dapat menjalankan sistem elektronik sesuai dengan ketentuan

Perundang-Undangan.

Upaya hukum yang dapat ditempuh pengguna apabila penyelenggara

sistem elektronik gagal dalam melindungi data pengguna adalah dengan cara

mengajukan pengaduan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. Dalam

hal ini sengketa dapat diselesaikan dengan cara musyawarah melalui upaya

penyelesaian sengketa alternatif, berikut penjelasannya dalam pasal 29

Page 80: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

70

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016

Tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik.

1. Setiap Pemilik Data Pribadi dan Penyelenggara Sistem Elektronik

dapat mengajukan pengaduan kepada Menteri atas kegagalan

perlindungan kerahasiaan Data Pribadi.

2. Pengaduan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dimaksudkan

sebagai upaya penyelesaian sengketa secara musyawarah atau melalui

upaya penyelesaian alternatif lainnya.

3. Pengaduan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilakukan

berdasarkan alasan:

a. Tidak dilakukannya pemberitahuan secara tertulis atas kegagalan

perlindungan rahasia Data Pribadi oleh Penyelenggara Sistem

Elektronik kepada Pemilik Data Pribadi atau Penyelenggara Sistem

Elektronik lainnya yang terkait dengan Data Pribadi tersebut, baik

yang berpotensi maupun tidak berpotensi menimbulkan kerugian;

atau

b. Telah terjadinya kerugian bagi Pemilik Data Pribadi atau

Penyelenggara Sistem Elektronik lainnya yang terkait dengan

kegagalan perlindungan rahasia Data Pribadi tersebut, meskipun

telah dilakukan pemberitahuan secara tertulis atas kegagalan

perlindungan rahasia Data Pribadi namun waktu pemberitahuannya

yang terlambat.

4. Menteri dapat berkoordinasi dengan pimpinan Instansi Pengawas dan

Pengatur Sektor untuk menindaklanjuti pengaduan sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1).

Apabila Menteri dapat Menerima pengaduan tersebut dan yang terbukti

penyalahgunaan data pengguna merupakan perorangan atau non badan

hukum, maka dikenakan Sanksi Administratif yang tercantum dalam pasal 36

Ayat (1) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun

2016 berupa:

1. Peringatan lisan

2. Peringatan Tertulis

3. Penghentian sementara Kegiatan

4. Pengumuman di situs dalam jaringan (website online)

Jika apabila yang terbukti salah adalah penyelenggara sistem elektronik,

maka dikenakan Sanksi administratif yang tercantum dalam pasal 84

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan

Sistem Dan Transaksi Elektronik, yaitu:

a. Teguran tertulis;

Page 81: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

71

b. Denda administratif;

c. Penghentian sementara; dan/atau

d. Dikeluarkan dari daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Ayat (4),

Pasal 37 Ayat (2), Pasal 62 Ayat (1), dan Pasal 65 Ayat (4).

Jika kita bandingan dengan hukum yang ada di Eropa, Sanksi yang

didapatkan penyelenggara Sistem Elektronik apabila gagal dalam melindungi

data pengguna terbilang ringan. Eropa dalam regulasinya yaitu GDPR

(General Data Protection Regulation) memberikan Sanksi kepada

Penyelenggara yang lalai dalam melindungi data pegguna sebesar dua puluh

Juta euro atau 4% (empat persen) dari pendapatan perusahaan global. Hal ini

dapat ditemukan dalam Article 83 General Conditions for Imposing

administrative fines

Non-compliance with an order by the supervisory authority as referred

to in article 58(2) shall, in accordance with paragraph 2 of this article,

be subject to administrative fines up to 20.000.000 EUR, or in the case

of an understanding, up to 4 % of the total worldwide annual turnover

of preceding financial year, whichever is higher.

Artinya: ketidak patuhan terhadap perintah oleh otoritas pengawas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 (2) harus, sesuai dengan Ayat 2

Pasal ini, dikenakan denda Administratif hingga 20.000.000 Euro atau

dalam hal usaha, hingga 4 (empat) persen dari total omset tahunan

diseluruh dunia dari tahun keuangan sebelumnya, mana yang lebih

tinggi.

Jika upaya penyelesaian sengketa secara musyawarah atau melalui upaya

penyelesaian alternatif lainnya belum mampu menyelesaikan sengketa atas

kegagalan perlindungan kerahasiaan data pengguna. Maka dapat mengajukan

gugatan perdata dan diajukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Dalam kasus penyalahgunaan data, pengguna Facebook yang datanya

disalahgunakan, dapat meminta pertanggung jawaban hukum sepanjang

memenuhi 4 unsur seperti yang dijelaskan pada pasal 1365 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, yaitu:

1. Adanya Perbuatan

2. Adanya Unsur Kesalahan

3. Adanya Kerugian

Page 82: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

72

4. Adanya Hubungan sebab Akibat antara kesalahan dan Kerugian.

Facebook sebagai penyelenggara Sistem Elektronik yang bertanggung

jawab menjaga data pengguna, apabila melakukan penyalahgunaan data dan

memenuhi unsur seperti yang dijelaskan dalam pasal 1365 KUHPerdata maka

Facebook dapat diminta pertanggung jawabannya berdasarkan hukum positif

Indonesia karena telah menyalahi perjanjian penggunaan data. Upaya hukum

yang dapat ditempuh pengguna yang dirugikan, dapat diajukan gugatan

perdata dengan landasan ganti kerugian.

Page 83: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

73

BAB V PENU TUP

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya

maka peneliti dapat memberi kesimpulan bahwa:

1. Tanggung Jawab Facebook sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik

terhadap data pengguna media sosial merupakan sebuah kewajiban

karena data merupakan Hak privasi yang harus dilindungi sebagaimana

yang tercantum dalam Pasal 28 G Undang-Undang Dasar 1945.

Tanggung jawab Facebook melindungi data pengguna muncul ketika

pertama kali pendaftaran pada akun media sosial Facebook, pendaftaran

tersebut merupakan sebuah perikatan anatara pengguna dan Facebook

karena persetujuan. Hal ini diatur dalam Pasal 1233 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata dimana perikatan dapat lahir atas persetujuan

atau Undang-Undang, sehingga Facebook selaku Penyelenggara Sistem

Elektronik seharusnya tidak luput dari tanggung jawabnya sebagai

penyelenggara sistem elektronik yang andal dan bertanggung jawab

seperti yang dijelaskan dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Facebook

mempunyai kewajiban melindungi data pengguna Tanggung jawab

Facebook atas perlindungan data pengguna tertuang dalam kebijakan

data pada aplikasi Facebook. Bentuk tanggung jawab tersebut meliputi

menjaga rahasia data pengguna dan mengolah data pengguna atas dasar

kesepakatan atau persetujuan pengguna. Namun didalam kebijakannya,

mempunyai kerancuan seperti tidak adanya klausula berupa sanksi

terhadap pihak ketiga atau mitra yang bekerja sama dengan Facebook

dan ketentuan apabila Facebook gagal dalam melindungi data

pengguna.

Page 84: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

74

2. Upaya Hukum Pengguna yang dirugikan oleh Penyelenggara Sistem

elektronik dapat mengajukan pengaduan kepada Menteri Komunikasi

dan Informatika, namun menurut Pasal 32 Peraturan Menteri

Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan Data Pribadi Sistem elektronik, apabila penyelesaian

sengketa secara musyawarah atau melalui upaya penyelesaian alternatif

lainnya belum menyelesaikan sengketa atas kegagalan perlindungan

data pengguna media sosial, maka pengguna dapat mengajukan gugatan

perdata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Gugatan secara perdata dapat dilakukan apabila terdapat unsur-unsur

Perbuatan Hukum yang termaktub dalam Pasal 1365 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata. Namun dalam ketentuan yang diterapkan

Facebook, Jika terjadi sengketa antara Facebook dengan konsumen,

maka yang akan berlaku adalah hukum di Negara tempat tinggal si

penggugat. Namun untuk kasus lainnya, pengguna harus setuju bahwa

klaim akan diselesaikan di pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk

Nothern Districk of California atau pengadilan Negara bagian di San

Mateo County. Hal ini tidak selaras dengan Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi elektronik yang

menggunakan asas yuridiksi ekstrateritorial.

B. Rekomemdasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan

beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat berguna bagi upaya

perlindungan hukum terhadap data pengguna. Adapun saran tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Facebook sebagai pelaku bisnis, seharusnya memperhatikan

keamanan data para pengguna, Karena data pengguna merupakan

dokumen perusahaan yang harus dijaga kerhasiaannya serta

memperhatikan pihak ketiga yang menjadi mitra dalam platformnya.

Selain itu perlindungan data pengguna merupakan tanggung jawab

Page 85: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

75

Pemerintah dan pungguna. Maka seharusnya Pemerintah

mewajibkan pengguna untuk membaca kebijakan Platform sebelum

mendaftar agar pengguna lebih berhati-hati dan membaca kebijakan

platform media sosial sebelum mendaftar. Banyaknya pengguna

yang tidak membaca kebijakan tersebut mengakibatkan ketidak

tahuan hak dan kewajiban pengguna dan penyelenggara sistem

elektronik.

2. Pengguna yang merasa dirugikan atau disalahgunakan datanya

seharusnya mengajukan pengaduan kepada menteri Komunikasi dan

Informatika atau menggugat Secara Perdata secara perorangan

maupun class action. Apabila pengaduan kepada Menteri

Komunikasi dan Informatika diterima dan diproses sehingga

Penyelenggara Sistem Elektronik dikenakan sanksi, seharusnya

sanksi tersebut mengikuti regulasi yang ada pada Negara Uni Eropa

yaitu General Data Protection Regulation yang memberikan sanksi

berupa denda 4 % (Empat Persen) dari pendapatan global hingga

mencapai 20.000.000 (dua puluh juta) Euro. Sanksi tersebut dapat

membuat Penyelenggara Sistem Elektronik lebih waspada dan sigap

terhadap perlindungan data pengguna.

Page 86: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

76

DAFTAR PUSTAKA

A. Kitab Suci

Al-Qur’anul Karim

B. Buku

Abdillah, Mujiono, Dialektika hukum islam dan perubahan soial: sebuah

sosiologis atas pemikiran Ibn Qayiyim al- Jauziyyah, Surakarta:

Muhamadiyah University Press, 2003

Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2010

_____, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Sinar Grafika, 2011

Badrulzaman, Mariam Firdaus, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 2009

Dewi, Gemala, dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia.Jakarta:Badan

Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 2007

Diantha, I Made Pasek, Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam

Justifikasi Teori Hukum, Jakarta: Prenada Media Group, 2016.

Hadjon, M. Philipus, Perlindungan Rakyat Bagi Rakyat di Indonesia,

Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1987

Harjono, Konstitusi Sebagai Rumah Bangsa, Jakarta, Sekretariat Jenderal dan

Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2008

Ibrahim, Johny, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, cet. III, Jawa

Timur: Bayumedia Pubishing, 2007

Jogiyanto, H.M. , Pengenalan Komputer, Yogyakarta: Andi Offset, 1989

Makarim, Edmon, Pengantar Hukum Telematika, Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada, 2005

Page 87: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

77

_____, Tanggung Jawab Hukum Penyelenggara Sistem Elektronik, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2010

Makmur ,H. Syafrudin, Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik,

(Tangerang Selatan: LSM-AB PRESS, 2019)

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenadamedia,

2005

Meliala, A. Qirom Syamsudin, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta

Perkembangannya, Liberty, Yogyakarta, 2004

Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002

Muhammad, Abdul Kadir, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 2004

Nasrullah, Rully, media sosial perpektif komunikasi, budaya, dan

sosioteknologi, Bandung: simbiosa Rekatama Media, 2017

Purwanto dkk, Penelitian tentang Perlindungan Hukum Data Digital (Badan

Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

RI Tahun) 2007

Raharjo, Satjipto, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya, 2000

Sinamo, Nomensen, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Bumi Intitama

Sejahtera, 2009

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas

Indonesia, 2014 Subekti, Hukum Perjanjian i, PT. Intermasa. Jakarta,1985

Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, P.T. Intermasa, Jakarta, 2004

Sunggono, Bambang, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012

Travis, Hannibal, Cyberspace Law, NewYork:Routledge,2013

Page 88: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

78

W.J.S., Poerwadarmitra, Kamus Hukum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka :

Jakarta, 1986.

C. Skripsi dan jurnal

Mulyati, “Aspek Perlindungan Hukum atas Data Pribadi Nasabah pada

Penyelenggaraan Layanan Internet Banking”, Banda Aceh: Skripsi S1

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2017

Radian Adi Nugraha, “Analisis Yuridis Mengenai Perlindungan Data Pribadi

Dalam Cloud Computing System Ditinjau Dari Undangundang Informasi

Dan Transaksi Elektronik”, Universitas Indonesia: Skripsi S1, 2012

Dwi putri Aulia, Memerangi Berita Bohong Di Media Sosial (Studi Gerakan

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, Universitas Islam Negri, Jakarta,

Skripsi S1, 2018

D. Perundang-undangan

Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem

dan Transaksi Elektronik

Peraturan Menteri Kominfo Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Data

Pribadi Dalam Sistem Elektronik

E. Website

https://inet.detik.com/cyberlife/d-3912429/130-juta-orang-indonesia-tercatat-aktif-di-medsos, diakses pada tanggal 2 Januari 2019.

Http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/02/01/Facebook-raup-47-persen-

kenaikan-pendapatan-berkat-lonjakan-iklan-mobile diakses pada 2 januari

2019

https://www.Facebook.com/pg/Facebook/about/?ref=page_internal diakses

pada tanggal 2 Januari 2019

Page 89: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

79

https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-

pemakaian-medsos-orang-indonesia diakses pada Tanggal 2 Januari

https://www.Facebook.com/pg/Facebook/about/?ref=page_internal diakses

pada tanggal 2 Januari 2019

https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-

pemakaian-medsos-orang-indonesia diakses pada Tanggal 2 Januari

https://www.Facebook.com/legal/terms, diakses pada tanggal 9 januari 2019

https://www.viva.co.id/digital/digilife/216981-77juta-data-pengguna-sony-

playstation-dibobol diakses pada tanggal 29 April 2019

http://www.pcworld.com/article/228146/google_issues_patch_to_plug_android

_data_leaks. html Diakses pada 29 April 2019

http://www.detikinet.com/read/2011/06/20/092356/1663626/323/13-juta-data-

pengguna-segadicuri/ Diakses pada 29 April 2019

https://wikidpr.org/rangkuman/kebocoran-data-1-juta-pengguna-Facebook-di-

indonesia---rdpu-komisi-i-dengan-kepala-kebijakan-publik-Facebook-

indonesia-dan-vice-president-of-public-policy-Facebook-asia-pacific,

diakses pada tanggal 9 Januari 2019

Page 90: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

80

LAMPIRAN

Page 91: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

81

Page 92: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

82

Page 93: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

83

Page 94: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

84

Page 95: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

85

Page 96: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

86

Page 97: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

87

Page 98: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

88

Page 99: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

89

Page 100: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

90

Page 101: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

91

Page 102: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

92

Page 103: TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47272... · 2019-10-04 · fajar muhammad juanda, nim: 11140480000076, tanggung

93