fajar junaidi

24
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani, meskipun hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik. Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan lain, kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis seperti : (a) lebih tahan kekeringan, (b) serangna hama penyakit lebih sedikit, (c) dapat dipanen pada umur 55-60 hari, (d) dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayakannya mudah. Dengan demikian, kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan. Untuk mempercepat perkembangan, ketersediaan benih yang memadai dan varietas unggul yang sudah dilepas merupakan kunci keberhasilan. Untuk itu pengetahuan mengenai teknik produksi benih akan sangat membantu dalam mengahsilkan benih kacang hijau bermutu tinggi (Sunantara, 2000).

Upload: faisal-ansiska

Post on 04-Aug-2015

57 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: fajar junaidi

1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani, meskipun

hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik.

Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan lain, kacang hijau memiliki

kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis seperti : (a) lebih tahan

kekeringan,

(b) serangna hama penyakit lebih sedikit, (c) dapat dipanen pada umur 55-60 hari,

(d) dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayakannya

mudah. Dengan demikian, kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi untuk

dikembangkan. Untuk mempercepat perkembangan, ketersediaan benih yang

memadai dan varietas unggul yang sudah dilepas merupakan kunci keberhasilan.

Untuk itu pengetahuan mengenai teknik produksi benih akan sangat membantu

dalam mengahsilkan benih kacang hijau bermutu tinggi (Sunantara, 2000).

Kacang hijau berasal dari Famili Leguminoseae alias polong-polongan.

Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber mineral

penting, antara lain; kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan tubuh. Sedangkan

kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh, sehingga aman

dikonsumsi oleh orang yang berdiet atau berkolesterol tinggi. Kacang hijau

mengandung protein tinggi, sebanyak 24%. Dalam menu masyarakat sehari-hari,

kacang-kacangan adalah alternatif sumber protein nabati terbaik. Secara tradisi,

Page 2: fajar junaidi

2

ibu-ibu hamil sering dianjurkan mengkonsumsi kacang hijau agar bayi yang

dilahirkan mempunyai rambut lebat. Pertumbuhan sel-sel tubuh termasuk sel

rambut untuk mempunyai bayi berambut tebal akan terwujud. Kandungan kalsium

dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau

baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak tingg. Kadar lemak yang

rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan/minuman yang terbuat

dari kacang hijau tidak mudah tengik. Lemak kacang hijau tersusun atas 73%

asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan

memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi

penting untuk mrnjaga kesehatan jantung (Anonimous , 2008).

Peran strategis lain dari kacang hijau komplementer dengan beras dapat diperkaya

oleh kacang hijau, sebab protein beras yang miskin lisin akan diperkaya oleh

kacang hijau yang kaya lisin. Implikasi dari sosialisasi konsumsi kacang hijau

hingga mencapai 2,5 kg/tahun/kapita bila untuk 225 juta penduduk memerlukan

tambahan produksi kacang hijau sekitar 200.000-215.000 ton. Tambahan produksi

tersebut memerlukan tambahan areal tanam, yang berarti akan menampung tenaga

kerja yang diperlukan untuk pengembangan lahan kering (Deptan, 2008). Dewasa

ini pemberian pupuk mikro sudah mulai banyak dilakukan.

Hal ini ditandai dengan seringnya orang memakai pupuk daun (pupuk mikro

umumnya berupa pupuk daun,yaitu pupuk yang diberikan dengan cara

disemprotkan ke daun tanaman) (Prihmantoro, 2001).

Page 3: fajar junaidi

3

Unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil sekali oleh

tanaman maupu hewan. Unsur mikro biasanya berfungsi sebagai katalisator pada

berbagai proses fisiologis . Dalam banyak hal unsur ini merupakan bagian dari

berbagai macam bahan organik, yang dalam konsentrasi sangat kecil sangat aktif,

seperti enzim, vitamin, dan hormon (Rinsema, 1993).

Page 4: fajar junaidi

4

I.2. Tujuan

Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau

(Phaseolus radiatus L.) terhadap dosis dan aplikasi pupuk cair lengkap.

1.3. Hipotesis

Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kacang hijau terhadap dosis dan

pupuk yang diberikan.

Page 5: fajar junaidi

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sistematika dan Botani Tanaman Kacang Hijau

Botani Tanaman

Menurut Somaatmadja (1993), kacang hijau dapat diklasifikasikan sebagai

berikut, yaitu :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Polypetales

Family : Leguminosae

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus radiatus L.

Tanaman kacang hijau termasuk famili Leguminosae yang banyak varietasnya.

Susunan morfologi kacang hijau terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan biji.

Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil

(nodula) akar. Makin banyak nodula akar, makin tinggi kandungan nitrogen (N)

sehingga menyuburkan tanah (Rukmana, 1997).

Page 6: fajar junaidi

6

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan cabang menyamping pada batang

utama, berbentuk bulat dan berbulu warna batang dan cabangya ada yang hijau

dan ada yang ungu (Adrianto dan Indarto, 2004). Batang tanaman kacang hijau

berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, bewarna

hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai

daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadap-hadapan

dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak

dengan ketinggian mencapai 30 cm-110 cm dan cabangya menyebar kesegala arah

(Rukmana, 1997).Daunya terdiri dari tiga helaian trifolia dan letaknya berseling-

seling.

Tangkai daunya lebih panjang dari daunya dengan warna hijau muda sampai hijau

tua(Andrianto dan Indarto, 2004).

Kacang hijau merupakan tanaman berumur pendek biasanya berbunga antara 30 –

70 hari. Bunganya besar berdiameter 1-2 cm, kehijau-hijauan sampai kuning

cerah, steril sendiri, terletak pada tandan ketiak yang tersusun atas 5- 25 kuntum

bunga panjang tandan bunga 2-20 cm (Somaatmadja, 1993).

Bunga-bunga yang berwarna kuning keluar secara berkelompok sebanyak 4

sampai 8 kuntum. Tiap-tiap tangkai bunga yang panjang dan tegak. Seprti

tanaman polong-polongan lain bunga kacang hijau berbentuk kupu-kupu dan

menyerbuk sendiri. Terdapat hingga 16 kuntum bunga pada satu tangkai bunga

(Idris et al, 1982).

Page 7: fajar junaidi

7

Polongnya menyebar dan menggantung berbentuk silinder panjangya mencapai 15

cm, sering kali lurus, berbulu atau tanpa bulu berwarna hitam atau coklat soga

(tawny brown) berisi sampai 20 butir biji yang bundar sampai lonjong. Polong

menjadi tua sampai 60-120 hari setelah tanam. Perontokan bunga banyak terjadi

dan mencapai angka 90% (Somaatmadja, 1993).

Polong biasanya matang pada waktu 19-22 hari setelah berbunga. Biasanya

polong akan berubah warna menjadi hitam dan daun akan menjadi kuning.

Apabila 50% polong telah matang biasanya akan terjadi pengeluaran bunga sekali

lagi, oleh karena itu, pemanenan kacang hijau perlu dikalukan beberapa kali

dengan jarak waktu panen dari 20-25 hari (Idris et al, 1982).

Biji bewarna hijau atau kuning ,seringkali coklat atau kehitam-hitaman, memiliki

kilap (lustre) yang kusam atau berkilat (diasosiasikan dengan sisa-sisa dinding

polong) hilumnya pipih dan putih. Perkecambahanya epigeal (Somaatmadja,

1993).

II.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau

Berdasarkan indikator di daerah sentrum produsen tersebut keadaan iklim yang

ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 250 C-270 C

dengan kelembaban udara 50%-80%, curah hujan antara 50mm-200mm per bulan,

dan cukup mendapat sinar matahari. Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi

produksi kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau)

yang rata-rata curah hujanya rendah. Didaerah yang bercura hujan tingggi,

Page 8: fajar junaidi

8

penanaman kacang hijau mengalami banyak hambatan misalnya , mudah rebah

dan mudah terserang hama penyakit. Produksi kacang hijau musim hujan biasanya

lebih rendah dari pada produksi pasa musim kemarau (Rukmana, 1997).

Pada banyak jenis tanaman, khususnya pada banyak jenis tanaman semusim, suhu

memainkan perananyang sangat penting dalam proses pembentukan dan

perkembangan bunga (Barden et al, 1987).

Hal yang paling penting dalam pemilihan lokasi untuk kebun kacang hijau adalah

tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), aerase dan

drainasenya baik, serta mempunyai kisaran pH 5,8-6,5 untuk pH yang ber pH

lebih rendah dari pada 5,8 perlu dilakukan pengapuran (liming). Fungsi

pengapuran adalah unuk meningkatkan mineralisasi nitrogen organik dalam sisa-

sisa tanaman, membebaskan nitrogen sebagai ion ammonium dan nitrat agar

tersedia bagi tanaman, membantu memperbaiki kegemburan serta meningkatkan

pH tanah mendekati netral (Rukmana, 1997).

Kacang hijau adalah tanaman hari pendek. Awal pembungaanya akan dihambat

jika fotoperiode meningkat. Kacang hijau dalah tanaman musim hangat dan

tumbuh dibawah suhu rata-rata yang berkisar antara 200C dan 400C, dengan suhu

optimumnya 280C-300C. Karenanya kacang hijau dapat ditanam musim panas

dan musim gugur serta pada ketinggian di bawah 2.000 m dpl di daerah tropik.

Tanaman ini rentan terhadap genangan dan tahan terhadap kekeringan dengan

cara mempersingkat priode antara pembungaan dan pematangan. Kebutuhan

airnya 200-300 mm untuk masa pertumbuhanya.Toleransinya terhadap keracunan

Page 9: fajar junaidi

9

aluminium sangat seidkit dijumpai. Kacang hijau akan segera berbintil akar jika

diinokulsi oleh galur rhizobium (Somaatmadja, 1993).

Unsur hara makro tersedia dalam jumlah optimal pada kisaran pH 6,5-7,5 atau

mendekati netral. Seperti unsur hara P tersedia dalam jumlah banyak pada kisaran

pH 6,5-8 dan 9-10 (Sutedjo, 1996).

II.3.Pupuk Cair

Keuntungan lain dari pupuk daun ialah di dalamnya terkandung unsur hara mikro.

Umumnya tanaman sering kekurangan unsur hara mikro. Umumnya tanaman

kekurangan unsur hara mikro bila hanya mengandalkan pupuk akar yang

mayoritas berisi hara makro. Dengan pemberian pupuk daun yang berisi hara

mikro maka kekurangan tersebut dapat teratasi. Tidak kalah pentingnya ialah

dengan pemakaian pupuk daun maka tanah akan terhindar dari kelelahan atau

rusak(Lingga,2005).

Pupuk organik cair memiliki banyak kegunaan bagi tanaman diantaranya; dapat

mempercepat pertumbuhan generatif tanaman serta mengurangi kerontokan bunga

dan buah berkat kandungan hormon auksin, giberelin dan sitokinin. Selain itu,

pupuk cair meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman antara 15% s/d

100%, kualitas rasa, warna, aroma dan daya penyimpanan sekaligus

memperpanjang masa produktif tanaman yang tidak habis satu kali panen (Padhu,

2009).

Page 10: fajar junaidi

10

Beberapa jenis pupuk cair dapat langsung disemprotkan ke daun tanpa

penambahan air, tetapi jenis lain harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu

dengan dosis tertentu. Dalam pengenceran pupuk cair ini dapat pula ditambahkan

bahan perekat, hormon, insektisida atau bahan pembantu lain (Marsono dan

Paulus,2001).

Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari

karena bertepatan dengan saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan

pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca

termasuk kunci sukses dalam penyempotan pupuk daun. Dua jam setelah

penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas

penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprot pupuk daun pada saat suhu

udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat

meningkat sehingga daun dapat terbakar (Novizan 2005).

Page 11: fajar junaidi

11

III. PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Musi Rawas pada ketinggian tempat 110 m di atas permukaan laut.

Penelitian ini dilaksanakan pada.

III.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada percobaan adalah: 1). benih kacang hijau (Phaseolus

radiatus L, 2). Pupuk Santamicro, 3). Air, 4). Terpal, 5). Bambu.

Sedangkan alat-alat yang digunakan pada percobaan adalah: 1). Papan Merek

Penelitian, 2). cangkul , 3). gembor, 4). meteran, 5). timbangan, 6). alat tulis, 7).

Sabit, 8). Kalkulator.

III.3. Metodologi Penelitian

Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK)

faktorial, yaitu :

1. 1. Perlakuan Pupuk Cair sebagai petak utama (P)

P1 = 1 cc / Liter air

P2 = 2 cc / Liter air

P3 = 3 cc / Liter air

Page 12: fajar junaidi

12

2. Perlakuan Waktu Pemberian sebagai anak petak (W)

W1 = 1 kali 1 minggu

W2 = 1 kali 2 minggu

Kombinasi Perlakuan diatas dapat dilihat pada tabel .1 berikut

Tabel. 1. Kombinasi Perlakuan Pupuk Organik dan Waktu Pemberian.

Pupuk Cair

(P)

Waktu Pemberian (W)

W1 W2 W3

P1 P1W1 P1W2 P1W3

P2 P2W1 P2W2 P2W2

P3 P3W1 P3W2 P3W3

Dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan

model linier sebagai berikut:

Y = µ + (K + α + β + Єa) + β + αβ + Єb

Dimana :

Yijk = hasil pengamatan untuk unit percobaan ke-I dengan perlakuan media

tanam taraf ke-j dan biji pada taraf ke-k

µ = nilai tengah

τi = respon blok ke-i

αj = respon pemberian media tanam pada taraf ke-j

βk = respon perlakuan biji pada taraf ke-k

εijk = respon interaksi media tanam pada taraf ke-j dengan perlakuan biji pada

taraf ke-k

Page 13: fajar junaidi

13

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Persiapan Lahan

Lahan percobaan dibersihkan dari gulma dengan cara mengikis dan mencangkul

tanah. Setelah gulma dibersihkan, dicangkul lahan percobaan 20 cm kemudian

tanah dibiarkan selama satu minggu. Selanjutnyasedalam tanah dihaluskan dan

diratakan, kemudian dilakukan pembuatan parit pada sekeliling lahan percobaan

agar lahan percobaan terhindar dari air yang tergenang.

3.4.2. Penanaman

Proses penanaman diawali dengan membuat lubang tanam dengan bantuan tugal

dengan jarak 30 cm x 25 cm dengan kedalaman secukupnya. Diisi setiap lubang

tanam dengan kompos. Dimasukkan benih tanaman kacang hijau pada setiap

lubang tanam yang kemudian ditutupi lagi dengan kompos diatasnya. Setelah

selesai, lahan percobaan disiram dengan air.

1.4.3. Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan setiap hari selama satu bulan pertama dan selanjutnya

dikurangi sesuai dengan keadaan cuaca bila hujan turun maka tidak perlu

penyiraman.

Page 14: fajar junaidi

14

1.4.4. Penyiangan

Penyiangan dilakukan seminggu sekali dengan menggunakan tangan saat gulma

mulai tumbuh di media tanam.

1.5. Akhir Penelitian

Penelitian berakhir setelah semua perlakuan pupuk cair dilakukan dan semua bibit

kacang hujau hingga menghasilkan.

1.6. Peubah Pengamatan

1.6.1. Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur mulai dari pangkal

batang sampai titik tumbuh tertinggi dengan menggunakan meteran. Tinggi

tanaman diukur setiap minggu setelah perkecambahan pada 2 – 4 MST.

3.6.2. Umur Berbunga (hari)

Umur berbunga dihitung dengan mengamati waktu munculnya bunga dimulai dari

umur tanam tanaman sampel tersebut.

Page 15: fajar junaidi

15

3.6.3. Bobot Biji per Sampel (g)

Penghitungan bobot biji per sampel dilakukan setelah panen, dimana kelima hasil

dari tanaman sampel ditimbang seluruhnya, kemudian dibagi lima, sesuai dengan

jumlah tanaman sampel.

Page 16: fajar junaidi

16

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2008. Kacang Hijau. Dikutip dari http://www.warintek.com. Diakses 28 Oktober 2009.

Andrianto, T.T. dan Indarto N. 2004. Budidaya dan Analisis Tani Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Absolut. Yogjakarta. Hal : 93

Barden, J.A., R.G. Halfcare and D.J. Parish. 1987. Plant Science. Mc-Graw Hill Book Company, Ltd. USA. Hal : 172.

Deptan. 2008. Mengenal Plasma Nutfah Tanaman pangan. Balai Penelitian dan Pengembangan Penelitian, Deptan. Available at: http://ditjentan.deptan.go.id Powered by Joomla! Generated: Tanggal 22 September 2008

Idris, M., Mohammad, dan Normah, 1982. Tanaman Bijian. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia, Kuala Lumpur. Hal : 111-113

Lingga, P. dan Marsono, 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta

Marsono dan Paulus S. 2001. Pupuk Akar. Penebar Swadaya, Jakarta

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta

Phadu. 2009. Pupuk Organik Cair Lengkap. Diakses dari situs http://dc-012pandhusuburpersada.blogspot.com/2009/08/pupukorganikcair-lengkap-super-power.html. Diakses pada tanggal 01 Des 2009. 4 Halaman

Prihmantoro, H. 2001. Memupuk Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta

Effendi. 1991. Budidaya Tanaman Karet. Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan. Proyek Pengembangan Karet Rakyat.

Sianturi, H. S. D., 2001. Budidaya Tanaman Karet. Universitas Sumaera Utara Press, Meda.

Setyamidjaja, D. 2000. Karet, Budidaya dan Pengolahan. Jakarta: CVYasaguna.

Page 17: fajar junaidi

17

DENAH PENELITIAN

Blok I Blok II Blok III