tanda dan gejala pneumonia

8
TANDA DAN GEJALA Pasien pneumonia yang menular biasanya menderita batuk produktif, demam yang disertaimenggigil bergetar, sulit bernapas, nyeri dada yang tajam atau menghunjam selama menarik napas dalam-dalam, dan peningkatan laju respirasi. [9] Pada manula, adanya kebingungan menjadi tanda yang paling utama. [9] Tanda-tanda dan gejala khusus pada anak-anak balita yaitu demam, batuk, dan napas yang cepat atau sulit. [10] Demam tidak sangat spesifik, karena ini gejala yang umum timbul pada berbagai penyakit, dan mungkin tidak tampak pada penderita penyakit parah atau malnutrisi. Selain itu, gejala batuk sering tidak muncul pada anak-anak berusia kurang dari 2 bulan. [10] Tanda-tanda dan gejala yang lebih parah meliputi: kulit biru, rasa haus berkurang, konvulsi, muntah-muntah yang menetap, suhu ekstrim, atau penurunan tingkat kesadaran. [10] [11] Kasus pneumonia bakterial dan viral biasanya muncul dengan gejala yang serupa. [12] Beberapa penyebabnya dikaitkan dengan karakteristik klinis yang klasik tetapi tidak spesifik. Pneumonia yang disebabkan oleh Legionella dapat muncul disertai nyeri perut, diare, atau kebingungan, [13] sedangkan

Upload: nur-ilmi

Post on 03-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilmieemeekne

TRANSCRIPT

Page 1: Tanda Dan Gejala Pneumonia

TANDA DAN GEJALA

Pasien pneumonia yang menular biasanya menderita batuk

produktif, demam yang disertaimenggigil bergetar, sulit

bernapas, nyeri dada yang tajam atau menghunjam selama menarik

napas dalam-dalam, dan peningkatan laju respirasi.[9] Pada manula,

adanya kebingungan menjadi tanda yang paling utama.[9] Tanda-

tanda dan gejala khusus pada anak-anak balita yaitu demam,

batuk, dan napas yang cepat atau sulit.[10]

Demam tidak sangat spesifik, karena ini gejala yang umum timbul

pada berbagai penyakit, dan mungkin tidak tampak pada penderita

penyakit parah atau malnutrisi. Selain itu, gejala batuk sering tidak

muncul pada anak-anak berusia kurang dari 2 bulan.[10] Tanda-

tanda dan gejala yang lebih parah meliputi: kulit biru, rasa haus

berkurang, konvulsi, muntah-muntah yang menetap, suhu ekstrim,

atau penurunan tingkat kesadaran.[10][11]

Kasus pneumonia bakterial dan viral biasanya muncul dengan

gejala yang serupa.[12]Beberapa penyebabnya dikaitkan dengan

karakteristik klinis yang klasik tetapi tidak spesifik. Pneumonia yang

disebabkan oleh Legionella dapat muncul disertai nyeri perut, diare,

atau kebingungan,[13] sedangkan pneumonia yang disebabkan

olehStreptococcus pneumoniae dikaitkan dengan sputum berwarna

karat,[14] dan pneumonia yang disebabkan olehKlebsielladapat

disertai sputum berdarah yang sering digambarkan sebagai "currant

jelly" (lendir merah).[8] Sputum berdarah (dikenal sebagaihemoptisis)

juga dapat muncul pada tuberkulosis, pneumonia gram-negatif, dan

Page 2: Tanda Dan Gejala Pneumonia

abses paru serta umum dijumpai pada bronkitis akut.[11] Pneumonia mikoplasma dapat timbul bersama pembengkakan

nodus limfa di leher, nyeri sendi, atau infeksi telinga tengah.[11] Pneumonia viral lebih umum muncul disertai mengi dibandingkan

dengan pneumonia bakterial.[12]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Bakteri Streptococcus pneumoniae, penyebab umum pneumonia, gambar diambil menggunakan mikroskop elektron

Pneumonia terutama disebabkan oleh infeksi

dari bakteri atau virus dan jarang dijumpai disebabkan

oleh fungi dan parasit. Walaupun terdapat lebih dari 100 galur agen

infeksi yang telah diidentifikasi, namun hanya beberapa yang

bertanggungjawab atas mayoritas kasus yang ada. Infeksi bersama

dengan virus beserta bakteri dapat muncul hingga sebanyak 45%

infeksi pada anak-anak dan 15% infeksi pada orang dewasa.[6] Agen penyebabnya tidak dapat diisolasi pada sekitar setengah

kasus yang ada walaupun pengujian yang cermat telah dilakukan.[15]

Istilah pneumonia terkadang digunakan secara lebih luas terhadap

berbagai kondisi yang menyebabkan inflamasi paru-paru (misalnya

yang disebabkan oleh penyakit autoimun, luka bakar kimia atau

reaksi obat); namun demikian, inflamasi ini lebih tepat disebut

Page 3: Tanda Dan Gejala Pneumonia

sebagaipneumonitis.[16][17] Menurut sejarahnya agen penginfeksi

dibagi menjadi "khas" dan "tidak khas" didasarkan pada aspek yang

diduga, tetapi bukti-bukti yang ada tidak mendukung pembedaan

ini, sehingga kini tidak lagi ditekankan.[18]

Faktor risiko dan kondisi yang memengaruhi pneumonia mencakup:

merokok, imunodefisiensi, alkoholisme, penyakit obstruktif paru

kronis, penyakit ginjal kronis, dan penyakit hati.[11] Penggunaan

obat-obatan yang bersifat menekan asam seperti penghambat

pompa proton atau penyekat H2- dikaitkan dengan peningkatan

risiko[19] pneumonia. Usia lanjut juga berpengaruh pada pneumonia.[11]

Bakteri[sunting | sunting sumber]

Bakteri adalah penyebab paling umum dari pneumonia dapatan

masyarakat (CAP), dengan Streptococcus pneumoniae berhasil

diisolasi dalam hampir 50% kasus yang ada.[20][21] Bakteri lain yang

umum diisolasi mencakup termasuk: Haemophilus influenzae dalam

20% kasus, Chlamydophila pneumoniae dalam 13% kasus,

dan Mycoplasma pneumoniae dalam 3% kasus;[20] Staphylococcus

aureus; Moraxella catarrhalis; Legionella pneumophila dan Basilus

gram-negatif.[15] Sejumlah versi kekebalan obat dari infeksi di atas

makin umum dijumpai, termasuk Streptococcus pneumoniae kebal

obat (DRSP) dan Staphylococcus aureus yang kebal terhadap

metisilin(MRSA).[11]

Penyebaran organisme mudah terjadi jika faktor risikonya ada.[15] Alkoholisme diasosiasikan denganStreptococcus

Page 4: Tanda Dan Gejala Pneumonia

pneumoniae, organisme anaerobik, dan Mycobacterium

tuberculosis; merokok mempermudah pengaruh dariStreptococcus

pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis,

dan Legionella pneumophila. Pajanan terhadap burung

diasosiasikan dengan Chlamydia psittaci; terhadap hewan ternak

dengan Coxiella burnetti; aspirasi isi perut dengan organisme

anaerobik; dan fibrosis kistik denganPseudomonas

aeruginosa dan Staphylococcus aureus.[15]Streptococcus

pneumoniae lebih sering dijumpai di musim dingin,[15] dan patut

diduga pada orang yang menghirup sejumlah besar organisme

anaerobik.[11]

Virus[sunting | sunting sumber]

Virus bertanggungjawab atas sekitar sepertiga kasus pneumonia

pada orang dewasa[6] dan sekitar 15% kasus pada anak-anak.[22] Agen yang biasanya terkait

mencakup:rhinovirus, coronavirus, virus influenza,virus sinsitium

pernapasan (RSV), adenovirus, dan parainfluenza.[6][23] Virus herpes

simpleks jarang menyebabkan pneumonia, kecuali dalam kelompok

seperti: bayi baru lahir, penderita kanker, penerima transplantasi,

dan penderita luka bakar yang cukup parah.[24] Orang yang

menjalani transplantasi organatau yang mempunyai respon imun

lemah menunjukkan tingkat pneumonia cytomegalovirus yang

tinggi.[22][24] Para penderita infeksi virus dapat terinfeksi secara

sekunder dengan bakteri Streptococcus

pneumoniae, Staphylococcus aureus, atau Haemophilus influenzae,

khususnya ketika disertai masalah kesehatan lain.[11][22] Virus yang

Page 5: Tanda Dan Gejala Pneumonia

berbeda mendominasi masa yang berbeda dalam setahun, sebagai

contoh selama musim influenza maka virus influenza

bertanggungjawab atas lebih dari separuh kasus virus yang terjadi.[22] Wabah virus lainnya juga sesekali muncul,

termasuk hantavirus dan coronavirus.[22]

Fungi[sunting | sunting sumber]

Pneumonia jamur jarang dijumpai, namun lebih sering muncul pada

individu yang menderita sistem kekebalan lemah akibatAIDS, obat

penekan kekebalan, atau masalah medis lainnya.[15][25] Jenis ini

paling sering disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,

blastomyces, Cryptococcus neoformans, Pneumocystis jiroveci,

dan Coccidioides immitis.Histoplasmosis paling umum terjadi

di lembah Sungai Mississippi, dan coccidioidomycosis paling umum

dijumpai di Barat Daya Amerika.[15] Jumlah kasus telah meningkat di

paruh kedua abad ke-20 akibat makin seringnya orang melakukan

perjalanan dan meningkatnya supresi kekebalan tubuh dalam

populasi.[25]

Parasit[sunting | sunting sumber]

Beragam parasit dapat memengaruhi paru-paru,

termasuk: Toxoplasma gondii, Strongyloides stercoralis,Ascaris

lumbricoides, dan Plasmodium malariae.[26] Berbagai organisme ini

biasanya memasuki tubuh melalui kontak langsung dengan kulit,

pencernaan, atau melalui vektor serangga.[26] Kecuali

untuk Paragonimus westermani, kebanyakan parasit tidak secara

khusus menginfeksi paru-paru tetapi melibatkan paru-paru sebagai

tempat sekunder terhadap tempat lainnya.[26] Sebagian parasit,

Page 6: Tanda Dan Gejala Pneumonia

khususnya yang termasuk genera Ascaris danStrongyloides,

merangsang timbulnya reaksi eosinofilik kuat, yang dapat

mengakibatkan pneumonia eosinofilik.[26] Dalam infeksi lainnya,

seperti malaria, keterlibatan paru terutama akibat inflamasi sistemik

yang diinduksi oleh sitokin.[26] Di negara berkembang infeksi

semacam ini paling sering dijumpai pada orang-orang yang kembali

dari bepergian atau pada para imigran.[26] Secara global, infeksi-

infeksi paling sering terjadi pada pada penderita defisiensi

kekebalan tubuh.[27]

Idiopatik[sunting | sunting sumber]

Pneumonia interstisial idiopatik atau pneumonia yang tidak

menular[28] merupakan kelas penyakit paru difus. Kelas ini

mencakup: kerusakan alveolar difus, organizing

pneumonia, pneumonia interstisial non-spesifik, pneumonia

interstisial limfositik, pneumonia interstisial desquamative, penyakit

paru interstisial bronkiolitis pernapasan, danpneumonia interstisial

biasa.[29]

PATOFISIOLOGI

Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :

1.      Tahap prepatogenesis

Penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa

2.      Tahap inkubasi

Virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila

keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.

3.      Tahap dini penyakit

Page 7: Tanda Dan Gejala Pneumonia

Dimulai dari munculnya gejala penyakit, timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut

penyakit, dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh dengan

atelektasis, menjadi kronis dan meninggal akibat pneumonia.