tanda dan gejala demensia

4
Tanda dan Gejala Demensia 1. Gangguan Daya Ingat Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri awal dan menonjol pada demensia, khususnya pada demensia yang mengenai korteks, seperti dementia tipe Alzheimer. Pada awal perjalanan demensia, gangguan daya ingat adalah ringan dan biasanya paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi (recent memory- hipokampus), seperti melupakan nomor telpon, percakapan, dan peristiwa hari tersebut, tetapi kemudian secara bertahap daya ingat recall juga menurun (temporomedial dan regio diensephalik juga terlibat). Saat perjalanan demensia berkembang, gangguan emosional menjadi parah, dan hanya informasi yang dipelajari paling baik (sebagai contohnya, tempat kelahiran) dipertahankan. 2. Orientasi Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang, tempat dan waktu, orientasi dapat terganggu secara progresif selama perjalanan penyakit demensia. Sebagai contohnya, pasien dengan demensia mungkin lupa bagaimana kembali ke ruangannya setelah pergi ke kamar mandi. Pasien mungkin tidka dapat tidur nyenyak, berkeluyuran di malam hari dan tersesat. Tetapi, tidak masalah bagaimana beratnya disorientasi, pasien tidak menunjukkan gangguan pada tingkat kesadaran. 3. Gangguan Bahasa Proses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe Alzheimer dan demensia vaskular, dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa pasien. DSM-IV memasukkan afasia sebagai salah satu kriteria diagnostik. Kesulitan berbahasa mungkin ditandai oleh cara berkata yang samar-samar, stereotipik, tidak tepat, atau berputar-putar. Pasien mungkin

Upload: 18sophie

Post on 02-Feb-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Tanda Dan Gejala Demensia

Tanda dan Gejala Demensia

1. Gangguan Daya Ingat

Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri awal dan menonjol pada demensia, khususnya pada demensia yang mengenai korteks, seperti dementia tipe Alzheimer. Pada awal perjalanan demensia, gangguan daya ingat adalah ringan dan biasanya paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi (recent memory-hipokampus), seperti melupakan nomor telpon, percakapan, dan peristiwa hari tersebut, tetapi kemudian secara bertahap daya ingat recall juga menurun (temporomedial dan regio diensephalik juga terlibat). Saat perjalanan demensia berkembang, gangguan emosional menjadi parah, dan hanya informasi yang dipelajari paling baik (sebagai contohnya, tempat kelahiran) dipertahankan.

2. Orientasi

Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang, tempat dan waktu, orientasi dapat terganggu secara progresif selama perjalanan penyakit demensia. Sebagai contohnya, pasien dengan demensia mungkin lupa bagaimana kembali ke ruangannya setelah pergi ke kamar mandi. Pasien mungkin tidka dapat tidur nyenyak, berkeluyuran di malam hari dan tersesat. Tetapi, tidak masalah bagaimana beratnya disorientasi, pasien tidak menunjukkan gangguan pada tingkat kesadaran.

3. Gangguan Bahasa

Proses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe Alzheimer dan demensia vaskular, dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa pasien. DSM-IV memasukkan afasia sebagai salah satu kriteria diagnostik. Kesulitan berbahasa mungkin ditandai oleh cara berkata yang samar-samar, stereotipik, tidak tepat, atau berputar-putar. Pasien mungkin juga memiliki kesulitan dalam menyebutkan nama suatu benda.

4. Perubahan Kepribadian

Perubahan kepribadian pasien demensia merupakan gambaran yang paling mengganggu bagi keluarga pasien yang terkena. Pasien dengan demensia juga mungkin menjadi introvert dan tampaknya kurang memperhatikan tentang efek perilaku mereka terhadap orang lain. Pasien demensia yang mempunyai waham paranoid biasanya bersikap bermusuhan terhadap anggota keluarga dan pengasuhnya. Pasien dengan gangguan frontal dan temporal kemungkinan mengalami perubahan kepribadian yang jelas dan mungkin mudah marah dan meleda-ledak.

5. Hendaya Intelektual

Pasien menjadi kurang tajam pemikirannya dibandingkan biasanya. Apakah pasien memiliki masalah dalam mengerjaka sesuatu yang

Page 2: Tanda Dan Gejala Demensia

biasanya dikerjakannya dengan mudah? Pengetahuan umum (menyebut lima nama presiden terakhir, 6 kota besar di Indonesia), kalkulasi (perkalian, mengurangi 100 dengan tujuh sebanyak lima kali, persamaan.

6. Psikosis

Diperkirakan 20 – 30 % pasien demensia, terutama pasien dengan demensia tipe Alzheimer, memiliki halusinasi, dan 30-40% pasien memiliki waham, terutama sifat paranoid ata persekutorik dan tidak sistematik, walaupun waham yang kompleks, menetap, tersistematik dengan baik juga dilaporkan pada pasien demensia. Agresi fisik dna bentuk kekerasan lainnya adalah sering pada pasien demensia yang juga mempunyai gejala psikotik.

7. Gangguan Lainnya

a) Gangguan PsikiatrikDisamping psikosis dan perubahan kepribadian, depresi dan kecemasan adalah gejala utama pada kira-kira 40-50% pasien demensia, walapun sindroma gangguan depresif yang sepenuhnya mungkin hanya ditemukan pada 10-20% pasien demensia. Pasien dengan demensia juga menunjukkan tertawa atau menangis yang patologis yaitu emosi yang ekstrim tanpa provokasi yang terlihat.

b) Gangguan NeurologisDisamping afasia pada pasien demensia, apraksia dan agnosia adalah sering, dan keberadaannya dimasukkan sebagai kriteria diagnostik potensial dalam DSM-IV. Tanda neurologis lain yang dapat berhubungan dengan demensia adalah kejang, yang terlihat pada kira- kira 10 persen pasien dengan demensia tipe Alzheimer dan 20 persen pasien dengan demensia vaskular, dan presentasi neurologis yang atipikal, seperti sindroma lobus parietalis nondominan. Refleks primitif-seperti refleks menggenggam, moncong, mengisap, kaki-tonik, dan palmomental-mungkin ditemukan pada pemeriksaan neurologis, danjer ks mioklonik ditemukan pada lima sampai sepuluh persen pasien. Pasien dengan demensia vaskular mungkin mempunyai gejala neurologis tambahan-seperti nyeri kepala, pusing, pingsan, kelemahan, tanda neurologis fokal, dan gangguan tidur mungkin menunjukkan lokasi penyakit serebrovaskular. Palsi serebrobulbar, disartria, dan disfagia juga lebih sering pada demensia vaskular dibandingkan demensia lain.

c) Reaksi katastropik.Pasien demensia juga menunjukkan penurunan kemampuan untuk menerapkan apa yang disebut oleh Kurt Goldstein sebagai perilaku abstrak. Pasien mempunyai kesulitan dalam generalisasi dari suatu contoh tunggal, dalam membentuk konsep, dan dalam mengambil perbedaan dan persamaan di antara konsep-konsep. Selanjutnya, kemampuan untuk memecahkan masalah, untuk memberikan alasan secara logis, dan untuk membuat pertimbangan yang sehat adalah terganggu. Goldstein juga menggambarkan suatu reaksi katastropik,

Page 3: Tanda Dan Gejala Demensia

yang ditandai oleh agitasi sekunder karena kesadaran subjektif tentang defisit intelektualnya di bawah keadaan yang menegangkan. Pasien biasanya berusaha untuk mengkompensasi defek tersebut dengan menggunakan strategi untuk menghindari terlihatnya kegagalan dalam daya intelektual, seperti mengubah subjek, membuat lelucon, atau mengalihkan pewawancara dengan cara lain. Tidak adanya pertimbangan atau control impuls yang buruk sering ditemukan, khususnya pada demensia yang terutama mempengaruhi lobus frontalis. Contoh dari gangguan tersebut adalah bahasa yang kasar, humor yang tidak sesuai, pengabaian penampilan dan higiene pribadi, dan mengabaikan aturan konvensional tingkah laku sosial.

d) Sindroma Sundowner.Sindroma ini ditandai oleh mengantuk, konfusi, ataksia, dan terjatuh secara tidak disengaja. Keadaan ini terjadi pada pasien lanjut usia yang mengalami sedasi berat dan pada pasien demensia yang bereaksi secara menyimpang bahkan terhadap dosis kecil obat psikoaktif. Sindroma juga terjadi pada pasien demensia jika stimuli eksternal, seperti cahaya dan isyarat yang menyatakan interpersonal, adalah menghilang. Pemeriksaan neurologis dasar tidak menemukan sesuatu yang abnormal. Hasil dari semua pemeriksaan laboratorium adalah normal, termasuk B12, folat, T4 dan serologi; tetapi pemeriksaan tomografi komputer menunjukkan atrofi kortikal yang nyata.

Sumber:

Nasrun, MWS. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.Kaplan????