tanaman pendamping pengganti pestisida …9-16... · fisiologi tanaman dengan daun ... (rincian...
TRANSCRIPT
![Page 1: TANAMAN PENDAMPING PENGGANTI PESTISIDA …9-16... · Fisiologi tanaman dengan daun ... (rincian secara lengkap dapat ... yang bisa dijadikan alternatif penolak serangga sesuai dengan](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100515/5a797c157f8b9ade698c105d/html5/thumbnails/1.jpg)
P R O S I D I N G | 9
TANAMAN PENDAMPING PENGGANTI PESTISIDA SEBAGAI ALTERNATIF
PENINGKATAN EFISIENSI TEKNIS LETTUCE ROMAINE ORGANIK (Lactuca
sativa var. Longifolia)
Yessy Olivia Herlis
Departement of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang
email : [email protected]
PENDAHULUAN
Indonesia selalu butuh inovasi yang mendukung sektor pertanian. Salah satunya
adalah dengan menerapkan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan. Sesuai SNI
016729-2002 pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang
meningkatkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan
aktivitas biologi tanah. PT. Herbal Estate adalah satu-satunya pihak yang disertifikasi sebagai
pertanian organik di kota Batu (LeSOS, 2010). Salah satu jenis sayuran organik yang
diproduksi PT. Herbal Estate adalah Lettuce Romaine. Fisiologi tanaman dengan daun
memanjang, kasar, dan bertekstur renyah, Lettuce Romaine banyak dicari konsumen untuk
diolah menjadi hidangan yang lezat (Rubatzky, 1998). Dalam memproduksi Lettuce Romaine,
PT. Herbal Estate menggunakan sistem companion planting (tanaman pendamping) sebagai
pengganti pestisida dalam pertanian konvensional. Damastuti (1998) mengemukakan bahwa
pemakaian pestisida mendatangkan masalah lingkungan yaitu meningkatnya resitensi hama
terhadap pestisida, terbunuhnya musuh alami hama, ledakan populasi hama sekunder dan
pencemaran lingkungan. Insektisida sebagai racun berspektrum luas juga membunuh musuh
alami.
Lettuce Lollo Rossa sebagai tanaman pendamping Lettuce Romaine organik
digunakan sebagai salah satu faktor produksi dengan tujuan produksi maksimum sehingga
bisa dikatakan efisiensi secara teknis. Tanaman pendamping adalah bagian dari manajemen
hama dan penyeimbang ekosistem lahan. Dengan menggunakan tanaman pendamping, petani
akan memperkecil bahaya hama tanpa kehilangan nilai ekonomisnya. Efisiensi teknis adalah
besaran yang menunjukkan perbandingan antara produksi sebenarnya dengan produksi
maksimum (Soekartawi, 2002). Menurut Sukiyono (2005) fungsi produksi frontier
menggambarkan produksi maksimum yang dapat dihasilkan untuk sejumlah masukan
produksi yang dikorbankan. Frontier merupakan estimasi batasan untuk mengukur sejauh
mana faktor-faktor teknis produksi dapat digunakan secara maksimal sehingga memperoleh
produksi maksimum.Pengukuran efisiensi dengan pendekatan fungsi produksi frontier akan
menghasilkan pengukuran efisiensi yang lebih baik. Hal ini disebabkan digunakannya dugaan
stokastik yang berkaitan dengan pengukuran kesalahan acak (random error). Dengan
demikian pendekatan tokastik ini peliputi pendugaan fungsi produksi frontier dimana keluaran
dari suatu usahatani merupakan fungsi dari faktor-faktor produksi, kesalahan acak, dan
inefisiensi.
Permasalahan penelitian ini berkaitan dengan adannya jarak antara produktivitas
Lettuce Romaine organik yang dicapai PT. Herbal Estate dengan produksi maksimum yang
berasal dari potensi hasil usahatani Lettuce. Maka dari itu, peningkatan produksi perlu
![Page 2: TANAMAN PENDAMPING PENGGANTI PESTISIDA …9-16... · Fisiologi tanaman dengan daun ... (rincian secara lengkap dapat ... yang bisa dijadikan alternatif penolak serangga sesuai dengan](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100515/5a797c157f8b9ade698c105d/html5/thumbnails/2.jpg)
P R O S I D I N G | 10
dilakukan dengan cara mengalokasikan faktor produksi dengan baik. Menurut Soekartawi
(2002) dalam melakukan usaha pertanian, seorang pengusaha atau petani akan selalu bepikir
bagaimana ia mengalokasikan sarana produksi (input) yang ia miliki seefisien mungkin untuk
dapat memperoleh produksi yang maksimal.
Berdasarkan pengamatan di lapang, PT. Herbal Estate menggunakan faktor produksi
berupa bibit, tanaman pendamping, pupuk kompos, pupuk kandang, luas lahan dan tenaga
kerja untuk memproduksi Lettuce Romaine organik. Peneltian ini bertujuan untuk : (1.)
Menganalisis apakah faktor tanaman pendamping berpengaruh terhadap produksi Lettuce
Romaine organik di PT. Herbal Estate. (2.) Menganalisis efisiensi penggunaan tanaman
pendamping terhadap produksi Lettuce Romaine organik di PT. Herbal Estate.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan
analisis fungsi produksi stochastic frontier. Statistika deskriptif memberikan metode-metode
yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan
informasi yang berguna (Walpole, 1995). Penyajian data pada analisis deskriptif berupa data
menggunakan tabel, diagram, grafik dan besaran-besaran lainnya. Analisis ini juga digunakan
dengan cara menggambarkan profil perusahaan yang berkaitan dengan sejarah perusahaan,
lokasi perusahaan, struktur organisasi, dan proses produksi yang dilakukan di perusahaan.
Sedangkan frontier merupakan estimasi batasan untuk mengukur sejauh mana faktor-
faktor teknis produksi dapat digunakan secara maksimal sehingga memperoleh produksi
maksimum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : (1.) faktor-faktor yang berpengaruh
nyata terhadap produksi Lettuce Romaine organik di PT. Herbal Estate adalah bibit, pupuk,
kompos, dna tenaga kerja. Sedangkan tanaman pendamping, pupuk kandang, dan luas tanah
tidak berpngaruh nyata terhadap produksi Lettuce Romaine organik di PT. Herbal Estate. (2.)
Efisiensi teknis produksi Lettuce Romaine organik di PT. Herbal Estate tergolong sedang
berkisar antara 0,775 sebanyak 8 intensitas bulan produksi. Dan 14 intensitas bulan produksi
berada pada efisiensi teknis tinggi > 0,890.
Analisis fungsi produksi frontier Lettuce Romaine organik dengan menggunakan
pendekatan MLE dijelaskan pada tabel berikut (rincian secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 3). Hasil analisis stokastik frontier dengan menggunakan pendekatan MLE dapat
menunjukkan nilai sigma-squared serta nilai likelihood yang lebih tinggi dibandingkan
pendekatan OLS yang bisa dilihat dalam Lampiran 3. pada output fungsi produksi frontier
produksi Lettuce Romaine organik di PT. Herbal Estate. Selain itu nilai gamma hanya bisa
ditunjukkan pada analisis stokastik frontier dengan menggunakan pendekatan MLE saja.
Maka dari itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan MLE.
Tabel 1. Hasil Analisis Stochastic Frontier pada produksi bulanan Lettuce Romaine organik
di PT. Herbal Estate Tahun 2008 – 2010 dengan pendekatan MLE
![Page 3: TANAMAN PENDAMPING PENGGANTI PESTISIDA …9-16... · Fisiologi tanaman dengan daun ... (rincian secara lengkap dapat ... yang bisa dijadikan alternatif penolak serangga sesuai dengan](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100515/5a797c157f8b9ade698c105d/html5/thumbnails/3.jpg)
P R O S I D I N G | 11
Variabel Simbol Koefisien Sd.Error T hitung
Intersep ß0 4,5482123 0,95563172 4,7593777**
Bibit ß1 1,518079 0,23164866 6,5533683**
tanaman pendamping ß2 0,13954158 0,12598798 1,1075785
pupuk kompos ß3 -0,61107325 0,24818414 -2,462177**
pupuk kandang ß4 -0,24771415 0,32971953 -0,75128745
luas lahan ß5 -0,71905286 0,46563046 -1,5442565
tenaga kerja ß6 0,92603713 0,19837776 4,6680491**
sigma-squared σ 0,037396009 0,007821175 4,7813799**
Gamma γ 0,99998299 0,000252458 3960,9848**
log likelihood 31,231682
T tabel 0,05 2,45
T tabel 0,10 2,03
** = berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%
*** = berbeda nyata pada taraf kepercayaan 90%
Sumber : Data Primer Diolah, 2010
Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa dalam taraf kepercayaan 95%, variabel
independent yang berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependent (produksi) adalah
bibit, pupuk kompos dan tenaga kerja. Sedangkan tanaman pendamping, pupuk kandang, dan
luas lahan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi. Uji hipotesis menggunakan uji
t hitung menerima hipotesis pertama dalam penelitian yang menyebutkan bahwa faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap produksi Lettuce Romaine organik di PT. Herbal Estate adalah
bibit, tanaman pendamping, pupuk kompos, pupuk kandang, luas lahan, dan tenaga kerja.
Kemudian penjelasan mengenai Tabel 4. diuraikan sebagai berikut :
1. Bibit
Berdasarkan perhitungan statistika nilai t hitung bibit sebesar 6,55 lebih besar dari t
tabel sebesar 2,45 menunjukkan bibit berpengaruh secara nyata terhadap produksi Lettuce
Romaine organik dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai koefisien bibit sebesar 1,518
menunjukkan tingkat elstisitas penggunaan faktor produksi artinya peningkatan penggunaan
bibit sebesar 1% akan menaikkan produksi Lettuce Romaine organik sebesar 1,518 % dengan
faktor lain dianggap tetap. Berdasarkan standard error test, nilai koefisiennya lebih besar dari
standard error berarti variabel ini sigifikan.
Bibit Lettuce Romaine organik yang digunakan dalam produksi di PT. Herbal Estate
adalah bibit F1 import yang memiliki sertifikat organik. Bibit unggul berperanan penting
dalam meningkatkan produksi yang dihasikan. Oleh karena itu bibit berpengaruh nyata
terhadap produksi Lettuce Romaine organik. Bibit import yang digunakan berasal dari Italia.
Bibit tersebut telah memiliki sertifikat organik. Dalam 1 gram bibit diperkirakan berisi 500
biji bibit.
![Page 4: TANAMAN PENDAMPING PENGGANTI PESTISIDA …9-16... · Fisiologi tanaman dengan daun ... (rincian secara lengkap dapat ... yang bisa dijadikan alternatif penolak serangga sesuai dengan](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100515/5a797c157f8b9ade698c105d/html5/thumbnails/4.jpg)
P R O S I D I N G | 12
Dalam upaya penggunaan faktor-faktor produksi yang efisien, pada penggunaan bibit
perlu dilakukan penambahan. Hal ini berdasarkan Rukmana (1994) yang mengemukakan
bahwa untuk lahan seluas 1 Ha (10.000 m2) diperlukan benih selada sebanyak 400-600 gram.
Sedangkan pada produksi Lettuce Romaine organik yang dilakukan di PT. Herbal estate
dengan luas lahan rata-rata 350 m2 atau 3,5% dari luas lahan di literatur, hanya menggunakan
bibit rata-rata 20 gram atau 3,3% dari penggunaan bibit di literatur. Jadi sebaiknya dilakukan
peningkatan jumlah bibit sebanyak 0,2% dari penggunaan bibit sebelumnya.
2. Tanaman pendamping
Setelah dianalisis menggunakan perhitungan statistika melalui pendekatan MLE,
diketahui bahwa tanaman pendamping tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi
Lettuce Romaine organik. Hal ini dikarenakan nilai t hitung tanaman pendamping sebesar
1,108 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,45 dengan taraf kepercayaan 95%.
Tidak berpengaruhnya tanaman pendamping diduga karena penggunaan tanaman pendamping
kurang tepat dalam pemilihan jenisnya sehingga tanaman pendamping tidak berpengaruh
secara nyata terhadap produksi Lettuce Romaine organik. Tanaman pendamping yang
digunakan dalam memproduksi Lettuce Romaine organik adalah sawi daging, Lettuce Lollo
Rossa, dan Lettuce Sweet Green, Lettuce Lollo Rossa, dan Lettuce Sweet Green adalah
tanaman sejenis dengan Lettuce Romaine yaitu sama-sama dari jenis Lettuce sehingga
kemungkinan besar malah menjadi pesaing dalam perolehan nutrisi dengan tanaman
utamanya yaitu Lettuce Romaine. Sedangkan tanaman sawi daging memiliki fisiologi yang
mirip dengan Lettuce Romaine sehingga diduga tidak menarik bagi hama penyerang. Menurut
Goden Harvest Organic (2010) Untuk tanaman Lettuce cocok disandingkan dengan tanaman
pendamping antara lain wortel, mentimun, radish, dan stoberi.
Menurut Goden Harvest Organic (2010) wortel cocok sebagai tanaman pendamping
dari Lettuce karena batang wortel memproduksi minyak yang melindungi akar dari hama.
Wortel dapat mencegah serangan Millepede (sejenis hewan kaki seribu) dan yellow jacket
(sejenis ulat) yang biasanya menyerang akar dengan cara memakan akar. Dan kelebihan
lainnya, meskipun tumbuh berdekatan dengan Lettuce, rasa dan aroma dari kedua tanaman
tersebut tetap tetap normal. Sebagai tanaman yang merambat, mentimun membantu Lettuce
untuk mengontrol siput (Davies, 2008). Mentimun dan radish digunakan sebagai tanaman
pendamping Lettuce karena apabila keduanya dipadukan, mentimun dan radish dapat menjadi
penolak hama yang baik. Radish dan timun bekerjasama mencegah predator kumbang (Goden
Harvest Organic, 2010). Dan stoberi membantu menongontrol serangan tawon terhadap
Lettuce (Davies, 2008).
Beberapa tanaman memiliki substansi natural dalam akar, bunga, daun, dan lain-lain
yang bisa dijadikan alternatif penolak serangga sesuai dengan kebutuhan dan biasa disebut
tanaman pendamping. Di beberapa situasi, tanaman pendamping dapat membantu
meningkatkan pertumbuhan dan aroma tanaman utamanya. Tanaman pendamping adalah
bagian dari manajemen hama dan penyeimbang ekosistem lahan. Dengan menggunakan
tanaman pendamping, petani akan memperkecil bahaya hama tanpa kehilangan nilai
ekonomisnya. Banyak varietas tanaman obat-obatan, bunga, dan lain-lain yang dapat
digunakan sebagai tanaman pendamping. Tanaman pendamping digunakan sebagai
![Page 5: TANAMAN PENDAMPING PENGGANTI PESTISIDA …9-16... · Fisiologi tanaman dengan daun ... (rincian secara lengkap dapat ... yang bisa dijadikan alternatif penolak serangga sesuai dengan](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100515/5a797c157f8b9ade698c105d/html5/thumbnails/5.jpg)
P R O S I D I N G | 13
penghalang dan penyokong sesuai kebutuhannya (Goden Harvest Organic, 2010). Penghalang
yang dimaksud adalah menghalangi hama menyerang tanaman utama. Sedangkan penyokong
diartikan sebagai pendukung tumbuh kembang tanaman dengan memberikan nutrisi tambahan
kepada tanaman utamanya.
3. Pupuk kompos
Pupuk kompos memiliki nilai t hitung sebesar 2,462 lebih besar dari t tabel sebesar
2,45 berdasarkan perhitungan statistika sehingga dapat dikatakan pupuk kompos berpengaruh
secara nyata terhadap produksi Lettuce Romaine organik dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai
koefisien bibit sebesar -0,611 menunjukkan tingkat elstisitas penggunaan faktor produksi
yang berarti peningkatan penggunaan bibit sebesar 1% akan menurunkan produksi Lettuce
Romaine organik sebesar 0,611 % dengan faktor lain dianggap tetap. Berdasarkan standard
error test, nilai koefisiennya lebih besar dari standard error berarti variabel ini sigifikan.
Pupuk kompos diberikan pada tahapan pengolahan tanah dan pada saat pemupukan.
Pemberian pupuk kompos yang berlebihan terkadang malah membuat tanah jenuh sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman Lettuce Romaine organik yang akan berdampak
pada menurunnya produktivitas. Namun, kekurangan pupuk kompos juga dapat menghambat
pertumbuhan tanaman Lettuce Romaine organik karena pupuk kompos memberikan supply
kebutuhan unsur hara tanaman. Oleh karena itu pupuk kompos berpengaruh nyata terhadap
produksi Lettuce Romaine organik. Untuk lahan seluas 1 Ha (10.000 m2) diperlukan pupuk
kompos sebanyak 550 kg (Rukmana, 1994). Sedangkan pada produksi Lettuce Romaine
organik yang dilakukan di PT. Herbal estate dengan luas lahan rata-rata 350 m2 atau 3,5% dari
luas lahan di literatur, pupuk kompos yang digunakan 107,3 kg atau 19,5% dari penggunaan
pupuk kompos di literatur. Jadi sebaiknya dilakukan penurunan jumlah pupuk kompos
sebanyak 16% dari penggunaan pupuk kompos sebelumnya. Pupuk kompos yang digunakan
berasal dari sisa tanaman organik yang didiamkan selama 1 bulan. Selain itu pupuk kompos
juga dibeli dari produsen pupuk kompos yang sebelumnya sudah diuji kandungan pupuknya.
Pengujian ini berguna untuk mendeteksi kandungan bahan yang dilarang dalam SNI misalnya
bahan aditif sintesis.
4. Pupuk kandang
Variabel pupuk kandang menghasilkan t hitung sebesar -0,751 dalam perhitungan
statistika. T hitung sebesar -0,751 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,45 menunjukkan pupuk
kandang tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi Lettuce Romaine organik dengan
taraf kepercayaan 95%. Pupuk kandang tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi
Lettuce Romaine organik diduga karena masa pemberian pupuk kandang ke bedengan dalam
pengolahan tanah masih belum tepat. Di PT. Herbal Estate, lahan yang sudah diolah langsung
diberi pupuk kandang baru didiamkan selama 2 minggu sebelum ditanami. Padahal menurut
Rukmana (1994) tanah yang sudah di cangkul ataupun dibajak perlu dikeringanginkan kurang
lebih 20 hari. Setelah itu ditambahkan pupuk kandang kemudian baru ditanamani bibit yang
sudah disiapkan. Perlakuan di lapang yang membiarkan pupuk kandang selama 2 minggu
tanpa ditanami diduga akan menurunkan kualitas pupuk kandang karena selama 2 minggu
![Page 6: TANAMAN PENDAMPING PENGGANTI PESTISIDA …9-16... · Fisiologi tanaman dengan daun ... (rincian secara lengkap dapat ... yang bisa dijadikan alternatif penolak serangga sesuai dengan](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100515/5a797c157f8b9ade698c105d/html5/thumbnails/6.jpg)
P R O S I D I N G | 14
tersebut pupuk kandang kemungkinan akan tercuci apabila terjadi hujan dan bisa juga sedikit
demi sedikit terbawa angin.
Pupuk kandang hanya diberikan pada tahapan pengolahan tanah saja. Pupuk kandang
yang digunakan berasal dari ternak yang dimiliki karyawan di PT. Herbal Estate. Makanan
ternak berasal dari rumput yang tumbuh di area PT. Herbal Estate. Cara pembuatan pupuk
kandang adalah kotoran ternak yang telah didiamkan selama 2 bulan sehingga sudah tidak
berbau dan menyerupai tanah difermentasikan menggunakan larutan mikroorganisme yang
berasal dari pelepah pisang yang dicairkan kemudian disiramkan pada kotoran tersebut. Jenis
hewan ternaknya adalah kambing. Semua perlakuan terhadap ternak dicatat dalam catatan
harian ternak bagi pemasok pupuk kandang organik. Misalnya perlakuan pakan ternak, obat
yang diberikan kepada ternak dan jenis ternak.
5. Luas lahan
Pengujian t hitung luas lahan pada perhitungan statistika menghasilkan t hitung
sebesar -1,544 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,45 menunjukkan luas lahan tidak berpengaruh
secara nyata terhadap produksi Lettuce Romaine organik dengan taraf kepercayaan 95%. Luas
lahan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi Lettuce Romaine organik diduga
karena masa jeda dari pengolahan tanah ke penanaman masih belum tepat.
Di PT. Herbal Estate, lahan yang sudah diolah didiamkan selama 2 minggu sebelum ditanam.
Padahal menurut Rukmana (1994) tanah yang sudah di cangkul ataupun dibajak perlu
dikeringanginkan kurang lebih 20 hari. Jarak hampir seminggu akan mengurangi fungsi
mengeringanginkan lahan. Padahal mengeringanginkan lahan bertujuan untuk menstabilkan
agregat tanah sehingga kapasitas infiltrasi tanahnya seimbang. Apabila infiltrasi tanahnya
jelek, maka bila terjadi hujan, tanah akan jenuh air karena pori-pori tanah belum terbentuk
sempurna sehingga pada akhirya akan menggangu pertumbuhan tanman Lettuce Romaine
organik yang berdampak pada penurunan produktivitasnya.
Lahan yang digunakan adalah milik PT. Herbal Estate. Sebelum diusahakan,
awalnya lahan tersebut berupa lahan kosong yang tidak digunakan, hanya ditumbuhi rumput
dan semak. Kemudian langsung diusahakan tanpa pernah menganut sistem pertanian
konvensional yang menggunakan bahan kimia dalam pengusahaan pertaniannya. Lahan di PT.
Herbal Estate dihitung dalam bentuk gulud berukuran 1x4 meter.
6. Tenaga kerja
Tenaga kerja menghasilkan t hitung sebesar 4,66 lebih besar dari t tabel sebesar 2,45
berdasarkan perhitungan statistika menunjukkan tenaga kerja berpengaruh secara nyata
terhadap produksi Lettuce Romaine organik dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai koefisien
tenaga kerja sebesar 0,926 menunjukkan tingkat elstisitas penggunaan faktor produksi artinya
peningkatan penggunaan tenaga kerja sebesar 1% akan menaikkan produksi Lettuce Romaine
organik sebesar 0,926 % dengan faktor lain dianggap tetap. Berdasarkan standard error test,
nilai koefisiennya lebih besar dari standard error berarti variabel ini sigifikan.
Tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi Lettuce Romaine organik diduga
karena tenaga kerja yaitu petani pekerja adalah pelaku usahatani dalam memproduksi Lettuce
Romaine organik. Mulai dari tahapan budidaya sampai pada tahapan panen dilakukan oleh
![Page 7: TANAMAN PENDAMPING PENGGANTI PESTISIDA …9-16... · Fisiologi tanaman dengan daun ... (rincian secara lengkap dapat ... yang bisa dijadikan alternatif penolak serangga sesuai dengan](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100515/5a797c157f8b9ade698c105d/html5/thumbnails/7.jpg)
P R O S I D I N G | 15
petani pekerja. Tenaga kerja dalam grup produksi Lettuce Romaine organik ada 3 petani
pekerja yang seluruhnya pekerja pria. Sedangkan pembibitan dilakukan oleh grup nursery.
Berdasarkan pengamatan di lapang, perawatan bibit di nursery untuk semua komoditas di PT.
Herbal Estate dilakukan oleh 1 orang petani pekerja. Oleh karena itu diduga perawatan bibit
yang dilakukan oleh petani pekerja tersebut kurang intensif. Terlalu banyaknya bibit yang
harus dirawat membuat petani pekerja tidak bisa terlalu fokus khususnya terhadap bibit
Lettuce Romaine organik. Maka sebaiknya diperlukannya penambahan tenaga kerja agar
petani pekerja pembibitan bisa lebih fokus untuk perawatan bibitnya sehingga dapat
meningkatkan produksi Lettuce Romaine organik yang dihasilkan.
7. Sigma-suared
Nilai sigma-squared menunjukkan estimasi variasi dan kesalahan pengganggu atau
error term akibat inefisiensi teknis. Dari Tabel 4. juga diketahui bahwa koefisien sigma-
squared sebesar 0,0374. Hal ini berarti kesalahan pengganggu atau error term akibat
inefisiensi teknis produksi Lettuce Romaine organik adalah sebesar 3,74%.
8. Gamma
Nilai gamma menunjukkan variasi produksi Lettuce Romaine organik akibat efisiensi
teknis produksi Lettuce Romaine organik. Dari Tabel 4. dapat diketahui bahwa koefisien
gamma bernilai 0,99998. Hal ini menunjukkan bahwa variasi produksi Lettuce Romaine
organik akibat efisiensi teknis produksi Lettuce Romaine organik adalah sebesar 99,998%.
KESIMPULAN
1. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi Lettuce Romaine organik di PT.
Herbal Estate adalah bibit, pupuk kompos dan tenaga kerja. Sedangkan tanaman
pendamping, pupuk kandang, dan luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi
Lettuce Romaine organik di PT. Herbal Estate. Sementara itu bibit dan tenaga kerja
memilki hubungan yang positif dan pupuk kompos memiliki hubungan yang negatif
dengan produksi Lettuce Romaine organik yang dihasilkan.
2. Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi Lettuce Romaine organik di PT. Herbal
Estate Tahun 2008 - 2010 yang tergolong sedang berkisar antara 0,775 - 0,890 sebanyak
12 intensitas bulan produksi. Produksi yang dilakukan per bulan di PT. Herbal Estate
yang tergolong efisiensi teknis rendah sebesar < 0,775 sebanyak 8 intensitas bulan
produksi Lettuce Romaine organik dengan presentase 23,5% dari total keseluruhan bulan
produksi. Jumlah terbanyak yaitu 14 intensitas bulan produksi berada pada efisiensi
teknis tinggi sebesar > 0,890 dengan presentase 41,2% dari total keseluruhan bulan
produksi. Efisiensi teknis yang dicapai produksi Lettuce Romaine Organik di PT. Herbal
Estate rata-rata sebesar 0,861 mendekati 1 berarti produksi Lettuce Romaine Organik di
PT. Herbal Estate mendekati efisien.
DAFTAR PUSTAKA
![Page 8: TANAMAN PENDAMPING PENGGANTI PESTISIDA …9-16... · Fisiologi tanaman dengan daun ... (rincian secara lengkap dapat ... yang bisa dijadikan alternatif penolak serangga sesuai dengan](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100515/5a797c157f8b9ade698c105d/html5/thumbnails/8.jpg)
P R O S I D I N G | 16
Badan Standardisasi Nasional. 2007. Standar Nasional Indonesia Sistem Pangan Organik.
Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1997. Ketersediaan Lahan untuk
Pengembangan Pertanian Indonesia [Online]. Available at
http://www.litbang.deptan.go.id (Verified August 16th 2010).
____ ____, 2002. Prospek Pertanian Organik di Indonesia [Online].
Available at http://www.litbang.deptan.go.id (Verified August 16th 2010).
BIOCert. 2005. Apa Itu Sertifikasi Organik [Online]. Available at http://www.biocert.or.id
(Verified August 22th 2010).
Budi, Putri. 2011. Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani
Jagung (Zea Mays) di Desa Sukolilo Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.
Damastuti, Anya. 1998. Pertanian Organik. Wacana No. 12 / July–August Page : 11 – 13.
Available at http://www.elvinmiradi.com/. (Verified January 7th 2011).
Davies, Deb. 2008. How to Use Lettuce in Companion Panting. [Online]. Available at
http://www.infobarrel.com/. (Verified January 7th 2011).
Departemen Pertanian, 2006. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan,
Keseragaman dan Kestabilan : Selada. PVT/PPI/12/1. (Available on-line with
updates at http://setjen.deptan.go.id/). Verified October 26th 2010.
Depdagri, 2009. Kabupaten Batu. [Online]. Available at http://www.depdagri.go.id/.
(Verified August 16th 2010).