tanaman obat indonesia

4
TANAMAN OBAT INDONESIA Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Sinonim : P. papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back. Familia : Thymelaeaceae Uraian : Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1- 2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya. Nama Lokal : NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa). Penyakit Yang Dapat Diobati : SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Pencarian per Nama Penyakit:

Upload: henriksardi

Post on 05-Jul-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tanaman Obat Indonesia

TANAMAN OBAT INDONESIA

Mahkota Dewa

(Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)

Sinonim :P. papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back.

Familia :Thymelaeaceae

Uraian :Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.

Nama Lokal :NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa).

Penyakit Yang Dapat Diobati :SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Biji berracun. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukemia 1210, menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam ekstrak buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt.,

Pencarian per Nama Penyakit:

 

Page 2: Tanaman Obat Indonesia

tesis S-2 di FMIPA UL Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003).

Pemanfaatan :

Komposisi :Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid.

Copyright © 2005, IPTEKnet. All rights reservedOffice : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340

http://www.mahkotadewa.com/Indo/info/makalah/Sumastuti031102.htm

Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Selasa, 22 Nov 2005 12:31:25

Pdpersi, Jakarta - Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum

diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah papua Irian Jaya. Disana memang bisa ditemukan tanaman ini.

Mahkota dewa tumbuh subur ditanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1200 mdpl.

Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya

berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya

tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih dan harum.

Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setalah masak. Daging buah berwarna putih, berserat dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan.

Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.

Sifat dan KhasiatBuah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Biji beracun.

Kandungan KimiaDaun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkoloid, saponin dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin dan

flavonoid.

Bagian yang digunakanBagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau

yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.

Indikasi

Page 3: Tanaman Obat Indonesia

Kulit buah dan daging buah digunakan untuk : Disentri, psoriasis, Jerawat.

Daun dan biji digunakan untuk pengobatan : Penyakit kulit, seperti eksim dan gatal-gatal

Cara pemakaian Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.

Efek FarmakologisHasil penelitian menunjukkan bahwa bioefektivitas ekstrak buah mahkota dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukimia 1210, menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam ekstrakl buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., Tesis S-2 di FMIPA UI. Suara Pembaruan, Rabu 9 April 2003).

Contoh pemakaian Disentri

Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.

PsoriasisBelah dua mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus simplisia ini dengan satu liter air dengan api besar. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa seperempatnya. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. Jika timbul gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya.

Eksim, gatal-gatalCuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut. Ganti 2-3 kali dalam sehari.

Catatan Penggunaan tanman obat harus berdasarkan asas manfaat dan

keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun keracunan kronis yang mungkin terjadi.

Bagian buah, terutama bijinya beracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak dimulut, sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan.

Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala kronis.

Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan Dalimartha/Nty

 

 

Pengobatan Tradisional Lainnya : BrokoliLengkeng (Euphoria Longana)TasbehPatah TulangKasiat Buah Pisang 

 

  Cakrawala

  Artikel

  Bias Wanita

  Pengalaman Sejati

  Kesehatan Lingkungan

  Obat Tradisional

  Kilas Rumah Sakit

  Figur

  Tanya Jawab Pelayanan RS

 

 

 

Gradient Professional Training Series

Mengenal Gangguan Emosi Dan Perasaan Serta Penatalaksanaannya

Seminar Nasional Dan Surabaya Hospital Expo III

 

 

  Gizi

  Seks

  Kandungan

  Anak

  Penyakit Dalam

  Pelayanan RS

 

   Login

  Berita RS

 Kualitas Layanan RS Abdoel Moeloek Ditingkatkan

   Manajemen RS

 Keuntungan dan Kendala di RS Dalam Pelayanan Pasien Asuransi Kesehatan Muki Reksoprojo

   Artikel Gizi Klinis  Statin Menyebabkan Mimpi Buruk ?   Kehumasan RS  Etika Promosi RS II   Artikel IT  Arsitektur Antispam untuk Obati HIV

Page 4: Tanaman Obat Indonesia

Lihat Arsip Pengobatan Tradisional

 

 

    

   

         

Tidak diperkenankan mereproduksi seluruh maupun sebagian isi tulisan ini dalam bentuk media apapun tanpa izin tertulis dari pdpersi.co.id

Copyright © 2003  PDPERSI.CO.IDPUSAT DATA & INFORMASI - PERHIMPUNAN RUMAH SAKIT SELURUH INDONESIA

Alamat: Komplek Sentra Bisnis Artha GadingJl. Boulevard Artha Gading Blok A-7A No. 28

Kelapa Gading Jakarta Utara

http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=1032&tbl=alternatif