invent tanaman obat
DESCRIPTION
Invent Tanaman ObatTRANSCRIPT
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) BA 029 BTNGR
TAHUN 2012
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANIAlamat Jl. Arya Banjar Getas –Lingkar Selatan Kota Mataram Telp (0370) 641155-641655
email:[email protected]
LAPORAN
INVENTARISASI TANAMAN OBAT
DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI
LEMBAR PEGESAHAN
LAPORAN
INVENTARISASI TANAMAN OBAT
DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI
SPTN WILAYAH I RESORT SANTONG
1. Dasar Pelaksanaan : Surat Perintah Tugas Kepala Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani PT. 338/BTNGR-
1/2012, tanggal 04 April 2012
2. Waktu Pelaksanaan : 7 (tujuh) hari, terhitung mulai tanggal 10 s/d 16
April 2012
Menyetujui,
Kepala Seksi PTN Wilayah I
PURWANTONO, S.Hut
NIP. 19731107 199803 1 001
Mataram, April 2012
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan,
Alfian Johansyah, S.Hut
NIP. 19800502 199903 1 001
Mengetahui/ Mengesahkan :
Kepala Balai TNGR
Ir. Agus Budiono, M.Sc
NIP. 19590318 198603 1 002
3. Lokasi Kegiatan : Resort Santong, SPTN Wil. I, Taman Nasional
Gunung Rinjani.
4. Sumber Dana : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BA.
029 Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Tahun
2012
KATA PENGANTAR
Inventarisasi Tanaman Obat i
Inventarisasi Tanaman Obat di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
dilaksanakan hamper serempak di seluruh kawasan Taman Nasional Gunung
Rinjani di SPTN I & II. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui dan
memperbarui data mengenai jenis-jenis tanaman obat yang ada di Kawasan
Taman Nasional Gunung Rinjani sehingga didapatkan data terbaru mengenai tan
jenis-jenis tanaman pemanfaatan air serta mengetahui pendapat masyarakat
mengenai pentingnya keberadaan Taman Nasional Gunung Rinjani bagi
masyarakat.
Kegiatan identifikasi pemanfaatan air di kawasan Taman Nasional Gunung
Rinjani adalah merupakan salah satu kegiatan yang terdapat didalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bagian Anggaran 029 Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani Tahun 2011.
Disadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan
saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat berupa bahan informasi dan data dalam
rangka pengelolaan pada masa yang akan datang Taman Nasional Gunung
Rinjani, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Mataram, April 2012
Tim Penyusun,
Inventarisasi Tanaman Obat ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... v
I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan.......................................................................................... 2
C. Sasaran ....................................................................................... 2
II. GAMBARAN UMUM KEADAAN LOKASI................................ 3
A. Letak, Luas dan Status Kawasan................................................ 3
B. Kondisi Fisik Lapangan.............................................................. 4
C. Kondisi Sosekbud Masyarakat................................................... 5
D. Aksesibilitas............................................................................... 7
III. METODOLOGI PELAKSANAAN................................................. 8
A. Dasar Pelaksanaan...................................................................... 8
B. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan.................................................. 8
C. Tim Pelaksana............................................................................. 8
D. Alat dan Bahan........................................................................... 8
E. Metode Pelaksanaan.................................................................... 9
F. Analisis Data................................................................................ 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 11
A. Hasil............................................................................................ 11
B. Pembahasan ............................................................................... 20
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................... 23
A. Kesimpulan ................................................................................ 23
B. Rekomendasi .............................................................................. 23
VI. PENUTUP ....................................................................................... 24
Inventarisasi Tanaman Obat iii
LAMPIRAN............................................................................................ 25
Inventarisasi Tanaman Obat iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kondisi Umum Desa di Resort Santong..................................... 6
Tabel 2 Jenis Tumbuhan obat yang ditemukan di resort santong........... 20
Inventarisasi Tanaman Obat v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Surat Perintah Tugas............................................................ 26
Lampiran I Foto Kegiatan...................................................................... 27
Inventarisasi Tanaman Obat vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa mempunyai posisi
yang strategis dalam heterogenitas plasma nutfah yang ada. Hal ini telah
terbukti berabad-abad yang lalu dengan datangnya bangsa asing yang
menjajah bangsa Indonesia untuk diambil sumber daya alamnya berupa
rempah-rempah. Sumber daya inilah yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Seiring berjalannya waktu, dengan kemajuan teknologi saat ini,
bukan hal yang sulit lagi untuk membuat penemuan obat baru yang berasal
dari ekstraksi tanaman obat yang dahulu diolah secara tradisional. Selain
itu obat sintetis juga bisa dibuat dengan mudah dengan adanya teknologi
yang mendukung tersebut.
Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memiliki
kerentanan terhadap kesehatan. Suplai obat untuk orang yang sakit juga
sangat besar , dan hampir sebagian besarnya berupa obat sintetis. Obat
sintetis ini memiliki manfaat dan juga kelemahan yang dapat memicu
penyakit lainnya. Hal tersebut tidak ubahnya seperti siklus daur yang tiada
henti. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah gerakan
menyadarkan masyarakat untuk hidup back to nature.
Penelitian para ahli botani dan tumbuhan obat saat ini sudah mulai
banyak dipublikasikan. Penelitian ini tentunya menjadi bukti bahwa
tanaman obat memiliki peranan penting dalam penemuan-penemuan baru
mengenai keberagaman manfaat yang bisa dihasilkan dari tanaman yang
ada di sekitar kita.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai salah satu kawasan
konservasi mempunyai peranan dan manfaat yang penting bagi masyarakat
terutama masyarakat di kawasan pulau Lombok. Selain itu Taman
Nasional Gunung Rinjani merupakan gudang ilmu bagi para peneliti untuk
mempelajari segala sesuatu yang ada di dalam kawasan yang bertujuan
untuk memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.
Inventarisasi Tanaman Obat 1
Karena bertipe hutan hujan tropis, maka keanekaragaman yang
terkandung didalam gunung rinjani sangat heterogen. Heterogenitas ini
berupa flora dan fauna. Flora yang ada di dalam kawasan Taman Nasional
Gunung Rinjani mempunyai manfaat sebagai bahan pengan dan juga
sebagai tumbuhan obat. Oleh karena itulah perlu diadakan kegiatan
inventarisasi dan identifikasi tanaman obat didalam kawasan Taman
Nasional gunung Rinjani agar memberikan gambaran betapa banyaknya
tanaman obat yang terdapat didalamnya.
B. Tujuan
1. Mengetahui jenis tumbuhan obat yang terdapat di dalam kawasan
Taman Nasional Gunung Rinjani terutama di Resort Santong.
2. Mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sekitar
hutan.
3. Mengetahui permasalahan dalam pemanfaatan tanaman obat di
kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
C. Sasaran
1. Dapat menginventarisasi jenis tanaman obat
2. Memperoleh data yang akurat untuk pembentukan sistem database
Taman Nasional Gunung Rinjani.
Inventarisasi Tanaman Obat 2
II. GAMBARAN UMUM KEADAAN LOKASI
A. Letak, Luas dan Status Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok
secara geografis terletak antara 116°21’30” - 116°34’15” Bujur Timur dan
8°18’18” - 8°321’9” Lintang Selatan merupakan daerah bergunung-gunung
dengan ketinggian mulai 500 — 3726 m dpl (Puncak Rinjani) dengan variasi
kemiringan lahan bervariasi datar, bergelombang, berbukit sampai bergunung.
Gunung-gunung yang ada disekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
diantaranya Gunung Pelawangan (± 2.658 m dpl), Gunung Daya (± 2.914 m
dpl), Gunung Sangkareang (± 2.588 m dpl), Gunung Buah Mangge (± 2.895 m
dpl) dan Gunung Kondo (± 2.947 m dpl).
Pada awalnya Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan kawasan
Suaka Marga Satwa yang ditetapkan Gubernur Hindia Belanda pada tahun
1941 berdasarkan Surat Keputusan No. 15 Staatblaat Nomor 77 tanggal 12
Maret 1941,
Kemudian diumumkan melalui Surat Pernyataan Menteri Kehutanan
No. 448/Menhut.VI/ 1990, pada acara Puncak Pekan Konservasi Alam
Nasional ke-3 di Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat dan ditetapkan
sebagai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan Surat Keputusan Menhut
No. 280/Kpts.VI/ 1997 tanggal 23 Mei 1997 dengan luas definitif ± 41.330
Ha, yang terletak di tiga wilayah Kabupaten di Pulau Lombok dengan
organisasi pengelolaannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Menhut No.
185/Kpts/97 tanggal 27 Mel 1997, dengan nama Unit Taman Nasional
Gunung Rinjani setingkat eselon IV.a.
Selanjutnya pada tahun 2002 berubah menjadi Balai Taman Nasional
Gunung Rinjani setingkat eselon III.a dengan Surat Keputusan Menhut No.
6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
Kemudian diperbarui kembali melalui Peraturan Menteri Kehutanan
nomor : P. 03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan
Inventarisasi Tanaman Obat 3
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, dimana dalam peraturan
ini Balai Taman Nasional Gunung Rinjani termasuk Balai Taman Nasional
tipe B yang memiliki 2 Seksi Pengelolaan Taman Nasional yaitu :
1. Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Wilayah Lombok Utara
Menangani wilayah Taman Nasional yang berada di Kabupaten Lombok
Utara dengan luas areal ± 12.357,67 Ha (30%) yang dibagi dalam 3 (tiga)
Resort dengan 3 (tiga) Pos jaga.
2. Seksi Pengelolaan Taman Nasional II Wilayah Lornbok Tirnur
Menangani wilayah Taman Nasional yang berada di 2 (dua) Kabupaten di
Kabupaten Lombok Timur seluas ± 22.152,88 Ha (53%), sementara wilayah
Tarnan Nasional yang berada di Kabupaten Lornbok Tengah seluas ±6.819,45
Ha (17%) yang terbagi ke dalam 6 (enam) Resort dengan 6 (enam) Pos jaga.
B. Kondisi Fisik Lapangan
TNGR memiliki jenis-jenis tanah Regosol, Litosol, Andosol dan
Mediteran dengan bentuk wilayah vulkan. Jenis tanah Regosol kelabu dan
Litosol menyebar luas di bagian puncak dan sekitar Danau Segara Anak. Pada
bagian kaki Gunung Rinjani dikelilingi oleh jenis tanah “Brown Forest Soil”
(Andosol) dan Regosol coklat. Demikian juga erosi dan longsoran terlihat
pada Puncak Gunung Rinjani. Di Kecamatan Pringgabaya ditemui jenis tanah
mediteran coklat. Bahan induk tanah-tanah tersebut adalah abu dan pasir
volkan yang sangat mudah tererosi (gully erosion) dengan kedalaman > 50
cm.
Menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson, kawasan TNGR mempunyai
iklim tropis, yaitu tipe iklim C dan D di sebelah Barat dan Tengah, dan tipe
iklim E disebelah Timur, dengan 3 – 4 bulan basah dan selama 8 bulan
kering. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan November sampai dengan
Maret (Muson Barat Laut). Intensitas hujan bervariasi menurut ketinggian dan
letak geografis. Makin tinggi lokasi dari permukaan laut, curah hujan
cenderung makin tinggi pula. Daerah pantai utara serta timur relatif lebih
kering dibandingkan daerah pantai barat dan selatan. Suhu rata-rata di
Inventarisasi Tanaman Obat 4
Lombok (Mataram) 22C dengan variasi 30 - 32C (maksimum) dan 20 -
24C (minimum). Kelembaban nisbi antara 75 – 85%. Temperatur di Puncak
Gunung Rinjani diperkirakan berkisar antara 10 dan 11C terutama di musim
kemarau dan di saat bertiup angin kencang.
Kawasan Gunung Rinjani merupakan daerah tangkapan air yang sangat
penting bagi daerah di sekitarnya. Sekitar 90% mata air di Pulau Lombok
berhulu di TNGR. Danau Segara Anak juga salah satu sumber air potensial
bagi daerah di sekitarnya. Salah satu sumber air penting adalah mata air Putih,
mengalir ke arah Utara, sebagai pertemuan air panas berbelerang dan air yang
berasal dari danau. Sumber-sumber air panas dimaksud berada pada jarak ±
100 meter di sebelah utara danau. Mata air-mata air lainnya: mata air Amor-
amor, mata air Lekok Reak, mata air Jurit semuanya bermuara ke Laut Bali.
Mata air-mata air yang bermuara ke Samudra Hindia antara lain : mata air
Lenek dan mata air Teratak (hulu DAS Dodokan) dan mata air Marongge.
Sedangkan mata air Jaga, mata air Belek, mata air Terutuk dan mata air
Grenggengan bermuara ke Selat Alas. Di Lombok terdapat 3 DAS prioritas
yang harus dibina, yaitu DAS Putih, DAS Dodokan dan DAS Marongge.
C. Kondisi Sosekbud Masyarakat Sekitar
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang masuk dalam wilayah
administratif 3 kabupaten dengan 14 kecamatan dengan 28 desa. Dengan
demikian, maka keberadaan TNGR tidak dapat dipisahkan dari dinamika
masyarakat disekitar kawasan.
Hasil survei yang dilakukan WWF Nusa Tenggara (2005) menunjukkan
bahwa penduduk disekitar kawasan hutan Rinjani berjumlah 600 ribu jiwa, 70
% diantaranya tergolong miskin. Kemiskinan ini disebabkan berbagai hal yang
saling berkaitan mulai dari tingkat pendidikan yang rendah, sumberdaya alam
yang semakin berkurang akibat terjadi perambahan hutan, infrastruktur
ekonomi yang terbatas disebabkan oleh faktor geografis, dan tingkat kesehatan
yang rendah. Kondisi ini diperparah oleh meningkatnya laju kerusakan setiap
tahun sehingga tanah kritis di dalam kawasan semakin meluas. Kondisi ini
Inventarisasi Tanaman Obat 5
juga berpengaruh terhadap menurunnya jumlah titik mata air. Jumlah titik
mata air di NTB pada tahun 1985 sebanyak 702 menurun menjadi 262 pada
tahun 2000. Penurunan jumlah titik mata air juga diikuti dengan penurunan
debit air.
Selain itu, infrastruktur sosial dan ekonomi yang ada di kawasan Taman
Nasional Gunung Rinjani relatif rendah. Sarana dan Prasarana pendidikan
relatif cukup tersedia tetapi sebagian besar penduduknya hanya dapat
mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah dasar. Pendidikan lanjutan
(sekolah menengah) masih bisa dilakukan dikota-kota kecamatan disekitar
kawasan.
Sarana kesehatan juga cukup tersedia disekitar kawasan Taman Nasional
Gunung Rinjani. Fasilitas kesehatan yang tersedia terdiri dari rumah sakit,
puskesmas dimasing-masing kecamatan, rumah bersalin, puskesmas
pembantu, balai pengobatan, tempat praktek dokter, polindes (pos persalinan
desa), apotik dan toko obat. Tenaga kesahatan yang tersedia adalah dokter,
paramedik, bidan dan dukun bayi.
Berbagai fasilitas dan infrastruktur perekonomian juga tersedia
dikawasan Taman Nasional Gunung Rinjani seperti pasar, toko,kios/warung,
koperasi, bank dan LKP (lembaga kredit pedesaan). Fasilitas ini sebagian
besar berasa di kota-kota kecamatan dan desa.
Secara lebih terperinci, kawasan yang akan diinventarisasi pada kegiatan
ini meliputi adalah Desa Santong yang kondisi umumnya dapat dilihat di
bawah ini :
Tabel 1 Kondisi Umum Desa di Resort Santong
No. Kondisi umum Desa Bayan
1. Kondisi Fisik
-Tipologi Desa sekitar hutan
-Ketinggian 400-700 m dpl
-Curah hujan 2000 mm
-Jumlah bulan hujan 6
2. Potensi Biotik
-Tanaman Potensial padi
Inventarisasi Tanaman Obat 6
-Ternak potensial sapi
3. Potensi Wisata Air terjun
4. Sosek
-Mata Pencaharian Petani
5. Aksesiblitas 8 Km dari Kecamatan
Sumber : Profil Kecamatan Kayangan
Inventarisasi Tanaman Obat 7
III. METODOLOGI PELAKSANAAN
A. Dasar Pelaksanaan
Surat Perintah Tugas Kepala Balai Taman Nasional Gunung
Rinjani Nomor : PT. 338/BTNGR-1/2012, tanggal 4 April 2012
tentang kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di wilayah kerja Resort
Santong, SPTN Wilayah I Lombok Utara.
B. Waktu dan lokasi
Kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat dilaksanakan pada tanggal
10 s/d 16 April 2012 di Desa Santong yang termasuk dalam wilayah
kerja Resort Santong dilingkup Seksi Pengelolaan Taman Nasional
Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
C. Tim Pelaksana
Kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di kawasan Taman Nasional
Gunung Rinjani ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari 5 orang
staff Balai Taman Nasional Gunung Rinjani :
1. Alfian Johansyah, S.Hut
2. Munaji
3. Setya Kurniawan, S.Hut
4. Rony Kristiawan, A.Md
5. Isnan Laila Surahmat
D. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Kegiatan Inventarisasi
Obat di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani adalah sebagai
berikut:
1. Alat :
- Alat tulis yang digunakan sebagai pencatatan data
- Kamera yang digunakan sebagai dokumentasi
- Meteran tali yang digunakan untuk luas lokasi
- Parang untuk pembersihan lahan
Inventarisasi Tanaman Obat 8
2. Bahan :
- Buku pengenalalan Tanaman Obat sebagai data
pendukung
- Tanaman Obat di kawasan Santong
E. Metode Pelaksanaan
Metode kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di Taman Nasional
Gunung Rinjani meliputi :
1. Pengumpulan data primer dari peninjauan langsung dan wawancara.
2. Pengumpulan data sekunder dari menelaah laporan dan dokumen lain
terkait dengan Kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di Kawasan Taman
Nasional Gunung Rinjani.
Inventarisasi tumbuhan obat dilakukan dengan menggunakan metode
transek atau jalur. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Menentukan lokasi pengambilan sampel dengan luasan 20 ha (200 m x
1000 m);
Membuat garis transek sepanjang 1000 m dan memotong kontur;
Membuat garis tegak lurus dan memotong transek dengan jarak antar garis
100 m;
Menentukan titik pengamatan di sebelah kiri dan kanan transek pada garis
tegak lurus dengan jarak antar titik 50 m;
Membuat petak contoh dengan ukuran 10 m x 10 m pada tiap titik
pengamatan;
Mencatat jenis tumbuhan obat, bagian yang dimanfaatkan, kegunaannya
dan jumlah jenis yang terdapat dalam petak contoh.
Keterangan
Inventarisasi Tanaman Obat 9
50 m50 m
1000 m
200 m
100 m
: petak contoh Sketsa penempatan petak contoh.
F. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan melakukan perhitungan besarnya
kerapatan jenis tumbuhan obat. Perhitungan besarnya kerapatan dihitung
dengan menggunakan persamaan :
kerapatan= jumlahindividu suatu jenisluas petak contoh
kerapatan relatif = kerapatan suatu jeniskerapatan seluruh jenis
×100 %
Inventarisasi Tanaman Obat 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari kegiatan Inventarisasi Tumbuhan Obat yang telah dilakukan,
ditemukan beberapa jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai obat dan
merupakan bagian dari kearifan lokal masyrakat Desa Santong. Tumbuhan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Nama Lokal : LempuiNama Ilmiah : Amomum coccineumFamily : ZingiberaceaeHabitus : SemakBagian yang dimanfaatkan : bunga, rimpangEfek farmakologis : flu, gejala polip,
sinus ; bunga berkhasiat sebagai peluruh air susu ibu, sedangkan rimpangnya untuk bahan kosmetika
Cara penggunaan : Untuk flu, gejala polip dan sinus ambil satu tunas dan ambil dalamnya dikuyah dan ditelan cukup satu tunas untuk 2 kali. Untuk peluruh air susu ibu dipakai ± 10 gram kuncup bunga tepus sigung, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus
2. Nama Lokal : Paku sayurNama Ilmiah : Diplazium esculentumFamily : PteridophytaHabitus : SemakBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : daun mengandung vitamin cCara penggunaan : Untuk flu, gejala polip dan
sinus ambil satu tunas dan ambil dalamnya dikuyah dan ditelan cukup satu tunas untuk 2 kali. Untuk peluruh air susu ibu dipakai ± 10 gram kuncup bunga tepus sigung, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus
Inventarisasi Tanaman Obat 11
3. Nama Lokal : LemutungNama Ilmiah : Rubus moluccanaFamily : RosaceaeHabitus : semakBagian yang dimanfaatkan : bunga, buahEfek farmakologis : sariawanCara penggunaan : Bunganya di
tumbuk lalu tempelkan pada bagian yang sariawan. Bunga dan tangkainya dihaluskan. Lalu dicampur dengan air satu gelas. air hasil ekstraksi disaring dan diminum. Denga dosis 3-4 kali sehari.
4. Nama Lokal : sembali kateNama Ilmiah : Cissus discolorFamily : VitaceaeHabitus : MerambatBagian yang dimanfaatkan : daun, batangEfek farmakologis : Daun Cissus discolor berkhasiat
sebagai obat bengkak, sakit perut dan untuk peluruh haid, sedangkan batangnya untuk obat asma dan sebagai penambah nafsu makan.
Cara penggunaan : Untuk obat sakit bengkak dipakai 5 gram daun Cissus discolor, dicuci dan ditumbuk halus lalu ditempelkan pada bagian yang bengkak dan dibatut dengan kain bersih
5. Nama Lokal : banitanNama Ilmiah : Polythia glaucaFamily : AnnonaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : daun muda obat diareCara penggunaan : untuk sakit diare, ambil
daun muda lalu dimakan langsung agar diare berkurang. Intensitas digunakan adalah setelah diare. Jika diare sudah mulai berkurang, maka berhenti makan daunnya.
Inventarisasi Tanaman Obat 12
6. Nama Lokal : LempanasNama Ilmiah : Zingiber spFamily : ZingiberaceaeHabitus : semakBagian yang dimanfaatkan : umbi/akarEfek farmakologis : umbi untuk ibu baru
melahirkanCara penggunaan : Umbi lempanas yang
sudah diambil, dimemarkan agar air darii umbi tersebut dapat keluar. Setelah itu, umbi diperas untuk diminumkan pada ibu yang baru melahirkan agar menghangatkan badan dan memulihkan stamina pasca melahirkan.
7. Nama Lokal : pinang hutanNama Ilmiah : Pinanga kuhliiFamily : ArecaceaeHabitus : MerambatBagian yang dimanfaatkan : buah, bijiEfek farmakologis : buah untuk mengobati kencing
manis, peningkat libido, rabun, disentri. Biji digunakan sebagai obat cacing, obat eksim, obat gigi.
Cara penggunaan :Buaha. Buah pinang muda dikunyah untuk mengobati
kencing manis.b. Obat gigi.c. Obat luka.d. menyembuhkan kudis, difteri, banyak darah ketika
haid, hidung berdarah atau sariawan, mencret, koreng dan borok.
e. Konon, buah pinang sirih muda dapat meningkatkan gairah seksual sehingga tidak mengherankan kalau buah ini biasa dipakai pada saat ritual.
f. Jus pinang muda digunakan sebagai obat luar untuk rabun bila dititik pada kornea.ditelan untuk demam, histeria, disenteri dan pirai.
BIJIa. Digunakan sebagai obat cacing.b. Obat eksimc. Obat gigi.
AKAR DAN SABUT PINANGa. Untuk disentri.b. Akar untuk membanyakkan urine dan mengobati
sakit perut
Inventarisasi Tanaman Obat 13
8. Nama Lokal : pulus/jelatengNama Ilmiah : Laportea stimulansFamily : AnnonaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : kulitEfek farmakologis : kulit sebagai pereda
gatalCara penggunaan : getah digunakan untuk
mengantisipasi gatal yang disebabkan oleh bulu tipis yang terdapat dibawah daun jelateng. Caranya adalah dengan mengoleskan getah ke bagian tubuh yang gatal
9. Nama Lokal : Apok-apokNama Ilmiah : Mikania cordataFamily : AsteraceaeHabitus : MerambatBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : lukaCara penggunaan : daun apok-apok dikunyah
terlebih dahulu, lalu kemudian ditempelkan pada bagian yang mengalami luka. Ulang perlakuan ini sampai dengan luka mengering
10. Nama Lokal : pria gawahNama Ilmiah : Rhamnus nepalensisFamily : AnnonaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : kulit tebalCara penggunaan : daun digiling atau
dikunyah untuk selanjutnya dioleskan pada kulit yang mengalami penebalan. Hal ini dilakukan berulang kali sampai gejala kulit tebal menghilang.
Inventarisasi Tanaman Obat 14
11. Nama Lokal : sisik nagaNama Ilmiah : Drymoglossum piloselloidesFamily : polypodiaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : Daun sisik naga obat
penyakit gondongan (parotitis), TBC kulit dengan pembesaran kelenjar getah bening (skrofuloderma), sakit kuning (jaundice), sukar buang air besar (sembelit), sakit perut, disentri, kencing nanah (gonore), batuk, abses paru-paru, TB paru disertai batuk darah, pendarahan, seperti luka berdarah, mimisan, berak darah, muntah darah, perdarahan pada perempuan, rematik, keputihan (leukore), dan kanker payudara.
Cara penggunaan :a. Radang gusi (gingivitis)
Cuci daun sisik naga secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Biarkan kunyahan tersebut cukup lama di bagian gusi yang meradang. Selanjutnya, buang ampasnya. Lakukan 3-4 kali sehari, sampai sembuh.
b. Rematik jaringan lunak (nonartikuler)Cuci 15-30 g daun sisik naga segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
c. Sakit kuning (jaundice)Cuci 15-30 g daun sisik naga segar sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.
d. SariawanCuci 1 genggam daun sisik naga sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air sampai mendidih (selama 15 menit). Gunakan air saringannya untuk berkumur selagi hangat.
e. Menghentikan perdarahanCuci 30 g daun sisik naga segar, lalu giling sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu air saringannya diminum. Lakukan 3 kali sehari sampai sembuh.
12. Nama Lokal : bajurNama Ilmiah : Pterospermum javanicumFamily : sterculiaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : kulitEfek farmakologis : Pepagan kayu
dapat digunakan sebagai obat sakit perut, disentri, bisul, sakit gigi, pendarahan, keseleo dan kulit melepuh. Daun dan kulit batang yang banyak mengandung tannin dapat berkhasiat mengobati gatal-gatal dan disentri.
Cara penggunaan : pepagan kayu ditumbuk ± 10 gram, lalu dicampur dengan air sebanyak 2 gelas. Lalu air direbus sampai berkurang menjadi 1 gelas dan diminumkan.
Inventarisasi Tanaman Obat 15
13. Nama Lokal : tandan geleNama Ilmiah : Cissus verticillataFamily : VitaceaeHabitus : MerambatBagian yang dimanfaatkan : daun, batangEfek farmakologis : Daun Cissus discolor berkhasiat
sebagai obat bengkak, sakrt perut dan untuk peluruh haid, sedangkan batangnya untuk obat asma dan sebagai penambah nafsu makan.
Cara penggunaan : Untuk obat sakit bengkak dipakai 5 gram daun Cissus discolor, dicuci dan ditumbuk halus lalu ditempelkan pada bagian yang bengkak dan dibatut dengan kain bersih
14. Nama Lokal : banitanNama Ilmiah : Polythia glaucaFamily : AnnonaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : daun muda obat diareCara penggunaan : untuk sakit diare, ambil
daun muda lalu dimakan langsung agar diare berkurang. Intensitas digunakan adalah setelah diare. Jika diare sudah mulai berkurang, maka berhenti makan daunnya.
2. Mata gatal dan mata merah.Bahan: 7 lembar daun sirih muda segarCara membuat: bahan dicuci bersih,
15. Nama Lokal : Sirih hutanNama Ilmiah : Piper caducibracteumFamily : PiperaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : Batuk, Sariawan,
Bronchitis, Jerawat, Keputihan, Sakit gigi karena berlubang (daunnya), Demam berdarah, Bau mulut9.Haid tidak teratur, Asma, Radang tenggorokan (daun dan minyaknya), Gusi bengkak (getahnya), Membersihkan Mata. Eksim,, Luka bakar, Koreng (pyodermi), Kurap kaki, Bisul, Mimisan, Sakit mata, Perdarahan gusi, Mengurangi produksi ASI yang berlebihan, Menghilangkan gatal.
Cara penggunaan :1. BisulBahan: daun sirih secukupnyaCara membuat: bahan dicuci bersih, ditumbuk halus.Cara menggunakan: dibalurkan pada bisul dan sekelilingnya,lalu balut dengan kain bersih. Ganti ramuan 2 kali sehari.
Inventarisasi Tanaman Obat 16
rebus bahan dengan 1 gelas air hingga mendidih. Dinginkan, lalu saring.Cara menggunakan: digunakan untuk cuci mata dengan memakai gelas cuci mata. Lakukan 3 kali sehari sampai sembuh.
4. Mengurangi produk ASI yang berlebihan Bahan: 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya. Cara membuat: daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, Kemudian dipanggang dengan api. Cara menggunakan: dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah dada.
6. Keputihan Bahan: 7 – 10 lembar daun sirih. Cara membuat: direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih. Cara menggunakan: air rebusan daun sirih tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang.
3. Menghilangkan bau badan dan keringat berlebihanBahan: 17 lembar daun sirih segarCara membuat: bahan dicuci bersih, direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Tambahkan 1 sendok teh garam. Dinginkan lalu saring.Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore bersama 1 sendok makan madu.
5. Luka bakarBahan: daun sirih secukupnyaCara membuat: bahan dicuci bersih, ditumbuk halus. Peras hasil tumbukan hingga diperoleh airnya. Tambahkan sedikit madu pada air perasan.Cara menggunakan: oleskan pada tempat luka bakar
7. MimisanBahan: daun sirih yang agak mudaCara membuat: bahan dicuci bersih, diremas-remas lalu gulung daun.Cara menggunakan: gunakan untuk menyumbat hidung berdarah
16. Nama Lokal : lada hutanNama Ilmiah : Piper nigrumFamily : PiperaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : daun, buahEfek farmakologis :
Buah:Disentri.Kolera. Kaki bengkak. Nyeri haid.Rematik (nyeri otot). Selesma.Sakit kepala (obat luar).
Daun: Batu ginjal.Cara penggunaan :
Kaki Bengkak (pada wanita hamil)Ramuan:Buah Lada hitam 10 butirRimpang Lempuyang Emprit segar 1 JariDaun Sirih segar 2 helaiArak sedikit
Cara pembuatan: Dipipis hingga halus dan ditambah
sedikit arak.Cara pemakaian: Dibalurkan pada kaki pada waktu malam
sebelum tidur. Lama pengobatan:Diulang sampai sembuh
Inventarisasi Tanaman Obat 17
17. Nama Lokal : LanteNama Ilmiah : Clerodendrum speciosissimumFamily : verbenaceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : seluruh bagianEfek farmakologis : Analgesik dan diureticCara penggunaan : Seluruh tumbuhan
sebanyak 10 – 15 g direbus atau digiling menjadi bubuk dan diseduh, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar ditumbuk sampai lumat lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau daun segar direbus, airnya untuk mencuci muka.
18. Nama Lokal : nenasi putihNama Ilmiah : Chlorantus spicatusFamily : ChloranaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : buah,daun dan akarEfek farmakologis : CacarCara penggunaan : daun atau akarnya
direbus dari 2 gelas menjadi satu gelas lalu airnya diminum (cara dalam). Cara luar: daun dan sekur dikunyah bersamaan lalu ampasnya disemprotun pada kulit yang terkena cacar
19. Nama Lokal : kumbiNama Ilmiah : Tabernaemontana macrocarpaFamily : ApocynaceaeHabitus : PohonBagian yang dimanfaatkan : GetahEfek farmakologis : radang gigiCara penggunaan : getah kumbi dicampur dengan
sedikit garam, Lalu tempatkan pada lubang gigi yang sakit. Apabila gigi mau copot supaya tidak terasa sakit, gunakan kapas yang telah ditetesi campuran getah kumbi dan garam. Gigit dengan gigi yang mau copot
20. Nama Lokal : bayam hutanNama Ilmiah : alternanthera strigosaFamily : amaranthaceaeHabitus : ternaBagian yang dimanfaatkan : Daun atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.Efek farmakologis :Peluruh air seni, anti diare, dan anti nyeri.Cara penggunaan :
Obat sakit kepala : daun bayem ungu segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus.
Obat diare : daun bayem hutan
segar sebanyak 50 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus. Dianjurkan untuk diminum setelah buang air besar.
Inventarisasi Tanaman Obat 18
21. Nama Lokal : kondangNama Ilmiah : Ficus VariagataFamily : MoraceaeHabitus : pohonBagian yang dimanfaatkan : buahEfek farmakologis : Buah kondang bermanfaat untuk obat
luka bernanah, disentri, berak darah, pektay dan eksim.
Cara penggunaan :
a. Untuk luka bernanah, diambil getah dari batang lalu dioleskan disekitar luka untuk melindungi infeksi atau hinggapan lalat.
b. Untuk disentri, ambil 3-5 buah daun yang muda ditumbuk dan diperas airnya diminum 2 kali sehari
c. Untuk berak darah, ambil secukupnya kulit batang atau pohon dan diseduh didalam gelas
d. Untuk pektay, cukup dengan mengkonsumsi daun muda sebagai lalap.
22. Nama Lokal : kadakaNama Ilmiah : Asplenium nidusFamily : AspleniaceaeHabitus : semakBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : pegel linu, sakit kepalaCara penggunaan : daun dicuci sampai
bersih, lalu ditumbuk sampai halus. Tumbukan yang halus tersebut airnya disaring lalu diminumkan kepada penderita sakit pegel linu atau sakit kepala.
23. Nama Lokal : begoniaNama Ilmiah : begonia hirtellaFamily :BegoniaceaeHabitus : TernaBagian yang dimanfaatkan : daunEfek farmakologis : Pemecah bisul,Obat pusing
Cara penggunaan :1. Pemecah bisul, ambil beberapa lembar
daun, diremas dan tempelkan pada bagian bisul. Ulangi hingga beberapa kali.
2. Untuk obat pusing, ambil beberapa lembar daun, kemudian ditumbuk dan diborehkan pada kening.
Inventarisasi Tanaman Obat 19
B. Pembahasan
Dari kegiatan inventarisasi tumbuhan obat yang telah dilakukan,
ditemukan sebanyak 23 jenis tumbuhan obat yang telah teridentifikasi. Dari
keseluruhan jumlah tersebut terdiri dari jenis pohon, semak, dan tumbuhan
merambat. Terdapat 10 jenis semak, 5 jenis tumbuhan merambat, dan 7 jenis
pohon.
Dari kegiatan inventarisasi ini terdapat jenis-jenis tumbuhan obat yang
mempunyai sebaran yang luas yaitu Bajur (Pterospermum javanicum), pulus
(laportea stimulans), Sisik naga (Drymoglossum piloselloides). Selain itu
terdapat pula tumbuhan obat yang hanya dijumpai pada petak ukur tertentu
dan jumlahnyapun terbatas, antara lain :Kadaka (Asplenium nidus), begonia
(Begonia hirtella), Kondang (Ficus variagata) dibawah ini adalah daftar jenis
tumbuhan obat yang ditemukan di resort santong
Tabel 2. Jenis Tumbuhan obat yang ditemukan di resort santong
No Nama /SpesiesJumla
h
Jumlah petak
ditemukankerapatan
kerapatan relatif
frekwensi
frekwensi relatif
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Amomum coccineum 9 40.00225
0.025139665 0.375
0.083798883
2 Diplazium esculentum 90 150.0225
0.251396648 0.1
0.022346369
3 Rubus moluccana 22 40.0055
0.061452514 0.075
0.016759777
4 Cissus discolor 6 30.0015
0.016759777 0.375
0.083798883
5 Polythia glauca 23 150.00575 0.06424581 0.125
0.027932961
6 Zingiber sp 13 50.00325
0.036312849 0.075
0.016759777
7 Pinanga kuhlii 3 30.00075
0.008379888 0.5
0.111731844
8 Laportea stimulans 35 200.00875
0.097765363 0.275
0.061452514
9 Mikania cordata 17 110.00425
0.047486034 0.175
0.039106145
10 Rhamnus nepalensis 13 70.00325
0.036312849 0.2
0.044692737
11 Drymoglossum piloselloides 49 80.01225
0.136871508 0.75
0.167597765
12 Pterospermum javanicum 38 300.0095
0.106145251 0.1
0.022346369
13 Cissus verticillata 4 40.001
0.011173184 0.1
0.022346369
Inventarisasi Tanaman Obat 20
14 Polythia glauca 4 40.001
0.011173184 0.075
0.016759777
15 Piper caducibracteum 6 30.0015
0.016759777 0.075
0.016759777
16 Piper nigrum 6 30.0015
0.016759777 0.075
0.016759777
17Clerodendrum speciosissimum
4 30.001
0.011173184 0.05
0.011173184
18 Chlorantus spicatus 6 20.0015
0.016759777 0.05
0.011173184
19Tabernaemontana macrocarpa
2 20.0005
0.005586592 0.05
0.011173184
20 alternanthera strigosa 2 20.0005
0.005586592 0.025
0.005586592
21 Ficus Variagata 2 10.0005
0.005586592 0.025
0.005586592
22 Asplenium nidus 2 10.0005
0.005586592 0.025
0.005586592
23 begonia hirtella 2 10.0005
0.005586592 0.8 0.17877095
Jumlah 361 32 0.0895 1 4.475 1Terlihat dari data hitungan, kerapatan setiap vegetasi berbeda-beda.
Terlihat dari data yang dihitung bahwa kerapatan tertinggi adalah pada Diplazeum
esculantum (pakis) sebesar 0.0225, kemudian diikuti oleh Drymoglossum
piloselloides (sisik naga) , dengan kerapatan sebesar 0.01225, serta berbagai jenis
vegetasi dengan kerapatan rendah sebesar 0.0005 pada jenis begonia hirtella ,
Asplenium nidus, Ficus Variagata, alternanthera strigosa, Tabernaemontana
macrocarpa.
Kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies dengan
satuan luas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah
spesies tersebut pada lokasi pengamatan. Nilai kerapatan belum dapat
memberikan gambaran tentang bagaimana distribusi dan pola penyebarannya.
Gambaran mengenai distribusi individu pada suatu jenis tertentu dapat dilihat dari
nilai frekwensinya sedangkan pola penyebaran dapat ditentukan dengan
membandingkan nilai tengah spesies tertentu dengan varians populasi secara
keseluruhan (Arrijani.2006).
Frekuensi terbesar ditemukan pada Diplazeum esculantum sebesar 0.1 dari
40 plot yang diamati. Jenis ini merupakan jenis yang nilai kerapatan dan
frekuensinya tertinggi sehingga dapat dianggap sebagai jenis yang rapat serta
tersebar luas pada hampir seluruh lokasi pengamatan.
Inventarisasi Tanaman Obat 21
Menurut Greig-Smith (1983) nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara
langsung oleh densitas dan pola distribusinya. Nilai distribusi dapat memberikan
informasi tentang keberadaan tumbuhan tertentu dalam suatu plot dan belum
dapat memberikan gambaran tentang jumlah individu pada masing-masing plot.
Dapat terlihat disini bahwa jenis yang memiliki kerapatan dan frekwensi
yang tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya adalah pakis. Pakis merupakan
salah satu HHBK yang paling sering dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Santong
sebagai bahan baku sayur dan telah dijualbelikan oleh masyarakat Desa Santong.
Selain itu, dari jenis-jenis tumbuhan obat yang ditemukan dapat diketahui sebesar
mana manfaat kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai penunjang
kesejahteraan masyarakat sekitar kasawan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Inventarisasi Tanaman Obat 22
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan inventarisasi tubuhan obat di
wilayah Resort Santong didapat hal-hal sebagai berikut:
1. Dari kegiatan inventarisasi tumbuhan obat yang telah dilakukan,
ditemukan sebanyak 23 jenis tumbuhan obat yang telah teridentifikasi.
Dari keseluruhan jumlah tersebut terdiri dari jenis pohon, semak, dan
tumbuhan merambat. Terdapat 10 jenis semak, 5 jenis tumbuhan
merambat, dan 7 jenis pohon.
2. Dari kegiatan inventarisasi ini terdapat jenis-jenis tumbuhan obat yang
mempunyai sebaran yang luas yaitu Bajur (Pterospermum javanicum),
pulus (laportea stimulans), Sisik naga (Drymoglossum piloselloides).
Selain itu terdapat pula tumbuhan obat yang hanya dijumpai pada petak
ukur tertentu dan jumlahnyapun terbatas, antara lain :Kadaka (Asplenium
nidus), begonia (Begonia hirtella), Kondang (Ficus variagata)
B. Rekomendasi
Dari hasil kegiatan inventarisasi dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi tumbuhan obat
2. Perlu dilakukan inventarisasi tubuhan obat di wilayah-wilayah lainnya, agar
dapat ditentukan langkah-langkah penanganannya.
3. Perlunya penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat sekitar hutan
untuk menjaga kelestarian kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
Inventarisasi Tanaman Obat 23
VI. PENUTUP
Paradigma baru yang berkembang di sektor kehutanan bahwa pemanfaatan
hutan tidak lagi timber oriented membuat pengelola hutan terlebih pengelola
hutan konservasi berlomba untuk mamanfaatkan hutan secara lebih baik dan
tidak bersifat merusak yang bermuara pada konsep pemanfaatan jasa lingkungan.
Kegiatan Inventarisasi Tanaman Obat di kawasan Taman Nasional
Gunung Rinjani bertujuan untuk menentukan tingkat pemakaian dan kepuasan
masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Dari kegiatan
ini diharapkan output yang memberikan nilai lebih dan memberikan manfaat
yang nyata dalam pengembangan jasa lingkungan yang mungkin diterapkan oleh
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
Keberpihakan terhadap masyarakat merupakan tujuan pengelolaan dari
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk mewujudkan Sustainable Forest
Management yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat yang diikuti
dengan terciptanya hutan yang lestari.
Inventarisasi Tanaman Obat 24
Inventarisasi Tanaman Obat 25
LAMPIRAN
KEMENTERIAN KEHUTANANDIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANIJALAN ARYA BANJAR GETAS - LINGKAR SELATAN
MATARAM TELP. (0370) 641155-641504 April 2012
SURAT PERINTAH TUGASNomor : PT. 338/BTNGR-I/2012
Dasar : 1. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 280/Kpts-VI/1997 tanggal 21 Mei 1997Tentang Penetapan Taman Nasional Gunung Rinjani
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Pebruari 2007Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional
3. Pengesahan DIPA BA.029 Balai Taman Nasional Gunung Rinjani tahun 2012 Nomor :0372/029-05.2/21/2012 tanggal 09 Desember 2011.
MEMERINTAHKAN :Kepada : 1. Nama / NIP : Alfian Johansyah, S.Hut/19820620 200801 1 014
Pangkat/Gol : Penata Muda/III.aJabatan : PEH Pertama Pada SPTN Wil. I Balai TNGR
2 Nama / NIP : Munaji/19601216 198603 1 005Pangkat/Gol : Penata Muda Tk.I/III.bJabatan : Penyusun Data Informasi dan Pemroses Administrasi Pegawai
Pada Balai TNGR3. Nama / NIP : Setya Kurniawan, S.Hut/19860525 200912 1 007
Pangkat/Gol : Penata Muda/III.aJabatan : Calon Penyuluh Kehutanan Pada SPTN Wil. I BTNGR
4. Nama / NIP : Rony Kristiawan, A.Md/19840518 200801 1 001Pangkat/Gol : Pengatur/II.cJabatan : Calon Penyuluh Kehutanan Pada SPTN Wil. I BTNGR
5. Nama / NIP : Isnan Laila Surahmat/19791028 199803 1 001Pangkat/Gol : Pengatur/II.dJabatan : PEH Pelaksana pada SPTN Wil. I Balai TNGR
Untuk : 1. Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka Inventarisasi Tanaman Obat di WilayahKerja Resort Santong, SPTN Wilayah I BTNGR
2. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah melaksanakan tugas, agar membuat danmenyampaikan laporan secara tertulis kepada Kepala balai
Waktu : Perjalan Dinas dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari, terhitung mulai tanggal 10 s.d. 16 April 2012Biaya : Pelaksanaan kegiatan dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bagian
Anggaran 029 Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Tahun 2012Demikian untuk dilaksanan dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab
Kepala balai,
Ir. Agus Budiono, M.ScNIP 19590318 198603 1 002
Inventarisasi Tanaman Obat 26
Inventarisasi Tanaman Obat 27
Lampiran 2 Foto Kegiatan
Inventarisasi Tanaman Obat 28
Inventarisasi Tanaman Obat 29