tanaman obat tradisional

32
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan tanaman sebagai obat pada dasarnya sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat, termasuk untuk obat berbagai penyakit. Sementara itu kemampuan meracik obat dan jamu adalah merupakan warisan turun-temurun yang telah mengakar kuat pada masyarakat. Indonesia diketahui memiliki keragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Dari berbagai penelitian menyebutkan, bahwa dari sekitar 30.000 spesies tumbuhan yang terdapat di hutan tropis Indonesia sebanyak 9.600 spesies tumbuhan diketahui memiliki khasiat obat, namun demikian baru sekitar 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat tradisional. Sampai saat ini telah banyak dilakukan penelitian untuk membuktikan khasiat dari tanaman obat. Namun demikian, percobaan yang dilakukan sampai pada fase penelitian klinik masih sangat sedikit dan umumnya masih bersifat pendahuluan. Oleh karena itu pengalaman empiris yang ditunjang dengan penelitian tanaman obat juga memiliki andil dalam memberikan keyakinan akan khasiat dan keamanan obat tradisional. Istilah tanaman obat diartikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Obat tradisional adalah warisan budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan serta juga untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Obat-obatan tradisional Indonesia umumnya memiliki peranan yang sangat besar terutama dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Namun demikian tampaknya pemanfaatan tanaman obat di Indonesia masih belum dilakukan secara optimal untuk kesehatan. Hal ini juga diperkuat dengan adanya pernyataan sikap dari dunia medis yang belum sepenuhnya menerima efektifitas dari khasiat obat tradisional. Padahal saat ini biaya pengobatan modern cukup mahal ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang belum sepenuhnya berakhir. Namun demikian penggunaan bahan alam sebagai sumber obat cenderung mengalami peningkatan, terkait dengan adanya isu back to nature dan krisis

Upload: nono

Post on 30-Jun-2015

3.546 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tanaman Obat Tradisional

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan tanaman sebagai obat pada dasarnya sudah seumur dengan

peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta

manfaat, termasuk untuk obat berbagai penyakit. Sementara itu kemampuan meracik obat

dan jamu adalah merupakan warisan turun-temurun yang telah mengakar kuat pada

masyarakat. Indonesia diketahui memiliki keragaman hayati terbesar kedua di dunia

setelah Brazil. Dari berbagai penelitian menyebutkan, bahwa dari sekitar 30.000 spesies

tumbuhan yang terdapat di hutan tropis Indonesia sebanyak 9.600 spesies tumbuhan

diketahui memiliki khasiat obat, namun demikian baru sekitar 200 spesies yang telah

dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat tradisional. Sampai saat ini telah banyak

dilakukan penelitian untuk membuktikan khasiat dari tanaman obat. Namun demikian,

percobaan yang dilakukan sampai pada fase penelitian klinik masih sangat sedikit dan

umumnya masih bersifat pendahuluan. Oleh karena itu pengalaman empiris yang

ditunjang dengan penelitian tanaman obat juga memiliki andil dalam memberikan

keyakinan akan khasiat dan keamanan obat tradisional.

Istilah tanaman obat diartikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh

tanaman dan atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan

obat-obatan. Obat tradisional adalah warisan budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan

dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan serta juga untuk

meningkatkan perekonomian rakyat.

Obat-obatan tradisional Indonesia umumnya memiliki peranan yang sangat

besar terutama dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Namun

demikian tampaknya pemanfaatan tanaman obat di Indonesia masih belum dilakukan

secara optimal untuk kesehatan. Hal ini juga diperkuat dengan adanya pernyataan sikap

dari dunia medis yang belum sepenuhnya menerima efektifitas dari khasiat obat

tradisional. Padahal saat ini biaya pengobatan modern cukup mahal ditambah lagi dengan

krisis ekonomi yang belum sepenuhnya berakhir.

Namun demikian penggunaan bahan alam sebagai sumber obat cenderung

mengalami peningkatan, terkait dengan adanya isu back to nature dan krisis

Page 2: Tanaman Obat Tradisional

2

berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-

obatan modern yang relatif lebih mahal harganya. Selain itu adanya pendapat yang

menyatakan bahwa obat bahan alam dianggap hampir tidak memiliki efek samping yang

membahayakan, namun pernyataan tersebut tidak selalu benar dikarenakan untuk

mengetahui manfaat dan efek samping obat tersebut secara pasti, maka perlu dilakukan

penelitian dan uji praklinis dan uji klinis.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktek tanaman obat tradisional yaitu :

1. Inventarisasi Tanaman Obat Tradisional pada masyarakat Kampung Nendali.

2. Menambah wawasan tentang pengetahuan Tanaman Obat Tradisional.

Page 3: Tanaman Obat Tradisional

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tanaman Obat

Tanaman obat diartikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh

tanaman dan atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan

obat-obatan. Selain dari pengertian tersebut, beberapa ahli lain juga mengelompokkan

tanaman berkhasiat obat menjadi tiga kelompok, yakni :

1. Tumbuhan obat tradisional, merupakan spesies tumbuhan yang diketahui atau

dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan

baku obat tradisional.

2. Tumbuhan obat modern, merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah

dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan

penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial, merupakan spesies tumbuhan yang diduga

mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat tetapi

belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah medis sebagai bahan obat.

Sedangkan Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tanaman obat

Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/MENKES/IV/1978,

yaitu :

1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional

atau jamu.

2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan

baku obat (precusor).

3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi atau ekstrak tanaman tersebut

digunakan sebagai obat.

Untuk penyakit yang belum dapat diobati secara efektif dengan obat

modern, seperti kanker, penyakit virus termasuk AIDS dan penyakit degeneratif, obat

tradisional sangat sering digunakan. Selain itu obat tradisional juga digunakan pada

keadaan terdesak dimana obat modern tidak tersedia atau tidak terjangkau oleh daya

beli masyarakat. Obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

Page 4: Tanaman Obat Tradisional

4

1. Jamu (empirical bused herbal medicine), yaitu obat tradisional yang berasal dari

bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mieral, dan atau sediaan galenik atau

campuran bahan-bahan tersebut yang belum dibakukan dan dipergunakan dalam

upaya pengobatan berdasarkan pengalaman).

2. Obat ekstak bahan alam (scientific based herbal medicine), yaitu obat

tradisional yag disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat

berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.

3. Fitofarmaka (clinical based herbal medicine), yaitu sediaaan obat yang telah

dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau

sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku.

B. Tujuan Penggunaan Obat Tradisional

Tujuan pemakaian obat tradisional dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:

1. Untuk memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani (promotif)

2. Untuk mencegah penyakit (preventif)

3. Sebagai upaya pengobatan penyakit (kuratif)

4. Dan untuk memulihkan kesehatan (rehabilitatif)

C. Penggolongan Tumbuhan Obat

Sedangkan, berdasarkan aktifitas fisiologi dan khasiatnya, tumbuhan obat

digolongkan dalam 8 golongan, yaitu :

1. Obat-obat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.

2. Obat yang bekerja pada SSP.

3. Obat Penyakit Pernafasan.

4. Obat Gastroenterologika.

5. Obat Antirematik.

6. Obat Endokrinologika.

7. Obat Antiparasit, termasuk antimalaria, amobisid, insektisida, dan antelmintik.

8. Obat untuk Kontrasepsi Oral.

D. Simplisia

Obat tradisional terdiri dari berbagai jenis tanaman dan bagian tanaman.

Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan

apapun dan kecuali dinyatakan lain, barupa bahan yang telah dikeringkan disebut

Page 5: Tanaman Obat Tradisional

5

simplisia (bagian tumbuhan yang dipergunakan). Pengetahuan tentang kegunaan

masing-masing simplisia sangat penting, sebab dengan diketahui kegunaan masing-

masing simplisia, diharapkan tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan tanaman obat

serta dapat mencarikan alternatif pengganti yang tepat apabila simplisia yang

dibutuhkan ternyata tidak dapat diperoleh.

NAMA LATIN DARI BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN DALAM TATA NAMA SIMPLISIA

Nama Latin Bagian Tanaman

Radix Akar Rhizome Rimpang Tubera Umbi

Flos Bunga Fructus Buah Semen Biji Lignum Kayu Cortex Kulit Kayu Caulis Batang Folia Daun Herba Seluruh Tanaman

Agar pemanfaatan obat tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah terutama dari segi keamanan khasiat dan penggunaannya, maka perlu

dilakukan penelitian dan pengembangan dangan tahapan yag jelas dan sistematis.

Tahapan tersebut meliputi :

1. Pemilihan (seleksi) simplisia berdasarkan informasi dari masyarakat tentang

pemanfaatan dan penelusuran pustaka tentang kandungan kimia dari tanaman

tersebut.

2. Uji penyaringan biologi (screening biologic) yang meliputi uji farmakologi dan

toksisitas akut.

3. Uji farmakodinamik

4. Uji toksisitas lanjut seperti ; uji toksisitan sub-akut, kronis, dan khusus.

5. Pengembangan formulasi

6. Uji klinik pada manusia

Page 6: Tanaman Obat Tradisional

6

E. Keunggulan dan Kelemahan Obat Tradisional

Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum menggunakan obat bahan alam

adalah mengenai keunggulan dan kelemahan obat tradisional. Adapun keunggulan

obat bahan alam antara lain :

1. Efek samping obat tradisional relatif lebih kecil bila digunakan secara benar dan

tepat, baik tepat takaran, waktu penggunaan, cara penggunaan, ketepatan

pemilihan bahan, dan ketepatan pemilihan obat tradisional atau ramuan tanaman

obat untuk indikasi tertentu.

2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat/komponen

bioaktif tanaman obat.

3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.

4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degeneratif.

Namun demikian, obat bahan alam juga memiliki beberapa kelemahan yang

menjadi kendala dalam pengembangan obat tradisional, antara lain; efek

farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar, dan bersifat higrokospis serta

volumines, belum dilakukan uji klinis dan mudah tercemar berbagai mikroorganisme.

Page 7: Tanaman Obat Tradisional

7

BAB III METODOLOGI

A. Lokasi

Lokasi Praktek Mata Kuliah Tanaman Obat Tradisional dilakukan di

Kampung Nendali, Sentani. Dengan pertimbangan bahwa di Kampung Nendali

mayoritas penduduk adalah suku asli Nendali

B. Waktu

Waktu Praktek Mata Kuliah Tanaman Obat Tradisional dilaksanakan pada

tanggal 08 Desember 2008, pukul 09.00 WIT sampai selesai.

C. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan Praktek Mata Kuliah

Tanaman Obat Tradisional adalah sebagai berikut :

1. Alat

• Gunting

• Koran

• Tali pengikat

• Papan pengepres

• Pisau

2. Bahan

Tanaman obat yang terdapat di sekitar Kampung Nendali

D. Prosedur Kerja

a. Pengumpulan sampel tanaman obat, dengan melakukan wawancara pada informan

pangkal, kunci, dan pelengkap serta observasi dan inventarisasi tumbuhan obat di

Kampung Nendali.

b. Identifikasi sampel tanaman obat, bertujuan untuk mengetahui morfologi dan

karakteristik tumbuhan.

c. Pembuatan herbarium

Page 8: Tanaman Obat Tradisional

8

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data tanaman obat dilakukan dengan metode

observasi, wawancara, serta tinjauan pustaka. Observasi dilakukan pada tumbuhan

obat yang terdapat di sekitar Kampung Nendali, wawancara dilakukan pada beberapa

informan, yakni informan pangkal, kunci dan pelengkap. Sementara tinjauan pustaka

bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kampung Nendali

yang telah diketahui dengan pasti efek farmakologinya dan telah melalui uji klinis.

F. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan metoda deskriptif kualitatif, yang bertujuan

mengumpulkan data dan mendeskripsikan objek secara rinci dan mendalam dengan

maksud mengembangkan konsep atau pemahaman. Hal ini dilaksanakan karena ada

banyak hal yang tidak mungkin diungkap hanya melalui pengamatan dan wawancara.

Page 9: Tanaman Obat Tradisional

9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Dari hasil wawancara baik dengan informan pangkal, kunci dan pelengkap

di Kampung Nendali, diketahui bahwa terdapat 11 tumbuhan yang diyakini dapat

menyembuhkan penyakit dan berkhasiat sebagai obat, tumbuhan tersebut yakni:

1. Nama

• Lokal : Kahalau atau Daun Suanggi

Gambar 1. Kahalau/Daun Suanggi (Sp. 1)

Deskripsi tanaman

Kahalau merupakan tumbuhan perdu yang hidup ditanah terbuka, menurut

informan pangkal Kahalau hanya dapat dijumpai pada tanah yang telah

dibersihkan dan akan dijadikan kebun. Letak daun Kahalau saling berhadapan

dengan ujung daun yang tumpul serta bagian pinggir daun yang rata. Panjang

daun Kahalau antara 13-15 cm sementara lebarnya 1,5 cm. Daun Kahalau

memiliki bau yang sangat spesifik, sehingga dari bau inilah Kahalau bagi

masyarakat Kampung Nendali sering juga digunakan sebagai pengusir nyamuk.

Page 10: Tanaman Obat Tradisional

10

Simplisia

• Daun (Folia)

Khasiat

Daun Kahalau menurut masyarakat Kampung Nendali memiliki khasiat

sebagai obat Sesak nafas atau Asma, dan meringankan badan. Selain itu Kahalau

juga dapat digunakan sebagai tumbuhan pengusir nyamuk.

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk Sesak nafas atau Asma; daun Kahalau dicuci dan direbus dengan

air secukupnya kemudian hasil rebusan diminum 2 kali sehari, yakni pagi

sebelum makan dan malam sebelum tidur.

• Untuk meringankan badan; daun Kahalau dibersihkan kemudian dikunyah

atau juga dapat dimakan bersama dengan Pinang dan Sirih.

2. Nama

• Lokal : Hote

Gambar 2. Hote (Sp. 2)

Deskripsi Tanaman

Hote merupakan tumbuhan herba liar yang hidup di tanah terbuka. Letak

helaian daun Hote tumbuh berseling dan daun berbentuk lanset. Daun Hote

Page 11: Tanaman Obat Tradisional

11

berwarna hijau-kekuningan dengan ujung daun yang meruncing dan bagian tepi

daun yang rata, selain itu daun dan rimpang Hote juga memiliki bau yang

spesifik.

Simplisia

• Daun (Folia)

• Rimpang (Rhizome)

Khasiat

Daun dan Rimpang Hote mempunyai khasiat untuk menambah stamina

tubuh, dan untuk pengobatan penyakit Paru-paru basah.

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk menambah stamina; daun Hote dicuci atau dibersihkan dan

kemudian dikunyah.

• Untuk pengobatan penyakit Paru-paru basah; Rimpang Hote direbus

dengan air secukupnya kemudian air hasil rebusan diminum 2 kali sehari.

3. Nama

• Umum : Jambu Mede

• Ilmiah : Anacardium occidentale L.

Gambar 3. Jambu Mede (Anacardium occidentale L.)

Page 12: Tanaman Obat Tradisional

12

Klasifikasi Ilmiah

• Kingdom : Plantae

• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

• Superdivisio : Spematophyta (menghasilkan biji)

• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

• Subkelas : Rosidae

• Ordo : Sapindales

• Familia : Anacardiaceae

• Genus : Anacardium

• Spesies : Anacardium occidentale L.

Deskripsi Tanaman

Pohan Jambu Mede dapat tumbuh di segala macam tanah, tinggi pohon

Jambu Mede dapat mencapai antara 8-12 m serta memiliki cabang dan ranting

yang banyak. Panjang daun antara 4-22 cm dengan lebar daun 2,5-15 cm.

sementara itu daun berbentuk bulat telur sungsang, tepi rata dan ujung daun

membulat. Daun Jambu Mede berwarna hijau dengan pertulangan menyirip.

Simplisia

• Daun (Folia)

Khasiat

Daun Jambu Mede menurut warga Nendali memiliki khasiat untuk

mengobati diare.

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk pengobatan Diare; Ambil daun Jambu Mede secukupnya kemudian

direbus, air hasil rebusan diminum dan dihabiskan dalam sehari.

4. Nama

• Umum : Mayana Merah

• Ilmiah : Solenostemon scutellarioides (L.) Codd

Page 13: Tanaman Obat Tradisional

13

Gambar 4. Mayana Merah (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd)

Klasifikasi Ilmiah

• Kingdom : Plantae

• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

• Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

• Subkelas : Asteridae

• Ordo : Lamiales

• Familia : Lamiaceae

• Genus : Solenostemon

• Spesies : Solenostemon scutellarioides (L.) Codd

Deskripsi Tanaman

Mayana tumbuh secara liar di tanah terbuka, dan tergolong dalam

tumbuhan herba. Daun mayana berwarna merah dan bentuknya segitiga atau

bentuk bulat telur, serta memiliki tangkai daun yang panjangnya mencapai 3-4

cm, pangkal daun membulat atau melekuk menyerupai bentuk jantung, ujung

Page 14: Tanaman Obat Tradisional

14

daun meruncing, tepi beringgit, tulang daun menyirip jelas (berupa alur),

permukaan daun agak mengkilap, berambut halus, panjang 7 - 11 cm dan lebar

3,5 - 6 cm. Letak daun mayana saling berhadapan dan jika seluruh bagian Mayana

diremas maka akan mengeluarkan bau yang harum. Mayana merupakan tumbuhan

terna setahun yang tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, dan pada

bagian yang menyentuh tanah keluar akar. Batang Mayana bersegi empat dengan

alur yang agak dalam pada masing-masing sisinya, berambut, percabangan

banyak, berwarna ungu kemerahan.

Simplisia

• Daun (Folia)

Khasiat

• Untuk mengobati sakit mata.

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk pengobatan sakit mata; Daun Mayana Merah ditumbuk kemudian

diperas dan air hasil perasan diteteskan pada mata yang sakit.

5. Nama

• Umum : Sambiloto

• Ilmiah : Andrographis paniculata (Burn.f) Ness)

Page 15: Tanaman Obat Tradisional

15

Gambar 5. Sambiloto (Andrographis Paniculata (Burn.f) Ness)

Klasifikasi Ilmiah

• Kingdom : Plantae

• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

• Superdivisio : Spermathophyta (menghasilkan biji)

• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

• Subkelas : Asteridae

• Ordo : Scrophulariales

• Family : Acanthaceae

• Genus : Andrographis

• Spesies : Andrographis paniculata (Burn.f) Ness)

Deskripsi Tanaman

Sambiloto tergolong salah satu tumbuhan herba semusim yang rasanya

pahit. Tumbuh pada tanah dengan kandungan humus tinggi serta dengan

kelembaban dan penyinaran yang agak tinggi. Batang Sambiloto berkayu dengan

Page 16: Tanaman Obat Tradisional

16

tangkai daun yang pendek. Daun Sambiloto tersusun berhadapan, berbentuk

lanset, pangkal dan ujung daun meruncing dengan tekstur tepian daun yang rata.

Selain itu daun Sambiloto memiliki permukaan yang halus, panjang daun

umumnya antara 2-8 cm dan lebar 1-3 cm.

Simplisia

• Daun (Folia)

Khasiat

• Daun Sambiloto berkhasiat untuk pengobatan Malaria dan Sakit tulang

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk pengobatan Malaria dan Sakit tulang; Ambil daun Sambiloto

secukupnya kemudian direbus, dan air hasil rebusan diminum. Air hasil

rebusan digunakan untuk sekali minum.

6. Nama

• Umum : Gedi

• Lokal : Manggali

• Ilmiah : Abelmoschus manihot L.

Gambar 6. Daun Gedi/Manggali (Abelmoschus manihot L.)

Page 17: Tanaman Obat Tradisional

17

Klasifikasi Ilmiah

• Kingdom : Plantae

• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

• Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

• Subkelas : Dilleniidae

• Ordo : Malvales

• Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

• Genus : Abelmoschus

• Spesies : Abelmoschus manihot L.

Deskripsi Tanaman

Gedi umumnya hidup pada tanah yang terbuka. Bentuk daun Gedi menjari

dengan tekstur tepian daun yang bergelombang. Pertulangan daun Gedi menonjol

pada permukaan serta memiliki tangkai daun yang panjang. Daun gedi tersusun

berseling.

Simplisia

• Daun (Folia)

Khasiat

• Bagi warga Kampung Nendali daun Manggali atau biasanya disebut

dengan daun Gedi, sangat berkhasiat untuk mengobati sakit Maag.

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk pengobatan Maag atau Gastritis; Ambil daun Manggali atau daun

Gedi secukupnya kemudian direbus, dan air hasil rebusan diminum sedikit

demi sedikit dan dihabiskan dalam sehari.

7. Nama

• Indonesia : Sere Merah

• Ilmiah : Andropogon nardus L.

Page 18: Tanaman Obat Tradisional

18

Gambar 7. Sere Merah (Andropogon nardus L.)

Klasifikasi Ilmiah

• Kingdom : Plantae

• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

• Superdivisio : Spematophyta (menghasilkan biji)

• Divisio : Magnoliophyta

• Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)

• Subkelas : Commlinidae

• Ordo : Poales

• Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

• Genus : Andropogon

• Spesies : Andropogon nardus L.

Deskripsi Tanaman

Habitus sere merah termasuk golongan rumput tahunan. Batang sere

merah tidak berkayu serta memiliki ruas yang pendek, daun sere merah berbentuk

Page 19: Tanaman Obat Tradisional

19

lanset dan berpelepah, serta pangkal pelepah memeluk batang. Letak daun sere

merah berseling, dengan bagian ujung daun yang meruncing atau tajam. Panjang

daun sere merah 25-75 cm dan lebar 5-15 mm, memiliki pertulangan yang sejajar.

Tinggi batang Sere merah antara 60-70 cm. Sere merah memiliki akar serabut,

selain itu sere merah juga memiliki bau yang khas.

Simplisia

• Daun (Folia)

Khasiat

• Menurut warga Kampung Nendali daun Sere merah berkhasiat untuk

melancarkan peredaran darah.

Cara Meramu dan Penggunaan

• Melancarkan peredaran darah; Daun serai merah direbus dengan air

secukupnya, kemudian air hasil rebusan diminum.

8. Nama

• Lokal : Horoli

Gambar 8. Horoli (Sp. 3)

Page 20: Tanaman Obat Tradisional

20

Deskripsi Tanaman

Horoli hidup liar pada tanah terbuka yang tidak terlalu lembab dan hidup

diantara rerumputan, daun horoli berwarna hijau kekuningan dengan letak daun

yang saling berhadapan. Termasuk tumbuhan terna dengan panjang daun antara 4-

5 cm dan lebar daun 2-2,5 cm. Tekstur tepi daun horoli bergerigi serta memiliki

batang yang tidak berkayu dan akar berupa akar serabut.

Simplisia

• Akar (Radix)

Khasiat

• Akar Horoli menurut warga Kampung Nendali dapat digunakan untuk

mengobati Rematik

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk pengobatan Rematik; Ambil pada bagian akar dari tumbuhan

Horoli secukupnya kemudian dibersihkan atau dicuci, selanjutnya akar

Horoli direbus dengan 3 gelas air hingga air rebusan tersisa menjadi 1

gelas. 1 gelas air rebusan tersebut diminum 2 kali dalam sehari, yakni

diminum sebelum makan dan sebelum tidur.

9. Nama

• Umum : Meniran

• Lokal : Daun Blakang Biji atau Daun Gendong Anak

• Ilmiah : Phyllanthus urinaria Linn

Page 21: Tanaman Obat Tradisional

21

Gambar 9. Meniran/Daun Blakang Biji/Daun Gendong Anak (Phyllanthus urinaria Linn)

Klasifikasi Ilmiah

• Kingdom : Plantae

• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

• Superdivisio : Spermathophyta (menghasilkan biji)

• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

• Subkelas : Rosidae

• Ordo : Euphobiales

• Family : Euphorbiaceae

• Genus : Phyllanthus

• Spesies : Phyllanthus urinaria Linn

Deskripsi Tanaman

Meniran atau dalam penamaan warga Nendali disebut dengan daun

blakang biji adalah tanaman terna liar yang ditemukan hidup pada semua tempat

seperti di semak-semak, pekarangan rumah, diantara rerumputan dan di tempat-

Page 22: Tanaman Obat Tradisional

22

tempat lain. Daun blakang biji dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, terutama

tanah berpasir. Selain itu Blakang biji juga menyukai tempat yang lembab dan

akan tumbuh dengan subur apabila tanah kaya akan bahan organik.

Batang Blakang biji bercabang-cabang dan berwarna hijau. Letak daun

berseling, helaian daun bundar telur dengan bagian ujung tumpul dan tekstur tepi

daun rata. Salah satu ciri khas dari meniran atau blakang biji adalah memiliki

bagian yang menyerupai biji pada bagian bawah daun.

Simplisia

• Daun (Folia)

Khasiat

• Menurut masyarakat Kampung Nendali Blakang biji atau Meniran

memiliki khasiat untuk mengobati Diare dan melangsingkan badan

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk pengobatan Diare dan melangsingkan badan; Ambil Daun

secukupnya kemudian direbus, dan air hasil rebusan diminum.

10. Nama

• Lokal : Owa

Page 23: Tanaman Obat Tradisional

23

Gambar 10. Owa (Sp. 4)

Deskripsi Tanaman

Batang Owa berkayu, dan termasuk tumbuhan golongan perdu yang

tumbuh secara liar di dalam hutan. Daun owa memiliki tekstur yang rata pada

bagian tepi, memiliki pertulangan daun yang menonjol pada permukaan dan

terlihat jelas. Daun Owa berwarna hijau dan memiliki tangkai daun yang pendek.

Kulit kayu Owa memiliki rasa yang spesifik dan sering digunakan warga Nendali

untuk pengobatan maag.

Simplisia

• Kulit kayu (Cortex)

Khasiat

• Kulit kayu Owa menurut warga Kampung Nendali berkhasiat untuk

mengobati luka, dan penghilang bau mulut serta maag.

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk mengobati luka; kulit kayu ditempelkan pada bagian tubuh yang

terdapat luka.

Page 24: Tanaman Obat Tradisional

24

• Untuk penghilang bau mulut dan sakit Maag; Cukup sedikit dari bagian

kulit kayu dikunyah.

11. Nama

• Umum : Pinang

• Ilmiah : Ptychosperma macorthurii

Gambar 11. Pinang (Areca catechu L.)

Klasifikasi Ilmiah

• Kingdom : Plantae

• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

• Superdivisio : Spermathophyta (menghasilkan biji)

• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

• Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)

• Subkelas : Arecidae

• Ordo : Arecales

• Family : Arecaceae

Page 25: Tanaman Obat Tradisional

25

• Genus : Areca

• Spesies : Areca catechu L.

Deskripsi Tanaman

Pohon Pinang berbatang langsing, tumbuh tegak serta tidak bercabang.

Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul diujung batang membentuk roset

batang. Pelapah daun membentuk tabung, dan tangkai daun pendek. Panjang

helaian daun 1-1,8 m, pada anak daun mempunyai panajang 85 cm, lebar 5 cm

dengan bagian ujung yang sobek serta bergerigi.

Simplisia

• Akar (Radix)

Khasiat

• Menurut warga Kampung Nendali akar pinang dapat digunakan untuk

mengobati sakit pada hati (Liver)

Cara Meramu dan Penggunaan

• Untuk pengobatan sakit pada hati (Liver); Akar Pinang direbus dengan air

secukupnya, kemudian air hasil rebusan diminum 3 kali sehari.

Page 26: Tanaman Obat Tradisional

26

B. Pembahasan

Dari hasil praktek lapangan Mata Kuliah Tanaman Obat Tradisional maka

dapat dibuatkan tabel Tanaman Obat sebagai berikut :

Page 27: Tanaman Obat Tradisional

27

TABEL 1.0

TANAMAN OBAT KAMPUNG NENDALI

No Kelas Family Species Nama Lokal / Nama Umum

Manfaat Simplisia

1 - - Sp. 1

Kahalau / - Sesak Nafas/Asma dan Meringankan Badan Daun (Folia)

2 - - Sp. 2 Hote / - Penambah Stamina dan Mengobati Paru Basah

Daun (Folia) dan Rimpang (Rhizome)

3 Magnoliopsida Anacardiceae Anacardium occidentale L.

- / Jambu Mede Mengobati Diare Daun (Folia)

4 Magnoliopsida Lamiaceae Solenostemon scutellarioides (L.) Codd

- / Mayana Merah Mengobati Sakit Mata Daun (Folia)

5 Magnoliopsida Acanthaceae Andrographis Paniculata (Burn.f) Ness)

- / Sambiloto Mengobati Malaria dan Sakit Tulang Daun (Folia)

6 Magnoliopsida Malvaceae Abelmoschus manihot L.

Manggali / Gedi Mengobati Sakit Maag Daun (Folia)

7 Liliopsida Poaceae Andropogon nardus L.

- / Sere Merah Melancarkan Peredaran Darah Daun (Folia)

8 - - Sp. 3

Horoli/ - Pengobatan Rematik Akar (Radix)

9 Magnoliopida Euphorbiaceae Phyllanthus urinaria Linn Daun Blakang Biji (Daun

Gendong Anak) / Meniran Mengobati Diare dan Melangsingkan Badan Daun (Folia)

10 - - Sp. 4

Owa / - Mengobati Luka, Penghilang Bau Mulut dan Maag

Kulit Kayu (Cortex)

11 Liliopsida Arecaceae Areca catechu L.

- / Pinang Sakit pada Hati (Liver) Akar (Radix)

Page 28: Tanaman Obat Tradisional

28

Berdasarkan tabel 1.0, bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat

atau simplisia menurut masyarakat Kampung Nendali adalah daun, akar, kulit kayu

dan rimpang. Persentase simplisia dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Diagram 1.0 Persentase Simplisia

Pada diagram 1.0 dapat diketahui bahwa persentase penggunaan simplisia

secara berturut-turut adalah daun (folia) 67%, akar (radix) 17%, kulit kayu (cortex)

dan rimpang (rhizome) 8%.

Dari persentase tersebut, diketahui bahwa daun merupakan bagian dari

tanaman yang paling banyak digunakan sebagai bahan pengobatan. Simplisia daun

lebih banyak digunakan dibanding dengan bagian tumbuhan lainnya, dikarenakan

kandungan zat aktif pada daun lebih banyak serta kualitas dan kuantitasnya selalu ada

dan tersedia.

Sementara itu mengenai cara pengolahan simplisia, 11 tumbuhan obat yang

ditemukan di Kampung Nendali dapat dikelompokkan dalam 3 cara pengolahan,

yakni direbus, diperas, dan dikonsumsi langsung tanpa pengolahan. Persentase

pengolahan simplisia adalah sebagai berikut.

Diagram 1.1 Persentase

Cara Pengolahan Simplisia

PERSENTASE SIMPLISIA

67%

17%

8%8%

Daun (Folia)

Akar (Radix)

Kulit Kayu (Cortex)

Rimpang (Rhizome)

PERSENTASE CARA PENGOLAHAN SIMPLISIA

01020304050607080

Direbus Diperas Dikonsumsi langsungtanpa pengolahan

CARA PENGOLAHAN

%

Page 29: Tanaman Obat Tradisional

29

Berdasarkan diagram 1.1 mengenai persentase cara pengolahan simplisia,

diketahui bahwa cara merebus simplisia merupakan cara pengolahan yang paling

banyak dilakukan dengan persentase 69%, sedangkan pengolahan dengan cara diperas

8% dan penggunaan (konsumsi) simplisia tanpa melalui tahap pengolahan 23%.

Pengolahan simplisia dengan cara direbus paling sering digunakan karena

cara tersebut sudah dilakukan secara turun-temurun. Selain itu, sebagian besar

senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan obat bersifat polar. Zat-zat aktif

senyawa kimia yang bersifat polar dapat ditarik keluar apabila berikatan dengan

senyawa yang juga bersifat polar.

Air merupakan salah satu senyawa universal yang bersifat polar dan mudah

didapatkan oleh masyarakat. Dalam suhu kamar, air mempunyai kemampuan yang

kurang kuat untuk menarik zat-zat kimia yang terdapat dalam tanaman obat. Dengan

demikian suhu perlu dinaikkan dengan cara pemanasan. Air dengan suhu yang tinggi

mempunyai kemampuan yang kuat untuk menarik zat-zat kimia pada tanaman obat.

Oleh sebab itu, cara pengolahan simplisia yang baik adalah dengan cara direbus. Hal

ini dikarenakan, ketika tanaman obat direbus dengan air, maka semua zat kimia yang

terdapat pada tanaman obat akan tertarik keluar dan larut dengan air. Dengan

demikian, walaupun semua zat yang terdapat pada tanaman obat ikut larut dalam air,

tetapi hanya zat kimia aktif yang bereaksi dan mampu menyembuhkan penyakit.

Berdasarkan aktifitas fisiologi dan khasiatnya, tumbuhan obat yang

ditemukan di Kampung Nendali dapat digolongkan sebagai berikut (penggolongan

berdasarkan pendekatan emik) :

1. Obat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah : Daun Serai Merah (melancarkan

peredaran darah).

2. Obat Penyakit Penafasan : Daun Kahalau (mengobati sesak nafas/asma), Rimpang

Hote (mengobati penyakit Paru basah).

3. Obat Gastroenterologika : Daun Jambu Mede (mengobati diare), Daun Gedi

(mengobati maag), Meniran (mengobati diare), Kulit kayu Owa (mengobati

maag).

4. Obat Antirematik : Akar Horoli (mengobati rematik).

5. Obat Antiparasit : Sambiloto (mengobati malaria).

Page 30: Tanaman Obat Tradisional

30

6. Obat dengan khasiat Lain : Daun Kahalau (meringankan badan), Daun Hote

(menambah stamina tubuh), Mayana Merah (mengobati sakit mata), Sambiloto

(mengobati Sakit Tulang), Meniran (melangsingkan badan), Kulit kayu Owa

(mengobati luka, penghilang bau mulut), Akar Pinang (mengobati sakit pada

hati/lever).

Page 31: Tanaman Obat Tradisional

31

BAB V P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari kegiatan praktikum Tumbuhan Obat Tradisional

di Kampung Nendali, diketahui bahwa umumnya tumbuhan obat yang ditemukan

merupakan tumbuhan yang hidup liar dan tidak termasuk jenis tumbuhan budidaya.

Dari 11 tumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan melalui kegiatan pratek lapangan,

terdapat 4 tumbuhan obat lokal dan 7 tumbuhan obat umum yang sudah diketahui

dengan jelas efek farmakologisnya.

Page 32: Tanaman Obat Tradisional

32

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta

Http://www.plantamor.com

Http://www.cybermed.cbn.net.id

Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta