tambhn union

9
Delayed Union Delayed union adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fraktur yang belum sembuh dalam waktu yang diharapkan. Penyebab Faktor penyebab delayed union yaitu: Biologi, biomekanik atau keadaan pasien terkait. 1. Biologi Suplai darah yang tidak memadai. Pada displaced fraktur tulang panjang akan menyebabkan robekan pada kedua periosteum dan gangguan suplai darah di intramedulla. Tepi fraktur akan menjadi nekrotik dan terjadi pembentukan massa kalus. Jika zona nekrosis luas, misalnya pada fraktur kominutif, delayed union sering terjadi. Kerusakan jaringan lunak. Kerusakan parah pada jaringan lunak mempengaruhi penyembuhan fraktur dengan: (1) mengurangi efektivitas splint otot; (2) merusak suplai darah lokal dan (3) mengurangi atau menghilangkan masukan osteogenik dari sel induk mesenchymal dalam otot. 2. Biomekanik Imperfect splintage. Traksi yang berlebihan atau gerakan yang berlebihan pada bagian tulang fraktur akan menunda pengerasan kalus. Over-rigid fixation.

Upload: cindy-amalia

Post on 29-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jfyhm

TRANSCRIPT

Page 1: Tambhn Union

Delayed Union

Delayed union adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fraktur yang

belum sembuh dalam waktu yang diharapkan.

Penyebab

Faktor penyebab delayed union yaitu:

Biologi, biomekanik atau keadaan pasien terkait.

1. Biologi

Suplai darah yang tidak memadai. Pada displaced fraktur tulang panjang akan

menyebabkan robekan pada kedua periosteum dan gangguan suplai darah di

intramedulla. Tepi fraktur akan menjadi nekrotik dan terjadi pembentukan

massa kalus. Jika zona nekrosis luas, misalnya pada fraktur kominutif, delayed

union sering terjadi.

Kerusakan jaringan lunak. Kerusakan parah pada jaringan lunak

mempengaruhi penyembuhan fraktur dengan: (1) mengurangi efektivitas splint

otot; (2) merusak suplai darah lokal dan (3) mengurangi atau menghilangkan

masukan osteogenik dari sel induk mesenchymal dalam otot.

2. Biomekanik

Imperfect splintage. Traksi yang berlebihan atau gerakan yang berlebihan pada

bagian tulang fraktur akan menunda pengerasan kalus.

Over-rigid fixation.

Infeksi.

3. Keadaan pasien terkait

Immense

Immoderate

Immovable

Impossible.

Gambaran klinis

Fraktur dengan nyeri yang berlanjut. Pada x-ray, garis fraktur tetap terlihat dan ada

terdapat sedikit pembentukan kalus atau reaksi periosteal. Ujung tulang tidak

Page 2: Tambhn Union

mengalami atrofi. Fraktur akan bersatu, namun dalam waktu yang lebih lama dari

waktu yang diharapkan.

Pengobatan

1. Konservatif

Dua prinsip penting adalah: (1) untuk menghilangkan kemungkinan penyebab

delayed union dan (2) untuk mempercepat penyembuhan dengan menyediakan

lingkungan yang paling tepat. Imobilisasi (apakah dengan cor atau fiksasi internal)

harus cukup untuk mencegah pergeseran pada fraktur. Untuk meningkatkan

kecepatan penyatuan tulang dapat dilakukan dengan: (1) Anjuran untuk melakukan

latihan otot dan (2) weightbaring.

2. Operative

Jika delayed union terjadi lebih dari 6 bulan dan tidak ada tanda-tanda

pembentukan kalus, maka dianjurkan untuk dilakukan fiksasi internal. Operasi

harus direncanakan sedemikian rupa untuk meminimalisir kerusakan pada jaringan

lunak.

Non union

Non-union adalah suatu kondisi di mana tidak terjadi penyatuan (penyembuhan)

tulang  yang mengalami fraktur setelah beberapa waktu, di mana normalnya tulang

tersebut seharusnya sudah menyatu.

Non union yang dibagi menjadi jenis hipertrofi dan atrofi. Dalam hypertrophic non-

union ujung tulang yang membesar, menunjukkan osteogenesis yang masih aktif tapi

tidak cukup mampu untuk menyatukan tulang yang fraktur. Pada atrofi non-union,

osteogenesis tampak telah berhenti. Ujung tulang tapered atau bulat tanpa ada

pembentukan tulang baru. Non union juga dapat memberikan gambaran

pseudoarthrosis.

Page 3: Tambhn Union
Page 4: Tambhn Union

Penyebab

Terdapat empat hal yang dapat menyebabkan non union.

1. Kontak - Apakah ada kontak yang cukup antara fragmen?

2. Alignment - Apakah fraktur adekuat, untuk mengurangi geser?

3. Stabilitas - Apakah fraktur memiliki stabilitas yang cukup?

4. Stimulasi - Apakah fraktur cukup 'dirangsang'? (Misalnya dengan weightbaring)

Selain itu, terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan non-union: (1) poor soft

tissue (baik dari cedera atau pembedahan); (2) infeksi lokal; (3) penyalahgunaan obat

terkait, anti-inflamasi atau obat immunosuppressant sitotoksik.

Pengobatan

1. Konservatif

Non-union kadang-kadang tanpa gejala, kemungkinan tidak ada pengobatan yang

spesifik, paling banyak dilakukan pelepasan splint. Bahkan jika gejala yang hadir,

operasi bukan satu-satunya jawaban; dengan hipertrofik non-union, bracing

fungsional mungkin cukup untuk menginduksi union. USG berdenyut juga dapat

digunakan untuk merangsang union.

2. Operative

Pada hypertrophic non-union tanpa disertai deformitas, fiksasi internal atau

eksternal dapat dilakukan. Pada atrofi non-union, tidak cukup dilakukan dengan

fiksasi saja, kemungkinan dibutuhkan tambahan terapi dengan teknik lizarov.

Page 5: Tambhn Union

Malunion

Malunion adalah penyembuhan fraktur dalam posisi yang tidak anatomis (abnormal).

Biasanya disebabkan oleh penanganan yang kurang adekuat. Malunion dapat

menyebabkan gangguan fungsional dan estetik, dan paling sering terjadi sebagai

komplikasi fraktur tulang phalangs.

Beberapa contoh malunion adalah malrotasi (terjadi pada fraktur spiral atau oblik),

angulasi, dan pemendekan (shortening).

Bila fragmen menyambung pada posisi yang tak memuaskan (angulasi, rotasi, atau

pemendekan yang tak dapat diterima) fraktur itu dikatakan malunion.

Page 6: Tambhn Union

Faktor penyebab :

Tidak tereduksinya fraktur secara cukup

Kegagalan mempertahankan reduksi ketika terjadi penyembuhan

Kolaps yang berangsur-angsur pada tulang yang osteoporotik atau kominutif

Pengobatan

Malunion mungkin memerlukan terapi bahkan sebelum fraktur benar-benar menyatu;

keputusan untuk melakukan remanipulasi atau koreksi itu mungkin sangat sukar. Ada

beberapa petunjuk:

1. Pada orang dewasa, fraktur harus direduksi sedekat mungkin dengan

posisi anatomis. Tetapi, aposisi kurang begitu penting dibandingkan

alignment dan rotasi. Angulasi lebih dari 15 derajat pada tulang

panjang, atau deformitas rotasional yang nyata mungkin membutuhkan

koreksi dengan manu=ipulasi ulang, atau membutuhkan osteotomi dan

fiksasi internal.

2. Pada anak-anak, deformitas sudut dekat ujung tulang biasanya akan

berubah bentuknya sejalan dengan waktu; sedang deformitas rotasional

tidak.

3. Pada tungkai bawah, pemendekan lebih dari 2,5 cm jarang dapat

diterima oleh pasien dan prosedur pemanjangan tungkai dapat

diindikasikan.

4. Harapan pasien (sering didorong oleh penampilan kosmetik) dapat

amat berbeda dari harapan ahli bedah; ini tidak boleh diabaikan

5. Pembahasan bersama dengan pasien, dan pemandangan dengan

panduan sinar-X, akan membantu dalam pemantauan kebutuhan terapi

dan dapat mencegah kesalahpahaman di kemudian hari

6. Efek-efek jangka panjang dari deformitas sudut yang kecil terhadap

fungsi sendi dangat sedikit yang diketahui. Tetapi, tampaknya

malposisi lebih dari 15 derajat pada setiap bisang dapat menyebabkan

pembebanan asimetris pada sendi di atasnya atau dibawahnya dan

menyebabkan munculnya osteoarthritis sekunder di kemudian hari; ini

terutama berlaku pada sendi-sendi yang menahan beban besar.

Page 7: Tambhn Union