bab i-iv peran credit union

65
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Credit Union merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Koperasi Kredit (KOPDIT) atau Koperasi Simpan Pinjam. Hampir setiap orang mengenal Koperasi, walaupun definisi Koperasi dipahami secara berbeda-beda, tetapi secara umum koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang unik. Beberapa pengertian Koperasi menyebutkan, “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung risiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1966 dikutip dari Edilius dan Sudarsono, 1993). 1

Upload: jonidi-bay-lanau

Post on 28-Dec-2015

273 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Credit Union merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Koperasi Kredit (KOPDIT) atau

Koperasi Simpan Pinjam. Hampir setiap orang mengenal Koperasi, walaupun

definisi Koperasi dipahami secara berbeda-beda, tetapi secara umum koperasi

dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang unik. Beberapa pengertian

Koperasi menyebutkan, “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya

yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk

organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing

memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan

bersedia menanggung risiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha

yang mereka lakukan (ILO, 1966 dikutip dari Edilius dan Sudarsono, 1993).

Pengertian lainnya menyebutkan, “Koperasi didirikan sebagai persekutuan

kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya dengan biaya semurah-

murahnya, itulah yang dituju. Dari definisi-definisi tersebut bisa dilihat bahwa

dalam koperasi setidak–tidaknya terdapat dua unsur yang yang saling berkaitan

satu sama lain. Unsur pertama adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur kedua

adalah unsur sosial.

Sebagai suatu bentuk perusahaan, Koperasi berusaha memperjuangkan

pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya secara efisien. Sedangkan

1

Page 2: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

2

sebagai perkumpulan Orang, Koperasi memiliki watak sosial. Keuntungan

bukanlah tujuan utama Koperasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Bung Hatta

(1954), yang lebih diutamakan dalam koperasi adalah peningkatan kesejahteraan

ekonomi para anggotanya. Dilihat dari yang telah diutarakan diatas, Koperasi

tampak memiliki hubungan dengan Ekonomi Kerakyatan. Ekonomi Kerakyatan

biasa dikenal orang sebagai paham ekonomi yang berpihak pada rakyat. Dalam

hal ini yang dimaksud adalah rakyat miskin. Tentunya Ekonomi kerakyatan sangat

diminati oleh kalangan menengah kebawah yang menganggap bahwa paham ini

adalah paham yang tepat.

Sebagai lembaga keuangan mikro non bank, Credit Union dapat

melakukan kegiatan-kegiatan keuangan mikro (mikro finance) yakni penyedia jasa

keuangan bagi anggotanya (Abdulah, 2005). Lembaga keuangan mikro telah

terbukti dapat menjaga kesinambungan hidupnya dengan mandiri. Melalui

keuangan mikro kebangkitan ekonomi rakyat (sekaligus ekonomi nasional)

maupun pengurangan angka kemiskinan, akan dilakukan oleh rakyat sendiri.

Masyarakat akan menemukan jalannya sendiri untuk mengatasi persoalan yang

mereka hadapi (Martowijoyo, 2002).

Koperasi Kredit/Credit Union merupakan kumpulan orang-orang yang

saling percaya dalam satu ikatan pemersatu bersepakat menabung atau

menyimpan uangnya, sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan

diantara sesama dengan bunga yang layak untuk tujuan produktif dan

kesejahteraan. Credit Union juga berhubungan dengan ekonomi kerakyatan yang

berpihak pada rakyat miskin dan memperjuangkan kebutuhan ekonomi para

Page 3: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

3

anggotanya dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para

anggotanya. Pada tabel dibawah ini adalah data simpanan atau tabungan anggota

CU KINGMI selama tiga tahun berturut-turut.

Table 1.1Data Simpanan Anggota CU KINGMI

Tahun 2010 – 2012

No Jenis SimpananTahun

2010 2011 2012

1 Simpanan Pokok Rp 360.975.000 Rp 325.095.000 Rp 269.215.000

2 Simpanan Wajib Rp 95.620.000 Rp 102.815.000 Rp 368.166.000

3 Simpanan Khusus Anggota Rp 2.820.172.558 Rp 2.914.841.850 Rp 3.652.261.155

Jumlah Simpanan Rp 3.276.767.558 Rp 3.342.751.850 Rp 4.289.642.155

Jumlah Anggota 387 Orang 370 Orang 866 Orang

Rata-rata Simpanan Anggota Rp 8.467.099,63 Rp 9.034.464,46 Rp 4.953.397,41

Sumber : Laporan Pertanggung Jawaban Tahunan Pengurus

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan CU KINGMI dari segi

rata-rata simpanan anggota dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami

peningkatan, tetapi dari segi anggota mengalami penurunan sebanyak 17 orang.

Sedangkan pada tahun 2012 rata-rata simpanan anggota mengalami penurunan

yang cukup jauh karena pertambahan anggota sebanyak 496 orang atau mencapai

134,05%, tetapi setelah masuk menjadi anggota tidak aktif dalam menyetor

simpanan atau tabungan sehingga rata-rata simpanan anggota menjadi turun

secara drastis.

Page 4: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

4

Kita tahu bahwa Ekonomi Kerakyatan adalah sebuah sistem perekonomian

yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat di bidang ekonomi.

Ekonomi Kerakyatan memiliki prinsip bahwa perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan,selain itu ekonomi kerakyatan

juga menginginkan kemakmuran rakyat. Prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan itu

seluruhnya terkandung dalam Koperasi. Dalam konteks ekonomi kerakyatan atau

demokrasi ekonomi, kegiatan produksi dan konsumsi dilakukan oleh semua warga

masyarakat dan untuk warga masyarakat, sedangkan pengelolaannya di bawah

pimpinan dan pengawasan anggota masyarakat sendiri (Mubyarto, 2002). Prinsip

demokrasi ekonomi tersebut hanya dapat diimplementasikan dalam wadah

koperasi yang berasaskan kekeluargaan. Hal ini menunjukan bahwa Koperasi

memiliki peranan dalam Ekonomi Keakyatan karena Koperasi merupakan bentuk

perusahan, satu-satunya bentuk perusahaan yang sesuai dengan Ekonomi

Kerakyatan.

Peranan Koperasi dalam Ekonomi Kerakyatan bisa dilihat dari penjabaran

yang lebih terperinci mengenai Pengertian Koperasi di Indonesia (lihat

Anonim,1989). Pengertiannya adalah Koperasi didirikan atas dasar adanya

kesamaan kebutuhan diantara para anggotanya, Kebutuhan yang sama ini lalu

diusahakan pemenuhnya melalui pembentukan perusahaan. Dengan adanya

perusahaan yang dimilki secara bersama-sama, maka diharapkan kebutuhan itu

dapat dipenuhi dengan cara yang lebih baik disbanding dengan dilakukan oleh

masing-masinganggota secara perorangan. Koperasi didirikan atas dasar

kesadaran mengenai keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu dipandang perlu

Page 5: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

5

untuk menyatukan diri demi kepentingan bersama yang lebih besar. Usaha itu

dilandasi oleh suatu cita-cita yang luhur untuk menolong diri sendiri atas dasar

keyakinan akan harga diri, kesadaran pribadi serta rasa setia kawan.

B. Permasalahan dan Sub Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka yang

akan menjadi permasalahan di dalam penelitian ini adalah “Apa peran Credit

Union dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf ekonomi anggotanya”?

Agar lebih terfokus dalam pembahasannya maka dalam penelitian ini

penulis membatasi permasalahan ke dalam sub masalah sebagai berikut:

1. Apakah Credit Union memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan dan

taraf Ekonomi anggotanya?

2. Apakah manfaat yang didapatkan oleh anggota Credit Union?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian selain sebagai salah satu syarat bagi penulis

untuk menyelesaikan jenjang pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

“Indonesia” Pontianak adalah untuk mengetahui :

1. Peran Koperasi Kredit/Credit Union dalam meningkatkan kesejahteraan dan

taraf ekonomi anggotanya

2. Manfaat yang didapatkan anggota Credit Union.

Page 6: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Untuk menambah dan memperluas wawasan khususnya pengetahuan

tentang Credit Union dan meningkatkan ilmu dalam menganalisa permasalahan

yang terjadi di lingkungan atau perusahaan.

2. Bagi Perusahaan atau Lembaga

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini bermanfaat

sebagai sarana pemberi informasi yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk bahan

pemikiran tentang peran Credit Union. Sehingga dapat memacu para pengurus,

manajemen dan para aktivis/fasilitator untuk mengembangkan Credit Union

menjadi lebih baik. Sedangkan manfaat bagi masyarakat dapat menambah

pengetahuan atau informasi mengenai koperasi khususnya Credit Union.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Variabel Penelitian

Dalam suatu penelitian tentunya ada suatu masalah yang diselidiki,

masalah tersebut ada karena dimulai suatu gejala yang timbul. Gejala yang timbul

tersebutlah yang akan diselidiki atau menjadi objek dalam penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto (1999:99) mengatakan bahwa variabel

penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah

Kesejahteraan dan Taraf Perekonomian anggota Credit Union.

Page 7: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

7

Adapun yang menjadi indikator-indikator kesejahteraan dapat dilihat dari

beberapa aspek berikut :

a) Kesejahteraan di Bidang Ekonomi

Indikator kesejahteraan di bidang Ekonomi dapat dilihat dari jumlah tabungan

setiap bulan dan jumlah total simpanan anggota secara pribadi maupun

keluarganya di Credit Union.

b) Kesejahteraan di Bidang Pendidikan

Indikator kesejahteraan di bidang pendidikan dapat dilihat dari klasifikasi

pendidikan setiap anggota.

c) Kesejahteraan di Bidang Pekerjaan

Indokator kesejahteraan di bidang pekerjaan dapat dilihat dari jenis pekerjaan

setiap anggota yang akan berdampak langsung pada pendapatan anggota

tersebut

2. Penjelasan Operasional

Adapun penjelasan istilah ini bertujuan untuk memperjelas ruang lingkup

penulis dan menghindari akan adanya salah penafsiran yang berbeda-beda

terhadap istilah yang digunakan dalam penulisan ini. Oleh karena itu penulis perlu

menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut :

a) Kesejahteraan

Kesejahteraan Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang

baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur,

dalam keadaan sehat dan damai.

Page 8: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

8

Menurut Segel dan Bruzy (1998:8), “Kesejahteraan sosial adalah kondisi

sejahtera dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan,

keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat”. Sedangkan

menurut Wilensky dan Lebeaux (1965:138) merumuskan kesejahteraan sosial

sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan–pelayanan dan lembaga–

lembaga sosial, yang dirancang untuk membantu individu–individu dan

kelompok–kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang

memuaskan. Maksudnya agar tercipta hubungan-hubungan personal dan

sosial yang memberi kesempatan kepada individu individu pengembangan

kemampuan–kemampuan mereka seluas-luasnya dan meningkatkan

kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan masyarakat.

b) Taraf Ekonomi

Taraf ekonomi mengacu pada pertumbuhan ekonomi seseorang atau

masyarakat. Pertumbuhan ekonomi (Ekonomi Growth) adalah perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat.

Case dan Fair (2001) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi

dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi

kelangsungan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi terjadi apabila

masyarakat mendapatkan lebih banyak sumber daya atau masyarakat

menemukan cara penggunaan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.

Page 9: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

9

F. Studi Literatur

1. Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata cooperative, yang berarti usaha bersama. Dari

berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang menyatukan

pengertian koperasi, yaitu: koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang

mempunyai kebutuhan dan kepentingan ekonomi sama, yang ingin dipenuhi

secara bersama melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan

diawasi secara demokratis, koperasi adalah perusahaan, dimana orang-orang

berkumpul tidak hanya untuk menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai

akibat adanya kesamaan kebutuhan dan kepentingan ekonomi; dan koperasi

adalah perusahaan yang harus member pelayanan ekonomi kepada anggota.

Sedangkan menurut Undang-Undang Perkoperasian Nomor 12 Tahun 1967,

Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,

beranggotakan orang/badan hukum koperasi yang merupakan atas susunan

ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

Koperasi Indonesia adalah kumpulan dari orang secara bersama-sama

bergotong-royong berdasarkan persamaan kerja untuk memajukan kepentingan

perekonomian anggota dan masyarakat umum. Selain itu Koperasi juga

merupakan badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang

berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha

koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya

penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru

perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam system

Page 10: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

10

perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan

organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi

demi memajukan kesejahteraan anggota.

2. Prinsip Koperasi

Perkembangan serta kegiatan pergerakan koperasi kredit di Indonesia

selama ini dikendalikan oleh Prinsip–prinsip Koperasi Kredit yang diakui secara

internasional dan Pernyataan Misi yang dikembangkan oleh gerakan koperasi

kredit di Indonesia.

Sebuah koperasi kredit adalah usaha koperasi yang memiliki dan

dikendalikan oleh para anggotanya. Secara teoritis, koperasi ditujukan untuk

beroperasi secara non profit (tidak mengambil keuntungan). Pada kenyataannya,

keuntungan dan laba dari modal para anggota adalah sasaran yang justru harus

diraih oleh semua koperasi kredit. Namun, koperasi kredit tidak didirikan hanya

sekedar untuk memberi keuntungan bagi para pemegang sahamnya.

Koperasi kredit bersifat gotong royong, kerja sama dan mempunyai

solidaritas yang kuat. Didalam perkoperasian secara langsung mendidik

anggotanya untuk hidup hemat, suka menabung, menjauhi sikap pemerasan

terhadap orang lain, menjauhi sifat boros, dan tidak bergaya hidup mewah.

Pengertian organisasi ekonomi dalam UUD Nomor 12 Tahun 1967 menggariskan

bahwa koperasi adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Pengertian

organisasi ekonomi dalam undang-undang tersebut dimana koperasi diberikan

kebebasan berusaha dan mencari keuntungan yang wajar bagi kepentingan

anggotanya dengan tidak mengabaikan fungsi sosial sebagai watak asli koperasi.

Page 11: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

11

Hal ini tercermin dalam pembagian keuntungan melalui dana-dana pembangunan,

dana sosial, dana pendidikan, dan lain-lain. Semakin besar keuntungan yang

diperoleh koperasi, semakin besar pula dana yang disediakan untuk pembangunan

kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat wilayahnya.

Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

disebutkan pada pasal 5 bahwa dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus

melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini beberapa prinsip koperasi :

a) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

b) Pengendalian/pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.

c) Partisipasi ekonomi anggota

d) Otonomi dan kebebasan

e) Pendidikan, pelatihan, dan informasi

f) Kerjasama di antara koperasi

g) Kepedulian terhadap masyarakat

h) Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang

dilakukan oleh koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa masing-masing

anggota.

i) Modal diberi balas jasa secara terbatas.

3. Jenis-jenis Koperasi

Ciri-ciri organisasi koperasi berorientasi pada upaya peningkatan

pendapatan masyarakat golongan ekonomi lemah. Sesuai dengan pasal 1 Undang-

Undang (UU) nomor 2/1992 tentang perkoperasian, ciri-ciri koperasi sebagai

badan usaha dapat dipertegas dan dirinci sebagai berikut: dimiliki oleh anggota

yang tergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama,

para anggota bersepakat untuk membangun usaha bersama atas dasar kekuatannya

Page 12: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

12

sendiri dan atas dasar kekeluargaan, didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan

diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya, dan tugas pokok badan usaha

koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggota dalam rangka

memajukan kesejahteraan anggota. Bentuk koperasi dalam Peraturan Pemerintah

No.60 Tahun 1959 (Pasal 13 Bab IV) ialah tingkat-tingkat koperasi yang

didasarkan pada cara-cara pemusatan, penggabungan dan perindukannya, yaitu

koperasi primer, koperasi sekunder, koperasi pusat, koperasi gabungan, dan

koperasi induk.

Menurut Klasik, jenis koperasi ada 3, yaitu:koperasi pemakaian (koperasi

warung, koperasi sehari-hari, koperasi distribusi, warung andil, dan sebagainya),

koperasi penghasil atau koperasi produksi, dan koperasi simpan-pinjam.

Sedangkan berdasarkan aktivitas ekonomi para anggotanya, jenis koperasi terbagi

menjadi tiga, yaitu: koperasi produsen, koperasi konsumen, dan koperasi kredit

atau jasa pembiayaan.

4. Fungsi Koperasi

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi

dan peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini:

a) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatka

kesejahteraan ekonomi dan sosial Potensi dan kemampuan ekonomi para

anggota koperasi pada umumnya relatif kecil. Melalui koperasi, potensi dan

kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan,

sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih besar. Dengan demikian

Page 13: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

13

koperasi akan memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat pada umumnya dan anggota

koperasi pada khususnya.

b) Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan

kesejahteraan ekonomi para anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat

memenuhi fungsinya sebagai wadah kerja sama ekonomi yang mampu

meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya.

Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat

mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan

kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya.

c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang

dikelola secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi

diharapkan dapat memainkan peranannya dalam menggalang dan

memperkokoh perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha

sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab

hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat

sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem

perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab untuk

Page 14: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

14

mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama dengan pelaku-

pelaku ekonomi lainnya. Namun koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang

berbeda dari sifat bentuk perusahaan lainnya, maka koperasi menempati

kedudukan yang sangat penting dalam system perekonomian Indonesia.

Dengan demikian koperasi harus mempunyai kesungguhan untuk memiliki

usaha yang sehat dan tangguh, sehingga dengan cara tersebut koperasi dapat

mengemban amanat dengan baik.

5. Tujuan Koperasi

Tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Prinsip koperasi keanggotaan bersifat sukarela pengelolaan secara demokratis,

pembagian SHU sebanding dengan besar jasa usaha dan kemandirian. Anggota

koperasi wajib membayar iuran pokok, iuran wajib, dan iuran sukarela. Unsur

yang ada pada lambang koperasi adalah rantai, gigi roda, padi kapas, timbangan,

bintang perisai, pohon beringin, tulisan koperasi Indonesia, dan warna merah

putih. Anggota wajib mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Setiap akhir tahun dalam tutup buku diadakan Rapat Anggota. Modal koperasi

terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari

simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Modal pinjaman

dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank dan lembaga keuangan

lainnya,penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, dan sumber lain yang sah.

Selain modal sendiri dan modal pinjaman, koperasi dapat melakukan pemupukan

modal yang berasal dari penyertaan. Modal penyertaan bersumber dari pemerintah

maupun masyarakat.

Page 15: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

15

G. Metode dan Bentuk Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu suatu metode dalam pemecahan masalah untuk mendapatkan

solusi berdasarkan pada kenyataan yang ada dan terjadi pada saat penelitian

dilakukan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hadari Nawawi (1991 : 63) bahwa :

“Metode deskriptif dapat diartikan suatu prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat dll). Pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau bagaiman adanya”.

2. Bentuk Penelitian

Berdasarkan metode yang digunakan maka penelitian ini termasuk dalam

bentuk penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, penulis berusaha

mendeskripsikan fenomena–fenomena yang ada baik fenomena alamaiah maupun

fenomena buatan manusia, menggambarkan permasalahan berdasarkan semua

data-data, informasi, fakta-fakta yang diperoleh melalui fakta survey lapangan,

dan akan dibahas sesuai dengan yang sebenarnya.

3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data atau fakta pada penelitian ini maka

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Page 16: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

16

a) Teknik Komunikasi Langsung.

Yaitu mengadakan komunikasi langsung kepada pihak-pihak yang dianggap

berperan terhadap masalah yang diteliti. Antara lain para anggota Credit

Union yang merasakan langsung peran keberadaan dan manfaat yang mereka

rasakan dengan bergabung menjadi anggota Credit Union.

b) Studi Dokumenter.

Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen Organisasi

maupun literatur yang berhubungan dengan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Agar dalam penelitian ini dapat memberikan hasil yang akurat, maka

dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik atau metode pengolahan data

dengan menggunakan metode analisis data secara kualitatif.

Menurut Sugio (1994 : 10) metode analisis secara kualitatif yaitu

merupakan proses penelitian yang bersifat siklus dan dilakukan secara berulang-

ulang untuk mendapatkan kejadian yang sebenarnya.

Page 17: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

BAB II

GAMBARAN UMUM KOPERASI KREDIT

A. Koperasi Kredit di Indonesia

Inisiatif pertama untuk membentuk koperasi kredit di Indonesia muncul

pada tahun 1969. Pada masa itu dilakukan serangkaian penelitian dengan tujuan

untuk membentuk koperasi kredit yang pertama. Pada tahun 1970 dibentuklah

Credit Union Counselling Office (Biro Konsultasi Koperasi Kredit) dengan tujuan

mempromosikan pembentukan koperasi kredit. Mula-mula CUCO bergerak secara

kecil-kecilan dengan mencoba merencanakan dan menyiapkan program-program

pelatihan untuk segera diluncurkan dalam rangka membantu para organisator

setempat mendirikan koperasi kredit. Awalnya usaha ini terfokus pada riset dan

publikasi informasi yang mempromosikan perkembangan koperasi kredit,

selanjutnya diikuti dengan pemberian penyuluhan/ pelatihan kepada masyarakat

setempat mengenai cara mengorganisasikan dan menjalankan koperasi kredit.

Koperasi kredit pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1971 sebagai

hasil dari usaha-usaha pengorganisasian ini. Sejak tahun 1971 tersebut, gerakan

ini berkembang dengan pesat sehingga mencapai jumlah 1.071 koperasi kredit

yang melayani 295.924 anggota di kota-kota besar, kota-kota kecil serta desa-desa

di seluruh Indonesia (data per 31 Desember 2001).

Pada tahun 1980 Credit Union Counselling Office berganti nama menjadi

Credit Union Coordination of Indonesia (CUCO-Indonesia/Badan Koordinasi

Koperasi Kredit Indonesia). Selama bertahun-tahun kemudian jumlah koperasi

17

Page 18: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

18

kredit yang didirikan makin bertambah. Karena pertumbuhan yang pesat serta

jauhnya jarak yang harus ditempuh, maka gerakan koperasi kredit kemudian

mendirikan cabang-cabang Badan Koordinasi di daerah/provinsi yang dikenal

dengan Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D) untuk membantu

memperluas layanan kepada koperasi kredit primer

B. Filosofi Nilai Semangat Keanggotaan

Nilai semangat anggota identik dengan perilaku anggota. Nilai semangat

ini harus dijaga dan dilaksanakan oleh semua anggota agar CU tetap hidup dan

berkembang. Nilai ini harus menjadi syarat mutlak bagi anggota apalagi yang

akan menjadi pengurus atau pengawas CU. Sejatinya pengurus maupun pengawas

harus memberikan teladan kepada para anggotanya. Jika mereka tidak

memberikan teladan maka akan diikuti oleh para anggota. Kesalahan memilih

pengurus akan berdampak sistemik pada pertumbuhan dan perkembangan CU

bahkan kehancuran CU itu sendiri. Inilah Nilai semangat keanggotaan CU:

Menolong diri sendiri, menjadi anggota CU bertujuan untuk ”Menolong

diri sendiri”. Salah satu bentuk menolong diri sendiri adalah menabung secara

rutin, Anggota yang membutuhkan boleh meminjam dari uang tabungan-tabungan

yang terkumpul. Anggota yang meminjam nantinya harus mengembalikan

pinjamannya dengan penuh tanggung jawab.

Bertanggung jawab kepada diri sendiri, menjadi orang yang bertanggung

jawab artinya bertindak dan terlibat atas keputusan diri sendiri. Anggota yang

bertanggung jawab adalah mereka yang menabung dengan kesadaran sendiri.

Page 19: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

19

Anggota yang meminjam harus mengembalikan pinjamannya atas kesadaran

sendiri. Berani meminjam berarti ”mampu dan mau mengembalikan” secara sadar

dan bertanggung jawab.

Demokrasi, menjunjung tinggi nilai-nilai ”Demokrasi” artinya berkaitan

dengan hak suara. Satu anggota satu suara walaupun seorang anggota memiliki

tabungan besar. Semua anggota memiliki hak suara yang sama, kecuali anggota

yang lalai mengangsur pinjaman tidak memiliki hak suara (adalah anggota yang

tidak bertanggung jawab). Di CU juga diatur bahwa satu anggota hanya boleh

maksimal memiliki tabungan paling tinggi 20% dari total Aset.

Kesetaraan, para anggota CU diperlakukan sama. Tidak ada pembedaan

kaya atau miskin, laki atau perempuan, pejabat atau bukan pejabat. Semua Sama.

Setiap anggota wajib mengikuti DIKSAR (pendidikan dasar) CU dan wajib

mengikuti semua kebijakan yang telah ditetapkan. Pengurus juga harus mentaati

kebijakan pinjaman yang ada sama seperti anggota lain. Sungguh tidak pantas jika

ada pengurus yang ingin meminjam namun tidak bersedia mengikuti ketentuan

yang mereka tetapkan.

Swadaya, mengandung arti dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota.

Karens bersifat mandiri dan berdaulat CU tidak menerima penyertaan modal dari

luar. Untuk itu CU harus memiliki cara untuk menciptakan modal dari anggota.

Lalu simpanan atau modal yang terkumpul diupayakan beredar kembali kepada

anggota 70% hingga 80% dari Aset yang ada. Karena itu pertumbuhan CU juga

tergantung pada pertumbuhan jumlah anggotanya.

Page 20: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

20

Setiakawan (solidaritas), anggota CU memiliki ikatan pemersatu para

anggotanya. Mereka saling kenal, saling berbagi pengalaman dan saling

membantu memecahkan masalah bersama. ”Anda susah saya bantu, saya susah

anda bantu” begitulah ungkapan yang dekat pada anggota. Salah satu produk

solidaritas yang ada di CU adalah Santunan Duka untuk ahli waris anggota yang

meninggal. Dananya dikumpulkan dari iuran anggota. Bila ada anggota yang

meninggal, maka ahli warisnya akan mendapatkan Santunan yang jumlahnya 10

kali lipat dari iuran yang dibayarkan anggota atau tergantung kebijakan dari

dewan pengurus.

Keadilan, Nilai-nilai keadilan secara konsisten diterapkan di CU. Bagi

anggota yang menyetor diawal bulan akan menerima balas jasa simpanan yang

lebih besar dibanding dengan anggota yang menyetor diakhir bulan. Bagi anggota

yang memiliki simpanan besar akan mendapatkan balas jasa yang besar sesuai

ketentuan yang disepakati. Kepada yang memberi pasti menerima. Yang hanya

mau menerima saja tidak layak menjadi anggota CU. Apabilla ada anggota yang

baru masuk CU langsung mau pinjam besar, padahal tabungannya baru sedikit,

apabila ada anggota yang hanya menabung saja untuk menerima balas jasa

simpanan dan tidak mau meminjam. Ini melanggar nilai-nilai keadilan. Tidak adil

jika anggota yang simpanannya kecil meminjam besar dan tidak adil jika anggota

hanya mau menerima balas jasa simpanan saja tanpa mau berpartisipasi

meminjam. CU yang sering melanggar nilai-nilai keadilan pasti akan mengalami

kebangkrutan. Ada 3 Pilar Credit Union yaitu :

Page 21: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

21

1. Azas Swadaya, modal dari tabungan hanya diperoleh dari anggotanya.

2. Azas setiakawan/solidaritas, Pinjaman hanya diberikan kepada anggotanya

3. Azaz Pendidikan/penyadaran, membangun karakter adalah yang utama, hanya

yang berwatak baik yang diberikan pinjaman.

C. Struktur Organisasi Koperasi Kredit

Credit Union sebagai suatu organisasi yang demokratis memiliki struktur

resmi tersendiri untuk memungkinkan dilakukannya perencanaan dan

pengambilan keputusan oleh anggota dan pimpinan terpilih. Dari sudut pandang

manajemen, ada dua jenis struktur yaitu struktur internal dan eksternal. Struktur

internal dugunakan dalam tingkat primer lokal, sementara struktur eksternal

berhubungan dengan struktur pergerakan.

1. Struktur Eksternal

Struktur Eksternal gerakan koperasi kredit di Indonesia terbagi ke dalam

tiga tingkat atau jenjang. Adapun ciri-ciri setiap jenjang adalah sebagai berikut :

a) Tingkat Pertama

Yang dikenal sebagai organisasi tingkat pertama adalah koperasi kredit

primer, yaitu koperasi kredit yang berada di lingkungan (masyarakat) dengan

ikatan pemersatu sebagaimana umumnya suatu koperasi. Koperasi kredit seperti

ini memberi layanan langsung kepada anggota.

Page 22: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

22

b) Tingkat Kedua

Dalam prinsip penyelenggaraan operasional kopersi kredit terdapat kerja

sama antar koperasi. Dengan menggabungkan sumber daya beberapa koperasi

kredit primer, maka terbentuklah organisasi yang disebut Puskopdit/BK3D.

Puskopdit/BK3D inilah yang dikenal sebagai organisasi tingkat kedua dimana

yang menjadi anggota adalah koperasi-koperasi kredit primer.

c) Tingkat Ketiga

Pada tahun 1970, Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I)

didirikan sebagai suatu organisasi nasional untuk mendorong mempromosikan

perkembangan koperasi kredit di Indonesia. BK3I inilah yang disebut sebagai

organisasi tingkat ke tiga yang anggotanya adalah Puskopdit/BK3D Provinsi.

Sejak tahun 1993 BK3I secara resmi berubah nama menjadi Induk Koperasi

Kredit (INKOPDIT).

Inkopdit bertindak sebagai lembaga koordinasi nasional untuk gerakan

koperasi kredit di Indonesia dan menyediakan berbagai layanan bagi

Puskopdit/BK3D. Inkopdit menyediakan sarana bagi pengumpulan likuiditas

tingkat nasional, layanan simpan pinjam, layanan asuransi, dan juga layanan

pendidikan dan pelatihan. Secara umum, Inkopdit melakukan fungsi yang sama

bagi Puskopdit sebagaiman fungsi yang dilakukan Puskopdit bagi koperasi primer.

2. Struktur Internal

Struktur internal Koperasi Kredit adalah struktur organisasi yang ada pada

setiap Koperasi Kredit primer. Struktur internal terbagi ke dalam beberapa bagian

sebagai berikut:

Page 23: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

23

a) Anggota Koperasi Kredit

Sebuah koperasi kredit dimiliki dan dikelola secara demokratis oleh para

anggotanya. Karena tidak mungkin para anggota berkumpul setiap hari untuk

membuat keputusan-keputusan operasional harian, maka pada suatu Rapat

Anggota Tahunan (RAT) dilakukan pemilihan pengurus. Para pengurus ditugaskan

untuk mengawasi jalannya Koperasi Kredit. Selain memilih pengurus, anggota

juga menilai kinerja Koperasi Kredit, memberikan suara dalam pengambilan

keputusan dan menyetujui atau melakukan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran

Rumah Tangga.

b) Dewan Pimpinan

Dewan Pimpinan atau Dewan Pengurus mempekerjakan/mengangkat

seorang manajer untuk menjalankan koperasi kredit dan untuk bertindak sebagai

penghubung antara staf dan anggota. Dewan Pimpinan juga bertugas membuat

dan melaksanakan berbagai kebijakan agar sasaran bisa tercapai. Karena itu harus

dipertanggungjawabkan kepada anggota, Dewan Pimpinan juga menetapkan

kebijakan, memberikan persetujuan atas berbagai rencana, dan memberikan

pengarahan serta pengawasan atas segala kegiatan manajer.

c) Manajemen

Manajemen adalah semua staf yang berhubungan langsung dengan

pelayanan ke anggota sehari-hari, manajemen diawasi atau dikendalikan oleh

seorang manajer yang diangkat oleh Dewan Pimpinan. Tugas manajer mencakup

mengangkat, melatih, mengawasi dan mendelegasikan tanggung jawabnya kepada

para stafnya.

Page 24: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

24

D. Sejarah Berdirinya CU KINGMI

Konferensi Wilayah Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Kalimantan

Barat tahun 2006 merupakan klimaks dari pergumulan pendirian Credit Union

KINGMI. Dua keputusan penting disetujui peserta Konferensi pada waktu itu,

Pertama, GKII wilayah Kalimantan Barat menetapkan CU sebagai lembaga

keuangan yang harus didirikan di GKII Kalimantan Barat. Kedua, menunjuk

Albed Santy sebagai anggota Badan Pengurus Wilayah GKII non struktural

sebagai pelaksana urusan pendirian Credit Union.

Setelah melakukan berbagai persiapan pada tanggal 9 Juli 2007 adalah

tonggak berdirinya lembaga keuangan yang bernama Credit Union KInGMI.

KInGMI merupakan singkatan dari Kumpulkan Investasi Guna Menjadi Investor.

Kehadiran Bapak Drs. AR Mecer(saat itu ketua Badan Koordinasi Credit Union

Kalimantan (BKCUK) beserta Menejer BKCUK Bapak Frans Laten,SE) sebagai

fasilitator bersama aktivis CU Pancur Kasih (Drs.Stefanus Masiun), Segerak

Pancur Kasih (Heronimus,SE), membuktikan bahwa Credit Union KInGMI lahir

dengan persiapan matang.

1. Legalitas CU KINGMI

a) Ditetapkan dalam Konferensi Wilayah GKII Kalimantan Barat XVI tahun

2006 di Pontianak(Aula STT Pontianak).

b) Secara jaringan, Credit Union KInGMI adalah anggota Badan Koordinasi

Credit Union Kalimantan(BKCUK) dengan nomor anggota 63 tertanggal

17 Juli 2007.

Page 25: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

25

c) Akta notaris pendirian Credit Union KInGMI nomor 18 Tanggal 25

Januari 2008.

d) Badan Hukum CU KInGMI sedang dalam proses pengurusan di

Kementrian Koperasi dan UMKM.

2. Visi dan Misi

a) Visi CU KInGMI

“Menjadi Lembaga Keuangan Jemaat GKII Kalimantan Barat yang Sehat

dan Profesional, Memiliki Anggota yang Saling percaya, Berdasarkan

Nilai-Nilai dan Prinsip-Prinsip Credit Union.”

b) Misi CU KInGMI

“Mensejahterakan Anggota Melalui Pendidikan dan Pelatihan dengan

Pelayanan Keuangan yang Profesional dan Transparan, Sehingga Mereka

Memiliki Perencanaan Masa Depannya”.

Page 26: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

BAB III

ANALISIS DATA

A. Peran Credit Union dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota

Credit Union merupakan sebagai wadah ekonomi kerakyatan, dengan

mengedepankan prinsip kekeluargaan dan kesejahteraan anggota. Karena Credit

Union merupakan ujung tombak utama yang diharapkan dapat menjangkau secara

optimal, Koperasi dengan berbagai kegiatannya selama ini, banyak mendukung

kebijakan pemerintah dalam menggali potensi ekonomi kerakyatan, sehingga

ekonomi rakyat menjadi tangguh dan sejahtera. Kiprah Credit Union telah

mendapat dukungan, pengakuan dan penghargaan, selain itu sebagai organisasi

mitra pemerintah, karena Credit Union telah membuktikan kepedulian dan

perhatian yang besar terhadap permasalahan sosial kemasyarakatan. Berikut

adalah peran Credit Union terhadap anggotanya.

1. Sebagai Lembaga Penyimpanan Uang

Bentuk usaha Credit Union bergerak dalam sistem simpan pinjam, yaitu

memberikan kesempatan keapada anggota-anggotanya memperoleh pinjaman

dengan mudah dan dengan bunga yang ringan. Hal ini dilakukan dengan

mewajibkan dan menggiatkan anggota untuk menyimpan atau menabung pada CU

secara teratur untuk memperkuat modal. Simpanan di dalam Credit Union dibuat

dalam bentuk saham dan pembayarannya dapat dilakukan oleh anggota baik

secara penuh sekaligus maupun angsuran.

26

Page 27: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

27

2. Sebagai Lembaga Peminjaman Modal

Adapun peranan yang diberikan oleh Credit Union adalah dalam bentuk

kredit atau peminjaman yang dapat membantu anggota baik untuk memenuhi

kebutuhan maupun untuk modal usaha. Tersedianya modal dalam menjalankan

usaha akan memberikan potensi yang lebih besar dalam mengembangkan

usahanya yang akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil yang didapatkan.

3. Sebagai Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anggota

Selain membantu anggota dalam bidang keuangan peran Credit Union

juga membantu anggota dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) dimana anggota dapat menambah pengetahuannya untuk mengelola

pinjamannya dengan baik. Meningkatkan kualitas SDM dilakukan Credit Union

dengan cara memberikan pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan bagi

anggotanya.

Dalam pendidikan dasar diadakan latihan simpan pinjam, diskusi

kelompok, studi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan manajemen

keluarga (pengenalan potensi-potensi kemampuan keluarga dan anggaran

pendapatan dan belanja keluarga). Pendidikan lanjutan Credit Union mencakup

keterampilan manajemen, keterampilan pembukuan, keterampilan usaha dan

konsultasi keluarga/usaha.

4. Sebagai Penggerak Perekonomian Anggota

Credit Union merupakan salah satu tiang perekonomian dalam rangka

pengentasan kemiskinan, sebab dalam kegiatan yang terdapat pada Credit Union

Page 28: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

28

tersebut adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan anggota sehingga CU

sangat perlu dikembangkan bahkan sampai ke daerah pedesaan. Salah satu

pemberdayaan masyarakat dalam konteks kekuatan ekonomi nasional adalah

dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan. Salah satu cara strategis

untuk memberdayakan usaha kecil adalah melalui lembaga keuangan.

Dengan jaringan yang tersebar sampai pada tingkat bawah, Credit Union

memiliki peran yang strategis dan potensial dalam mewujudkan ketangguhan

ekonomi kerakyatan, sehingga pada akhirnya akan menciptakan masyarakat

sejahtera dan mandiri. Berbagai program dan kegiatan ekonomi masyarakat yang

dilakukan melalui Credit Union, bukan hanya berimplikasi terhadap kesejahteraan

anggota, lebih dari itu, karya nyata Credit Union memberikan pangaruh terhadap

perkembangan kehidupan sosial kemasyarakatan, sehinga mampu meningkatkan

pendapatan dan pencapaian berbagai program pemerintah, dengan demikian

semakin memperkuat eksistensinya ditengah-tengah masyarakat.

Ketersedian modal menjadi satu kekuatan yang sangat dibutuhkan setiap

Credit Union. CU mampu menghimpun dana masyarakat yang mengindikasikan

besarnya kepecayaan anggota terhadap lembaga CU, tidak seperti umumnya yang

dilakukan oleh Bank komersial lainnya, yaitu dengan meminjam modal dari pihak

luar. CU juga memberikan suatu keuntungan bagi para anggota atas saham-saham

yang dimiliki para anggota.

Keberhasilan Credit Union dalam menjalankan perannya mensejahterakan

dan meningkatkan taraf ekonomi anggotanya dapat dilihat dari tingkat

pertumbuhan dan perkembangan simpanan anggota dan penambahan jumlah

Page 29: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

29

anggota. Tingkat pertumbuhan tabungan anggota dapat dinilai melalui data

statistik keuangan tahunan. Berikut ini data pertumbuhan keuangan dan jumlah

anggota Credit Union KInGMI Pontianak selama 3 tahun dari tahun 2010 sampai

dengan 2012.

Tabel 3.1 Data Keuangan dan Anggota CU KINGMI

No. Jenis SimpananTahun

2010 2011 2012

1 Simpanan Pokok Rp 360.975.000 Rp 325.095.000 Rp 269.215.000

2 Simpanan Wajib Rp 95.620.000 Rp 102.815.000 Rp 368.166.000

3 Simpanan Khusus Anggota Rp 2.820.172.558 Rp 2.914.841.850 Rp 3.652.261.155

4 Aktiva Tetap Rp 21.991.325 Rp 32.021.875 Rp 49.658.775

5 Pencairan Pinjaman Rp 798.366.000 Rp 1.365.535.400 Rp 2.174.806.400

6 Piutang Beredar Rp 2.510.931.033 Rp 2.385.825.950 Rp 3.159.556.600

Jumlah Simpanan Rp 3.276.767.558 Rp 3.342.751.850 Rp 4.289.642.155

Jumlah Anggota 387 Orang 370 Orang 866 Orang

Rata-rata Simpanan Anggota Rp 8.467.099,63 Rp 9.034.464,46 Rp 4.953.397,41

Sumber : Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus CU KINGMI

Dari tabel di atas diketahui bahwa pertumbuhan jumlah keuangan Credit

Union KINGMI selama tiga tahun tidak mengalami peningkatan yang signifikan,

pada tahun 2011 hanya mengalami peningkatan sebesar 2,01% dan pada tahun

2012 naik sebesar 28,32%. Tetapi jika dirata-ratakan maka pada tahun 2011

simpanan rata-rata anggota naik sebesar 6,7% dan pada tahun 2012 turun cukup

drastis mencapai 41,49%. Hal ini disebabkan pertumbuhan jumlah anggota pada

tahun 2012 mencapai 134,05% tetapi setelah masuk menjadi anggota banyak

anggota yang tidak aktif dalam menyetor simpanan karena ± 80% anggota yang

masuk pada tahun 2012 berasal dari daerah Kabupaten Melawi. yang jaraknya

Page 30: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

30

cukup jauh sedangkan CU KINGMI berada di Pontianak.

Terkendalanya anggota baru di daerah Melawi melakukan transaksi

disebabkan oleh terbatasnya tenaga SDM yang dimiliki lembaga untuk melayani

atau menangani anggota disana dan besarnya biaya jika staf dari Pontianak yang

harus bolak-balik kesana setiap bulan untuk melakukan transaksi. Hal ini

merupakan proses perencanaan pemasaran yang kurang matang dalam

menjangkau pasar sasaran. Seharusnya jika ingin memperluas atau

mengembangkan daerah pemasaran suatu organisasi harus menyiapkan SDM dan

memperhatikan situasi daerah yang menjadi sasaran pengembangan terlebih

dahulu.

INKOPDIT dalam buku manajemen profesional koperasi kredit

mengatakan pertumbuhan koperasi kredit ditentukan oleh rencana pemasaran dan

sasaran-sasaran yang tercantum dalam rencana pemasaran. Perencanaan

pemasaran adalah suatu proses langkah demi langkah yang teratur untuk

mengorganisir dan menggunakan sarana-sarana pemasaran secara efektif,

misalnya iklan, humas, riset, pengembangan produk dan promosi penjualan.

Sasarannya adalah untuk mengembangkan strategi pemasaran terpadu yang

dirancang untuk memenuhi kebutuhan anggota dan mencapai tujuan dan sasaran

koperasi kredit.

Analisis situasi pasar merupakan cara untuk mengumpulkan informasi

dasar dan mendokumentasikannya dalam 4 (empat) pokok profil informasi yang

menggambarkan komponen-komponen dari lingkungan koperasi kredit saat ini..

Keempat komponen kunci dari analisis pemasaran tersebut diatas dapat diringkas

Page 31: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

31

sebagai berikut :

a) Profil Riwayat Internal : Menjelaskan produk-produk saat ini dan aktivitas

rekening serta mengkompilasi statistik internal yang penting.

b) Profil Anggota : Menjelaskan karakteristik anggota baru dan lama dari segi

demografis dan penggunaan layanan yang disediakan.

c) Profil Pasar : Menentukan target pasar primer dan sekunder dan karakteristik

demografis dari penduduk dalam wilayah target pasar tersebut.

d) Profil Persaingan : Mengidentifikasi kompetisi primer dan sekunder dan

membandingkan produk dan jasa yang disediakan.

Hubungan antara data dalam keempat profil ini memberikan banyak informasi

yang menjadi dasar penyusunan rencana dan strategi pemasaran.

Pencairan pinjaman anggota pada tahun 2010 sebesar Rp 798.366.000

pada tahun atau 24, 36% dari total simpanan, pada tahun 2011 pencairan pinjaman

anggota sebesar Rp 1.365.535.400 meningkat menjadi 40,8% dari jumlah

simpanan dan pada tahun 2012 sebesar Rp 2.174.806.400 atau 50,69% dari total

simpanan. Dari kedua kasus tersebut maka dapat dilihat tingkat pertumbuhan dan

perkembangan Credit Union KINGMI tidak seimbang antara pertumbuhan

simpanan dengan pencairan pinjaman dimana pencairan pinjaman pada tahun

2011 naik sebesar 71,04% dari tahun 2010 dan pada tahun 2012 naik sebesar

59,26% dari tahun 2011.

Dalam buku manajemen profesional koperasi kredit yang di terbitkan oleh

Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT) mengatakan bahwa pertumbuhan koperasi

kredit harus direncanakan untuk kedua sisi neraca. Maksudnya, pertumbuhan

Page 32: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

32

dalam simpanan anggota harus sesuai dengan pertumbuhan permintaan pinjaman.

Pertumbuhan berimbang tercapai bila harta dan hutang dari koperasi kredit

tumbuh pada tingkat yang kurang lebih sama. Pertumbuhan tak berimbang dapat

menimbulkan banyak masalah jika pinjaman anggota tumbuh lebih cepat

dibandingkan dengan simpanan anggota. Pada keadaan seperti ini koperasi kredit

dapat mengalami masalah likuiditas yang serius atau peningkatan risiko sebagai

akibat dari pertumbuham pinjaman yang begitu cepat.

Koperasi kredit juga dapat menghadapi masalah jika terjadi situasi yang

sebaliknya. Jika simpanan anggota tumbuh dengan tingkat yang melebihi

pertumbuhan pinjaman, koperasi kredit akan sulit memperoleh marjin yang cukup

untuk mempertahankan profitabilitasnya. Umumnya, lebih mudah menangani

kelibihan simpanan dari pada menangani kelebihan permintaan pinjaman.

B. Manfaat yang Didapat Anggota Credit Union

Filosofi dasar Kopdit/CU adalah membantu diri sendiri dan sesama (self

help and others) dan di Indonesia memiliki tiga pilar dalam mengembangkan

Kopdit/CU yaitu Pendidikan, Solidaritas, dan Swadaya. Ketiga pilar ini harus

dijalankan secara konsisten. Barang siapa yang tidak menjalankan ketiga pilar

tersebut akan mengalami kendala dan masalah yang lebih besar dan kompleks

dibandingkan dengan mereka yang menjalankan. Ketiga pilar ini merupakan suatu

yang menjadi ciri khas dan sekaligus perbedaan Credit Union dengan koperasi

yang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk lebih jelas mengenai ketiga

pilar tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Page 33: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

33

1. Pilar Pendidikan/pelatihan

Ada motto atau slogan dalam Gerakan Credit Union yang digunakan oleh

para insan Credit Union yaitu, “dimulai dengan pendidikan, dikembangkan

dengan pendidikan, dan dikontrol dan diawasi dengan pendidikan”. Atas dasar itu

maka setiap anggota wajib mengikuti pendidikan dasar-dasar Credit Union

sebelum mendapat pelayanan pinjaman. Manfaat yang diperoleh anggota Credit

Union dari pelatihan dasar-dasar Credit Union yaitu mendapat pencerahan yang

mendalam tentang hak dan kewajiban anggota, memperoleh dan merubah pola

pikir tentang penggunaan uang secara bijaksana, memperoleh pengetahuan

tentang menata ekonomi yang lebih baik dengan merencanakan investasi masa

depan keluarga anggota lewat kegiatan menabung pada Credit Union, mendapat

pencerahan tentang hak-hak dasar manusia antara lain: kebebasan berpendapat,

kebebasan memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, kebebasan untuk

memperoleh perlindungan hukum, dan lain sebagainya.

Dengan memperoleh kecerdasan lewat pelatihan, anggota lebih mudah

untuk mengembangkan usaha sehingga meningkatkan kesejahteraan. Sehubungan

peran pendidikan ini sangat penting untuk keberlanjutan usaha maupun untuk

persiapan proses regenerasi baik pada ranah manajemen (Staf dan Karyawan)

maupun ranah organisasi (Pengurus dan Pengawas). Berkaitan dengan hal ini

sekarang ini Inkopdit telah memiliki Lembaga Diklat Profesi (LDP) untuk melatih

skill dan ketrampilan setiap unit kerja pada Gerakan Koperasi Kredit Indonesia.

Page 34: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

34

2. Pilar Solidaritas/Setiakawan.

Dengan memahami arti pentingnya solidaritas/ setiakawan antara sesama

anggota Credit Union serta masyarakat sekitarnya maka usaha Credit Union

senantiasa berjalan lancar karena setiap anggota paham bahwa pinjaman yang

mereka peroleh dari Credit Union adalah milik bersama dari anggota-anggota lain,

karena itu mereka harus paham bahwa anggota-anggota Credit Union yang lain

akan membutuhkan pinjaman. Karena itu pinjaman yang diperoleh harus

dikembalikan sesuai dengan perjanjian dan kesepakatan yang diatur oleh

manajemen Credit Union. Demikian juga pelayanan Dana Perlindungan Bersama,

hal ini merupakan perwujudnyataan dari rasa solidaritas/setiakawan karena

mereka atau anggota yang mendapat musibah kematian akan memperoleh

perlindungan berupa membebaskan sisa pinjaman pada Credit Union dan ahli

waris mendapat santunan kematian dari program Daperma yang dikelola oleh

Inkopdit. Selanjutnya Kopdit/Credit Union memberikan Iuran Solidaritas kepada

Puskopdit (sekunder) merupakan wujud solidaritas, karena dengan dana tersebut

pengurus dan manajemen Puskopdit dapat memberikan pendidikan dan pelatihan

serta pendampingan serta konsultasi kepada organisasi Kopdit/Credit Union

primer. Dana Solidaritas juga digunakan untuk bantuan penguatan manajemen

bagi Kopdit-Kopdit yang lemah atau mengalami masalah akibat operasional atau

kesalahan manajemen. Prinsipnya Iuran Solidaritas yang diterima baik oleh

Puskopdit maupun Inkopdit harus dapat dipastikan kembali untuk melayani

anggota bukan untuk kepentingan Pengurus atau manajemen sekunder.

Page 35: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

35

3. Pilar Swadaya/Mandiri.

Pilar swadaya atau mandiri merupakan sasaran Credit Union di mana, baik

anggota perorangan maupun lembaganya harus diarahkan untuk berswadaya, yaitu

berusaha untuk menggunakan kekuatan sendiri dan hindari menjadi benalu atau

parasit pada pihak lain. Dengan memiliki keswadayaan, akan bangkit kepercayaan

diri dan kemampuan untuk membangun dirinya sendiri dan juga membantu

sesama. Hal ini dapat diwujudnyatakan dalam hal penghimpunan dana atau

simpanan sebagai modal Credit Union diutamakan dari kekuatan anggota sendiri,

jika masih kurang baru kita dapat mencari dana dari lembaga lain yang memiliki

posisi seimbang dan bukan dipaksakan karena hubungan atas dan bawah. Jika hal

ini dapat dijalankan oleh Credit Union secara konsisten, maka akan tampak bahwa

Credit Union memiliki otonomi dan kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri

dalam demokrasi ekonomi yang tidak perlu ada campur tangan dari pihak lain.

Dengan tiga pilar tersebut diharapkan Credit Union dapat meningkatkan

kesejahteraan anggota dan semakin banyak masyarakat yang mendapat pelayanan

sehingga efek domino dengan keberadaan Credit Union terutama di daerah

pedesaan. Ada beberapa dampak yang nyata dengan adanya Credit Union di

pedesaan yaitu:

a) Penyerapan tenaga kerja dan lapangan kerja semakin meningkat. Dari segi

penyerapan tenaga kerja saja sudah cukup banyak, misalnya setiap 1000

anggota Credit Union dilayani rata-rata 4 orang karyawan. Belum lagi efek

domino dari pelayanan pinjaman anggota untuk berusaha, misalkan saja dari

1.500 anggota 10 % (150 orang) adalah pengusaha kecil dan menengah yang

Page 36: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

36

memiliki karyawan 3-5 orang. Jadi jumlah orang yang memperoleh pekerjaan

dan penghasilan dari pelayanan Credit Union menjadi lebih banyak.

b) Semakin banyak masyarakat yang memperoleh pendidikan tinggi. Di samping

efek domino usaha, juga dampak dari penggunaan pinjaman untuk pendidikan

anak-anak anggota. Pada anggota di daerah pedesaan kebanyakan anak-anak

mereka sebagian besar menuntut ilmu di luar daerah. Ada yang menempuh

S1, ada pula yang menempuh S2 di kota-kota Pulau Jawa. Dengan

tersedianya Sumber Daya lokal, maka kepala daerah dan kota sebagian besar

sekarang sudah berasal dari daerah itu sendiri, berbeda dengan zaman ORBA,

di mana Kepala Daerah dan Gubernur kebanyakan import dari Pulau Jawa.

c) Pola pikir (mindset) masyarakat juga berubah, di mana sebelumnya

masyarakat desa jika panen tiba maka berlomba-lomba membelanjakan uang

mereka dengan semaunya tanpa mempertimbangkan manfaat dan benefit bagi

masa depat anak dan keluarga mereka. Bahkan ada yang menghabiskan

uangnya untuk minum-minuman keras, judi dan dan pesta-pesta. Dengan

adanya Credit Union di desa mereka maka uang hasil panen mereka bisa

ditabung di Credit Union dalam berbagai bentuk jenis tabungan dengan

tabungan tersebut mereka bisa merencanakan usaha dan sekolah anak-anak

mereka.

d) Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin meningkat, karena masyarakat atau

anggota Credit Union dapat membeli kendaraan untuk transportasi akan

dikenai pajak, membangun rumah yang permanen juga akan mendapatkan

Pajak Bumi Bangunan, juga pajak penghasilan baik perorangan dan Badan

Page 37: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

37

semakin banyak karena Credit Union semakin besar serta gaji pegawai

semakin tinggi maka pajak pun akan semakin besar sehingga mendorong

penerimaan PAD meningkat.

e) Urbanisasi semakin kecil, hal ini disebabkan karena masyarakat desa tidak

lagi mencari uang di kota, dengan adanya Credit Union mereka dapat

membuka usaha dipedesaan dari pinjaman dari Credit Union dan hasilnya

usaha mereka akan dijual ke kota.

Berdasarkan fungsi dan peran koperasi, maka manfaat koperasi dapat

dibagi menjadi dua bidang, yaitu manfaat koperasi di bidang ekonomi dan

manfaat koperasi di bidang sosial.

1. Manfaat koperasi di bidang ekonomi.

a) Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya. Sisa hasil usaha yang

diperoleh koperasi dibagikan kembali kepada para anggotanya sesuai

dengan jasa.

b) Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah. Barang dan

jasa yang ditawarkan oleh koperasi lebih murah dari yang ditawarkan di

toko-toko. Hal ini bertujuan agar barang dan jasa mampu dibeli para

anggota koperasi yang kurang mampu.

c) Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan. Kegiatan

koperasi tidak semata-mata mencari keuntungan tetapi melayani dengan

baik keperluan anggotanya.

Page 38: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

38

d) Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan koperasi.

Setiap anggota berhak menjadi pengurus koperasi dan berhak mengetahui

laporan keuangankoperasi.

e) Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara lebih

efektif dan membiasakan untuk hidup hemat.

2. Manfaat Koperasi di Bidang Sosial

a) Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat damai dan tenteram.

b) Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi yang dibangun tidak di

atas hubungan-hubungan kebendaan tetapi di atas rasa kekeluargaan.

c) Mendidik anggota-anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dan

semangat kekeluargaan.

d) Membantu biaya pengobatan bagi anggota jika sakit dari iuaran solidaritas

kesehatan yang dipungut dari setiap anggota sekali dalam setahun.

Page 39: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan analisis data pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum peran Credit Union bagi anggotanya adalah sebagai lembaga

penyimpanan uang, sebagai lembaga peminjaman modal, sebagai tempat

penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya dan sebagai

penggerak perekonomian anggota.

2. Credit Union KINGMI sampai sejauh ini belum terlalu berperan dalam

meningkatkan kesejahteraan anggotanya karena di lihat dari simpanan

anggota tidak banyak mengalami pertumbuhan

3. Pengembangan wilayah pemasaran Credit Union harus melalui suatu

perencanaan dan harus melakukan analisis mengenai situasi pasar sasaran

agar tercipta proses pemasaran terpadu yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan anggota dan mencapai tujuan dan sasaran koperasi kredit.

4. Pertumbuhan simpanan dan permintaan pinjaman anggota yang tak

berimbang dapat menimbulkan banyak masalah. Jika pinjaman anggota

tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan simpanan anggota, Credit Union

dapat mengalami masalah likuiditas yang serius atau peningkatan risiko

sebagai akibat dari pertumbuham pinjaman yang begitu cepat, sebaliknya jika

39

Page 40: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

40

simpanan anggota tumbuh dengan tingkat yang melebihi pertumbuhan

pinjaman, maka koperasi kredit akan sulit memperoleh marjin yang cukup

untuk mempertahankan profitabilitasnya.

5. Dalam menjalankan kegiatan usahanya Credit Union memiliki pilar yang

harus dijalankan secara konsisten dan menjadi ciri khas serta membedakan

Credit Union dari koperasi lain. Ketiga pilar tersebut yaitu

pendidikan/pelatihan, solidaritas/setiakawan dan swadaya/mandiri.

6. Secara umum Credit Union memberikan banyak manfaat bagi anggotanya

baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang sosial.

B. Saran

1. Agar dapat mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga keuangan Credit

Union harus menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip-prinsip Koperasi.

2. Agar dapat menjalan peran dalam mensejahterakan dan meningkatkan

perekonomian anggota sebaiknya CU KINGMI harus meningkatkan kualitas

pelayanan bagi anggota, dan memperbaiki sistem manajemen dan kinerja

dewan pengurus untuk meningkatkan kepercayaan anggota.

3. Untuk meningkatkan pertumbuhan aset dan jumlah anggota CU KINGMI

harus lebih gencar melakukan sosialisasi dan promosi.

4. Dalam pengembangan wilayah pemasaran sebaiknya merekrut tenaga kerja

dari penduduk setempat karena akan lebih mudah dalam menjalankan

tugasnya dan lebih mudah dalam bergaul dengan masyarakat sekitar.

Page 41: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

41

5. Sebelum mengembangkan ke suatu wilayah sebaiknya terlebih dahulu

dilakukan perencanaan serta analisis situasi geografis dan karakteristik

demografis penduduk sekitar pasar sasaran sehingga tercipta proses

pemasaran terpadu yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan anggota dan

mencapai tujuan dan sasaran koperasi kredit.

Page 42: BAB I-IV PERAN CREDIT UNION

42

DAFTAR PUSTAKA

INKOPDIT. (2003), Manajemen Profesional Koperasi Kredit, INKOPDIT: Jakarta

Lingu, Amu L.A (2009), Pengaruh perencanaan strategis, kinerja finansial, kepemimpinan pengurus, dan kualitas produk terhadap kepuasan anggota Credit Union. Ringkasan Disertasi

(2011). Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Rapat Anggota Tahunan tahun buku 2010. Pontianak : CU KINGMI

(2012). Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Rapat Anggota Tahunan tahun buku 2011. Pontianak : CU KINGMI

(2013). Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Rapat Anggota Tahunan tahun buku 2012. Pontianak : CU KINGMI

Ineumaelani.blogspot.com tanggal 15 Desember 2011 penulis Ineu Maelani “Peran Koperasi dalam Ekonomi Kerakyatan”.

Jurnal tesis, jurnal.untan.ac.id 2012. Penulis Ayub Barombo., Asrori., dan Donatianus, “Pemberdayaan Masyarakat melaui Koperasi Credit Union” studi kasus CU KB Pontianak

Repository.usu.ac.id. 2009, Penulis Hanna. M. Aritonang. “Analisis Keberadaan Credit Union Sebagai Lembaga Pembiayaan

www.puskopditbkcukalimantan.org