tak arlin

16
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI A. TOPIK Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi sensori persepsi halunasi sesi 3 : mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap. B. Tujuan Therapy Aktivitas Kelompok a. Tujuan Umum 1. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya. 2. Klien mampu mengontrol halusinasinya. b. Tujuan Khusus (Tujuan Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap) 1. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap C. LANDASAN TEORI a. Defenisi Halusinasi Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987). b. Klasifikasi Halusinasi Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya : 1) Halusinasi pendengaran

Upload: muhammad-hasnul-fahmy

Post on 03-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tak

TRANSCRIPT

Page 1: TAK ARLIN

RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

A. TOPIK

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi sensori persepsi halunasi sesi 3 : mengontrol

halusinasi dengan bercakap-cakap.

B. Tujuan Therapy Aktivitas Kelompok

a. Tujuan Umum

1. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.

2. Klien mampu mengontrol halusinasinya.

b. Tujuan Khusus (Tujuan Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap)

1.      Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

C. LANDASAN TEORI

a. Defenisi Halusinasi

Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang

(stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental

Health Nursing, 1987).

 

b. Klasifikasi Halusinasi

Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik

tertentu, diantaranya :

1)      Halusinasi pendengaran

Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang,

biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang

dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu. 

2)      Halusinasi penglihatan

Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,

gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks.

Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.

Page 2: TAK ARLIN

3)      Halusinasi penghidu

Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan

seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum. Biasanya

berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.

4)      Halusinasi peraba

Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang

terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang

lain.

5)      Halusinasi pengecap

Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.

6)      Halusinasi sinestetik

Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui

vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

 

c. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan

 TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN

Tahap I

Memberi rasa

nyaman tingkat

ansietas sedang

secara umum,

halusinasi

merupakan suatu

kesenangan

Mengalami ansietas, kesepian,

rasa bersalah dan ketakutan.

Mencoba berfokus pada pikiran

yang dapat menghilangkan

ansietas

Fikiran dan pengalaman sensori

masih ada dalam kontol

kesadaran, nonpsikotik.

Tersenyum, tertawa

sendiri

Menggerakkan bibir

tanpa suara

Pergerakkan mata yang

cepat

Respon verbal yang

lambat

Diam dan berkonsentrasi

Tahap II

Menyalahkan

Tingkat kecemasan

berat secara

umum halusinasi

menyebabkan

Pengalaman sensori menakutkan

Merasa dilecehkan oleh

pengalaman sensori tersebut

Mulai merasa kehilangan kontrol

Menarik diri dari orang lain non

psikotik.

Terjadi peningkatan

denyut jantung,

pernafasan dan tekanan

darah

Perhatian dengan

lingkungan berkurang

Page 3: TAK ARLIN

perasaan antipati Konsentrasi terhadap

pengalaman sensori

kerja

Kehilangan kemampuan

membedakan halusinasi

dengan realitas

Tahap III

Mengontrol

Tingkat kecemasan

berat

Pengalaman

halusinasi tidak

dapat ditolak lagi

Klien menyerah dan menerima

pengalaman sensori

(halusinasi).

Isi halusinasi menjadi atraktif.

Kesepian bila pengalaman sensori

berakhir psikotik.

Perintah halusinasi

ditaati.

Sulit berhubungan

dengan orang lain.

Perhatian terhadap

lingkungan berkurang

hanya beberapa detik.

Tidak mampu mengikuti

perintah dari perawat,

tremor dan berkeringat

Tahap IV

Klien sudah

dikuasai oleh

Halusinasi.

Klien panik.

Pengalaman sensori mungkin

menakutkan jika individu tidak

mengikuti perintah halusinasi,

bisa berlangsung dalam

beberapa jam atau hari apabila

tidak ada intervensi terapeutik.

Perilaku panik.

Resiko tinggi

mencederai.

Agitasi atau kataton.

Tidak mampu berespon

terhadap lingkungan.

 

d. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi

Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan

persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa

suara–suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata–kata yang tersusun

dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan

respons tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan.

Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan

mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati.

Page 4: TAK ARLIN

Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan satu

syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma

otak organik.

Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi, sehingga

halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan, halusinasi

menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri, atau mengingkari

rangsangan terhadap kenyataan.

Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara – suara

biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan

tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas (tingkat

halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati).

 

D. KLIEN

1.Kriteria Anggota

Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:

a.    Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi sensori;

halusinasi.

b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,

dalam keadaan tenang.

c.   Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).

2.  Proses Seleksi

1)   Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

3)  Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.

4)   Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan

TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.

E.   PENGORGANISASIAN

1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Page 5: TAK ARLIN

Therapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal          : Rabu, 9 September 2015

Waktu                     : Pukul 15.00 WIB s.d selesai

Tempat                    : Ruang Berry RSKD Duren Sawit Jakarta

2. Tim Terapis

1. Leader        : Arlina Afriani

2. Co. Leader  : Devi tias melati

3. Fasilitator : Maharani Malabar

4. Observer     : Risnawati haris amin

3.    Uraian Tugas Pelaksana

A. leader

Tugas:

a. Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.

b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.

c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

d. Memimpin diskusi kelompok.

B. Co. Leader

Tugas:

a.    Membuka acara.

b.    Mendampingi Leader.

c.    Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.

d.   Menyerahkan kembali posisi kepada leader.

e.    Menutup acara diskusi.

C. Fasilitator

Tugas:

a.    Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

Page 6: TAK ARLIN

b.  Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk

aAktif mengikuti jalannya therapy.

D. Observer

Tugas:

a.  Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang

tersedia).

b. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,

hingga penutupan.

4.   Nama klien dan ruangan

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 6 orang

Klien peserta:

a.       …………….

b.      ……………

c.       …….………

d.      …………....

e.       ……………..

f.       …………….

5. Setting Tempat

CO.LEADER

LEADER

Page 7: TAK ARLIN

F. Metode Therapy Aktifitas Kelompok

Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode:

1.      Diskusi dan tanya jawab.

2.      Melengkapi jadwal harian.

Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki

tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah melanjutkan kegiatan TAK

sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi ketiga yaitu tentang mengontrol halusinasi

dengan bercakap-cakap.

G. Alat Yang Digunakan

TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat hanya yang

ada diruangan saja seperti:

a.     Spidol dan whiteboard / papan tulis.

b.     Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya).

c..     Tape recorder untuk game jika ada.

H.      Proses Pelaksanaan

1)      Orientasi

a)      Salam terapeutik

KLIEN 1

OBSERVER

KLIEN 2

FASILITATOR

KLIEN 5

KLIEN 4KLIEN 3

KLIEN 6

Page 8: TAK ARLIN

      Salam terapeutik

      Klien dan terapis pakai papan nama

b)      Orientasi

      Leader menanyakan perasaan klien saat ini

      Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi dan

perasaan

3)      Kontrak

a)      Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan  cara

bercakap-cakap

b)      Menjelaskan aturan main

      Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada

leader

      Lama kegiata 30 menit

      Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

4)      Tahap keja

a)      Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat  mengalami

halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien mendapat

giliran

b)      Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

c)      Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan bercakap-cakap pada

saat halusinasi muncul.

d)     Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: ”tolong, saya

mulai mendengar suara-suara lagi,ayo ngobrol dengan saya! Nama kamu

siapa?hobi nya apa?...”

e)      Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara mengontrol

halusinasi dengan bercakap-cakap.

f)       Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan.

5)      Tahap terminasi

a)      Evaluasi

      Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

Page 9: TAK ARLIN

      Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b)      Tindak Lanjut

     Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari

jika halusinasi muncul

      Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian klien

6)      Kontrak yang akan datang

a) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya  yaitu cara

mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap dengan orang lain.

b)  Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

c.   Evaluasi dan Dokumentasi

1)  Evaluasi

Sesi III: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)

Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

No Aspek yang dinilaiNama Klien

1

2

3

4

                  

                  Petunjuk:

a)  Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

Page 10: TAK ARLIN

b)   Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa

digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara

mengatasi halusinasi dengan bercakap-cakap. Beri tanda √  jika klien mampu

dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.

2)      Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori.

Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap, anjurkan klien

menggunakannnya jika halusinasi muncul.

“PROPOSAL RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

HALUSINASI : SESI III BERCAKAP-CAKAP ”

Page 11: TAK ARLIN

Disusun oleh :

ARLINA AFRIANI, S.Kep

NPM : 011442009

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN

2015 / GENAP