tadarus ramadlanpuskurbuk.kemdikbud.go.id/buku_kurjar/galery/buletin... · 2020. 6. 21. · 2...

82

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Tadarus Ramadlan

    RAMADLAN 1441/2020

    PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN

    Editor: Gushamka

  • 1

    Pengantar

    Satu bulan kita telah bertadarus. Mengemuka refleksi iman, transformasi nilai,

    dialog relasi manusia, alam, dan Tuhan. Seluruh tulisan keren. Dan kini tersaji dalam

    satu bentuk buku.

    Diucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada sahabat-sahabat

    kontributor dan seluruh sidang pembaca. Takzim dan tabik kepada para kontributor:

    1. Drs. Heru Setyono, 2. Hamzah, 3. Feisal Ghozaly, LLM, 4. Dr. Yogi

    Anggraena, M.Si., 5. Leli Alhapip, M.Eng., 6. Drs. Jarwadi, M.Pd., 7. Dra. Suci

    Paresti, 8. Yansen. S.Si., 9. Gushamka, 10. Apriyanti Wulandari, S.E.,11.

    Supriyatno, MA, 12. Drs. Marga Surya Mudhari, M.Si,13. Ana Munifah, SE, 14. Dra.

    Mariati, M.Pd.,15. Euis Yumirawati, M.Pd.,16. Christina Tulalessy, M.Pd, 17. Dra.

    Ranti Widiyanti, M.Psi., 18. Dr. Suprananto, M.Ed., 19. Maharani Prananingrum,

    S.SP., 20. Dra. Maria Listiyanti, 21. Budiharta, S.Sos., 22. Drs. Tatang Subagyo,

    M.Pd., 23. Lenny Puspita Ekawaty, MMSI, 24. Atep Kartiansyah, S.Pd., 25. Dr. Ence

    Oos Mukhamad Anwas, M.Si., 26. Drs. Zulfikri, M.Ed., 27. A.M.Yusri Saad, M.M., 28.

    Dr. Awaluddin Tjalla

    Kami mengucapkan SELAMAT IDUL FITRI 1441 H., MOHON MAAF LAHIR BATIN.

    Awaluddin Tjalla

    Kepala Puskurbuk

  • 2

    Daftar Isi

    Pengantar Kepala Puskurbuk 1

    Daftar Isi 2

    Hari Ke

    1 Puasa Dan Kesabaran - Heru Setyono 3

    2 Keutamaan Ramadlan - Hamzah 5

    3 Puasa Dan Kesabaran - Feisal Ghozaly 7

    4 Menghargai Perbedaan - Yogi Anggraena 9

    5 Jangan Risau Dengan Apa Yang Telah Dijamin Allah - Leli Alhapip 11

    6 Kisah Dan Sejarah - Jarwadi 15

    7 Berkah Sahur - Suci Paresti 17

    8 Puasa Dalam Perspektif Buddhisme - Yansen 19

    9 Murid Itu Berjuluk "Hajar" - Gushamka 21

    10 Bekerja Dengan Cinta - Apriyanti Wulandari 23

    11 Berkata Yang Baik, Atau Diam - Supriyatno 25

    12 Puasa Dan Hubungannya Dengan Kesehatan - M Surya 27

    13 Kempot - Gushamka 31

    14 Allah Tidak Membebani Seseorang Melainkan Sesuai Dengan

    Kesanggupannya - Ana Munifah 33

    15 Berpuasa Dalam Perspektif Kristen - Mariati 35

    16 Manfaat Membaca Al Quran -Euis Yumirawati 37

    17 Ayo Bersedekahlah - Christina Tulalessy 39

    18 Lailatulqadar Tonggak Peradaban – Gushamka 41

    19 Ayat-Ayat Tentang Perintah Dzikurullah – disampaikan Ranti Widiyanti 45

    20 Sikap Pejuang Sejati – disampaikan Suprananto 47

    21 Kelembutan Dalam Kepemimpinan - Maharani Prananingrum 49

    22 Pantang Dan Puasa Sebagai Pembaharuan Hidup Beriman - Maria

    Listiyanti 51

    23 Syafa'at - Budiharta 53

    24 Syukur Dan Sabar Dalam Masa WFH - Tatang Subagyo 55

    25 Zakat Harta (Zakat Al-Maal) - Lenny Puspita Ekawaty 57

    26 Futur - Atep Kartiansyah 59

    27 Bahagia: Sabar, Ikhlas, Syukur - Oos Anwas 63

    28 Neurotransmitter - Zulfikri Anas 65

    29 Harapan Pendosa - M. Yusri Saad 69

    30 Ramadlan Bulan Berkah - Awaluddin Tjalla 73

    Khatamah - Idul Fitri: Pesan Kemaslahatan Alam Raya - Gushamka 76

  • 3

    PUASA DAN KESABARAN

    Oleh: Heru Setyono

    Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

    Ibu dan Bapak semuanya yang dirahmati Allah.

    Puasa di bulan yang penuh keberkahan ini mohon dimanfaatkan untuk ibadah

    sebaik-baiknya. Hindarkan kesombongan, marah-marah, dan berperilakulah yang

    baik. Seperti nasihat Luqman kepada anaknya. Siapa Luqman itu. Luqman adalah

    salah satu orang yang namanya diabadikan dalam Al-Quran, karena teladannya

    yang perlu dicontoh.

    Hormati yang tidak berpuasa, karena ada yang tidak diwajibkan untuk berpuasa di

    bulan Ramadhan, yaitu: nonmuslim, anak kecil, tidak berakal/gila, sedang dalam

    perjalanan, wanita sedang haid dan nifas setelah melahirkan.

  • 4

    Dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 86 ditegaskan: apabila kamu diberi

    penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu

    dengan yang lebih baik daripadanya, atau balaslah penghormatan itu dengan yang

    serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.

    Dengan demikian jika ada warung makan buka di siang hari pada bulan puasa, jika

    dalam konteks memfasilitasi orang-orang yang sedang tidak berpuasa, maka tentu

    kita harus bersyukur, karena masih ada kepedulian terhadap mereka yang tidak

    berpuasa.

    Nilai ibadah puasa kita justru bertambah dengan menghormati yang memang punya

    hak untuk tidak berpuasa. Selain itu kemampuan kita dalam menjalankan ibadah

    puasa menjadi lebih teruji.

    Memang ada manfaatnya jika kita sedang berpuasa, lalu kita marah-marah terhadap

    yang kita anggap tidak menghormati kita?

    Mungkin saat itu sikap sombong dan kehilangan kesabaran muncul, yang

    seharusnya kesabaran ditingkatkan di bulan puasa.

    Kita pernah melihat tayangan TV ada sekelompok orang berpuasa mengobrak-abrik

    warung nasi di siang hari. Dengan sikap seperti itu bisakah puasa orang-orang

    tersebut mencapai taqwa di sisi Allah? Ibu dan Bapak pasti tahu jawabannya.

    Sekian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kekhilafan.

    Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.

  • 5

    KEUTAMAAN RAMADLAN

    Oleh: Hamzah

    Pembuka

    Alhamdulillah, kita masih bisa berjumpa dengan bulan suci Ramadlan tahun ini, 1441 H,

    mudah-mudahan semuanya selalu ada dalam keadaan sehat wal afiat walaupun situasi

    PSBB dengan adanya wabah Covid 19. Ini kita masih bisa berkomunikasi, bersilaturahmi

    walaupun hanya lewat medsos, alhamdulillah.

    Malam Pertama

    Dari Ibnu Abbas r.a., ia mendengar Rasulullah SAW. bersabda, "Sesungguhnya surga itu

    wangi dan dihiasi dari tahun ke tahun untuk menyambut bulan Ramadlan. Bila malam

    pertama pada bulan Ramadlan datang, maka akan bertiup angin dari bawah Arsy, yang

    disebut angin _Al-Mutsirah_. Maka daun-daun di pepohonan surga bergesekan, juga

    gagang daun pintu-pintu surga, sehingga menimbulkan dengungan suara yang sangat

    merdu yang belum pernah didengar oleh orang sebelumnya." Allah berfirman, "Wahai

    Ridwan (penjaga surga), bukalah pintu- pintu surga, dan wahai Malik (penjaga neraka)

    tutuplah pintu-pintu neraka bagi orang-orang yang berpuasa; wahai Jibril, turunlah ke

    bumi, rantailah syaitan-syaitan dan belenggulah, agar tidak mengganggu puasa umat

    manusia.

  • 6

    Setiap Malam

    Allah Azza wa Jalla berfirman bahwa pada setiap malam di bulan Ramadlan kepada seorang

    penyeru/pendo'a agar menyeru tiga kali. Adakah orang yang memohon? Maka akan Aku

    penuhi permohonannya. Adakah orang yang bertaubat? Maka akan Aku terima taubatnya.

    Dan, adakah orang yang meminta ampunan? Maka Aku akan mengampuninya.

    Setiap Hari

    Setiap hari pada bulan Ramadlan, yakni saat berbuka puasa, Allah akan membebaskan

    sejuta ruh dari neraka, yang telah diwajibkan masuk neraka: dan pada hari terakhir bulan

    Ramadhan, Allah akan membebaskan ruh sebanyak yang telah Dia bebaskan dari awal

    hingga akhir Ramadlan.

    Malam Qadar

    Bila tiba _Lailatul Qadar,_ Allah akan memerintahkan Jibril turun ke bumi bersama

    serombongan malaikat, lalu Jibril mengerahkan para malaikat agar memberi salam kepada

    setiap orang yang sedang berdiri, duduk, shalat, dan berdzikir, serta mengamini do'a-do'a

    mereka hingga terbit fajar. Jibril berkata " Allah memandang mereka pada malam ini dan

    mengampuni mereka kecuali empat golongan manusia. Maka para sahabat r.a. bertanya,

    Ya Rasulullah, siapakah mereka itu? Beliau bersabda, " Mereka adalah

    (1) orang yang meminum khamr,

    (2) orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya,

    (3) orang yang memutuskan tali silaturahim dan

    (4) orang yang memusuhi.

    Sahabat bertanya, Ya Rasulullah, siapakah yang memusuhi itu? Nabi bersabda, "Yaitu

    orang yang membenci dan memutuskan persaudaraannya pada sesama manusia."

    Idul Fitri

    Jika malam hari raya tiba, malam itu dinamakan malam _Jaa izah,_ malam.penerimaan

    hadiah, lalu ketika tiba hari raya Fitri pada esok harinya, maka Allah mengutus para

    malaikat ke setiap negeri dan turun ke bumi. Mereka menyeru, "Keluarlah menuju Tuhan

    Yang Mahamulia, yang akan mengaruniakan hadiah dan mengampuni dosa-dosamu yang

    besar. Apakah balasan bagi seorang pekerja apabila telah menyelesaikan pekerjaannya?

    Sabda Nabi, "Para malaikat berkata, wahai Rabb kami, balasannya adalah upah

    sepenuhnya." Nabi bersabda, "Maka Allah berfirman sesungguhnya Aku jadikan kalian

    sebagai saksi wahai para malaiat-Ku, bahwa sesungguhnya Aku telah memberikan ridla dan

    ampunan-Ku sebagai balasan kepada mereka, karena puasa mereka pada bulan Ramadlan,

    dan karena shalat tarawih mereka.

    Penutup

    Yang membaca baik, yang mendengarkan baik, dan yang lebih baik yang mengamalkan.

    Dengan momen Ramadlan mari “teguhkan persaudaraan sesama manusia, dan buang

    jauh-jauh sikap permusuhan, yakni sikap orang yang membenci dan memutuskan

    persaudaraannya pada sesama manusia”.

    Selamat menjalankan ibadah puasa semoga kita diberikan kekuatan dalam menjalankannya

    dengan sukses. Aamiin YRA Wassalamu alaikum.

  • 7

    PUASA DAN KESABARAN

    (Renungan dan Bekal Puasa di Tengah Wabah Corona)

    Oleh: Feisal Ghozaly

    Para ulama banyak menghubungkan antara Puasa Ramadlan dengan kesabaran.

    Hal ini berdasarkan beberapa hadits, antara lain:

    ْبرِّ / رواه الترميذى والبيهقى يَاُم نِّْصُف الصَّ الَص ِّ

    Puasa itu separuh dari sabar” (H.R At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi). Ibnu Rajab Al-

    Hambali mengaitkan puasa dengan sifat sabar sebagai berikut:

    1) sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT;

    2) sabar dalam meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah Swt.; dan

    3) sabar dalam menghadapi takdir-takdir yang tidak sesuai dengan keinginan

    manusia.

  • 8

    Wabah Corona (COVID-19) adalah musibah (takdir) yang harus kita hadapi dengan

    kesabaran, sebagai manifestasi pemahaman kita terhadap firman Allah SWT. yang

    artinya:

    “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan,

    kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita

    gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa

    musibah, mereka mengucapkan, Inna lillahi wainna ilaihi rajiun. Mereka itulah yang

    mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah

    orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157). Rangkaian

    ayat-ayat ini merupakan tuntunan komprehensif dari Allah Swt. dalam menghadapi

    musibah yang didefinisikan oleh ulama:

    ْنَسان لُّ بِّاْْلِّ ُكلُّ َمْكُرْوٍه يَحِّ

    “Segala sesuatu yang tidak menyenangkan yang menimpa manusia”.

    Sabar pada hakikatnya adalah kemampuan jiwa untuk menghimpun potensi diri

    guna mencari jalan keluar untuk mengatasi musibah dan tidak hanya berkeluh

    kesah. Orang yang sabar akan mengembalikan segala musibah kepada Allah

    Subhanahu wa Ta’ala. Ketika musibah datang, ia akan mengucapkan istirja.

    عُْون ِّ َواِّنَّا اِّلَْيهِّ َراجِّ َّ اِّنَّا ّلِلِّ

    Sesungguhnya kita semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.

    Berdasarkan QS. Al-Baqarah [2]: 155-157, orang yang sabar, akan diberi balasan

    berupa keberkahan, rahmat, dan hidayah dari Allah Swt.

    Oleh karena itu, marilah kita jadikan Shaum Ramadhan ini sebagai sarana untuk

    memantapkan kesabaran kita dalam menghadapi COVID-19 ini sehingga kita

    tetaptenang dan optimis bahwa wabah ini dapat berakhir sebagaimana optimisme

    kita menanti datangnya waktu berbuka saat kita sedang lapar dan dahaga ketika

    kita sedang berpuasa.

    Wallahu A’lam bis Shawab.

  • 9

    MENGHARGAI PERBEDAAN

    Oleh: Yogi Anggraena

    Allah SWT berfirman:

    ۟ا ۚ ا َوقَبَآٰئَِّل لِّتَعَاَرفُوٰٓ ُكْم ُشعُوب ًۭ ـٰ ن ذََكٍرٍۢ َوأُنثَٰى َوَجعَْلنَ ُكم م ِّ ـٰ ٰٓأَيَُّها ٱلنَّاُس إِّنَّا َخلَْقنَ ـٰ ِّ أَتْقَٰىُكْم ۚ إِّنَّ يَ ندَ ٱّلِلَّ إِّنَّ أَْكَرَمُكْم عِّ

    َ َعلِّيٌم َخبِّيٌرًۭ ٱّلِلَّ

    Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

    seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

    supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

    diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

    Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

    (Al-Hujurat 49 : 13)

  • 10

    Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki

    (Adam) dan seorang perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa-bangsa,

    bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan,

    tetapi supaya saling mengenal dan menolong.

    Penciptaan manusia dan semua makhluk dengan segala perbedaannya bukanlah hal

    yang sia-sia, melainkan ada hikmah yang luhur bagi manusia yang berpikir.

    Perbedaan penciptaan juga tidak dimaksudkan untuk menjadi sumber konflik bagi

    manusia. Allah menciptakan seluruh makhluknya berbeda-beda agar manusia saling

    mengenal dan merenungi makna indahnya perdamaian dalam perbedaan.

    Melalui perbedaan, antara manusia satu dengan yang lain bisa saling

    membutuhkan, melengkapi dan tolong-menolong.

    Di dalam hidup yang penuh perbedaan ini, kita hendaknya menjadi pribadi

    yang pandai menilai diri, tidak gampang merasa paling benar baik dalam

    pemikiran maupun perilaku. Banyak orang acap kali terjebak dalam pendirian yang

    keliru, menganggap pemikiran dan pendapat orang lain sepenuhnya salah dan

    hanya pendapat pribadinya yang paling benar. Tentu saja sikap semacam itu bisa

    menimbulkan konflik di tengah perbedaan.

    Saat ini mungkin sering kita temui dalam keseharian mengenai perbedaan sudut

    pandang, hubungan pertemanan bisa putus hanya karena masing-masing

    mempertahankan sudut pandang tanpa mencoba melihat dari sisi lainnya.

    Kata Imam Al-Syafi’i, “Pandanganku benar, namun ada kemungkinan salah,

    sedangkan pandangan orang lain salah, namun ada kemungkinan benar.”

    Oleh karena itu, marilah kita hayati segala perbedaan yang ada. Janganlah

    menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk berbuat berselisih, berkonflik atau

    kekerasan atas nama apa pun terhadap orang lain.

    Sebagai umat yang beragama, hendaknya kita lebih memilih hidup damai dalam

    perbedaan, daripada memilih konflik karena perbedaan.

  • 11

    JANGAN RISAU DENGAN APA YANG TELAH DIJAMIN ALLAH

    Oleh: Leli Alhapip

    Sebelum membahas tema di atas, mari kita, pertama renungkan terlebih dahulu,

    sesungguhnya apa tujuan Allah SWT menciptakan dan menurunkan manusia ke

    dunia ini? Jawabannya tertuang dalam Al-Qur'an.

    ْنَس إِّْلَّ لِّيَْعبُدُونِّ نَّ َواْْلِّ َوَما َخلَْقُت اْلجِّ

    “Dan aku tidak Ku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah

    kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyaat: 56)

    Ayat di atas dengan tegas menyatakan bahwa ibadah merupakan tujuan diciptakan

    jin dan manusia. Ibadah yang dimaksud tidak akan dibahas secara detil, di sini,

  • 12

    hanya dapat dipahami bahwa kita sebagai manusia hidup untuk beribadah sesuai

    dengan tuntunan dan risalah yang disampaikan Nabi Muhammad SAW untuk

    mengharapkan ridlo Allah SWT dan di akhirat nanti ditempatkan di jannah-Nya,

    yang mana tidak dijamin oleh Allah SWT.

    Lalu, yang kedua mari kita bertanya, "Mengapa manusia diturunkan oleh Allah SWT

    ke dunia yang fana ini? Bukankah beribadah kepada-Nya lebih nyaman dan dapat

    dilakukan di Syurga, seperti saat Nabi Adam A.S. tinggal di sana?"

    دُ فِّْيهَ ٌل فِّي اْْلَْرضِّ َخلِّْيفَة قَالُْوا أَتَْجعَُل فِّْيَها َمن يُْفسِّ ََ َو َو إِّْذ قَاَل َربَُّك لِّْلَمالَئَِّكةِّ إِّنِّ ْي َجاعِّ ا َويَْسفُِّك الدِّ َما

    َك َو نُقَدِّ ُس لََك قَاَل إِّنِّ ْي أَْعلَُم َما ْلَ تَْعلَُمْونَ نَْحُن نَُسبِّ ُح بَِّحْمدِّ

    "Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku

    hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka: Apakah Engkau

    hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan

    darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau?

    Dia berkata: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

    (QS. Al-Baqarah: 30)

    Allah menjadikan manusia sebagai khalifah, dalam pengertian manusialah yang

    akan mengelola bumi. Allah memberikan petunjuk berupa qauli (firman) dan kauni

    (alam semesta dengan hukum-hukumnya/ilmu pengetahuan). Allah menjadikan

    manusia sebagai khalifah bertujuan untuk menguji manusia dan memberinya

    penghormatan kepada Adam dan anak cucunya; dan penghormatan itu tidak

    diberikan kepada malaikat atau iblis. Dengan demikian, manusia sebagai makhluk

    yang diberi penghormatan tersebut semestinya melaksanakan tugas dengan

    terhormat sesuai dengan petunjuk Allah dan ilmu pengetahuan yang diberikan Allah

    pada makhluk yang bernama “manusia”

    Dengan merenungi “kedua hal” di atas, maka kita dapat menarik simpulan awal,

    bahwa manusia yang diciptakan Allah SWT kemudian diturunkan ke dunia, tidak lain

    adalah untuk beribadah dengan melewati ujian-ujian dari Allah SWT dan

    mendapatkan balasan yang setimpal nanti di akhirat.

  • 13

    Kaitan dengan tema kita adalah bahwa ibadah yang dilakukan oleh manusia dalam

    mengharapkan ridlo-Nya dan mendapatkan balasan jannah-Nya di akhirat nanti

    merupakan hal yang perlu kita upayakan sebaik-baiknya, karena belum ada jaminan

    dari Allah SWT kita akan berakhir di jannah atau (naudzubillahi min dzalik) di

    neraka-Nya.

    Namun, apa yang kita sedang realisasikan di dunia ini? Berapa persenkah yang kita

    gunakan untuk beribadah dalam 24 jam yang kita miliki setiap hari? Seringkali kita

    menggunakannya untuk mencari rejeki dengan “segala cara”. Padahal terkait

    dengan rejeki ini, Allah berfirman:

    ْزقَُها ِّ رِّ ْن دَابٍَّة فِّي اْْلَْرضِّ إِّْلَّ َعلَى اّلِلَّ َوَما مِّ

    “Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya

    dijamin Allah rezekinya.” (QS. Hud : 6).

    Bahkan, bukan hanya manusia yang telah dijamin rejekinya. Semua makhluk telah

    dijamin rejekinya. Dan, rejeki tersebut tentu saja rejeki yang halal dan baik serta

    akan ditunaikan oleh Allah SWT sampai makhluknya menemui ajalnya.

    Kalau Allah telah menjamin kita dengan rejeki yang halal dan baik, mengapa masih

    banyak manusia yang ingin mendapatkan rejeki dengan cara “curang”?

    Kita lihat saja di lingkungan kita, lingkungan pemerintahan, ada banyak yang

    tertangkap KPK (dan lebih banyak lagi yang tidak tertangkap) dengan berbuat

    curang dalam mencari rejeki. Mari tengok hal yang kecil-kecil sebagai bahan

    instrospeksi diri kita di kantor, seperti menggelembungkan harga, pembiayaan fiktif,

    dan sebagainya. Tidak sedikit pula, dilakukan dengan sikut kiri sikut kanan, injak

    bawah jilat atas, yang justeru penghakimannya lebih berat karena kita berurusan

    dengan sesama manusia (hablumminannaas).

    Itu tidak lain, karena manusia sedang melupakan hakikat penciptaan dan tugasnya

    sebagai khalifah fil ardl dan karena “merisaukan” sesuatu yang telah dijamin oleh

    Allah SWT.

  • 14

    Oleh karena itu, mari kita kembali kepada tujuan manusia diciptakan, yaitu untuk

    beribadah kepada-Nya. Segala aktivitas kita dalam 24 jam setiap hari dapat dinilai

    “ibadah” manakala kita lakukan sesuai dengan “Petunjuk Penggunaan” yang

    diturunkan oleh Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla yaitu “Al-Quraanul Kariem” serta

    ayat-ayat kauniyah (alam semesta dan hukum-hukumnya) yang manusia sebagai

    khalifah (pengelola) diberi potensi oleh Allah untuk menyelidikinya untuk sebesar-

    besarnya rahmatan lil aalamiin..

    Percayalah, Allah SWT akan memenuhi segala kebutuhan kita, dan mengabulkan

    segala do'a kita. Aamiin YRA

    Wallaahu a'lam bisshowaab.

  • 15

    KISAH DAN SEJARAH

    Oleh: Jarwadi

    Al-Qur'an sebagai kitab suci berisi ajaran dan tuntunan yang terkait dengan aqidah,

    ibadah, muamalah, dan juga kisah-kisah.

    Salah satu isi firman Allah SWT dalam kitab suci Al Quran adalah tentang kisah

    peristiwa umat manusia pada masa lampau, baik kisah keshalehan seorang tokoh

    (para nabi) maupun kisah kedholiman/kemunkaran dari seseorang atau sekelompok

    orang.

    Kisah-kisah yang diceritakan dan ada di dalam Al-Qur'an sarat sekali dengan pesan,

    nasehat, kebijakan, dan keutamaan, baik secara tekstual maupun kontekstual,

    Hal ini menunjukkan pentingnya suatu kisah bagi umat manusia dan bahkan istilah

    kisah diambil dari salah satu surat Al Quran yaitu Surat Al Qashash (Cerita/Kisah).

  • 16

    Salah satu contoh arti penting kisah seperti ditunjukkan pada Surat Yusuf Ayat 111:

    ى بَْينَ يَق ٱلَّذِّ ن تَْصدِّ كِّ يث ا يُْفتََرٰى َولَٰ بِّ ۗ َما َكاَن َحدِّ ُ۟ولِّى ٱْْلَْلبَٰ ْبَرةٌ ْل ِّ ْم عِّ هِّ يَل ُكل ِّ لَقَْد َكاَن فِّى قََصصِّ يَدَْيهِّ َوتَْفصِّ

    نُون ٍَ َوُهد ى َوَرْحَمة ل ِّقَْوٍم يُْؤمِّ َشْى

    ("Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang

    yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi

    membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan

    sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.").

    Firman Allah SWT yang berisi tentang suatu kisah tersebut dapat diartikan memuat

    sejarah peradaban manusia pada masa lalu yang harus dijadikan sebagai bahan

    renungan, peringatan, dan pelajaran bagi kita sebagai umat manusia untuk

    menjalani kehidupan masa kini dan sekaligus menghadapi tantangan masa depan.

    Dengan kata lain salah satu keutamaan mempelajari suatu kisah di dalam Al Quran

    sekaligus mempelajari sejarah peradaban manusia pada masa lalu.

    Kisah juga berlaku pada kewajiban puasa, sebagaimana dinyatakan pada penggalan

    Surat AL Baqarah ayat 183: ... ْْن قَْبلُِّكم يَن مِّ ... َكَما ُكتَِّب َعلَى الَّذِّ

    (...sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian...)

    Dengan demikian, firman Allah SWT ini dapat dijadikan sebagai langkah awal

    mengupas sejarah puasa, bahwa kewajiban menjalankan ibadah puasa ternyata

    juga menjadi kewajiban umat-umat terdahulu.

    Hal ini menunjukkan pentingnya suatu kisah sebagai pengalaman masa lalu yang

    dapat mempertebal iman kita dan sekaligus dijadikan sebagai bekal hidup dan

    kehidupan agar kita menjadi umat yang bertakwa.

    Sebagaimana ibadah lainnya, ibadah puasa bagi umat Islam memiliki makna yang

    sangat mendalam dalam rangka penghambaan manusia kepada Allah SWT. Puasa

    tidak hanya ibadah yang memerlukan peran fisik, tetapi juga memerlukan kesehatan

    batin, bahkan mampu menyempurnakan batin menjadi hamba yang bertakwa.

    Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mau belajar dari pengalaman

    sejarah sehingga termasuk golongan orang yang bertaqwa, beruntung, dan arif

    dalam kehidupan sehari-hari, aamiin.

    Wallahu a'lam.

  • 17

    BERKAH SAHUR

    Oleh: Suci Paresti

    Seringkali anak-anak mager untuk sahur, orang tua pun juga demikian, berat untuk

    bangun dari tidur lelapnya. Tahukan Anda bahwa banyak berkah dari melaksanakan

    makan sahur?

    Beberapa keberkahan dalam makan sahur.

    1. Kuat dalam menjalankan puasa.

    Imam Nawawi ra berkata, “Barokah makan sahur yaitu semakin menguatkan dan

    menambah semangat orang yang berpuasa” (Syarh Shahih Muslim, 7:206).

    Dalam hadis Riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Anas, Rasullah SAW bersabda,

    “Sahurlah kamu sekalian, karena sahur itu mengandung keberkahan.”

  • 18

    Dengan melaksanakan sahur akan membantu orang tsb kuat menahan rasa lapar,

    menambah energi saat berpuasa, mampu menjalani aktivitas sehari-hari saat

    berpuasa dengan penuh semangat dan mendapat pahala karena mengikuti sunnah

    Rasulullah SAW. Aktivitas harian dapat dijalani dengan tenang, tidak mudah

    emosi/marah. Kebersamaan makan sahur sekeluarga merupakan berkah tersendiri

    juga, karena menambah kedekatan dan keharmonisan dalam hubungan keluarga.

    2. Mendapatkan shalawat dari Allah dan doa dari para malaikat-Nya.

    َ َوَمالَئَِّكتَ ٍَ فَإِّنَّ اّلِلَّ ْن َما هُ يَُصلُّوَن َعلَى السُُّحوُر أَْكلُهُ بََرَكةٌ فاَلَ تَدَُعوهُ َولَْو أَْن يَْجَرَع أََحدُُكْم َجْرَعة مِّ

    ينَ رِّ اْلُمتََسحِّ

    Nabi Muhammad SAW bersabda, “Makan sahur adalah makan penuh berkah.

    Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air, karena Allah dan

    malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad 3:44).

    Maksudnya, jika orang menyempatkan makan sahur akan mendapatkan rahmat dan

    pujian dari Allah SWT, serta malaikat akan mendoakan dan memohonkan ampunan

    bagi orang yang makan sahur.

    3. Waktu terbaik ( _mustajab_ ) dari setiap doa, permohonan dan ampunan.

    يَن بِّاْْلَْسَحارِّ َواْلُمْستَْغفِّرِّ

    “Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17).

    َوبِّاْْلَْسَحارِّ ُهْم يَْستَْغفُِّرونَ

    “Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat:

    18).

    Bangun di sepertiga malam untuk makan sahur, langit terbuka tanpa penghalang

    antara hamba yang berdoa dan memohon ampunan pada Allah SWT. Saat sahur ini

    waktu turunnya rahmat, cinta, kasih sayang, dan ampunan dari Allah SWT. Maka,

    di waktu ini sangat dianjurkan untuk melaksanakan rangkaian ibadah seperti sholat

    tahajud, tadarus Qur’an, banyak berzikir, istighfar dan berdoa.

    Makan sahur merupakah amalan sunnah yang diutamakan oleh Nabi Muhammad

    SAW dan memiliki keberkahan yang besar. Jadi masihkah kita bermalas-malasan

    untuk melaksanakan makan sahur? Selamat menjalankan ibadah puasa. Semangat

    melaksanakan makan sahur. Sebab sahur ini juga bukti ajaran keseimbangan dalam

    kehidupan: ada waktu menahan makan minum dan ada waktu dianjurkan makan

    minum. Ada penghargaan terhadap “WAKTU”. Itulah salah satu hikmah yang dapat

    dipetik dalam serangkaian ibadah puasa ini.

  • 19

    PUASA DALAM PERSPEKTIF BUDDHISME

    Oleh: Yansen

    Pengantar Redaksi

    Puasa sudah kita lalui satu jumat. Kita selalu menggali hikmah puasa, menganalisis dan mengevaluasi (muhasabah) diri, sehingga kita bisa bermetakognisi, berkreasi menjadi ummat yang wasathan (moderat) untuk menebar cinta kasih pada seluruh alam. Pada puasa jumat kedua ini Redaksi unggah tulisan dari sahabat Yansen, yang menyoroti puasa dari perspektif Buddhis. Semoga sahabat semua dapat mengambil pelajaran. Selamat membaca.

    Salah satu bentuk ibadah wajib bagi umat Islam adalah melaksanakan puasa di

    bulan Ramadhan. Saat ini umat Islam di Indonesia menjalankan ibadah puasa

    Ramadhan sejak tanggal 24 April 2020 hingga sebulan kemudian. Bentuk ibadah ini

    memiliki kemiripan dengan salah satu ajaran dan tradisi yang dilakukan oleh umat

    Buddha di Indonesia dan negara-negara lain.

  • 20

    Penganut ajaran Buddha dapat dikelompokkan menjadi biarawan/biarawati dan

    umat perumahtangga. Biarawan Buddhis disebut bhikkhu atau biksu dan biarawati

    Buddhis disebut bhikkuni atau biksuni. Mereka tergabung dalam komunitas yang

    disebut Sangha dan menaati seperangkat aturan yang disebut Vinaya.

    Salah satu bagian dari Vinaya mengatur tentang waktu makan dan jenis makanan

    bagi para biksu/biksuni. Rentang waktu makan adalah sejak matahari mulai bersinar

    hingga sebelum tengah hari. Para biksu hanya makan maksimal 2 kali dalam sehari,

    kecuali dalam keadaan sakit. Makanan mereka sepenuhnya berasal dari pemberian

    umat perumahtangga karena para biksu tidak bekerja dan tidak memegang uang.

    Para biksu tidak memakan daging mentah dan daging binatang pemangsa, seperti

    anjing atau ular. Para biksu juga tidak memakan daging yang berasal dari hewan

    yang khusus disembelih untuk kepentingan mereka. Selain itu, para biksu tidak

    mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang dapat memabukkan atau

    melemahkan kesadaran. Aturan-aturan ini mereka laksanakan setiap hari tanpa

    kecuali.

    Umat Buddha perumahtangga juga turut melaksanakan aturan-aturan yang terkait

    dengan makanan ini pada waktu-waktu tertentu seperti pada tanggal 1, 8, 15, dan

    23 pada penanggalan bulan atau menjelang hari raya Buddhis. Pelaksanaan aturan

    ini ditujukan agar seseorang bisa mengurangi keserakahan atau nafsu keinginan

    terhadap makanan dan memudahkan pengendalian diri.

    Selamat menjalankan ibadah puasa bagi Bapak, Ibu, dan teman-teman. Terima

    kasih.

  • 21

    MURID ITU BERJULUK "HAJAR"

    Oleh: Gushamka

    Alkisah 1. Tercerita ada seorang murid belajar di sebuah sekolah (bermukim), ia terkenal

    sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang lambat belajar, laju

    belajarnya selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan ia sering lupa dengan

    pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh Gurunya di sekolah. Sebab itu ia patah

    semangat dan frustrasi.

    Ia pun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan pulang,

    dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat

    lebatnya, mamaksa dirinya untuk berteduh di dalam sebuah gua. Ketika berada di dalam

    gua, pandangannya tertuju pada air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi

    sebuah batu, ia pun terkejut. Ia bergumam dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat

    kejadian itu ia pun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan

    tetesan air? Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah simpulan bahwa

    batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus. Dari peristiwa itu, seketika ia

    tersadar bahwa betapa pun kerasnya sesuatu jika ia diasah terus menerus maka ia akan

    manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala ini yang

  • 22

    tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala ini pasti bisa menyerap segala pelajaran jika

    dibarengi dengan tekun, rajin, dan sabar.

    Saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu ia kembali ke sekolahnya dan menemui

    Gurunya serta menceritakan peristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi

    yang terpancar di jiwanya, Gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi

    murid di sekolah itu.

    Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam dirinya. Dia manjadi murid yang tercerdas dan

    malampaui teman-temannya. Ia pada akhirnya tumbuh menjadi ulama tersohor dan

    memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal di zaman kita sekarang ini. Di

    antara karyanya yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom

    min Adillatil Ahkam, dan lain-lain. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan

    mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara

    riwayat dan dirayat (kajian). Murid dimaksud (sang Ulama masyhur) itu adalah Ibnu Hajar

    (anak batu) Al-Asqallany (dari negeri Asqalan, wilayah Palestina, dekat Ghuzzah).

    Kisahnya bisa menjadi motivasi bagi kita, bahwa sekeras apapun itu dan sesusah apapun

    itu jika kita betul-betul ikhlas dan tekun serta terus menerus dalam belajar niscaya kita

    akan menuai kesuksesan. Jangan pernah menyerah atau putus asa, karena kegagalan itu

    hal yang biasa, tapi jika kita berhasil bangkit dari kegagalan, itu baru luar biasa.

    “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai mereka yang

    mengubah keadaan itu sendiri” (QS. Ar Rad: 11).

    Alkisah 2. Murid itu bernama Suwardi Suryaningrat. Di Yogyakarta, tempo doeloe, ada

    seorang Guru bernama Romo Kyai Sulaiman Zainuddin di Kalasan Prambanan. Memiliki

    murid banyak, salah satunya bernama Suwardi Suryaningrat.

    Suwardi Suryaningrat ini kemudian oleh pemerintah diangkat menjadi Bapak Pendidikan

    Nasional yang terkenal dengan julukan Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara itu murid

    seorang Kyai.

    Beliau tentu paham persis laqad kaana lakum fii rasuulillahi uswatun hasanah (sungguh

    pada diri rasulullah itu adalah teladan yang baik) -- Ing Ngarso Sung Tulodo.

    Beliau pasti paham betul wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil aalamin (tidaklah Aku utus

    engkau kecuali untuk menebar rahmat untuk seluruh alam)-- Ing Madyo

    Mangun Karso.

    Beliau paham betul bhw fadzakkir innamaa anta mudzakkir (belajarkanlah, sesungghnya

    engkau hanya seorang pembelajar )-- Tut

    Wuri Handayani.

    Suwardi Suryaningrat paham kisah Ibnu Hajar (si anak batu). Dan beliau pada usia ke 40

    berjuluk Ki Hajar (sang Bapak Batu -- simbol ketidakpintaran tapi rela 'ditetesi air' terus

    menerus, rela mendengarkan, rela menerima ilmu pengetahuan dari mana pun) Dewantara

    (menjadi penolong di antara orang banyak). Ta'awanuu alal birri wat-taqwa (bertolong

    menolonglah kalian semua dalam kebaikan dan ketaqwaan).

    Selamat hari lahir Ki Hajar Dewantara. Selamat Hari Pendidikan Indonesia. 2 Mei 2020.

  • 23

    BEKERJA DENGAN CINTA

    Oleh: Apriyanti Wulandari

    Selama ini kau dengar orang berkata pula,

    bahwa hidup adalah kegelapan,

    dan dalam keletihanmu kau tirukan kata-kata mereka yang lelah.

    Namun aku berkata bahwa hidup memang kegelapan,

    kecuali jika ada dorongan.

    Dan semua dorongan buta belaka,

    kecuali: jika ada pengetahuan.

    Dan semua pekerjaan adalah sia-sia,

    kecuali: jika ada kecintaan.

    Jikalau kau bekerja dengan rasa cinta,

    engkau menyatukan dirimu dengan dirimu,

    kau satukan dirimu dengan orang lain, dan sebaliknya,

    serta kau dekatkan dirimu kepada Tuhan.

    (Kahlil Gibran, Tentang Kerja)

  • 24

    Bekerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “melakukan suatu

    pekerjaan (perbuatan), berbuat sesuatu”. Dalam kehidupan, semua manusia bekerja untuk

    hidup. Bekerja juga sebagai upaya untuk mendapatkan karunia Allah sebagaimana dalam

    QS Al Jumu’ah, 62:10, “Maka apabila telah selesai melaksanakan shalat, bertebaranlah

    (menyebarlah) kamu di atas bumi ini dan tuntutlah rizki karunia Allah dan ingatlah Allah

    sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.

    Kita diperintahkan untuk bekerja, namun untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik,

    kita diwajibkan menuntut ilmu terlebih dahulu. Katakanlah, “Apakah dapat disamakan orang

    yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui” (QS Az Zumar, 39:9).

    Melakukan pekerjaan harus didasarkan pada pengetahuan (ilmu), yang artinya, bekerja

    merupakan perwujudan dari praktik pengetahuan yang kita miliki. Bekerja ini juga harus

    memberikan manfaat atau kebaikan bagi orang di sekitarnya, karena bekerja bisa juga

    dalam arti yang negatif.

    Manusia memiliki kesempurnaan dan kekurangan, serta kecenderungan untuk memilih dua

    hal, baik dan buruk yang menjadi fitrah penciptaannya. Manusia juga diberikan rasa cinta;

    cinta ini merupakan kekuatan pada diri manusia untuk dapat melakukan hal atau pekerjaan

    besar.

    Puasa Ramadhan satu bulan penuh akan terasa berat bila tidak didasari cinta. Puasa bukan

    halangan kita untuk melakukan aktivitas keseharian kita. Aktivitas puasa selalu dikaitkan

    dengan perang melawan nafsu. Hanya mungkin, pengetahuan kita tentang musuh yang

    diperangi tidak bertambah, strategi dan taktik perang kita pun tidak berkembang.

    Mendengar nafsu makan, asosiasi kita ke makanan bukan ke nafsunya. Sama halnya

    dengan bekerja, kita melakukan pekerjaan cenderung berdasarkan kebiasaan dan rutinitas,

    tidak ada inovasi dan perubahan.

    Amin Rais membandingkan sesuatu dalam tataran fikih, akhlak, dan tawakkal atau cinta.

    Dinyatakannya “Kalau dalam tataran fikih, kita cukup membayar zakat 2,5%. Kalau secara

    akhlak, mungkin perlu kita bayarkan 40-50%. Dan pada perspektif cinta, takwa, tawakkal,

    mungkin 80-90% atau bahkan 100%”. Merujuk pada kategori ini bagaimana kita

    melakukan pekerjaan-pekerjaan kita. Apakah selama ini kita melakukan pekerjaan hanya

    pada tataran fikih, sesuai dengan aturan atau target minimal atau sekedar menggugurkan

    kewajiban? Apakah kita sudah sampai pada tahap yang lebih tinggi dengan mengerjakan

    sesuatu secara optimal? Apakah bahkan kita juga belum dapat mencapai pekerjaan secara

    fikih karena tidak memiliki pengetahun untuk melakukannya? Hanya kita yang dapat

    menjawabnya, dan semoga ini menjadi instropeksi diri di bulan suci ini agar menjadi pribadi

    yang lebih baik. Amin.

    Rujukan: Al-Jamal, Ibrahim. 1995. Penyakit-Penyakit Hati (terjemahan). (Bandung: Pustaka Hidayah) Faridl, Miftah. 2001. Panduan Hidup Muslim. (Bandung: Penerbit Pustaka). Gibran, Kahlil. 2001. Tetralogi Masterpiece Kahlil Gibran: Sang Nabi, Sayap-Sayap Patah, Suara Sang Guru, Taman Sang Nabi (terjemahan). (Yogyakarta: Tarawang Press). Najib, Emha Ainun. 2016. Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai. (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka)

  • 25

    BERKATA YANG BAIK, ATAU DIAM

    Oleh: Supriyatno

    Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Sholawat dan salam

    tercurah pada nabi terakhir yang diutus, beserta keluarga dan sahabat-sahabat

    beliau yang baik hingga hari pembalasan. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang patut

    disembah selain Allah yang Esa, tiada sekutu baginya. Dan aku bersaksi bahwa

    Muhammad adalah hamba dan utusanNya.

    Bapak/Ibu yang dirahmati Allah, di masa pandemi Covid -19 saat ini sangat sering

    kita mendapatkan informasi yang terkadang membuat kita menjadi takut/khawatir,

    hingga hilang akal sehat kita. Informasi yang berkembang seringkali informasi yang

    tidak dapat dipertanggungjawabkan atau kita kenal sebagai HOAX. Begitu

    mudahnya menyebarkan berita bohong, fitnah, dan ujaran kebencian di tengah

    pandemi covid-19.

  • 26

    Kemampuan berbicara adalah salah satu kelebihan yang Allah berikan kepada

    manusia untuk berkomunikasi. Ungkapan yang keluar dari bibir manusia bisa berupa

    ucapan baik, buruk, keji, dan lain sebagainya. Allah memerintahkan hambaNya

    untuk berkata baik dan jangan sampai berkata buruk, keji, kotor dan lainnya.

    “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan

    perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya setan itu menimbulkan

    perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata

    bagi manusia (al-Isra :53).

    Bahkan tidak hanya Al-Quran yang memberikan kita petunjuk untuk menjaga dan

    mengendalikan bicara kita. Ada banyak hadits Rasulullah yang menerangkan

    tentang hal tersebut, dan menjelaskan bahwa hal ini sangatlah penting dalam

    kehidupan kita. Salah satunya terdapat dalam riwayat dari Abu Hurairah, bahwa

    Rasulullah bersabda:

    “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata

    baik atau hendaklah ia diam” (muttafaq alaih; Bukhori no.6018; Muslim, no.47).

    Dari ayat dan hadits di atas, kita bisa mengambil simpulan bahwa hendaknya kita

    berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Jika kita merasa ucapan tersebut

    membawa kemaslahatan dan manfaat, barulah kita melanjutkannya. Namun jika

    kita merasa bahwa ucapan tersebut banyak mudharatnya maka sebaiknya kita diam

    dan menahan perkataan tersebut.

    Diam adalah salah satu upaya yang jitu agar mulut tidak menimbulkan dosa, keji,

    dan keburukan lainnya. Dengan demikian diam sangat dianjurkan bahkan sangat

    ditekankan agar seseorang mampu mengendalikan lisanya.

    Meski diam ini sangat dianjurkan, tetapi berkata baik jauh lebih dianjurkan daripada

    sekadar diam yang tak bermakna. Artinya, selama yang kita ucapkan telah kita

    pikirkan mengandung kebenaran, maka tidak tepat apabila kita memilih diam.

    Sebab berkata dan diam ada tempatnya masing-masing.

  • 27

    PUASA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN

    (Mengungkap Misteri Manfaat Puasa bagi Manusia)

    Oleh: M Surya

    Al Quran surat Al-Baqarah ayat 183 menyatakan;

    “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

    diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. al-Baqarah,

    2: 183)

    Ayat ini menunjukkan secara jelas perintah wajib bagi seluruh manusia yang

    beriman untuk melaksanalkan ibadah puasa. Secara harfiah, puasa berarti menahan

    lapar dan haus dari saat terbitnya fajar atau bintang timur, hingga terbenamnya

    matahari di ufuk barat. Hakikinya puasa merupakan ritual ibadah dalam rangka

    membentuk pribadi yang bertakwa dengan cara menahan hawa nafsu dan hasrat

    lainnya yang bisa membatalkan puasa.

  • 28

    Puasa merupakan salah satu ibadah wajib yang teramat penting dan bermakna bagi

    manusia karena menentukan nilai ketakwaan yang harus dicapai selama sebulan

    penuh. Manusia beriman harus mencapai tahapan dan tingkatan yang semakin

    menguji keimanan dan ketakwaan sehingga akhirnya dianggap lulus dengan

    predikat fitri sebagai manusia, suci dari segala dosa dunia dan akhirat.

    Sebagaimana perintah ibadah lainnya, Allah SWT selalu memberikan manfaat bagi

    hambanya melalui serangkaian perintahNya, termasuk perintah ibadah puasa ini.

    Tidak ada satupun perntahNya yang mengandung kesia-siaan atau pun hal yang

    tidak berarti atau tidak bermanfaat bagi manusia. Selain fungsi, tujuan, dan manfaat

    berpuasa sudah jelas untuk meningkatkan iman dan takwa, ternyata ibadah puasa

    juga mampu memberikan manfaat bagi aspek kehidupan manusia lainnya.

    Hasil penelitian dari Kementerian Kesehatan (Kemkes, 2015) menyatakan beberapa

    manfaat bagi manusia yang melaksanakan ibadah puasa. Berikut manfaat puasa

    bagi kesehatan tubuh.

    Meningkatkan Kemampuan Otak

    Puasa dapat meningkatkan neurotropik yang diturunkan dari otak, yang membantu

    tubuh untuk memproduksi lebih banyak sel-sel otak, dan pada akhirnya dapat

    meningkatkan fungsi otak. Penurunan jumlah hormon kortisol pada saat berpuasa

    yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal dapat membuat seseorang menurunkan

    tingkat stres.

    Membantu Menjaga Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah

    Sakit jantung merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan. Berpuasa

    memiliki dampak yang baik untuk kesehatan jantung, ketika berpuasa, tubuh

    melakukan peningkatan HDL dan penurunan LDL yang baik untuk kesehatan

    jantung dan pembuluh darah.

    Menurunkan Kadar Kolesterol

    Penurunan berat badan pada saat berpuasa merupakan salah satu manfaat puasa.

    Sebuah penelitian di Uni Emirat Arab menyimpulkan bahwa orang yang berpuasa

    terjadi pengurangan kadar kolesterol dalam darah. Kadar kolesterol rendah

    meningkatkan kesehatan jantung, sehingga dapat mengurangi risiko terserang

    penyakit jantung atau stroke. Terlebih lagi jika mengikuti program diet sehat,

    tingkat kolesterol pun dapat diturunkan dengan mudah.

    Dapat Berpikir Lebih Tajam Dan Lebih Kreatif

    Puasa dapat membuat pikiran menjadi lebih tenang dan melambat, menurut sebuah

    penelitian pikiran yang melambat dapat membuatnya bekerja lebih tajam. Rasa

  • 29

    lapar ketika berpuasa merupakan masalah yang wajar apabila rasa lapar memaksa

    untuk berpikiran lebih tajam dan lebih kreatif.

    Mengurangi Kebiasaan Buruk

    Berpuasa adalah salah satu cara yang tepat untuk mengubah gaya hidup yang tidak

    sehat dan pola makan buruk. Selama kegiatan berpuasa dapat menghentikan

    kebiasaan seperti merokok dan makan makanan yang manis.

    Mengontrol Berat Badan

    Berpuasa dapat membuat tubuh untuk lebih mudah menurunkan berat badan. Tidak

    perlu melakukan diet yang berlebih untuk menurunkan berat badan. Dengan makan

    makanan secukupnya dan tetap mengonsumsi makanan yang sehat selama

    berpuasa.

    Menyehatkan Ginjal

    Ginjal berfungsi sebagai saringan zat berbahaya dari yang kita makan dan minum.

    Fungsi ginjal akan maksimal apabila kekuatan osmosis urin dalam tubuh mencapai

    1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dengan berkurangnya asupan air pada saat

    menjalankan ibadah berpuasa, target untuk mencapai kekuatan osmosis dalam urin

    dapat tercapai sehingga pada akhirnya akan berdampak baik untuk kesehatan

    ginjal.

    Mengeluarkan Racun Dalam Tubuh

    Manfaat puasa juga dapat mengeluarkan racun dalam tubuh yang menumpuk atau

    mendetoksifikasi. Selama berpuasa Anda dapat mendetoksifikasi atau

    mengeluarkan racun dalam sistem pencernaan dalam satu bulan. Ketika tubuh

    memakan cadangan lemak untuk mendapatkan energi, cadangan lemak akan

    membakar setiap racun yang berbahaya dalam tubuh.

    Mencegah Diabetes

    Diabetes dapat disebabkan karena tingginya kadar gula dan kolesterol yang

    terdapat dalam tubuh. Dengan kegiatan berpuasa konsumsi gula dan makanan yang

    berlemak akan dapat terkontrol sehingga pada akhirnya dapat mencegah diabetes

    dan penyakit turunannya.

    Menyerap Banyak Nutrisi

    Metabolisme akan menjadi lebih efisien ketika berpuasa. Metabolisme yang efIsien

    berarti jumlah nutrisi yang akan diserap dari makanan menjadi semakin besar. Hal

    ini dikarenakan terjadinya peningkatan hormon adiponectin yang diproduksi oleh

  • 30

    kombinasi antara puasa dengan sahur, sehingga memungkinkan untuk menyerap

    lebih banyak nutrisi.

    Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

    Pada saat berpuasa, tubuh akan lemas yang menurut beberapa orang akan menjadi

    lebih mudah sakit. Hal ini salah dan ternyata puasa dapat meningkatkan sistem

    kekebalan tubuh. Ketika berpuasa maka akan terjadi peningkatan Limfosit bahkan

    sampai 10 kali lipat dalam tubuh, hal ini dapat memberikan pengaruh yang besar

    dan baik terhadap sistem kekebalan tubuh, sehingga puasa dapat menghindarkan

    dari berbagai virus.

    Mengatasi Sakit Sendi Atau Encok

    Dengan berpuasa secara teratur dapat meningkatkan sel penetral alami dalam

    tubuh yang pada akhirnya akan membua sakit encok sedikit demi sedikit menuju

    kesembuhan. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa adanya korelasi antara

    meningkatnya kemampuan sel penetral atau pembasmi bakteri dengan

    membaiknya radang sendi atau penyebab encok itu sendiri.

    Demikianlah beberapa manfaat ibadah puasa bagi kesehatan tubuh. Semoga

    Tadarus Ramadhan ini bisa memberikan manfaat dan berkah bagi kita. Amin YRA.

  • 31

    KEMPOT

    Oleh: Gushamka

    KEMPOT (Kelompok Penyanyi Trotoar), itulah gelaran yang tersemat pada DIDI,

    yang empunya nama asli DIDI PRASETYO.

    Adalah metakognisi Didi Kempot yang mengharu biru kita, di masa pandemi Covid

    19. Tanpa banyak ba be bo, tanpa banyak ngeyel, tanpa banyak mendebat, sang

    “Godfather of Broken Heart” ini memerankan dirinya mengadakan konser amal dari

    rumah bekerja sama dengan salah satu media televisi. Dan fantastis, berhasil

    mengumpulkan dana yang tidak sedikit, yang sang almarhum tidak menyentuh satu

    rupiah pun. Semua untuk kemanusiaan, ambyar untuk masyarakat yang

    membutuhkan karena terdampak corona. Sungguh metakognisi yang luar biasa,

    yang patut menjadi inspirasi pada kalangan profesi apa pun. “Ra sah ngeyel” (tidak

    usah 'ngeyel'), tapi berkontribusi.

    Ojo Mudik sebagai akhir karya di kariernya. Yang senyatanya, sang “Godfa” mudik

    untuk selama-lamanya. “Allaahummaghfirlahuu”.

    Inspirasi metakognisi sang KEMPOT dapat kita petik oleh kita sebagai orang tua,

    yang saat ini dituntut peran aslinya, sebagai pendidik ( “murabbi” ).

  • 32

    Pertama-tama perlu dibedakan antara pendidikan dan persekolahan. Persekolahan

    bisa berhenti karena satu dan lain hal. Sebab sekolah hanyalah salah satu tempat

    berlangsungnya pendidikan. Akan tetapi pendidikan harus berlangsung kapan saja,

    di mana saja, oleh siapa saja.

    Masa covid 19 ini adalah masa darurat, maka jangan memboyong kegiatan di

    sekolah dialihkan ke rumah, dengan memberikan tugas yang bertubi-tubi pada anak

    tanpa memperhatikan dampak buruk pada anak: yakni frustrasi.

    Dalam keadaan darurat, kita harus mengambil yang esensial. Apa itu esensi belajar.

    Belajar bukanlah menumpuk informasi. Belajar pada dasarnya adalah menggali

    informasi, mengolahnya, dan mengomunikasikan, serta mengimplementasikan

    untuk kemanfaatan pelajar dan lingkungannya. Guru/orang tua/pendamping bukan

    bertugas menjejali informasi, tapi guru/orang tua/pendamping bertugas

    menciptakan suasana, situasi yang menjadikan anak mau dan bisa belajar.

    Anak-anak kita bisa kita dekatkan dengan fakta yang ada (misal informasi

    merebaknya wabah), lalu anak diajak untuk memahami apa itu corona (ini konsep),

    lalu bagaimana menghindari penularan covid 19 (ini prosedur). Lalu anak-anak kita

    diajak bermetakognisi, bagaimana sumbangan anak-anak (berupa pemikiran,

    tindakan, maupun harta/uang jajan).

    Proses kognitif (mulai dari menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

    mengkreasi) berjalan bersama-sama untuk menumbuhkan karakter sebagai

    manusia rahmatan lil alamin (penebar cinta kasih untuk seluruh alam).

    Anak belajar dari dunia yang dekat dengan suka cita, tapi tidak mengurangi esensi

    dari belajar itu sendiri.

    Sebagaimana dinyatakan oleh Buku “Ta'lim Muta'allim”, kita bisa bermetakognisi

    dari makalah kecil tersebut, bahwa ada 6 syarat untuk keberhasilan belajar:

    1. “Dzaka“( anak dikembangkan berbagai kecerdasannya)

    2. “Hirsh” (anak dikembangkan rasa ingin tahunya)

    3. “Washtibar” (sabar: melalui tahapan, bukan penumpukan)

    4. “Bulghah” (alat, sumber belajar yang nyampai/dekat)

    5. “Irsyadu ustaadzin” (pembimbingan guru/ortu yang mebuat anak mau belajar)

    6. “Thuuluz zamaan” (menciptakan attitude agar anak bisa menjadi pembelajar

    sepanjang hayat).

    Didi Kempot bermetakognisi. Belajarkanlah anak-anak kita selalu bermetakognisi.

    Tidak hanya dijejali dengan informasi.

    Selamat Jalan Didi Kempot, Sang Inspirator. Tunggu ya, sabar, kami akan

    menyusulmu.

    (Ditulis: 12 Ramadlan 1441/5 Mei 2020).

  • 33

    ALLAH TIDAK MEMBEBANI SESEORANG MELAINKAN SESUAI

    DENGAN KESANGGUPANNYA

    Oleh: Ana Munifah

    Saat ini, kita diberikan nikmat dan keberkahan dalam menjalankan rukun islam

    keempat yaitu puasa dengan totalitas. Sebagian besar aktivitas beribadah dilakukan

    di rumah. Negeri ini sedang diberi oleh Allah SWT satu masa, yaitu masa

    tersebarnya virus yang disebut corona atau covid 19. Penyebaran utama corona

    virus baru ini adalah melalui kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk

    atau bersin, atau melalui kontak dengan tetesan air liur atau cairan/lendir hidung

    orang yang terinfeksi.

    Sebagai umat Islam, kita diberi banyak kesempatan untuk memohon kepada Allah

    SWT agar terhindar dari wabah ini, selain menaati aturan yang telah diberikan oleh

    Pemerintah. Hampir seluruh ustadz, guru, kiai, selalu mengajarkan untuk berdoa

  • 34

    memohon kepada Allah SWT. Ini dimaksudkan agar kita tidak terjebak mengagung-

    agungkan wabah ini; sehingga kita tidak panik yang akhirnya justru membuat daya

    tahan tubuh kita melemah.

    Kita harus percaya dengan yang telah disampaikan dalam Al Quran. Di surat

    Anbiyaa: 35, (yang terjemahannya), “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.

    Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian/cobaan

    (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.”

    Dengan demikian maka tugas kita adalah berikhtiar dengan hal-hal yang telah

    ditentukan oleh _sunnatullah_, yaitu mengikuti petunjuk orang-orang yang lebih

    ahli daripada kita, setelah itu kita harus selalu tawakkal kepada Allah SWT, bahwa

    semua atas kehendak Ilahi, semua atas keputusan yang Maha Agung Allah SWT.

    Sebagaimana yang sering disampaikan oleh para ulama, bahwa sehat, sakit

    merupakan kuasa Allah. Kehidupan dan kematian setiap manusia telah tercatat di

    “lauhul mahfudz”. Namun, kita harus senantiasa mengingat bahwa Islam

    mengajarkan kita untuk selalu berdoa dan tawakkal dengan usaha dan ikhtiar.

    “Maka Allah adalah sebaik-baiknya penjaga dan Dialah Maha Penyayang di antara

    para penyayang”. (QS Yusuf, Ayat 64).

    يُع العَلِّيم َِّ َوُهَو الَسمِّ ٌَ فِّي اْلَْرضِّ َوْلَ فِّي الَسَما هَ َشي ي ْلَ يَُضرُّ َمَع اْسمِّ بِّسمِّ هللاِّ الَّذِّ

    “Dengan nama Allah yang tidak membahayakan dengan namaNya segala sesuatu

    yang ada di langit dan bumi, dan Ia lah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

    Waallaahu a’lam.

  • 35

    BERPUASA DALAM PERSPEKTIF KRISTEN

    Oleh: Mariati

    Pengantar Redaksi Puasa sudah kita lalui dus jumat. Kita selalu menggali hikmah puasa, menganalisis dan mengevaluasi (muhasabah) diri, sehingga kita bisa bermetakognisi, berkreasi menjadi ummat yang wasathan (moderat) untuk menebar cinta kasih pada seluruh alam. Pada puasa jumat ketiga ini Redaksi unggah tulisan dari sahabat Mariati, yang menyoroti puasa dari perspektif Kristen. Semoga sahabat semua dapat mengambil pelajaran. Selamat membaca.

    Di dalam Alkitab puasa sangat banyak diajarkan baik dalam Perjanjian Lama

    maupun Perjanjian Baru. Hingga kini puasa dipraktikkan oleh warga gereja.

    Berpuasa menurut Alkitab merupakan ajaran untuk membangun kehidupan rohani

    dan jasmani yang tidak terletak pada rutinitasnya saja, akan tetapi lebih fokus

    dalam pertobatan dan pendekatan diri kepada Allah. Doa pertobatan/penyesalan

    dan berpuasa tidak dapat dipisahkan, di dalam Alkitab banyak dituliskan tentang hal

    ini misalnya dalam Daniel 9:3: Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah

    untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta

    abu.

    Setiap orang mempunyai niat tersendiri untuk berpuasa. Berdasarkan Alkitab ada

    beberapa situasi dan kondisi yang harus dihadapi dengan berpuasa, antara lain: 1)

  • 36

    menambah pengalaman spiritual untuk merendahkan diri di hadapan Allah dan

    menyatakan rasa kasih yang mendalam kepada Allah; 2) membuat tubuh menjadi

    lebih disiplin dari keinginan duniawi; 3) menambah rasa empati kepada sesama

    supaya dapat merasakan penderitaan orang lain; 4) meminta tuntunan Allah

    (Ezra 8:23: Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan

    Allah mengabulkan permohonan kami); 5) untuk jawaban atas semua masalah yang

    dialami baik dalam persoalan hidup maupun dalam menghadapi sakit-penyakit

    (2Sam 12:16:Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu,

    ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia

    berbaring di tanah); 6) mengusir jenis setan tertentu yang hanya dapat diusir

    dengan berdoa dan berpuasa (Matius 17:21).

    Berpuasa dapat dilakukan untuk menunjukkan kasih kepada orang lain

    (Mazmur 35:13: Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku

    menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku)

    Bagaimana sikap selama berpuasa? Berpuasa adalah hubungan pribadi dengan

    Allah. Dalam Injil Matius 6: 16-18: “Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram

    mukamu ... tetapi .. minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan

    dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu

    yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi

    akan membalasnya kepadamu.

    Bagaimana cara berpuasa? Ada tiga cara puasa Kristen yang diutarakan dalam

    Alkitab: 1) puasa biasa yaitu pantang segala makanan tetapi tidak berpantang air;

    2) puasa penuh yaitu tidak makan dan tidak minum yang biasanya dilakukan paling

    lama 3 hari; dan 3) puasa sebagian dalam arti membatasi makanan dan bukan

    berarti tidak makan sama sekali.

    Waktu berpuasa dapat ditentukan oleh masing-masing pribadi atau kelompok

    misalnya 8 jam, 12 jam (1 hari), 24 jam (1 hari 1 malam), 3 hari, 7 hari, dan 40

    hari. Jadi setiap pribadi Kristen dapat menetapkan kapan saat yang tepat untuk

    berpuasa tanpa diketahui orang lain, namun ada kelompok tertentu secara

    bersama-sama melakukan puasa dan berdoa untuk permohonan dan maksud

    tertentu.

    Negara Indonesia sekarang ini diperhadapkan pada bermacam masalah dalam

    segala bidang, merupakan saat yang tepat bagi kita untuk berdoa dan berpuasa.

    Banyak saudara kita yang menderita, tidak memiliki penghasilan, terjadi PHK

    massal, bahkan tetangga kita mungkin ada yang kelaparan, semua ini terjadi

    sebagai dampak pandemi virus corona. Untuk berempati merasakan penderitaan

    saudara kita sebangsa selayaknya kita berdoa dan berpuasa memohon pada Allah

    untuk keselamatan kita semua, serta melakukan tindakan nyata berbagi dalam

    kasih.

    Selamat Berpuasa Bapak/Ibu, Saudaraku.

  • 37

    MANFAAT MEMBACA AL QURAN

    Oleh : Euis Yumirawati

    Manfaat membaca Al-Qur’an di rumah memang begitu menakjubkan. Sebagaimana

    Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-

    Qur’an maka ia akan mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi

    sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf. Akan tetapi alif

    satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. Bukhari).

    Membaca Al-Qur’an termasuk ibadah paling utama yang memiliki berbagai keutamaan.

    Salah satunya adalah menjadi sebaik-baik ummat. Dari Ustman bin Affan Radhiyallahu

    ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian

    adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

    Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sungguh, Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan)

    yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan

    kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar (QS Al-Isra’ 17: Ayat 9).

    Al-Qur’an menggunakan Bahasa Arab, karena itu sebagian orang mungkin akan kesulitan

    saat memelajarinya. Bahkan orang terbata-bata sekalipun justru mendapatkan dua

    kebaikan, yaitu pahala membaca dan pahala usahanya dalam membaca Al-Qur’an.

  • 38

    Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    “Yang mahir membaca Al-Qur’an bersama malaikat yang terhormat, dan yang membaca Al-

    Qur’an sedangkan ia terbata-bata serta mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.”

    (HR. Bukhari/4937 dan muslim/798).

    Masya Allah, bukti-bukti ilmiah Al-Qur’an sudah tampak di akhir zaman ini, kemukzijatan Al-

    Qur’an sudah diketahui dunia saat ini, dan membuat mereka para saintis terpesona atas

    keilmiahan dan kemukjizatan Al-Qur’an tersebut.

    Prof. Dr. dr. Suzane Moore Ph.D telah merilis dalam jurnalnya. Ia berkata: ini sebuah kitab

    yang menakjubkan karena terbukti kemukjizatannya, ia telah memperlihatkan bagaimana

    Al-Qur’an merupakan sebuah obat penyakit manusia. Suara yang keluar dari tilawah

    seseorang akan melayang ke udara dan kemudian masuk melewati telinga dan seterusnya

    diserap oleh tubuh, kemudian ia masuk ke sel-sel yang ada dalam tubuh kita. Suara yang

    terdengar dengan irama dan frekuensi tertentu mengandung informasi spesifik sehingga

    dapat memberi rangsangan kepada sel-sel dalam tubuh kita, bisa melawan penyakit-

    penyakit yang berbahaya, dengan bahasa yang menyentuh, ternyata mengandung

    informasi spesifik pada setiap ayat-ayatnya. Dengan informasi yang spesifik ini bisa

    membuat sel-sel yang sakit menjadi sembuh.

    Hasil penelitian terkini seperti yang diungkapkan Prof. Dr. dr. Abraham Nicole Ph.D, bahwa

    sel-sel darah merah yang telah dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an dengan bacaan tartil (artinya

    bacaan yang indah dengan memakai kaidah Tahsin Tajwid), ia memperlihatkan respon

    tertentu. Sehingga sel-sel kanker pun bunuh diri. Bahkan virus auto imunpun lenyap.

    Terbukti dari hasil penelitian Prof. Dr. dr. Victor Iron Ph.D USA.

    Penelitian lainnya membuktikan bahwa sel-sel kanker ganas menjadi normal kembali

    dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an.

    Suara yang paling memiliki pengaruh kuat terhadap sel-sel tubuh, adalah suara si pemilik

    tubuh itu sendiri. Lihat QS. 7 ayat 55 “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri

    dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui

    batas.

    Manfaat lainnya membaca Al-Qur’an akan membawa syafaat yaitu jika seseorang

    meninggal dunia, ketika orang-orang sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian

    di rumahnya, tiba-tiba seorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain

    kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan mayat. Setelah

    dikuburkan dan orang-orang mulai meninggalkannya, datanglah dua malaikat Munkar dan

    Nakir, tapi dua malaikat pun tidak bisa memisahkan orang tampan tersebut selalu

    mendampingi sampai mayat dimasukkan ke dalam syurga.

    Marilah perbaiki baca Al-Qur’an (baca dengan tartil, penuhi Hukum Tajwid), karena efek

    suara kita sendirilah yang paling dahsyat dalam penyembuhan.

    Daftar Pustaka

    Rumah Qur’an As-Sunnah

    https://M.liputan6.com>hot

    https://www.republika.co.id

  • 39

    AYO BERSEDEKAHLAH

    Oleh: Christina Tulalessy

    Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah sedekah. Sedekah adalah

    pemberian seseorang kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi

    oleh waktu dan jumlah tertentu.

    Pentingkah bersedekah?

    Betapa pentingnya sedekah tergambarkan dalam QS Al-Munafiqun 10: "Ya

    Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi,

    maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang soleh". Dia

    minta ditunda kematiannya hanya karena dia ingin kembali ke dunia untuk

    bersedekah. Luar biasa pentingnya, bukan? Dia tidak minta untuk puasa, untuk naik

    haji, untuk salat, tapi untuk bersedekah.

  • 40

    Berikut beberapa manfaat laur biasa bersedekah.

    Sedekah Menghapus Dosa

    Pentingnya sedekah terlihat dari apa yang dikatakan Rasulullah SAW, bahwa

    sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api (HR. Tirmidzi).

    Tidak ada manusia yang tidak berdosa. Bersedekah membantu meringankan dosa

    kita.

    Allah Melipatgandakan Pahala

    “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan

    dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan

    (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al-

    Hadid: 18)

    Seberapa banyak pahala itu?

    "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan

    hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan

    tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi

    siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Mahamengetahui."

    (QS Al-Baqarah 261)

    Penyambung Amalan Ketika Kita Sudah Tiada

    Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara,

    yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR.

    Muslim no. 1631)

    Sudahkah Anda bersedekah hari ini? Tidak ada dana karena tidak ada RDK? Gaji

    dipotong BRI dan koperasi? Memberi ketika kita cuma memiliki sedikit dan kita

    sayang-sayang untuk mengeluarkannya, itu justru saat yang baik.

    "Kamu tidak sekali-kali akan dapat mencapai (hakikat) kebajikan dan kebaktian

    (yang sempurna) sebelum kamu dermakan sebagian dari apa yang kamu sayangi.

    Dan sesuatu apa juga yang kamu dermakan maka sesungguhnya Allah

    mengetahuinya." (QS Ali Imran 92). ,

    "Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang

    diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang

    melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan

    memberikan kelapangan sesudah kesempitan." (QS At-Thalaq 7).

    Bukankah ‘sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan? Sesungguhnya

    bersama kesulitan ada kemudahan (QS Al-Insirah 4-5)?

    Harta yang kita miliki kelak adalah harta yang kita berikan sekarang. Karena jika

    kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri (QS Al-Isra 7).

    Ayo, bersedekahlah.

  • 41

    Pengantar Redaksi

    Edisi khusus Nuzulul Quran, kami turunkan tulisan LAILATULQADAR TONGGAK

    PERADABAN, yang dimuat di BERITASATU, tanggal 10 Mei 2020. Selamat membaca.

    LAILATULQADAR TONGGAK PERADABAN

    Oleh: Gushamka*

    Keutamaan Ramadan sesungguhnya bukan hanya karena puasanya. Keutamaan Ramadan terlebih karena Al-Qur'an diturunkan ke bumi pada bulan ini sebagai petunjuk untuk segala manusia (bukan hanya muslim). Tonggak petunjuk ini dikenal dengan lailatulqadar (malam kadar/kriteria/ilmu pengetahuan). Ilmu pengetahuan

    sebagai asupan otak/qalb/fuad, pembangun peradaban.

    Berpuasa merupakan akibat bagi seseorang (yang percaya akan Al-Qur'an)

    menjumpai hadirnya bulan Ramadan. Demikian pernyataan Al-Qur'an:

    شهر رمضان الذى انزل فيه القران هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان فمن شهد منكم

    الشهرفليصمه

  • 42

    Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada

    bulan itu...” (Al-Baqarah, 2: 185)

    Lailatulqadar adalah malam kadar atau malam ilmu pengetahuan. Kadar adalah sesuatu yang berbatas, berukuran, berpola, berhukum. Malam kadar merupakan malam tonggak kesadaran bahwa alam ini berkriteria, berkadar, berukuran, berpola, berhukum. Semoga setelah kita berefleksi diri berhari-hari, sepertiga akhir bulan Ramadan, bertambah tumbuh kesadaran perlunya ilmu pengetahuan, perlunya memelajari hukum-hukum alam, min kulli amrin (dalam segala urusan) untuk menuju kemaslahatan hidup manusia sampai terbit fajar peradaban manusia yang lebih bermartabat. Tumbuhnya kesadaran kemanusiaan dan keberlanjutan kedamaian alam ini sungguh lebih bernilai dari sekadar seribu bulan. Mari kita sambut malam ilmu pengetahuan min kulli amrin dengan semangat bersungguh-sungguh bekerja demi sumbangan kebajikan kita pada keberlanjutan kehidupan semesta alam (rahmatan lil ‘aalamiin).

    Ramadan kali ini diliputi situasi darurat pandemi wabah covid 19. Keadaan ini telah menimbulkan kepanikan beberapa kalangan, bahkan kepanikan itu sampai pula melanda kaum terdidik. Kepanikan massal tidak perlu terjadi, sesungguhnya, apalagi di saat-saat kita harus berpikir jernih. Tindakan ceroboh akibat kepanikan yang melanda sebagian masyarakat di saat-saat darurat akan memperparah keadaan. Kepanikan misalnya disertai tindakan menyerbu supermarket, memborong barang keperluannya sendiri tanpa memikirkan orang lain, menimbun segala sesuatu untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat, sampai pada penolakan pemakaman pejuang penanggulangan Covid 19. Semua itu berawal dari rendahnya

    kemampuan literasi masyarakat.

    Sesungguhnya Al-Qur'an telah memberi petunjuk secara cerdas (wasath) tentang bagaimana kita meletakkan ikhtiar dan tawakal secara harmonis dalam menjalani segala peristiwa kehidupan. Kunci pertama, sebagaimana Al-Qur'an nuzul pertama adalah supaya kita literat. Iqra' harus kita maknai perintah untuk belajar tentang

    fisik alam dan manusia [ اقرَ باسم ربك الذى خلق] iqra' bismi rabbikalladzii khalaq,

    .Khalaqal insaana min alaq [ خلق اْلنسان من علعق]

    Dari pengetahuan dan keterampilan mengelola alam, harus tumbuh sikap spiritual,

    iqra wa rabbukal akram, lalu tumbuh sikap sosial, sebagai hamba [ اقرَ وربك اْلكرم ]yang serba kurang, harus selalu belajar, tidak boleh menyombongkan diri terhadap

    sesama, hidup adalah belajar sepanjang hayat.

    Al-Qur'an sebagai wahyu qauliyah (teks) mendorong manusia untuk mempelajari wahyu kauniyah (alam semesta). Keduanya sebagai sumber ilmu pengetahuan

    allamal insaana maa‘ [علم اْلنسان ما لم يعلم] ,alladzii ‘allama bilqalam [الذى علم بالقلم ]lam ya'lam.

  • 43

    Coba kita periksa, bagaimana ayat terakhir? Ada negasi dengan lam yang masuk menjazamkan fi'il mudhori': ya'lamu menjadi lam ya'lam. Negasi lam itu mempunyai makna pembatas: dahulu tidak tahu, tetapi mulai sekarang (sejak kenabian

    Muhammad SAW) manusia harus menjadi tahu/wasath/cerdas/tercerahkan/literat.

    Hakikat literat adalah tejadinya konsistensi antara pemahaman, pemaknaan, pemikiran (pola pikir), tindakan, hati nurani, dan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik. Ketika setiap individu literat dengan musuh kita bersama yang bernama corona (akan kadarnya, sifat-sifat penularannya, dan segala perihalnya), maka kita mampu mendisiplinkan dan mempuasakan diri untuk mengisolasi diri di rumah dan tidak melakukan tindakan ceroboh atau egois sehingga masing-masing individu terhindar dari tertular dan tidak menulari orang lain. Siapa pun kita, pejabat atau rakyat, secara otomatis telah menjadi bagian dari

    penyelamat bangsa dan pelaku bela negara.

    Kunci yang kedua, yakni pandangan tentang kempotensi dan tantangan atau ujian. Dalam model matematis diagram Venn, kompetensi digambarkan lebih besar dari

    ujian. Al-Qur'an menegaskan [ ْل يكلف هللا نفسا اْل وسعها ] "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" (Al-Baqarah 2 : 286). Jadi manakala Allah Swt mengirimkan ujian berat, berarti Allah Swt akan meningkatkan

    kompetensi kita menjadi lebih tinggi. Jadi tidak perlu panik.

    Kunci ketiga adalah persaudaraan manusia tanpa batas suku, agama, ras, golongan. Al-Qur'an memberi petunjuk tentang persaudaraan manusia:

    ْل ينهكم هللا عن الذين لم يقتلوكم فى الدين ولم يخرجوكم من ديركم ان تبرو هم وتقسطوا اليهم ان هللا

    يحب المقسطين

    “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (Al-Mumtahanah 60 : 8). Inilah karakter yang harus dikembangkan dalam menghadapi

    situasi apa pun.

    Literat, berkompetensi, dan berkarakter adalah kunci kehidupan yang ditegaskan Al-Qur'an. Ketiga hal tersebut tidak hanya untuk menghadapi corona, akan tetapi merupakan tonggak menuju peradaban manusia yang lebih bermartabat. Jadi, jika saudara-saudaraku pada bulan Ramadan berpuasa, rajin mengerjakan amalan sunah, akan tetapi masih belum mau mempelajari Al-Qur'an, belum mau mendalami kandungan Al-Qur'an, hemat penulis, itu belum memuliakan Ramadan.

    Tatkala tidak memuliakan Ramadan, itu belum memuliakan Al-Qur'an. Sebab itu, saudara-saudaraku, profesor-profesorku, akademisi-akademisiku, mari memulai membuka Al-Qur'an, mempelajari Al-Qur'an, walau Bapak, Ibu, Saudara sudah melanglang buana mencari ilmu pengetahuan sampai ke Tiongkok, Australia, Rusia, Eropa, atau Amerika. Hendak ke mana Bapak, Ibu, Saudara, akan kembali? Al-Qur'an jualah sebagai sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan. Umur tiada yang tahu, akankah kita pada tiba saatnya sampai belum pernah menggali satu ayat pun sebagai ilmu yang akan kita sumbangkan pada maslahat umat manusia.

  • 44

    Mari kembali ke Al-Qur'an, apa pun profesi kita. Dengan cara mengkajinya, sebagai satu paket “bintang (ilmu) sembilan”. Menyitir syi’ir Mbah Cholil: kaping pisan ing makhroje, kaping pindo ing tulisane, kaping telu ing harokate, kaping pate yo shorofe # Kaping limo yo nahwune, kaping nem yo ma’anine, kaping pitu yo bayaane, kaping wolu ing badi’e, kaping songo yo Quran lan haditse. (Yang pertama makhraj, kedua tulisan, ketiga harakat, keempat shorof, kelima nahu, keenam

    ma’ani, ketujuh bayan, kedelapan badi’, kesembilan Quran dan hadis).

    Jika demikian, dengan bintang sembilan, kita akan dapat mengikat dunia dengan

    ikatan yang longgar (wasath/moderat) menuju peradaban dunia yang bermartabat.

    Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariiq.

    *Wakil Ketua LP Ma’arif NU PBNU

    Tulisan ini dimuat di BERITASATU, 17 Ramadlan 1441 10 Mei 2020, 11:06 WIB

  • 45

    AYAT-AYAT TENTANG PERINTAH DZIKURULLAH

    Disampaikan oleh: Ranti Widiyanti

    دٍ نَا ُمَحمَّ ِّ اَللَُّهمَّ َصل ِّ َعٰلى َسي ِّدِّ بِّْسمِّ اّلِلَّ

    Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

    Alhamdulillah umat Islam telah melaksanakan ibadah puasa pada tahun 2020.

    Ibadah puasa pada tahun ini dilaksanakan dengan situasi yang berbeda dengan

    tahun-tahun sebelumnya. Umat islam di Indonesia melaksanakan ibadahnya ‘di

    rumah saja’ dengan segala ujian-ujian yang dihadapi.

    Tentang ujian-ujian yang dihadapi, telah dijelaskan pada surat Al-Baqarah (155),

    yaitu :

    “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,

    kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada

    orang-orang yang sabar”.

  • 46

    Dengan ujian-ujian yang terjadi sekarang ini, semoga kita menjadi orang-orang

    yang sabar dengan berserah diri kepada Allah dan mengembalikan segala urusan

    kepada Allah.

    Ingatlah Allah, agar Allah mengeluarkan kita dari kegelapan kepada yang terang

    dan menjadi orang-orang yang beruntung.

    Beberapa ayat-ayat untuk mengingat Allah adalah :

    [Surat Al-Ahzab (33): 41-43]

    [Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat

    (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi

    dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya

    (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan

    kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang

    beriman]

    [Surat Thaha (20) : 14]

    [Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan

    laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku]

    [Surat An-Nisa’ (4) : 103]

    [Selanjutnya apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah ketika

    kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian apabila kamu telah

    merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya

    shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman]

    [Surat Al-Jumu’ah (62) : 10]

    [Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah

    karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung]

    [Surat Al-Baqarah (2) : 152]

    [Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-

    Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku].

    Insya Allah kita dimampukan Allah untuk memahami dan melaksanakannya.

  • 47

    SIKAP PEJUANG SEJATI

    Disampaikan oleh: Suprananto

    Ada tiga sikap manusia beriman saat menghadapi ujian dan tantangan berat dalam

    kehidupan.

    Pertama, mengeluhkan ujian.

    Mereka mengatakan, "Ujian dan musibah ini sungguh berat. Rasa-rasanya sudah

    tidak kuat."

    "Kenapa sih kondisi kita mendapat musibah kayak begini ...? Musibah ini sangat

    melemahkan semangat hidup kami".

    Mereka butuh kita hibur dan kita kuatkan.

    Kepada mereka kita katakan, bersabarlah kalian.

  • 48

    Mereka ini adalah kaum "mu'allaf " dalam perjuangan. Anda bukan kelompok ini.

    Kedua, menghadapi ujian.

    Mereka mengatakan, "Memang ujian ini berat. Tapi harus dihadapi, apapun yang

    terjadi. Tak ada gunanya mengeluh".

    "Hidup pasti ada ujian dan musibah. Yang penting bisa kita hadapi dengan tepat

    dan tabah".

    Mereka bisa menghibur diri sendiri. Tidak butuh hiburan dan penguatan dari orang

    lain.

    Kepada mereka kita katakan, istiqamahlah kalian.

    Mereka ini adalah kaum pegiat perjuangan.

    Ketiga, menikmati ujian.

    Mereka mengatakan, "Seperti inilah hidup. Ujian seperti ini yang membuat hidup

    lebih hidup".

    Ujian dan musibah justru menghibur mereka, karena "ini tanda cinta Allah kepada

    kita".

    Mereka mampu bergembira di tengah musibah, bahkan merasakannya sebagai

    nikmat terbesar dari Allah Ta'ala.

    Kepada mereka kita katakan, berbahagialah Kalian.

    Mereka inilah pejuang sejati, seperti Anda semua.

    Allahu akbar !!!

    Sumber: Ustadz Cahyadi Takariawan

  • 49

    KELEMBUTAN DALAM KEPEMIMPINAN

    Oleh: Maharani Prananingrum

    Perang Uhud adalah salah satu perang ikonis dalam sejarah Nabi Muhammad

    Shalallahu’Alaihi Wassalam. Dikatakan ikonis karena dalam perang tersebut Nabi

    Muhammad Shalallahu’Alaihi Wassalam beserta pasukannya mengalami kekalahan yang

    cukup dahsyat. Banyak sahabat yang gugur bahkan Nabi Muhammad Shalallahu’Alaihi

    Wassalam mengalami luka parah dan hampir terbunuh. Singkat cerita, kekalahan perang

    Uhud ini dikarenakan oleh kelalaian pasukan pemanah kaum muslimin yang tidak mematuhi

    perintah Nabi Muhammad Shalallahu’Alaihi Wassalam untuk tetap berada di pos mereka di

    atas bukit. Saat musuh (pasukan Quraisy) terlihat kocar-kacir meninggalkan perlengkapan

    perang mereka, pasukan pemanah turun dari bukit untuk mengambil rampasan perang dari

    musuh. Pada saat itulah, musuh kembali melancarkan serangan dan akhirnya kaum

    muslimin mengalami kekalahan.

    Kisah perang Uhud digambarkan dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 152-176. Salah satu

    ayatNya menjelaskan bagaimana Allah Subhana Wata’ala memerintahkan Nabi Muhammad

    Shalallahu’Alaihi Wassalam untuk tetap bersikap lembut kepada para sahabat setelah

    kekalahan perang itu. Karena sifat dasar Nabi Muhammad Shalallahu’Alaihi Wassalam yang

    lemah lembutlah, para sahabat setia kepada beliau. Allah Subhana Wata’ala juga

    memerintahkan Nabi Muhammad Shalallahu’Alaihi Wassalam untuk memaafkan dan

    memohonkan ampunan untuk mereka serta tetap melibatkan mereka dalam musyawarah

    untuk menetapkan keputusan selanjutnya.

    “Maka berkat rahmat dari Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap

    mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan

  • 50

    diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk

    mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila

    engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah

    mencintai orang yang bertawakal” (QS. Al Imran: 159).

    Subhanallah, sungguh menarik ayat ini. Ayat mengenai perang yang justru mengajarkan

    kelembutan. Tentu saja ada pelajaran penting dari sepenggal ayat ini tentang bagaimana

    seharusnya seorang pemimpin bersikap terhadap yang dipimpinnya saat mengalami suatu

    kegagalan. Bayangkan jika kita diberi amanah memimpin suatu organisasi/perusahaan atau

    bahkan dalam skala yang lebih kecil kita memimpin suatu Tim Kerja/Kelompok Kerja. Suatu

    waktu, kita mengalami kegagalan dalam menjalankan program kerja disebabkan karena

    kelalaian tim/anak buah yang kita pimpin. Menegur, memarahi, memaki, atau bahkan

    merendahkan secara spontan hadir sebagai bentuk luapan emosi dan kekecewaan. Bukan

    tidak mungkin dalam kondisi emosional, saat itu kita langsung memecat mereka sebagai

    tim/anak buah karena kita anggap lalai dan tidak becus dalam bekerja sama.

    Astaghfirullah….

    Nabi Muhammad Shalallahu’Alaihi Wassalam adalah teladan terbaik sepanjang masa.

    Gambaran sikap beliau dalam ayat tersebut hadir untuk memberikan tuntunan bagi kita

    bagaimana seharusnya bersikap jika kita dihadapkan pada situasi yang serupa walaupun

    dalam konteks yang berbeda.

    Pertama, tetaplah bersikap lembut. Tidak mudah memang untuk mengendalikan emosi dan

    bersikap lembut terhadap seseorang yang telah lalai berbuat kesalahan apalagi jika akibat

    kesalahannya itu dapat membahayakan diri kita. Namun jika kita memarahi, memaki,

    bahkan merendahkan orang tersebut justru akan membuatnya menarik diri dan semakin

    jauh dari kita. Jika pun teguran itu perlu dilakukan sebagai bentuk pelajaran, maka

    sampaikanlah dengan lembut bukan dengan kata-kata kasar dan menyakitkan.

    Kedua, memaafkan. Manusia tidak luput dari kelalaian dan kesalahan. Cobalah untuk

    mengingat sisi baik mereka yang telah melakukan kesalahan, bukankah dahulu mereka

    adalah anggota tim yang patuh pada kita? Jika tidak ada mereka tentu kita tidak bisa

    menjalankan program. Apakah karena melakukan satu kesalahan lalu hilang seluruh

    kebaikan mereka sebelumnya.

    Ketiga, memohonkan ampun. Adab terbaik dalam mendoakan orang lain adalah kita

    mendoakan tanpa mereka mengetahuinya. Maka mohonkanlah ampunan untuk mereka

    kepada Allah Subhana Wata’ala dalam senyap. Semoga dengan seperti itu malaikat pun

    juga turut memohonkan hal yang sama untuk kita.

    Keempat, bermusyarah dalam urusan selanjutnya. Tetaplah libatkan mereka dalam

    musyawarah untuk menentukan langkah selanjutnya setelah mengalami kegagalan. Sikap

    ini akan berdampak positif secara psikologis, bukan saja kepercayaan diri mereka yang

    meningkat, namun loyalitas mereka juga akan ter-upgrade.

    Kelima, bertawakal pada Allah Subhana Wata’ala.

    Semoga kita dapat bersikap lembut, santun, dan bijaksana serta meneladani Nabi

    Muhammad Shalallahu’Alaihi Wassalam dalam seluruh kondisi apapun di kehidupan kita.

    Aamiin.

  • 51

    PANTANG DAN PUASA SEBAGAI PEMBAHARUAN HIDUP

    BERIMAN

    Oleh: Maria Listiyanti

    Pengantar Redaksi Puasa sudah kita lalui tiga jumat. Kita selalu menggali hikmah puasa, menganalisis dan mengevaluasi (muhasabah) diri, sehingga kita bisa bermetakognisi, berkreasi menjadi ummat yang wasathan (moderat) untuk menebar cinta kasih pada seluruh alam. Pada puasa jumat keempat ini Redaksi unggah tulisan dari sahabat Maria Listiyanti, yang menyoroti puasa dari perspektif Katolik. Semoga sahabat semua dapat mengambil pelajaran. Selamat membaca.

    Edisi Jumat merupakan edisi khusus sebagai edisi komunikasi antariman. Edisi kali

    ini, izinkan penulis berbagi pengalaman pantang dan puasa dari perspektif Gereja

    Katolik.

    Puasa dan pantang dimulai pada hari Rabu Abu yang dikenal sebagai tanda

    memasuki masa prapaskah yang waktunya 40 hari sampai puncak perayaan Paskah.

    Masa prapaskah adalah masa pertobatan dan keprihatinan. Puasa umat Katolik

  • 52

    dilaksanakan hanya dua kali, yaitu Rabu Abu dan Jumat Suci (perayaan wafat Isa

    Almasih), sedangkan pantang dilaksanakan setiap hari Jumat selama prapaskah.

    Puasa diartikan makan kenyang satu kali dalam sehari, dan pantang tergantung

    individu yang menetapkan, misal pantang konsumsi garam, merokok, jajan,

    bergosip, atau berbelanja.

    Poin penting dari pantang dan puasa pada masa prapaskah adalah spiritualitas atau

    smangat pertobatan, yaitu ruang individu melakukan pembaharuan hidup beriman.

    Masa prapaskah tidak hanya menjalankan pantang dan puasa secara jasmani,

    tetapi melalui aksi-aksi nyata sebagai pembaharuan hidup beriman.

    Gereja Katolik di Keuskupan Agung Jakarta pada tahun 2020 mengusung tema

    “Tahun Keadilan Sosial” dengan semboyan “Amalkan Pancasila: Kita Adil, Bangsa

    Sejahtera”. Harapannya dengan menghayati Tahun Keadilan Sosial, umat Katolik

    menanggapi amanat Gereja agar terus-menerus membarui diri. Dinamika

    pembaruan itu dirangkum dalam semboyan “Semakin Beriman, Semakin

    Bersaudara, Semakin Berbela Rasa”. Momentum inilah menjadi aksi kehidupan

    beriman dalam memaknai puasa dan pantang. Bagaimana mewujudkan adil bagi

    sesama, terutama bagi yang terpinggirkan dan lemah? Apa yang sudah saya

    lakukan untuk menjaga lingkungan hidup kita menjadi l