t1 292010241 bab iirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/t1...karakteristik sebagai dasar...

17
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam penelitian ini teori yang akan dikaji adalah (1) Mata pelajaran IPA, (2) Model pembelajaran Kooperatif, (3) Model pembelajaran Kooperatihf tipe TGT (Teams Games Tournament), (4) Pengertian Belajar, (5) Hasil Belajar. 2.2. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 2.2.1.Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun (Wikipedia Indonesia ). Menurut Trianto (2013 :136-137) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. IPA merupakan pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh (Khalimah 2010 : 11) IPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Cain & Evans dalam Trianto (2013: 141) menyatakan bahwa IPA mengandung empat hal yaitu: kon-ten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi. Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

Upload: nguyenthuy

Post on 02-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

Dalam penelitian ini teori yang akan dikaji adalah (1) Mata pelajaran IPA, (2) Model pembelajaran Kooperatif, (3) Model pembelajaran Kooperatihf tipe TGT (Teams Games Tournament), (4) Pengertian Belajar, (5) Hasil Belajar.

2.2. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

2.2.1.Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada

rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang

pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun (Wikipedia Indonesia ). Menurut

Trianto (2013 :136-137) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan teori

yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam, lahir,

dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta

menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. IPA

merupakan pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara

ilmiah. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh (Khalimah 2010 : 11)

IPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Cain & Evans dalam Trianto

(2013: 141) menyatakan bahwa IPA mengandung empat hal yaitu: kon-ten atau

produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi.

Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

Page 2: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

6

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan IPA dapat dimasukkan dalam klasifikasi ilmu pendidikan

karena dimensi pendidikan IPA sangat luas dan sekurang-kurangnya meliputi unsur-

unsur (nilai-nilai) sosial budaya, etika, moral dan agama. Oleh sebab itu, belajar IPA

bukan hanya sekedar memahami konsep ilmiah dan aplikasi dalam masyarakat,

melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai yang terkandung dalam

dimensi Pendidikan IPA.

Dari penjelasan yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan Pengertian IPA

merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik

itu zat yang terkandung atau gejala yang terdapat di alam. IPA merupakan

pengetahuan mempunyai kebenaran melalui metode ilmiah baik secara induktif

ataupun deduktif, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif.

IPA sebagai konten dan produk mengandung arti bahwa di dalam IPA

terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang sudah

diterima kebenarannya. IPA sebagai proses atau metode berarti bahwa IPA

merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan. IPA sebagai

sikap berarti bahwa IPA dapat berkembang karena adanya sikap tekun, teliti, terbuka,

dan jujur. IPA sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa IPA terkait dengan

peningkatan kualitas kehidupan. Jika IPA mengandung keempat hal tersebut, maka

dalam pendidikan IPA di sekolah seyogyanya siswa dapat mengalami keempat hal

tersebut, sehingga pemahaman siswa terhadap IPA menjadi utuh dan dapat digunakan

untuk mengatasi permasalahan hidupnya.

2.2.2 Hakikat IPA

Ilmu pengetahuan alam yang sering disebut juga dengan istilah pendidian

sains, disingat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam

kuriklum pendidikan di Indonesia, termasuk jenjang sekolah dasar

Page 3: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

7

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan

dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam

yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam sebagai produk,

proses, dan sikap.

Menurut Jacobsen & Bergman (dalam Susanto,2013:170) IPA juga memiliki

karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu :

1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena

alam, termasuk juga penerapanya.

3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap

rahasia alam.

4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau

beberapa saja.

5) Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat

objektif.

Dari uraian Hakikat IPA, dapat dipahami bahwa pembelajaran sains

merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat

menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA.

2.2.3 Pengertian Pembelajaran IPA

Pendidikan IPA adalah IPA lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan

fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di

sekolah diharapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan

mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan, KTSP (2006).

Menurut teori perkembangan kognitif Piaget (Wiji Suwarno 2008: 58) bahwa

anak membangun sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep melalui

pengalaman- pengalamannya. Piaget membedakan perkembangan kognitif seorang

anak menjadi empat taraf, yaitu 1) taraf sensori motor (0- 2 th), (2) taraf pra-

Page 4: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

8

operasional (2-7 th), (3) taraf operasional konkrit (7-11 th), dan (4) taraf operasional

formal (11-15 th). Walaupun ada perbedaan individual dalam hal kemajuan

perkembangan, tetapi teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan

melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada

kecepatan yang berbeda. Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung seberapa

jauh anak memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungan. Piaget (dalam Wiji

Suwarno, 2008:58) menyatakan peran guru sebagai fasilitator, bukan sebagai pemberi

informasi.

Dalam pembelajaran IPA Peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil

prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode

ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari didi sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari, yang

didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami

alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam ( Trianto,

2013:152).

Dari uraian yang telah dipaparkan, satu prinsip paling penting dalam

pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan

kepada siswa agar secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Guru dapat memberikan kepada siswa atau peserta didik pemahaman yang lebih

tinggi, dengan catatan siswa sendirilah yang harus membangun pengetahuan mereka

sendiri. Tugas guru bukan lagi sebagai pentransfer pengetahuan dari otaknya kepada

otak siswa. Tugas guru berubah menjadi lebih sebagai fasilitator yang membantu agar

siswa sendiri belajar dan menekuni bahan yaitu dengan menggunakan ketrampilan

proses.

Page 5: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

9

2.3. Pengertian Model pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah rangakaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu ubtuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. Slavin (Isjoni,2009:15) pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok–kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan

dtruktur kelompok heterogen.

Sugiyanto (2010:37) mengatakan pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Cooperative learning menurut Slavin (2005:4-8) merujuk pada berbagai

macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok –

kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar

belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam

mempelajari materi pelajaran.

Agus Suprijono (2009:54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-

bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukan oleh para ahli, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

telah menenmpatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya

bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah,

perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling

membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar semua anggota

belajar maksimal.

2.3.1. Pengertian tipe Teams Game Tournament (TGT)

Teams Game Tournament (TGT) merupakan salah sau strategi pembelajaran

kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin (1995) untuk membantu siswa mereview

dan menguasai materi pelajaran. Slavin menemukan bahwa TGT berhasil

Page 6: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

10

meningkatkan skill – skill dasar, pencapaian, interaski positif antar siswa, harga diri,

dan sikap penerimaan pada siswa – siswa lain yang berbeda.

Dalam TGT, siswa mempelajari materi di ruang kelas. Setiap siswa

ditempatkan dalam satu kelompok yang teridiri dari 3 orang berkemampuan rendah,

sedang, dan tinggi. Komposisi ini di catat dalam table khusus (table tournament),

yang setiap minggunya harus diubah. Dalam TGT setiap anggota ditugaskan untuk

mempelajari materi terlebih dahulu bersama angota-anggotanya. Barulah mereka diuji

secara individual melalui game akademik. Nilai yang mereka perolehdari game akan

menentukan skor kelompok mereka masing-masing (Huda,2011).

2.3.2. Komponen dan Pelaksanaan Team Games Tournament dalam Pembelajaran

Ada lima komponen utama dalam TGT, yaitu :

1. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,

biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang

dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan

dan memahami materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja

lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan

menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa.

Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya

dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompoknya agar bekerja dengan

baik dan optimal pada game.

3. Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertnyaan yang dirancang untuk menguji

pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa

memilih kartu bernomor dan mencoba pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.

Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor.

Page 7: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

11

4. Turnamen

Penentuan turnamen dilakukan secara homogen dengan langkah sebagai

berikut: 1) Menggunakan daftar rangka yang telah dibuat sebelumnya; 2) membentuk

kelompok – kelompok yang masing-masing dari 3 sampai 4 siswa; menentukan setiap

anggota dari masing-masing kelompok berdasarkan kesetaraan dalam kemampuan

akademik, jadi ada turnamen yang khusus untuk kelompok-kelompok yang terdiri

dari siswa – siswa pandai dan ada turnamen yang khusus untuk kelompok-kelompok

siswa yang lemah secara akademik.

Format yang diterapkan adalah 1) memberikan kartu-kartu yang telah

dinomori (misalnya dari 1-30) kepada setiap kelompok; 2) memberi pertanyaan pada

setiap kartu sebelum dibagikan siswa; 3) membuat jwaban yang sudah dinomori; 4)

membagikan satu amplop pada masing-masing tim yang berisi kartu-kartu, lembar

pertanyaan, dan lembar jawaban; 4)mengisntruksikan siswa untuk membuka kartu; 5)

menunju pemegang nomor tertinggi untuk membacakan pertanyaan terlebih dahulu;

6) mengarahkan siswa pertama untuk mengambil sebuah kartu dari amplop dan

membacakan nomornya, lalu siswa kedua (yang memiliki lembar pertanyaan )

membaca pertanyaan dengan keras, lalu siswa pertama menjawab pertanyaan

tersebut, kemudian siswa ketiga (yang memiliki lembar jawaban) mengkonfirmasi

apakah jawaban benar atau salah; 7) menggunakan aturan jika jawaban benar, maka

siswa pertama mengambil kartu itu, namun jika jawabanya salah, maka siswa kedua

dapat membatu menjawabnya. Jika benar, kartu tetap mereka pegang. namun, jika

tetap salah, kartu itu harus dibuang.

5. Penghargaan kelompok (team recognise)

Guru kemudian kelompok yang menang, masing – masing team akan

mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang

ditentukan.

2.3.3. Implementasi Model Pembelajaran TGT

Dalam pengimplementasian hal yang harus diperhatikan yaitu :

1) Pembelajaran terpusat pada siswa

Page 8: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

12

2) Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi

3) Pembelajaran bersifat aktif (siswa berlomba untuk dapat menyelesaikan

persoalan)

4) Pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa menjadi tim-tim

5) Dalam kompetisi diterapkan sistem point

6) Dalam kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal

kesetaraan dalam kinerja akademik

7) Kemajuan kelompok dapat diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas yang

diterbitkan secara mingguan

8) Dalam pemberian bimbngan guru mengacu pada jurnal

9) Adanya sistem penghargaan bagi siswa yang memperoleh point banyak.

2.3.4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran TGT

Kelebihan dan kelamahan pembelajaran TGT Metode pembelajaran

kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan.

1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas

2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam

4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifkan dari siswa

5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosisalisasi dengan orang lain

6) Motivasi belajar lebih tinggi

7) Hasil belajar lebih baik

8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Sedangkan kelemahan TGT adalah :

1. Bagi Guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari

segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi apabila guru yang bertindak

sebagai pemegang kendali dalam menentukan pembagian kelompok waktu

Page 9: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

13

yang sudah ditetapkan. Kesulitan lain dapat diatasi jika guru mampu

menguasai kelas secara menyuluruh.

2. Bagi Siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit meberikan

penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelamahan ini, tugas guru

adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan

akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuanya kepada

siswa yang lain.

2.4. Pengertian Belajar

Menurut R..Gagne (dalam Susanto, 2013:1), belajar adalah “suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Belajar

dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua

konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru

dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Menurut Burton (dalam susanto,2013:3), belajar dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu

dengan individu lain dan individu dengan lingkunganya sehingga mereka lebih

mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut E.R Hilgard (dalam susanto,2013:3), belajar adalah suatu perubahan

kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kwgiatan yang dimaksud mencakup

pengetahuan, kecakapan, tingkah laku dan ini diperoleh melalui latihan

(pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu

yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan pembiasaan, pengalaman dan

sebagainya.

Sedangkan menurut W.S. Winkel (dalam susanto, 2013:4) belajar adalah suatu

aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang sengan

lingkungannya, dan menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relative konstan dan

berbekas.

Page 10: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

14

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat dipahami bahwa belajar

merupakan suatu prose perubahan dalam diri seseorang melalui hasil interaksi

maupun pengalaman dengan lingkungan dimana perubahan tersebutnampak dalam

tingkah laku, kebiasaan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berfikirnya.

Berdasarkan pengejelasan dari belajar, maka penggukuran hasil belajar ditunjukkan

untuk mengetahui sejauh mana belajar mencapai tujuan yang diinginkan.

2.5. Pengertian Hasil Belajar

Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu

dilakukan suatu evaluasi, tujuanya untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa

setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Menurut Sudjana (2011:22) menyatakan, “hasil belajar adalah kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Menurut Winkel

(dalam purwanto,2010:45). Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan

manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu

kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Blom, Simpson dan

Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel, 1996: 244).

Gagne dalam Sudjana, (2011:22) membagi lima katagori hasil belajar, yakni (a)

informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) stratego kognitif, (d) sikap, (e)

keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,

baik tujuan kulikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah,

yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajarintelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisi, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni (a)

Page 11: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

15

gerak refleks, (b) keterampilan gerak dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Kingsley dalam Suprijono (2011:14) membagi tiga macam hasil belajar, yakni:

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita.

Gagne dalam Suprijono (2011:16) membagi lima kategori hasil belajar, yakni:

informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan

keterampilan motoris. Berdasarkan sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Bloom dalam Sudijono (2008:5).

Klasifikasi hasil belajar Bloom secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah,

yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Pengetahuan adalah kemampuan

mengingat materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Pemahaman yaitu

kemampuan untuk mengerti atau mehamami materi pelajaran setelah materi itu

diketahui dan diingat. Aplikasi yaitu kemampuan menafsirkan atau menggunakan

materi yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru dan kongkret. Analisis

merupakan kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam

komponen- komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.

Sintesis adalah kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu

keseluruhan. Evaluasi yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan untuk

membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Penerimaan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar

yang datang kepada dirinya. Reaksi merupakan kemampuan untuk

Page 12: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

16

mengikutsertakan diri secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi

terhadapnya dengan salah satu cara. Penilaian yaitu memberikan nilai terhadap

suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,

dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Organisasi berarti

mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal,

yang membawa kepada perbaikan umum. Internalisasi adalah keterpaduan semua

sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak.

Dilihat dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya puncak

proses belajar. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar

siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan

proses belajar adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes atau ulangan

harian setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran, dalam hal ini yang diukur adalah

pada ranah kognitif siswa.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2010:54-60) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor yang ada pada diri siswa

itu sendiri yang disebut faktor individu (intern) dan faktor yang ada pada luar

individu yang disebut dengan faktor ekstern.

Faktor individu atau intern meliputi: faktor biologis, faktor psikologis, dan

faktor kelelahan. Faktor biologis antara lain: kesehatan, gizi, pendengaran dan

penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu maka akan

mempengaruhi hasil belajar. Faktor psikologis meliputi: intelegensi, minat dan

motivasi, serta perhatian ingatan berpikir. Faktor kelelahan meliputi: kelelahan

jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh,

lapar dan haus serta mengantuk. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

Page 13: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

17

kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan

sesuatu akan hilang.

Faktor ekstern meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor

masyarakat. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama.

Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat

menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar. Faktor sekolah meliputi:

metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan

berdisiplin di sekolah. Faktor masyarakat yaitu bentuk kehidupan masyarakat sekitar

yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah

lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan terdorong untuk lebih

giat belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, beberapa faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa diluar diri atau yang disebut faktor ekstern, salah satunya yang

berpengaruh adalah dari faktor sekolah yaitu metode mengajar guru. Metode yang

digunakan guru dalam mengajar penting karena hal ini akan berpengaruh pada

pemerolehan hasil belajar siswa berdasarkan pemahaman dalam proses belajar siswa.

selain itu, lingkungan belajar yang paling dominan dalam mempengaruhi hasil

belajar adalah kualitas pengjaran. Karena hal ini akan menentukan efektif atau

tidaknya proses belajar mengajar mencapai tujuan belajar.

2.6. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang relevan yang hampir sama dengan

penelitian ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dini Ayu Lestari, Chumdari,

Hartono (2013) MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES

TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN IPS memperoleh hasil bahwa siswa yang memiliki minat

belajar yang tinggi dalam belajar IPS maka akan berusaha lebih keras untuk belajar

dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat beajar rendah. Dengan

meningkatnya minat belajar siswa makanilai evaluasi meningkat pula. Hal ini dapat

Page 14: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

18

dilihat pada kondisi awal minat belajar siswa rata-ratanya masuk kedalam kategori

minat rendah hanya 3 siswa (12%) dari 25 siswa yang memiliki minat belajar tinggi,

rata-rata minat awal sebelum tindakan 49,1 (49,1%), siswa yang memiliki minat

tinggi 3 siswa (12%). Pada siklus I minat meningkat rata-rata menjadi 59,9(59,9%)

dan yang memiliki minat tinggi 5 siswa (20%). Siklus II minat meningkat bila

dibandingkan siklus I dengan nilai rata-rata 71,46 (71,46%) masuk kriteria minat

sedang, yang memiliki minat tinggi adalah 8 siswa (32%). Siklus III meningkat bila

dibandingkan dengan hasil siklus II dengan kriteria minat tinggi dengan rata-rata nilai

minat adalah 86(86%) dan untuk minat tinggi dicapai oleh 23 siswa (92%).

Hasil penelitian yang dlakukan oleh Sriudin (2008) dengan judul “

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Operasi Hitung Perkalian Melalui

Model Kooperatif Tipe TGT di Kelas IV SDN Tambak Sirang Baru “ menyimpulkan

bahwa : 1) Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT guru dapat melaksankan

semua langkah-langkah pembelajaran dengan baik 2) melalui pembelajaran

kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap

pembelajaran Matematika sehingga hasil belajar siswa turut mengalami peningkatan.

Dari kajian teori-teori yang sudah di teliti oleh peneliti mengenai

pembelajaran kooperatif dengan model TGT sangat baik untuk dilaksanakan karena

akan memacu siswa untuk berkompetensi, sehingga pembelajaran IPA dengan

menggunakan permainan akan mengubah pola pikir siswa bahwa IPA itu sangat

mudah dan menyenangkan.

Page 15: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

19

2.7. Kerangka Berpikir

Penelitian ini menerapkan pembelajaran kooperatif dengan model TGT (Team

Games Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar. Dalam teknik ini, siswa

bekerja secara berkelompok. Kelompok terbentuk secara heterogen dari kemampuan

akademik, jenis kelamin, suku maupun agama. Tujuan penerapan model

pembelajaran ini agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setiap

anggota kelompok bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang telah dibagi oleh

kelompok. Setiap kelompok bersaing dengan kelompok lain untuk mendapatkan skor.

Dalam kegiatan pembelajaran IPA menggunakan model TGT (Teams Games

Tournament),mengakibatkan siswa mengalami proses pembelajaran yang sangat

menyenangkan dengan menggunakan permainan dan akan menjadi daya tarik bagi

siswa untuk aktif mengikuti pembelajaran. Dengan demikian minat siswa untuk

mengikuti pembelajaran dengan model ini pasti akan timbul, sehingga hasil belajar

ang diperoleh siswa menjadi lebih baik dari pada dengan menggunakan metode dan

model yang biasa-biasa saja.

Page 16: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

20

Bagan 2.1 Kerangka berpikir

Guru belum menggunakan model pembelajaran TGT

(Teams Games Tournament)

• Siswa kurang aktif • Siswa mencari

aktivitas sendiri

• Siswa tidak mau memperhatikan guru

Hasil belajar siswa belum mencapai KKM

Menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournamet) dalam pembelajaran IPA melalui 2 siklus

Karakter Siswa SD:

1. Senang bermain 2. Senang bergerak 3. Senang berkelompok 4. Senang melakukan

sesuatu secara langsung

Kelebihan model pembelajaran TGT:

1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas

2. Mengedapankan penerimaan terhadap perbedaan individu

3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam

4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa

5. Motivasi belajar lebih tinggi 6. Hasil belajar lebih baik

Melalui model pembelajaran TGT hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA meningkat

Page 17: T1 292010241 BAB IIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8032/2/T1...karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya yaitu : 1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori

21

2.8. Hipotesis Tindakan

Dari refleksi kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir

masalah maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Game

Tournament) meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas

4 SDN 2 Kapung Semester II Tahun 2013/2014.

2. Dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Game

Tournament) akan memberi pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA kelas 4 SDN 2 Kapung Semester II Tahun 2013/2014.