sustainable transportation di brazil

4
Review Sustainable Transportation di Brazil Brazil dianggap sebagai negara yang pertama kali memberlakukan ekonomi bahan bakar bio secara berkelanjutan sehingga dijadikan model bagi beberapa negara lain. Etanol dari gula yang dihasilkan negara ini merupakan bahan bakar alternatif. Pada saat ini tidak ada lagi kendaraan kecil di Brazil yang hanya menggunakan bahan bakar bensin saja. Sejak tahun 1976, pemerintah mewajibkan semua mobil di Brazil harus bisa menggunakan bahan bakar campuran etanol dengan bensin, yang besarannya beragam, mulai dari 10%-22%. Pembangunan transportasi berkelanjutan di Brazil mendapat dukungan baik dari pemerintah. Di Kota Curitiba, hal ini dapat dilihat bahwa sejak tahun 1961, di bawah kepemimpinan walikota Jaime Leiner, struktur ruang Kota Curitiba perlahan diubah menjadi bentuk linear dengan jantung kota berupa gedung-gedung komersial, pemerintahan, pendidikan atau bisnis diletakkan dalam satu situs, sementara tempat tinggal penduduk dibuat mengitari. Selain itu, sistem jalan juga diubah menjadi Trinary Road System dimana ini adalah model jalanan yang menggunakan dua jalur jalan besar yang berlawanan arah dengan dua jalur sekunder di tengah yang dimanfaatkan sebagai jalur ekslusif untuk busway. Tak hanya itu, pemerintah juga mengakomodasi para pedestrian dan pesepada dengan menciptakan jalur khusus pejalan kaki dan bikeways yang kini hampir menjangkau seluruh bagian kota. Terdapat pula transportasi publik berupa BRT yang dilengkapi oleh koridor BRT berbentuk silinder yang mampu digunakan oleh semua kalangan dan berkapasitas tinggi. Adanya berbagai terobosan penciptaan sarana dan prasarana transportasi ini dikarenakan bahwa saat ini pemerintah ingin menciptakan prinsip mobilitas dengan akses yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Adanya kebijakan pemerintah ini ternyata mampu memberi dampak yang signifikan terhadap perubahan di masa mendatang.

Upload: sweetheartbronis

Post on 19-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas MKP Pemodelan Transportasi 2013

TRANSCRIPT

Review Sustainable Transportation di BrazilBrazil dianggap sebagai negara yang pertama kali memberlakukan ekonomi bahan bakar bio secara berkelanjutan sehingga dijadikan model bagi beberapa negara lain. Etanol dari gula yang dihasilkan negara ini merupakan bahan bakar alternatif. Pada saat ini tidak ada lagi kendaraan kecil di Brazil yang hanya menggunakan bahan bakar bensin saja. Sejak tahun 1976, pemerintah mewajibkan semua mobil di Brazil harus bisa menggunakan bahan bakar campuran etanol dengan bensin, yang besarannya beragam, mulai dari 10%-22%.

Pembangunan transportasi berkelanjutan di Brazil mendapat dukungan baik dari pemerintah. Di Kota Curitiba, hal ini dapat dilihat bahwa sejak tahun 1961, di bawah kepemimpinan walikota Jaime Leiner, struktur ruang Kota Curitiba perlahan diubah menjadi bentuk linear dengan jantung kota berupa gedung-gedung komersial, pemerintahan, pendidikan atau bisnis diletakkan dalam satu situs, sementara tempat tinggal penduduk dibuat mengitari. Selain itu, sistem jalan juga diubah menjadi Trinary Road System dimana ini adalah model jalanan yang menggunakan dua jalur jalan besar yang berlawanan arah dengan dua jalur sekunder di tengah yang dimanfaatkan sebagai jalur ekslusif untuk busway. Tak hanya itu, pemerintah juga mengakomodasi para pedestrian dan pesepada dengan menciptakan jalur khusus pejalan kaki dan bikeways yang kini hampir menjangkau seluruh bagian kota. Terdapat pula transportasi publik berupa BRT yang dilengkapi oleh koridor BRT berbentuk silinder yang mampu digunakan oleh semua kalangan dan berkapasitas tinggi. Adanya berbagai terobosan penciptaan sarana dan prasarana transportasi ini dikarenakan bahwa saat ini pemerintah ingin menciptakan prinsip mobilitas dengan akses yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Adanya kebijakan pemerintah ini ternyata mampu memberi dampak yang signifikan terhadap perubahan di masa mendatang. Adanya perjalanan panjang Brazil selama 20 tahun terakhir dalam upaya perbaikan penyediaan BRT, ternyata mampu memberi dampak signifikan terhadap pembangunan dan ekonomi. Koridor BRT yang disediakan pun tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh semua golongan, termasuk kaum difabel, namun juga memungkinkan untuk menarik minat investor untuk mau menyediakan lebih armada BRT terutama bagi pihak swasta. Tak hanya itu, keberadaan mass transportation berupa BRT dan Sao Paulo Metro (semacam kereta bawah tanah) yang disenangi masyarakat ternyata mampu mengurangi jumlah penggunaan kendaraan bermotor hingga 60% dan penghematan bahan bakar 30% yang berdampak bagi Selain itu, untuk menciptakan sistem transportasi yang berkelanjutan, pemerintah juga mendorong penggunaan bahan bakar alternatif, yakni bahan bakar bioetanol yang berasal dari tebu. Penggunaan bahan bakar bioetanol ini telah berjalan selama 30 tahun terakhir dan ternyata mampu menurunkan tingkat emisi gas CO2 hingga 61%. Sumber tebu berasal dari kelimpahan Brazil dengan perkembunan tebu yang dimiliki. Jika dianalisis, munculnya transportasi berkelanjutan di Brazil dapat tercipta karena adanya integrasi antara peran pemerintah dan dukungan kesadaran penduduk setempat. Di negara Brazil, ini dapat terlihat dari adanya kebijakan pemerintah Brazil yang selalu berupaya menciptakan sistem transportasi publik yang ramah lingkungan dimana dengan adanya transportasi publik ini diharap akan dapat meminimalkan penggunaan kendaraan pribadi yang secara langsung berdampak bagi penurunan gas emisi. Selain itu, dengan menggunakan potensi yang dimiliki, pemerintah berupaya menciptakan bahan bakar alternatif berupa bioetanol yang ternyata dapat diterima di masyarakat. Dengan kebijakan ini, ternyata ada banyak pihak yang mendukung upaya ini melalui penciptaan kendaraan-kendaraan dengan bahan bakar bioetanol ini. Kesadaran masyarakat Brazil untuk mau menggunakan transportasi publik, seperti metro dan BRT dapat muncul karena adanya kenyamanan dan keamanan yang terlebih dulu diciptakan oleh pemerintah melalui penyediaan transportasi publik yang baik, dilengkapi pula dengan infrastruktur yang memadai dan tidak mengganggu pengguna lainnya.

Keberhasilan negara Brazil dalam mewujudkan transportasi yang berkelanjutan melalui transportasi publik yang ramah lingkungan menggambarkan bahwa dengan penciptaan sistem transportasi yang baik dan terintegrasi akan mampu mengakomodir kebutuhan segala kalangan yang tentunya akan berdampak bagi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dengan penyediaan sistem transportasi yang memadai dan berkelanjutan, maka secara tak langsung pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat meningkat karena adanya efisiensi biaya, waktu dan jumlah energi yang digunakan. Secara sosial, transportasi berkelanjutan dapat mempererat dan menambah hubungan sosial antar pengguna moda transportasi karena pengguna akan semakin mengerti dengan kondisi pengguna transportasi lainnya. Dan secara lingkungan, transportasi berkelanjutan akan mampu mengurangi tingkat emisi atau polusi udara yang dampak jangka panjangnya dapat berpengaruh untuk peningkatan kondisi kesehatan dan angka harapan hidup penduduk karena membaiknya kualitas udara yang mereka hirup.KesimpulanJika dikaitkan dengan konsep sustainable transportation, dapat disimpulkan transportasi berkelanjutan di negara Brazil adalah sebagai berikut :1. Sustainable secara ekonomi : penggunaan transportasi massal mampu meningkatkan mobilitas penduduk karena kapasitas angkut penumpang dapat mencapai 30.000 orang tiap jamnya. Hal ini secara tidak langsung berdampak bagi kegiatan ekonomi penduduk dan mengurangi kemacetan yang berimplikasi bagi waktu tempuh.

2. Sustainable secara lingkungan : penggunaan transportasi massal berupa BRT dan metro sehingga mampu menghemat energi hingga 30% dan meningkatkan kualitas lingkungan dengan bahan bakar bioetanol yang dipakai dengan penurunan tingkat emisi CO2 hingga 61%.

3. Sustainable secara sosial : adanya pedestian ways yang dilengkapi jalur bagi difable, juga pada koridor BRT. Penggunaan transportasi massal juga akan berdampak untuk mempererat hubungan sosial antar penduduk.4. Dukungan baik kebijakan pemerintah (good governance) melalui penyediaan berbagai sarana mass transportation yang ramah lingkungan.