survey paper internasional evinia candrasari 1106120073

Upload: evinia-candrasari

Post on 06-Mar-2016

27 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

task

TRANSCRIPT

  • Perancangan Sistem Pengadaan (Procurement) berbasis OpenERP dengan

    metode Soft System Methodology

    EVINIA CANDRASARI, Universitas Telkom

    Abstrak

    Enterprise system atau disebut juga Enterprise resource planning merupakan

    teknologi informasi bisnis yang sangat penting saat ini. Sistem ERP sebagai sistem

    berbasis komputer untuk proses suatu proses transaksi atau proses bisnis organisasi

    atau perusahaan dan fasilitas terintegrasi dan perencanaan yang real time, produksi,

    dan tanggapan atau reaksi pelanggan (OLeary 2000).Sistem ERP ini sudah banyak

    diterapkan di beberapa perusahaan demi menigkatkan kinerja proses bisnis mereka.

    Berbagai jenis perusahaan telah menerapkan sistem ERP ini. Salah satunya dalam

    perusahaan sub kontraktor. Perusahaan jenis ini merupakan perusahaan yang

    melakukan suatu projek dibawah naungan pihak perusahaan lainnya, dengan

    melakukan projek sesuai dengan bagiannya. Proses bisnis pada bagian logistic di

    perusahaan jasa subkontraktor ini dinilai unik dan perlu untuk diteliti dan dibuat

    rancangan sistem ERP nya. Dimulai dari bagian procurement , produksi, hingga sales

    distribution saling terintegrasi sehingga perlu dibuatnya sistem ERP . Pada survey

    paper ini akan dibahas terkait sistem ERP khususnya di bagian produksi dan logistic

    menyangkut proses pengadaannya (procurement) dengan menggunakan software

    open source ERP yaitu OpenERP.

    Kata kunci : ERP, Procurement, Sub Kontraktor, OpenERP

    1. Pendahuluan

    Pada saat ini, berbagai perusahaan baik menengah maupun keatas yang bergerak

    dibidang manufaktur maupun jasa saling berkompetisi dalam meningkatkan kinerja

    dan mencapai keuntungan semaksimal mungkin.Hal tersebut menuntut perusahaan

    untuk menjadi yang terbaik dan terdepan dalam memberikan pelayanan terhadap

    customer. Banyak perusahaan yang kemudian menerapkan Enterprise resource

    planning (ERP)dalam mengelola sumber daya yang digunakan dalam proses bisnis

    perusahaan Untuk memperluas pangsa pasar, maka UKM membutuhkan suatu system

    terintegrasi yang mampu mengotomasikan proses bisnis UKM. Karena berdasarkan

    data UKM di Indonesia telah berkontribusi dengan PDB nasional sebesar 55.56%

  • pada tahun 2008.Kurangnya pemahaman mengenai kebutuhan UKM terhadap system

    ERP, maka dibutuhkan suatu riset ERP dengan membuat peta jangka panjang.

    Terdapat beberapa software ERP yang telah dikenal di berbagai kalangan pebisnis,

    diantaranya SAP, OpenERP, Microsoft Dynamics. Salah satu software ERP ada yang

    bersifat opensource,yakni OpenERP yang mudah didapatkan dan diakses. Namun

    tidak semua software ERP tersebut dapat dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan

    bisnis yang ada pada suatu perusahaan. Beberapa perusahaan perlu untuk merubah

    sebagian proses bisnisnya agar dapat diimplementasikan ke dalam software ERP yang

    ingin digunakan. Tingkat fleksibilitas Open ERP yang tinggi mampu menjangkau

    seluruh jenis perusahaan dan dapat diaplikasikan pada bidang, sektor,maupun skala

    apapun.

    Dengan adanya supply material dari beberapa vendor, tidak sedikit timbul beberapa

    permasalahan seperti penyampaian komunikasi mengenai data material tools yang

    diorder tidak berjalan dengan efisien. Perusahaan perlu mengambil keuntungan dari

    teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini. Roberto (2007) melaporkan

    bahwa tingkatan ERP mencapai pertumbuhan hingga 7% dan akan selalu tumbuh

    secara kontinu hingga tahun 2011. Sistem ERP menghasilkan banyak mnafaat ketika

    diimplememntasikan secara incremental, investasi menunjukkan positif dalam

    setahun ketika teknologi berperan dalam proses bisnis perusahaan (Sone,2008). Fan

    et, al dalam Yusuf, et al. (2006) menyatakan, ERP merupakan fungsi sistemaplikasi

    software yang dapat membantu organisasi dalam mengendalikan bisnis yanglebih

    baik karena dapat mengurangi tingkat stok dan inventori, meningkatkan

    perputaranstok, mengurangi cycle time order, meningkatkan produktivitas,

    komunikasi lebih baikserta berdampak pada peningkatan benefit (profit)

    perusahaan.Sedangkan Leon (2005) menyatakan bahwa, ERP mempunyai

    keuntungandengan pengurangan lead-time, pengiriman tepat waktu, pengurangan

    dalam waktusiklus, kepuasan pelanggan yang lebih baik, kinerja pemasok yang lebih

    baik, peningkatanfleksibilitas, pengurangan dalam biaya-biaya kualitas, penggunaan

    sumber daya yanglebih baik, peningkatan akurasi informasi. Selain keuntungan dari

    sistem ERP, terdpat juga kelemahan - kelemahan dari ERP adalah sebagai

    berikut(Jogiyanto, 2003):

    a.Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan

    organisasiharus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP

    ditambah denganadanya resistance to change dari personil yang terkena

    imbasnya akibat perubahanproses dari bisnis.

    b.Biaya implementasi ERP yang sangat mahal.

  • c.Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi

    tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah.

    Dalam penelitian ini, akan difokuskan dalam bidang logistik untuk dibuat suatu

    sistem ERP dengan menggunakan software ERP OpenSource, yaitu OpenERP.

    Dalam bidang logistic terdapat 3 bagian diantaranya pengadaan (procurement),

    penyimpanan (warehouse), dan Sales Distribution. Dari penelitian yang

    dilaksanakan, diambil salah satu bagian logistic tersebut yaitu bagian pengadaan (

    procurement) yang akan dibuat sistem ERP nya. Software yang digunakan tentunya

    akan dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan proses bisnis yang ada di perusahaan.

    2. Enterprise resource planning (ERP)

    Enterprise system atau disebut juga enterprise resource planning merupakan

    teknologi informasi bisnis yang sangat penting saat ini. ERP merupakan

    perkembangan dari material resource planning (MRP) dan terintegrasi dengan sistem

    meliputi payroll, general ledger, dan billing. Keuntungan dari ERP menurut (

    Davenport 2000; Elarbi 2001) diantaranya : koordinasi proses dan informasi,

    mengurangi biaya pengeluaran, dan menghemat siklus waktu dan mengembangkan

    layanan terhadap kebutuhan pelanggan. Sistem ERP sebagai sistem berbasis

    computer untuk proses suatu proses transaksi atau proses bisnis organnisasi atau

    perusahaan dan fasilitas terintegrasi dan perencanaan yang real time, produksi, dan

    tanggapan atau reaksi pelanggan (OLeary 2000).

    Gambar Konsep dasar ERP (falahah,(2007))

  • Pada gambar ini, dapat dijelaskan konsep ERP dalam gambar dapat dijelaskan

    bagaimana integrasi dari setiap bagian pada perusahaan dari back-office, dan front-

    office dimana pada back-office terdapat bagian keuangan, manufaktur dan

    pengelolaan inventori yang berhubungan dengan supplier yang terintegrasi dan

    memiliki pusat basis data. Pada front-office terdapat bagian bagian yang

    berhubungan dengan customersjuga terintegrasi dan memiliki pusat basis data. Dalam

    pengelolaan SDM dan corporate reporting yang semua datanya terpusat pada satu

    basis data pusat. Dengan terpusatnya data data setiap bagian memungkinkan setiap

    bagian mengintegrasikan datanya kepada bagian lain.

    Sebagai Enterprise, keseluruhan organisasi dianggap sebagai sebuah system dan

    masing-masing dari bagian-bagian atau divisinya merupkana subsistem. Informasi

    tentang semua aspek organisasi merupakan hal yang penting. Oleh sebab itu,

    penyimpanan informasi tersebut akan lebih baik jika dipusat dan dapat diakses oleh

    divisi lain sehingga ketika dibutuhkan informasi tersebut, suatu divisi dapat

    memperoleh informasi tersebut dengan mudah. Dengan begitu, terdapat keterbukaan

    antara divisi divisi yang lainya,terhadap apa yang dikerjakan, mengapa hal tersebut

    dikerjakan, siapa yang mengerjakan, berapa dan apa saja sumber daya yang

    digunakan dan siapa yang bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan. Dengan

    pengefektifan sumber daya tersebut, organisasi atau perusahaan dapat mencapai

    tujuan yang diinginkan.

    Sistem informasi ERP menjadi salah satu solusi untuk membantu UKM dalam

    menyederhanakan, mengintegrasikan, dan mengotomatisasi proses bisnisnya.

    SoftwareERPmendukungoperasi yang efisien dariproses bisnisdengan

    mengintegrasikantugas-tugasyang berhubungan denganpenjualan, pemasaran,

    logistik, akuntansi, danlain-lain di seluruhbisnis.

    Para peneliti melakukan analisis mengenai ERP dan terdapat 6 kategori yang mereka

    adopsi diantaranya :

    1. Implementasi ERP

    2. Optimisasi ERP

    3. Manajemen melalui ERP

    4. Software ERP

    5. ERP untuk Supply Chain Management

    6. Studi kasus

    Implementasi system ERP merupakan kebutuhan utama dalam suatu projek pada

    sumber daya yang signifikan. Implementasi ERP memiliki siklus hidup yang dimulai

    pada keputusan perusahaan. Pembelajaran mengenai ERP sangat baik untuk

    diimplementasikan dan sangat menjanjikan bagi masa yang akan datang. Semakin

    kedepan, di beberapa universitas telah di sponsori oleh vendor ERP agar

  • pendidikanmengenai ERP dalam di implementasikan. ERP berkembang dan

    diterapkan di berbagai perusahaan terutama dalam menganalisis bagaimana

    perusahaan menggunakan ERP di era globalisasi, bagaiaman mengatasi adanya

    perubahan yang terjadi, metodologi apa yang akan digunakan, dan sebagainya.

    Menurut Brazel, 2005 ERP adalah sisem informasi yang terintegrasi yang

    dapat memuat arus informasi antara subdivisi yang berbeda dan departemen

    fungsional. Informasi tersebut dapat membantu pihak terkait dalam memahami

    operasi didalamnya dan ERP mampu mengurangi asimetri informasi.Implementasi

    ERP dan kebijakan perusahaan memiliki hubungan yang signifikan. Untuk

    mengalisishubungan tersebut, dapat memilih 3 variable yang menunjukkan kebijakan

    perusahaan meliputi :

    - Percentage of independent board directors

    - The concentration of stock share

    - The type of corporate ownership

    Hipotesis pengembangan yang didapatkan :

    H1: suatu persentase rendah dari independent directors yang akan dibandingkan

    terhadap perusahaan yang tidak menerapkan system ERP.

    H2 : Didalam perusahaan yang mengimplementasikan ERP, konsentrasi terhadap

    ownership akan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan

    system ERP.

    H3 : State-owned perusahaan akan lebih termotivasi dalam mengimplementasikan

    ERP,dibandingkan nonstate-owned perusahaan.

    Keuntungan dari ERP menurut ( Davenport 2000; Elarbi 2001) diantaranya :

    koordinasi proses dan informasi, mengurangi biaya pengeluaran, dan menghemat

    siklus waktu dan mengembangkan layanan terhadap kebutuhan pelanggan. Sistem

    ERP sebagai sistem berbasis computer untuk proses suatu proses transaksi atau

    proses bisnis organnisasi atau perusahaan dan fasilitas terintegrasi dan perencsnaan

    yang real time, produksi, dan tanggapan atau reaksi pelanggan (OLeary 2000). ERP

    mampu menggabungkan semua sistem dari beberapa divisi atau departemen secara

    bersamaan mnjadi program software terintegrasi dalam suatu database sehingga

    berbagai macam departemen dapat dengan mudah membagi atau saling bertukar

    informasi dan komunikasi. Alasan utama perusahaan memilih untuk menerapkan

    sistem ERP menurut Koch, 2002 yaitu :

    - Dapat melakukan integrasi informasi dalam segi keuangan.

  • - Dapat melakukan integrasi informasi pesanan pelanggan (customer order).

    - Memberikan standard dan meningkatkan kecepatan dalam proses manufaktur

    - Mengurangi inventory sehingga menjadi lebih efisien.

    - Memberikan standar infomasi dalam segi sumber daya manusia.

    Menurut Davenport tahun 2002 mengatakan bahawa ERP adalah suatu

    keuntungan berbasis teknologi yang mengintegrasikan informasi yang bersifat

    krusial, meliputi keuangan, sumber daya manusia, supply chain, dan hubungan

    pelanggan. Wallace dan Kremzer (2001) menjelaskan ERP perkembangan dari MRP

    II yang bertransformasi proses manufacturing dengan berfokus dengan keseimbangan

    kebutuhan dan supply, mengembangkan supply chain untuk pelanggan dan suppliers,

    dan operasional perusahaan meiputi sales, marketing, manufacturing, operation,

    logistic, purchasing, finance, new product development, dan human resources.

    3. OpenERP

    OpenERP adalah suatu software atau aplikasi ERP bersifat opensource dengan modul

    yang lengkap mulai dari sales, CRM, manajemen proyek, manajemen warehourse,

    manufacturing, manajemen financial, dan sumber daya manusia (Vosse;, Els Van &

    Pinckaers, abien, (2012)). Modul purchase management yang terdapat pada OpenERP

    mengintegrasikan Purchase Order (PO) dan supplier invoice dengan sistem yang

    berhubungn dengan sistem pengadaan salahsatunya dengan warehouse management

    dan sales & distribution. Dengan adanya integrasi tersebut , maka proses bisnis di

    bagian logistic dapat saling membantu dalam pembuatan reporting yang real

    time.Penggunaan Open ERP ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki

    ambisi dan keinginan untuk meningkatkan performance dalam bidang

    manajemen.Sistem manajemen ini dapat membantu dan mempermudah segala hal

    yang berkaitan dengan manajemen. Open ERP tidak membatasi jenis, kategori dan

    skalabilitas perusahaan-perusahaan yang akan menggunakannya karena Open ERP

    dapat diaplikasikan baik pada bidang, sektor, maupun skala apapun.Kelebihan-

    kelebihan yang dimiliki oleh Open ERP yaitu :

    1) Akses informasi yang dapat dipercaya

    2) Menghindari redundansi dari pemasukan data dan operasi

    3) Mengurangi waktu jeda waktu penampilan informasi dan laporan

    4) Pengurangan biaya, penghematan waktu, dan peningkatan kontrol dengan

    analisis skalaenterprise

    5) Modul CRM (Customer Relationship Management) dan EDI

  • Gambar Tampilan OpenERP Versi 6.1

    Saat ini,OpenERP telah tersedia dalam 18 bahasa dan memiliki partner serta

    kontributor dari seluruh dunia. Lebih dari 800 developer telah berpartisipasi dalam

    proyek pengembangan sistem OpenERP. OpenERP dikembangkan dengan bahasa

    pemrograman Python memisahkan komponen server dan klien yang semuanya

    mengadopsi lisensi bebas GPL. Versi terakhir OpenERP v7saat ini yang dirilispada

    22Desember 2012, danakan dikeluarkan lagi OpenERP 8.0pada tahun 2014 Quartal

    2.Pada saat ini OpenERP namanya berubah menjadi Odoo, dan masih sesuai dengan

    harapan standar sistem ERP,dengan memberikan modul tambahan di luar cakupan

    sistem ERP biasa dengan menggunakan arsitektur cloud computing, untuk

    mengaksesnya bisalangsung kehttps://www.odoo.com/.

    Modul purchase management pada OpenERP mengintegrasikan Purchase Order

    (PO) dan supplier invoice dengan sistem sistem yang berkaitan dengan proses

    pengadaan, yang diantaranya adalah sistem penjurnalan pada akutansi dan pencatatan

    aset tetap. Dengan demikian staff manajemen aset dan akuntan akan dibantu dalam

    pencatatan asset dan penjurnalan juga pembayaran, sehingga laporan akan sesuai

    dengan kondisi sebenarnya.

    4. Soft System Methodolgy (SSM)

    Soft System Methodolgy (SSM) adalah suatu metode atau strategi pembangunan dan

    pengembangan sistem yang berfokus pada pemecahan masalah berdasarkan minat

    atau tujuan peneliti. Soft System Methodolgy (SSM) memandang suatu masalah

    merupakan satu kesatuan yang memiliki cabang masalah yang berbeda. SSM (Soft

  • System Methodology) membagi ke dalam 2 desain, desain dunia nyata dan desain

    sistem yang akan dibangun. (checkland, P & Scholes J. (1991)).

    Tahapan-tahapan pada SSM adalah sebagai berikut :

    Gambar Soft systems methodology(Checkland, (1991))

    1. Tahapan pertama

    Problem situation considered problematic

    Pada tahapan pertama, hal yang dilakukan adalah eksplorasi pada objek yang

    dituju.Pada tahapan pertama ini, tidak mendefeniskan masalah yang ada, namun

    mendalami area yang ingin menjadi fokus tujuan.Pada tahap ini, sewenang-wenang

    menjadi starting point.Kumpulkan data sebanyak-banyaknya, baik secara kuantitatif,

    kualitatif, dengan metode apapun survey, observasi, pengukuran.

    2. Tahapan kedua

    Problem situation expressed

    Problem yang menjadi acuan dan ketertarikan mulai dinyatakan pada tahap

    kedua.Pada tahapan kedua ini, Checkland menggambarkan masalah tersebut dengan

    gambar.Ada beberapa bagian yang perlu ada pada penggambaran berikut.

    Structures

    Process

    Climate

    People

    Issues expressed by people

  • Conflicts

    3. Tahapan ketiga

    Root Definition

    Pada tahap ini beralih dari real world menuju ke system thingking about real

    world.Tahapan berikut ini dimana semuanya berkembang.Hal tersebut dijelaskan

    oleh Checkland tahapan root definition dan merupakan bagian yang unik dan

    paling menantang di metodologi ini.

    Hal pertama yang dilakukan untuk mengerti konsep dari sudut pandang yang

    berbeda adalah dengan menggambarkan hal tersebut ke dalam suatu

    gambar.Checkland menyebutnya sebagai holons sudut pandang masuk akal yang

    relevan dan dapat menjelaskan kegiatan pada dunia nyata.Setiap holonmenyediakan

    dasar nilai untuk mengevaluasi situasi.

    Pada kenyataannya, tidak semua sudut pandang yang diambil akan benar-benar

    sesuai dengan dunia nyata. Namun, Checkland menjelaskan tidak menjadi masalah,

    selama sudut yang diambil masih masuk akal dan valid.Dasar dari SSM adalah untuk

    mencoba menyebutkan semua sudut pandang yang sebenarnya rumit dalam satu

    kesatuan dan perlu usaha keras untuk mengerti sudut pandang.Kejelasan dapat diraih

    dengan menyebutkan sudut pandang kunci secara terpisah, mengerti maksud

    perusahaan atau sistem, dan kemudian menggunakan hal yang dimengerti untuk

    mencari mereintegrasi sudut pandang tersebut ke dalam kesimpulan-kesimpulan yang

    evaluative dan saran untuk aksi berikutnya.

    Pada tahap ini, Checklands menciptakan suatu istilah untuk membantu dalam

    membangun dan menstrukturan sudut pandang yang berbeda ke dalam suatu istilah

    yang dikenal dengan nama CATWOE.

    Customers siapa (atau apa) yang diuntungkan dari transformasi

    Actors yang menfasilitasi transformasi tersebut untuk pelanggan

    Transformation dari awal hingga selesai

    Weltanschauung atau pandangan dunia, apa yang membuat transformasi

    tersebut memiliki nilai

    Owner kepada siapa sistem dipertanggung jawabkan

    Environment yang mempengaruhi tapi tidak mengontrol sistem

    Dalam membangun CATWOE yang paling penting adalah menggunakan alur

    dari transformasi.Hal yang dapat dilakukan dalam menyusun CATWOE adalah

    dengan susunan berikut.

  • 1. Transformation

    2. Weltanschauung

    3. Customer

    4. Actors

    5. Owners

    6. Environment

    4. Tahap keempat

    Developing The Model

    Dengan menggunakan root definition maka langkah berikutny adalah

    menggambarkan model konseptual menggunakan ketentuan sistem.

    Banyak cara untuk melakukan hal ini, namun Checkland merekomendasikan sebagai

    berikut.

    1. Gunakan kata kerja pada aktivitas yang diperlukan unutk membuat Transformasi

    awal.

    2. Pilih aktivitas yang dapat dilakukan secara bersamaan (tidak saling bergantungan).

    3.Hubungkan aktivitas satu dengan yang lainnya, dan aktivitas yang saling

    bergantung dihubungkan pertama; hingga semua aktivitas sudah tersebut.

    4. Tunjukan semua aktivitas yang saling bergantung

    5. Atur kembali untuk menghindari garis yang overlapping. Tambahkan nilai kepada

    setiap aktivitas dan masukan semua aspek lingkungan yang diidentifikasi dalam

    CATWOE.

    6. Terakhir, cek apakah model yang dibuat mendemonstrasikan hal ini.

    a. Memiliki tujuan dan maksud

    b. Aktivitas mempunyai nilai

    c. Komponen yang juga merupakan bagian dari sistem

    d. Adanya sebuah pilihan yang mengambil alih proses

    e. Komponen saling berinteraksi

    f. Sebuah lingkungan (dengan dimana lingkungan tersebut berinterkasi dengan sistem

    ataupun tidak).

  • g. Sebuah batasan antara sistem dan lingkungan (bisa tertutup ataupun terbuka).

    h. Sumber daya

    i. Terdapat kelanjutan.

    5. Tahapan kelima

    Compare Model and Real World. Gain Insight.

    Checkland menyarankan 4 langkah dalam membandingkan Model yang dibuat dan

    kenyataan pada dunia nyata.

    1. Diskusi yang tidak terstruktur

    2. Tanya jawab model yang terstruktur dengan menggunakan pendekatan matrix

    3. Modelling yang dinamis atau secara scenario

    4. Mencoba untuk memodelkan dunia nyata dengan menggunakan struktur yang sama

    dengan model konseputual.

    Pada matriks yang dibuat, haruslah mengandung pertanyaan berikut.

    Apakah benar adanya pada dunia nyata?

    Bagaimana proses tersebut berjalan?

    Bagiamana performa tersebut diidentifikasi dan diukur?

    Apakah proses tersebut ada untungnya?

    6. Tahap keenam

    Develop desirable and feasible interventions

    Pada titik ini, metodologi biasanya berhenti secara berurutan dan kembali secara

    terus menurut mengacu kepada 5 tahapan sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang

    paling maksimal. Setelah pembandingan dan pembuatan model dengan dunia nyata

    maka akan ada campur tangan yang akan mempengaruhi aktivitas sebelumnya. Pada

    tahapan ini, campur tangan tersebut dikembangkan hingga pada titik yang sesuai dan

    layak. Checkland menyarankan ada beberapa cara untuk melakukan hal tesebut.

    1. Buat lagi model dengan menggunakan CATWOE/BATWOVE yang berbeda,

    sudut pandang yang berbeda, skala yang berbeda.

    2. Lakukan analasis untuk sistem yang berbeda

    3. Analisis owner. Siapa yang secara fundamental mempunyai kewenangan untuk

    menjalankan suatu aktivitas?

  • 4. Analisis sistem sosial. Bagaimana bermacam-macam peran, norma, dan nilai yang

    dianut merepresentasikan pada dunia nyata dan hubunggannya dengan model

    konseptual.

    5. Analisis political. Bagaimana kewenangan menyatakan dalam situasi yang sedang

    dipelajari.

    7. Tahap ketujuh

    Action to improve the situation

    Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari SSM.Tahap ini merupakan aplikasi

    dari model yang dibuat ke dalam dunia nyata, apakah terdapat perbedaan atau

    tidak?Perlukah kembali mengacu kepada tahapan sebelumnya atau tidak?Hingga

    menjadi siklus yang penuh.

    5. Sistem Pengadaan ( Procurement )

    Pengadaan barang dan jasa merupakan suatu kegiatan pengadaan dalam hal untuk

    mendapatkan barang dan jasa.Tahap-tahap dalam pengadaan barang dan jasa dengan

    prakualifikasi yang tertera (Keppres No 54, 2010). Dalam PerPres RI no.54 Tahun

    2010 mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian Pertama Pasal 1 ayat 1 :

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan

    Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh

    Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang

    prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh

    kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.

    -Purchase Order

    Purchaseorder adalah permintaan barang untuk diadakan yang di kirim kepada

    supplier yang berisi :

    a. Nama produk yang dipesan

    b. Jumlah produk yang dibutuhkan Supplier Invoice

    - Supplier Invoice

    Supplier invoice adalah merupakan sebuah faktur juga dapat dijadikan sebuah bukti

    transaksi yang berisikan :

    a. Nama produk

    b. Jumlah produk

    c. Harga per satuan

  • d. Harga total

    e. Diskon produk

    - BPMN (Business Process Modelling Notation)

    Business Process Modelling Notation adalah sekelompok notasi atau alat yang

    disediakan oleh perusahaan business process management yang menyediakan sebuah

    gambaran proses bisnis yang sederhana namun menyeluruh dan mampu memodelkan

    segala aspek yang ada pada proses bisnis.( Wallace, Thomas F & Kremzar, Michael

    H. (2001)).

    Gambar Simple Task Flow Diagram (Bruce Silver, BPMN(2009))

  • Daftar Pustaka

    Bob Williams. 2005. Soft systems. The Kellog Foundation. Dari

    checkland, P & Scholes J. (1991) soft systems methodology in action.

    Chung, Boo Young.2007. An analysis of Success and Failure factors for

    ERP Systems in Engineering and Constraction Firms.

    Moon, Young. 2007. Enterprise resource planning (ERP):Aeview of The

    Literature.243-245.

    Kotiadis, K. 2007. Using Soft System Methodolgy to Determine The

    Simulation Study Objectives. 215222.

    Bhargava, Prriyanka. 2007. Real Time Production Scheduling in ERP

    Systems Using A simulation Based Approach.

    Perdana, Aditya & dkk, Desember 2014, "perancangan OpenERP Modul

    human resource department pada perum perhutani unit III Jawa Barat dan

    Banten dengan Metode Rapid Application Development".

    Profil Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan. [Internet], Bandung.

    Available from:< http://rsudalihsan.jabarprov.go.id/visi_RSUD.html>

    [Accessed 10th December 2014]

    Pardede, Monica Nathania. 2014. Penerapan enterprise resource planning

    (ERP) modul compensation berbasis Microsoft dynamics ax 2012

    menggunakan metode sure step pada universitas telkom . Tesis tidak

    diterbitkan. Bandung: universitas telkom. Halaman 12 paragraf

    Vossel, Els Van&Pinckaers, Fabien. 2012. OpenERP for accounting and

    financial managemen release 1.0 . New York: OpenERP.

    Bob Williams. 2005. Soft systems. The Kellog Foundation. Dari

    checkland, P & Scholes J. (1991) soft systems methodology in action.

    Wallace, Thomas F & Kremzar, Michael H. 2001. ERP: Making It

    Happen. Canada: John Wiley&Sons, Inc.

    IBM. 1970. Data Processing Techniques. New York: Technical

    Publications Departement.

    Provinsi Jawa Barat.Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual Di Lingkungan

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2014.Bandung:

    Weygandt, Kieso, Kimmel. 2005. Accounting Principle 7th Edition.

    Canada: Von Hoffman.

    Mabert, V. A., Soni, A., M. A. Venkataramanan. 2000. Enterprise

    resource planning survey of U.S. manufacturing firms. Production and

    Inventory Management Journal, 41:2, 52-58.

  • Bradford, M. and J. Florin. 2003. Examining the role of innovation

    diffusion factors on the implementation success of enterprise resource

    planning systems. International Journal of Accounting Information

    Systems, 4, 205-225.

    Haines, M. N. and D. L. Goodhue. 2003. Implementation partner

    involvement and knowledge transfer in the context of ERP

    implementations. International Journal of Human-Computer Interaction,

    16:1,51-56.

    Krumbholz, M., Galliers, J., Coulianos, N. and N. A. M. Maiden. 2000.

    Implementing enterprise resource planning packages in different corporate

    and national cultures. Journal of Information Technology, 15:4, 267-279.

    DeLone, W. H. and E. R. McLean. 2003. The DeLone and McLean model

    of information systems success: A ten-year update. Journal of

    Management Information Systems, 19:4, 9-30.

    Dhindsa, N. J. (2013). Comparative Study of Open ERP and its

    Technologies. International Journal of Computer Applications , 0975

    8887.