survei potensi perikanan budidaya dan perikanan tangkap ... · program peningkatan produksi hasil...

69
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014 Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar i

Upload: others

Post on 18-May-2020

35 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar

Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar i

Page 2: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-2

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Laporan Akhir Survey Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap

Di 4 Kecamatan terselesaikan berkat kerjasama berbagai pihak. Kegiatan ini

merupakan kerjasama antara Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota

Denpasar dengan Konsultan PT. Lintas Daya Manunggal.

Salah satu pendekatan dalam pengumpulan data statistik perikanan adalah

melalui desa sampel terpilih. Untuk memilih desa-desa sampel perikanan,

diperlukan kerangka survei, yang antara lain berisi data jumlah Rumah Tangga

Perikanan/Perusahaan Perikanan (RTP/PP) di tiap desa perikanan dari masing-

masing Kabupaten/Kota.

Secara periodik, kerangka survei sebaiknya diperbaharui sepuluh tahun

sekali atau sepanjang diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan perikanan

tangkap ataupun budidaya. Penyusunan kerangka survei perikanan dilakukan oleh

Dinas (yang menangani perikanan) Provinsi dengan Dinas (yang menangani

perikanan) Kabupaten / Kota.

Kegiatan ini merupakan tahap awal dari kegiatan yang berkelanjutan,

sehingga diharapkan banyak manfaat yang dapat digunakan dalam mendukung

Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data

Statistik Perikanan di Kota Denpasar.

Laporan ini merupakan tahap awal dari seluruh kegiatan, penyusun

mengharapkan kritik, saran dan dukungan untuk memperlancar kegiatan ini

selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama tersebut. Salam.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar, September 2014

Tim Penyusun

Page 3: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...

DAFTAR ISI ……………………………….………………………………………..

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………..

i

ii

iv

v

1-1

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

Latar Belakang ………………………………………...............

Rumusan Masalah..……………………….................................

Tujuan ………………………………………………………...

Sasaran ………………………………………………………...

Pendekatan dan Metodologi ……………………………………

1.5.1 Pendekatan ………………………………………………

1.5.2 Metodelogi ………………………………………………

Pencacahan……………………………….……………………..

I-1

I-2

I-2

I-2

I-3

I-3

I-4

I-5

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH WILAYAH………………………. II-1

2.1

2.2

Letak Geografis ………....………...........................................

Potensi Ekonomi Kota Denpasar ....….…....……………...

II-1

II-3

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH WILAYAH………………………. III-1

3.1

3.2

Definisi dan Klasifikasi.....………........................................... III-1

III-7

Page 4: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-4

Daftar dan Alur Survei………… ....….…....……………...

BAB IV ANALISIS POTENSI PERIKANAN………….………………………. IV-1

4.1

4.2

4.3

Potensi Perikanan.............………...........................................

4.1.1 Ekosistem Pesisir……………………………………….

4.1.2 Rumput Laut……………………………………………

4.1.3 Sumberdaya Ikan……………………………………….

Penggunaan Lahan Perairan……....….…....……………...

4.2.1 Penggunaan Perairan Umum…………………………...

4.2.2 Penggunaan Perairan Laut……………………………...

Hasil Survei Potensi Perikanan…………………………

4.3.1 Data Base RTP/PP Perikanan Tangkap………………...

4.3.2 Data Base RTP Perikanan Budidaya…………………...

IV-1

IV-1

IV-9

IV-10

IV-10

IV-10

IV-11

IV-17

IV-23

IV-26

BAB V GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)……………………. V-1

5.1

5.2

Geographic Information System (GIS)....................................

Penyusunan GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya

Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar

…………………………….……....….…....……………...

V-1

V-3

BAB VI SIMPULAN…………………………………….………………………. IV-1

4.1

4.2

Simpulan………...............………...........................................

Saran………………………………………………………….

IV-1

IV-1

Page 5: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-5

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan perikanan dan kelautan bertumpu pada empat pilar yaitu : (1)

melalui pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat pelaku usaha kelautan dan

perikanan (pro-poor); melalui optimalisasi potensi perikanan yang belum

tergarap untuk menurunkan tingkat pengangguran nasional (pro-job); (3)

melalui peningkatan pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan sebagai pilar

ketahanan ekonomi nasional melalui transformasi pelaku ekonomi kelautan

dan perikanan, dari pelaku ekonomi subsisten menjadi pelaku usaha modern,

melalui berbagai dukungan pengembangan infrastruktur, industrialisasi dan

modernisasi (pro-growth); dan (4) melalui upaya pemulihan dan pelestarian

lingkungan perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil, serta mitigasi dan adaptasi

terhadap perubahan iklim (pro-sustainability).

Kota Denpasar sebagai wilayah pesisir dengan panjang garis pantai

lebih kurang 36,5 km memiliki potensi dan posisi strategis bagi

pengembangan dan revitalisasi perikanan. Selain dikenal sebagai salah satu

pusat perikanan tuna terbesar di Indonesia yang kegiatannya terpusat di

Pelabuhan Perikanan Samudera Benoa, desa-desa pesisir di Kota Denpasar

secara historis merupakan desa-desa nelayan tradisional. Kota Denpasar juga

memiliki potensi besar dalam pengembangan perikanan melalui sistem

agribisnis terpadu yang berbasis pada pengolahan hasil dan pemasaran yang

didukung oleh infrastruktur fisik dan ekonomi yang relatif memadai. Dengan

kondisi tersebut sektor kelautan dan perikanan mempunyai prospek

pengembangan yang dapat diandalkan dalam rangka peningkatan perekonomian

daerah, perluasan usaha dan lapangan pekerjaan, serta perolehan devisa negara.

Dalam rangka memanfaatkan potensi dan pengembangan perikanan

secara optimal diperlukan survei potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan

Tangkap untuk memperoleh data dan informasi mengenai potensi perikanan serta

sarana dan prasarana pendukungnya. Survei ini adalah salah satu pendekatan

dalam pengumpulan data statistik perikanan melalui pemilihan desa sampel.

BAB I

Page 6: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-6

Memilih desa sampel perikanan diperlukan suatu kerangka survei yang

diklasifikasian berdasarkan jumlah Rumah Tangga Perikanan/Perusahan

Perikanan (RTP/PP) yang mencakup data potensi perikanan budidaya dan

perikanan tangkap.

Kerangka survei yang dirancang merupakan model yang dapat

diaplikasikan kedalam program maping (peta) dan dapat diperbaharui setiap saat

secara berkelanjutan dari penyususnan data base yang diperoleh pada RTP/PP

hasil sampling desa terpilih.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah teknik untuk mendapatkan data base perikanan baik

perikanan tangkap maupun perikanan budidaya dari 4 Kecamatan di

Kota Denpasar

2. Bagaimanakah pedoman yang baik untuk memberikan pemahaman

kepada petugas pelaksana (pengumpul, pengolah dan penyaji data

dalam rangka menyusun laporan statistik perikanan

1.3 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya survei potensi perikanan budidaya dan perikanan

tangkap di 4 kecamatan Kota Denpasar ini adalah :

1. Untuk mendapatkan data base perikanan baik perikanan tangkap

maupun perikanan budidaya dari 4 Kecamatan di Kota Denpasar

2.Untuk memberikan pemahaman dan pedoman kepada petugas

pelaksana (pengumpul, pengolah dan penyaji data dalam rangka

menyusun laporan statistik perikanan

1.4 Sasaran

Sasaran dari Kegiatan Survei potensi perikanan budidaya dan perikanan

tangkap di Kota Denpasar adalah:

1. Tersedianya data base potensi perikanan sebagai bahan informasi bagi

Pemerintah, baik Pusat/Daerah/Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi/ kabupaten-Kota dalam rangka mengambil

Page 7: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-7

kebijakan/keputusan untuk mengembangkan/ekstensfikasi,

intensfikasi, maupun diversifikasi usaha khususnya di Kota Denpasar

2. Terujudnya pedoman survei berkelanjutan tentang potensi perikanan

budidaya dan perikanan tangkap sesuai dengan SDM dan SDA bidang

Kelautan dan Perikanan di Kota Denpasar

1.5 Pendekatan dan Metodologi

1.5.1 Pendekatan

Pendekatan Survei Potensi perikanan budidaya dan perikanan tangkap di 4

kecamatan di Kota Denpasar ini dilaksanakan dengan cara dilakukan cacah pada

desa-desa dimana terdapat kegiatan perikanan di 4 kecamatan yang meliputi

Rumah Tangga Perikanan/Perusahan Perikanan (RTP/PP) yang melakukan

aktivitas pembudidayaan ikan di air laut, air payau dan air tawar, serta perikanan

tangkap.

Obyek Survei

Obyek dari survei ini meliputi:

A. Inventarisasi dan pendataan jumlah RTP/PP yang melakukan kegiatan

pembudidayaan ikan baik pembesaran maupun pembenihan yang

dilaksanakan baik di laut, air payau, kolam air tenang, kolam air deras,

keramba, jaring apung, sawah, dan wadah-wadah budidaya lainnya yang

sebagian atau seluruh produksi untuk dijual.

B. Inventarisasi dan pendataan jumlah RTP/PP yang melakukan kegiatan

penangkapan ikan di laut atau perairan umum lainnya termasuk didalamnya

adalah alat yang digunakan untuk operasi penangkapan , jumlah unit ,

jumlah armada, kapasitas armada, jumlah hari operasi, jenis tangkapan, serta

volume hasil tangkapan rata-rata.

Unit Daerah Survei

Unit atau satuan daerah yang dicakup dalam pelaksanaan pencacahan

adalah desa atau kelurahan yang terdapat di tiap-tiap kecamatan (4 kecamatan) di

Kota Denpasar yang terdapat kegiatan usaha pembudidayaan ikan dan usaha

penangkapan ikan.

Page 8: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-8

Desa adalah satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk

sebagai kesatuan masyarakat, termasuk kesatuan masyarakat umum yang

memiliki organisasi pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat, serta

berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan NKRI (Negara

Kesatuan Republik Indonesia).

Sedangkan kelurahan adalah satuan wilayah yang sama dengan desa, tetapi

tidak berhak menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Ciri utama kelurahan

adalah kepala kelurahannya adalah Lurah yang merupakan PNS (Pegawai Negeri

Sipil) dan tidak dipilih oleh rakyat.

1.5.2 Metodologi

Persiapan Survei

Persiapan dari pelaksanaan kegiatan survei ini dimulai dari pengumpulan

data sekunder yang berkaitan dengan lingkup kegiatan yaitu pada instansi

pemerintah/swasta terutama Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan kota

Denpasar yang mendaftarkan semua desa/ kelurahannya yang mempunyai

aktivitas di bidang pembudidayaan dan penangkapan ikan. Di mana dalam

pendaftaran desa/kelurahan tersebut harus diperhatikan agar tidak ada desa atau

kelurahan yang terlewati untuk dihitung. Prosedur pendaftaran desa-

desa/kelurahan-kelurahan adalah sebagai berikut :

a. Jika Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar

mempunyai data atau informasi yang diperlukan untuk pencacahan

desa/ kelurahan yang akan disurvei yang menunjukkan adanya aktivitas

budidaya / penangkapan ikan , maka pencacahan didasarkan pada

data/informasi tersebut.

b. Jika tidak ada data atau informasi seperti itu Dinas Peternakan,

Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar, maka informasi yang

dibutuhkan tersebut berasal atau dikumpulkan dari PPL (Penyuluh

Pertanian Lapangan) dari semua desa atau kelurahan di mana aktivitas

budidaya dan penangkapan ikan dilaksanakan.

Page 9: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-9

3.5 Pencacahan

Dalam rangka inventarisasi jumlah RTP/PP (Rumah Tangga Perikanan/

Perusahaan Perikanan) untuk pembudidaya ikan di laut dan di darat, pendekatan

yang akan digunakan adalah melalui Kantor Desa atau Kantor Kelurahan.

Pencacahan dilakukan oleh anggota tim surveyor (petugas pencacah) dengan cara

mewawancarai orang yang mengetahui kegiatan budidaya atau penangkapan ikan

di daerah tersebut. Petugas pencacah di dalam melaksanakan tugasnya nanti

dilengkapi dengan surat tugas. Jika di suatu desa/kelurahan terdapat lebih dari satu

jenis kegiatan usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan, maka desa/kelurahan

tersebut dicacah sebanyak jenis kegiatan yang ada.

Berdasarkan kegiatan Rumah Tangga Perikanan / Perusahaan Perikanan

(RTP/PP) maka Responden RTP/PP dikelompokkan menjadi beberapa kategori

yaitu:

1. RTP Perikanan Budidaya:

a. RTP Budidaya Pembesaran:

di Laut

di Perairan Tambak

di Kolam

di Sungai/Waduk (Jaring Apung)

Sawah/Mina Padi

Saluran Irigasi

b. RTP Pembenihan :

di Laut/Payau

di Air Tawar

c. Ikan Hias:

Ikan Air Laut

Ikan Air Tawar

2. RTP Perikanan Tangkap/Nelayan:

a. Tanpa Perahu

b.Perahu Tanpa Motor

c. Perahu Motor Tempel

d. Pakai Kapal Motor

Pengertian kegiatan Pembudidaya atau penangkap/Nelayan disini lebih

ditekankan pada kegiatan usaha yang berbasis kegiatan ekonomi, dimana

Page 10: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-10

kegiatan yang dilakukan hasilnya yang sepenuhnya hanya untuk dikonsumsi

keluarga tidak termasuk dimasukkan ke dalam RTP.

Page 11: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-11

II. GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Letak Geografis

Kota Denpasar adalah sebagai satu-satunya kota madya yang ada di Bali,

tepatnya terletak di bagian Selatan Pulau Bali, secara geografis terletak diantara

08o-35

’ 31

” - 08

o 44

’ 49

” Lintang Selatan

dan 115

o 10’23” – 115

o 16

’ 27

” Bujur

Timur. Dengan batas-batas wilayahnya adalah disebelah Utara Berbatasan

dengan Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar, sebelah Timur Berbatasan

dengan Kabupaten Gianyar dan Selat Badung, sebelah Selatan adalah Selat

Badung dan Kabupaten Badung dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Badung (Gambar 2.1).

Luas wilayah Kota Denpasar adalah 122,78 km2, secara administrasi dibagi

atas empat kecamatan yaitu Kecamatan Denpasar Selatan luasnya 49,99 km2

terdiri dari 10 desa/kelurahan; Kecamatan Denpasar Barat luasnya 24,13 km2

terdiri dari 11 desa/kelurahan; Kecamatan Denpasar Timur luasnya 22,54 km2

terdiri dari 11 desa/kelurahan; dan Kecamatan Denpasar Utara luasnya 31,12 km2

terdiri dari 11 desa/kelurahan. Secara keseluruhan terdapat 16 kelurahan, 27 desa

dinas dan 390 banjar dinas serta secara adat, Kota Denpasar meliputi 35 Desa

Pakraman (adat) dan 341 banjar adat.

BAB II

Page 12: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-12

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Denpasar

Page 13: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-13

2.2 Potensi Ekonomi Kota Denpasar

Kota Denpasar merupakan sentra dari berbagai kegiatan ekonomi Pulau

Bali dengan berbagai aspeknya, terutama sektor perdagangan dan pariwisata yang

bisa dikatakan mendominasi kegiatan perekonomian Kota Denpasar, sementara

sektor lainnya lebih banyak sebagai sector penunjang. Salah satu sektor tersebut

adalah sector Perikanan dan Kelautan, dimana sektor ini walaupun tidak terlalu

besar tetapi masih mempunyai potensi yang cukup sebagai sumber perekonomian

masyarakat karena didukung oleh peluang pasar yang besar dan infrastruktur

yang memadai. Khusus untuk pengembangan sumberdaya perikanan di Kota

Denpasar cukup mempunyai peluang disamping didukung oleh hal tersebut di atas

tetapi juga didukung oleh :

a. Tipe Iklim

Berdasarkan klasifkasi Schmidt-Ferguson, wilayah Kota Denpasar

mempunyai sebaran tipe iklim C, D dan E. Tipe iklim C adalah perbandingan

antara rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah berkisar 33,3 – 60,0%, tipe

iklim C berkisar 60,0 – 100% dan tipe E berkisar 100 – 167%. Tipe iklim C hanya

di sebagian kecil wilayah Denpasar Utara, tipe D tersebar di wilayah tengah Kota

Denpasar dan tipe E tersebar di wilayah bagian selatan.

Dengan tipe iklim seperti di atas maka masih sangat memungkinkan

mengembangkan berbagai kegiatan perikanan yang meliputi perikanan budidaya

(pembenihan, pembesaran, dan ikan hias air tawar), perikanan tangkap, dan

pengolahan hasil perikanan.

b. Angin dan Curah Hujan

Kota Denpasar termasuk ke dalam daerah monsun yang ditandai dengan

pergantian arah angin permukaan sekitar enam bulan sekali. Pada tahun 2009,

angin barat bertiup bulan Januari – Maret dan Desember sedangkan bulan April –

November bertiup angin tenggara. Dibandingkan dengan kondisi normal, terjadi

perbedaan pada bulan April dimana kondisi normal pada bulan ini merupakan

angin barat.

Pada musim Barat, cuaca di Kota Denpasar dipengaruhi oleh angin Barat

melalui Samudra Hindia. Samudera ini mempengaruhi karakteristik curah hujan di

Kota Denpasar. Monsun barat umumnya menimbulkan banyak hujan (musim

Page 14: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-14

hujan), monsun timur umumnya menyebabkan kondisi kurang hujan (musim

kemarau).

Pengaruh tingginya suhu permukaan laut (SPL) di Samudera Hindia

mendorong intensifnya evaporasi dan pembentukan awan pada musim angin Barat

sehingga mendorong terjadinya curah hujan yang tinggi pada bulan November

sampai Maret. Sebaliknya pada musim angin Timur, SPL di Samudera Hindia

menurun dan mencapai suhu terendah pada bulan Agustus, menyebabkan

terjadinya musim kering dengan curah hujan yang sangat rendah.

Pola angin monsunal atau musim mendapat pengaruh pula dari fenomena

El-Nino dan La-Nina. Pada saat ini kedua jenis variabilitas iklim tersebut semakin

sering terjadi. Sebagai contoh, pada masa lalu siklus El-Nino sekitar 4-7 tahun

(peluang kejadiannya sekitar 25% - 14,3%), tetapi pada masa kini kejadian El-

Nino tersebut semakin sering. Antara tahun 1990 – 2006 tersebut El-Nino sudah

terjadi sebanyak enam kali, yang berarti peluang kejadiannya semakin besar (lebih

dari 40%).

Jumlah curah hujan di Kota Denpasar tahun 2009 adalah 1776,2 mm,

dimana curah hujan tertinggi terjadi paad bulan Januari sebesar 430,5 mm dan

terendah bulan Agustus yaitu 0 mm. Selama tahun 2009 Rata-rata dalam terjadi 5

bulan basah yaitu Januari sampai Maret dan November sampai Desember

Apabila curah hujan tahun 2009 dibandingkan dengan rata-rata normal

yaitu periode 1995 – 2008 tampak bahwa penyebaran curah hujan bulanan

sebagian besar berada di bawah normal yaitu bulan April sampai Agustus, bulan

oktober dan Desember. Sedangkan curah hujan bulan Januari sampai Maret

berada di atas normal. Perbandingan keadaan curah hujan dengan angka normal di

Kota Denpasar tahun 2009 disajikan pada Tabel 2.1.

Page 15: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-15

Tabel 2.1. Angka Perbandingan Curah Hujan Tahun 2009 dengan Angka

Normal setiap Bulan di Kota Denpasar

No Bulan Curah Hujan (mm)

Persentase Realisasi Normal Perbedaan

1 Januari 430,5 360 70,5 19,58

2 Februari 393,7 300 93,7 31,23

3 Maret 261,5 252 9,5 3,77

4 April 20,3 152 -131,7 -86,64

5 Mei 63,3 87 -23,7 -27,24

6 Juni 2,9 22 -19,1 -86,82

7 Juli 9,3 16 -6,7 -41,88

8 Agustus 0 9 -9 -100,00

9 September 83,3 28 55,3 197,50

10 Oktober 5,3 100 -94,7 -94,70

11 November 259,3 224 35,3 15,76

12 Desember 246,8 297 -50,2 -16,90

Jumlah 1776,2 1847

Sumber : BPS Kota Denpasar (2010)

Normal : rata-rata tahun 1995 – 2009

c. Suhu Udara

Pengembangan sumberdaya perikanan sangat dipengaruhi oleh kedaan

rata-rata suhu di suatu kawasan/wilayah. Suhu udara rata-rata bulanan di Kota

Denpasar berkisar antara 26,7 ºC – 28,7 ºC (Tabel 3.3). Temperatur rata-rata

terendah terjadi pada bulan Agustus dan September dan tertinggi pada bulan

April. Suhu maksimum bulanan berkisar antara 32,4 oC – 35

oC, tertinggi pada

bulan April. Suhu minimum bulanan berkisar 18,6 oC – 25,2

oC, terendah pada

bulan Juni (Tabel 2.2.). Kisaran suhu seperti diatas masih sangat memungkinkan

untuk pengembangan sumberdaya perikanan baik perikanan tangkap maupun

perikanan budidaya.

Page 16: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-16

Tabel 2.2.Angka Perbandingan Suhu Udara Rata Tahun 2009 dengan Angka

Normal setiap Bulan di Kota Denpasar

No Bulan Suhu Udara Rata-Rata (

oC)

Realisasi Normal Perbedaan

1 Januari 27,4 27,8 -0,4

2 Februari 27,5 28 -0,5

3 Maret 28,0 27,9 0,1

4 April 28,7 28,1 0,6

5 Mei 27,9 27,6 0,3

6 Juni 27,1 26,8 0,3

7 Juli 26,9 26,2 0,7

8 Agustus 26,7 26 0,7

9 September 26,7 26,9 -0,2

10 Oktober 27,9 27,7 0,2

11 November 28,5 28,3 0,2

12 Desember 28,6 28,1 0,5

Sumber : BPS Kota Denpasar (2010)

Normal : rata-rata tahun 1995 - 2009

d. Kelembaban Udara dan Lama Penyinaran Matahari

Kelembaban udara rata-rata bulanan tahun 2009 berkisar antara 76 – 82%

Kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Juni, sedangkan kelembaban

tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember. Apabila dibandingkan dengan

kelembaban udara normal, kelembaban udara pada bulan Januari, Februari, Mei

dan September berada di atas normal, bulan Maret, April, Juni, November dan

Desember berada di bawah normal sedangkan bulan lainnya tidak berubah (Tabel

2.3).

Lama penyinaran matahari pada tahun 2009 berkisar antara 53 - 95%,

tertinggi pada bulan Juni dan terendah pada bulan Januari. Apabila data

penyinaran matahari dibandingkan dengan data curah hujan, tampak bahwa

semakin tinggi curah hujan maka penyinaran matahari semakin rendah. Hal ini

terlihat dari data bulan Januari, curah hujan paling tinggi (430,5 mm) diikuti

dengan persentase penyinaran matahari yang rendah (53%).

Apabila dibandingkan dengan data normal (periode 1995 – 2009) tampak

rata-rata lama penyinaran matahari bulanan tahun 2009 mengalami penurunan

pada bulan Januari, Februari, Mei, September, dan Oktober. Sedangkan pada

Page 17: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-17

bulan Maret, April, Juni, Agustus, November dan Desember berada di atas normal

(Tabel 2.3).

Tabel 2.3. Angka Perbandingan Kelembaban Udara Rata-Rata dan Lama

Penyinaran Matahari Tahun 2009 dengan Angka Normal setiap Bulan

di Kota Denpasar

No Bulan Kelembaban Udara (%) Lama Penyinaran Matahari (%)

Realisasi Normal Perbedaan Realisasi Normal Perbedaan

1 Januari 82 81 1 53 81 -28

2 Februari 81 79 2 57 79 -22

3 Maret 77,0 80 -3 81 80 1

4 April 77,0 79 -2 92 79 13

5 Mei 81 78 3 75 84 -9

6 Juni 76 78 -2 95 82 13

7 Juli 77 77 0 86 86 0

8 Agustus 77 77 0 92 86 6

9 September 82 78 4 66 86 -20

10 Oktober 78 78 0 82 87 -5

11 November 77 79 -2 87 72 15

12 Desember 78 80 -2 82 59 23

Sumber : BPS Kota Denpasar (2010)

Normal : rata-rata tahun 1995 – 2009

e. Topografi

Geomorfologi wilayah Kota Denpasar secara garis besar berupa

pendataran dengan topografi dataran rendah dengan ketinggian 0 – 75 m dpl.

Sebagian besar (60,3%) wilayahnya berada pada ketinggian 0 – 25 m dpl, sisanya

17,4% berada pada ketinggian 25 – 50 m dpl dan 24,3% pada ketinggian 50 – 25

m dpl. Kecamatan Denpasar Selatan seluruhnya terletak pada ketinggian 0 – 25 m

dpl, sedangkan Kecamatan Denpasar Barat dan Denpasar Timur terletak pada

ketinggian 0 – 75 m dpl dan Kecamatan Denpasar Utara terletak pada ketinggian

25 – 75 m. Berdasarkan kemiringan lereng, wilayah Kota Denpasar didominasi

(86,2%) oleh elevasi 0 – 2 % ke arah selatan, sisanya yaitu 13,8% dengan

kemiringan lerengnya antara 2 – 8 %. Kemiringan lereng di beberapa tempat

terutama di tebing sungai dapat mencapai 2 – 15 % (Bappeda Kota Denpasar,

2010 dalam Kajian Pengembangan Kawasan minapolitan Kota denpasar 2010

Page 18: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-18

f. Air Tanah

Pengembangan sumberdaya perikanan khususnya perikanan budidaya

disamping memanfaatkan sumber air permukaan dapat juga memanfaatkan air

tanah, khususnya untuk pengembangan ikan hias air tawar dan pemeliharaan ikan

skala rumahtangga.

Kondisi Kota Denpasar secara umum merupakan daerah dataran rendah

dengan ketinggian mulai 0 - 75 m di atas permukaan laut. Sumber pengisian air

tanah di Kota Denpasar berasal dari daerah redischarge di wilayah Kabupaten

Bangli dan Kabupaten Badung, ditambah dengan proses infiltrasi air hujan

setempat yang diperkirakan mencapai 10%.

Berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Bali (Sudadi dkk, 1986), kondisi

akuifer dan air tanah di wilayah Kota Denpasar sebagai berikut (Gambar 2.2).

Akuifer produktivitas tinggi dengan penyebaran luas, muka air tanah atau

tinggi pisometri air tanah umumnya dekat muka tanah, debit sumur

umumnya > 10 liter/detik. Terdapat di wilayah Kota Denpasar bagian

tengah (Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Selatan dan Denpasar

Timut.

Akuifer produktif dengan penyebaran luas, muka air tanah atau tinggi

pisometri air tanah dekat atau di bawah muka tanah, debit sumur umumnya

5 - 10 liter/detik. Terdapat di wilayah pesisir selatan dekat pantai

Kecamatan Denpasar Selatan.

Akuifer dengan produktivitas tinggi dan penyebaran luas, kedalaman muka

air tanah beragam, debit sumur umumnya > 5 liter/detik. Terdapat di Kota

Denpasar bagian utara (Kecamatan Denpasar Utara dan Denpasar Timur

bagian utara).

Setempat akuifer dengan produktivitas sedang, debit sumur umumnya <5

liter/detik. Terdapat di Pulau Serangan.

Kedudukan muka air tanah akifer bebas pada wilayah Denpasar bagian

Selatan mencapai 2 hingga 4 meter dari permukaan tanah, sehingga banyak

dimanfaatkan sebagai sumur dangkal oleh rumahtangga masyarakat.

g. Mata Air

Page 19: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-19

Keterdapatan mata air di Kota Denpasar ditemukan di daerah aliran sungai

pada bagian hulu dan tengah Tukad Badung, bagian hulu Tukad Mati, serta bagian

hilir Tukad Ayung dengan debit yang relative kecil namun mempunyai kontribusi

yang nyata terhadap kontinyuitas aliran sungai yang mewadahi. Kemanfaatan

mata air tersebut terutama adalah untuk fungsi sebagai pebejian, dan pemasok air

minum yang langsung dimanfaatkan oleh lingkungan pemukiman. Keberadaan

mata air adalah factor penunjang yang sangat penting dalam pengembangan

sumberdaya perikanan air tawar, baik pembesaran, pembenihan, maupun

penegembangan ikan hias.

Page 20: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-20

Gambar 2.2. Peta Sungai Dan Air Tanah Kota Denpasar

Page 21: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-21

Page 22: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-22

III. DEFINISI DAN ALUR SURVEI

3.1. Definisi dan Klasifikasi

Definisi Perikanan menurut UU NO. 31 Tahun 2004 tentang

PERIKANAN adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi,

produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu

sistem bisnis perikanan. Menurut batasan statistik dimaksudkan sebagai kegiatan

ekonomi di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengolahan dan pemasaran

ikan.

Sedangkan yang dimaksudkan ikan dalam UU 31 tersebut adalah: (1)

pisces (ikan bersirip); (2) crustacea (udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya);

(3) mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya); (4)

coelenterata (ubur-ubur dan sebangsanya); (5) echinodermata (teripang, bulu

babi dan sebangsanya); (6) amphibi (kodok dan sebangsanya); (7) reptilia

(buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air dan sebangsanya); (8) mammalia

(paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya); (9) algae (rumput laut dan

tumbuh-tumbuhan lain yang hidup di dalam air); (10) biota air lainnya yang ada

kaitannya dengan jenis-jenis tersebut.

Penangkapan ikan dimaksudkan dalam UU 31 adalah kegiatan untuk

memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan

alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,

mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau

mengawetkannya, sedangkan dalam statistik perikanan adalah kegiatan ekonomi

untuk memperoleh ikan di perairan dalam keadaan tidak dibudidayakan dan

dengan alat atau cara yang tidak merusak lingkungan.

Kegiatan penagkapan ikan di laut adalah semua kegiatan penangkapan

ikan yang dilakukan di laut, muara sungai, laguna, dan sebagainya yang

dipengaruhi oleh amplitudo pasang surut, sedangkan penangkapan di perairan

BAB III

Page 23: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-23

umum meliputi semua kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan di perairan

umum (sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lain) yang bukan milik

perorangan atau badan hukum.

Definisi perusahan perikanan meliputi : (a) unit ekonomi berbadan hukum

yang melakukan kegiatan penangkapan/pembudidayaan/ pengolahan/pemasaran

ikan dengan tujuan sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual; (b) Perusahaan

Perikanan (PP) tangkap adalah unit ekonomi berbadan hukum yang melakukan

kegiatan penangkapan ikan dengan tujuan sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual

dan (c) kantor pusat dan cabang melakukan kegiatan penangkapan ikan.

Rumah Tangga Perikanan (RTP) adalah : rumah tangga yang melakukan

kegiatan penangkapan/ pembudidayaan/ pengolahan/ pemasaran ikan dengan

tujuan sebagian/ seluruh hasilnya untuk dijual (merupakan unit ekonomi); rumah

tangga yang melakukan kegiatan penangkapan ikan meskipun ada anggota rumah

tangganya yang menjadi buruh perikanan, dikategorikan sebagai rumah tangga

perikanan tangkap, dan rumah tangga yang melakukan kegiatan budidaya ikan

meskipun ada anggota rumah tangganya yang menjadi buruh perikanan,

dikategorikan sebagai rumah tangga perikanan budidaya.

Definisi-definisi yang digunakan dalam kegiatan perikanan telah

ditetapkan menurut UU 31 tahun 2014 tentang Perikanan. Sebagi contoh definisi

atau batasan yang digunakan dalam perikanan tangkap antara lain:

Kapal Perikanan : kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan

untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,

pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan

perikanan dan penelitian/ eksplorasi perikanan

Kapal Penangkap ikan : kapal perikanan yang secara khusus dipergunakan

untuk menangkap ikan termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan

atau mengawetkan

Kapal Pengangkut ikan : kapal perikanan yang secara khusus dipergunakan

untuk mengangkut ikan termasuk memuat, menampung, menyimpan,

mendinginkan atau mengawetkan

Page 24: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-24

Dalam Statistik yang tidak dikategorikan sebagai kapal penangkap ikan

adalah kapal yang digunakan secara permanen untuk kegiatan

survei/penelitian, rekreasi, hobi/olah raga, dan kapal Pengangkut hasil

tangkapan/olahan dari daerah produsen ke daerah konsumen

Dalam Statistik dikategorikan sebagai kapal penangkap ikan adalah kapal

pengangkut nelayan, alat penangkap ikan dan hasil tangkapan sero, bagan,

kelong

Perahu Tanpa Motor (PTM) : perahu yang tidak menggunakan tenaga

mesin sebagai penggerak tetapi menggunakan layar/dayung:

Jukung : PTM yang terbuat dari sebilah kayu yang dilubangi

bagian tengahnya

Perahu Papan/Rakit : PTM yang dasarnya terdiri dari lunas dengan

rusuk-rusuk yang diletakkan pada lunas tersut, badan perahu dibuat

dengan memasang papan pada rusuk-rusuk tsb

Perahu Motor Tempel (PMT): perahu yang menggunakan mesin (motor

tempel) sebagai penggerak, dan motornya dilekatkan di luar, di buritan/sisi

perahu

Kapal Motor (KM) : kapal yang menggunakan tenaga gerak mesin (motor)

yang ditempatkan secara permanen di dalam ruang mesin

Definisi Alat Penangkapan Ikan:

Alat Penangkapan Ikan : sarana, perlengkapan atau benda lain yang

dipergunakan untuk menangkap ikan

Alat Bantu Penangkapan Ikan : sarana, perlengkapan atau benda lain yang

dipergunakan untuk membantu dalam rangka efisiensi dan efektifitas

penangkapan ikan:

alat bantu pengumpul ikan : rumpon, alat bantu lampu

alat bantu penginderaan ikan : fishfinder, sonar, echosounder,

under water camera

Page 25: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-25

alat bantu pengoperasian alat tangkap : line hauler, winch, power

block

Kesatuan teknis dalam suatu operasi penangkapan ikan yang terdiri dari :

o satu kapal penangkap ikan beserta nelayannya dan satu jenis alat

penangkapan ikan yang dapat dilengkapi dengan alat bantu

penangkapan ikan;

atau

o nelayan dan satu jenis alat penangkapan ikan yang dapat

dilengkapi dengan alat bantu penangkapan ikan tanpa

menggunakan kapal penangkap ikan

Jumlah unit penangkapan ikan dihitung berdasarkan jenis alat penangkap

ikan yang digunakan, bukan banyaknya alat penangkap ikan yang

digunakan:

1 kapal mengoperasikan 2 jenis alat dihitung 2 unit penangkapan ikan

2 kapal mengoperasikan 1 alat (1 kesatuan operasi) dihitung 1 unit

penangkapan ikan

alat penangkapan ikan yang menetap setiap unit alat dihitung 1 unit

penangkapan ikan

Jenis alat tangkap bubu, unit penangkapan ikan dihitung berdasarkan jumlah

kapal yang digunakan

Sekelompok nelayan tanpa perahu mengoperasikan 1 alat dihitung 1 unit

penangkapan ikan

Definisi Trip adalah kegiatan operasi penangkapan ikan sejak unit

penangkapan ikan meninggalkan pangkalan menuju daerah operasi,

mencari daerah penangkapan ikan, melakukan penangkapan ikan sampai

kembali ke tempat pangkalan asal/lain untuk mendaratkan hasil

tangkapannya

suatu alat penangkapan ikan yang dapat melakukan beberapa kali

trip penangkapan 1 hari penangkapan ikan dihitung sebagai 1 trip

Page 26: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-26

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan

ikan

Statistik mendefinisikan nelayan adalah orang yang dalam pekerjaannya secara

aktif melakukan/terlibat dalam operasi penangkapan ikan, termasuk juru mudi,

juru mesin, fishing master dan abk dan yang tidak dikategorikan sebagai nelayan

adalah:

o orang yang pekerjaannya membuat/memperbaiki alat penangkapan

ikan

o orang yang pekerjaannya mengangkut alat penangkapan ikan

o orang yang pekerjaannya mengangkut ikan

o anggota keluarga yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan

o tenaga kerja perikanan tangkap

Nelayan juga di definisikan : setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri/

masyarakat pada kegiatan perikanan tangkap langsung/pendukung

Definisi istilah Pelabuhan adalah sebagai berikut:

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) : PP kelas A, skala pelayanan

sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah

laut teritorial, ZEEI dan wilayah perairan internasional

Pelabuhan Pperikanan Nusantara (PPN) : PP kelas B, skala pelayanan

sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah

laut teritorial dan ZEEI

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) : PP kelas C, skala pelayanan

sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah

perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial dan ZEEI

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) : PP kelas D, skala pelayanan

sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah

perairan pedalaman dan perairan kepulauan

Page 27: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-27

Batasan istilah dalam skala usaha penangkapan ikan adalah sebagai

berikut:

o Usaha penangkapan ikan skala kecil : kegiatan usaha penangkapan

ikan tanpa menggunakan perahu/menggunakan perahu tanpa

motor/motor tempel/kapal motor ukuran <5 GT

o usaha penangkapan ikan skala menengah : kegiatan usaha

penangkapan ikan menggunakan perahu motor tempel/kapal motor

ukuran 5 gt - 30 GT

o usaha penangkapan ikan skala besar : kegiatan usaha penangkapan

ikan menggunakan perahu motor tempel/kapal motor ukuran > 30

GT

Volume produksi perikanan tangkap adalah jumlah semua ikan yang telah

ditangkap dari sumber perikanan alami oleh perusahaan/rumah tangga

perikanan

Produksi dihitung dalam berat basah (jika didaratkan sudah dalam bentuk

olahan harus dikonversikan ke berat basah)

Dalam perhitungan statistik dikategorikan sebagai produksi penangkapan

ikan adalah:

jumlah hasil tangkapan yang dijual, dimakan dan yang diberikan

sebagai upah

yang tidak dikategorikan sebagai produksi penangkapan ikan

adalah jumlah hasil tangkapan yang dibuang ke laut

Penghitungan nilai produksi perikanan tangkap adalah jumlah nilai dalam satuan

rupiah dari semua ikan yang telah ditangkap oleh unit penangkapan ikan

Definisi istilah perairan umum (UU no. 6 tahun 1996 tentang perairan

indonesia) adalah bagian dari perairan darat yang merupakan bagian

permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air dan

terbentuk secara alami atau buatan yang dikuasai/dimiliki oleh Negara.

Page 28: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-28

Definisi atau batasan pengertian dari perairan umum adalah sebagai

berikut:

Sungai : perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah

tertentu, berasal dari air tanah/ air hujan/air permukaan yang akhirnya

bermuara ke laut/perairan terbuka yang luas

Danau : genangan air yang luas dengann tinggi dan luas permukaan air

berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal/sangat dalam,

mempunyai/ tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam/luar,

terbentuk secara alami dan terisolasi dari laut

Waduk : genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran

sungai oleh manusia

Rawa : perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah

dengann sumber air dari air hujan/air laut/yang berhubungan dengann

sungai, relatif tidak dalam, berdasarkan lumpur atau tumbuhan

membusuk, banyak terdapat vegetasi baik yang

mengapung/mencuat/tenggelam

Genangan Air lainnya : perairan umum selain kategori di atas, misal :

embung, lebak, kolong-kolong dan legokan-legokan.

3.2. Daftar dan Alur Survei

Jenis data yang dikumpulkan adalah data produksi menururut kategori

besaran usaha dari satuan unit ekonomi yaitu RTP/PP. Adapun input dan output

dari unit ekonomi ini adalah sebagai berikut:

INPUT RTP/PP Perikanan Tangkap:

Kapal penangkap ikan menurut jenis dan ukuran

• Unit penangkapan Ikan menurut jenis alat dan ukuran kapal

• Trip penangkapan Ikan menurut jenis alat dan ukuran kapal

INPUT RTP/PP Perikanan Budidaya:

Tempat/Lokasi Budidaya menurut jenis budidaya dan Jenis Ikan yang

dibudidayakan

Page 29: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-29

Unit budidaya (luas/volume) menurut jenis budidaya dan jenis ikan

yang dibudidayakan

Siklus Produksi menurut jenis budidaya dan jenis ikan yang

dibudidayakan

OUTPUT RTP/PP Perikanan Tangkap:

• Produksi menurut jenis alat penangkapan ikan dan jenis ikan

• Nilai Produksi menurut jenis alat penangkapan ikan dan jenis ikan

• Produksi menurut jenis alat penangkapan benih ikan dan jenis ikan

• Nilai Produksi benih ikan menurut jenis alat penangkapan benih ikan

jenis ikan

OUTPUT RTP/PP Perikanan Budidaya:

• Produksi menurut jenis Budidaya dan jenis ikan budidaya

• Nilai Produksi menurut jenis Budidaya dan jenis ikan budidaya

• Produksi menurut jenis Budidaya dan jenis ikan budidaya

• Nilai Produksi benih ikan menurut jenis budidaya dan jenis ikan

budidaya

Program survei untuk memperoleh data statistik perikanan sebaiknya

mengikuti alur sesuai dengan mekanisme yang di sampaikan oleh Dirjen

Perikanan Tangkap dan Budidaya, yaitu menggunakan daftar-daftar pengumpulan

data yaitu: Daftar pengumpulan data perikanan laut, DDaftar pengumpulan data

perikanan perairan umum, Daftar estimasi data perikanan laut, Daftar estimasi

data perikanan perairan umum, Daftar laporan statistik perikanan laut dan Daftar

laporan statistik perikanan perairan umum.

Istilah-istilah yang digunakan dalam daftar-daftar di atas sesuai dengan

jenis kegiatan perikanan yang dilakukan apakah perikanan tangkap atau perikanan

budidaya. Sebagai contoh untuk kegiatan perikanan perikanan tangkap dapat

disajikan sebagai berikut:

1. Daftar istilah pengumpulan data perikanan laut :

Page 30: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-30

SL-0 (kartu perahu/kapal motor RTP)

SL-1A (daftar perahu/kapal motor RTP)

SL-1B (daftar perahu/kapal motor PP berbadan hukum)

SL-2A (daftar RTP di desa sampel)

SL-2B (daftar RTP penangkap benih di desa perikanan)

SL-3 (catatan produksi Perusahaan atau Tempat Pendaratan Ikan)

SL-4 (pendaftaran perahu/kapal motor yang mendarat di PPU)

SL-5 (produksi perahu/kapal motor sampel yang mendarat di PPU)

SL-6A (jumlah trip dan produksi penangkapan ikan oleh RTP sampel serta

estimasi jumlah trip dan produksi desa sampel)

SL-6B (jumlah trip dan produksi penangkapan benih ikan oleh RTP di desa

perikanan)

2. Daftar Istilah pengumpulan data perikanan perairan umum:

SP-1 (daftar RTP di desa sampel)

SP-2 (jumlah trip dan produksi RTP sampel serta estimasi jumlah trip

dan produksi desa sampel)

3. Daftar Istilah estimasi data perikanan laut:

EL-1 (estimasi jumlah RTP/PP, perahu/kapal motor dan unit

penangkapan ikan)

EL-2 (estimasi jumlah trip dan produksi dari survei L-II)

EL-3 (estimasi jumlah trip dan produksi dari survei L-III)

EL-4 (estimasi jumlah hasil tangkapan yang didaratkan oleh unit

penangkapan ikan menurut provinsi asal unit penangkapan ikan)

EL-5 (estimasi perlakuan produksi dan hasil olahan menurut jenis ikan

dan cara pengolahan)

4. Daftar Istilah estimasi data perikanan perairan umum:

EP-1 (estimasi jumlah RTP, perahu/kapal motor dan unit penangkapan

ikan)

EP-2 (estimasi jumlah trip dan produksi)

EP-3 (estimasi perlakuan produksi dan hasil olahan menurut jenis ikan

dan cara pengolahan)

5. Daftar laporan statistik perikanan laut:

Page 31: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-31

LL-1A statistik RTP/PP, perahu/kapal motor dan unit penangkapan

ikan)

LL-1B (statistik RTP, perahu/kapal motor dan unit penangkapan benih

ikan)

LL-2A (statistik trip penangkapan ikan menurut jenis alat penangkap ikan

dan jenis/ukuran perahu/kapal)

LL-2B (statistik trip penangkapan benih ikan menurut jenis alat

penangkap benih ikan dan jenis/ukuran perahu/kapal)

LL-3A (statistik produksi ikan menurut jenis alat penangkap ikan

dan jenis ikan, serta nilai produksi menurut jenis ikan)

LL-3B (statistik trip penangkapan dan produksi benih ikan menurut jenis

alat penangkap dan jenis benih ikan, serta nilai produksi menurut

jenis benih ikan)

LL-4 (statistik produksi ikan menurut jenis alat penangkap ikan dan

kabupaten/kota asal dari unit penangkapan ikan)

LL-5 (statistik perlakuan produksi ikan dan jumlah ikan olahan

menurut cara pengolahan dan jenis ikan

6. Daftar laporan statistik perikanan perairan umum.:

LP-1 (statistik RTP, perahu/kapal motor dan unit penangkapan ikan

menurut jenis alat penangkap ikan dan jenis/ukuran perahu/kapal

motor)

LP-2 (statistik trip penangkapan ikan menurut kategori usaha dan jenis

alat penangkap ikan)

LP-3 (statistik produksi menurut jenis alat penangkap ikan dan jenis ikan,

serta nilai produksi menurut jenis ikan)

LP-4 (statistik perlakuan produksi dan jumlah ikan olahan menurut cara

pengolahan dan jenis ikan)

Page 32: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-32

IV. ANALISIS POTENSI PERIKANAN

4.1. Potensi Perikanan

4.1.1. Ekosistem Pesisir

Wilayah pesisir merupakan daerah esensial bagi kehidupan laut dan

menunjang sebagian besar sumberdaya hayati lautan. Wilayah pesisir sebagai

perbatasan dan peralihan antara daratan dan lautan umumnya mempunyai

keanekaragaman habitat (ekosistem) yang tinggi, yang memainkan peranan

penting dalam perlindungan sistem ekologi dan penunjang kehidupan yang

esensial di wilayah pesisir, pemeliharaan keanekaraganan hayati, dan merupakan

sistem sumberdaya alam potensial yang dikelola manusia. Di wilayah pesisir dan

laut di daerah tropis terdapat sembilan macam ekosistem utama (Dahuri et al.,

1994), yaitu ekosistem padang lamun (seagrass beds), terumbu karang (coral

reef), rumput laut (seaweed), estuaria, pantai pasir (sandy beach), pantai berbatu

(rocky beach), pulau-pulau kecil (small islands), laut terbuka (high sea) dan hutan

bakau (mangrove). Karaketeristik hidrologi, oseanografi dan lithologi suatu

kawasan pesisir sangat mempengaruhi ragam ekosistem yang ada di wilayah

tersebut.

Wilayah pesisir dan laut di Kota Denpasar mempunyai keanekaragaman

habitat atau ekosistem yang relatif tinggi, antara lain ekosistem mangrove,

terumbu karang (coral reefs), rumput laut (seaweed) dan padang lamun (sea grass

beds) (Gambar 4.1.). Ekosistem-ekosistem pesisir dan laut mempunyai peranan

penting dalam hal konservasi alam dan pengawetan plasma nutfah serta

keanekaragaman hayati; nilai produksi dan rekreasi/pariwisata.

Ditinjau dari lokasi dan kedekatan sebarannya, ekosistem mangrove,

ekosistem terumbu karang dan ekosistem padang lamun yang terdapat di wilayah

pesisir Kota Denpasar membentuk satu kesatuan ekosistem yang saling terkait

satu sama lainnya, terutama dalam hal fisik, persebaran nutrien dan bahan

organik terlarut, partikel anorganik tersuspensi, migrasi hewan air dan termasuk

persebaran dampak kegiatan manusia. Interaksi ekosistem-ekosistem pesisir

tersebut menyebabkan wilayah pesisir Kota Denpasar memiliki keanekaragaman

hayati laut yang tergolong tinggi.

BAB IV

Page 33: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-33

Sumber: Kajian Rencana Minapolitan di Kota Denpasar, 2011

Gambar 4.1 Ekosistem Pesisir di Kota Denpasar

Page 34: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-34

a. Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan komunitas tumbuhan berkayu yang toleran

terhadap air asin yang tumbuh terutama sepanjang daerah pantai terlindung,

khususnya sepanjang teluk atau di dalam estuaria atau laguna. Hutan mangrove

yang terdapat di wilayah Kota Denpasar dapat dibedakan atas hutan mangrove

yang berada dalam kawasan hutan yaitu bagian dari kawasan hutan mangrove

Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dan hutan mangrove yang berada di luar

kawasan hutan.

Luas hutan mangrove yang berada di dalam kawasan hutan (Tahura

Ngurah Rai) adalah 734,5 ha atau sekitar 53,5% dari 1.373,5 ha luas kawasan

hutan mangrove Tahura. Penyebaran hutan mangrove Tahura di Kota Denpasar

terdapat di Desa Pemogan, Sesetan, Sidakarya dan Serangan (Gambar 3.6).

Sementara hutan mangrove yang berada di luar kawasan hutan adalah hutan

mangrove yang tumbuh dan berada pada lahan milik masyarakat serta lahan

lingkungan kerja dan wilayah kerja Pelabuhan Benoa. Di wilayah kerja dan

lingkungan kerja Pelabuhan Benoa diestimasi luas hutan mangrove baik alami

maupun hasil penanaman adalah 31,5 ha.

Menurut Laporan Bali Turtle Island Development (1995), jenis-jenis

vegetasi penyusun hutan mangrove Teluk Benoa antara lain bakau putih

(Rhizophora apiculata) bakau-bakau (R. mucronata), prapat (Sonneratia alba),

duduk agung (Aegicaras cornitulatum), api-api (Avicenia marina), tancang

(Bruguiera gymnorchiza), sia-sia (Bruguiera parviflora), taruntum (Lumnitzera

racemosa), lindur (Ceriops tagal), buta-buta (Excoecoria agalocha), jeruju

(Acanthus ilicifolius), dan lain-lain.

Sebaran vegetasi mangrove di Kota Denpasar terdiri atas vegetasi alami

dan vegetasi permudaan buatan. Vegetasi mangrove alami dengan kerapatan

kanopi tinggi tersebar memanjang tepian teluk Benoa yang berbatasan dengan laut

serta di Pulau Serangan. Vegetasi alami tersebut terdistribusi dengan ketebalan

yang bervariasi yaitu di sebelah timur jalan Pelabuhan Benoa maksimum 400 m

dan di sebelah baratnya maksimum 800 m. Areal Tahura dengan kerapatan

vegetasi rendah terdapat di Kelurahan Sidakarya dan areal terbuka tanpa vegetasi

terdapat di TPA Suwung.

Page 35: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-35

Vegetasi mangrove hasil permudaan buatan terdiri dari vegetasi tingkat

pancang dan vegetasi anakan. Vegetasi permudaan buatan yang sudah pada

tingkat pancang tersebar pada lahan bekas tambak di sebalah timur jalan akses ke

Pulau Serangan sampai Tukad Loloan, dan Pesanggaran sampai sebelah timur

Estuary Dam. Vegetasi anakan merupakan hasil kegiatan permudaan mangrove

yang masih baru, tersebar di Pulau Serangan (Dukuh dan Peken), dan sebelah

utara jalan akses ke Pulau Serangan.

b. Terumbu Karang

Terumbu karang dan segala kehidupan yang terdapat di dalamnya

merupakan salah satu kekayaan alam yang bernilai tinggi. Manfaat yang

terkandung di dalam ekosistem terumbu karang sangat besar dan beragam, baik

manfaat langsung maupun tidak langsung.

Wilayah pesisir Kota Denpasar merupakan salah satu sebaran terumbu

karang yang cukup panjang yang berada pada dua lokasi yaitu di wilayah Sanur

(dari pantai Matahari Terbit sampai Mertasari) dan di Pulau Serangan (pantai

timur laut dan timur Pulau Serangan). Panjang sebaran terumbu karang di Kota

Denpasar mencapai 13 km dan luas estimasi 300,6 ha (BLH Provinsi Bali, 2010),

yaitu di wilayah Sanur lebih kurang panjang 7,5 km dengan luas 185 ha dan di

Pulau Serangan panjang 5,5 km dengan luas 115 ha.

Berdasarkan bentuk dan hubungan pertumbuhan terumbu karang dengan

daratan, terumbu karang di sepanjang wilayah Sanur dan Pulau Serangan dapat

digolongkan sebagai terumbu penghalang (barrier reef) dengan formasi sejajar

garis pantai, dimana antara ekosistem terumbu karang dan daratan terdapat laguna

(lagoon). Terumbu karang tipe ini merupakan benteng pelindung alamiah bagi

pantai dan daratan dari pengaruh gelombang langsung. Daerah perbatasan antara

laguna dengan terumbu karang terdapat daerah tubir karang yang tereksposur

pada saat air surut.

Tipe-tipe kategori karang yang terdapat di pantai Sanur dan pulau

Serangan menurut hasil pemantauan Bappeda Kota Denpasar (2001) adalah

sebagai berikut:

Page 36: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-36

a. Branching stony corals, meliputi seluruh tipe-tipe karang bercabang,

dominan adalah genera Acropora, Pocillopora, Seriatopora, Anacropora

dan Stylophora.

b. Brain and massive corals, meliputi seluruh tipe karang otak dari famili

Faviidae dan Mussidae, ditambah bentuk masif dari genera Porites.

c. Encrusting and foliaceous corals, meliputi tipe karang kerak dan karang

bunga/daun seperti genera Montipora, Acropora, Porites, Oxypora,

Echinopora, Echinophyllia, Merulina, Mycedium dan Leptoseris.

d. Other stony corals, meliputi tipe karang mushroom (hidup lepas, famili

Fungiidae), Goniopora, Alveopora, Galaxea, Plerogyra, Physogyra,

Tubastrea, Millepora, Psammocora dan Pavona.

e. Large soft corals, meliputi genera Lobophyton, Sarcophyton, dan

Sinularia.

f. Other soft corals, khususnya karang lunak dari famili Stoloniferidae dan

genera Xenia, Palythoa, Zoanthus dan Gorgonia.

c. Padang Lamun

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji

satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat

berbeda dengan rumput laut (algae). Padang lamun merupakan habitat bagi

beberapa organisme laut. Hewan yang hidup pada padang lamun ada sebagai

penghuni tetap dan ada pula yang bersifat sebagai pengunjung. Hewan yang

datang sebagai pengunjung biasanya untuk memijah atau mengasuh anaknya

seperti ikan. Selain itu, ada pula hewan yang datang mencari makan seperti sapi

laut (Dugong dugong) dan penyu (seaturtle) yang makan lamun Syriungodium

isoetifolium dan Thalassia hemprichii (Nontji, 1987).

Di daerah padang lamun, organisme melimpah, karena lamun digunakan

sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang

tinggi dan juga sebagai sumber bahan makanan baik daunnya mapupun epifit atau

detritus. Jenis-jenis polichaeta dan hewan–hewan nekton juga banyak didapatkan

pada padang lamun. Lamun juga memproduksi sejumlah besar bahan bahan

organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna.

Page 37: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-37

Komunitas lamun ini juga mempunyai kemampuan untuk menjebak dan

menstabilkan sedimen sehingga dapat mencegah erosi. Secara lebih rinci, Baker

and Kaeoniam (1986) menguraikan fungsi-fungsi ekosistem padang lamun yaitu :

Pertumbuhannya yang masif menutupi sedimen sehingga merupakan

daerah deposisi yang mampu menstabilkan sedimen dan mencegah

transport sedimen ke laut lepas.

Sebagai penghalang arus gelombang sehingga mampu meredam energi

gelombang.

Daerah asuhan (nursery ground) bagi larva dan juvenil hewan laut.

Daerah sanctuary.

Sebagai habitat utama dan sumber makanan bagi ikan-ikan, reptil (penyu)

dan mamalia laut (seperti dugong).

Daerah pemijahan ikan (spawning ground).

Filter terhadap bahan-bahan tersuspensi sehingga membantu mengurangi

kekeruhan pada ekosistem terumbu karang di sekitarnya.

Meningkatkan kesuburan perairan laut melalui input serasah.

Padang lamun (seagrass) umumnya terdapat pada perairan pantai dangkal,

merupakan ekosistem yang produktif dan tergolong sumberdaya bernilai tinggi.

Wilayah pesisir Kota Denpasar merupakan salah satu penyebaran ekosistem

padang lamun (seagrass beds) terluas kedua di Bali setelah Kabupaten Badung,

yaitu diestimasi 452 ha, terdapat di Sanur seluas 322 ha, tersebar dari Pantai

Matahari Terbit sampai Mertasari, serta di Pulau Serangan seluas 130 ha.

Ekosistem padang lamun di kawasan ini mempunyai asosiasi dengan

foraminifera (Baculogypsina sphaerulata). Foraminifera ini merupakan salah satu

organisme penghasil pasir putih yang mensuplai pasir bagi pantai-pantai

sekitarnya. Menurut Bali Beach Conservation Project (1998), keberadaan

foraminifera di pantai Sanur sangat melimpah yaitu dengan kepadatan sekitar 200

individu per 100 cm2. Berdasarkan hasil penelitian Van Woesik (1997),

menemukan kepadatan foraminifera di pantai Sanur yaitu rata-rata 70 individu per

100 cm2. Van Woesik menduga produksi foraminifera setiap tahun mencapai

330.000 m3, atau sekitar 17 kali dari kehilangan pasir pantai di Sanur tiap

tahunnya akibat erosi yaitu sekitar 19.000 m3.

Page 38: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-38

Berdasarkan hasil penelitian Sudiarta dan Sudiarta (2011), padang lamun

di Kota Denpasar terdiri atas 10 jenis dan merupakan wilayah pesisir dengan

kekayaan jenis lamun tertinggi di Bali bersama-sama Nusa Dua. Pada stasiun

penelitian pantai Sanur dan Mertasari ditemukan 10 jenis sedang di Pulau

Serangan ditemukan 9 jenis. Jenis-jenis lamun etrsebut yaitu Zostera sp.,

Halodule pinifolia, H. uninervis, Cymodocea rotundata, C. serrulata,

Syringodium isoetifolium, Thalassodendron ciliatum, Enhalus acoroides,

Halophila ovalis dan Thalassia hemprichii. Lamun jenis Halophila ovalis tidak

ditemukan di Serangan.

Kerapatan individu lamun di pantai Sanur adalah 625 ind/m2 dan di

Serangan 683 ind/m2. Kerapatan lamun disamping dipengaruhi oleh kondisi

habitatnya dan keanekaragaman jenis, juga dipengaruhi oleh jenis-jenis lamun

dominan di suatu habitat. Ada beberapa jenis lamun berukuran relatif kecil

seperti Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia dan

Halodule uninervis dan ada yang berukuran relatif besar seperti Enhalus

acoroides, Thalassodendron ciliatum, dan Thalassia hemprichi . Tingkat

penutupan lamun di Sanur rata-rata 34,25% dan di Serangan rata-rata 37,34%

(Sudiarta dan Sudiarta, 2011).

Lebar sebaran padang lamun di stasiun di pantai Sanur (depan Ina Grand

Bali Beach Hotel) adalah 180 meter mulai garis air surut rendah ke arah laut.

Rata-rata penutupan padang lamun di pantai Sanur adalah 28,25%. Jenis lamun

yang memiliki penutupan tertinggi di lokasi ini adalah Cymodocea rotundata

(12,85%), disusul Thalassia hemprichii (4,34%) diurutan kedua dan Zostera sp.

(4,28%) diurutan ketiga. Cymodocea rotundata cenderung dominan

penutupannya pada bagian tepi pantai dan mendekati tubir. Sedangkan di bagian

tengah didominasi oleh jenis Zostera sp.

Lebar pertumbuhan lamun pada laguna pantai Semawang mencapai 820

meter dimana lamun tumbuh mulai dari jarak 100 meter dari garis air surut

rendah. Penutupan padang lamun di lokasi ini rata-rata 36,56%. Jenis lamun yang

memiliki penutupan tertinggi (dominan) Thalassia hemprichii (17,53%), disusul

Cymodocea rotundata (9,47%) diurutan kedua dan Syringodium isoetifolium.

Page 39: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-39

(3,76%) diurutan ketiga, serta penutupan terendah oleh Cymodocea serrulata

(0,01%).

Lebar pertumbuhan lamun pada laguna pantai Mertasari mencapai 750

meter dimana lamun tumbuh mulai dari jarak 0 meter dari garis air surut rendah.

Struktur komunitas lamun di Mertasari hampir serupa dengan yang terdapat di

pantai Sanur. Di Mertasari terdapat 10 jenis lamun dengan persentase penutupan

rata-rata 37,39%. Jenis lamun yang memiliki penutupan tertinggi (dominan)

Thalassia hemprichii (19,29%), disusul Cymodocea rotundata (8,11%) diurutan

kedua dan Enhalus acoroides (3,69%) diurutan ketiga, serta penutupan terendah

Zostera sp. (0,01%).

Padang lamun yang terdapat di pantai timur Serangan bagian utara

berkembang selebar laguna sejauh 350 meter. Pertumbuhan lamun mulai jarak 10

meter dari air surut rendah sampai batas tubir karang atau dengan lebar 340 meter.

Komunitas lamun di lokasi ini terdiri atas 5 jenis, dengan penutupan rata-rata

29,88%. Menurut jenisnya, penutupan padang lamun didominasi oleh jenis

Cymodocea rotundata (14,5%), disusul jenis Thalassia hemprichii (6,82%)

diurutan kedua dan Syringodium isoetifolium (6,77%) diurutan ketiga. Jenis

lainnya adalah Halodule uninervis (1,19%) dan Thalassodendron ciliatum

(0,85%).

Lebar pertumbuhan lamun pada laguna pantai timur Serangan bagian

tengah yaitu 200 meter dan pada lokasi ini laguna sangat dangkal dimana pada

saat surut rendah ketinggian air maksium -30 cm dan sebagian besar dalam

kondisi tereksposur. Pertumbuhan lamun di stasiun ini mulai jarak 20 meter dari

air surut rendah sampai jarak 200 meter. Komunitas lamun di lokasi ini terdiri atas

8 jenis, dengan penutupan rata-rata 39,40%. Menurut jenisnya, Thalassia

hemprichii merupakan jenis lamun yang dominan penutupannya di stasiun

Serangan II yaitu 17,38%, disusul Cymodocea rotundata (15,53%) diurutan kedua

dan Zostera sp. (5,76%) diurutan ketiga, sedangkan penutupan oleh jenis-jenis

lainnya sangat rendah yaitu kurang dari 1%.

Laguna pantai timur bagian selatan Pulau Serangan merupakan laguna

yang paling lebar yaitu mencapai 350 meter. Kedalaman laguna pada saat air surut

rendah maksium -50 cm. Pertumbuhan lamun pada lokasi ini mulai dari jarak 10

Page 40: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-40

meter dari garis surut rendah sampai jarak 320 meter kearah tubir karang, dengan

demikian lebar padang lamun mencapai 310 meter. Komunitas lamun tersusun

atas 8 jenis, dengan penutupan rata-rata 42,74%. Berdasarkan jenisnya, penutupan

padang lamun sangat didominasi oleh jenis Thalassia hemprichii yaitu 30,85%.

Urutan kedua dan ketiga diduduki masing-masing oleh Cymodocea rotundata

(4,6%) dan Thalassodendron ciliatum (2,3%).

Padang lamun merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang penting

bagi masyarakat pesisir. Ekosistem padang lamun Kota Denpasar merupakan

daerah penangkapan ikan yang produktif. Di dalam ekosistem ini berasosiasi

berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya. Jenis-jenis ikan target yang terdapat di

ekosistem padang lamun ini yaitu ikan baronang (Siganus sp), ikan lanser, belut

laut , kelompok ikan wrasse, ikan botana (Acanthurus spp.), ikan benanak (Mugil

spp), ikan kakatua (Scarus spp.), ikan jenggotan (Parapeneus spp.) dan berbagai

jenis ikan hias.

Sumberdaya perikanan yang bernilai ekonomis penting lainnya yang

terdapat di ekosistem padang lamun antara lain bulu babi (Deadema spp.),

teripang (Holothuria spp.), dan rajungan (Portunus spp).

Selain mengandung berbagai jenis biota laut bernilai ekonomis penting,

sumberdaya padang lamun juga bernilai penting khususnya bagi masyarakat di

Pulau Serangan. Lamun jenis Enhalus acoroides menghasilkan biji yang dapat

dikonsumsi. Biji muda lamun dimanfaatkan menjadi salah satu produk kuliner

yang digemari oleh konsumen.

4.1.2. Rumput Laut

Rumput laut (seaweed) yang hidup liar di alam merupakan komponen

penting dari rantai makanan di perairan pesisir. Beberapa jenis rumput laut

memiliki nilai ekonomis penting. Rumput laut dapat menghasilkan agar-agar dan

karaginan atau algin tergantung jenisnya. Pada umumnya rumput laut

dimanfaatkan sebagai bahan makanan langsung, bahan baku industri makanan,

industri tekstil, obat-obatan dan kosmetika.

Rumput laut ekonomis penting yang terdapat di perairan pesisir Kota

Denpasar antara lain bulung bulu ayam (Gelidium spp.), bulung buni (Caulerva

Page 41: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-41

spp.), bulung sangu (Gracillaria spp.) dan bulung jaja (Hypnea spp.). Gracillaria

dan Hypnea merupakan jenis rumput laut yang paling banyak dimanfaatkan oleh

penduduk Pulau Serangan. Kedua jenis rumput laut ini keberadaan cukup

melimpah, dimana habitatnya berasosiasi dengan padang lamun.

4.1.3. Sumberdaya Ikan

Perairan pesisir Kota Denpasar merupakan bagian dari wilayah perairan

Bali Timur dengan luas 3.350 km2. Wilayah perairan Bali Timur mengandung

potensi lestari sumberdaya ikan sebesar 10.050 ton/tahun, terdiri atas potensi ikan

pelagis 5.695 ton/tahun dan ikan demersal 4.355 ton/tahun. Ikan-ikan pelagis

yang dominan meliputi ikan tongkol (Euthynnus affinis), tuna (Thunus spp.),

cakalang (Katsuwonus pelamis), albakora dan tenggiri (Scomberomorus

commersoni). Sedangkan ikan demersal meliputi ikan kerapu (Serranidae.),

kakap (Lutjanidae), cucut, dan jenis-jenis ikan karang lainnya (Dinas Perikanan

Provinsi Bali, 1999).

4.2. Penggunaan Lahan Perairan

4.2.1. Penggunaan Perairan Umum

Perairan umum yang ada di denpasar terdiri dari sungai, bendungan/

waduk. wilayah Kota Denpasar mengalir beberapa buah sungai yang tergolong

dalam sungai utama dan sungai yang berasal dari alur rawa-rawa

Sungai-sungai utama yaitu (Master Plan Drainase Kota Denpasar, 1995) :

1) Tukad Ayung, merupakan sungai lintas kabupaten, mengalir di bagian timur

Kota Denpasar bermuara di pantai Padanggalak, hulunya di Kabupaten

Bangli dan melewati Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar. Panjang

Tukad Ayung adalah 62,5 km dan lebar rata-rata di daerah hilir 25 m. Sungai

ini memiliki beberapa anak sungai, dimana anak sungai yang mengallir di

wilayah Kota Denpasar meliputi Tukad Pengengeh, Tukad Anggabaya,

Tukad Titis dan Tukad Kedua.

2) Tukad Badung, panjang 17,15 km, merupakan sungai yang mengalir di

tengah-tengah Kota Denpasar yang sistem DAS-nya menempati wilayah Kota

Denpasar di bagian hulu dan tengahnya, sedangkan bagian hilir menjadi batas

antara wilayah Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung. Bagian hilir Tukad

Badung dibendung menjadi sebuah waduk (estuary dam) yang bernama

Page 42: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-42

Waduk Muara Nusa Dua. Anak-anak sungainya seluruhnya ada di Kota

Denpasar yaitu Tukad Jurang, Tukad Langon, Tukad Medih, Tukad Urang

dan Tukad Rarangan.

3) Tukad Mati panjangnya 12,25 km, mengalir di bagian barat Kota Denpasar

dan bermuara di pantai selatan di wilayah Kuta Kabupaten Badung. Anak

sungai Tukad Mati terdiri dari Tukad Tebe, Pangkung Kedampang, Pangkung

Lebak Muding dan Pangkung Danu.

Sedangkan sungai-sungai yang berasal dari alur rawa-rawa di wilayah

Kota Denpasar yaitu:

1) Tukad Loloan dengan panjang 3,75 km, mengalir sekitar Belanjong Sanur

atau Suwung Kangin, bermuara di pantai perbatasan antara Sanur Kauh dan

Sidakarya.

2) Tukad Ngenjung dengan panjang 2,15 km, mengalir di sebelah barat Tukad

Loloan di Suwung Kangin (yaitu kompleks perumahan Kerta Petasikan) dan

bermuara di pantai selatan.

3) Tukad Punggawa dengan panjang 6,55 km, mengalir sekitar Suwung Kangin

(antara Kerta Petasikan dengan Sidakarya) dan bermuara di pantai perbatasan

antara Sidakarya dan Sesetan.

4) Tukad Buaji, mengalir di daerah perbatasan antara Sidakarya dan Sesetan dan

bermuara di Tukad Punggawa sekitar jalan by pass Ngurah Rai.

5) Tukad Nyali, mengalir di berbatasan Sanur Kaja dan Kesiman Petilan, dan

bermuara di selatan pantai Padanggalak.

Kota Denpasar memiliki sebuah waduk muara yaitu Waduk Muara Nusa

Dua, pembendungan Tukad Badung yang berfungsi sebagai tampungan air untuk

diolah dan dimanfaatkan sebagai sumber pasokan air baku pada daerah

pelayanannya. Waduk Muara Nusa Dua memiliki luas 35 ha dengan volume

tampungan bruto 510.000 m3 dan volume tampungan efektif 420.000 m

3.

Sedangkan kapasitas terpasang air bersih yang dapat dihasilkan adalah 300 ltr/det.

4.2.2. Penggunaan Perairan Laut

Perairan pesisir Kota Denpasar mengandung beragam sumberdaya alam

dan jasa-jasa lingkungan dengan tingkat pemanfaatan yang sangat intensif.

Page 43: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-43

Kelompok sektor yang dominan memanfaatkan perairan adalah perikanan,

perhubungan laut, pariwisata dan rekreasi, dan konservasi.

A. Perikanan

Kegiatan perikanan yang terdapat di wilayah perairan Kota Denpasar

terdiri dari perikanan budidaya (budidaya laut) dan perikanan tangkap.

1) Perikanan Budidaya (Budidaya Laut)

Kegiatan perikanan budidaya laut adalah kegiatan membudidayakan ikan

dan biota laut lainnya di perairan laut baik di permukaan, kolom air maupun di

dasar laut. Kegiatan budidaya laut dilakukan di perairan pesisir yang relatif

dangkal dan terlindung dari pengaruh gelombang laut langsung. Jenis-jenis

budidaya laut yang dilakukan di perairan pesisir Kota Denpasar meliputi budidaya

ikan dalam karamba apung, budidaya rumput laut, dan budidaya karang. Kegiatan

budidaya laut tersebut terkonsentrasi di sekitar Pulau Serangan. Budidaya ikan

dalam karamba berlokasi di perairan utara Pulau Serangan, memanfaatkan

perairan seluas 7,6 ha, dengan komoditi yang dibudidayakan adalah ikan beronang

(Siganus spp.), ikan kerapu (Epinephelus, spp.), dan lonster (Panulirus, spp.).

Jumlah perusahaan perikanan yang melakukan usaha budidaya laut pada tahun

2010 adalah 5 PP.

Budidaya rumput laut yang merupakan salah satu komoditi unggulan

perikanan budidaya berlokasi di pantai timur Pulau Serangan dengan luas

pemanfaatan lahan tahun 2010 adalah 7,1 ha melibatkan 90 RTP. Jenis rumput

laut yang dibudidayakan adalah Eucheuma cottonii dengan metode lepas dasar.

Budidaya karang merupakan usaha budidaya laut yang sedangkan

berkembang yang bertujuan untuk menghasilkan produk karang hias. Lokasi

perairan yang dimanfaatkan adalah pantai timur laut dan timur Pulau Serangan,

dengan luas keseluruhan mencapai 7,5 ha.

2) Perikanan Tangkap

Puluhan tahun silam, desa-desa pantai di Kota Denpasar terutama Sanur

dan Serangan merupakan desa-desa nelayan. Berkembangnya pariwisata di

wilayah pesisir ternyata tidak menghapus tradisi nelayan, akan tetapi terjadi

versifikasi usaha dimana sebagian besar nelayan di wilayah Sanur berprofesi

ganda, selain sebagai nelayan pariwisata juga tetap melakukan aktivitas

Page 44: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-44

penangkapan ikan. Terlebih-lebih pada kondisi pariwisata yang masih berada

dalam tekanan, aktivitas penangkapan ikan menjadi mata pencaharian penyelamat

(security livelihood). Sementara di wilayah Serangan, perkembangan pariwisata

tidak berpengaruh nyata terhadap pola mata pencaharian nelayan.

Berdasarkan skala usaha dan jenis rumah tangga perikanan/perusahan

perikanan (RTP/PP), perikanan tangkap di perairan laut Kota Denpasar dapat

digolongkan atas empat jenis yaitu perikanan tangkap tanpa perahu, perikanan

tangkap perahu tanpa motor, perikanan tangkap perahu motor, dan perikanan

tangkap kapal motor. Berdasarkan data statistik tahun 2010, jumlah nelayan yang

terdapat di Kota Denpasar sebanyak 8.809 orang yang terdiri dari 8.113 orang

nelayan penuh, 148 orang nelayan sambilan utama dan 548 orang nelayan

sambilan tambahan.

Wilayah perairan pesisir Kota Denpasar merupakan daerah fishing ground

yang sangat produktif dan sangat kaya akan berbagai sumberdaya ikan. Hal ini

disebabkan perairan pesisir terdapat beranekaragam ekosistem produktif yang

mendukung keanekaragaman hayati laut. Perairan laguna sepanjang wilayah

Sanur dan sekitar Pulau Serangan merupakan perairan yang subur dan kaya

dengan sumberdaya ikan karena adanya perpaduan ekosistem padang lamun,

terumbu karang dan mangrove yang menjadi habitat bagi sumberdaya ikan.

Perairan ini menjadi ”ladang” penangkapan ikan dan pemungutan berbagai hasil-

hasil laut bagi nelayan tradisional dengan peralatan yang sederhana, meliputi

ikan-ikan konsumsi, ikan hias, rumput laut, kerang-kerangan, kepiting, bulu babi,

dan lain sebagainya. Alat-alat tangkap yang digunakan meliputi jaring, jala,

pancing, dan peralatan sederhana lainnya.

Penangkapan ikan dengan sistem mobile fishing gear atau peralatan

tangkap yang bergerak dengan armada perahu motor dilakukan di perairan yang

lebih dalam di sekitar Selat Badung sampai keluar perairan 4 mil laut Kota

Denpasar yaitu di perairan Nusa Penida dan Selatan Nusa Dua.

Upaya penangkapan ikan oleh nelayan-nelayan tradisional dengan armada

perahu tanpa motor dan perahu motor membutuhkan lokasi bagi penambatan

perahu. Lokasi-lokasi penambatan perahu di pantai bagi nelayan tradisional

sudah semakin terdesak sehingga sebagian nelayan menambatkan perahu di

Page 45: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-45

perairan pantai. Lokasi-lokasi pantai yang masih dapat dimanfaatkan untuk

pangkalan perahu nelayan berada yaitu di Desa Sanur Kaja terdapat di pantai

Matahari Terbit, Kelurahan Sanur di pantai Sindhu, dan Desa Sanur Kauh di

pantai Kesuma Sari dan Mertasari. Sedangkan penambatan perahu nelayan di

perairan terdapat di Kelurahan Serangan (Br. Ponjok, Br. Kaja dan Br. Peken),

dan Desa Sanur Kaja (pantai Matahari Terbit) (Gambar 6).

Kegiatan perikanan tangkap komersial skala besar dengan armada kapal

motor berbasis di Pelabuhan Benoa. Pelabuhan Benoa disamping sebagai

pelabuhan umum juga merupakan Pelabuhan Perikanan Samudera Besar dan

menurut Perda Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009, Pelabuhan Benoa berfungsi pula

sebagai pelabuhan perikanan khusus ekspor. Pelabuhan ini berfungsi sebagai

pangkapan pendaratan ikan penangkapan ikan tuna yang beroperasi di Zona

Ekonomi Eksklusif dengan tujuan utama untuk menunjang eksport komoditi

perikanan. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1984 tentang Pengelolaan

Sumber Daya Alam Hayati di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia menetapkan

bahwa Pelabuhan Laut Benoa merupakan salah satu pelabuhan tempat pelaporan

dan pengawasan beroperasinya kapal-kapal asing yang melakukan penangkapan

ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Pada tahun 2010, jumlah kapal ikan (kapal motor) yang beroperasi dan

berpangkalan di Pelabuhan Benoa adalah 714 buah kapal yang terdiri dari 9 kapal

dengan bobot 10 GT atau kurang, 44 buah berbobot 10 – 20 GT, 134 buah

berbobot 20 – 30 GT, 172 buah berbobot 30 – 50 GT, 176 buah berbobot 50 – 100

GT, 177 buah berbobot 100 – 200 GT dan 2 buah berbobot di atas 200 GT (Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, 2011).

B. Rekreasi dan Pariwisata Bahari

Walaupun pariwisata Bali kini dalam kondisi tertekan, akan tetapi

sesungguhnya selama empat dekade terakhir, pariwisata dunia mengalami

pertumbuhan secara nyata baik jumlah kunjungan wisatawan maupun penerimaan

dari pariwisata. Pertumbuhan ini mencerminkan pentingnya sektor pariwisata di

dalam perekonomian global dan juga berubahnya profil sosial ekonomi penduduk

dunia yaitu meningkatnya pengeluaran per kapita. Karakteristik angka-angka

Page 46: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-46

pertumbuhan sektor pariwisata diikuti pula dengan meningkatnya permintaan

kualitas dan ragam aktivitas wisata, terutama ”wisata minat khusus” (special

interest tourism) salah satunya adalah pariwisata bahari. Menurut Barison (1997),

pariwisata bahari cenderung akan terus mengalami pertumbuhan dengan tiga

alasan dasar yaitu pertama karena alasan sosial ekonomi, kedua karena masih

besarnya potensi pariwisata bahari yang dapat dikembangkan, dan ketiga adanya

perbaikan komunikasi dan teknologi transportasi yang meningkatkan akses ke

lokasi-lokasi wisata secara lebih efisien.

Pariwisata bahari sangat mendukung target dan upaya pemerintah yang

telah menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Ditinjau dari

perspektif lingkungan, pendayagunaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan

pesisir, lautan dan pulau-pulau kecil untuk pengembangan wisata bahari

merupakan terobosan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan karena

pemanfaatannya bersifat apresiatif atau non-ekstraktif. Pembangunan

kepariwisataan bahari pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan dan

memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata bahari yang terdapat di wilayah

pesisir, lautan dan pulau-pulau kecil, yang terwujud dalam kekayaan alam yang

indah, keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai

keanekaragaman hayati lainnya, serta berbagai ragam budaya masyarakat pesisir.

Pariwisata bahari dapat didefinisikan sebagai jenis wisata minat khusus

yang memiliki aktivitas yang berkaitan dengan kelautan, baik di atas permukaan

laut (marine) maupun kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan laut

(submarine). Pariwisata bahari juga seringkali diasosiasikan dengan tiga “S” (Sun,

Sea, and Sand), artinya wisata yang menyediakan keindahan dan kenyamanan

alami dari kombinasi cahaya matari, laut dan pantai berpasir bersih. Menurut

Prayogo (2004), berbagai jenis kegiatan yang umumnya dilakukan oleh para

wisatawan yang tergolong kedalam wisata bahari yaitu: (a) cruising (day cruise,

ocean going, dan live aboard); (b) diving (hookah, snorkeling, dan scuba diving);

(c) yachting (motor cruise dan sailing cruise); (d) fishing (trawling, coral fishing,

deep fishing dan game fishing); (e) surfing (kite surfing, board surfing,

wind/sailing surfing, dan moto); (f) riverine (river cruise dan river safari); (g)

ocean animal watching (dolphin watching, whale watching, dan turtle watching);

Page 47: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-47

(h) reef watch (glass bottom dan submarine); (i) water and marine sport (banana

boat, jetskie, parasailing, canoeing, dan swimming); (j) beach recreation

(sun/sand bathing); (k) dan lain sebagainya.

Karakteristik osenaografi, seascape, dan keanekaragaman spesies dan

ekosistem pesisir Kota Denpasar merupakan potensi besar untuk mengembangkan

wisata bahari yang semakin berkualitas dan berdaya saing. Daya saing juga

ditunjang oleh aksesibilitas yang tinggi dan berada dekat dengan pusat-pusat

distinasi pariwisata berkembang.

Perairan yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata bahari, jenis kegiatan

wisata bahari di Kota Denpasar telah berkembang berbagai aktivitas wisata bahari

meliputi:

b. Diving (hookah, snorkeling, dan scuba diving) berlokasi di Matahari

Terbit, Glady Willis, Sindhu, Semawang dan Serangan.

c. Yachting (motor cruise dan sailing cruise) berlokasi pangkalan di

Serangan, Pelabuhan Benoa.

d. Cruising (day cruise, ocean going, dan live aboard) berpangkalan di

Pelabuhan Benoa.

e. Fishing (trawling, coral fishing, deep fishing dan game fishing) berlokasi

di Selat Badung dan perairan outer reefs.

f. Boad surfing berlokasi di pantai timur Pulau Serangan dan pantai Sanur.

g. Kite surfing dan wind/sailing surfing berlokasi di pantai Sindhu, pantai

Semawang, pantai Mertasari dan timur laut pulau Serangan.

h. Reef watch (glass bottom dan seawalker) berlokasi di pantai Semawang

dan pantai Sanur.

i. Water and marine sport (banana boat, jetskie, parasailing, canoeing, dan

swimming) berlokasi di pantai Semawang dan Mertasari.

j. Beach recreation (sun/sand bathing) berlokasi hampir sepanjang pantai

berpasir putih di wilayah Sanur dan pantai timur Pulau Serangan.

Capture animal watching (atraksi lumba-lumba), berlokasi di Br. Ponjok

Kelurahan Serangan (sedang dalam pembangunan).

Page 48: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-48

C. Perhubungan Laut

Salah satu fungsi laut adalah sebagai medium transportasi laut, baik

angkutan barang maupun penumpang. Untuk menunjang sistem moda

transportasi laut, di Kota Denpasar terdapat sebuah pelabuhan laut yaitu

Pelabuhan Laut Benoa. Kondisi Pelabuhan Laut Benoa dari hasil pengembangan

tahun 1990 sampai 1996 dibagi menjadi 3 (tiga) zona yaitu zona pelabuhan

umum, zona kapal wisata/marina dan zona perikanan. Luas daratan 52,15 Ha dan

perairan 227,6 Ha, lebar alur pelayaran 150 meter dengan kedalaman 9,5 m LWS,

kedalaman kolam pelabuhan penumpang/container 9,0 m LWS, kedalaman kolam

pelabuhan umum 7,0 m LWS, kolam pelabuhan perikanan 5,0 m LWS dan jumlah

dermaga 17 uniut (1.259 meter), adalah untuk menampung kapal barang kapasitas

10.000 DWT atau kapal penumpang kapasitas 20.000 GRT dengan kapasitas

kunjungan kapal 16.650 kali, kapasitas penumpang 1.100.000 orang dan barang

1.985.000 ton.

Alur keluar dan masuk kapal di Pelabuhan Benoa memanfaatkan perairan

selat sempit antara Pulau Serangan dan Tanjung Benoa dengan kedalaman

maksimum 15 m, sedangkan alur pelayarannya memanfaatkan perairan Selat

Badung.

Di Kota Denpasar juga terdapat Pelabuhan Sanur yang telah ditetapkan

tatanan kepelabuhannya berdasarkan Kepmen Perhubungan No. KM.53 Tahun

2002 sebagai pelabuhan lokal yang melayani penyeberangan ke dan dari Nusa

Penida dan Nusa Lembongan. Perairan pantai juga digunakan sebagai

pemangkalan armada angkutan wisata bahari, seperti untuk boat-boat diving tour,

yacht (sailing cruise), dan boat long tour. Pangkalannya memanfaatkan perairan

di pantai Sindhu, Kesuma Sari, Mertasari dan perairan Serangan (utara Pulau

Serangan).

4.3. Hasil Survei Potensi Perikanan

Survei potensi perikanan yang telah dilakukan merupakan penyusunan

data base perikanan dan dimanfaatkan sebagai acuan apdating/ pemutakhiran data

sesuai dengan perubahan data RTP/PP yang memanfaatkan potensi perikanan dan

produksi yang dihasilkan dari kegiatan perikanan budidaya maupun perikanan

tangkap yang ada di 4 Kecamatan Kota Denpasar. Data base yang diperoleh

Page 49: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-49

adalah berdasarkan kondisi eksisting (Dokumen Foto) aktivitas kegiatan

perikanan budidaya dan perikanan tangkap yang dilengkapi posisi geografis

(Ordinat Bumi) alamat/tempat RTP/PP.

Berdasarkan data statistik perikanan yang dilapokan Dinas Peternakan,

Perikanan dan Kelautan kota Denpasar tahun 2013 , bahwa jumlah RTP/PP

Tangkap yang diestimasi berjumlah 530 RTP/PP tangkap di perairan laut dan 83

RTP di Perairan umum (Tabel. 4.1). Sedangkan estimasi RTP Perikanan Budidaya

adalah sebanyak 147 RTP yang terdiri dari 22 RTP Budidaya Laut dan 125 RTP

Budidaya kolam.

Tabel. 4.1. Jumlah RTP/PP Tangkap yang Terdapat di Kota Denpasar

Perikanan Tangkap Jumlah Tanpa PTM Motor Kapal

RTP Perahu Jumlah Tempel Motor

LAUT 530 0 108 231 191,0

PERAIRAN UMUM 83 83 - - -

Sumber : Buku Statistik Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan kota Denpasar 2013

Hasil survei terhadap RTP Budidaya dan RTP/PP tangkap yang telah

dilakukan disajikan pada Tabel 4.2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa RTP/PP

Tangkap di Perairan Laut terkonsentrasi pada Kecamatan Denpasar Selatan,

namun RTP Tangkap yang terdapat pada perairan umum sungai dan waduk

menyebar di 4 Kecamatan yang ada di Denpasar.

Page 50: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-50

Tabel 4.2. Rekapitulasi Jumlah Data Base RTP/PP Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya di 4 Kecamatan Kota Denpasar Tahun 2014

KECAMATAN DESA/KEL

Jumlah RTP

Jumlah Tangkap Budidaya

Laut Perairan Umum Pembesaran Pembenihan Ikan Hias

Ikan Rumput

Laut Waduk Sungai

DENSEL Pemogan 46 18

64

Pedungan 40 12 52

Sesetan 24 11 35

Serangan 103 11 22 136

Sidakarya

2 1 3

Panjer 16 15 31

Renon 13 1 1 15

Sanur Kauh 160

160

Sanur 56

12 68

Sanur Kaja 73

73

TOTAL 502 11 18 0 76 29 1 637

Page 51: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-51

Lanjutan ...Tabel 4.2

KECAMATAN DESA/KEL

Jumlah RTP

Jumlah Tangkap Budidaya

Laut Perairan Umum Pembesaran Pembenihan Ikan Hias

Ikan Rumput

Laut Waduk Sungai

DENTIM Dangin Puri Kelod

0

Sumerta Kelod

1

1

Kesiman

13

13

Kesiman Petilan

4

4

Kesiman Kertalangu

5

5

Sumerta

0

Sumerta Kaja

0

Sumerta Kauh

0

Dangin Puri

4

4 8

Penatih

9

9

Penatih Dangin Puri

36

36

TOTAL 0 0 0 22 49 0 4 75

Page 52: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-52

Lanjutan...Tabel 4.2

KECAMATAN DESA/KEL

Jumlah RTP

Jumlah Tangkap Budidaya

Laut Perairan Umum Pembesaran Pembenihan Ikan Hias

Ikan Rumput

Laut Waduk Sungai

DENBAR Pd Sambian Kelod

4

12 16

Pemecutan Kelod

12

12

Dauh Puri Kauh

8

8

Dauh Puri Kelod

0

Dauh Puri

0

Dauh Puri Kangin

0

Pemecutan Kelod

0

Tegal Harum

0

Tegal Kertha

0

Padang Sambian

1

1

Pd Sambian Kaja

0

TOTAL 0 0 8 4 13 0 12 37

Page 53: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-53

Lanjutan ... Tabel 4.2.

KECAMATAN DESA/KEL

Jumlah RTP

Jumlah Tangkap Budidaya

Laut Perairan Umum Pembesaran Pembenihan Ikan Hias

Ikan Rumput

Laut Waduk Sungai

DENUT Pemecutan Kaja

0

Dauh Puri Kaja

0

Dangin Puri Kauh

0

Dangin Puri Kaja

0

Dangin Puri Kangin

0

Tonja

5 1 10

16

Peguyangan

5

12

17

Ubung

0

Ubung Kaja

7

7

Peguyangan Kaja

5 36 22

63

Peguyangan Kangin

5 12

17

TOTAL

7 20 49 44

120

TOTAL DENPASAR 502 11 33 46 187 73 17 869

Page 54: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-54

4.3.1. Data Base RTP/PP Perikanan Tangkap

Data Base RTP/PP perikanan tangkap yang terdapat di Kota Denpasar baik

yang beraktifitas di laut maupun di sungai atau waduk disajikan secara lengkap

pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Identitas RTP dan aktifitas yang dilakukan

adalah Alamat, nama kelompok, armada dan alat tangkap yang dimiliki, jumlah

trip dan hasil tangkapan ikan yang didapatkannya dapat diakses dan dapat

diperbaharui setiap saat apabila terdapat adanya perubahan baik penambahan atau

perubahan. RTP sangat memungkinkan jumlahnya bertambah atau berhenti

melakukan kegiatan usaha penangkapan. Data base RTP sebaiknya selalu

diperbaharui, dengan mengetahui kondisi eksisting atau permasalahan yang ada

dapat mengambil kebijakan tantang langkah-langkah untuk menyusun program

pengembangan usaha perikanan tangkap. Sebaran potensi perikanan tangkap

khususnya RTP/PP Perikanan Tangkap di Laut dapat di lihat pada Gambar 4.2.

Gambar. 4.2. Peta Data Base RTP/PP Perikanan Tangkap

Page 55: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-55

RTP Nelayan yang menangkap ikan dilaut seluruhnya terdapat di

Kecamatan Denpasar Selatan. Jenis Alat Tangkap yang digunakan sebagian paling

banyak menggunakan Rawai, pancing dan jaring insang, sedangkan armada/alat

apung paling banyak menggunakan jukung dan perahun motor tempel (Tabel 4.4).

Sedangkan RTP Nelayan yang melakukan penangkapan ikan di perairan umum

(sungai dan waduk) seluruhnya menggunakan alat tangkap pancing tanpa perahu

dan tersebar di 4 Kecamatan (Tabel 4.3)

Perusahan Perikanan (PP) yang terdapat di pelabuhan benoa disajikan

pada Lampiran 6. PP yang melakukan pendaratan atau beralamat di denpasar

seluruhnya melakukan operasi penangkapan di luar perairan potensi perikanan

kota Denpasar yaitu di luar 0-6 mil laut.

Tabel 4.3. Jumlah RTP Perikanan Tangkap di Perairan Umum

Kecamatan Jumlah RTP

TOTAL DENSEL 18

TOTAL DENTIM 22

TOTAL DENBAR 12

TOTAL DENUT 27

TOTAL DENPASAR 79

Page 56: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-56

Tabel 4.3. Data Base Jenis dan Jumlah Alat Tangkap dan Armada Penangkapan ikan di laut di Kota Denpasar

KECAMATAN DESA/KEL Jumlah

RTP

Alat tangkap Armada

JARING

INSANG

JALA

TEBAR

toka

l

pana

h

bub

u tonda

Sero

k Rawai

Pancin

g Ulur

P.

Lainny

a

Tanpa

Perah

u

Perah

u

tanpa

motor

Motor

Tempe

l

DENSEL PEMOGAN 46 55 54 0 0 0 15 62 11 40 22 23 10 12

PEDUNGAN 40 0 0 0 0 0 0 0 48 0 91 0 44 0

SERANGAN 114 3 2 0 0 0 150 0 0 67 0 18 58 36

SESETAN 24 8 0 0 0 0 10 2 53 12 0 0 24 0

SANUR KAUH 160 28 19 0 0 0 36 0 112 141 0 14 132 19

SANUR 56 0 21 0 0 0 30 0 63 38 0 19 14 25

SANUR KAJA 73 14 6 2 1 1 66 0 29 38 0 30 9 34

TOTAL DENPASAR 513 108 102 2 1 1 307 64 316 336 113 104 291 126

Page 57: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-57

4.3.2. Data Base RTP Perikanan Budidaya

Data base RTP Perikanan Budidaya di kota Denpasar terdiri dari kegiatan

pembesaran ikan, pembenihan dan ikan hias baik yang dilakukan di air laut

maupun di air tawar. Secara lengkap data RTP budidaya disajikan pada Lampiran

3, 4 dan Lampiran 5, sedangkan peta lokasi kegiatannya dapat dilihat pada

Gambar 4.3., 4.4.dan 4.5

Jumlah RTP dan Produksi budidaya dari jumlah RTP yang didapatkan

dari hasil survei di sajikan pada Tabel 4.5, 4.6 dan Tabel 4.7. Luas areal produksi

budidaya pembesaran lebih banyak terdapat di Kecamatan Denpasar Selatan dan

budidaya air tawar di Kecamatan Denpasat Utara dengan produksi total 20.875 kg

per siklus panen.

Lokasi pembenihan ikan terkonsentrasi di Kecamatan Densel dan Denut.

Produksi dalam satu siklus produksi yang didapatkan dari hasil survei adalah

Denpasar Selatan sebanyak 18.900 ekor dan Denpasar Utara sebanyak 24.900

ekor yang didominasi oleh pembenihan ikan Lele. Sedangkan RTP budidaya ikan

hias ditemukan 17 RTP yang terdapat di Densel, Denbar dan Dentim.

Tabel 4.5. Jumlah RTP Pembesaran di Kota Denpasar

Kecamatan Jumlah

RTP Luas Budidaya (Are)

Jumlah kolam

PRODUKSI (kg/panen)

DENSEL 65 136.7 155 9575

DENTIM 50 38.4 111 1400

DENBAR 13 2 25 500

DENUT 12 41.06 78 9400

Total Denpasar 170 218.16 369 20875

Tabel 4.6. Jumlah RTP Pembenihan di Kota Denpasar

Kecamatan Jumlah

RTP Luas Budidaya

(Are) Jumlah kolam

PRODUKSI (ekor)

DENSEL 29 95 67 189000

DENTIM

DENBAR

DENUT 44 192.5 147 249000

Total Denpasar 73 287.5 215 438000

Page 58: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-58

Tabel. 4.7.Jumlah RTP Budidaya Ikan Hias di Kota Denpasar

Kecamatan Jumlah RTP Luas Budidaya (Are)

DENSEL 1 5

DENTIM 4 2

DENBAR 12 12

DENUT Total Denpasar 17 19

Gambar 4.3. Peta Data Base RTP Budidaya Pembesaran

Page 59: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-59

Gambar 4.4. Peta Data Base RTP Pembenihan di Denpasar

Gambar. 4.5. Peta Data Base RTP Budidaya Ikan Hias di Denpasar

Page 60: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-60

III. GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)

5.1. Geographic Information System (GIS)

Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis

(SIG), merupakan suatu sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk

menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. GIS dirancang

untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis obyek-obyek dan

fenomena-fenomena, dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang

penting untuk dianalisis.

Geographic Information System (GIS) dapat pula dinyatakan sebagai salah

satu jenis sistem informasi yang menekankan pada unsur geografis, dimana istilah

“informasi geografis” itu sendiri mengandung pengertian, pengetahuan mengenai

tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, posisi suatu obyek di permukaan

bumi, termasuk juga informasi mengenai keterangan dan atribut-atribut yang

melekatinya.

Data GIS dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data

atribut atau tabular. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau

kenampakan obyek di permukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data

deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut (yaitu informasi tentang

Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota

Denpasar).

A. Sub Sistem GIS

GIS merupakan sistem informasi yang tertinggi dalam empat subsistem

berikut dalam mengelola data yang mempunyai referensi geografis, yaitu :

a. Masukan (data input)

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data

spasial dan atribut dari berbagai sumber, sekaligus mengkonversi dan

mentransformasikan data dalam format asli ke dalam format yang dapat

dipakai oleh GIS.

BAB V

Page 61: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-61

b. Keluaran (output)

Subsistem ini menampilkan output berupa sebagian ataupun keseluruhan

basis data dalam bentuk softcopy maupun hardcopy, seperti tabel, grafik,

peta, dll.

c. Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data)

Subsistem ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam suatu

basis data sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk diakses, di-up

date maupun diedit.

d. Analisis dan manipulasi data

Subsistem ini menentukan informasi-informasi lain yang dapat dihasilkan

oleh GIS, termasuk juga melakukan rekayasa dan pemodelan data untuk

menghasilkan informasi yang diperlukan.

B. Sistem Operasi GIS

GIS menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai

atribut di dalam basis data, untuk selanjutnya disimpan dalam tabel-tabel

(relasional). Unsur-unsur informasi deskriptif (atribut) tersebut dihubungkan

dengan tabel-tabel yang relevan sehingga dapat diakses melalui lokasi unsur-

unsur peta, dan begitu juga sebaliknya unsur-unsur peta dapat diakses melalui

atribut-atributnya.

GIS menghubungkan sekumpulan unsur peta dengan atribut-atributnya di

dalam satuan unit yang disebut layer. Contoh-contoh layer antara lain : Batas

wilayah administratif, jalan dan lain-lain. Kumpulan beberapa layer akan

membentuk database GIS. Rancangan database inilah yang akan menentukan

efektifitas dan efisiensi proses-proses dalam subsistem GIS.

C. Output GIS

Pada umumnya peta output GIS merupakan peta bertipe tematik, bukan

hanya sekedar peta bertipe referensi umum yang menampilkan sejumlah informasi

geografis dalam sebuah peta. Peta tematik dibuat dengan memfokuskan tujuan

pembuatannya sebagai representasi hubungan struktural tema peta tertentu.

Page 62: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-62

Proses desain peta tematik meliputi pemilihan, pembuatan dan alokasi

simbol-simbol yang tepat beserta obyek grafis untuk menunjukkan fitur-fitur

penting dan hubungan spasial obyek yang dikaji secara eksplisit. Sistem referensi

juga diperlukan sebagai kerangka kerja pembanding untuk mengalokasikan

obyek-obyek yang dikaji ke dalam ruang geografis.

Output yang dihasilkan GIS diharapkan mampu untuk merepresentasikan

dunia nyata dalam layar komputer, dengan fleksibilitas dan aksesibilitas yang baik

sehingga memudahkan user untuk memahami peta tersebut. Oleh sebab itu,

diperlukan pertimbangan aspek ilmiah, estetis, logika, dan penyeragaman asumsi

dalam proses desain untuk dapat menghasilkan output sebagaimana yang

diharapkan.

5.2. Penyusunan GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan

Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar

GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4

Kecamatan Kota Denpasar dirancang dan dibuat dengan menggunakan Software

MapInfo Professional 9.0 serta cara pengoperasiannya dapat dijelaskan sebagai

berikut.

Pada saat pertama kali Software MapInfo Professional dijalankan akan

tampak tampilan berupa Menu Pilihan untuk membuka file GIS pada layar

monitor seperti pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Tampilan Awal Software MapInfo Professional

Page 63: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-63

File utama GIS tersimpan dengan extension Workspace (Wor). Untuk file

utama GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4

Kecamatan Kota Denpasar tersimpan dengan nama file dengan extention .Wor.

Jika sebelumnya file tersebut sudah pernah terbuka, maka untuk membuka

kembali dengan cepat dapat memilih menu no 2 yaitu Open Last Use Workspace

pilih file Workspace yang pernah dibuka dan diakhiri dengan menekan tombol

Ok. Jika file GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan Hijauan Makanan Ternak

Kabupaten Tabanan belum pernah dibuka, pilih menu no. 3 yaitu Open a

Workspace dan tentukan direktori tempat file GIS Survei Potensi Perikanan

Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar tersimpan

seperti tampak pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2. Menentukan dan Memilih File GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan

Hijauan Makanan Ternak Kabupaten Tabanan

Dari gambar diatas, pada saat menentukan dan memilih file GIS Survei

Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota

Denpasar pastikan pilihan pada bagian Files of Type berisi Workspace (*.wor)

dan akhiri dengan menekan tombol Open.

Apabila tidak diinginkan membuka file GIS Survei Potensi Perikanan

Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar dengan cepat

seperti pada menu pilihan Gambar 5.1, pilih atau tekan tombol Cancel. Pada layar

Page 64: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-64

monitor akan tampak tampilan kosong. Untuk membuka file GIS Survei Potensi

Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar,

pilih menu File dan sub menu Open seprti tampak pada Gambar 5.3.

Gambar 5.3. Membuka File GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan Hijauan Makanan

Ternak Kabupaten Tabanan

Selanjutnya akan tampak tampilan seperti tampak pada Gambar 5.2. Pilih

file utama GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4

Kecamatan Kota Denpasar sebagai contoh yaitu Peta Potensi Budidaya.wor yang

diakhiri dengan menekan tombol Open, maka akan tampak Peta Gogle GIS

Potensi Budidaya seperti tampak pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4. Peta Citra GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan

Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar

Page 65: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-65

Untuk mengakses database Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan

Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar maka pilih atau tekan tombol

infotool pada shortcut Main Menu yang pada gambar di atas terletak pada

bagian kanan jendela utama, kemudian arahkan ke salah satu titik data kemudian

di klik maka akan muncul database yang mewakili titik tersebut.

Untuk mengakses ilustrasi Gambar Pengolahan Dan Pemasaran Hasil

Peternakan maka pilih atau tekan tombol hotlink Pada shortcut Main Menu

yang pada gambar di atas terletak pada bagian kanan jendela utama, kemudian

arahkan ke salah satu titik data kemudian di klik maka akan muncul gambar yang

mewakili titik tersebut.

Gambar 5.5. Tampilan Database Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan

Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar

Gambar 5.6. Tampilan Gambar Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan

Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar

Page 66: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-66

VI. SIMPULAN

6.1. Simpulan

1. Data Base Potensi Perikanan yang didapatkan dari hasil survei adalah

sebanyak 869 RTP yang meliputi :

a. Perikanan Tangkap sebanyak 592 RTP yang terdiri dari :

1). 513 penangkapan di laut

- Tanpa perahu 104 RTP

- Perahu tanpa motor 284 RTP

- Motor tempel 125 RTP

Alat Tangkap :

1. Jaring insang 108 unit

2. Jala tebar 102 unit

3. Tokal 2 unit

4. Panah 1 unit

5. Bubu 1 unit

6. Tonda 307 unit

7. Serok 64 unit

8. Rawai 316 unit

9. Pancing ulur 336 unit

10. Pancing lainnya 113 unit

2). 79 RTP di perairan umum

- Waduk 33 RTP

- Sungai 46 RTP

BAB VI

Page 67: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-67

b. RTP budidaya adalah sebanyak 277 RTP yang terdiri dari

- 187 RTP Budidaya pembesaran

- 73 RTP Budidaya Pembenihan

- 17 RTP budidaya ikan Hias.

2. Istilah, definisi dan alur untuk peroleh data yang sesuai dengan kondisi

eksisting diperlukan pemahaman dan kesepakatan kepada semua pihak yang

akan melakukan dan penyusunan data statistik maupun afdating dan

pemetaan yang dapat dioperasionalkan di Kota Denpasar.

6.2. Saran

1. Penyusunan data base potensi perikanan baik perikanan budidaya

maupun perikanan tangkap agar tetap dilakukan sesuai dengan

perkembangan atau perubahan jumlah dan aktivitas RTP yang ada di

Kota Denpasar

2. Diperlukan Pelatihan secara khusus kepada enumerator (tenaga

pencacah) dan pengolah data statistik tentang afdating dan penyususnan

data base untuk pemetaan potensi perikanan yang ada di Kota Denpasar.

Page 68: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-68

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Angka Perbandingan Curah Hujan Tahun 2009 dengan Angka Normal

setiap Bulan di Kota Denpasar .......................................................... II-5

Tabel 2.2. Angka Perbandingan Suhu Udara Rata Tahun 2009 dengan Angka

Normal setiap Bulan di Kota Denpasar ............................................. II-6

Tabel 2.3. Angka Perbandingan Kelembaban Udara Rata-Rata dan Lama

Penyinaran Matahari Tahun 2009 dengan Angka Normal setiap Bulan

di Kota Denpasar ............................................................................... II-7

Tabel. 4.1. Jumlah RTP/PP Tangkap yang Terdapat di Kota Denpasar .......... IV-18

Tabel 4.2. Rekapitulasi Jumlah Data Base RTP/PP Perikanan Tangkap dan

Perikanan Budidaya di 4 Kecamatan Kota Denpasar Tahun 2014

....................................................................................................... IV-19

Tabel 4.3. Jumlah RTP Perikanan Tangkap di Perairan Umum ...................... IV-24

Tabel 4.3. Data Base Jenis dan Jumlah Alat Tangkap dan Armada Penangkapan

ikan di laut di Kota Denpasar .......................................................... IV-25

Tabel 4.5. Jumlah RTP Pembesaran di Kota Denpasar ................................... IV-26

Tabel 4.6. Jumlah RTP Pembenihan di Kota Denpasar ................................... IV-26

Tabel 4.7. Jumlah RTP Budidaya Ikan Hias di Kota Denpasar………………IV-27

Page 69: Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap ... · Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data Statistik Perikanan di Kota Denpasar. Laporan

Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Denpasar .................................................. II-2

Gambar 2.2. Peta Sungai Dan Air Tanah Kota Denpasar ................................. II-10

Gambar 4.1 Ekosistem Pesisir di Kota Denpasar.............................................. IV-2

Gambar. 4.2. Peta Data Base RTP/PP Perikanan Tangkap ............................. IV-23

Gambar 4.3. Peta Data Base RTP Budidaya Pembesaran ................................ IV-27

Gambar 4.4. Peta Data Base RTP Pembenihan di Denpasar ........................... IV-28

Gambar. 4.5. Peta Data Base RTP Budidaya Ikan Hias di Denpasar .............. IV-28

Gambar 5.1. Tampilan Awal Software MapInfo Professional ............................ V-3

Gambar 5.2. Menentukan dan Memilih File GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan

Hijauan Makanan Ternak Kabupaten Tabanan ................................................... V-4

Gambar 5.3. Membuka File GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan Hijauan Makanan

Ternak Kabupaten Tabanan ................................................................................ V-5

Gambar 5.4. Peta Citra GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan

Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar ........................................................... V-5

Gambar 5.5. Tampilan Database Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan

Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar .......................................... V-6

Gambar 5.6. Tampilan Gambar Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan

Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar .......................................... V-6