laporan praktik sistem informasi perikanan tangkap

16
LAPORAN PRAKTIK SISTEM INFORMASI PERIKANAN TANGKAP Perbandingan parameter lingkungan laut yaitu suhu, klorofil-a dan tinggi permukaan air laut terhadap kelimpahan ikan cakalang, Berdasarkan Informasi Berbasis Website di pulau selayar. Nama Kelompok : kelompok 1 Ketua : Semuel Sara (L211 11 255) Anggota : Ika Octavia Rizkita (L211 11 008) : M. Alfian Absal (L231 11 260) : Muslimin. S (L231 11 266)

Upload: ika-octavia-rizkita

Post on 29-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SIPT

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

LAPORAN PRAKTIK SISTEM INFORMASI PERIKANAN TANGKAP

Perbandingan parameter lingkungan laut yaitu suhu, klorofil-a dan tinggi permukaan air laut terhadap kelimpahan ikan cakalang,

Berdasarkan Informasi Berbasis Website di pulau selayar.

Nama Kelompok : kelompok 1Ketua : Semuel Sara (L211 11 255)Anggota : Ika Octavia Rizkita (L211 11 008)

: M. Alfian Absal (L231 11 260) : Muslimin. S (L231 11 266): M. Ansyar ( L231 11 2 )

Jurusan Perikanan

Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014

Page 2: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat Parameter Oseanografi

Pengertian Oseanografi dan kaitannya dengan ilmu lain kata

oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani: oceanus (samudera)

dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti

deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografi pada kenyataan

lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri

akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan.

1. Temperature/suhu

uhu permukaan laut Indonesia mempunyai kisaran antara 28–310C dan

tergolongsuhu yang tinggi. Hal ini disebabakan karena wilayah Indonesia secara

geografis beradadidaerah ekuator, sehingga memperoleh panas matahari

terbanyak. Sebaran suhupermukaan laut Indonesia secara horizontal

pada kedalaman antara 0 –200 m masihdiengaruhi oleh arus permukaan

sehingga variasi lebih tinggi. Sedangkan pada kedalamanlebih dari 200 m suhu

air lebih homogen. Menurut sebaran suhu secara vertikal, lapisan airdibagi

menjadi 3 bagian, yaitu lapisan hangat dibagian paling atas, lapisan

termoklindibawahnya, serta lapisan paling dingin di bagian paling bawah.

Risamasu (2011), mengatakan bahwa suhu merupakan salah satu

parameter yangberpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap

kehidupan dilaut. Pengaruhsuhu secara langsung yaitu pada pembentukan makanan

atau fotosintesa tumbuh –tumbuhan, sistem metabolisme serta sistem

reproduksi pada hewan. Distribusisuhu secaravertikal dan horizontal juga

berpengaruh pada periode pemijahan, kemampuan / kecepatanperkembangan

telur dan larva , serta ketersediaan makanan di perairan. Suhu secara

tidaklangsung juga berpengaruh terhadap daya larut oksigen yang

digunakan oleh biota lautuntuk bernafas. Apabila suhu naik maka daya larut

Page 3: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

oksigen menurun dan kandungankarbondioksida dalam peraira bertambah. Menurut

Pralebda dan Suyuti (1983), Indrawatit(2000), Risamasu (2011), dengan

melihat pola distribusi suhu permukaan laut, maka dapatdiidentifikasi pula

parameter-parameter laut lainnya, seperti arus laut, upwelling  , dan

Tingginya produktivitas di laut terbuka yang mengalami upwelling

disebabkan karena adanya pengkayaan nutrien pada lapisan permukaan

tercampur yang dihasilkan melalui proses pengangkatan massa air dalam.

2. Klorofi A

Seperti yang dikemukakan oleh Cullen et al. (1992) bahwa konsentrasi

klorofil-a dan laju produktivitas primer meningkat di sekitar ekuator,

dimana terjadi aliran nutrien secara vertikal akibat adanya upwelling di

daerah divergensi ekuator.

Beberapa daerah-daerah perairan Indonesia yang mengalami

upwelling akibat pengaruh pola angin muson adalah Laut Banda, dan Laut

Arafura (Wyrtki, 1961 dan Schalk, 1987), Selatan Jawa  dan  Bali

( Hendiarti dkk, 1995 dan Bakti, 1998), dan Laut Timor (Tubalawony,

2000).

Berdasarkan pengamatan sebaran konsentrasi klorofil-a di Laut

Banda dan Laut Aru diperoleh bahwa konsentrasi klorofil-a tertinggi

dijumpai pada Musim Timur, dimana pada saat tersebut terjadi upwelling

di Laut Banda, sedangkan klorofil-a terendah dijumpai pada Musim Barat. 

Pada saat ini di Laut Banda tidak terjadi upwelling dalam skala yang besar

sehingga nilai konsentrasi nutrien di perairan lebih kecil.  Perairan Banda

(Vosjan and Nieuwland, 1987) pada Musim Timur terdapat 2 (dua)

periode “bloom” fitoplankton, pertama pada bulan Juni dan kedua di bulan

Agustus/September.  Selanjutnya Nontji (1975), dari hasil studi distribusi

klorofil-a di Laut Banda pada fase akhir di bulan September diperoleh

bahwa konsentrasi klorofil tertinggi di bagian timur Laut Banda, khususnya

di sekitar Pulau Kei dan Tanimbar. Juga dikatakan bahwa 60% dari

klorofil-a tersebut berada pada kedalaman 25 m. Hendiarti dkk. (1995)

Page 4: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

mendapatkan bahwa pada Musim Timur di perairan selatan Pulau Jawa-

Bali dimana terjadi upwelling, rata-rata konsentrasi klorofil-a sebesar 0,39

mm/l dan pada Musim Barat sekitar 0,18 mm/l. 

3. Deskripsi singkat daerah kajian

a) Selayar

Pulau Selayar adalah sebuah pulau yang terletak di Kabupaten

Kepulauan Selayar[1], Sulawesi Selatan, Indonesia. Di pulau ini terdapat ibu

kota Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Kota Benteng dan

beberapa Kecamatan antara lain Kecamatan Benteng, Kecamatan

Bontoharu, Kecamatan Bontomanai, Kecamatan Bontomatene, Kecamatan

Bontosikuyu dan Kecamatan Buki. Sarana transportasi dari luar yang paling

dekat adalahPelabuhan penyeberangan Pamatata yang terletak di

desa Pamatata, kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Bandar udara terdekat dan satu-satunya yang ada di pulau Selayar

adalah Bandar Udara H.Aroeppala terletak di dusun Padang,

desa Bontosunggu, kecamatanBontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Pulau Selayar merupakan salah satu pulau yang terpisah dari daratan

Sulawesi Selatan dengan luas sekitar 2000 km2 yang membentang dari utara

ke selatan antara Pulau Sulawesi dan Pulau Takabonerate[2] dengan titik

koordinat 6°5′48,7″LU   120°30′16,86″BT  Koordinat: 6°5′48,7″LU   120°30′16,86″

BT . Bagian pantai barat dan utara adalah berupa bebatuan yang cadas dan

terjal, sementara pantai timur dan sebagian pantai selatan berupa pantai

yang landai dan berupa area hutan produksi serta perkebunan rakyat.

Kekhasan pulau ini antara lain menyimpan berbagai macam fauna endemik

dan menarik sepertiTarsius tarsier. Hewan ini memiliki tubuh berwarna coklat

kemerahan dengan warna kulit kelabu, bermata besar dengan telinga

menghadap ke depan dan memiliki bentuk yang lebar.

Page 5: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

Keistimewaan lain Pulau Selayar yaitu hampir semua suku, etnik,

agama dan budaya yang ada di sulawesi ada di pulau ini.

Suku Makassar,Bugis, Mandar, yang merupakan suku besar yang mendiami

hampir seluruh daratan sulawesi juga ada disini. Yang menarik bahwa

masing-masing etnis tidak ada yang mayoritas semua mencerminkan adat

dan budaya masing-masing. Bahkan dalam perkembangannnya telah terjadi

evolusi budaya yang kemudian menjadikan satu adat istiadat ini menjadi adat

Selayar. hal lain adalah dari segi bahasa, Bahasa Selayar bukan bahasa

makassar, bukan juga bahasa Bugis, ataupun Mandar akan tetapi jika

kemudian dicermati bahwa bahasa selayar adalah gabungan dari bahasa-

bahasa tersebut[3]. Peninggalan sejarah dan kebudayaan yang menarik di

pulau ini adalah Gong Nekara, Rumah Jabatan Bupati Selayar dan Tari

Pakarena.

Page 6: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap
Page 7: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

BAB II

METODE PRAKTEK

A. Dalam metode pembagian kelompok dibagi menjadi 19 kelompok yang

terdiri dari 5 orang.

B. Metode Pembuatan Peta Peta Parameter Oseanografi meliputi :

1. Peta distribusi suhu permukaan laut (sea surface

temperature/SST)

2. Peta sebaran konsentrasi klorofil-a

3. Peta perbedaan tinggi permukaan laut (sea surface height

anomaly/SSHA)

Peta –peta ini dibuat dengan menggunakan :

a. Program dari CCAR (Colorado Center for Astrodynamic

Research)

C. Tahapan – Tahapan Pembuatan Peta Sebaran Parameter

Oseanografis:

1. Untuk memantau SST, Klorofil, dan SSHA dilakukan dengan tahapan

sbb:

a) Membuka website google dan klik “CCAR” sebagai kata kunci

b) Klik Colororado

c) Klik RESEARCH

d) Klik CCAR Ocean Data Viewers

e) Pilih salah satu dari 3 parameter (1. SST, 2. Klorofil, 3. SSH

viewer)

f) Seperti SST pilih (MODIS SST Viewer)

g) Menentukan waktu dan batas wilayah / lokasi

h) Menentukan dimensi gambar, nilai minnimum dan maksimum

SST, format citra dan submit.

i) Lihat hasil.

Page 8: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Peta Sebaran Suhu Permukaan Laut

Pembuatan Peta distribusi suhu permukaan laut (sea surface

temperature/SST) di perairan pulau selayar selama 1 tahun yaitu dari

Bulan Januari sampai dengan Bulan Desember tanggal 1 tahun 2013

di perairan pulau selayar. Berikut ini beberapa tampilkan peta sebaran

suhu permukaan laut berdasarkan citra suhu permukaan laut (SPL)

menunjukkan bahwa secara umum SPL terendah yang terjadi pada

bulan november dan tertinggi pada bulan september

Page 9: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

B. Pembuatan Peta Sebaran klorofil-a

Klorofil-a berkaitan erat dengan produktifitas yang ditunjukkan

dengan besarnya biomassa fitoplankton yang menjadi rantai pertama

makanan ikan pelagis. Menurut Valiela (1984), produktifitas primer

perairan pantai melebihi 60% dari produktifitas yang ada di laut.

Pembuatan Peta distribusi pada tanggal 1 Januari sampai

Desember 2013 di perairan pulau selayar. Berdasarkan citra klorofil-a

secara umum konsentrasi klorofil-a tertinggi berada pada bulan

februari yaitu 0,33 dan konsentrasi klorofil-a terendah berada pada

bulan januari pada dengan jumlah konsentasi 0.2 di pulau selayar.

Tingginya konsentrasi klorofil-a menandakan kesuburan suatu

perairan. Tingginya konsentrasi klorofil-a pada bulan februari

dibandingkan bulan-bulan yang lain diduga disebabkan oleh faktor

musim dimana pada bulan ini masi berada pada musim timur. Hal ini di

karenakan broduktifitas fitiplankton dan algae meningkat, dengan

tersedianya makanan yang lebih banyak.

Page 10: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

C. Pembuatan Peta Sebaran Perbedaan Tinggi Permukaan Laut

(SSHA)

Berdasarkan data yang di peroleh dari pembuatan peta sebaran tinggi

permukaan laut atau SSHA angka tertinggi terdapat pada bulan januari yaitu

16 dan terenda pada bulan November yaitu -16. Bias di luhat pada gambar

berikut.

BAB IV

Page 11: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari data yang di peroleh dengan pembuatan peta berbasis

webside dapat di simpulkan bahwa beberapa parameter

mempengaruhi kelimpahan suatu populasi ikan di suatu wilaya,

misalnya yang kita bahas adalah ikan cakalang di wilaya pulau

selayar.

Beberapa parameter seperti klorofil-A suhu atau temperature

serta TPL. dan melalui pembuatan peta ini kita dapat menerapkan

suatu pengelolaan yang baik dan menetapkan waktu penangkapan

yang paling tepat.

Page 12: Laporan Praktik Sistem Informasi Perikanan Tangkap

Daftar pustaka

Risamasu, F.J.L. 2011.Peranan Suhu Dalam penentuan Daerah Penangkapan Ikan . Artikel Web.

Cullen, J. J., M. R. Lewis, C. O. Davis, and R. T. Barber, 1992. Photosynthetic Characteristics and Estimated Growth Rates Incate Grazing is the Proximate Control of Primary Production in the Equatorial Pacific. J. Geophys. Res., 97 (C1): 639 – 654

Tubalawony, S., 2000. Karakteristik Fisik-Kimia dan Klorofil-a Laut Timor.

Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Wyrtki, K., 1961. Physical Oceanography of the Southeast Asean Waters,

NAGA Rep. 2. Scripps Inst. of  Oceanography La jolla, Calif.