survei lab

Upload: zevannayasmine

Post on 07-Aug-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 survei lab

    1/37

    1

    BAB I

    Pendahuluan

    1.1 Pendahuluan

    Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan

    ilmiah yang dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya

    kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan

    menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia,

    laboratorium biokimia, laboratorium mikrobiologi, laboratorium uji pangan,

    laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.

    Laboratorium pada lembaga pendidikan tidak hanya turut bertanggungjawab dalam

    menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademis dan profesi kependidikan saja,

    melainkan juga harus mampu menghasilkan berbagai produk pendidikan sains seperti; media,

    model dan proses pembelajaran secara empiris dan tervalidasi secara objektif. Laboratorium

    sebagai tempat untuk melahirkan gagasan-gagasan baru. Inovasi dan kreativitas hendaknya

    lahir dari komponen laboratorium dengan stimulus yang berasal dari lapangan. Laboratorium

    pendidikan harus mampu mengembangkan berbagai alternatif solusi terhadap masalah

    pendidikan sains.Sampai saat ini laboratorium ideal hanya dinyatakan secara fisik dan kelengkapannya

    serta proporsi antara alat dengan pemakai serta kualitas alat. Tidak dinyatakan secara

    profesional, dalam hal ini adalah pengelolaan. Fasilitas canggihpun tidak akan bertahan lama

    bila kapabilitas pengelolaan tidak profesional. Setiap komponen alat laboratorium memiliki

    masa susut dan potensi kerusakan. Tanpa adanya maintenance yang baik akan

    mempersingkat umur dan daya guna alat. Tanpa pengelolaan yang baik laboratorium hanya

    sebatas kumpulan alat yang teratur namun tidak fungsional.

    Untuk itu disetiap laoratorium terdapat manajemen atau pengaturannya yang

    bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan laboratorium sebagai fungsi

    pengelolaan pada dasarnya bertujuan untuk lebih meningkatkan produk perguruan tinggi

    seperti jumlah dan kualitas lulusan, hasil penelitian, kemitraan usaha dan kepedulian

    http://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biokimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_komputerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Linguistikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Linguistikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_komputerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biokimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisika

  • 8/20/2019 survei lab

    2/37

    2

    terhadap masyarakat, serta kemampuannya sebagai income generating unit (Sub Direktorat

    Sarana Akademik, 2002).

    Manajemen laboratorium ( laboratory management ) adalah usaha untuk mengelola

    laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor

    yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih,

    dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung

    oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah

    suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.

    Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur

    organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah dan

    penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai kompetensi

    dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan. Pengelolaan laboratorium berkaitan denganunsur atau fungsi manajer yakni perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamanan,

    perawatan dan pengawasan.

    a. Perencanaan (Planning)

    Laboratorium hendaknya seperti suatu organisme yang mampu tumbuh dan

    berkembang. Tanpa ada visi yang jelas, laboratorium seolah hanya suatu organisme

    yang menjalankan metabolisme basal. Tidak terarah dalam pertumbuhan

    dan perkembangan atau mandul dalam produktivitas penelitian. Akibatnya semuakegiatan terjadi secara insidental. Kalaupun terstruktur sebatas melayani kegiatan

    praktikum. Perencanaan bukan sekedar mengatur kegiatan, melainkan juga

    menentukan indikator keberhasilan dalam setiap tahapan dari kegiatan yang

    direncanakan. Dalam pengelolaan laboratorium merencanakan kegiatan meliputi

    pelayanan praktikum, penelitian, pengadaan peralatan dan kebutuhan bahan,

    optimalisasi sumber daya, mencari sumber-sumber dana untuk kemandirian

    dan maintenance.

    Perencanaan pengadaan peralatan adalah suatu hal yang sangat penting, terutama

    dalam spesifikasi alat dan bahan. Ketika mengajukan alat, spesifikasi alat hendaknya

    jangan mengacu pada katalog yang ada, melainkan pada spesifikasi apa yang

    dibutuhkan. Kesalahan menentukan spesifikasi alat dan bahan mengakibatkan biaya

    investasi menjadi tinggi. Jangan menentukan spesifikasi peralatan dengan akurasi

  • 8/20/2019 survei lab

    3/37

    3

    tinggi bila dalam pelaksanaannya nanti tidak diperlukan. Demikian juga dengan

    bahan-bahan kimia, menggunakan bahan dengan tingkat kemurnian tinggi merupakan

    pemborosan bila dalam prosesnya bukan merupakan suatu kegiatan analisis.

    Spesifikasi hendaknya disusun berdasar pada karakteristik kebutuhan, sarana yang

    ada dan ruang untuk penyimpanan.

    Selain itu dalam pengadaan alat harus bisa dijamin adanya tenaga yang mampu

    mengoperasionalkan alat. Jangan merencanakan pengadaan alat yang tidak ada tenaga

    yang akan mengoperasikannya. Apabila memang dibutuhkan maka harus dilakukan

    training yang relevan dengan penggunaan alat. Garansi, yang mencakup kemudahan

    ketersediaan suku cadang, kredibilitas perusahaan dan keberadaan agen

    diIndonesiajuga patut dipertimbangkan dalam menentukan pilihan alat yang akan

    dibeli.

    b. Mengatur (Organizing)

    Merupakan upaya untuk menjalankan kegiatan laboratorium sebagaimana

    fungsinya. Pengaturan mencakup setting secara fisik dan regulating. Setting

    merupakan suatu kegiatan pengaturan tata letak dan penataan yang mencakup

    penempatan mebeler, peralatan dan bahan kimia. Sedangkan regulating merupakan

    suatu pengaturan jadwal kegiatan dan penyusunan perangkat lunak untuk

    terlaksananya ketertiban dan keselamatan bekerja di laboratorium.

    a) Setting

    Setting laboratorium hendaknya dapat memberikan dukungan yang

    optimal terhadap keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Untuk setting ini

    perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang mencakup; keselamatan, efektivitas

    dan efisiensi, serta kemudahan pengawasan. Prinsip keselamatan dimaksudkan

    penempatan alat-alat dan bahan diusahakan sekecil mungkin memberikan resiko

    terjadinya kecelakaan. Petunjuk penggunaan alat harus tersedia dekat peralatan

    khusus disertai dengan daftar isian penggunaan alat (kartu alat). Hindarkan dari

    kemungkinan terjatuh atau tersenggol. Peralatan berat/besar hendaknya

    ditempatkan permanen. Kabel tidak terjuntai atau jatuh kelantai. Setiap terminal

    listrik digunakan hanya untuk satu alat. Penyimpanan bahan kimia hendaknya

  • 8/20/2019 survei lab

    4/37

    4

    dilakukan dengan mempertimbangkan sifat atau karakteristik bahan. Dengan

    kecilnya resiko kecelakaan dan kerusakan alat maka keutuhan perangkat dapat

    dipertahankan.

    Prinsip efisiensi dan efektivitas penggunaan alat dimaksudkan bahwa

    penempatan alat memberikan kesempatan yang tinggi kepada mahasiswa

    untuk menggunakan alat sesuai peruntukkannya (aksesibilitas) dalam

    mengembangkan ketrampilan dasar laboratorium dengan hasil yang

    optimal. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih

    familiar dengan alat-alat.

    Setting juga diharapkan dapat memperkecil energi untuk melakukan

    pengawasan, dengan cara memberikan pendelegasian pengawasan secara

    bertingkat. Adanya format isian untuk peralatan khusus merupakan suatu proses pendelegasian, sehingga mengurangi beban kerja dosen/laboran pengawasan.

    Setiap pengguna melakukan pengecekan terhadap keutuhan, kebersihan dan

    fungsi alat sebelum dan sesudah kegiatan.

    b) Regulating

    Pada dasarnya semua orang diberi kebebasan untuk bekerja

    dilaboratorium. Namun demikian agar kebebasan ini tidak mengganggu orang lain

    harus ada seperangkat aturan yang mengatur kegiatan di laboratorium. Aturan-

    aturan tersebut merupakan guide line yang dapat berupa perangkat formal atau

    normatif bekerja di laboratorium. Diantaranya adalah struktur organisasi, job

    description, diagram alur, penjadwalan, tata tertib, prosedur penggunaan alat,

    petunjuk praktikum dan prosedur keselamatan kerja. Setiap personal yang bekerja

    di laboratorium harus memahami aturan yang berlaku. Oleh karena itu tata tertib

    harus jelas terpasang di ruangan dan perhatian mahasiswa seharusnya tertarik

    terhadapnya.

    c. Pencatatan (Administrating)

    Pencatatan atau pengadministrasian merupakan suatu proses pedokumentasian

    seluruh komponen fisik laboratorium. Proses ini mencakup kegiatan mendaftar semua

  • 8/20/2019 survei lab

    5/37

    5

    fasilitas, alat dan bahan yang ada berdasarkan kategori tertentu atau sesuai dengan

    peraturan yang berlaku. Inventarisasi laboratorium berguna untuk :

    Informasi dengan cepat dan tepat mengenai keadaan laboratorium

    Perencanaan dan pengembangan sehingga bila ada permintaan atau penambahanalat dapat ditentukan prioritas dan mencegah duplikasi

    Meningkatkan kerjasama dengan laboratorium lain Pencegahan kehilangan atau penyalahgunaan Membina kegiatan laboratorium yang lebih baik dan teratur

    Daftar alat sebagai bukti inventaris laboratorium merupakan suatu keharusan.

    Daftar alat ini dapat dibuat dalam bentuk keseluruhan (secara total) atau

    perlaboratorium. Daftar alat dapat dikategorisasi berdasarkan jenis alat, bahan alat,kerja alat dsb. Dalam daftar hendaknya sekurang-kurangnya tercantum kode alat

    (berdasarkan ketentuan yang berlaku), jumlah, spesifikasi dan nomor seri, tahun

    kedatangan dan asal.

    Pencatatan mengenai pemakai dan riwayat alat untuk alat-alat tertentu juga sangat

    penting. Catatan ini biasanya dibuat dalam bentuk kartu alat. Kartu alat merupakan

    data spesifikasi alat, prosedur penggunaan, catatan pemakaian, dan riwayat service

    atau perbaikan kerusakan serta keberadaan suku cadang atau consumable part. Kartualat biasanya diletakan dekat atau digantungkan pada alat. Dengan adanya kartu alat

    ini lebih memudahkan proses pengawasan, karena setiap pemakai akan memeriksa

    kondisi alat berdasarkan spesifikasi dan kelengkapan yang tercantum dalam kartu alat

    tersebut.

    Pencatatan mengenai bahan sangat penting untuk mengetahui jenis dan jumlah

    bahan serta masa kadaluarsa. Dengan mengetahui jenis dan jumlah bahan dapat

    diperkirakan dan diprioritaskan bahan yang akan dibeli. Bahan-bahan dengan jumlah

    yang sedikit dan kadaluarsa menjadi prioritas kebutuhan. Administrasi bahan yang

    baik dapat menghindarkan pembelian ulang bahan yang sama.

    Keberadaan data alat dan bahan merupakan sumber kajian untuk mempelajari

    potensi laboratorium. Berdasarkan alat yang ada maka dapat dikembangkan kegiatan

  • 8/20/2019 survei lab

    6/37

    6

    produktif yang relevan. Data peralatan laboratorium harus selalu dipelajari sekurang-

    kurangnya sekali dalam setiap semester. Hal ini juga sangat penting untuk memantau

    keberadaan jumlah alat, alat yang hilang atau rusak, atau untuk memprioritaskan

    kebutuhan mendatang.

    d. Pemeliharaan (Maintenance)

    Merupakan upaya terus menerus dalam mengupayakan agar laboratorium dapat

    berfungsi secara optimal. Kegiatan ini dilakukan dengan cara periodik melakukan

    pemeriksaan terhadap seluruh utility ruangan (listrik, gas, pemadam kebakaran,

    detektor) dan kondisi alat serta aksesorisnya. Semua peralatan diperiksa

    dalam fungsi normal dan akurasinya. Untuk peralatan mekanik hendaknya

    dilaksanakan pemberian minyak pelumas. Untuk peralatan optik dilaksanakan

    pembersihan kotoran/jamur pada lensa atau body alat. Selain itu dilaksanakan

    penggantian suku cadang terhadap komponen yang aus atau rusak.

    e. Keselamatan Laboratorium.

    Kecelakaan dapat terjadi pada siapa saja pada berbagai waktu dan tempat.

    Kecelakaan merupakan kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap

    dan dapat menimbulkan kerusakan jasmani, rokhani maupun jiwa. Kecelakaan di

    laboratorium (Koesmadji et. al. 2000) dapat bersumber dari : Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia dan

    proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam

    melakukan kegiatan laboratorium

    Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium Kurang bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan laboratorium Kurang tersedia peralatan keamanan dan tidak menggunakan

    perlengkapan pelindung Tidak mengikuti petunjuk dan aturan yang semestinya ditaati Bekerja diluar kesadaran dan tidak hati-hati dalam melakukan kegiatan Menggunakan peralatan yang tidak sesuai atau rusak

  • 8/20/2019 survei lab

    7/37

    7

    Kemungkinan kecelakaan yang terjadi ketika bekerja dengan alat spesifik atau

    bahan kimia. Berkaitan dengan bahan kimia berpotensi menimbulkan kecelakaan

    (beracun, reaktif dan mudah meledak, asam/basa kuat) maka harus digunakan dalam

    jumlah yang sedikit dan konsentrasi rendah.

    Pengelolaan laboratorium dalam pengertian kuratif adalah tindakan pertolongan

    pertama terhadap kecelakaan yang terjadi untuk menghindari bahaya lebih lanjut.

    Prosedur penanganan kecelakaan tergantung pada jenis kecelakaannya. Penanganan

    kecelakaan memerlukan keterampilan khusus. Oleh karenanya perlu dilakukan

    pelatihan dengan mengundang instruktur yang ahli.

    f. Penganggaran.

    Merupakan kegiatan pengaturan pengeluaran keuangan laboratorium berdasarkan

    kebutuhan dan skala prioritas, serta tindakan mencari sumber-sumber keuangan

    melalui kegiatan produktif dengan cara yang benar dan sah untuk menunjang

    kelangsungan proses akademis dan tumbuhkembangnya laboratorium.

    Sumber pembiayaan laboratorium bisa berasal dari biaya praktikum yang

    dipungut pada setiap mahasiswa setiap semester atau anggaran lain yang terprogram.

    Analisis kebutuhan dan prioritas sangat penting dalam pengaturan keuangan

    laboratorium. Administrasi yang berkaitan dengan kondisi alat dan keadaan bahan

    merupakan suatu bahan pertimbangan penting dalam menentukan skala prioritas

    pembelajaan.

    1.2 Latar Belakang

    Latar belakang kami memilih Laboratorium Kontaminan Kimia di Direktorat

    Pengawasan Mutu Barang adalah karena kami sangat tertarik dengan Laboratorium tersebut

    sebab disana terdapat banyak alat-alat yang baru yang tidak kami temukan di Kampus. Selain

    itu juga kami menjadi tahu alat-alat apa saja yang digunakan untuk menguji adanyaKontaminansi Kimia pada bahan makanan. Selain itu Laboratorium di DPMB ini dikenal

    lengkap dengan fasilitas dan manajemen laboratoriumnya yang baik.

  • 8/20/2019 survei lab

    8/37

    8

    1.3 Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah agar kita mengetahui seperti apa

    Struktur organisasi dan Manajemen Laboratorium Kontaminan Kimia di Balai Pengujian

    Mutu Barang-Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

  • 8/20/2019 survei lab

    9/37

    9

    BAB II

    Pembahasan

    2.1 Deskripsi dan Sejarah DPMB

    DPMB (Direktorat Pengawasan Mutu Barang) resmi didirikan pada tanggal 6 November

    1979. Lembaga pengawasan mutu barang eksport dan import ini beralamat di Jalan Raya

    Bogor Km.26 Ciracas- Jakarta Timur. Badan pengawasan yang berada langsung dibawah

    kepemimpinan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ini berluas sekitar 19.650 m 2

    ini bertugas untuk melaksanakan tugas pengawasan dan pelayanan di bidang mutu barang.

    DPMB Memiliki tugas pokok dan fungsi yang berdasarkan Peraturan Menteri

    Perdagangan RI Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2010 tanggal 27 Juli 2010 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Direktorat Pengawasan Mutu Barang yang

    selanjutnya disebut DPMB adalah unsur penunjang pelaksana tugas kementerian yang berada

    dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan melalui Sekretaris Jenderal.

    2.2 Tugas dan Fungsi DPMB

    Balai Pengujian Mutu Barang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan

    pelayanan di bidang mutu barang. Dalam melaksanakan tugas di atas, DPMB

    menyelenggarakan fungsi :a. Penyiapan dan pelaksanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi dan pelayanan di bidang

    mutu barang

    b. Penyiapan dan pelaksanaan jaminan mutu, pembinaan dan pengembangan kerjasama di

    bidang mutu barang

    c. Penyiapan dan pelaksanaan pengembangan, pembinaan, penilaian dan evaluasi sumber

    daya manusia fungsional Penguji Mutu Barang (PMB).

    d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

  • 8/20/2019 survei lab

    10/37

    10

    2.3 Struktur Organisasi DPMB

    Gambar 1. Struktur Organisasi DPMB

    Adapun Susunan Organisasi Direktorat Pengawasan Mutu Barang (DPMB) terdiri atas :

    a. Bidang Verifikasi Mutu Barang

    b. Bidang Pembinaan dan Kerjasama Mutu Barang;

    c. Bidang Pengembangan SDM Penguji Mutu Barang (PMB) dan

    d. Bagian Tata Usaha

    e. Unit Pelaksana Teknis (UPT), yakni :

    Balai Pengujian Mutu Barang Balai Kalibrasi Balai Sertifikasi

    2.4 Tugas dan Fungsi Tiap Bidang dan Balai di DPMB

    a) Bidang Verifikasi Mutu Barang

    Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan dan pelaksanaan pengawasan,

    pemantauan, evaluasi dan pelayanan di bidang mutu barang baik ekspor maupun impor.Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Verifikasi Mutu Barang menyelenggarakan

    fungsi :

    1. Penyiapan bahan dan pelaksanaan pelayanan dan pengawasan pra pasar mutu

    barang impor dan barang dalam negeri

  • 8/20/2019 survei lab

    11/37

    11

    2. Penyiapan bahan dan pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pemantauan, dan

    evaluasi di bidang mutu barang ekspor.

    3. Bidang Verifikasi Mutu Barang terdiri atas :

    1) Subbidang Pengawasan Pra Pasar

    2) Subbidang Pemantauan Mutu Barang Ekspor.

    Subbidang Pengawasan Pra Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

    pelayanan dan pengawasan mutu barang impor dan barang dalam negeri yang SNI-nya

    telah diberlakukan secara wajib atau persyaratan teknis lain

    Subbidang Pemantauan Mutu Barang Ekspor mempunyai tugas melakukan

    penyiapan bahan dan pelaksanaan pelayanan dan pengawasan mutu barang ekspor,

    pemantauan serta evaluasi mutu barang.

    b) Bidang Pembinaan dan Kerjasama Mutu Barang

    Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan dan pelaksanakan jaminan mutu

    barang, bimbingan teknis, kerjasama dan pelayanan informasi di bidang mutu barang.

    Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Pembinaan dan Kerjasama Mutu Barang

    menyelenggarakan fungsi :

    1. Penyiapan bahan dan koordinasi pelaksanaan jaminan mutu dan bimbingan teknis

    di bidang mutu barang

    2. Penyiapan bahan dan koordinasi pelaksanaan kerjasama dan pelayanan informasi

    di bidang mutu barang.

    Bidang Pembinaan dan Kerjasama Mutu Barang terdiri atas :

    1) Subbidang Jaminan Mutu dan Bimbingan Teknis

    2) Subbidang Kerjasama.

    Subbidang Jaminan Mutu dan Bimbingan Teknis mempunyai tugas melakukan

    penyiapan bahan dan pelaksanaan jaminan mutu, sosialisasi dan bimbingan teknis di bidang mutu barang. Subbidang Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan

    bahan koordinasi dan pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional serta

    pelayanan informasi di bidang mutu barang.

  • 8/20/2019 survei lab

    12/37

    12

    c) Bidang Pengembangan SDM Penguji Mutu Barang (PMB)

    Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan dan pelaksanaan pengembangan,

    pembinaan, penilaian dan evaluasi sumber daya manusia fungsional Penguji Mutu

    Barang. Dalam melaksanakan tugasnya, bidang pengembangan SDM Penguji Mutu

    Barang (PMB) menyelenggarakan fungsi :

    1. Penyiapan bahan dan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sumber daya

    manusia fungsional PMB

    2. Penyiapan bahan dan pelaksanaan penilaian dan evaluasi sumber daya manusia

    fungsional PMB.

    Bidang Pengembangan SDM Penguji Mutu Barang (PMB) terdiri atas:

    a. Subbidang Pembinaan; dan

    b. Subbidang Penilaian dan Evaluasi.

    Subbidang Pembinaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan

    pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia fungsional Penguji

    Mutu Barang. Subbidang Penilaian dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan

    bahan dan pelaksanaan penilaian dan evaluasi sumber daya manusia fungsional Penguji

    Mutu Barang.

    d) Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan urusan umum, kepegawaian, program dan keuangan

    Pusat Pengawasan Mutu Barang. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Tata Usaha

    menyelenggarakan fungsi:

    1. Pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian;

    2. Pelaksanaan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan urusan

    keuangan.

    Bagian Tata Usaha terdiri atas:

    a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan

    b. Subbagian Program dan Keuangan.

    Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan umum

    dan kepegawaian. Subbagian Program dan Keuangan mempunyai tugas melakukan

  • 8/20/2019 survei lab

    13/37

    13

    penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan evaluasi serta urusan

    pengelolaan keuangan.

    e) Unit Pelaksana Teknis (UPT)

    a.

    Balai Pengujian Mutu Barang (BPMB) Unit Pelaksana Teknis di bidang pengujian dan sertifikasi mutu barang

    ekspor dan impor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

    Kepala Pusat Pengawasan Mutu Barang. BPMB dipimpin oleh seorang

    Kepala,BPMB mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis pengujian

    mutu barang.

    Dalam melaksanakan tugasnya BPMB menyelenggarakan fungsi:

    Penyusunan rencana dan program di bidang pengujian mutu barang Pemberian pelayanan teknis pengujian mutu barang Pelaksanaan pengembangan jasa pengujian, dan Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

    b. Balai Kalibrasi

    Unit Pelaksana Teknis di bidang kalibrasi yang berada di bawah dan

    bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Pengawasan Mutu Barang. Balai

    Kalibrasi dipimpin oleh seorang Kepala, mempunyai tugas memberikan

    pelayanan kalibrasi alat ukur besaran. Dalam melaksanakan tugasnya Balai

    Kalibrasi menyelenggarakan fungsi:

    Penyusunan rencana dan program di bidang pelayanan kalibrasi; Pemberian pelayanan teknis kalibrasi; Pelaksanaan pengembangan jasa kalibrasi; dan Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

    c. Balai Sertifikasi

    Unit pelaksana teknis di bidang sertifikasi produk, personil, sistem

    manajemen mutu, inspeksi teknis dan pelatihan teknis di bidang mutu, yang

    berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Pengawasan Mutu

    Barang.

  • 8/20/2019 survei lab

    14/37

    14

    Balai Sertifikasi dipimpin oleh seorang Kepala, mempunyai tugas

    melaksanakan sertifikasi,inspeksi teknis dan pelatihan teknis di bidang sertifikasi.

    Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Sertifikasi menyelenggarakan fungsi:

    Penyusunan rencana dan program di bidang pelayanan sertifikasi;

    Pelaksanaan pelayanan teknis sertifikasi; Pelaksanaan pengembangan jasa sertifikasi; Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

    2.5 Profil BPMB

    Balai Pengujian Mutu Barang (BPMB) adalah Unit Pelayanan Teknis berada dibawah

    Direktorat Pengembangan Mutu Barang (UPT PMB), Direktorat Jendral Standardisasi dan

    Perlindungan Konsumen, Kementrian Perdagangan. BPMB telah mendapatkan akreditasi

    SNI ISO/IEC 17025 : 2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Nomor LP-025-

    IDN sejak Tahun 1998. Saat ini UPT BPMB telah terakreditasi untuk 238 Komoditi dengan

    2058 Parameter Uji.

    2.6 Visi dan Misi BPMB

    a) Visi :

    Menjadi Laboratorium Penguji Mutu Barang yang Diakui secara Nasional dan Internasional. b) Misi :

    a. Mengembangkan ruang lingkup akreditasi sesuai dengan potensi pasar,

    mendukung kebijakan penerapan SNI Wajib dan kebijakan Kementrian

    Perdagangan dibidang Perlindungan Konsumen,

    b. Memelihara dan mengembangkan kemampuan pelayanan pengujian melalui

    peningkatan dan pengebangan peralatan laboratorium pengujian.

    c. Meningkatkan kompetensi SDM yang profesional di bidang pengujian mutu

    barang.

    d. Meningkatkan pelayanan prima dan memelihara hubungan komunikasi yang

    harmonis dengan pelanggan.

  • 8/20/2019 survei lab

    15/37

    15

    2.7 Lokasi dan Kontak BPMB Lokasi BPMB: Jalan Raya Bogor Km. 26 Ciracas, Jakarta 13740, PO. BOX 4235 Telpon : (021) 8703881, 87721001, 87721002, 8710321, 8710323 Fax : (021) 8710477, 87721001 Email : [email protected]

    2.8 Tugas Pokok BPMB

    BPMB Memiliki tugas pokok dan fungsi yang berdasarkan Peraturan Menteri

    Perdagangan RI Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2010 tanggal 27 Juli 2010 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Pusat Pengawasan Mutu Barang yang selanjutnya

    disebut PPMB adalah unsur penunjang pelaksana tugas kementerian yang berada dibawah

    dan bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan melalui Sekretaris Jenderal.

    BPMP memiliki tugas pokok memberikan pelayanan teknis pengujian mutu barang serta

    berfungsi untuk menyusun rencana dan progran dibidang pengujian mutu barang,

    memberikan pelayanan teknis pengujian mutu barang, melaksanakan pengembangan jasa

    pengujian dan melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.

    Selain itu, BPMB melakukan pengujian dalam rangka untuk perlindungan konsumen

    dimana BPMB melakukan pengujian untuk komoditi atau produk “ hot issue ” yaitu isu -isu

    yang berkembangan di masyarakat seperti kandungan logam berat pada beras impor, mutu airminum isi ulang, kandungan formalin pada buah-buahan, serta pengujian untuk barang-

    barang yang SNI-nya diberlakukan wajib.

    BPMB melakukan pengujian berdasarkan standar nasional yaitu Standar Nasional

    Indonesia (SNI) dan Standar Internasional ataupun berdasarkan permintaan pelanggan untuk

    mendukung industri domestik dan internasional yang memiliki komitmen terhadap kualitas

    produk yang tinggi serta memenuhi aspek keamanan, keselamatan,kesehatan dan lingkungan.

    Dalam menjalani pelayanannya, BPMB didukung oleh tenaga kerja yang kompeten, serta

    memiliki peralatan atau fasilitas yang moderen.

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/20/2019 survei lab

    16/37

    16

    2.9 Laboratorium di BPMB Laboratorium Instrumen

    BPMB melakukan pengujian dengan perlatan modern dan memiliki presisi tinggi, seperti

    pengujian dengan menggunakan alat DSC, GC-MS, LC-MSMS, ICP-MS, Eliza Reader, PCR

    Real Time untuk pengujian melamin, residu pestisida, logam berat, identifikasi substrat,

    antibiotik, DNA Babi, Azo dyes, Ftalat, DCD (Dicyandiaminde).

    Laboratorium Pangan dan Pakan

    BPMB melayani pengujian untuk produk makanan, baik bahan mentah, setengah jadi

    maupun olahan. Seperti Jagung, Beras, Minyak Goreng, Mentega, Susu dsb.

    Laboratorium Organoleptik dan Mikrobiologi

    BPMB melakukan pengujian organoleptik terhadap produk-produk pertanian dan produk

    makanan seperti Teh, Kopi, Biji Kakao,Susu dan Tepung Terigu. Serta pengujian

    mikrobiologi pada Produk makanan dan Minuman,maupun pertanian seperti Salmonella, E.

    coli, Kapang dan Khamir.

    Laboratorium Non Pangan

    BPMB melayani pengujian untuk produk hasil industri kimia,produk tambang, mineral

    dan minyak bumi seperti minyak diesel, batubara, pupuk, minyak pelumas, minyak atsiri,

    batu-batuan dan kosmetik.

    Laboratorium Mekanik

    BPMB melayani pengujian untuk produk hasilhutan dan olahannya, produk otomotif dan

    bahan konstruksi seperti karet konvensional, karet alam spesifikasi teknis, kayu lapis dsb.

    Laboratorium Tekstil dan Aneka Industri

    BPMB melayani pengujian untuk tekstil seperti kain garment, aksesoris garment,

    sedangkan pengujian aneka industri meliputi bahan kemasan, kemasan, mainan anak, korek

    api, sepatu pengaman, selang gas,alat peraga dll.

    Laboratorium Listrik

    BPMB melayani pengujian untuk produk elektronika, barang listrik dan peralatan rumag

    tangga seperti Kabel, Batu Baterai, Lampu, Kipas angin dll.

  • 8/20/2019 survei lab

    17/37

    17

    2.10 Kunjungan Laboratorium Kontaminan Kimia

    Laboratorium Kontaminan Kimia di Balai Pengujian Mutu Barang Kementerian

    Perdagangan Republik Indonesia mencakup berfungsi untuk menguji kualitas pangan dan

    kandungan atau ada tidaknya kontaminan yang ada dalam makanan sebelum diedarkan diluarataupun didalam negeri.

    Gambar 2. Laboratorium Kontaminan Kimia

    Jenis Laboratorium ini termasuk jenis Research Laboratory dan termasuk dalam jenis

    Laboratorium Sentral karena dalam Laboratorium ini hanya berfokus pada pengujian

    Kontaminan Kimia pada Pangan.

    2.11 Struktur Organisasi Lab. Kontaminan Kimia

    Gambar 3. Struktur Organisasi Lab.Kontaminan Kimia

  • 8/20/2019 survei lab

    18/37

    18

    2.12 Manajemen Laboratorium Kontaminan Kimia

    a. Perencanaan

    Perencanaan barang atau bahan di Laboratorium dilakukan tiap 3 bulan sekali.

    Dimana barang atau bahan terlebih dahulu di data ataupun dicatat mana barang atau

    bahan yang dibutuhkan agar sesuai dengan kebutuhan laboratorium.

    b. Pembelian

    Pembelian barang secara rutin dilakukan setiap 3 bulan sekali. Barang yang

    dibutuhkan didata lalu dipesan kepada Produsen. Adapun Alurnya sebagai berikut :

    c. Stock Opname

    Stock Opname dilakukan secara rutin per 6 bulan. Tujuan dari Stock Opnamesendiri berfungsi untuk mengetahui jumlah barang dan bahan yang masih ada di

    laboratorium.

    d. Penyimpanan

    Bahan kimia yang terdapat di laboratorium ini disimpan berdasarkan Sifat dari

    bahan itu sendiri. Untuk Barang yang terdapat dilaboratorium dikelompokkan

    berdasarkan Sifat dan Fungsi dari Barang itu sendiri.

    e. Maintenance

    Barang dan Instrumen yang terdapat di laboratorium ini secara rutin dilakukan

    maintenance atau pemeriksaan atau perwatan setiap 3 bulan sekali. Untuk barang atau

    Instrumen yang rusak dilakukan perbaikan oleh teknisi dari Perusahaan dimana barang

    itu dibeli.

    f. Pembuangan Limbah

    Limbah-limbah yang berasal dari Laboratorium dikumpulkan didalam Tangki

    atau Drum yang berada di BPMB. Kemudian limbah tersebut dibuang oleh pihak ketiga

    yaitu Perusahaan yang berwenang dalam pengolahan limbah. Pembuangan Limbah inidilakukan tiap 6 bulan sekali.

  • 8/20/2019 survei lab

    19/37

    19

    2.13 Peraturan Laboratorium Kontaminan Kimia

    Peraturan Laboratorium Tata Tertib Umum

    a. Tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman ke dalam ruanganlaboratorium.

    b. Tidak diperkenankan memindahkan alat maupun bahan laboratorium

    tanpa seijin penanggung jawab ruang.

    c. Memasuki ruangan laboratorium alas kaki harus diganti dengan alas kaki

    yang telah disediakan laboratorium.

    2.13 Tata Tertib Laboratorium Kontaminan Kimia Tata Tertib

    a. Mengenakan jas laboratorium, sarung tangan dan goggles mulai dari ruang

    antara, masuk ruang laboratorium, selama berada, dan bekerja di ruangan

    laboratorium.

    b. Mencuci tangan dengan sabun dan dilanjutkan dengan mengusapkan alkohol

    70%. Lakukan sebelum dan selesai bekerja.

    c. Membersihkan dan mensterilisasi meja laboratorium dengan alkohol 70% atau

    disinfektan lainnya sebelum dan selesai bekerja.

    2.14 Denah Laboratorium Kontaminan Kimia

    Gambar 4. Denah Lab. Kontaminan Kimia

  • 8/20/2019 survei lab

    20/37

    20

    2.15 Ruangan Di Laboratorium Kontaminan Kimia

    Ruangan yang ada di dalam Laboratorium Kontaminan Kimia DPMB terdiri dari :

    1. Ruang Timbang : Untuk menimbang barang sampel

    2. Ruang LC-MSMS : Untuk menguji ada atau tidaknya Aflatoksin, Melanin

    pada bahan makanan maupun peralatan rumah tangga

    serta ruang pengujian Kloramfenikol.

    3. Ruang ICP-MS : Untuk menguji kandungan logam berat dalam kadar kecil

    dari sampel makanan dan minuman.

    4. Ruang Spektofotometri : Untuk menguji kandungan dan pH dari air mineral dan

    minuman kemasan.

    5. Ruang Bahan Kimia : Untuk menyimpan Bahan Kimia6. Ruang Asam : Untuk menyimpan Bahan Kimia yang bersifat Asam

    7. Ruang Lab : Untuk melakukan uji pangan

    8. Ruang Staff : Untuk staff berkumpul, beristirahat, dan berdiskusi

    2.16 Alat-Alat di Laboratorium Kontaminan Kimia

    Adapun Alat-alat yang terdapat pada Laboratorium Kontaminan Kimia adalah :

    a. Spektofotometer

    Fungsi : Menurut Cairns (2009), spektrofotometer adalah alat untuk mengukur

    transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap

    media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada

    senyawaan atau warna terbentuk.

    b. ICP-MS

    Digunakan untuk mengukur isotop dari setiap elemen individu;

    kemampuan ini membawa nilai ke laboratorium tertarik pada salah satu isotop

    unsur tertentu atau dalam rasio antara dua isotop unsur.ICP-MS secara akurat menentukan berapa banyak elemen tertentu dalam

    bahan yang dianalisis. Dalam analisis kuantitatif yang khas, konsentrasi setiap

    elemen ditentukan dengan membandingkan jumlah diukur untuk isotop yang

    dipilih kekurva kalibrasi eksternal yang dihasilkan untuk elemen itu.

  • 8/20/2019 survei lab

    21/37

    21

    c. Nitrogen evaporator

    Sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah

    pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai

    dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang

    terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar

    panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan

    pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondenser

    (untuk diembunkan /kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator

    (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan

    berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa

    komponen volatil (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam

    industri kimia dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garamdiperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam

    evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di

    dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan

    garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan

    panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan

    membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air

    minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.

    d. DSC

    Digunakan untuk mengamati perubahan fasa lebih halus, seperti transisi

    kaca. DSC banyak digunakan dalam pengaturan industri sebagai instrumen

    pengendalian kualitas karena penerapannya dalam mengevaluasi kemurnian

    sampel dan untuk mempelajari pengobatan polimer. Hasil percobaan DSC adalah

    pemanasan atau pendinginan kurva.

    e. Vaccuum Rotary Evaporator

    Vaccuum Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk

    memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan

    kandungan kimia tertentu sesuai yang diinginkan. Alat ini menggunakan prinsip

    vakum destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap

    dibawah titik didihnya. Rotary evaporator sering digunakan dibandingkan dengan

    https://id.wikipedia.org/wiki/Evaporasihttps://id.wikipedia.org/wiki/Kondensasihttps://id.wikipedia.org/wiki/Volatilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Volatilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kondensasihttps://id.wikipedia.org/wiki/Evaporasi

  • 8/20/2019 survei lab

    22/37

    22

    alat lain yang memiliki fungsi sama karena alat ini mampu menguapkan pelarut

    dibawah titik didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak

    oleh suhu tinggi.

    f. Oven

    Fungsinya untuk memamaskan atau mengeringkan alat-alat laboratorium

    atau objek-objek lainnya.

    g. Frezeer

    Digunakan untuk mengawetkan makanan ataupun untuk keperluan

    menyimpan bahan-bahan kimia

    h. LC-MSMS

    LC-MSMS (Liquid Chromatography – Mass Spectrometry/Mass

    Spectrometry) Spektrometri massa kromatografi cair (LC-MSMS, ataualternatif HPLC-MSMS) adalah suatu teknik kimia analitik yang menggabungkan

    kemampuan pemisahan fisik kromatografi cair (atauHPLC) dengan kemampuan

    analisis massa spektrometri massa (MS). LC-MS adalah teknik yang kuat yang

    memiliki sensitivitas yang sangat tinggi dan selektivitas dan begitu juga berguna

    dalam banyak aplikasi. Penerapannya berorientasi pemisahan, deteksi dan

    identifikasi potensi umum bahan kimia massa tertentu dalam keberadaan bahan

    kimia lain (misalnya, dalam campuran yang kompleks),misalnya, produk

    alami dari alam-produk ekstrak, dan zat murni dari campuran intermediet

    kimia . Preparat sistem LC-MS dapat digunakan untuk pemurnian mass rapid-

    diarahkan dari zat-zat tertentu dari campuran semacam itu yang penting

    dalam penelitian dasar,dan farmasi, agrokimia, makanan, dan industri lainnya.

    Peralatan ini menggunakan metode ionisasi ESI (Electrospray Ionisation).

    Sistem triple quadrupole yang ada pada Mass Spectrometry memungkinkan untuk

    melakukan targeted analysis dengan limit deteksi yang sangat rendah (ppb). Saat

    ini penggunaan alat lebih banyak untuk analisis pestisida, antibiotik, dan

    konfirmasi berat molekul senyawa murni atau semi murni hasil kromatografi

    kolom.

  • 8/20/2019 survei lab

    23/37

    23

    LC-MS memadukan daya pemisahan HPLC untuk bahan berat molekul

    besar dengan kemampuan MS untuk mendeteksi dan mengonfirmasikan identitas

    molekul secara selektif.

    i. Centrifuge

    Prinsip kerja centrifuge adalah dengan memanfaatkan gaya centrifugal

    sehingga bahan tersebut terpisah. Hal ini dilakukan dengan cara memutar

    campuran dengan sangat cepat dan bertumpu pada titik pusat. Centrifuge sering

    sekali digunakan untuk memisahkan suatu padatan dari cairan misalnya

    memisahkan plasma dari sel darah.

    j. Pipet Dryer

    Berfungsi untuk meletakan pipet setelah dicuci agar kering.

    k. Homogenizer Alat yang digunakan untuk melakukan proses pencampuran pada sampel.

    l. Microwave

    Berfungsi untuk memanaskan bahan dengan gelombang mikro.

    m. Water Destilator

    Berfungsi untuk membuat air destilasi, seperti aquabides. Proses ini

    dilakukan dengan merebus air dan uap panasnya dikondensasikan menggunakan

    condenser.

    n. Evaporator

    Berfungsi untuk mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari

    sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip

    dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari

    cairan.

    o. HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography)

    Berfungsi untuk memisahkan komponen berdasarkan dua fase yaitu fase

    gerak dan fase diam dengan metode kolom. Analit didorong melalui sebuah

    kolom dari fase diam (yaitu sebuah tube dengan partikel bulat kecil dengan

    permukaan kimia tertentu) dengan memompa cairan (fase bergerak) pada tekanan

    tinggi melalui kolom. Sampel yang akan dianalisis dijadikan dalam volume yang

    kecil dari fase bergerak dan diubah melalui reaksi kimia oleh fase diam ketika

  • 8/20/2019 survei lab

    24/37

    24

    sampel melalui sepanjang kolom. Tujuan penggunaan alat ini adalah mengetahui

    kadar asam organik.

    p. Neraca Analitik Digital

    Berfungsi untuk mengukur massa sebuah benda dengan ketelitian yang

    lebih besar sehingga menghasilkan hasil yang sesuai,yang dapat dilihat langsung

    pada layar berupa monitor kecil dengan warna lampu beragam sehingga data yang

    di dapat sudah terlihat langsung tanpa harus menghitung dengan manual.

    q. PCR

    Berfungsi untuk untuk:

    a. Amplifikasi urutan nukleotida.

    b. Menentukan kondisi urutan nukleotida suatu DNA yang mengalami mutasi.

    c. Bidang kedokteran forensik. d. Melacak asal- usul sesorang dengan membandingkan “finger print”.

    r. Glass Dryer

    Berfungsi sebagai alat untuk mengeringkan alat- alat glass yang telah di

    bersihkan.

    s. Micropipet

    Berfungsi untuk memindahkan cairan atau larutan dari satu tempat ke tempat

    lainnya.

    t. Refrigenerator

    Berfungsi untuk mengawetkan makanan. dapat di usahakan dengan cara di

    keringkan, diasap, di asinkan (diberi garam), dirempah, di buat asinan dan di

    dinginkan.

  • 8/20/2019 survei lab

    25/37

    25

    2.17 Inventarisasi Alat

  • 8/20/2019 survei lab

    26/37

    26

  • 8/20/2019 survei lab

    27/37

    27

  • 8/20/2019 survei lab

    28/37

    28

  • 8/20/2019 survei lab

    29/37

    29

  • 8/20/2019 survei lab

    30/37

    30

    BAB III

    Penutup

    Kunjungan Laboratorium merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu mahasiswauntuk mengenal dan mengetahui Manajemen Laboratorium dari Laboratorium Pengujian

    Kontaminan Kimia. Selain itu, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk membantu

    mahasiswa dalam mengenal dan mengetahui Manajemen Laboratorium dan mempersiapkan

    bekal untuk terjun ke Dunia Kerja nantinya. Sehingga mahasiswa dapat memiliki gambaran

    mengenai Cara Kerja dan Manajemen Laboratorium yang akan dilakukan dalam penelitian

    dimasa mendatang.

    Dengan adanya Kunjungan Laboratorium dapat mengaplikasikan teori yang di dapat saat perkuliahan. Kegiatan Kunjungan Laboratorium dapat memberikan ilmu pengetahuan yang lebih

    luas bagi mahasiswa dan dapat memberikan pengalaman yang baik untuk kehidupannya.

    Penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi

    pembaca yang akan melaksanakan Kunjungan mengenai Manajemen Laboratorium, serta dapat

    menambaha pengatahuan bagi mahasiswa pada umumnya.

  • 8/20/2019 survei lab

    31/37

    31

    Lampiran

    Lampiran 1.Ruang LC-MSMS Lampiran 2.Ruang ICP-MS

    Lampiran 3.Ruang Spektofotometri Lampiran 4.Ruang Timbang

    Lampiran 6. Ruang AsamLampiran 5. Ruang Bahan Kimia

  • 8/20/2019 survei lab

    32/37

    32

    Lampiran 7. Ruang Laboratorium Lampiran 8. Ruang Staff

    Lampiran 9. Pemadam Api dan Kotak P3K

  • 8/20/2019 survei lab

    33/37

    33

  • 8/20/2019 survei lab

    34/37

    34

  • 8/20/2019 survei lab

    35/37

    35

  • 8/20/2019 survei lab

    36/37

    36

  • 8/20/2019 survei lab

    37/37