surfaktan sintetik dan semisintetik

4
1. Surfaktan Sintetik dan Semisintetik a. Anionik Dalam larutan, campuran ini akan terionisasi atau memisahkan diri membentuk anion dengan ion negatif yang mempunyai kemampuan sebagai emulsifier. Surfaktan ini banyak digunakan karena harganya yang murah. Akan tetapi, toksisitasnya membuat surfaktan ini hanya digunakan pada preparasi sediaan ekternal. Contohnya adalah alkali metal & ammonium soaps, soaps of divalent & trivalent metals, amine soaps, senyawa sulphated & sulfonate. - Alkali metal & ammonium soaps Emulgator ini kebanyakan mengandung sodium, potassium, atau garam ammonium dari rantai panjang asam lemak, seperti sodium stearat (C 17 H 35 COO - Na + ). Emulgator ini digunakan untuk memproduksi emulsi m/a yang stabil. - Soaps of divalent & trivalent metals Emulgator yang biasa digunakan adalah garam kalsium, yaitu Ca(OH) 2 . Emulgator ini baik untuk digunakan dalam emulsi a/m. - Amine soaps Amine soaps dengan asam lemak akan membentuk garam, yaitu trietanolamin stearate yang digunakan sebagai emulgator untuk emulsi m/a yang stabil. - Senyawa sulphated & sulfonate Contohnya adalah sodium lauryl sulfat, banyak digunakan untuk emulsi m/a. Emulgator ini sangat mudah larut dalam air, tetapi tidak dapat membentuk lapisan pada permukaan minyak-air. Sehingga harus dikombinasikan dengan emulsifier non-ionik yang larut dalam minyak, yaitu cetostearyl alcohol.

Upload: auliyani-rosdiana-khoirunisa

Post on 15-Sep-2015

97 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Surfaktan Sintetik Dan Semi sintetik(sumber : aulton)

TRANSCRIPT

1. Surfaktan Sintetik dan Semisintetika. AnionikDalam larutan, campuran ini akan terionisasi atau memisahkan diri membentuk anion dengan ion negatif yang mempunyai kemampuan sebagai emulsifier. Surfaktan ini banyak digunakan karena harganya yang murah. Akan tetapi, toksisitasnya membuat surfaktan ini hanya digunakan pada preparasi sediaan ekternal.Contohnya adalah alkali metal & ammonium soaps, soaps of divalent & trivalent metals, amine soaps, senyawa sulphated & sulfonate. Alkali metal & ammonium soapsEmulgator ini kebanyakan mengandung sodium, potassium, atau garam ammonium dari rantai panjang asam lemak, seperti sodium stearat (C17H35COO-Na+). Emulgator ini digunakan untuk memproduksi emulsi m/a yang stabil. Soaps of divalent & trivalent metalsEmulgator yang biasa digunakan adalah garam kalsium, yaitu Ca(OH)2. Emulgator ini baik untuk digunakan dalam emulsi a/m. Amine soapsAmine soaps dengan asam lemak akan membentuk garam, yaitu trietanolamin stearate yang digunakan sebagai emulgator untuk emulsi m/a yang stabil. Senyawa sulphated & sulfonateContohnya adalah sodium lauryl sulfat, banyak digunakan untuk emulsi m/a. Emulgator ini sangat mudah larut dalam air, tetapi tidak dapat membentuk lapisan pada permukaan minyak-air. Sehingga harus dikombinasikan dengan emulsifier non-ionik yang larut dalam minyak, yaitu cetostearyl alcohol. Oleh karena itu, emulgator ini lebih banyak digunakan sebagai wetting agent.b. KationikDalam larutan, campuran ini akan terionisasi atau memisahkan diri membentuk kation dengan ion positif yang mempunyai kemampuan sebagai emulsifier. Emulgator kationik yang paling penting yaitu senyawa ammonium kuartener, yang berguna untuk emulsi m/a. Akan tetapi, emulgator ini tidak stabil jika sendiri, sehingga harus dikombinasikan dengan surfaktan non-ionik yang larut minyak untuk membentuk emulsi stabil. Karena toksisitas dan sifat dari kationik, emulgator ini cenderung digunakan sebagai krim antiseptik. Selain itu, surfaktan kationik tidak stabil pada pH tinggi dan tidak cocok dengan surfaktan anionik dan anion polivalen. Contohnya adalah Cetrimide (Cetyl Trimethylamonium bromide, CH3(CH2)15N+(CH3)3Br-).c. Non-ionikSurfaktan jenis ini tidak bermuatan sehingga tidak berdisosiasi dalam air, tetapi tergantung pada struktur (bukan keadaan ion-nya) untuk mengubah hidrofilitas, yang membuat zat tersebut larut dalam air. Surfaktan non-ionik mencakup senyawa larut minyak yang menstabilkan emulsi a/m dan senyawa larut air yang menstabilkan emulsi m/a. Jika dikombinasikan antara emulgator larut air-larut minyak, maka dapat membentuk kompleks lapisan permukaan yang dibutuhkan untuk kestabilan emulsi. Surfaktan ini sangat berguna karena memiliki toksisitas dan iritansi yang rendah serta dapat digunakan untuk preparasi sediaan oral dan parenteral. Dibandingkan dengan emulgator anionik dan kationik, hanya surfaktan ini yang mempunyai kompatibilitas yang tinggi terhadap bahan lain serta tidak sensitif terhadap perubahan pH atau penambahan elektrolit, sehingga harganya mahal.Globul-globul yang terdispersi pada surfaktan ini mempunyai ion yang tidak signifikan sehingga mengurangi terjadinya coalescence. Grup polar perlu dihidrasi untuk mencegah globul terdipersi berdekatan satu sama lain. Emulgator yang sering digunakan didasarkan pada : Asam lemak/ alkohol ( biasanya dengan 12-18 atom C), rantai hidrokarbonnya memberikan bagian hidrofobik. Alkohol (-OH) dan /atau grup etilen oksida, yang memberikan bagian hidrofilik.Jika bagian hidrofobik lebih dominan, surfaktan akan larut dalam minyak. Jenis terbaik dari surfaktan non-ionik, yaitu dengan keseimbangan hidrofobik-hidrofilik. Contoh: Glycol dan Gliserol ester, Sorbitan ester, Polysorbate, Fatty Alkohol Poliglikol Eter, Fatty Acid Poliglikol Ester, Poloxalkols, Higher Fatty Alkohols. d. AmfoterikSurfaktan amfoter mempunyai ion positif dan negatif, tergantung pada sistem pH-nya. Pada pH rendah akan menjadi kationik dan pada pH tinggi akan menjadi anionik. Surfaktan ini biasanya digunakan untuk kosmetik. Oleh karena itu, surfaktan ini jarang digunakan sebagai emulgator. Tetapi ada satu contoh, yaitu Lecithin yang menstabilkan emulsi intravena.