surat kementri tentang penolakan tim mediasi

3
PERNYATAAN SIKAP ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL YANG TERDIRI DARI LSM, ORMAS DAN ORGANISASI MAHASISWA No: Istimewa/I/2012 Kami Peserta yang hadir pada pertemuan dengan Tim Mediasi yang dibentuk oleh Mentri Kehutanan RI berdasarkan SK 736/Menhut-II/2011 telah melakukan Pertemuan pada hari Kamis, 05 Januari 2012 di Sekretariat Jikalahari jl angsa 1 no 4A Pekanbaru, Riau. Berdasarkan pemaparan Tim Mediasi dan hasil diskusi yang dilakukan pada hari Kamis 05 Januari 2012, maka Organisasi Masyarakat Sipil yang terdiri dari LSM, Ormas dan Organisasi Mahasiswa yang hadir pada pertemuan ini menyatakan bahwa permasalahan di Pulau Padang adalah salah satu dari beberapa persoalan yang ditimbulkan akibat dari terbitnya SK. 327/Menhut-II/2009. Peserta Pertemuan menyatakan Menteri Kehutanan RI perlu segera membentuk Tim Verifikasi Independen dan multipihak untuk meninjau kembali perizinan SK.327/Menhut-II/2009, dengan pertimbangan: 1. IUPHHK-HTI SK. 327/Menhut-II/2009 bermasalah mulai dari proses perizinan, putusan dan implementasinya. a. Proses AMDAL yang bertentangan dengan PP 27/1999 pasal 16 ayat 4 dan pasal 34 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. b. Menggunakan AMDAL Keputusan Gubernur Riau no. Kpts 667/XI/2004 yang telah kadaluarsa sebagai konsideran SK. 327/Menhut-II/2009 c. Kontroversi kriteria areal yang dapat dijadikan IUPHHKHT/HTI (UU 41/1999 tentang Kehutanan, PP 7/1990, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 10.1/Kpts-II/2000 Tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 21/Kpts-II/2001 Tentang Kriteria Dan Standar Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002, Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan Kawasan Hutan, Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 dan Keputusan Menteri Kehutanan NOMOR : SK. 101/Menhut-II/2004, P.05/Menhut-II/2004)

Upload: people-power

Post on 22-Nov-2014

1.132 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI

PERNYATAAN SIKAPORGANISASI MASYARAKAT SIPIL YANG TERDIRI DARI LSM, ORMAS DAN

ORGANISASI MAHASISWANo: Istimewa/I/2012

Kami Peserta yang hadir pada pertemuan dengan Tim Mediasi yang dibentuk oleh Mentri Kehutanan RI berdasarkan SK 736/Menhut-II/2011 telah melakukan Pertemuan pada hari Kamis, 05 Januari 2012 di Sekretariat Jikalahari jl angsa 1 no 4A Pekanbaru, Riau.

Berdasarkan pemaparan Tim Mediasi dan hasil diskusi yang dilakukan pada hari Kamis 05 Januari 2012, maka Organisasi Masyarakat Sipil yang terdiri dari LSM, Ormas dan Organisasi Mahasiswa yang hadir pada pertemuan ini menyatakan bahwa permasalahan di Pulau Padang adalah salah satu dari beberapa persoalan yang ditimbulkan akibat dari terbitnya SK. 327/Menhut-II/2009.

Peserta Pertemuan menyatakan Menteri Kehutanan RI perlu segera membentuk Tim Verifikasi Independen dan multipihak untuk meninjau kembali perizinan SK.327/Menhut-II/2009, dengan pertimbangan:

1. IUPHHK-HTI SK. 327/Menhut-II/2009 bermasalah mulai dari proses perizinan, putusan dan implementasinya.

a. Proses AMDAL yang bertentangan dengan PP 27/1999 pasal 16 ayat 4 dan pasal 34 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

b. Menggunakan AMDAL Keputusan Gubernur Riau no. Kpts 667/XI/2004 yang telah kadaluarsa sebagai konsideran SK. 327/Menhut-II/2009

c. Kontroversi kriteria areal yang dapat dijadikan IUPHHKHT/HTI (UU 41/1999 tentang Kehutanan, PP 7/1990, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 10.1/Kpts-II/2000 Tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 21/Kpts-II/2001 Tentang Kriteria Dan Standar Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002, Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan Kawasan Hutan, Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 dan Keputusan Menteri Kehutanan NOMOR : SK. 101/Menhut-II/2004, P.05/Menhut-II/2004)

d. Temuan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan yang menyatakan pelaksanaan oprasional RAPP melanggar UU 32/2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Tim verifikasi BLH Pelalawan menemukan indikasi aktivitas perambahan hutan oleh RAPP di Teluk Meranti. Melalui bukti-bukti autentik yang ditemukan dilapangan, perusahaan bubur kertas itu menggarap tanaman yang seharusnya dilestarikan sebagai mana disampaikan oleh Ketua Tim Verifikasi Pengawasan Penaatan Bidang Likungan Hidup BLH Pelalawan, Dewi Handayani kepada www.metroterkini.com pada Kamis 15/12/2011.

e. Pulau padang termasuk dalam katagori merupakan pulau kecil dengan luasan 125.000 ha, berdasarkan pasal 1 ayat 3 Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya, dan dalam pasal 23 ayat 2 dinyatakan Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan perairan disekitarnya

Page 2: Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI

diprioritaskan untuk salah satu atau lebih kepentingan berikut: a. konservasi; b. pendidikan dan pelatihan; c. penelitian dan pengembangan; d. budidaya laut; e. pariwisata; f. usaha perikanan dan kelautan dan industri perikanan secara lestari; g. pertanian organik; dan/atau h. peternakan. Pada pasal 23 nyata tidak diperuntukan untuk kegiatan pengusahaan hutan.

2. Pulau padang tidak layak menjadi HTI karena berdasarkan riset yang dilakukan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada:

a. Kawasan areal konsesi SK.327/Menhut-II/2009 di pulau padang merupakan areal gambut dalam (Kedalaman lebih 10 m)

b. Kawasan Pulau padang berpotensi untuk menjadi model pembelajaran pengelolaan ekosistem gambut dalam berbasis masyarakat dan berpeluang menjadi kawasan national heritage.

c. Berpotensi menyebabkan hilangnya Pulau Padang akibat subsidensi dan meningkatnya pemukaan laut.

3. Masyarakat desa-desa di Pulau Padang sudah ada sejak 1918. Luas Pulau Padang sekitar 110.000 ha. Terdiri dari 14 desa—Lukit, Tanjung Padang, Kudap, Dedap, Mengkirau, Bagan Belibur, Mekar Sari, Meranti Bunting, Mengkuput, Selat Akar, Bandul,dan satu kelurahan; Belitung. Dihuni sekitar 35.224 penduduk, berasal dari Etnis Melayu, Jawa, Bugis, Minang, Lombok, Batak dan Akit sebagai suku asli. Heterogenitas itu berujud hidup rukun dan damai. Mata pencaharian utama: 70 persen petani, 25 persennya lagi, ada nelayan, PNS, buruh lepas, dan karyawan swasta. Tentu saja, ada petani Sagu. Hamparan kebun petani berupa pohon sagu, pohon karet dan pohon kelapa jadi andalan ekonomi Pulau Padang.

Dengan Kondisi diatas maka NGO dan Ormas di Riau menyatakan bahwa langkah yang harus diambil pemerintah cq kementrian Kehutanan adalah bukan sebatas membentuk tim mediasi namun membentuk Tim Verifikasi Independen dan multipihak untuk meninjau kembali perizinan SK.327/Menhut-II/2009 terkait permasalahan diatas.

Demikian pernyataan ini dibuat NGO dan Ormas Riau sebagai tanggapan atas pembentukan Tim mediasi dan solusi untuk penyelesaian permasalahan yang ditimbulkan dari terbitnya SK.327/Menhut-II/2009.

Pekanbaru, 05 Januari 2012Peserta Pertemuan (terlampir)