summary the study on law disputes in construction project contract relationship
DESCRIPTION
etikaTRANSCRIPT
1
Pembelajaran Tentang Konflik Hukum Dalam Katian Kontrak Pembangunan
Proyek
Zhang Yang, Renmin University of China, 2012
Karena perselisihan dan fakta-fakta kasus kontrak proyek konstruksi yang
rumit, ada banyak kondisi baru dan masalah yang terlibat dalam penerapan hukum,
sangat sulit untuk membuang dalam praktek peradilan dengan perbedaan dalam teori
hukum dan semangat pemahaman hukum, dan kriteria yuridis penghakiman tidak
bersatu di pengadilan berbagai daerah. Sebagai organ peradilan, pengadilan rakyat
harus mengimbangi thimes, berhati-hati, dan melakukan investigasi dengan baik dan
penelitian pada aplikasi seperti rumput dalam kasus tersebut untuk memberikan
bermain penuh untuk fungsi peradilan, untuk melindungi hak-hak hukum dan
kepentingan yang kurang beruntung kelompok dan untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan, cepat dan suara pasar “real estate”.
Kontrak dalam proyek konstruksi mencakup investigasi kontrak proyek,
kontrak desain dan kontrak konstruksi.
Unit konstruksi harus menjadi subyek litigasi untuk meresponi disaat terjadinya
perselisihan didalam kontrak konstuski yang di tandatangani oleh departemen
funsional atau sub divisi yang tidak mempunyai kualifikasi legal.
Jika kontrak konstruksi ditanda tangani oleh cabang cabang dari perusahaan
penyediaan jasa konstruksi, cabang yang biasanya akan menjadi subjek sebagai
pihak yang berperkara saat terjadinya perselisihan, tetapi jika cabang – cabang
tersebut tidak mempunyai properti yang independent, perusahaan konstruksi
tersebut harus menjadi orang tambahan yang bersangkutan didalam
perselisihan tersebut.
Jika kontrak konstruksi di tanda tangani oleh lisensi bisnis pinjaman, setifikat
qualifikasi dan didalam nama lain, peminjam harus menjadi penggugat untuk
meresponi saat terjadinya perselisihan.
Jika proyek konstruksi itu mempunyai kontrak gabungan, kontrak gabungan
itulah yang akan menjadi subyek litigasi untuk merespon; tetapi jika kontraktor
gabungan itu bersatu dalam perusahaan – perusahaan lain, perusahaan tersebut
lah yang akan menjadi subyek litigasi, jika didalam kontrak mempunyai dua
orang yang legal dan yang menandatangani kontrak hanya salah satu dari
Universitas Indonesia
2
mereka, dan kalau perselisihan itu terjadi, yang tidak menandatangani kontrak
harus menjadi pihak bertahan.
Didalam sebuah proyek yang hanya dijalani oleh sub kontraktor, keseluruhan
kontraktor dan sub kontraktor harus menjadi pihak yang meresponi perselisihan
didalam proyek di jalani sub kontraktor tersebut. Tetapi jika sub-kontraktor
tersebut yang menangani semua proyek itu, dialah yang harus menangani
perselisihan itu sendiri.
Kontrak konstruksi yang di tanda tangani oleh individual tim konstruksi atau
partnership individu tim konstruksi, semua dari merekalah yang harus menjadi
menangani saat terjadinya perselisihan
Jika kontrak di tanda tangani oleh perusahaan konstruksi dengan hubungan
operasi afiliasi atas nama sendiri atau perusahaan tituler, operator afiliasi dan
unit tituler biasanya dengan hubungan operasi afiliasi atas nama sendiri atau
perusahaan tituler, operator afiliasi dan unit tituler biasanya berperkara untuk
menuntut atau respon.
Memenangkan perselisihan kontrak yang terjadi karena subkontrak, transferors
dan subkontraktor harus terdakwa jika pihak kontrak penerbit menuntut, jika
perselisihan terjadi karena kontrak subkontrak, transferors dan subkontraktor
akan menjadi pihak yang berperkara dan unit konstruksi dianggap sebagai pihak
ketiga, pihak lain kecuali berperkara harus dianggap sebagai pihak ketiga dalam
subkontrak bertingkat.
Dalam proyek-proyek yang dikontrak atas nama organisasi persiapan atau
sementara organisasi, jika unit telah disetujui secara hukum, mereka harus
subyek litigasi untuk menuntut atau respon setelah terlibat dalam gugatan, jika
unit hanya sementara dan tidak disetujui atau unit sementara dicabut,
organisasi yang menemukan atau membentuk unit tersebut akan mengadili atau
meresponi.
Jika perusahaan-perusahaan yang melakukan operasi kontrak adalah organisasi
perusahaan, mereka akan menjadi subyek litigasi untuk menuntut atau respon
setelah sengketa terjadi, jika perusahaan tidak organisasi perusahaan, pihak
kontrak-menerbitkan dan perusahaan kontraktor akan co-pihak berpartisipasi
dalam litigasi.
Universitas Indonesia
3
Jika kontraktor subkontrak kontrak proyek konstruksi dan kontraktor yang
sebenarnya menuntut kontraktor, pihak kontrak-penerbit harus tidak pihak
dalam kasus perselisihan yang disebabkan oleh standar biaya konstruksi, jika
kontraktor menuntut pihak kontrak penerbit untuk menjadi pihak ketiga,
memerlukan hak dan pihak kontrak penerbit bertanggung jawab untuk
kontraktor, kontrak-penerbitan pihak dapat dianggap sebagai pihak ketiga dan
semua pihak melakukan tanggung jawab hukum, jika subkontrak disetujui oleh
pihak kontrak-mengeluarkan, yaitu penugasan kontrak, pihak kontrak
penerbitan harus langsung dianggap sebagai terdakwa.
Dalam kasus perselisihan yang disebabkan oleh kualitas proyek, pihak kontrak-
penerbit bisa menuntut hanya kontraktor, jika subkontrak ditemukan dalam
inkuisisi, konstruktor yang sebenarnya harus melekat pada terdakwa,
konstruktor aktual dan kontraktor menanggung tanggung jawab bersama untuk
kualitas proyek.
Bagaimana caranya untuk mengkonfirmasi validitas proyek konstruksi?
Prinsip – prinsip dasar yang harus diikuti untuk penyimpulan kontrak
Menurut aturan mengenai Ketentuan Umum Hukum Perdata dan Hukum Kontrak,
prinsip prinsip kesetaraan asas kesukarelaan keadilan kompensasi dengan nilai yang
sama dan itikad baik, prinsip hak dan kepentingan sipil dilindungi oleh hukum, prinsip
melarang penyalahgunaan hak dan prinsip dinegosiasikan konsensus adalah prinsip-
prinsip dasar untuk terlibat dalam kegiatan sipil dan untuk menutup kontrak. Sebagai
jenis kontraktor sipil, kontrak konstruksi tidak bisa menjadi pengecualian, yang harus
mengikuti prinsip-prinsip dasar di atas. Namun, apa yang perlu untuk melihat di praktek
pengadilan sipil adalah standar keabsahan kontrak umum tidak dapat ditentukan sesuai
dengan standar keabsahan kontrak umum dan particularlity dari kontrak tersebut harus
dipertimbangkan. Beberapa peraturan perundang-undangan, peraturan departemen,
aturan dan dokumen normalizative pemerintah daerah setempat tidak bisa menjadi
dasar keabsahan kontrak, namun ketentuan tentang Administrasi Konstruksi Perusahaan
Kualifikasi dengan Kementerian Konstruksi adalah exceptive, yang wajib, kualifikasi
konstruktor disetujui sesuai dengan ketentuan.
Universitas Indonesia
4
Prinsip umum untuk menentukan keabsahan kontrak
Periksa kontrak jika subjek memenuhi syarat
Periksa kontrak jika konten tersebut legal
Periksa jika kontrak melewati proses pengesahan yang legal
1. Penanganan terhadap perselisihan dengan kontrak bervalidasi
Ada beberapa cara dan prinsip – prinsip penanganan perselisihan didalam kontrak,
pertama yaitu prinsip – prinsip umum harus di ikuti. Tentunya beberapa prosedure dari
liabilitas harus diikuti.
Pembuangan terhadap kontrak konstruksi yang invalid
Prinsip – prinsip umum terhadap pembuangan kontrak konstruksi adalah: jika kontrak
sudah melewati masa validitasnya kontrak tersebut harus tidak dipakai lagi. Pihak
bersangkutan yang dinyatakan bersalah harus mengembalikan biaya proyek tersebut
yang terdapat dari para kontraktornya dengan juga membayar biaya kerugian. Jika
kedua belah pihak membuat kesalahan, kompensasi dari harus di bayar tergantung dari
tingkat kesalahanya. Jika satu atau kedua phak yang bersangkutan melanggar hukum
dan menganggu publik sosial, keuntungan ilegal itu harus ditempatkan pada harta
nasional. Hukum dan regulasi harus dipahami secara benar untuk membuat pihak yang
bersangkutan membayar kerugian tanpa kesalahan atau kecurangan ilegal. Kontrak
konstruksi dalam sebuah proyek yang ilegal masih dilindungi oleh hukum tetapi kedua
pihak yang bersangkutan tidak bisa merealisasikan prospek hasil yang didasari dalam
kontrak. Semua macam permasalahan validitasi kontrak harus di praktek-an menurut
Article 134 dari General Provision of Civil Law that “the properties of illegal activities and
illegal gains”.
Masalah dalam kontrak dalam kapital sendiri dan kontrak kontruksi dengan tidak
adanya pembayaran advance.
Masalah dari meng-kontrak kapital sendiri tanpa pembayaran lebih lanjut itu tidak
diperbolehkan dalam hukum konstruksi kami yang sekarang. “Notice about Strictly
Forbidding Contracting with Own Capital in Construction” itu di-isukan pada Juni, 1996
dari menteri konstruktsi, Pernyataan Pengembangkan Komisaris Perencanaan dan
Menteri Keuangan. Pernyataan tersebut terdapat bahwa pemilik proyek konstruksi tidak
Universitas Indonesia
5
boleh mengikuti proses perkontrakan terhadap kapital sendiri dengan membiarkan diri
mengikuti bidding proyek tersebut. Dimana ini sangatlah biasa dan terdapat banyak
proyek yang berjalan demikian.
Konklusi
Kontrak dalam proyek konstruksi adalah suatu kesepakatan yang dibuat oleh pemilik
konstruksi proyek dan perusahaan konstruksi yang dilakukan dengan basis prosedur
kontrak untuk menyelesaikan konstruksi dan proyek instalasi dan untuk mendefinisikan
hak dan obligasi dari kedua belah pihak.
Universitas Indonesia