planning for building construction

32
Planning for Building Construction SI-4151 METODA DAN PERALATAN KONSTRUKSI Dosen: Dr.Ir. Krishna S. Pribadi

Upload: wrytmj3375

Post on 29-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perencanaan awal pekerjaan konstruksi

TRANSCRIPT

Page 1: Planning for Building Construction

Planning for Building Construction

SI-4151 METODA DAN PERALATAN KONSTRUKSI

Dosen:Dr.Ir. Krishna S. Pribadi

Page 2: Planning for Building Construction

PENDAHULUAN

• Beberapa peralatan dapat digunakan untuk membantu proses pelaksanaan konstruksi

• Untuk memilih peralatan yang dibutuhkan sangat penting untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian suatu proses konstruksi

• Isu penting yang diperhatikan dalam pemilihan alat:– Pengadaan material;– Sequencing of Operations;– Site Logistics;– Jadwal proyek;– Aspek teknis proyek.

Page 3: Planning for Building Construction

SITE LAYOUT (1)

• Beberapa pertimbangan kontraktor ketika membuat site layout untuk memudah proses konstruksi:– Ukuran tapak sebanding dengan ukuran gedung dan

konfigurasinya;– Keamanan gedung, jalan, dan fasilitas umum, serta

keselamatan masyarakat disekitar lokasi proyek;– Keadaan tanah dan persyaratan penggalian;– Urutan dan jadwal pekerjaan;– Lokasi peralatan yang akan digunakan;– Persyaratan peralatan;– Kuantitas material, tempat penyimpanan, dan jadwal

pengiriman;– Lokasi pekerja;– Peralatan dan perlengkapan penyimpanan;– Fasilitas sanitary.

Page 4: Planning for Building Construction

SITE LAYOUT (2)

CONTOH SITE LAYOUT

Page 5: Planning for Building Construction

SITE LAYOUT (3)

• Koordinasi Awal– Kontraktor utama pada umumnya akan meminta

subkontraktor menyediakan jadwal proyek awal dan job-site layout

– Job-site layout adalah kunci yang menentukan apakah nantinya subkontraktor dapat bekerja efektif dan efisian

• Paket Tender– Paket tender yang diberikan kepada kontraktor oleh owner

umumnya mencakup informasi tentang:• Lingkup/batasan pekerjaan;• Kondisi lokasi kerja dan site layout;• Space limitations;• Allowable temporary facilities.

Page 6: Planning for Building Construction

SITE LAYOUT (4)

• Paket Tender (Cont’d..)– Untuk bisa meyediakan permintaan kontraktor utama,

subkontraktor memerlukan informasi dari kontraktor utama, tentang:

• Jadwal;• Urutan pekerjaan yang dilakukan subkontraktor lain;• Ukuran crane dan penyediaannya;• Penempatan crane, job trailers, area penyimpanan, dan laydown

areas.

– Tujuan dari site layout yaitu untuk mengoptimalkan proses operasional, meliputi pengangkatan baja, pembuatan campuran beton, dan pemasangan beton

Page 7: Planning for Building Construction

LIFTING AND SUPPORT EQUIPMENT (1)

• Subkontraktor bertanggung jawab dalam pengangkatan dan pemasangan struktur bangunan, bisa beton atau baja

• Untuk itu diperlukan peralatan pengangkatan dan pemasangan, yaitu:– Cranes– Manlifts – Generators – Welding equipment– Air compressors

Page 8: Planning for Building Construction

LIFTING AND SUPPORT EQUIPMENT (2)

• Mobilisasi Crane– Mobilisasi crane meliputi bagaimana membawa crane ke lokasi

proyek dan menyiapkan crane untuk digunakan– Pada umumnya pengiriman crane ke lokasi proyek

menggunakan transportasi jalan raya, dengan kecepatan maksimal 30 mph

– Proses pemasangan crawler atau tower crane memerlukan waktu beberapa hari

• Lift Planning– Perencanaan General lift mencakup aktivitas pemindahan

barang-barang supplier, perencanaan tersebut harus:• Memerlukan a designated lift director;• Memerlukan signal person yang memberikan arahan dan identifikasi

kepada operator crane• Perlu mengetahui bobot beban yang diangka• Memerlukan kelengkapan informasi pendukung (cuaca, temperatur,

waktu pekerjaan)

Page 9: Planning for Building Construction

LIFTING AND SUPPORT EQUIPMENT (3)

PENGIRIMAN CRANE KE LOKASI PROYEK

Page 10: Planning for Building Construction

LIFTING AND SUPPORT EQUIPMENT (4)

• Lift Planning (Cont’d..)– Productions lift adalah pengangkatan tipe berulang dan tidak

termasuk dalam tipe pengangkatan yang kritis, perencanaan tersebut harus:

• Memerlukan deskripsi fisik dari barang yang diangkat (ukuran, berat, ketajaman, dan titik berat gravitasi)

• Menentukan faktor operasional yang diperlukan dalam pengangkatan, kecepatan lifting dan swing, dan crane travel path

• Menenempatkan bahaya pengangkatan pada area aman yang ditentukan

• Mengidentifikasi lift restrictions yang melebihi dan di atas General Lift Plan

– Critical lifts membutuhkan perencanaan pengangkatan yang spesifik, perencanaan tersebut harus:

• Mengidentifikasi orang yang bertanggung jawab dalam seluruh pengoperasian crane

Page 11: Planning for Building Construction

LIFTING AND SUPPORT EQUIPMENT (4)

– Critical lifts membutuhkan perencanaan pengangkatan yang spesifik, perencanaan tersebut harus (Cont’d..):

• Mengidentifikasi fisik dari barang yang diangkat (berat sebenarnya, dimensi, titik berat gravitasi)

• Megidentifikasi hoisting equipment berdasarkan tipe, kapasitas rata-rata, panjang boom, dan konfigurasi

• Mengidentifikasi persyaratan rigging meliputi kapasitas alat dan aksesorisnya

• Mengidentifikasi travel path pengangkutan beban, dengan persyaratan histing, swinging, dan travel motions crane

• Menganalisa faktor cuaca yang mempengaruhi (angin, temperatur, jarak pandang)

• Menentukan seorang pemberi signal yang memberikan informasi terus menerus kepada operator crane

Page 12: Planning for Building Construction

LIFTING AND SUPPORT EQUIPMENT (5)

IDENTIFY TRAVEL PATH

Page 13: Planning for Building Construction

DELIVERY OF STRUCTURAL COMPONENTS (1)

• Baja struktur dan beton pracetak umumnya dibawa ke lokasi proyek menggunakan truk pengangkut

• Luas lokasi dan sirkulasi tempat parkir truk pengangkut adalah faktor penting dalam memudahkan proses pemasangannya

• Delivery Management– Untuk proyek dengan tempat parkir truk pengangkut yang

terbatas, koordinasi ekstra diperlukan untuk mempercepat proses pemasangan

– Koordinasi ekstra meliputi:• Penyediaan an of-site staging area• Radio communication antara pengemudi truk dengan lokasi proyek• Flag man untuk mengarahkan pengangkutan dari lokasi proyek

hingga pemasangan

Page 14: Planning for Building Construction

DELIVERY OF STRUCTURAL COMPONENTS (2)

• Steel Laydown Area– Steel laydown area haruslah flat, firm, and well drained– Pengangkut baja umumnya memiliki minimal 2 truk

pengangkut baja pada laydown area untuk memastikan proses pengangkutan dapat berjalan tanpa interupsi

Page 15: Planning for Building Construction

STEEL ERECTION

• Erector bertanggung jawab dengan metoda dan keselamatan selama proses pemasangan kerangka struktur baja

• 2 hal keselamatan terpenting dalam proses pemasangan kerangka struktur baja, yaitu:– Perlindungan personel dari kemungkinan terjatuh– Stabilitas kerangka baja yang dipasang

Page 16: Planning for Building Construction

STEEL ERECTION

• Erector bertanggung jawab dengan metoda dan keselamatan selama proses pemasangan kerangka struktur baja

• 2 hal keselamatan terpenting dalam proses pemasangan kerangka struktur baja, yaitu:– Perlindungan personel dari kemungkinan terjatuh– Stabilitas kerangka baja yang dipasang

Page 17: Planning for Building Construction

TILT-UP CONSTRUCTION (1)

• Konstruksi dinding beton tilt-up adalah metode membangun dinding beton interior dan eksterior:– tanpa menggunakan perancah vertical dan– meminimalkan durasi pengangkatan jika menggunakan crane

• Metoda ini digunakan untuk mengurangi biaya material, dan pekerja konstrusi

• Panel Layout– Perencanaan panel layout adalah bagian terpenting dalam

metoda tilt-up– Tujuan perencanaan yaitu untuk memudahkan pengangkatan

panels secara smoothly dengan cara yang benar dan aman

Page 18: Planning for Building Construction

TILT-UP CONSTRUCTION (2)

• Forms– Operas pemasangan wall panels meliputi:

• Panel forming• Peletakan reinforcing steel• Cutouts • Lift and brace points• Ledger plates• Electrical conduit

– Peta peletakan panel digunakan untuk menggambarkan posisi panel pada slab

• Concrete Placement– Concrete pada umumnya dikeluarkan menggunakan concrete

pump– Untuk menjangkau lokasi proyek yang tinggi, digunakan

concrete pump yang memiliki boom

Page 19: Planning for Building Construction

TILT-UP CONSTRUCTION (3)

• Erecting Panels– Tahap akhir dari konstruksi beton tilt-up panel yaitu panel

erection– Menggunakan dinding beton tilt-up adalah teknk konstruksi

yang inovatif– Namun dalam prosesnya diperlukan perencanaan dan persiapan

yang matang– Perhatian pada detail pekerjaan sangat diperlukan, pergerakan

crane dalam penangkatan juga harus sangat dipertimbangkan

Page 20: Planning for Building Construction

CONTROL OF CONSTRUCTION NUISANCES

Page 21: Planning for Building Construction

CONSTRUCTION NOISE (1)

• Suara yang dapat didengar manusia berkisar antara 0-140 decibel

• Suara dan kebisingan adalah hal yang berbeda, suara dapat menjadi kebisingan, jika suara:– Terlalu keras volumenya– Tidak diharapkan– Tidak dapat dikontrol– Terjadi tidak terduga– Memiliki komponen nada asli

• Kebisingan adalah suara apapupn yang berpotensial mengganggu manusia sehingga menyebabkan efek psikologis

Page 22: Planning for Building Construction

CONSTRUCTION NOISE (2)

Page 23: Planning for Building Construction

CONSTRUCTION NOISE (3)

Page 24: Planning for Building Construction

CONSTRUCTION NOISE (4)

• Backup Alarms– Backup alarm menjadi sangat mengganggu di malam hari,

karena sangat kontras dengan keheningan suara ingkungan di malam hari

– Penyesuaian alarm secara manual merupakan langkah efektif untuk mengurangi kebisingan akibat backup alarm

– Penyesuaian secara manual yaitu setiap alarm di-setting baik siang maupun malam

• Blue Angel Certification– Sehubungan dengan persyaratan lingkungan yang ketat, di

Eropa beberapa perusahaan telah mengembangkan mesin dengan kebisingan yang rendah

– Pemerintah Jerman memberikan sertifikat “Blue Angel” bagi mesin-mesin yang memenuhi persyaratan ramah lingkungan

Page 25: Planning for Building Construction

NOISE MITIGATION (5)

• Source Control– Metoda efektif untuk mengurangi kebisingan konstruksi adalah

dengan mengontrol sumber suaranya– Beberapa alternatif metoda untuk mengurangi kebisingan suara

akibat proses konstruksi, yaitu• Perencanaan operasi konstruksi yang baik, sehingga tidak terjadi

pengulangan kegiatan• Menggunakan peralatan yang modern, dengan kebisingan yang

lebih rendah• Pengoperasian alat deng tenaga yang minimum• Menggunakan peralatan alternatif dengan tingkat kebisingan yang

rendah

Page 26: Planning for Building Construction

NOISE MITIGATION (5)

• Path Control– Tiga teknik untuk path mitigation adalah:

• Distance • Reflection • Absorption

– Upaya lain untuk path control yaitu:• Memindahkan peralatan dan perlengkapan jauh dari receiver• Lakukan penutupan atau perlindungan pada aktivitas dan peralatan

yang membisingkan• Berikan penghalang suara di sekitar lokasi proyek, agar kebisingan

tidak keluar sepenuhnya

Page 27: Planning for Building Construction

NOISE MITIGATION (6)

• Receptor Control– Receptor control adalah langkah akhir yang harus dilakukan

ketika semua upaya pengurangan kebisingan tidak dapat dilakukan

– Upaya receptor control yang dapat dilakukan, yaitu:• Community relations, khususnya dengan masyarakat di sekitar

lokasi proyek• Window treatment program

Page 28: Planning for Building Construction

LIGHTING

• Pencahayaan sangat penting untuk kualitas dan keselamatan pada proyek konstruksi

• Temporary lighting dan resulting glare juga dapat menciptakan masalah nuisance

• Tahap-tahap dalam mengembangkan perencanaan pencahayaan:– Menilai zona kerja yang akan menjadi illuminated– Memilih tipe sumber cahaya– Menentukan level pencahayaan yang direkomendasikan– Memilih lokasi fixture pencahayaan– Menentukan luminaire wattage– Memilih luminaire dan aiming points– Memeriksa adequacy dan glare

Page 29: Planning for Building Construction

DUST

• Pada lokasi proyek yang dekat dengan lingkungan masyarakat, debu proyek dapat menjadi masalah

• Untuk itu kontraktor harus merencanakan bagaimana mengontrol debu proyek tersebut, rencana tersebut harus mencakup:– Pekerjaan tanah (watering, prewet sites)– Permukaan area yang terganggu (watering, chemical stabilizers,

stabilization with vegetation or gravel)– Open storage stockpiles (watering, chemical stabilizers,

coverings, and enclosure)– Unpaved Roads– Paved road track out (limit or resrict access)– Hauling (maintain minimum freeboard, tarps)– Demolition (watering, prewetting)– Work limits during high winds

Page 30: Planning for Building Construction

VIBRATION (1)

• Aktivitas konstruksi dapat menyebabkan tingkat variasi getaran yang menyebar melalui tanahnya

• Terkadang getaran tersebut dalam level tertentu dapat menyebabkan kerusakan bagunan di sekitarnya

• Manusia dan hewan sangat sensitif dengan getaran, khususnya pada frekuensi 1-100 Hz

• Getaran pada lokasi proyek umumnya datang dari peledakan, pemancangan pondasi, demolisi, pengeboran, juga penggunaan vibratory rollers

Page 31: Planning for Building Construction

VIBRATION (2)

• Mitigation of Construction Vibration– Teknik mengurangi akibat yang ditimbulkan getaran pada

proyek pada dasarnya sama dengan teknik untuk mengurangi gangguan kebisingan

– Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dalam upaya pengurangan akibat yang ditimbulkan getaran, yaitu:

• Will vibration be caused?• Are sensitive people or structures in the vicinity?• Is damage/intrusio possible?• Can site-specific trials be conducted to assess possible

damage/intrusion?

– Jika setiap pertanyaan di atas jawabannya YA, maka sangat perlu untuk merubah metoda konstruksi

– Salah satu upaya untuk mengurangi dampak kebisingan yaitu merencanakan layout proyek secara baik

Page 32: Planning for Building Construction

TERIMA KASIH