sumber belajar penunjang plpg 2017 mata …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/modul...

40
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN LUAR BIASA BAB II PENGEMBANGAN KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA (PKPBI) BAGI PESERTA DIDIK TUNARUNGU Penyusun: TIM PENGEMBANG SUMBER BELAJAR PLB-FIP- UNESA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Upload: lenhu

Post on 30-Jan-2018

244 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

PENDIDIKAN LUAR BIASA

BAB II

PENGEMBANGAN KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN

IRAMA (PKPBI) BAGI PESERTA DIDIK TUNARUNGU

Penyusun:

TIM PENGEMBANG SUMBER BELAJAR PLB-FIP- UNESA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

1

BAB II

PENGEMBANGAN KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA

(PKPBI) BAGI PESERTA DIDIK TUNARUNGU

A. PENDAHULUAN

Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat menguasai materi, struktur,

konsep dan pola pikir keilmuan terkait pengembangan komunikasi persepsi bunyi dan

irama. serta menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu

1. Kompetensi Inti

Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu

2. Kompetensi Dasar (KD)/Kelompok Kompetensi Dasar (KKD).

a. Menguasai konsep dan prinsip, teknik, dan prosedural dalam pembelajaran PKPBI

bagi peserta didik tunarungu

b. Menguasai materi dan aplikasi pembelajaran PKPBI

c. Menguasai pendekatan, model dan metode pembelajaran PKPBI

d. Menguasai aplikasi strategi pembelajaran komunikasi PKPBI

B. MATERI

1. Konsep, prinsip, teknik, dan prosedural dalam pembelajaran PKPBI bagi

peserta didik tunarungu

Ketunarunguan berdampak pada keterbatasan mempersepsi bunyi, terutama

bunyi bahasa. Oleh karena itu dampak terberat yang dirasakan oleh seorang

tunarungu adalah kemiskinan dalam berbahasa.

Konsep penyelenggaraan pendidikan khusus menitikberatkan pada kemampuan

peserta didik yang masih memungkinkan dapat dikembangkan. Hal ini

mengisyaratkan bahwa seberat apa pun ketunarunguan peserta didik, mereka perlu

diberi layanan program kebutuhan khusus untuk meningkatkan kemampuan

mempersepsi bunyi.

Page 3: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

2

Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (PKPBI) merupakan bentuk

layanan program kebutuhan khusus peserta didik tunarungu. Program layanan ini

wajib diberikan kepada peserta didik pada satuan pendidikan TKLB sampai SMPLB dan

bersifat fakultatif bagi peserta didik SMALB. Melalui layanan PKPBI diharapkan peserta

didik dapat mendeteksi, mendiskriminasikan, dan mengidentifikasi bunyi yang pada

akhirnya dapat diaplikasikan dalam dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan PKPBI terutama untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan

bahasa peserta didik tunarungu. Namun pada tataran praktis, tidak sedikit guru yang

terjebak dalam pengertian layanan PKPBI secara sempit sehingga pada

pelaksanaannya lebih menitikberatkan pada pengenalan sifat-sifat bunyi. Selayaknya

setiap sifat bunyi yang diperkenalkan dikaitkan dengan bahasa. Jika hal ini dilakukan,

maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu seperti suara

orang yang berteriak dan bunyi yang lemah itu seperti suara orang yang berbisik.

a. Konsep dalam pembelajaran PKPBI bagi peserta didik tunarungu

Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama ialah pembinaan

komunikasi dan penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak

sengaja, sehingga kemampuan komunikasi dan mempersepsi bunyi melalui

pendengaran dan perasaan vibrasi yang masih dimiliki peserta didik tunarungu

dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan dunia sekelilingnya

yang penuh dengan bunyi. Pembinaan secara sengaja yang dimaksud adalah

pembinaan dilakukan secara terprogram. Artinya setelah dilakukan identifikasi

dan asesmen, guru menyusun perencanaan program, menetapkan tujuan, metode

pelaksanaan, alokasi waktu, dan penilaian.

Bagi orang dengar, bunyi ditangkap melalui indera pendengaran, namun

getarannya dapat dirasakan pula pada kulit dan bagian tubuh lain. Melalui PKPBI,

diharapkan peserta didik tunarungu pun mengalami hal yang sama. Peserta didik

yang masih memiliki sisa pendengaran, dapat dioptimalkan agar dapat

mendeteksi, mendiskriminasikan, dan mengidentifikasi bunyi melalui

pendengaran. Peserta didik yang memiliki sedikit sisa pendengaran, dapat

merasakan vibrasi bunyi tersebut melalui bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu,

pelaksanaan PKPBI harus mengupayakan terjadinya suatu kesatuan yang utuh

Page 4: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

3

antara kemampuan untuk menangkap gelombang bunyi melalui vibrasi dan/atau

sisa pendengaran yang masih dimiliki peserta didik. Peserta didik tidak dituntut

untuk mendengar dalam arti sesungguhnya tetapi dilatih untuk mempersepsi

bunyi. Hal ini sesuai dengan tujuan umum program PKPBI yaitu untuk

meningkatkan kepekaan kemampuan mempersepsi bunyi dan perasaan vibrasi

sehingga peserta didik tunarungu dapat melakukan kontak dengan dunia.

Terdapat dua arah pengembangan program PKPBI, yaitu pengembangan

komunikasi dan pengembangan persepsi bunyi dan irama. Pengembangan

komunikasi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan peserta didik

dalam berkomunikasi sebagai kebutuhan dasar manusia. Menurut Iwing dalam

Samuel A. Kirk (1989), komunikasi adalah penyampaian informasi melalui bicara

dan bahasa, tekanan, kecepatan, intonasi, kualitas suara, pendengaran dan

pemahaman, ekspresi muka dan gerak isyarat tangan. Mengacu pada definisi

komunikasi tersebut, maka keterampilan komunikasi yang dapat dikembangkan

dan digunakan dalam oleh peserta didik tunarungu dalam berinteraksi dengan

lingkungannya dapat berupa komunikasi oral, manual (isyarat), atau gabungan

keduanya (komunikasi total).

Pengembangan persepsi bunyi dan irama menitikberatkan pada

pengembangan kemampuan peserta didik dalam mempersepsi bunyi. Pemilihan

istilah “persepsi” digunakan karena peserta didik tunarungu mengenal bunyi

bukan karena mendengar, tetapi karena pengamatan bunyi melalui rabaan

getaran,vibrasi pada organ bicara atau rongga dada serta memanfaatkan dria lain

yang masih berfungsi sehingga dapat mendeteksi, mendiskriminasi,

mengidentifikasi, dan memahami (komprehensi) bunyi. Peserta didik tunarungu

memiliki kemampuan untuk mempersepsi gelombang suara atau bunyi melalui

rasa vibrasi dan dan/atau sisa pendengaran sebagai satu kesatuan yang utuh.

b. Prinsip pembelajaran PKPBI bagi peserta didik tunarungu

Prinsip umum dalam pembelajaran PKPBI dimaksudkan sebagai kerangka

pikir dan tindakan yang dapat dijadikan petunjuk umum bagi guru dalam

mengajarkan PKPBI. Prinsip-prinsip umum PKPBI ini dapat dipahami juga sebagai

kaidah umum yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengoptimalkan

Page 5: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

4

keberhasilan program pembelajaran PKPBI bagi peserta didik tunarungu. Bambang

Nugroho (2002: 16), mengemukakan ada 6 prinsip umum yang harus diperhatikan

oleh guru dalam membelajarkan PKPBI, yakni: (1) peserta didik tunarungu harus

secara terus-menerus dimasukkan ke dalam dunia bunyi; (2) PKPBI hendaknya

diberikan sedini mungkin (sisa pendengaran perlu diberi rangsangan bunyi secara

terus-menerus dan teratur); (3) memperhatikan prinsip-prinsip umpan balik

(prinsip cibernetik) dalam dunia bunyi: irama, bunyi, gerak; (4) hendaknya

digunakan pendekatan multisensory; (5) PKPBI dilaksanakan secara sistematis,

teratur, berkesinambungan, terprogram baik materinya maupun jumlah waktu

yang dibutuhkan; dan (6) PKPBI merupakan bagian integral dari proses

pemerolehan bahasa peserta didik tunarungu.

Untuk memberikan gambaran secara detail tentang ke-enam prinsip umum

dalam pembelajaran PKPBI sebagaimana dijelaskan di atas, berikut dipaparkan

uraian detail tentang ke-enam prinsip umum dimaksud.

1) Peserta didik tunarungu harus secara terus menerus dimasukkan ke dalam

dunia bunyi.

Prinsip ini memberikan pesan kepada guru-guru yang mengajar peserta

didik tunarungu, termasuk dalam membelajaran PKPBI, bahwa seberat apapun

taraf ketulian, tetap secara edukatif guru harus mengajarkan,

memperkenalkan, dan mengajak peserta didik tunarungu tentang bunyi-

bunyian. Prinsip ini memberikan penekanan bahwa kehilangan pendengaran

pada peserta didik tunarungu, bukan berarti mereka tertutup untuk belajar

mengenali berbagai bunyi, bahkan semaksimal mungkin guru harus terus

memotivasi peserta didik tunarungu untuk menyadari bahwa di dunia ini ada

yang namanya bunyi-bunyian.

Makna yang terkandung dari kata “membawa peserta didik tunarungu ke

dalam dunia bunyi” sangatlah fundamental dalam pembelajaran PKPBI. Hal

tersebut mengandung makna bahwa dalam membelajarkan PKPBI, guru tidak

terbatas pada upaya mengenalkan bunyi-bunyian, akan tetapi peserta didik

tunarungu harus dibiasakan memiliki kesadaran, konsep, kepekaan—

semaksimal mungkin dengan sisa pendengaran—tentang bunyi-bunyian yang

Page 6: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

5

ada di sekitar peserta didik tunarungu. Misalnya ketika guru memukul meja,

memindahkan meja dan kursi, memukul lonceng, menium terompet,

membunyikan gitar, katakan kepada peserta didik tunarungu bahwa benda

dan tindakan itu mengandung unsur bunyi-bunyian.

2) PKPBI hendaknya diberikan sedini mungkin (sisa pendengaran perlu diberi

rangsangan bunyi secara terus–menerus dan teratur).

Pembelajaran PKPBI akan memberikan hasil maksimal bagi optimalisasi

sisa pendengaran dan komunikasi verbal pada peserta didik tunarungu, bila

diberikan sedini mungkin. Melatih sisa pendengaran dengan diberikan

rangsakan bunyi secara terus menerus dan teratur, akan membantu peserta

didik tunarungu untuk menyadari bahwa di lingkungan sekitar ada yang

namanya bunyi dan diharapkan mereka merasakan adanya bunyi tersebut.

Hasil yang akan diperoleh peserta didik tunarungu jika mereka dilatih

sejak usia dini akan mengantarkan mereka untuk terbiasa dengan bunyi-

bunyian yang ditangkapnya, meskipun itu dalam batas yang minimal. Hal yang

positif bagi perkembangan peserta didik tunarungu apabila dalam diri mereka

tertanam konsep bahwa di dunia ini ada bunyi, dan mereka sampai dapat

merasakan bunyi mulai dari tahap deteksi, diskrimintasi, identifikasi, dan

komprehensif.

3) Memperhatikan prinsip-prinsip umpan balik (prinsip cibernetik) dalam dunia

bunyi: irama, bunyi, gerak.

Mengajarkan bunyi-bunyian pada peserta didik tunarungu akan efektif

apabila guru membangun pola timbal balik antara bunyi yang dirasakan oleh

peserta didik tunarungu. Pola timbal balik ini dalam tahap yang lebih tinggi

akan mengantarkan pada pemahaman dan kesadaran peserta didik tunarungu

untuk merasakan adanya irama, bunyi, dan gerak. Misalnya ketika peserta

didik tunarungu merasakan adanya getaran bunyi, maka guru tidak cukup

mengatakan bagus, pintar, tetapi melalui pengalaman bunyi yang dirasakan

oleh peserta didik tunarungu, guru mengembangkannya ke dalam irama, dan

gerak. Dengan pola umpan balik (cibernetik), penghayatan peserta didik

tunarungu tentang bunyi-bunyi yang dirasakan akan terpadu dengan konsep

Page 7: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

6

irama dan gerak. Peserta didik tunarungu akan memahami bahwa bunyi itu

ada gradasi dan ada pola yang dapat dipadukan ke dalam gerak dan irama.

4) Hendaknya digunakan Pendekatan Multisensory.

Mengajarkan PKPBI pada peserta didik tunarungu akan efektif jika guru

memanfaatkan indera-indera lainnya secara terpadu dalam mengajarkan bunyi

dan komunikasi. Misalnya ketika guru mengajarkan peserta didik tunarungu

untuk mendeteksi bunyi, maka sebaiknya guru tidak hanya memanfaatkan sisa

indera pendengaran saja, akan tetapi guru dapat menggunakan indera

penglihatan, penciuman, kinestetik. Dengan pola pendekatan multisensory ini,

peserta didik tunarungu akan terbantu dalam mengenali bunyi-bunyian secara

komprehensif.

5) PKPBI dilaksanakan secara sistematis, teratur, berkesinambungan,

terprogram baik materinya maupun jumlah waktu yang dibutuhkan.

Melaksanakan pembelajaran PKPBI harus ditata secara sistematis,

teratur, berkesinambungan, dan terprogram. Hal ini mengingat bahwa

membelajarkan bunyi dan persepsi pada peserta didik tunarungu tidak dapat

dilaksanakan secara acak. Mengajarkan PKPBI pada peserta didik tunarungu

harus dimulai dari deteksi bunyi, diskriminasi bunyi, identifikasi bunyi, sampai

pada komprehensif bunyi. Begitu juga dalam hal jumlah waktu yang digunakan

dalam pembelajaran PKPBI harus disesuaikan dengan sifat dan kedalaman

materi yang akan disampaikan. Semakin komplek materi yang disampaikan,

maka semakin banyak waktu yang digunakan dalam pembelajaran.

6) PKPBI merupakan bagian integral dari proses pemerolehan bahasa peserta

didik tunarungu.

Membelajarkan PKPBI pada akhirnya tidak hanya sebatas mengenalkan

bunyi dan persepsi saja, akan tetapi pembelajaran PKPBI yang dilaksanakan

secara terus menerus dan terpadu, merupakan proses pemerolehan bahasa

pada peserta didik tunarungu. Dalam konteks ini, harus dipahami oleh para

guru bahwa pemerolehan bahasa pada peserta didik tunarungu memiliki

keunikan dibandingkan dengan siswa reguler lainnya. Pemerolehan bahasa

pada peserta didik tunarungu terhambat secara signifikan, karena saluran

Page 8: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

7

untuk memperoleh berbagai informasi, simbol melalui pendengaran

terhambat. Oleh karena itu mengajarkan PKPBI harus terpadu dengan proses

pengembangan bahasa pada peserta didik tunarungu.

Dalam pandangan lainya, dikemukakan oleh Hermanto (2010: 16-17), yang

membagi prinsip-prisip pembelajaran PKPBI dikelompokan ke dalam prinsip

tradisional dan prinsip modern.

Prinsip-prinsip tradisional dalam pembelajaran PKPBI meliputi pandangan-

pandangan sebagai berikut:

1) Semua peserta didik tunarungu (bila tdk ada kelainan tambahan), dapat

menghayati bunyi melalui sisa pendengaran maupun bagian tubuh lainnya,

maka BKPBI justru diperuntukan bagi ATR yang tergolong tuli lebih 90 dB

2) Agar menjadi sadar bunyi, maka perlu dilibatkan serta dibina kemampuan

vibrasi atau getaran dlm tubuh mereka terutama pada tahap awal latihan,

getaran ini akan menggugah kesadaran anak akan bunyi atau suara.

3) Agar BPBI lebih berhasil maka perlu diupayakan agar ATR mempunyai

hubungan dengan bunyi maka perlu pengunaan ABD yang berfungsi secara

kontinu.

4) Latihan BKPBI harus mengupayakan terjadinya satu kesatuan yang utuh antara

kemampuan anak tuli untuk menangkap gelombang bunyi/suara lewat vibrasi

dan sisa pendengaran. Jadi ATR tidak dituntut “mendengar” melainkan

mempersepsikan bunyi.

5) Dasar pelaksanaan BKPBI adalah umpan balik atau sibernetik

6) Penyadaran terhadap bunyi harus dilakukan sedini mungkin.

7) Latihan penyadaran bunyi perlu dilakukan secara bermakna.

8) Setelah ATR sadar bunyi/mampu mendeteksi maka dapat dimulai latihan

diskriminasi/membedakan antar sumber bunyi & sifat bunyi.

9) Latihan hrs dilakukan secara sistematis, teratur dan berkesinambungan.

10) Bagi yg berat maka diperlukan pendekatan multisensoris.

Sedangkan prinsip-prinsip modern dalam pembelajaran PKPBI meliputi

pandangan-pandangan sebagai berikut:

Page 9: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

8

1) PKPBI atau latihan mendengar dapat dipandang sebagai satu seri latihan yang

terstruktur yang ditata dari yang sederhana sampai yang kompleks meliputi

deteksi, diskriminasi, pengenalan dan pemahaman wicara. Khusus peserta

didik tunarungu berat, latihan keterampilan deteksi bunyi terlebih dahulu

sebelum latihan diskriminasi, pengenalan dan pemahaman.

2) Latihan mendengar perlu dikaitkan secara erat dengan perkembangan kognitif,

bahasa, dan motorik anak.

3) Latihan pendengaran perlu mempertimbangan kebutuhan perorangan setiap

anak (kognitif, bahasa, atau tingkat ketunarunguan). Untuk itu silabinya juga

harus mengarah pada individual.

4) Latihan mendengar perlu dibedakan dari pengalaman mendengar. (sedang dan

berat)

5) Latihan mendengar bisa mencakup deteksi, diskriminasi, pengenalan,

pemahaman dan menikmati bunyi non bahasa.

6) Perlu didukung kondisi akustik yang optimal, yaitu penggunaan Alat Bantu

Dengar (ABD) yang kuat dan sesuai.

7) Peserta didik tunarungu berat terutama yang memiliki sisa pendengaran yang

rentang frekuensinya terbatas tidak seslalu akan mampu menyimak bahasa

lisan melalui pengalaman dan latihan mendengar.

8) Agar keterampilan menyimak berkembang maka guru, orang tua menyediakan

lingkungan yang memungkinkan terjadinya pengalaman dan latihan

mendengar.

c. Teknik, dan Prosedural dalam Pembelajaran PKPBI bagi Peserta Didik

Tunarungu

Hambatan sensori pendengaran tidak hanya berdampak pada kurangnya/tidak

berkembangnya kemampuan bicara, namun dampak yang paling besar adalah

terbatasnya kemampuan berbahasa (Van Uden, 1977). Sejalan dengan hal tersebut ,

Leigh (1994) dalam Bunawan,L. (2004) mengemukakan bahwa masalah utama anak

dengan hambatan sensori pendengaran bukan terletak pada tidak dikuasainya suatu

sarana komunikasi lisan melainkan akibat hal tersebut terhadap perkembangan

kemampuan berbahasa secara keseluruhan.

Page 10: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

9

Masalah utama peserta didik tunarungu adalah tidak atau kurang mampu

memahami lambang dan aturan bahasa. Secara lebih spesifik, mereka tidak mengenal

atau mengerti lambang/kode atau nama benda-benda, peristiwa kegiatan, dan

perasaan serta tidak memahami aturan/sistem/tata bahasa. Keadaan ini terutama

dialami anak yang mengalami ketulian sejak lahir atau usia dini (tuli pra bahasa).

Terhambatnya perkembangan bicara dan bahasa, menyebabkan anak dengan

gangguan pendengaran mengalami hambatan dalam berkomunikasi secara verbal,

baik secara ekspresif (bicara) maupun reseptif (memahami pembicaraan orang lain).

Keadaan tersebut menyebabkan anak dengan gangguan pendengaran mengalami

hambatan dalam berkomunikasi dengan lingkungan orang mendengar yang lazim

menggunakan bahasa verbal sebagai alat komunikasi.

Terhambatnya kemampuan berkomunikasi yang dialami peserta didik tunarungu,

berimplikasi pada kebutuhan khusus mereka untuk mengembangkan komunikasinya

yang merupakan dasar untuk mengembangkan potensi lainnya. Pada dasarnya setiap

peserta didik tunarungu dapat dikembangkan kemampuannya melalui berbagai

layanan khusus dan fasilitas khusus yang sesuai dengan kebutuhannya. Layanan

khusus tersebut antara lain adalah layanan bina komunikasi, persepsi bunyi, dan

irama. Di samping itu, untuk mengoptimalkan sisa pendengaran yang masih ada,

mereka membutuhkan fasilitas khusus, yaitu sistem amplifikasi pendengaran.

Dalam upaya mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa pada

peserta didik tunarungu, dilakukan melalui pembelajaran PKPBI. Implementasi

pembelajaran PKPBI tersebut, harus dilaksanakan secara prosedural. Dalam hal ini,

maka mengajarkan PKPBI, harus mengikuti prosedur pembelajaran yang dilaksanakan

dalam 4 tahapan sebagai berikut: (1) deteksi bunyi musik/irama; (2) diskriminasi bunyi

musik/irama; (3) identifikasi bunyi musik/irama; dan (4) komprehensi bunyi

musik/irama.

a. Deteksi Bunyi Musik/Irama

Tujuan dari deteksi bunyi, yaitu anak menyadari adanya bunyi-bunyian latar

belakang, bunyi suara manusia, dan bunyi suara binatang secara terprogram.

Page 11: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

10

Program ini merupakan program pertama yang perlu dilatihkan pada anak dengan

hambatan sensori pendengaran. Program ini merupakan latihan untuk memberi

respon yang berbeda terhadap ada/tidak adanya bunyi, atau kesadaran akan

bunyi yang menyangkut daya kepekaan (sensitivitas) atau kesadaran terhadap

bunyi. Bunyi yang dilatihkan meliputi bunyi latar belakang, bunyi alat musik dan

bunyi bahasa.

Berikut disajikan kegiatan pembelajaran untuk melatih deteksi bunyi/irama

pada peserta didik tunarungu.

a) Guru menempatkan siswa sesuai dengan kondisi serta melakukan

pengecekan ABM (bila menggunakan) kemudian dilanjutkan dengan

percakapan, dimana hasil percakapan itu digunakan sebagai titik tolak

respon untuk materi yang akan dilaksanakan pada saat itu.

b) Siswa memperhatikan dan mendengarkan bunyi yang diperdengarkan guru

dengan memanfaatkan semua inderanya (penglihatan, vibrasi, pendengaran)

secara klasikal maupun kelompok, kemudian siswa mereaksi ada atau tidak

ada bunyi yang diperdengarkan guru dengan memberikan respon berupa:

gerakan, membunyikan, mengucapkan kata, menuliskan kata, atau bermain

peran. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mereaksi bunyi menggunakan indera

pendengaran saja.

c) Guru melakukan pengamatan dari reaksi yang dilakukan siswa.

Kegiatan pembelajaran deteksi bunyi dalam pembelajaran PKPBI dapat

dipahami sebagai langkah awal dalam melatih kepekaan peserta didik tunarungu

terhadap bunyi-bunyian.

Pembelajaran atau latihan deteksi bunyi pada peserta didik tunarungu,

terkadang anak dihadapkan pada kejenuhan. Kondisi ini dimungkinkan rasa

frustasi dari peserta didik tunarungu yang begitu sulit untuk mendeteksi bunyi-

bunyian yang diperkenalkan oleh guru. Dalam menghadapi kondisi seperti ini, guru

yang mengajarkan deteksi bunyi pada peserta didik tunarungu harus

menggunakan berbagai daya upaya, baik dalam hal penggunaan metode

pembelajaran secara variasi, penggunaan alat peraga secara menarik, penggunaan

media pembelajaran secara optimal, atau bahkan guru memadukan penggunaan

Page 12: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

11

alat peraga dan media pembelajaran dalam permainan yang menarik minat

peserta didik tunarungu dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, alam

kegiatan lainnya, guru dapat mengkombinasikan kegiatan mendeteksi bunyi

melalui permainan yang relevan dengan kegiatan deteksi bunyi.

Dalam kegiatan lainnya, latihan mendeteksi bunyi pada peserta didik

tunarungu dapat dilakukan melalui permainan tanpa menggunakan alat peraga.

Permainan tanpa menggunakan alat peraga dalam latihan deteksi bunyi, dapat

dilakukan oleh guru dengan memodifikasi gerak dan irama. Penggunaan metode

pembelajaran ini apabila diikuti dengan baik oleh peserta didik tunarungu,

sebenarnya memiliki fungsi ganda. Pertama, anak menjadi tertarik untuk

mengikuti pembelajaran deteksi bunyi secara menyenangkan, tidak jenuh, dan

aktif dalam pembelajaran. Kedua, memiliki fungsi untuk melatih keterampilan

dasar dalam melakukan gerak dan irama sebagai dasar dalam membentuk

harmonisasi antara bunyi dengan gerakan irama.

Supaya gerakan irama yang dilakukan dalam latihan deteksi bunyi dapat

diikuti oleh anak dengan menyenangkan dan memiliki fungsi edukatif terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran, guru harus terampil dalam memilih dan

menggunakan berbagai gerakan yang harus dilakukan oleh peserta didik

tunarungu. Berikut disajikan gambar latihan deteksi bunyi melalui metode

bermain gerak dan irama tanpa menggunakan alat peraga.

b. Diskriminasi Bunyi Musik/Irama

Tujuan dari diskriminasi bunyi yaitu anak dapat membedakan dua macam

sumber bunyi atau lebih yang berbeda timbrenya secara terprogram. Program ini

mencakup latihan untuk membedakan bunyi, baik itu bunyi alat musik maupun

bunyi bahasa. Oleh karena itu, dalam prosedur pembelajaran diskriminasi bunyi

musik/irama, guru dapat menggunakan prinsip kontras, misalnya melatih peserta

didik tunarungu untuk mendengarkan bunyi dengan nada yang tinggi dengan nada

yang rendah. Latihan membedakan bunyi mencakup:

1) Membedakan dua macam sumber bunyi

2) Membedakan dua sifat bunyi (panjang-pendek, tinggi- rendah, keras – lemah,

serta cepat – lambatnya bunyi).

Page 13: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

12

3) Membedakan macam-macam birama (2/4,3/4, atau 4/4).

4) Membedakan bunyi –bunyi yang dapat dihitung

5) Membedakan macam-macam irama musik.

6) Membedakan suara manusia, dan sebagainya.

7) Dalam latihan diskriminasi bunyi tersebut, perlu menerapkan prinsip

kekontrasan, yang artinya melatih anak untuk membedakan bunyi yang

memiliki perbedaan yang besar menuju perbedaan yang semakin kecil.

Berikut disajikan kegiatan pembelajaran PKPBI untuk melatih peserta didik

tunarungu dalam mendiskriminasi bunyi-bunyian.

1) Guru menempatkan siswa sesuai dengan kondisi serta melakukan pengecekan

ABM (bila menggunakan) kemudian dilanjutkan dengan percakapan, sebagai

titik tolak respon untuk materi yang akan dilaksanakan pada saat itu.

2) Siswa memperhatikan dan mendengarkan bunyi yang diperdengarkan guru

dengan memanfaatkan semua inderanya (penglihatan, vibrasi, pendengaran)

secara klasikal maupun kelompok, kemudian siswa membedakan bunyi gong

dan tambur yang diperdengarkan guru dengan memberikan respon berupa:

gerakan , membunyikan, mengucapkan kata, menuliskan kata, atau bermain

peran. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mereaksi bunyi menggunakan indera

pendengaran saja.

3) Guru melakukan pengamatan dari reaksi yang dilakukan siswa.

4) Berikut disajikan gambar kegiatan pembelajaran PKPBI dalam latihan

mendiskriminasikan bunyi.

c. Identifikasi Bunyi Musik/Irama

Tujuan dari identifikasi bunyi yaitu anak dapat menyebutkan ciri–ciri dari

bunyi-bunyi tertentu dan mampu mengenali bunyi-bunyi yang diperdengarkan

baik melalui alat musik atau melalui suara manusia secara terprogram. Bunyi-

bunyi yang diidentifikasi antara lain:

1) Bunyi alam seperti: hujan, gemercik air, halilintar, dan sebagainya.

2) Bunyi Binatang, seperti: burung berkicau, anjing menjalak, ayam berkokok, dan

sebagainya.

Page 14: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

13

3) Bunyi yang dihasilkan oleh peralatan, seperti: bunyi bedug, lonceng, bel, bunyi

kendaran, klakson, dan sebagainya.

4) Bunyi alat musik, seperti: gong, tambur, suling, terompet, piano/harmonika,

rebana, dan sebagainya.

5) Bunyi yang dibuat oleh manusia, seperti : tertawa, terikan, batuk, serta bunyi

bahasa (suku kata, kelompok kata atau kalimat).

Untuk membantu peserta didik tunarungu mengenal bunyi, ada beberapa hal yang

harus dilakukan, yaitu:

1) Anak perlu diberi berbagai kesempatan untuk menemukan hubungan/asosiasi

antara penghayatan bunyi melalui pendengaran dengan penghayatan melalui

modalitas/ indera lain yang sebelumnya telah membentuk persepsinya

terhadap berbagai rangsangan luar, yaitu modalitas motorik, perabaan, dan

penglihatan.

2) Dalam berinteraksi dengan anak, setiap kali terjadi suatu bunyi yang

mendadak, mengarahkan perhatian anak terhadap bunyi tersebut. Tanyakan

pada anak bunyi apa yang ia dengar. Apabila anak tersebut belum bisa

menjawabnya, berikan jawabannya dan tunjukan dari mana bunyi tersebut

berasal.

Berikut disajikan contoh kegiatan pembelajaran PKPBI dalam melatih

mengidentifikasi bunyi-bunyian, pada peserta didik tunarungu.

1) Guru menempatkan siswa sesuai dengan kondisi serta melakukan pengecekan

ABM (bila menggunakan) kemudian dilanjutkan dengan percakapan sebagai

titik tolak respon untuk materi yang akan dilaksanakan pada saat itu.

2) Siswa memperhatikan dan mendengarkan bunyi yang diperdengarkan guru

dengan memanfaatkan sisa pendengarannya secara klasikal maupun

individual, yang diperdengarkan guru dengan memberikan respon berupa:

menyebutkan ciri-ciri, menyebut nama alat musik, membunyikan, menuliskan

nama alat musik, atau bermain peran. Kegiatan ini dilanjutkan dengan

mereaksi bunyi menggunakan indera pendengaran saja.

3) Guru melakukan pengamatan dari reaksi yang dilakukan siswa.

Page 15: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

14

4) Berikut disajikan contoh gambar dalam kegiatan latihan mengidentifikasi bunyi

kelompok alat musik gong dan drum pada peserta didik tunarungu.

d. Komprehensi (Pemahaman) Bunyi Musik/Irama

Tujuan dari komprehensi bunyi yaitu anak dapat memahami dan melakukan

perintah sesuai bunyi yang diperdengarkan. Latihan memahami bunyi bahasa

merupakan latihan untuk menangkap arti atau makna dari bunyi yang diamati

berdasarkan pengalaman dan memberi respon yang menunjukkan pemahaman.

Untuk menuju ke tahap pemahaman ini, dianjurkan hanya jika anak pada tahap

identifikasi telah dapat mengidentifikasi lebih dari 50% materi/stimulus yang

disajikan dalam tes identifikasi.

Materi latihan pemahaman diambil dari perbendaharaan bahasa yang telah

dimiliki oleh anak dan disajikan dalam bentuk: pertanyaan yang harus dijawab

anak; perintah yang harus dilaksanakan; serta tugas yang bersifat kognitif

(menyebutkan lawan kata, menjawab ya/tidak atau betul/salah terhadap

pertanyaan/pernyataan yang diberikan).

Berikut disajikan kegiatan dalam pembelajaran PKPBI pada tahap

komprehensi bunyi-bunyian pada peserta didik tunarungu.

1) Guru menempatkan siswa sesuai dengan kondisi serta melakukan pengecekan

ABM (Bila menggunakan) kemudian dilanjutkan dengan percakapan sebagai

titik tolak respon untuk materi yang akan dilatihkan pada saat itu.

2) Siswa memperhatikan dan mendengarkan bunyi yang diperdengarkan guru

dengan memanfaatkan sisa pendengarannya secara klasikal maupun

kelompok, kemudian siswa memahami bunyi lonceng dan petir yang

diperdengarkan guru dengan memberikan respon berupa: menyebutkan nama

bunyi, mengucapkan kalimat, dan bermain peran.

3) Guru melakukan pengamatan dari reaksi yang dilakukan siswa.

4) Dalam latihan komprehensi, guru dapat mengembangkan kegiatan secara

variasi dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman perintah yang

terkait dengan simbol bunyi.

Berikut disajikan kegiatan lainnya dalam latihan komprehensi dalam pembelajaran

PKPBI pada peserta didik tunarungu.

Page 16: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

15

1) Guru menempatkan siswa sesuai dengan kondisi dan melakukan pengecekan

ABM kemudian dilanjutkan percakapan sederhana untuk mendapatkan materi

yang akan dilatihkan.

2) Guru menyajikan pertanyaan atau perintah dengan menggunakan satu indera

pendengaran menggunakan kata ganti tanya apa, siapa, berapa, dimana,

mengapa, bagaimana, dan beberapa perintah spontan yang dilakukan siswa

sehari-hari, contoh: Apa warna bajumu?

Siswa menjawab pertanyaan secara spontan.

Siswa melakukan perintah guru secara spontan.

Guru mengamati respon siswa dan menuliskan di lembar pengamatan.

3) Diakhir kegiatan guru membuat catatan hasil latihan.

2. Materi dan Aplikasi Pembelajaran PKPBI

Sesuai dengan tahapan proses mendengar manusia, maka materi program

pengembangan kemampuan persepsi bunyi dan irama bagi peserta didik tunarungu

meliputi:

a. Tahap deteksi bunyi yaitu kemampuan menyadari ada dan tidak ada bunyi.

b. Tahap diskriminasi bunyi yaitu kemampuan membedakan bunyi

c. Tahap identifikasi bunyi yaitu kemampuan mengenal bunyi

d. Tahap komprehensi bunyi yaitu kemampuan memahami bunyi

Ruang lingkup bunyi yang digunakan sebagai stimulus/rangsangan bunyi dalam

pengembangan kemampuan persepsi bunyi pada peserta didik tunarungu meliputi

penghayatan bunyi yang paling primitif hingga bunyi yang tertinggi yaitu:

a. taraf penghayatan bunyi-bunyi latar belakang yang ada di sekitar

b. taraf penghayatan bunyi sebagai isyarat atau tanda, dan

c. taraf penghayatan bunyi sebagai lambang yaitu bunyi bahasa atau percakapan

yang terjadi saat ada interaksi antar manusia

Ruang lingkup respon/reaksi peserta didik terhadap bunyi yang didengar dilakukan

secara verbal maupun non verbal, yaitu dalam bentuk:

a. Gerak bebas, gerak dasar, gerak berirama, gerak tari

b. Gambar lambang bunyi, sumber bunyi, lambang bilangan

Page 17: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

16

c. Menunjukan pias-pias kata, atau kelompok kata

d. Melakukan perintah yang didengar.

e. Bermain peran

f. Tulisan nama bunyi, nama bilangan, nama sumber bunyi

g. Ucapan nama sifat bunyi, nama sumber bunyi

h. Menirukan membuat bunyi /memainkan alat musik

i. Mengucapkan kata, kelompok kata, atau kalimat yang didengarnya

j. Menjawab pertanyaan yang didengar.

Mekanisme pelaksanaan pengembangan komunikasi, persepsi bunyi dan irama

dilaksanakan secara terprogram dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik

tunarungu. Prosedur pelaksanaan layanan program PKPBI dapat dilakukan melalui

tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan

1) Penyusunan Program Layanan

2) Penyusunan Materi Program Pengembangan/Layanan

3) Penyiapan Media Layanan

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan program pengembangan PKPBI dilakukan sesuai dengan skenario

pelaksanaan pengembangan yang telah ditetapkan dalam rencana program.

Kegiatan pelaksanaan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok dan atau

klasikal, hal ini disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan belajar peseta didik.

1) Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Pada kegiatan ini guru dapat

melakukan hal-hal sebagai berikut.

a) Tegur sapa

b) Pengecekan kehadiran peserta didik.

c) Pengecekan alat bantu dengar.

d) Pengkondisian kelas yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti

proses pelaksanaan program pengembangan dengan baik.

2) Inti

Page 18: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

17

a) Kegiatan inti dalam pelaksanaan PKPBI merupakan suatu proses

pembentukan kemampuan/pengalaman peserta didik secara terprogram

yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu untuk mencapai tujuan

program pengembangan yang telah ditentukan.

b) Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya

konsep, hukum atau prinsip oleh peserta didik dengan bantuan dari guru

melalui langkah-langkah kegiatan.

c) Dilakukan secara individual dan/atau sekelompok kecil peserta didik yang

memiliki permasalahan yang sama.

d) Pelaksanaan PKPBI berbasis aktivitas yaitu peserta didik mencari

tahu/memiliki keterampilan tertentu dengan melakukan sesuatu.

3) Penutup

a) Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip/ keterampilan/

perilaku/ tindakan yang telah dikonstruk oleh peserta didik. Validasi dapat

dilakukan dengan mengindentifikasi kebenaran konsep, hukum atau

prinsip/ keterampilan/ perilaku/ tindakan yang telah dikonstruk oleh

siswa.

b) Kedua, pengayaan materi pengembangan yang dikuasai peserta didik.

c. Penilaian

Penilaian dilakukan guru dengan melakukan pengamatan dengan prosedur

sebagai berikut:

1) Guru memilih salah satu respon yang harus dilakukan anak untuk evaluasi.

2) Siswa mereaksi bunyi yang diperdengarkan guru secara acak.

3) Guru mengamati dan mencatat respon anak pada lembar pengamatan.

d. Tindak Lanjut

1) Pengembangan Komunikasi

NO. KOMPETENSI INDIKATOR

1. Pengucapan fonem

- Mampu mengucapkan

- Mampu mengucapkan vocal depan

Page 19: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

18

NO. KOMPETENSI INDIKATOR

vocal

- Mampu mengucapkan

konsonan

- Mampu mengucapkan vocal tengah

- Mampu mengucapkan vocal belakang

- Mampu mengucapkan vocal rangkap (diftong)

- Mampu mengucapkan konsonan /b/ pada kata ibu,

boneka, dan bedak

- Mampu mengucapkan konsonan /p/ pada awal,

tengah dan akhir kata (pita, tutup, dan topi)

- Mampu mengucapkan konsonan /m/ pada awal,

tengah dan akhir kata (mata, kemarin, asam)

- Mampu mengucapkan konsonan /f/ pada awal,

tengah dan akhir kata ( fajar, kafan, arif)

- Mampu mengucapkan konsonan /v/ pada awal,

tengah kata (variasi, motivasi)

- Mampu mengucapkan konsonan /w/ pada awal,

tengah dan akhir kata (warna, bawang, bapaw)

- Mampu mengucapkan konsonan /t/ pada awal,

tengah dan akhir kata (topi, pintu, pahat)

- Mampu mengucapkan konsonan /d/ pada awal,

tengah dan akhir kata (dasi, dadu, padi)

- Mampu mengucapkan konsonan /n/ pada awal,

tengah dan akhir kata (nama, nanas, sampan)

- Mampu mengucapkan konsonan /s/ pada awal,

tengah dan akhir kata (sabun, susu, panas)

- Mampu mengucapkan konsonan /z/ pada awal,

tengah kata (ijazah, lazim)

- Mampu mengucapkan konsonan /l/ pada awal,

tengah dan akhir kata (lampu, lilin, halal)

- Mampu mengucapkan konsonan /r/ pada awal,

tengah dan akhir kata (rambut, marah, petir)

- Mampu mengucapkan konsonan /y/ pada awal,

tengah kata (saya, papaya,)

- Mampu mengucapkan konsonan /sy/ pada awal,

Page 20: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

19

NO. KOMPETENSI INDIKATOR

tengah dan akhir kata (syarat, masyarakat)

- Mampu mengucapkan konsonan /k/ pada awal,

tengah dan akhir kata,(kera, kaki, katak)

- Mampu mengucapkan konsonan /g/ pada awal,

tengah dan akhir kata, (gajah, lagu, bedug)

- Mampu mengucapkan konsonan /ng/ pada awal,

tengah dan akhir kata,(ngarai, mangga, gudang)

- Mampu mengucapkan konsonan /c/ pada awal,

tengah kata,(cacing, baca),

- Mampu mengucapkan konsonan /j/ pada awal,

tengah dan akhir kata (jalan, baju, bajaj)

- Mampu mengucapkan konsonan /ny/ pada awal,

tengah kata,(nyanyi, menyalin)

- Mampu mengucapkan konsonan /h/ pada awal,

tengah dan akhir kata,(harimau, bahu, puyuh)

2. - Pengucapan kata

- Pengucapan kata dengan

tekanan kata

- Mampu mengucapkan kata benda

- Mampu mengucapkan kata sifat

- Mampu mengucapkan kata kerja

- Mampu mengucapkan kata ganti

- Mampu mengucapkan kata keterangan

- Mampu mengucapkan kata bilangan

- Mampu mengucapkan kata sandang

- Mampu mengucapkan kata depan

- Mampu mengucapkan kata sambung

- Mampu mengucapkan kata seru

- mampu mengucapkan kata dengan tekanan lemah

- mampu mengucapkan kata dengan tekanan keras

- mampu mengucapkan kata dengan tekanan menurut

situasi

3. - Pengucapan kalimat,

- Mampu mengucapkan kalimat ajakan

- Mampu mengucapkan kalimat larangan

- Mampu mengucapkan kalimat permintaan

Page 21: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

20

NO. KOMPETENSI INDIKATOR

- Pengucapan tekanan dan

intonasi kalimat

- Mampu mengucapkan kalimat perintah biasa

- Mampu mengucapkan kalimat tanya dengan kata

tanya apa

- Mampu mengucapkan kalimat dengan kata tanya

siapa

- Mampu mengucapkan kalimat dengan kata tanya

kapan

- Mampu mengucapkan kalimat dengan kata tanya

mengapa

- Mampu mengucapkan kalimat dengan kata tanya

bagaimana

- Mampu mengucapkan kalimat dengan kata tanya

yang mana.

- Mampu mengucapkan kalimat dengan tekanan dan

intonasi kalimat berita

- Mampu mengucapkan kalimat dengan tekanan dan

intonasi kalimat perintah

- Mampu mengucapkan kalimat dengan tekanan dan

intonasi kalimat tanya

4. - Komunikasi langsung - Mampu berkomunikasi timbal balik dengan orang lain

- Mampu mengungkapkan keinginannya secara lisan

- Mampu menjawab pertanyaan secara lisan

- Mampu mengungkapkan gagasan secara lisan.

2. Kompetensi dan Indikator Pengembangan Persepsi Bunyi dan Irama

NO KOMPETENSI INDIKATOR

Bunyi

- Mampu mendeteksi

bunyi latar belakang

dengan kekerasan

90dB atau lebih dengan

- Memberikan,reaksi ucapan, gerak, tulisan,

- menggambar lambang bunyi,memainkan sumber

bunyi, dan bermain peran bila mendengar bunyi

benda secara tiba tiba

- Memberikan reaksi ada atau tidak ada bunyi benda

Page 22: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

21

NO KOMPETENSI INDIKATOR

ABM atau tidak. yang diperdengarkan secara langsung.

- Memberikan reaksi ada atau tidak ada bunyi alam

disekitar yang terdengar secara langsung.

- Memberikan reaksi ada atau tidak ada bunyi birama

dasar yang diperdengarkan secara langsung.

- Memberikan reaksi ada atau tidak ada bunyi musik

disekitar yang terdengar secara langsung.

- Memberikan reaksi ada atau tidak ada bunyi musik

secara langsung.

- Memberikan reaksi ada atau tidak ada suara binatang

di lingkungan sekitar yang terdengar secara tiba-tiba.

- Menyadari ada atau tidak ada suara rekaman

binatang di lingkungan sekitar secara langsung.

- Menyadari ada atau tidak ada suara manusia di

lingkungan sekitar yang terdengar secara tiba-tiba.

- Menyadari ada atau tidak ada suara manusia di

lingkungan yang diperdengarkan secara langsung.

- Mampu

mendiskriminasi bunyi

latar yang sudah

dideteksi dengan

kekerasan 90 dB atau

lebih dengan

menggunakan ABM

atau tidak

- Membedakan 2 bunyi benda yang diperdengarkan

secara langsung .

- Memberikan reaksi ucapan, gerak, tulisan, gambar,

membuat bunyi, bermain peran, menjawab

pertanyaan ( bahasa ) bila mendengar 2 bunyi benda

secara langsung

- Membedakan 2 bunyi alam yang diperdengarkan

lewat rekaman

- Membedakan 2 bunyi musik yang diperdengarkan

lewat rekaman

- Membedakan 2 suara binatang yang diperdengarkan

lewat rekaman

- Membedakan 2 suara manusia yang diperdengarkan

lewat rekaman

Page 23: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

22

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- Mampu mendeteksi

bunyi sebagai sinyal

dengan kekerasan

90dB atau lebih

menggunakan ABM

atau tanpa

menggunakan ABM

yang diperdengarkan

secara langsung atau

rekaman.

- Menyadari ada atau tidak ada bunyi benda

- Mengucapkan ada atau tidak ada bunyi benda

- Bergerak bila ada atau tidak ada bunyi benda

- Menuliskan ada atau tidak ada bunyi benda

- Memainkan sumber bunyi bila ada atau tidak ada

bunyi benda

- Bermain peran bila mendengar ada atau tidak ada

bunyi benda

- Menyadari ada atau tidak ada bunyi alam

- Mengucapkan ada atau tidak ada bunyi alam

- Bergerak bila ada atau tidak ada bunyi alam

- Menuliskan ada atau tidak ada bunyi alam

- Memainkan sumber bunyi bila ada atau tidak ada

bunyi alam

- Bermain peran bila mendengar ada atau tidak ada

bunyi alam

- Menyadari ada atau tidak ada jumlah bunyi

- Mengucapkan ada atau tidak ada jumlah bunyi

- Bergerak bila ada atau tidak ada jumlah bunyi

- Menuliskan ada atau tidak ada jumlah bunyi

- Memainkan sumber bunyi bila ada atau tidak ada

jumlah bunyi

- Bermain peran bila mendengar ada atau tidak ada

jumlah bunyi

- Menyadari ada atau tidak ada arah bunyi

- Mengucapkan ada atau tidak ada arah bunyi

- Bergerak bila ada atau tidak ada arah bunyi

- Menuliskan ada atau tidak ada arah bunyi

- Memainkan sumber bunyi bila ada atau tidak ada

arah bunyi

- Bermain peran bila mendengar ada atau tidak ada

arah buny

Page 24: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

23

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- Menyadari ada atau tidak ada bunyi birama dasar.

- Mengucapkan ada atau tidak ada birama dasar

- Bergerak bila ada atau tidak ada birama dasar

- Menuliskan ada atau tidak ada birama dasar

- Memainkan sumber bunyi bila ada atau tidak ada

birama dasar

- Bermain peran bila mendengar ada atau tidak ada

birama dasar

- Menyadari ada atau tidak ada bunyi musik

- Mengucapkan ada atau tidak ada bunyi musik

- Bergerak bila ada atau tidak ada bunyi musik

- Menuliskan ada atau tidak ada bunyi musik

- Memainkan sumber bunyi bila ada atau tidak ada

bunyi musik

- Bermain peran bila mendengar ada atau tidak ada

bunyi musik

- Menyadari ada atau tidak ada suara binatang.

- Mengucapkan ada atau tidak ada suara binatang

- Bergerak bila ada atau tidak ada suara binatang

- Menuliskan ada atau tidak ada suara binatang

- Memainkan sumber bunyi bila ada atau tidak ada

suara binatang

- Bermain peran bila mendengar ada atau tidak ada

suara binatang

- Menyadari ada atau tidak ada suara manusia

- Mengucapkan ada atau tidak ada suara manusia

- Bergerak bila ada atau tidak ada suara manusia

- Menuliskan ada atau tidak ada suara manusia

- Memainkan sumber bunyi bila ada atau tidak ada

suara manusia

- Bermain peran bila mendengar ada atau tidak ada

suara manusia

Page 25: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

24

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- Mampu

mendiskriminasi bunyi

sebagai sinyal yang

sudah dideteksi dengan

kekerasan 90dB atau

lebih menggunakan

ABM atau tidak.

Diperdengarkan secara

langsung atau berupa

rekaman.

- Membedakan 2 bunyi benda, alam,irama dasar,

musik, binatang,dan suara manusia yang berbeda

frekwensi, timbre, dan durasi,

- Mengucapkan kata bila mendengar 2 bunyi benda,

alam,irama dasar, musik, binatang,dan suara manusia

yang berbeda frekwensi, timbre, dan durasi

- Bergerak bila mendengar 2 bunyi benda, alam,irama

dasar, musik, binatang,dan suara manusia yang

berbeda frekwensi, timbre, dan durasi

- Menuliskan kata 2 bunyi benda, alam,irama dasar,

musik, binatang,dan suara manusia yang berbeda

frekwensi, timbre, dan durasi

- Memainkan sumber bunyi 2 bunyi benda, alam,irama

dasar, musik, binatang,dan suara manusia yang

berbeda frekwensi, timbre, dan durasi

- Bermain peran bila mendengar 2 bunyi benda,

alam,irama dasar, musik, binatang,dan suara manusia

yang berbeda frekwensi, timbre, dan durasi

- Membedakan 2 bunyi benda, alam, musik, binatang

dan suara manusia yang berbeda frekwensi dan

timbre.

- Mengucapkan kata bila mendengar 2 bunyi benda,

alam, musik, binatang dan suara manusia yang

berbeda frekwensi dan timbre.

- Bergerak bila mendengar 2 bunyi benda, alam, musik,

binatang dan suara manusia yang berbeda frekwensi

dan timbre.

- Menuliskan bila mendengar 2 bunyi benda, alam,

musik, binatang dan suara manusia yang berbeda

frekwensi dan timbre.

- Memainkan sumber bunyi bila mendengar 2 bunyi

benda, alam, musik, binatang dan suara manusia

Page 26: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

25

NO KOMPETENSI INDIKATOR

yang berbeda frekwensi dan timbre.

- Melakukan permainan bila mendengar 2 bunyi benda,

alam, musik, binatang dan suara manusia yang

berbeda frekwensi dan timbre

- Membedakan 2 benda,alam, musik,binatang dan

suara manusia sebagai sinyal yang berbeda timbre.

- Mengucapkan kata 2 benda,alam, musik,binatang

dan suara manusia sebagai sinyal yang berbeda

timbre.

- bergerak bila mendengar 2 benda,alam,

musik,binatang dan suara manusia sebagai sinyal

yang berbeda timbre

- menunjukkan tulisan bila mendengar 2 benda,alam,

musik,binatang dan suara manusia sebagai sinyal

yang berbeda timbre

- Memainkan sumber bunyi bila mendengar 2

benda,alam, musik,binatang dan suara manusia

sebagai sinyal yang berbeda timbre

- Melakukan permaian bila mendengar 2 benda,alam,

musik,binatang dan suara manusia sebagai sinyal

yang berbeda timbre

- Membedakan 2 benda,alam, binatang , dan suara

manusia sebagai sinyal yang berbeda frekwensi

- Mengucapkan kata 2 benda,alam,

- binatang dan suara manusia sebagai sinyal yang

berbeda frekwensi

- Bergerak bila mendengar 2 benda,alam,

- binatang dan suara manusia sebagai sinyal yang

berbeda frekwensi

- menulis bila mendengar 2 benda,alam,

- binatang dan suara manusia sebagai sinyal yang

berbeda frekwensi

Page 27: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

26

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- memainkan sumber bunyi bila mendengar 2

benda,alam,

binatang dan suara manusia sebagai sinyal yang

berbeda frekwensi

- Bermain bila mendengar 2 benda,alam,binatang dan

suara manusia sebagai sinyal yang berbeda frekwensi

- Membedakan sifat bunyi,cepat-lamba, panjang-

pendek, keras lemah dan tinggi- rendah.

- Mengucapkan bunyi sifat yang didengar

- Bergarak bila mendengar bunyi yang didengar.

- Menulis bunyi sifat yang didengar

- Memainkan sumber bunyi sifat yang didengar

- Melakukan permainan bila mendengar bunyi sifat

- Membedakan jumlah bunyi

- Mengucapkan jumlah bunyi yang didengar

- Bergerak sesuai jumlah yang didengar

- Menuliskan jumlah bunyi yang didengar

- Memainkan sumber bunyi sesuai jumlah bunyi yang

didengar.

- Melakukan permainan jumlah bunyi yang didengar

- Membedakan arah bunyi

- Mengucapkan arah bunyi

- Mununjukan tulisan arah bunyi

- Bergerak sesuai arah bunyi

- Memainkan sumber bunyi sesuai arah bunyi

- Bermain sesuai arah bunyi

- Mampu

mengidentifikasi bunyi

sebagai sinyal yang

pernah dideskriminasi

dengan kekerasan 90db

atau lebih

- Mengenal bunyi benda sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman.

- Mengucapkan kembali bunyi benda sebagai sinyal

- Bergerak bila mendengar bunyi benda sebagai sinyal

- Menunjukkan tulisan bunyi benda sebagai sinyal.

- Memainkan sumber bunyi bila mendengar bunyi

Page 28: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

27

NO KOMPETENSI INDIKATOR

menggunakan ABM

atau tidak.

benda sebagai sinyal

- Bermain peran bila mendengar bunyi benda sebagai

sinyal.

- Mengenal bunyi alam sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata bila menbengar bunyi alam

sebagai sinyal

- Menunjukkan tulisan bunyi alam sebagai sinyal.

- Memainkan sumber bunyi bila mendengar bunyi

alam.

- Bermain peran bila mendengar bunyi alam sebagai

sinyal

- Mengenal jumlah bunyi sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan jumlah bilangan bila mendengarbunyi

sebagai sinyal yang diperdengarkan secara langsung

melalui rekaman

- Bergerak bila mendengar jumlah bunyi sebagai sinyal

yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Menuliskan bilangan jika mendengar jumlah bunyi

sebagai sinyal yang diperdengarkan secara langsung

melalui rekaman

- Memainkan sumber bunyi bila mendengar jumlah

bunyi sebagai sinyal yang diperdengarkan secara

langsung melalui rekaman

- Bermain peran bila mendengar jumlah bunyi sebagai

sinyal yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Mengenal arah bunyi sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan arah bila mendengar bunyi sebagai

Page 29: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

28

NO KOMPETENSI INDIKATOR

sinyal yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Bergerak bila mendengar arah bunyi sebagai sinyal

yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Menunjukkan tulisan arah bunyi sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Memainkan sumber bunyi dari berbagai arah sebagai

sinyal yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Bermain peran bila mendengar bunyi dari berbagai

arah sebagai sinyal yang diperdengarkan secara

langsung melalui rekaman

- Mengenal bunyi irama dasar sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata bunyi irama dasar sebagai sinyal

yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Bergerak bila mendengar bunyi irama dasar sebagai

sinyal yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Menuliskan kata bunyi irama dasar sebagai sinyal

yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Memainkan sumber bunyi irama dasar sebagai sinyal

yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Bermain peran bila mendengar bunyi irama dasar

sebagai sinyal yang diperdengarkan secara langsung

melalui rekaman

- Mengenal bunyi musik sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

Page 30: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

29

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- Mengucapkan kata bila mendengar bunyi musik

sebagai sinyal yang diperdengarkan secara langsung

melalui rekaman

- Bergerak bila mendengar bunyi musik sebagai sinyal

yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Menuliskan kata bila mendengar bunyi musik sebagai

sinyal yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Membunyikan sumber bunyi bila mendengar bunyi

musik sebagai sinyal yang diperdengarkan secara

langsung melalui rekaman

- Bermain peran bila mendengar bunyi musik sebagai

sinyal yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Mengenal suara binatang sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata bila mendengar suara binatang

sebagai sinyal yang diperdengarkan secara langsung

melalui rekaman

- Bergerak bila mendengar suara binatang sebagai

sinyal yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Menunjukkan tulisan kata bila mendengar suara

binatang sebagai sinyal yang diperdengarkan secara

langsung melalui rekaman

- Memainkan sumber bunyi bila mendengar suara

binatang sebagai sinyal yang diperdengarkan secara

langsung melalui rekaman

- Bermain peran bila mendengar suara binatang

sebagai sinyal yang diperdengarkan secara langsung

melalui rekaman

Page 31: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

30

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- Mengenal suara manusia sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata bila mendengar suara manusia

sebagai sinyal yang diperdengarkan secara langsung

melalui rekaman

- Bergerak bila mendengar suara manusia sebagai

sinyal yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Menunjukkan tulisan kata bila mendengar suara

manusia sebagai sinyal yang diperdengarkan secara

langsung melalui rekaman

- Memainkan sumber bunyi bila mendengar suara

manusia sebagai sinyal yang diperdengarkan secara

langsung melalui rekaman

- Bermain peran bila mendengar suara manusia sebagai

sinyal yang diperdengarkan secara langsung melalui

rekaman

- Mampu

mengkomprehensi

bunyi sebagai sinyal

yang pernah

diidetifikasikan dengan

kekerasan 90db atau

lebih menggunakan

ABM atau tidak

- Memahami bunyi benda sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman.

- Mengucapkan kata yang akan dilakukan anak

- Melakukan sesuai yang didengar anak

- Memahami bunyi alam sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata yang akan dilakukan

- Melakukan sesuai yang didengar

- Memahami jumlah bunyi sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata yang akan dilakukan

- Melakukan sesuai yang didengar

- Memahami arah bunyi sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata yang akan dilakukan

Page 32: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

31

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- Melakukan sesuai yang didengar

- Memahami bunyi irama dasar sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata yang akan dilakukan

- Melakukan sesuai yang didengar

- Memahami bunyi musik sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata yang akan dilakukan

- Melakukan sesuai yang didengar

- Memahami suara binatang sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata yang akan dilakukan

- Melakukan sesuai yang didengar

- Memahami suara manusia sebagai sinyal yang

diperdengarkan secara langsung melalui rekaman

- Mengucapkan kata yang akan dilakukan

- Melakukan sesuai yang didengar

2. Bahasa

- Mampu memdeteksi

bunyi bahasa dengan

kekerasan 90dB atau

lebih menggunakan

ABM atau tidak

diperdengarkan secara

langsung.

- Menyadari ada atau tidak ada suara fonem.

- Mengucapkan ada atau tidak ada suara fonen

- Mengerakkankan ada atau tidak ada suara fonen

- Menunjukkan tulisan ada atau tidak ada suara fonen

- Menyadari ada atau tidak ada suara panggilan nama

orang

- Mengucapkan ada/tidak ada suara panggilan nama

orang.

- Menunjukkan tulisan ada atau tidak ada

- Suara panggilan nama orang

- Bergerak bila ada atau tidak ada suara panggilan

nama orang

- Menyadari ada atau tidak ada suara nama hari, bulan,

- Menucapkan ada atau tidak ada suara nama

hari,bulan.

Page 33: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

32

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- Menunjukkan tulisan ada atau tidak ada

- Suara nama hari,bulan

- Bergerak bila ada atau tidak ada suara nama

nari,bulan

- Menyadari ada atau tidak suara nama bilangan

- Menucapkan ada atau tidak ada suara nama bilangan.

- Menunjukkan tulisan ada atau tidak ada

- Suara nama bilangan

- Bergerak bila ada atau tidak ada suara nama

bilanagan

- Menyadari ada atau tidak ada suara kelompok kata.

- Menucapkan ada atau tidak ada suara kelampok kata.

- Menunjukkan tulisan ada atau tidak ada

- Suara kelompok kata

- Bergerak bila ada atau tidak ada suara kelompok kata

- Menyadari ada tidak ada suara kalimat.

- Menucapkan ada atau tidak ada suara kalimat

- Menunjukkan tulisan ada atau tidak ada

- Suara kalimat

- Bergerak bila ada atau tidak ada suara kalimat

- Mampu

mendiskriminasi bunyi

bahasa dengan

kekerasan 90dB lebih

menggunakan ABM

atau tidak

diperdengarkan secara

langsung.

- Membedakan unsur suprasegmental bunyi bahasa

dengan memberikan respon panjang-pendek,tinggi-

rendah, keras-lemah,cepat-lambat

- Mengucapkan panjang pendek,tinggi rendah,keras

lemah,cepat lambat

- Bergerak sesuai bunyi panjang pendek,tinggi

rendah,keras lemah,cepat lambat

- Menunjukkan tulisan panjang pendek,tinggi

rendah,keras lemah,cepat lambat

- Membuat bunyi panjang pendek,tinggi rendah,keras

lemah,cepat lambat

- Bermain peran sesuai bunyi panjang pendek,tinggi

Page 34: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

33

NO KOMPETENSI INDIKATOR

rendah,keras lemah,cepat lambat

- Membedakan jumlah suku kata

- Menunjukan kartu bilangaan 1,4

- Bergerak sesuai jumlah suku kata

- Menuliskan sesuai jumlah suku kata

- Membuat bunyi sesuai jumlah suku kata

- Bermain peran sesuai jumlah suku kata

- Membedakan dua kata yang kontras pada aspek

bersuara- tak bersuara,daerah artikulasi dan cara

artikulasi.

- Menunjukkan tulisan dua kata yang kontras

- Mengucapan dua kata yang kontras

- Menuliskan dua kata yang kontras

- Membuat bunyi sesuai dua kata yang kontras

- Bermain peran sesuai bunyi dua kata yang kontras

- Membedakan 2 kata yang mengandung konsonan

getar dengan semua konsonan

- Menunjukkan tulisan konsonan getar

- Menunjukkan tulisan semua konsonan.

- Mengucapkan konsonan getar.

- Mengucpkan semua konsonan .

- Membedakan 2 kata yang mengandung konsonan

sengau dan letup.

- Menunjukkan tulisan konsonan letup.

- Menunjukkan tulisan konsonan geser

- Mengucapkan konsonan letup.

- Mengucapkan konsonan geser.

- Menunjukkan konsonsn geser. Membedakan 2 kata

yang mengandung konsonan letup dengan geser.

- Menunjukkan tulisan konsonan letup.

- Menunjukkan tulisan konsonan geser.

- Mengucapkan konsonan letup

Page 35: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

34

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- Menunjukkan konsonsn geser.

- Mampu

mengidentifikasi bunyi

bahasa yang pernah

dideskriminasi dengan

kekerasan 90db atau

lebih menggunakan

ABM atau tanpa

meggunakan ABM

diperdengarkan secara

langsung

- Mengenal konsonan pada kata tertentu yang di

didengar

- Mengucapkan kembali konsonan pada kata tertentu

- Mengenal kata benda

- Menunjukkan gambar benda sesuai kata yang

didengar

- Menuliskan kata benda

- Mengucapkan kembali kata benda

- Mengenal kata ganti dengan memberikan respon

menunjuk tulisan

- Mengucapkan kata ganti yang didengar

- Menunjukan kata ganti dengan tulisan

- Menuliskan kata ganti yang didengar

- Mengenal kata kerja

- Menunjukkan gambar ilustrasi sesuai perintah

- Mengucapkan kata perintah

- Menirukan kata perintah

- Mengenal kata keterangan dengan memberikan

respon melengkapi kalimat dengan kata yang tepat

- Dapat mengucapkan kata melengkapi kalimat

keterangan

- Menuliskan kata keterangan

- Mengenal kelompok kata dengan memberikan respon

menyebutkan lawan kata

- Dapat menyebutkan lawan kata

- Mengenal kalimat tanya dengan memberikan respon

menunjuk tulisan jawaban

- Menunjuk tulisan jawaban dari pertanyaan yang

ditanyakan

- Menyebutkan jawaban

Page 36: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

35

NO KOMPETENSI INDIKATOR

- Mampu

mengkomprehensi

bunyi bahasa yang

pernah diidetifikasikan

dengan kekerasan 90db

atau lebih

menggunakan ABM

atau tidak

- Memahami kalimat tanya dengan memberikan respon

menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan dengan kata tanya siapa

- Menjawab pertanyaan dengan kata tanya apa

- Menjawab pertanyaan dengan kata Tanya berapa

- Menjawab pertanyaan dengan kata Tanya kapan

- Menjawab pertanyaan dengan kata

- tanya dimana

- Memahami kalimat perintah dengan memberikan

respon melakukan tugas/perintah

- Melakukan tugas yang diperintahkan

- Memahami kalimat berita dengan memberikan

respon pernyataan sanggahan salah, tidak, atau

belum

- Dapat memberikan pernyataan salah

- Dapat memberikan pernytaan tidak

- Dapat memberikan peryataan belum

- Memahami kalimat berita dengan memberikan

respon pernyataan setuju betul, ya,atau sudah

- Memberikan peryataan betul

- Memberikan peryataan ya

- Memberikan peryataan sudah

3. Pendekatan, model dan metode pembelajaran PKPBI

Pelaksanaan layanan program PKPBI dapat dilakukan dengan menggunakan

pendekatan multisensory, yaitu melalui taktil dan kinestetik. Sementara metode yang

digunakan dapat berupa role play maupun permainan.

Pengembangan kemampuan komunikasi persepsi bunyi dan irama dalam

pelaksanaannya dapat dilakukan sebagaimana berikut berikut ini:

a. Reguler, yaitu program dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disusun.

Page 37: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

36

b. Terpadu, yaitu program dilaksanakan dengan cara diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran yang lain.

c. Prioritas, yaitu program dilaksanakan secara khusus kepada peserta didik yang

mengalami masalah tertentu dan memerlukan penanganan secara cepat.

Pelaksanaan layanan program PKPBI pada peserta didik tunarungu harus

menggunakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada

kebutuhan peserta didik (student centered approach). Ini berarti bahwa apapun

yang akan dilakukan terhadap peserta didik tunarungu dalam kontek layanan program

PKPBI harus didasarkan kepada kepentingan dan kebutuhan peserta didik tunarungu.

Mengingat sangat pentingnya layanan program PKPBI pada peserta didik

tunarungu dan banyaknya waktu yang dibutuhkan, maka perlu menggunakan

berbagai strategi sebagai:

a. Pembelajaran terpadu, artinya sebagian materi pengembangan BKPBI masuk

kedalam mata pelajaran untuk dikembangkan.

b. Pembelajaran tersendiri, artinya guru penanggung jawab keterampilan

kekhususan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara langsung dan

tersendiri, yang disesuaikan dengan umur perkembangan dan kebutuhannya.

c. Pembelajaran prioritas, yaitu strategi ini dilaksanakan karena alasan tertentu

yang ada pada tunarungu, misalnya karena peserta didik akan segera masuk di

sekolah inklusi atau alasan kebutuhan yang mendesak maka perlu diprioritaskan

untuk dilakukan pembelajaran secara individual sampai kebutuhannya terpenuhi.

4. Aplikasi Strategi Pembelajaran Komunikasi PKPBI

a. Asesmen

Asesmen adalah suatu proses yang sistematis dan komprehensif di dalam

menggali permasalahan sehingga diketahui tentang : 1) apa yang sudah dikuasai,

2) apa yang belum dikuasai, dan 3) apa yang dibutuhkan oleh peserta didik.

Pelaksanaan asesmen awal dilakukan secara menyeluruh. Artinya mencakup

semua dimensi yang dapat menggambarkan profil peserta didik. Dimensi yang

dimaksud antara lain:

1) Kognisi (berpikir, memahami, pemecahan masalah)

2) Bahasa (kemampuan ekspresif dan reseptif)

Page 38: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

37

3) Perhatian (tekun, detail)

4) Perilaku adaptif dan kontrol diri/emosi (impulsif, temperamen, giliran,

toleransi terhadap frustasi)

5) Koordinasi motorik (kasar/halus, koordinasi antara mata dan anggota tubuh,

pendengaran dengan anggota tubuh, misal melompat, meloncat,

melempar/menangkap, menggambar, menyusun)

6) Sensorik (kemampuan panca indera menangkap stimulus)

7) Interaksi sosial (memulai percakapan, permainan kelompok)

8) Kemandirian (mengenakan pakaian, makan, mencuci tangan-kaki, dll).

Setelah dilakukan asesmen awal, guru melakukan asesmen lanjutan sesuai

kebutuhan. Misalnya guru PKPBI melakukan asesmen lanjutan yang dapat

memberikan gambaran tentang komunikasi, sensorik, dan koordinasi motorik.

Pelaksanaan asesmen PKPBI adalah mengumpulkan berbagai informasi yang

berhubungan dengan peserta didik, terutama informasi tentang kemampuan

komunikasi dan daya dengar. Materi asesmen sekurang-kurangnya mencakup hal-

hal berikut ini:

1) Profil peserta didik dalam pengucapan fonem/kata/kalimat;

2) Profil peserta didik dalam mengikuti berbagai konteks percakapan;

3) Gambaran audiogram dari peserta didik;

4) Data tentang alat bantu dengar (ABD) yang digunakan peserta didik;

5) Penguasaan terhadap pemahaman bunyi (deteksi, deskrimininasi, identifikasi,

dan komprehensi bunyi);

6) Penguasaan terhadap penghayatan bunyi (bunyi latar, bunyi sinyal, bunyi

bahasa atau percakapan).

b. Penetapan Prioritas Program Layanan Kebutuhan Khusus

Penetapan prioritas program pengembanga/layanan PKPBI didasrkan pada:

A=Audiens yaitu siapa yang akan mencapai tujuan; B = Behavior adalah prilaku yang

harus ditunjukkan/ dibutuhkan, C = Condition pada saat kondisi apa perilaku itu

ditampilkan/ditunjukkan oleh (audiens) dan D = Degree (derajat) merupakan

kriteria bahwa tingkah laku yang ditampilan (performance behavior) menerangkan

telah berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan dan diajarkan. Penetapan

Page 39: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

38

prioritas dapat disusun berdasarkan pada kemampuan klasikal maupun individual,

sehingga penetapan prioritas dapat dilakukan secara klasikal dan individual.

c. Penyusunan Program Layanan Kebutuhan Khusus

Penyusunan program pengembangan/layanan PKPBI diawali dengan perhitungan

minggu efektif. Setelah diketahui jumlah minggu efektif disusun program tahunan,

kemudian program semester. Alokasi waktu program pengembangan/layanan PKPBI

pada satuan pendidikan SDLB 4 jam pelajaran perminggu, SMPLB 3 jam pelajaran

perminggu, dan SMALB disesuaikan dengan kebutuhan dengan alokasi waktu setara

2 jam pelajaran perminggu.

Dalam menyusun program tahunan program kebutuhan khusus, komponen yang

harus ada sebagai berikut.

o Identitas (nama sekolah, satuan pendidikan, jenis ketunaan, kelas, dan tahun

pelajaran)

o Format isian (bidang pengembangan, kompetensi, alokasi waktu, dan indikator

pencapaian kompetensi).

PROGRAM TAHUNAN

PENGEMBANGAN KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA

Nama Sekolah : ………………………………………......

Satuan Pendidikan : ………………………………………......

Jenis Ketunaan : ......................................................

Kelas : ….……………………………………......

Tahun Ajaran : .………………………………………......

No Bidang

Pengembangan

Kompetensi Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Alokasi

Waktu

1

2

3

4

5

6

7

Page 40: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · maka peserta didik akan menganalogikan bahwa bunyi yang keras itu

39

No Bidang

Pengembangan

Kompetensi Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Alokasi

Waktu

8

9

10

Selain memahami format program tahunan, hal lain yang harus dipahami oleh guru

dalam menyusun program tahunan, sebagai berikut.

o Memahami struktur kurikulum untuk setiap tingkatan kelas pada satuan

pendidikan (SDLB, SMPLB, dan SMALB).

o Memahami alokasi waktu pelaksanaan progam pengembangan/layanan PKPBI

dalam satu minggu setiap tingkatan kelas pada satuan pendidikan (SDLB,

SMPLB, dan SMALB).

NB. Disarankan peserta PPG juga membaca Buku Program Pengembangan Kekhususan

untuk Peserta Didik Tunarungu. Kemendikbud (2014,) Direktorat PPKLK ,Jakarta.

C. REFERENSI

Bambang Nugroho. (2002). Bina Persepsi Bunyi dan Irama. Jakarta: UNJ. Boothroyd, Arthur (1982), Hearing Impairments in Young children, Prentice Hall, Inc.

Englewood Cliffs, New York Bunawan, Lani dan C. Susila Yuwati (2000), Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu,

Yayasan Santi Rama, Jakarta Kemendikbud.(2014),Buku Guru Program Pengembangan Kekhususan BKPBI untuk

Peserta Didik Ttunarungu,Direktorat PPKLK,Jakarta Moores, Donald F. (2001), Educating The Deaf, Psychology, Principles and Practices,

Houghton Mifflin Company, Boston , New York Murni, W., dkk. (2010). Program Khusus SLB Bagian Tunarungu. Jakarta: Depdiknas. Uden, Van (1977), A World of Language for Deaf Children; basic Principles A Maternal

Reflective Metod, Swetz&Zeitlinger, Amsterdam&Lisse, Holland