sumber belajar penunjang plpg 2017 mata …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/modul...

41
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN LUAR BIASA BAB V PENGEMBANGAN INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN PERILAKU BAGI PESERTA DIDIK AUTIS Penyusun: TIM PENGEMBANG SUMBER BELAJAR PLB-FIP- UNESA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Upload: hathuy

Post on 19-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

PENDIDIKAN LUAR BIASA

BAB V

PENGEMBANGAN INTERAKSI, KOMUNIKASI,

DAN PERILAKU BAGI PESERTA DIDIK AUTIS

Penyusun:

TIM PENGEMBANG SUMBER BELAJAR PLB-FIP- UNESA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

1

BAB V

PENGEMBANGAN INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN PERILAKU BAGI PESERTA DIDIK AUTIS

A. PENDAHULUAN

Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat menguasai materi, struktur,

konsep dan pola pikir keilmuan terkait pembelajaran bagi peserta didik autis. serta

menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu

1. Kompetensi Inti

Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu

2. Kompetensi Dasar (KD)/Kelompok Kompetensi Dasar (KKD).

a. Menguasai konsep autisme

b. Identifikasi dan asesmen peserta didik autis

c. Merancang asesmen pada peserta didik autis

d. Menguasai prinsip, teknik, dan prosedur pembelajaran pada peserta didik autis

e. Merancang layanan bagi peserta didik autis

B. MATERI

1. Konsep Dasar Autisme

1) Pengertian

Kata autisme berasal dari bahasa Yunani “auto” berarti sendiri yang

ditujukan pada seseorang yang menunjukkan gejala “hidup dalam dunianya

sendiri”. American Psychiatric Association disingkat APA (2013) menyebut

autisme pada DSM-5 sebagai Autism Spectrum Disorder (ASD), yaitu suatu

gangguan perkembangan saraf (neurodevelopmental disorder) yang ditandai

dengan hambatan komunikasi sosial dan interaksi sosial pada berbagai situasi

(termasuk hambatan dalam timbal balik sosial, perilaku komunikatif non-verbal

yang digunakan untuk interaksi sosial, dan keterampilan dalam mengembangkan,

mempertahankan dan memahami hubungan) dan juga adanya pola perilaku,

ketertarikan yang terbatas maupun aktivitas yang berulang.

Page 3: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

2

Autisme merupakan suatu spectrum disorders, yaitu suatu gangguan yang

mempunyai rentangan lebar dan bergradasi mulai dari yang ringan sampai berat.

Artinya, walaupun memiliki gejala yang sama, tetapi setiap orang dengan autisme

dipengaruhi oleh gangguannya tersebut dengan cara yang berbeda dan dapat

berakibat berbeda pula pada perilakunya. Gejala dapat terjadi dengan kombinasi

yang berbeda-beda dan dapat bergradasi dari sangat ringan ke sangat berat.

Demikian pula dengan potensi kemampuan kognitifnya bervariasi dari diatas rata-

rata sampai retardasi mental berat.

Senada dengan DSM-5, the Individuals with Disabilities Education Act

(IDEA) USA (dalam Hallahan & Kaufman, 2011) mendefinisikan autisme sebagai

gangguan perkembangan yang mempengaruhi interaksi sosial dan komunikasi

verbal dan nonverbal secara signifikan, biasanya muncul sebelum usia tiga tahun,

yang mempunyai efek terhadap kemampuan pendidikan anak. Lebih lanjut

disebutkan bahwa karakteristik lain yang sering dikaitkan dengan anak autis

adalah terpaku pada aktivitas yang berulang dan gerakan stereotip, resisten

terhadap perubahan lingkungan atau perubahan rutinitas sehari-hari, dan

memiliki respon yang tidak seperti anak lainnya terhadap pengalaman sensoris.

Penggunan kata autisme pertama kali diperkenalkan pada tahun 1943 oleh

Leo Kanner. Beliau menulis makalah dan menjabarkan gejala-gejala “aneh” yang

beliau temukan pada 11 anak yang menjadi pasiennya. Beliau melihat banyak

sekali persamaan gejala pada anak-anak tersebut, namun yang sangat menonjol

adalah anak ini sangat asyik dengan dirinya sendiri, seolah-olah ia hidup dalam

dunianya sendiri. Maka beliau memakai istilah autisme.

Beberapa tokoh mengemukakan bermacam rumusan definisi mengenai

gambaran yang menunjukkan autisme tersebut. Sutadi (2002) menjelaskan bahwa

autisme adalah gangguan perkembangan neorobiologis berat yang mempengaruhi

cara seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi (berhubungan) dengan orang

lain. Penyandang autisme tidak dapat berhubungan dengan orang lain secara

berarti, serta kemampuannya untuk membangun hubungan dengan orang lain

terganggu karena ketidakmampuannya untuk berkomunikasi dan mengerti

perasaan orang lain. Lebih lanjut dijelaskannya bahwa penyandang autisme

Page 4: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

3

memiliki gangguan pada interaksi sosial, komunikasi (baik verbal maupun non

verbal), imajinasi, pola perilaku repetitif dan resistensi terhadap perubahan pada

rutinitas.

Definisi yang dirumuskan Sutadi tersebut senada dengan definisi yang

ditulis oleh Gerlach (2000), “Autism is a complex develop-mental disability that

typical appears during the first three years of life. The result of a neurobiological

disorder that affects the functioning of the brain,…”

Sutadi dan Gerlach mengemukakan batasan yang sangat mirip. Hanya saja

Sutadi langsung menjelaskan ciri-ciri penyandang autisme secara rinci dalam

definisinya, sedangkan Gerlach tidak demikian. Ia menjelaskan hal tersebut pada

bagian tersendiri.

Kemudian Sunartini (2000) menjelaskan pula bahwa autisme diartikan

sebagai gangguan perkembangan perpasif yang ditandai oleh adanya abnormalitas

dan kelainan yang muncul sebelum anak berusia 3 tahun, dengan ciri-ciri fungsi

yang abnormal dalam tiga bidang: (1) interaksi sosial, (2) komunikasi dan, (3)

perilaku yang terbatas dan berulang, sehingga mereka tidak mampu

mengekspresikan perasaan maupun keinginan, sehingga perilaku dan hubungan

dengan orang lain menjadi terganggu. Keadaan ini terjadi tiga sampai empat kali

lebih banyak pada laki-laki dari pada anak perempuan. Autisme dapat terjadi pada

setiap anak tidak memandang lapisan sosial ekonomi, tingkat pendidikan

orangtua, ras, etnik maupun agama.

Bila diamati beberapa definisi autisme di atas, maka nyata sekali pada

hakekatnya memberikan batasan yang sama. Sama-sama menyatakan bahwa

autisme merupakan gangguan proses perkembangan yang mulai muncul dalam

tiga tahun pertama kehidupan, yang menyebabkan hambatan komunikasi dan

interaksi sosial, serta memiliki minat terbatas dan perilaku berulang. Hambatan

tersebut bisa menyebabkan gangguan pada bidang komunikasi, bahasa, kognitif,

sosial dan fungsi adaptif, sehingga menyebabkan anak-anak tersebut seolah-olah

berada dalam dunianya sendiri.

Page 5: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

4

2) Derajat Autisme

Derajat berat ringannya autisitas anak berdasarkan DSM -5 dapat

diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu :

Derajat Autistik Komunikasi dan Interaksi

Sosial

Ketertarikan yang

terbatas dan perilaku

berulang

Derajat 1

Membutuhkan

dukungan/bantuan

ringan

Dapat berinteraksi sosial

tanpa bantuan, walaupun

mengalami kendala atau

kekurangan dalam

komunikasi sosial

Keterbatasan yang

nyata paling tidak

pada satu hal.

Derajat 2

Membutuhkan

dukungan / bantuan

sedang

Ditandai dengan kekurangan

dan keterbatasan dalam

berinteraksi serta dalam

memberikan respon secara

social

Ditandai dengan

keterbatasan yang

nyata dalam beberapa

hal.

Derajat 3

Sangat

membutuhkan

dukungan / bantuan

Kemampuan berkomunikasi

sosial yang terbatas

Ditandai dengan

adanya keterbatasan

yang nyata dalam

kehidupan sehari-hari.

Derajat autistik berdasarkan fungsi kecerdasan dapat dikategorikan ke

dalam 3 tingkatan, yaitu :

1) Fungsi kecerdasan rendah.

Anak autis yang temasuk ke dalam kategori kecerdasan rendah maka

dikemudian hari kecil kemungkinan untuk dapat diharapkan untuk hidup

mandiri secara penuh, ia tetap akan memerlukan bantuan orang lain.

2) Fungsi kecerdasan menengah.

Apabila penyandang autis masuk ke dalam kategori kecerdasan menengah

maka memungkinkan untuk dilatih bermasyarakat dan mempunyai

Page 6: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

5

kesempatan yang cukup baik bila diberikan pendidikan khusus yang dirancang

secara khusus untuk penyandang autis.

3) Fungsi kecerdasan tinggi.

Apabila penyandang autis masuk ke dalam kategori kecerdasan tinggi maka

dengan pendidikan yang tepat, diharapkan dapat hidup secara mandiri bahkan

dimungkinkan dapat berprestasi, dapat juga hidup berkeluarga.

3) Karakteristik Peserta Didik Autis

Merujuk pada berbagai definisi diatas, maka karasteristik hambatan dominan

pada peserta didik autis adalah sebagai berikut:

1) Perilaku terbatas dan Perilaku mengulang

Hambatan tentang perilaku terbatas meliputi hambatan yang terjadi di

beberapa area berikut ini antara lain: sangat meyukai perilaku yang diulang-

ulang, misalnya flapping dan menata mobil mainan, mempunyai cara

komunikasi yang tidak lazim/unik antara lain echolalia, monologues, jargon.

Cenderung melakukan kegiatan yang sama atau rutin, cenderung memiliki

ketertarikan yang dominan pada hal-hal yang spesifik (highly restricted,

fixated special interests). Memiliki sensori yang terkadang sangat sensitive

atau sebaliknya (Hyper-or hypo-reactivity to sensory input). Memiliki sensori

terhadap lingkungan yang tidak lazim seperti benda berputar,

pembauan/penciuman, perabaan, dan sejenisnya

2) Hambatan kumunikasi dan berinteraksi sosial

Hambatan komukasi sosial dan interaksi sosial meliputi hambatan yang terjadi

dibeberapa area berikut ini antara lain: membuka dan melanjutkan

percakapan, komunikasi secara non verbal, berbagi kesenangan atau hobi

dengan orang lain, memahami emosi yang terjadi pada diri sendiri dan orang

lain, berinisiatif untuk melakukan interaksi sosial, memelihara dan

mengembangkan suatu hubungan dalam pergaulan, tidak tertarik untuk

berteman, perilaku yang sulit beradaptasi terhadap suatu perubahan,

hambatan dalam berbicara dan logika berpikir.

Bila dilihat dari penampilan luar secara fisik, maka peserta didik autis tidak

berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Perbedaannya baru dapat dilihat

Page 7: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

6

apabila mereka melakukan aktivitas seperti : berkomunikasi, bermain dsb. Ronald

(1992) mengatakan bahwa anak dengan gangguan autisme tidak akan merespon

stimulus dari lingkungan sebagaimana mestinya, memperlihatkan kemiskinan

kemampuan dan sering merespon lingkungan secara aneh.

Leo Kanner dalam Peeters (1994) dan Widyawati (2002) memberikan

penjelasan mengenai karakteristik khusus anak-anak dengan autisme. Dengan

memahami karakteristiknya ini kita dapat membedakan peserta didik autis dengan

anak yang lain yang bukan penyandang autisme. Karakteristik tersebut ditinjau

dari interaksi sosial, komunikasi dan pola bermain,serta aktivitas dan minat.

1) Karakteristik dari segi interaksi sosial

Anak dengan autisme dapat dikenali dengan memahami interaksi sosialnya

yang ganjil dibandingkan anak pada umumnya. Seperti :

a) Menolak bila ada yang mau memeluk

b) Tidak mengangkat kedua lengannya bila diajak untuk digendong

c) Ada gerakan pandangan yang abnormal

d) Gagal menunjukkan suatu objek kepada orang lain

e) Sebagian anak autistic tak acuh dan tak bereaksi terhadap pendekatan

orangtuanya,tapi sebagian lainnya malahan merasa terlalu cemas bila

berpisah dan melekat pada orangtuanya

f) Gagal dalam mengembangkan permainan bersama teman-teman

sebayanya, merekalebih suka menyendiri

g) Keinginan untuk menyendiri sering tampak pada masa kanak-kanak dan

akan makin berkurang sejalan dengan bertambah usianya

h) Tidak mampu memahami aturan-aturan yang berlaku dalam interaksi

sosial

i) Tidak mampu untuk memahami ekspresi wajah orang, ataupun untuk

mengekspresikan perasaannya baik dalm bentuk vocal ataupun dalam

ekspresi wajah.

Walaupun mereka berminat untuk mengadakan hubungan dengan

teman-teman, sering kali terdapat hambatan karena ketidak mampuan

mereka memahami aturan-aturan yang berlaku dalam interaksi sosial

Page 8: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

7

tersebut. Kesadaran sosial yang kurang ini mungkin yang menyebabkan

mereka tidak mampu untuk memahami ekspresi wajah orang, ataupun untuk

mengekspresikan perasaannya baik dalam bentuk vocal ataupun dalam

ekspresi wajah. Kondisi diatas menyebabkan anak dengan autisme tidak dapat

berempati kepada oang lain.

2) Karakteristik dari segi komunikasi dan pola bermain

Sekitar 50% penyandang autisme mengalami keterlambatan dan

abnormalis dalam berbahasa. Hal ini merupakan keluhan yang paling sering

disampaikan oleh orangtua anak-anak dengan autisme.

Bergumam yang biasanya pada tahap perkembangan bicara yang

normal muncul sebelum dapat mengucapkan kata-kata pada anak penyandang

autisme hal ini mungkin tidak nampak.

Dalam hal berbicara, bila ada orang berbicara terhadap anak

penyandang autisme, sering mereka tidak mampu memahami ucapan yang

ditujukan pada mereka. Bila tertarik pada sesuatu objek/benda, biasanya

mereka tidak menunjuk atau memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan

keinginannya, tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya untuk dipakai

mengambil objek yang dimaksut.mereka juga mengalami kesukaran dalam

memahami arti kata-kata serta penggunaan bahasa yang sesuai konteksnya.

Seperti menggunakan kata ganti orang terbalik, “saya” dipakai sebagai kata

ganti untuk orang lawn bicaranya, sedangkan menyebut dirinya sendiri dengan

kata ganti “kamu”. Mereka sering terlihat senang mengulang kata-kata yag

baru saja mereka dengar atau yang pernah ia dengar sebelumnya tanpa

maksut digunakan untuk komunikasi, sering berbicara pada dirinya sendiri, dan

mengulang-ulang potongan lagu atau iklan televise dan mengucapkan dalam

suasana tidak sesuai.

Anak-anak ini juga mengalami kesukaran dalam berkomunikasi

walaupun mereka dapat berbicara dengan baik. Misalnya karena ia tidak tahu

kapan gilirannya bicara, bagaimana memilih topik pembicaraan. Mereka sering

terus mungulang-ulang pertanyaan biarpun mereka telah mengerti

Page 9: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

8

jawabannya atau memperpanjang topik pembicaraan yang ia sukai tanpa

mempedulikan lawan bicaranya.

Anak ini berbicara sering monoton, kaku dan menjemukan.mereka

suka mengatur suara volume dan intonasi suaranya, tidak tahu kapan harus

merendahkan volume suara, misalnya membicarakan hal yang pribadi dia

tetap berbicara denga keras.

Mereka mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaan/emosi

melalui suara. Dalam komunikasi non-verbal, dia juga mengalami gangguan.

Mereka sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalam berkomunikasi untuk

mengungkapkan prasaannya dan untuk merasakanperasaan orang lain seperti

menggelengkan kepala, melambaikan tangan, mengangkat alis, dsb.

3) Karakteristik dari segi aktivitas dan minat

Pada aspek ativitas dan minat, anak penyandang autisme

memperlihatkan abnormalitas dalam bermain, seperti stereotipi, diulang-

ulang, dan tidak kreatif. Beberapa anak mungkin tidak menggunakan alat

mainannya sesuai dengan yang seharusnya. Demikian juga kemampuan untuk

menggantikan satu benda dengan benda lain yang sejenis sering tidak sesuai.

Anak penyandang autisme menolak adanya perubahan lingkungan dan

rutinitas baru. Misalnya; mereka bisa mengalami kesukaran bila jalan yang

biasa ia tempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa dipakainya untuk

makan diganti. Mainan baru yang berminggu-minggu, kemudian baru ia bisa

menerima. Contohnya; seorang anak penyandang autisme menangis bila

waktu naik tangga ibunya tidak menggunakan kaki kanan terlebih dahulu.

Mereka juga sering memaksakan orang tuanya untuk mengulang suatu kata

atau potongan kata.

Dalam hal minat yang terbatas dan sering aneh. Misalnya mereka

sering membuang waktu berjam-jam hanya untuk memainkan sakelar listrik,

memutar-mutar botol, dsb. Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda

yang tidak lazim dibawa-bawa dan menolak meningglkan rumah tanpa benda

tersebut. Misalnya seorang anak laki-laki autism selalu membawa-bawa

Page 10: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

9

sebuah batu kemana saja dia pergi. Sehingga batu tersebut sudah menjadi

sangat licin dan bersih.

Gerakan-gerakan stereotipi tampak hampir semua anak penyandang

autisme. Seperti gerakan menggoyang-goyangkan tubuh, menyeringai,

menggerakan jari jari jemarinya didepan mata, dsb. Mereka juga menyukai

objek yang berputar, seperti kipas angin tau mesin cuci.

Perilaku anak penyandang autism juga bisa dipengaruhi oleh reaksinya

terhadap perangsangan indera. Beberapa anak penyandang autisme

menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara (hiperakusis), mereka akan

menutup teliganya bila mendengar suara yang keras seperti gonggongn anjing,

sirene mobil, dsb. Ada lagi penyandang autistme yang sangat tertarik dengan

buyi jam tangan atau suara remasan kertas. Anak yang lain mungkin tegang

bila melihat sinar terang seperti lampu sorot diruang praktek dokter gigi, tapi

sebaliknya beberapa anak mungkin menyukai sinar. Mereka mungkin sangat

sensitif terhadap sentuhan, memakai baju yang terbuat dari serat yang kasar,

seperti wol, atau baju degan lebel yang masih menempel, semua itu dapat

membuat mereka temper tantrums. Begitu pula baju lengan pendek diganti

dengan baju lenga panjang. Di lain pihak ada juga anak yang tidak peka

terhadap rasa sakit, tidak menangis saat mengalami luka yang parah. Hal lain

yang sering ditemukan anak penyandang autisme suka kepada objek yang

berputar.

Berikut ini akan diuraikan beberapa penjelasan untuk memahami

alasan atau latar belakang perilaku stereotip dan minat yang terbatas pada diri

anak-anak penyandang autisme (Sleuween, 1996);

a) Karena menyenangkan: Perilaku anak penyandang autisme yang sering

melihat bagaimana sinar matahari menerobos masuk lewat jari-jemarinya

terasa menyenangkan.

b) Memenuhi dorongan yang tidak dapat ditahan: Bertanya berulang ulang

c) Menghindari kegagalan dan mempertahankan diri dari kesulitan atau

rasa sakit: Automutilasi (menyakiti diri sendiri) pada anak dapat bermula

Page 11: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

10

untuk menghindari rasa sakit yang lebih besar seperti membentur-

benturkan kepala.

d) Belajar lebih banyak mengenal dunia dengan caranya sendiri: Bila anak

penyandang autisme diberi sebuah pensil, ia tidak langsung menggunakan

atau menulis. Akan tetapi sering mereka memegang, mengusap-

usap,dicium, serta dijilatinya.

e) Sebagai reaksi terhadap stress atau tekanan. Kembali pada rutinitas atau

ritual dapat menajdi cara agar dapat menghindar dari dan mengontrol rasa

takut

f) Sebagai fungsi komunikatif. Misalnya perilaku automutilasi dapat

merupakan cara anak penyandang autisme mencari perhatian. Misalnya

bila dia lapar dia dapat berulang kali menyentuh mulutnya agar jelas

bahwa dia lapar.

g) Untuk menyiapkan diri pada langkah berikutnya. Beberapa perilaku

motorik merupakan persiapan bagi anak untuk melakukan perilaku

berikutnya. Misalnya seorang anak penyandang autisme akan melompat-

lompat sebelum lari menuju seseorang untuk memberi salam..

h) Sebagai cara lari dari situasi yang sulit. Hal ini berkaitan dengan hal-hal

tersebut di atas. Misalnya, seorang anak penyandang autisme dapat

mencium orang setiap kali orang ini menanyakan hal sulit padanya

Bila dikatakan bahwa anak-anak penyandang autisme memiliki cara

berpikir yang berbeda maksudnya adalah bahwa otak mereka menerima informasi

dari pengindraan (telinga, mata, kulit dan hidung) dengan cara yang lain. Mereka

mendengar, merasa dan melihat sebagaimana orang lain tetapi otak mereka

menangani informasi-informasi tersebut dengan cara berbeda. Oleh karena itu

mereka menunjukkan perbedaan dalam berkomunikasi dan berinteraksi.

Perbedaan ini berkaitan dengan masalah memberikan arti terhadap apa yang

mereka lihat. Mereka selalu tergantung pada apa yang secara harfiah mereka

lihat. Misalnya ketika seorang anak melihat kata-kata “apel, pisang, jeruk” pada

usia tertentu mereka akan berpikir tentang buah-buahan. Tetapi anak penyandang

Page 12: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

11

autisme tidak akan demikian, dia tidak segera menghubungkan kata buah-buahan

dengan ketiga kata tersebut. Berhubung cara berpikir mereka spesifik atau khusus,

anak-anak penyandang autisme juga mengalami kesulitan dalam meberikan arti

pada tanda-tanda non-verbal.

Selain karakteristik diatas, ditemukan beberapa gangguan pada beberapa

bidang yang bisa saja dialami oleh sebagian anak dengan autisme, dan ada

kaitannya dengan karakteristik diatas.

a) Gangguan Kognitif

b) Gangguan pada Motorik

c) Gangguan Tidur dan Makan

d) Gangguan Afek dan Mood serta Emosi

e) Perilaku yang Membahayakan Diri Sendiri

f) Gangguan Kejang

Untuk membantu memahami siapa penyandang autisme tersebut dengan

berbagai karakteristik tersebut diatas, perlu disimak ilustrasi berikut ini.

“Suatu pagi ketika anak-anak dari sekolah dasar terdekat beristirahat. Sebagian

anak bermain kelereng dan beberapa anak perempuan bergerombol sambil

tertawa bersama-sama. Dua orang guru berkeliling mengawasi mereka. Pada tepi

lapangan bermain ada anak seorang anak normal usia 8 tahun. Dia

memperhatikan jari jemarinya, memutar-mutar mempermainkannya tepat di

bawah wajahnya. Sinar matahari menerobos masuk melalui jemarinya. Kemudian

tiba-tiba ia berhenti lalu meloncat-loncat sambil tertawa keras lalu berlari

menyeberangi lapangan menuju sudut lain dari lapangan. Caranya berlari agak

aneh karena sambil menepuk-nepukkan tangannya. Salah satu guru

memperhatikan kemudian memanggilnya. Namun dia tidak bereaksi. Pada sudut

yang dituju dia berhenti dan mulai memutar-mutar jemarinya lagi seakan-akan

melihat matahari melalui jemarinya’ (Sleeuwen, 1996 dalam Azwandi

Yosfan:2005,14).

Dalam ilustrasi tersebut nampak bahwa perilaku yang muncul tersebut

merupakan perilaku yang atas dorongan dari dalam diri sendiri. Anak tersebut

tidak tertarik dengan hal lain di luar keasyikannya, meskipun dipanggil guru. Ia

Page 13: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

12

tidak peduli apakah perilakunya wajar atau tidak menurut pandangan orang lain.

Anak penyandang autisme “berada di dunianya sendiri”.

2. Identifikasi dan Asesmen Peserta Didik Autis

a. Identifikasi

Identifikasi adalah kegiatan mengenal atau menandai sesuatu, yang

dimaknai sebagai proses penjaringan atau proses menemukan apakah anak

mempunyai kelainan/masalah, atau proses pendektesian dini terhadap anak

berkebutuhan khusus. Istilah identifikasi anak dengan kebutuhan khusus

dimaksudkan sebagai suatu usaha seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga

kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami

kelainan/penyimpangan secara fisik-motorik, bicara, emosi sosial dan kognisi

dalam pertumbuhan - perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain

seusianya.

Masalah-masalah pada anak ini didapat dari keluhan-keluhan orang tua

dan keluarganya, keluhan guru, dan bisa didapat dari pengalaman-pengalaman

lapangan. Identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering

berhubungan/bergaul) dengan anak, seperti orang tua, pengasuh, guru, dan pihak-

pihak yang terkait dengan anak. Sedangkan langkah berikutnya untuk melakukan

pengamatan yang lebih serius tentang gangguan yang terjadi pada anak sering

disebut asesmen.

Identifikasi pada umumnya dilakukan dengan melakukan observasi pada

anak, bisa dilakukan di usia 18 bulan atau bahkan usia lebih muda lagi. Identifikasi

dilakukan untuk mengidentifikasi apakah anak mempunyai kecenderungan

mengalami gangguan spektrum autisme dengan melalui pengamatan pada tanda

dan gejala autisme yang ditunjukkan oleh anak.

Pada sebagian anak gejala sudah ada sejak lahir. Autisme agak sulit di

diagnosis pada usia bayi, tetapi penting untuk mengetahui gejala dan tanda

penyakit ini sejak dini karena penanganan yang lebih cepat akan memberikan hasil

yang lebih baik. gejala-gejala akan tampak makin jelas setelah anak mencapai usia

Page 14: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

13

3 tahun. Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau usia

anak, gejala tersebut adalah sebagai berikut :

1) Usia 0-6 bulan

a) Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)

b) Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik

c) Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi

d) Tidak mengoceh

e) Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu

f) Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan

g) Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal

2) Usia 6 – 12 Bulan

a) Kaku bila digendong

b) Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-da)

c) Tidak mengeluarkan kata sampai usia 16 bulan

d) Tidak tertarik pada boneka atau mainan lain

e) Memperhatikan tangannya sendiri

f) Tidak merespon jika dipanggil namanya

g) Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus

3) Usia 12 – 36 bulan

a) Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain

b) Melihat orang lain sebagai “benda”

c) Kontak mata terbatas, cenderung hindari kontak mata dengan orang lain

d) Tertarik pada benda tertentu, misalnya sangat suka benda-benda bulat,

berputar, atau suka benda-benda bungkus (kotak) obat atau makanan

e) Kaku bila digendong

4) Usia 4 – 5 Tahun

a) Sering didapatkan ekolalia (membeo)

b) Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar)

c) Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah

d) Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala)

e) Temperamen tantrum atau agresif

Page 15: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

14

Selain dengan mewaspadai beberapa gejala diatas, identifikasi terhadap

autisme dapat dilakukan secara sederhana dengan instrument Modified Checklist

for Autism in Toddlers disingkat M-CHAT. Instrumen ini bisa digunakan untuk

mendeteksi gejala autisme untuk anak usia 18 bulan atau sebelum 3 tahun. M-

CHAT ini merupakan daftar atau checklist yang berjumlah 23 item, berisi gejala-

gejala dini dari gangguan autisme. Cara menggunakan sangat mudah, yaitu

dengan menjawab Ya atau Tidak pada pernyataan yang tertulis dalam checklist.

b. Asesmen

Seperti yang sudah disebutkan, bahwa asesmen ini merupakan langkah

berikutnya setelah identifikasi untuk melakukan pengamatan yang lebih serius

tentang gangguan yang terjadi pada anak. Asesmen dalam pendidikan khusus

dirancang untuk mengetahui kelayakan seorang peserta didik diberi layanan

pendidikan khusus. Seorang peserta didik spektrum autisme layak diberi layanan

pendidikan khusus apabila hambatan yang dimiliki baik hambatan fisik, kognitif,

komunikasi, sosial atau emosional, dan/atau perkembangan adaptifnya berakibat

terhadap kemampuan pendidikannya (IDEA dalam Hallahan & Kaufman, 2011).

Asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang

seseorang anak menggunakan berbagai teknik dan sumber informasi, yang akan

digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan

dengan keadaan anak yang bersangkutan. Lerner & Kline (dalam Kemendikbud,

2014) menyatakan bahwa asesmen merupakan suatu kegiatan untuk melakukan

pengamatan, analisis tugas, pemberian tes untuk menafsirkan, mendeskripsikan

tentang karakteristik seseorang, guna pengambilan keputusan tentang pelayanan

bagi individu yang bersangkutan.

Asesmen pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus merupakan suatu

proses yang sistematis dengan menggunakan instrumen yang relevan untuk

mengetahui perilaku belajar anak untuk tujuan penempatan dan belajar (Wallace

& Mc Longlin dalam Kemendikbud, 2014). Segala informasi yang berkaitan dengan

anak harus dikumpulkan, dan karenanya asesmen pendidikan luar biasa

Page 16: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

15

merupakan upaya interdisipliner melibatkan berbagai profesi, seperti psikiater,

dokter, psikolog, fisioterapis dan profesi lainnya.

Kegiatan asessmen memberikan manfaat :

1) Untuk mengetahui mengenai identitas anak autisme secara lengkap dan terinci

2) Untuk mengetahui tingkat kemampuan dan kebutuhan anak autisme

3) Pedoman untuk mengklasifikasikan dan menyusun program-program kegiatan

anak autisme

4) Pedoman untuk penyusunan program dan strategi pengajaran

5) Pedoman untuk penyusunan pengajaran individual (IEP)

Aspek yang menjadi obyek asessmen dalam pengumpulan data dan

informasi masalah anak adalah mengenai :

1) Identitas anak autisme

2) Riwayat perkembangan anak, riwayat terapi, pendidikan, dan riwayat

kesehatan (anamnesa)

3) Kondisi dan kemampuan fisik : bagaimana kondisi fisik anak autisme,

bagaimana pula kemampuan melakukan kegiatan ADL, serta kemampuan

koordinasinya.

4) Kondisi dan kemampuan psikis anak : bagaimana sikap dan kehidupan

emosionalnya, kepribadiannya, kesukaannya, yang ditakuti anak,

kecenderungan perilakunya.

5) Kemampuan intelektualnya apakah tinggi, sedang atau rendah.

6) Aspek sosial bagaimana anak berinteraksi sosial, kemampuan menolong

7) Aspek perilaku : berkelebihan atau berkekurangan.

Asesmen dapat dilakukan secara formal dan informal. Asesmen formal

menggunakan instrument terstandar dan dilakukan oleh individu yang terlatih

(bersertifikat), sedang asesmen informal instrumennya tidak terstandar. (asesmen

for learning). Asesmen pada pada peserta didik peserta didik autis di sekolah

khusus menggunakan pendekatan asesmen informal. Guru dapat membuat

instrumen asesmen sesuai kebutuhan.

Teknik asesmen dapat menggunakan wawancara dan observasi.

Wawancara dapat dilakukan kepada individu yang mengenali peserta didik autis

Page 17: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

16

secara mendalam misalnya orang tuanya, nenek atau kakeknya, bibi, pembantu,

atau baby sitter dan teman sekolah jika dibutuhkan. Sedang observasi dapat

dilakukan melalui mengamati kinerja, penugasan (proses), ataupun portofolio.

Kegunaan Hasil Asessmen sebagai berikut:

1) Skrining anak

2) Klasifikasi atau penempatan anak

3) Perencanaan program

4) Evaluasi program dan

5) Asessmen kemajuan individu anak

Hasil asesmen kemudian dirangkum menjadi profil peserta didik yang

menampilkan karakteristiknya, kebutuhan khusus, dan kekuatan. Profil peserta

didik tersebut kemudian akan dijadikan dasar untuk merancang pembelajaran

yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan kekuatan peserta didik autis.

c. Langkah-langkah Asesmen

Dalam melakukan asesmen peserta didik autis perlu dilakukan periapan.

Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah yang antisipatif terhadap

kemungkinan-kemungkinan terjadi pada peserta didik autis. Adapun langkah-

langkah asesmen bagi peserta didik autis sebagai berikut.

Terkait wawancara dengan orang tua:

1) Guru membuat perjanjian kepada orang tua untuk bertemu. Waktu

disesuai dengan situasi dan kondisi

2) Siapkan ruangan dan instrumen asesmen.

3) Usahakan ruang yang nyaman. Pastikan tidak terganggu proses

asesmennya.

4) Guru menggali informasi dengan bertanya kepada orang tua tentang aspek

perkembangan peserta didik autis seperti interaksi, komunikasi, dan

perilaku, emosi, sensori dan hal-hal yang terkait perkembangan peserta

didik dan catatlah (siapkan instrumen asesmen)

Terkait dengan observasi peserta didik autis:

1) Guru membuat perjanjian untuk melakukan observasi peserta didik.

Page 18: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

17

2) Guru menyiapkan ruangan dan alat peraga yang dibutuhkan. Ruangan dan

alat peraga disiapkan sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan.

3) Guru memasukkan peserta didik ke dalam ruangan yang telah ditentukan.

Peserta didik dapat ditemani oleh orang tuanya di dalam proses asesmen

jika masih dibutuhkan.

4) Guru memberikan kesempatan kepada orang tua dan peserta didik untuk

masuk ruangan terlebih dahulu. (10-15 menit). Terkadang peserta didik

autis nyaman bersama orang tuanya

5) Guru masuk ruangan untuk mengamati perilaku peserta didik autis dan

situasi untuk menentukan tindakan selanjutnya. Jangan terburu-buru

terlibat dengan peserta didik autis jika memang peserta didik belum siap

dengan kehadiran guru.

6) Guru meminta kepada orang tua untuk melakukan aktifitas tertentu

menggali informasi tentang interaksi, komunikasi, dan perilaku, sensorinya,

emosional dan sebagainya)

7) Jika situasi memungkinkan, guru dapat memberikan penugasan, tes kinerja,

pada peserta didik dalam melakukan observasi dengan memberikan tugas,

melakukan tes, menelaah portofolio dan mencatat proses dan hasilnya.

d. Contoh Instrumen Asesmen (diadopsi dari Kemendikbud, 2014)

Pedoman Wawancara ke Orangtua

Nama lengkap :...............................................

Tempat tgl lahir : ..............................................

Alamat : ..............................................

Jenis kelamin : L/P

Tanggal wawancara : ..............................................

1. Waktu Ibu Mengandung

a. Apakah saat ibu mengandung diserang sesuatu penyakit ?.......................

Page 19: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

18

b. Apakah saat ibu mengandung merasakan adanya kelainan kandungan

(seperti: peredaran darah bagi/janin terganggu) ?.....................................

c. Apakah saat ibu mengandung mengalami trauma atau kecelakaan ?

................................

d. Jika mengalami kecelakaan apa yang dilakukan oleh ibu saat itu ?

................................

2. Pada saat Kelahiran (natal)

a. Bagaimana kondisi saat proses kelahiran putra/putri ibu ?

......................................

b. Apakah dalam proses kelahiran mengalami kesulitan sehingga adanya proses

kelahiran yang dipaksa, dengan forcep ?......................................

c. Apakah bayi lahir sebelum waktunya ? ....................................................

d. Apakah saat bayi lahir terdengar menangis ? .........................................

e. Berapa berat bayi saat dilahirkan ? ........................................................

3. Post Natal

a. Apakah anak/bayi pernah mengalami kecelakaan, pukulan, benturan di atas

kepala yang terlalu keras ?...................................................................

b. Apakah anak/bayi pernah mengalami infeksi penyakit yang menyerang otak ?

seperti meningitis, encephalitis, influenza............................................

c. Apakah anak/bayi pernah mengalami keracunan karbonmonoksida ?

.......................................................

………………, ...........................

Informan/Orangtua Anak

(..............................)

Instrumen Observasi

Identitas anak : .............................................

Page 20: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

19

Nama lengkap :...............................................

Tempat tgl lahir : ..............................................

Alamat : ..............................................

Jenis kelamin : L/P

Tanggal observasi : ..............................................

Nama Observer : .............................................

No Kemampuan Anak Ya Tidak

1. Kontak mata anak

a. Anak menatap bisa melihat orang lain

b. Menghindar tatap mata dengan orang lain

c. Respon terhadap orangtua atau orang lain

d. Menutup mata jika ketemu orang lain

2. Imitasi / Meniru Motorik Kasar

a. Anak menirukan tangan ke atas

b. Anak menirukan tangan ke samping

c. Anak menirukan tepuk tangan

d. Anak menirukan jabat tangan

e. Anak menirukan menendang dst

3. Imitasi/Meniru Motorik Halus

a. Anak menirukan menyatukan satu jari

b. Anak menirukan menyatukan dua jari dst

c. Anak menirukan memegang pensil

d. Anak menirukan menulis

e. Anak menirukan mewarnai dst

4 Imitasi suara

a. Menirukan huruf vokal (a, i, u,e, o)

b. Anak menirukan suku kata (ba, bi, bu,ma, mi,mu)

c. Anak menirukan kata yang terdiri dua suku kata (bubu,

bobo, babi dstnya)

Page 21: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

20

d. Anak menirukan dua kata

e. Anak menirukan 3 kata

5. Perintah sederhana satu tahap

a. Anak sudah bisa duduk

b. Anak sudah bisa berdiri

c. Anak sudah bisa ambil

d. Anak sudah bisa tutup

e. Anak sudah bisa lepas dst

6. Pre akademik

a. Anak menyamakan benda identik dengan benda identik

b. Anak menyamakan benda nyata dengan model

c. Anak menyamakan model dengan model

d. Anak menyamakan gambar dengan model

e. Anak menyamakan gambar dengan gambar

f. Anak menyamakan tulisan dengan gambar dst

g. Anak menyamakan :

- Huruf

- Angka

- Bentuk

7. Akademik

a. Anak bisa mengidentifikasi angka

b. Anak bisa mengidentifikasi huruf

c. Anak mengidentifikasi bentuk

d. Anak bisa mengidentifikasi warna

8 Keterampilan social

a. Bermain dengan teman sebayanya

b. Mendekat ke teman sebayanya

c. Menunggu giliran

d. Berbaur dengan orang dewasa

e. Suka menyendiri

Page 22: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

21

9 Kemampuan bahasa reseptif

a. Melakukan instruksi sederhana satu tahap

b. Meminta sesuatu dengan menunjuk bendanya

10 Kemampuan bahasa ekspresif

a. Menjawab pertanyaan sederhana

b. Meminta benda dengan diucapkan

…………, .....................

Observer

(..............................)

3. Program Pengembangan Interaksi, Komunikasi, dan Perilaku Peserta Didik Autis

a. Prinsip

Pendidikan dan pengajaran peserta didik autis pada umumnya

dilaksanakan berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berkut

1) Terstruktur

Pendidikan atau pemberian materi pembelajaran dimulai dari bahan

ajar/materi yang mudah ke yang sukar. Setelah kemampuan

tersebut dikuasai, ditingkatkan lagi ke bahan ajar yang setingkat

diatasnya namun merupakan rangkaian yang tidak terpisah dari

materi sebelumnya. Struktur pendidikan dan pengajaran bagi

peserta didik autis meliputi struktur (waktu, ruang, dan kegiatan)

2) Terpola

Kegiatan peserta didik autis biasanya terbentuk dari rutinitas yang

terpola dan terjadwal, baik di sekolah maupun di rumah

(lingkungannya), mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.Oleh

karena itu dalam pendidikannya harus dikondisikan atau dibiasakan

dengan pola yang teratur.Namun, bagi peserta didik dengan

kemampuan kognitif yang telah berkembang,dapat dilatih dengan

memakai jadwal yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

lingkungannya, supaya peserta didik dapat menerima perubahan

Page 23: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

22

dari rutinitas yang berlaku (menjadi lebih fleksibel). Diharapkan

pada akhirnya peserta didikakan lebih mudah menerima perubahan,

mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan (adaptif) dan dapat

berperilaku secara wajar(sesuai dengan tujuan behaviortherapi).

3) Terprogram

Prinsip dasar terprogram berguna untuk memberi arahan dari

tujuan yang ingin dicapai dan memudahkan dalam melakukan

evaluasi.Prinsip ini berkaitan erat dengan prinsip dasar

sebelumnya.Sebab dalam program materi pendidikan harus

dilakukan secara bertahap dan berdasarkan pada kemampuan anak,

sehingga apabila target program pertama tersebut menjadi dasar

target program yang kedua, demikian pula selanjutnya

4) Konsisten

Dalam pelaksanaan pendidikan dan terapi perilaku bagi peserta

didik autis,prinsip konsistensi mutlak diperlukan. Artinya : apabila

peserta didik berperilaku positif memberi respon positif terhadap

sesuatu stimulan (rangsangan), maka guru pembimbing harus cepat

memberikan respon positif (reward/penguatan), begitu pula apabila

peserta didik berperilaku negatif (reinforcement). Hal tersebut juga

dilakukan dalam ruang dan waktu lain yang berbeda (maintenance)

secara tetap dan tepat, dalam arti respon yang diberikan harus

sesuai dengan perilaku sebelumnya.Konsisten memiliki arti "Tetap",

bila diartikan secara bebas konsisten mencakup tetap dalam

berbagai hal, ruang, dan waktu. Konsisten bagi guru pembimbing

berarti; tetap dalam bersikap, merespon dan memperlakukan

peserta didik sesuai dengan karakter dan kemampuan yang dimiliki

masing-masing individu peserta didik autistik.Sedangkan arti

konsisten bagi peserta didik adalah tetap dalam mempertahankan

dan menguasai kemampuan sesuai dengan stimulan yang muncul

dalam ruang dan waktu yang berbeda.Orang t ua pun dituntut

konsisten dalam pendidikan bagi anaknya, yakni dengan bersikap

Page 24: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

23

dan memberikan perlakukan terhadap peserta didik sesuai dengan

program pendidikan yang telah disusun bersama antara

pembimbing dan orang tua sebagai wujud dari generalisasi

pembelajaran di sekolah dan dirumah.

5) Continue

Pendidikan dan pengajaran bagi peserta didik autis sebenarnya

tidak jauh berbeda dengan peserta didik pada umumnya.Maka

prinsip pendidikan dan pengajaran yang berkesinambungan juga

mutlak diperlukan bagi peserta didik autis. Continue disini meliputi

kesinambungan antara prinsip dasar pengajaran, program

pendidikan dan pelaksanaannya.Kontinuitas dalam pelaksanaan

pendidikan tidak hanya di sekolah, tetapi juga harus ditindaklanjuti

untuk kegiatan dirumah dan lingkun gan sekitar peserta

didik.Kesimpulannya, therapi perilaku dan pendidikan bagipeserta

didik autis harus dilaksanakan secara berkesinambungan, simultan

dan integral (menyeluruh dan terpadu)

b. Rambu-rambu Pelaksanaan

Dalam melaksanakan program pengembangan interaksi, komunikasi, dan

perilaku peserta didik autis perlu memperhatikan rambu-rambu pelaksanaan agar

tidak terjadi salah dalam merancang program, melaksanakan dan meng evaluasi

program kegiatannya. Rambu-rambu yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

1) Program pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku dibuat tidak

berdasarkan jenjang, satuan pendidikan dan tingkatan kelas, tetapi

disesuaikan dengan jenis, klasifikasi, tingkat kemampuan peserta didik, tingkat

perkembangan emosi dan usia;

2) Asesmen tentang kondisi peserta didik autis perlu diketahui sebelumnya

untuk menentukan jenis latihan yang cocok dan sesuai;

3) Metode, alat pengembangan untuk pelatihan, dan evaluasi diserahkan

sepenuhnya kepada guru;

Page 25: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

24

4) Bentuk latihan pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku sebaiknya

bervariasi, menarik perhatian, merangsang emosi serta menuntun ke arah

kesanggupan diri untuk melakukannya;

5) Proses pengembangan dilaksanakan peserta didik dengan mengutamakan

aspek senso-motoris dan psikomotor

6) Penguasaan kemampuan dan indikator tidak harus dilakukan secara

berurutan, tetapi guru diberi wewenang untuk memilih sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan peserta didik.

c. Kompetensi dan Indikator

Untuk memberikan arah atau tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan

program pengembangan interaksi, komunikasi dan perilaku, maka ditetapkan

kemampuan dan indikator yang dapat dijadikan acuan oleh guru dalam

merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pengembangan interaksi,

komunikasi dan perilaku peserta didik autis. Kemampuan dan indikator

pengembangan interaksi, komunikasi dan perilaku untuk peserta didik autis adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. Kompetensi dan Indikator

KOMPETENSI INDIKATOR

A. Keterampilan Sosial

1.Mampu bersosialisasi di

lingkungan sekitar

Memanggil orang disekitarnya/ temannya

menjawab pertanyaan sederhana mengenai ‘apa,

siapa’

Dapat meminta yang dibutuhkan

Memilih kegiatan untuk mengisi waktu luangnya

(pilihan)

Berbagi , menolong, empati, dan membantu

teman

Bersabar saat menunggu giliran/ antrian

Mematuhi aturan

(boleh/ tidak boleh di lakukan)

Page 26: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

25

Menyatakan perasaan secara sederhana terhadap

orang lain ( suka dengan teman yang dianggap

baik dan sebaliknya)

Menjaga/memelihara barang miliknya

Mengungkapkan keinginan secara lisan dan tulisan

Berkomunikasi dalam kegiatan social di lingkungan

secara lisan dan tulisan

Mengidentifikasi emosi senang, gembira, sedih,

kesal/marah, bosan

Menceritakan suatu kejadian/orang/tempat

Mengenal berbagai macam agama dan

perbedaannya

Mengenal aturan sosial di lingkungan

Menunjukkan perilaku jujur, bertanggung jawab,

santun dan percaya diri

2.Mengidentifikasi orang-

orang atau tempat-tempat

yang ada di sekitar

Mengenal dan mengidentifikasi diri sendiri

Mengenal dan mengidentifikasi keluarga inti

Mengenal dan mengidentifikasi teman sekelas

Mengenal dan mengidentifikasi guru-gurunya

Mengenal dan mengidentifikasi keluarga terdekat

Menggunakan kata “apa” dan “siapa”

Mengenal dan mengidentifikasi berbagai berbagai

macam profesi

Mengenal dan mengidentifikasi tempat ibadah

Mengenal dan mengidentifikasi tempat umum

seperti sekolah, mall, pasar, rumah sakit dll

Mengenal fungsi benda di lingkungan sekolah dan

rumah

3.Mampu mengikuti Memilih kegiatan sendiri

Page 27: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

26

permainan dengan baik Mengajak teman untuk bermain

Dapat mengikuti lomba dalam permainan

Dapat bekerjasama dengan oranglain/temannya

Bermain bersama 2-7 orang teman secara

bersamaan

Melakukan permainan terstruktur

4.Mampu menunjukkan

prilaku yang baik

Mau meminjamkan miliknya dengan senang hati

Dapat dibujuk

Mulai menghargai oranglain/ temannya

Dapat mengalah

Dispilin terhadap aturan

Dapat diarahkan saat kegiatan

Memahami kata ya dan tidak untuk hal yang boleh

dan tidak boleh dilakukan

Menunjukkan sikap kebersamaan pada saat

berinteraksi dengan orang lain.

B.Sensoris motoric

1. Terampil melakukan

latihan keseimbangan

Berdiri dengan satu kaki

Melakukan kegiatan melompat

Melakukan gerakan menggantung/ bergelayut

Meniti diatas papan titian

Berjalan dengan berbagai tehnik

Berdiri di atas papan keseimbangan

2. Mampu melakukan

latihan motorik halus

Mengkoordinasikan jari-jari tangan untuk

memegang benda pipih dan kecil

Memegang alat tulis

Menuang air atau benda-benda yang berukuran

kecil ke suatu tempat dengan tepat

Meronce manik-manik dengan tepat

Page 28: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

27

Berkarya seni menggunakan media atau lainnya

Meremas kertas, plastisin atau kain dengan

menggerakkan seluruh jari

Membalik, menyobek dan melipat kertas

3.Mampu melakukan latihan

motorik kasar

Melempar dan menangkap bola dengan benar

Menarik suatu benda

Membuka-menutup suatu objek

Membuat/menyusun menara dengan 5 balok atau

lebih

Berlari sambil membawa sesuatu tanpa jatuh

Terampil menggunakan alat-alat rumah tangga

Dapat berguling diatas matras

Menguasai gerakan senam

Mulai trampil mengendarai sepeda

Mengangkat beban

4.Mampu membedakan

kegiatan yang menggunakan

panca indera (sensoris)

Mengetahui berbagai macam rasa

Mengetahui berbagai macam sentuhan

Mengetahui berbagai macam atribut

Mengetahui berbagai macam aroma

Mengetahui berbagai macam suasana

Mengetahui berbagai macam suara

C.Pengembangan diri

1.Merawat diri sendiri

Melakukan kegiatan BAB atau buang air di kamar

mandi

Berpakaian dengan rapi

Melakukan kegiatan mandi dengan mandiri

Mengenal dan menghindari benda berbahaya

Page 29: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

28

Membersihkan ruangan yang kotor

2.Kemandirian Menyebutkan alat makan dan minum

Menggunakan alat makan dan minum

Mengambil nasi dan lauk sendiri

Makan dan minum secara mandiri

Makan menggunakan tangan

Makan menggunakan sendok dan garpu

Makan makanan berkuah tidak tercecer

Membuka makanan kemasan

Menuang air ke dalam gelas dari teko /dispenser.

Minum menggunakan gelas atau cangkir

Minum menggunakan sedotan

Minum minuman dalam kemasan

Makan di restoran

Melakukan tatacara makan dengan sopan

Mengetahui bahaya

D.Bahasa dan Komunikasi

1.Melakukan komunikasi

awal dengan benar

Melakukan kontak mata pada saat berkomunikasi

Menirukan verbal vocal

Menirukan rabanan

Menjawab” iya” setiap kali namanya di panggil

Menjawab kabar sesuai dengan kondisi pada saat

itu

Memberi salam pada saat bertemu orang lain

Mengidentifikasi benda- benda yang ada di sekitar

beserta fungsinya

Mengetahui bagian anggota tubuh dan fungsinya

2. Melakukan komunikasi 2 Menyampaikan pesan ke orang lain

Page 30: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

29

arah dengan benar Mengungkapkan keinginan

Memahami preposisi

Memahami dua perintah secara bersamaan

Memahami penggunaan kata Tanya

Membedakan kata kerja,kata sifat dan lawan kata

Menceritakan kembali kejadian/informasi yang di

dapat

Mengartikan cerita bergambar (squeen)

3. Komunikasi tulisan Membuat karangan sederhana

Mengetahui arti simbol-simbol

d. Prosedur Pelaksanaan: Asesmen, Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian

ASESMEN

KOMPETENSI

Page 31: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

30

Gambar 1 Prosedur: Asesmen, Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian

e. Strategi

Peserta didik autis merupakan populasi yang sangat beragam. Peserta

didik autis umumnya membutuhkan strategi pengajaran dan intervensi

pendidikan yang beragam pula. Departemen of Education UK mengemukaan

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang strategi pembelajaran

yang tepat bagi peserta didik autis, antara lain:

1. Peserta didik autis memiliki cara berpikir yang berbeda sehingga mungkin

akan memiliki perspektif yang berbeda dalam berbagai situasi dan mungkin

dapat terlihat sangat tertarik dan terpaku terhadap sesuatu.

2. Peserta didik autis bisa saja tampak fokus terhadap dirinya sendiri dan

mungkin terlihat bahwa satu-satunya kebutuhannya tertuju pada dirinya.

3. Peserta didik autis memiliki profil pembelajaran yang tidak biasa. Secara

kemampuan intelektual, mungkin memiliki kesulitan besar dengan tugas

hidup adaptif meliputi mengurutkan dan mengorganisasikan sesuatu,

misalnya membawa buku yang benar untuk sekolah atau mengatur meja.

4. Sebagian besar peserta didik autis lebih mudah memahami informasi yang

disajikan secara visual.

5. Peserta didik autis dapat mempunyai sedikit pemahaman atau tidak memiliki

pemahaman sama sekali tentang perasaan dan pikiran orang lain.

6. Peserta didik autis kemungkinan memiliki keunikan pemrosesan sensori,

misalnya penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan/penciuman,

perabaan.

7. Peserta didik autis mungkin memiliki masalah medis, makanan yang

terbatas, masalah pencernaan, atau masalah dalam “toileting”.

8. Setiap peserta didik autis merupakan individu yang unik, tidak bisa

disamaratakan. Untuk mengetahui tentang peserta didik autis, sangat

penting untuk mengenal karakteristik individual masing-masing anak.

Page 32: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

31

Studi telah mendokumentasikan bahwa pembelajaran yang efektif untuk

peserta didik autis adalah yang terstruktur, dapat diprediksi, dan sesuai dengan

kemampuannya (Autism Society of America, Heflin & Alaimo dalam Gargiulo,

2012). Sebagian besar peserta didik autis berperilaku baik saat berada dalam

situasi lingkungan yang terstruktur daripada yang tidak terstruktur, dan program

pendidikan khusus yang menerapkan lingkungan terstruktur biasanya memiliki

hasil yang lebih baik. Departemen of Education UK dan beberapa ahli (AAWA,

2005; Gargiulo, 2012; Mangunsong, 2009) menyebutkan beberapa strategi

untuk mewujudkan hal-hal tersebut, sebagai berikut.

1) Lingkungan yang terstruktur

Ketika menangani peserta didik dengan spektrum autisme, sangat

penting mengatur lingkungan sekitar untuk mengurangi gangguan

konsentrasi dan memenuhi kebutuhan tambahan seperti pada gangguan

sensorik dan perhatian. Susunan dan suasana kelas adalah salah satu hal

yang penting untuk membantu peserta didik autis memahami tujuan dan

membantu mengakses kurikulum. Hal ini juga terbukti memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap perilaku yang positif. Pengaturan lingkungan

tersebut dapat berupa:

a) mengurangi gangguan visual (sedikit dekorasi atau tidak ada)

b) tempat duduk yang mendukung

c) membelakangi jendela

d) pencahayaan yang baik

e) penetapan area belajar, area “tenang” (“break” area) atau area sensori,

dan area transisi

f) perhatian terhadap suara yang mungkin mengganggu anak (misalnya AC)

g) mainan dan material lainnya berada diluar jangkauan dan dalam lemari

tertutup

2) Material Pendukung

Dalam rangka memaksimalkan pembelajaran dan kemampuan anak

dalam berkomunikasi, pendidik akan sering menggunakan material

pendukung tambahan, terutama yang bersifat visual. Material ini akan

Page 33: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

32

meningkatkan komunikasi baik verbal maupun nonverbal serta memberikan

struktur yang menguntungkan bagi anak dengan spektrum autisme.

Beberapa material pendukung, yaitu:

a) Ketersediaan jadwal, membantu peserta didik atuis memahami dan

memprediksi aktivitas yang akan dilakukan di sekolah dan membantu

mengatasi perubahan. Jadwal dapat berupa gambar/tulisan untuk jadwal

harian (untuk membantu transisi dari satu sesi ke sesi berikutnya) atau

jadwal aktivitas pada satu sesi (untuk membantu transisi dari satu

aktivitas ke aktivitas selanjutnya)

b) tulisan pada benda-benda di sekeliling ruangan

c) papan pilihan (choice board) yang dilengkapi gambar/tulisan

d) aktivitas yang memiliki awal dan akhir yang jelas

e) penguatan (reward) yang sangat memotivasi

f. Macam-macam Pendekatan

Tidak ada satu pun pendekatan pembelajaran yang bisa efektif untuk semua

peserta didik autisme. Namun diantara berbagai macam pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pembelajaran tersebut diatas adalah

Treatment and Education of Autistic and related Communicationhandicapped

Children (TEACCH). Pendekatan ini sangat menekankan prediksibilitas, organisasi

dari lingkungan fisik, dan aktivitas yang menggunakan dukungan visual (Mesibov,

Shea & Schopler dalam Gargiulo, 2012). Selain itu, pendekatan lainnya yang telah

diterima luas dan dianggap efektif adalah Applied Behavior Analysis (ABA), namun

perlu diketahui bahwa pendekatan ABA yang terbaru lebih humanis. Selain ABA

dan TEACCH, ada beberapa pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan,

antara lain: DTT (Discrete Trial Training), Intervensi LEAP (Learning Exoerince an

Alternative Program for Preschooles and Parent), atau Floor Time.

g. Contoh Pelaksanaan Program (diadopsi dari Kemendikbud, 2014)

1) 1.Aspek: Keterampilan Sosial

Kompetensi: 1. Mampu bersosialisasi di lingkungan sekitar (lihat Tabel 1)

Langkah – langkah pelaksanaan program:

Page 34: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

33

a) Indikator: Memanggil orang disekitarnya

(1) Guru mencontohkan bagaimana memanggil orang lain dengan tepat

(2) Memberi instruksi pada peserta didik untuk mempraktekkan yang sudah

contohkan guru

b) Indikator: Menjawab pertanyaan sederhana mengenai ‘apa, siapa’

(1) Guru menjelaskan tentang penggunaan kata “apa “ dan “ siapa “

(2) Kata “apa “ digunakan untuk menanyakan benda atau barang

c) Indikator: Meminta yang dibutuhkan, dan melakukan permainan terstruktur

(1) Guru menunjukkan beberapa benda pada anak.

(2) Peserta didik meminta sesuai yang dibutuhkan

(3) Guru memberikan contoh menyusun puzel

(4) Peserta didik menyusun puzel sesuai waktu yang ditentukan

d) Indikator: Mampu memilih kegiatan untuk mengisi waktu luangnya

(1) Guru memperlihatkan beberapa foto kegiatan

(bermain,berkebun,belajar)

(2) Peserta didik memilih salah satu kegiatan

(3) Guru membimbing peserta didik dalam melakukan kegiatan tersebut

e) Indikator: Mampu berbagi , menolong, empati, dan membantu teman

(1) Guru mendemonstrasikan cara berbagi dengan orang lain, menolong empati,

dan membantu teman.

(2) Peserta didik mempraktekkan contoh menolong/membantu orang lain

(3) Peserta didik mempraktekkan cara berbagi dengan orang lain

(4) Peserta didik mempraktekkan cara berempati dengan orang lain

(5) Peserta didik memberi ucapan selamat pada teman yang meraih prestasi

(6) Peserta didik menghibur teman yang sedang kesusahan

2)Aspek: Sensoris motorik

Kompetensi: 1. Terampil melakukan materi latihan keseimbangan (Lihat Tabel 1)

Langkah-langkah pelaksanaan program:

a) Indikator: Berdiri dengan satu kaki

(1) Berdiri dengan satu kaki selama dua detik, lima detik, sepuluh detik…dst

Page 35: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

34

(2) Kegiatan tersebut di ulang –ulang sampai anak mampu berdiri dengan satu

kaki selama mungkin.

b) Indikator: Melakukan kegiatan melompat

(1) Guru memberikan contoh melompat kedepan dengan dua kaki, kemudian

peserta didik melompat jika belum sempurna di ulangi sampai peserta

didik dapat melakukanya

(2) Guru memberikan contoh melompat kebelakang dengan dua kaki,

kemudian peserta didik mengikuti melompat ke belakang,jika belum

sempurna diulangi lagi smpai peserta didik menguasainy

c) Indikator: Melakukan gerakan menggantung/ bergelayut

(1) Guru memberi contoh gerakan menggantung /bergelayut kemudian

peserta didik mengikuti gerakan tersebut dengan bimbingan guru

(2) Peserta didik dapat melakukan kegiatan menggantung ,/mengglayut

dengan waktu yang telah ditentukan

d) Indikator: Meniti diatas papan titian

(1) Guru memberi contoh dan membimbing cara meniti di atas papan yang

cukup lebar kemudian secara bertahap papan titiannya diganti dengan

yang agak sempit.

(2) Peserta didik menirukan kegiatan meniti di atas papan titian dengan

bimbingan guru,kemudian dilepas sehingga peserta didik dapat melakukan

sendiri

3) Aspek: Pengembangan Diri

Kompetensi: 1.Merawat diri sendiri (lihat Tabel 1)

Langkah-langkah Pembelajaran

a) Indikator: Buang air kecil/besar di WC jongkok atau wc duduk

(1) Membuka pintu, masuk kamar mandi dan menutup pintu

(2) Membuka celana luar dan dalam

(3) Jongkok /duduk di atas wc/cloosed dengan tepat dan benar.

(4) Melakukan buang air kecil / besar

(5) Cebok menggunakan gayung.

Page 36: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

35

(6) Memakai kembali celana dalam dan celana luar.

(7) Mencuci tangan dengan sabun.

(8) Mengeringkan tangan dengan tisu

(9) Membuka kunci pintu, membuka dan keluar dari kamar mandi

(10) Menutup kembali pintu .

b) Indikator: Berpakaian dengan rapi

(1) Mengambil baju dan celana dari lemari

(2) Membuka kancing baju

(3) Memasukkan lengan baju kanan ke tangan kanan

(4) Memasukkan lengan baju kiri ke tangan kiri

(5) Mengancingkan baju dengan tepat sampai selesai

(6) Membuka kancing dan retsleting celana

(7) Memasukkan kaki kanan ke lobang celana sebelah kanan

(8) Memasukkan kaki kiri ke lobang celana sebelah kiri

(9) Mengancingkan / menarik retsleting celana sampai rapi

c) Indikator: Melakukan kegiatan mandi sendiri

(1) Membuka pintu masuk kamar mandi dan menutup kembali pintu.

(2) Menanggalkan baju,celana,kaos dalam dan celana dalam

(3) Membuka kran air.

(4) Membasahi / menyiram seluruh badan dengan gayung.

(5) Menggosokkan sabun ke seluruh tubuh dan

(6) Menggosoknya hingga merata ke badan.

(7) Menyiram seluruh tubuh dengan gayung sampai bersih.

(8) Mengeringkan badan dengan handuk.

(9) Keluar kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi

d) Indikator: Melepas sepatu dan kaos kaki

(1) Peserta didik duduk di kursi

(2) peserta didik dengan bimbingan guru melepas ikatan tali sepatu

(3) Melepas sepatu bergantian kaki kanan dan kiri

(4) Melepasakan kaos kaki kanan dan kiri

(5) Menyimpan kaos kaki di tempat cucian / keranjang pakaian kotor

Page 37: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

36

e) Indikator: Melepas kancing baju, retsleting celana, melepas baju dan celana

(1) Guru memdemonstrasikan cara melepas baju dan celana.

(2) Peserta didik melepas baju dimulai dengan melepas lengan kanan dan

kiri.

(3) Peserta didik melepas kait dan menurunkan retsleting celana dan

melepas celana

(4) Memasukkan pakaian kotor di keranjang pakaian kotor.

4) Aspek: Bahasa dan Komunikasi

Kompetensi: 1.Melakukan komunikasi awal dengan benar (lihat Tabel 1)

Langkah-langkah pelaksanaan program

a) Indikator: Melakukan kontak mata pada saat berkomunikasi

(1) Guru memanggil nama peserta didik ,sambil berkata “ lihat “

(2) Guru mengulang panggilan kepada peserta didik sambail berkata “ lihat “

dan memegang dagu peserta didik diarahkan ke muka kita sebelum kita

berkomunikasi.

(3) Kegiatan ini diulang-ulang sampai peserta didik ada kontak mata setiap

dipanggil.

b) Indikator: Menirukan ucapan/verbal vocal

1) Guru menginstruksikan “ Tirukan “ ,kemudian guru mengucapkan kata

dan peserta didik menirukan kata yang diucapkan guru.

2) Dilanjutkan dengan mengulang ucapan kata yang telah lalu, diulang

sampai ucapan peserta didik benar.

c) Indikator: Menirukan rabanan

(1) Guru memberikan contoh ucapan rabanan( ba..ba..ba..ba..ba )

(2) (ma..ma..ma..ma)

(3) Peserta didik menirukan ucapan rabanan dari guru

d) Indikator: Menjawab” iya” setiap kali namanya di panggil

(1) Guru memanggil nama peserta didik ,dan menginstruksikan kepada

peserta didik untuk menjawab “ Ya “ .

Page 38: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

37

(2) Peserta didik menjawab “ Ya “ setiap kali mendengar namanya dipanggil.

Kalau peserta didik belum menjawab /bereaksi maka diulang samapai

menjawab “ Ya “

e) Indikator: Mampu menjawab pertanyaan tentang keadaan seseorang sesuai

dengan kondisi pada saat itu.

(1) Guru bertanya kepada peserta didik “ Apa Kabar “,kemudian kalau

peserta didik belum juga menjawab maka guru memberikan instruksi

kepada peserta didik untuk menjawab dengan kata “ baik “ bu /pak.

(2) Guru mengulang lagi untuk memenggil sampai peserta didik benar-benar

mengerti / bereaksi jika namanya dipanggil

f) Indikator: Mampu memberi salam pada saat bertemu orang lain

(1) Peserta didik diajarkan bagaimana seharusnya apabila kita bertemu dengan

orang lain , kita harus menyapa dan memberi salam, contoh : bila bertemu

dengan guru,kepala sekolah , tetangga ,teman baik di rumah maupun di

sekolah.

(2) Pembiasaan ini harus diberikan secara terus menerus sampai peserta didik

terkondisi dengan kebiasaan ini.

Catatan: Penguasaan kemampuan dan indikator tidak harus dilakukan secara

berurutan, tetapi guru diberi wewenang untuk memilih sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan peserta didik. Program diatas hanya contoh, Kompetensi dan indicator

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

h. Penilaian

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik autis pada program interaksi,

komunikasi dan prilaku. Penilaian program interaksi, komunikasi dan perilaku oleh

guru yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses

dan kemajuan belajar peserta didik autis serta untuk meningkatkan efektivitas

pelaksanaan program interaksi, komunikasi dan perilaku peserta didik autis.

Page 39: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

38

Penilaian pada program interaksi, komunikasi dan perilaku dilakukan dengan

mengacu pada indikator dari kompetensi. Hasil penilaian oleh guru dianalisis lebih

lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik autis

dalam pelaksanaan program interaksi, komunikasi dan perilaku.

Penilaian program interaksi, komunikasi dan perilaku sebagai proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar

peserta didik autis, antara lain mencakup penilaian otentik, penilaian diri,

penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester, dan ujian sekolah. Dalam program interaksi, komunikasi

dan perilaku, guru melaksanakan penilaian otentik merupakan penilaian yang

dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),

proses,dan keluaran (output) program interaksi, komunikasi dan perilaku.

Penilaian hasil program interaksi, komunikasi dan perilaku untuk peserta

didik autis mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,dan keterampilan yang

dilakukan disesuaikan dengan aspek, kompetensi dan indikator sehingga dapat

digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar

yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi atau

aspek, kompetensi, indikator, dan proses program interaksi, komunikasi dan

perilaku.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria

(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar

minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan

karakteristik kompetensi yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik

peserta didik autis.

Page 40: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

39

REFERENSI

American Psychiatric Association (APA). (2013). Diagnostic and Statistical Manual for

Mental Disorders 5th ed DSM 5. Arlington:American Psychiatric Publishing.

Autism Association of Western Australia (AAWA). (2005). Autism in the Classroom: A

Resource Kit for Teachers of Students with an Autism Spectrum Disorder. Shenton

Park: Autism Association of Western Australia Inc.

Azwandi, Y. (2005). Mengenal dan Membantu Penyandang Autisme. Jakarta:DIKTI.

Departemen of Education UK. Resource File for Special Educational Needs:The Autistic

Spectrum.

Gargiulo, R.M. (2012). Special education in contemporary society : an introduction to

exceptionality, ed.4, e-book. California:Sage Publication Inc.

Hallahan, D.P., & Kauffman, J.M. (2011). Handbook of Special Education. New York:

Routlegde Taylor and Francis Group.

Handoyo. (1982). Autisme. Jakarta:PT Bina Ilmu Populer.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pedoman Pengembangan Interaksi,

Komunikasi, dan Perilaku Peserta Didik Autis. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid 1,

Depok:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi

(LPSP3), Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Maurice. C. Behavioral Intervention for Young Children with Autism. Texas:PRO-ED Inc.

Autism.

Sutadi, dkk. (2003). Penatalaksanaan Holistik Autism. Jakarta:Pusat Informasi dan

Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Page 41: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Pendidikan... · Kata autisme berasal dari bahasa Yunani ^auto” berarti sendiri

40