suku bima.docx

7
Suku Bima wanita suku bima Sejarah Asal Usul Suku Bima dan Kebudayaannya. Suku Bima atau biasa disebut juga suku Dou Mbojo merupakan etnis yang mendiami Kabupaten Bima dan Kota Bima. Suku ini dikabarkan telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Etimologi Ada beberapa versi yang mengatakan tentang asal mula kata Bima menjadi suku tersebut yaitu : 1. Ada pendapat yang mengatakan, Bima berasal dari kata “Bismillaahirrohmaanirrohiim”. Hal ini karena mayoritas suku Bima beragama Islam. 2. Menurut sebuah legenda, kata Bima berasal dari nama raja

Upload: mumu-ea

Post on 02-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Suku Bima.docx

Suku Bima

wanita suku bima

Sejarah Asal Usul Suku Bima dan Kebudayaannya. Suku Bima atau biasa disebut juga suku

Dou Mbojo merupakan etnis  yang mendiami Kabupaten Bima dan Kota Bima. Suku ini

dikabarkan telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Etimologi

Ada beberapa versi yang mengatakan tentang asal mula kata Bima menjadi suku tersebut

yaitu :

1. Ada pendapat yang mengatakan, Bima berasal dari kata “Bismillaahirrohmaanirrohiim”.

Hal ini karena mayoritas suku Bima beragama Islam.

2. Menurut sebuah legenda, kata Bima berasal dari nama raja pertama suku tersebut, yakni

Sang Bima.

Nama Bima sebenarnya merupakan sebutan dalam bahasa Indonesia, sedangkan masyarakt

Bima sendiri menyebut dengan kata Mbojo. Dalam suku Bima sendiri terdapat dua suku,

yakni suku Donggo dan suku Mbojo. Suku Donggo dianggap sebagai orang pertama yang

telah mendiami wilayah Bima.

Page 2: Suku Bima.docx

Sejarah Bima

Menurut Legenda yang tertulis dalam Kibat Bo’, suku Bima mempunyai 7 pemimpin di

setiap daerah yang disebut Ncuhi. Pada masa pemberontakan di Majapahit, salah satu dari

Pandawa Lima, Bima, melarikan diri ke Bima melalui jalur selatan agar tidak ketahuan oleh

para pemberontak lalu berlabuh di Pulau Satonda.

Setelah berlabuh, Bima menetap dan menikah dengan salah seorang putri di wilayah tersebut,

hingga memiliki anak. Bima adalah seseorang yang memiliki karakter kasar dan keras, tapi

teguh dalam pendirian serta tidak mudah mencurigai orang lain. Karena itulah, para Ncuhi

mengangkat Bima menjadi Raja pertama wilayah tersebut yang kemudian menjadi daerah

yang bernama Bima. Sang Bima dianggap sebagai raja Bima pertama.

Tetapi Bima meminta kepada para Ncuhi agar anaknyalah yang diangkat sebagai raja. Karena

dia akan kembali lagi ke Jawa. Bima menyuruh ke dua anaknya untuk memerintah Kerajaan

Bima. Karena Bima berasal dari Jawa, sehingga sebagian bahasa Jawa Kuno kadang-kadang

masih digunakan sebagai bahasa halus di Bima.

Sistem kepercayaan

Mayoritas suku Bima menganut agama Islam dan sebagian kecil menganut agama Kristen

dan Hindu. Namun, ada satu kepercayaan yang masih dianut oleh suku Bima yang disebut

dengan Pare No Bongi. Pare No Bongi merupakan kepercayaan asli orang Bima yang

menganut kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Dunia roh yang ditakuti adalah Batara

Gangga sebagai dewa yang memiliki kekuatan yang sangat besar sebagai penguasa.

Selain itu juga ada Batara Guru, Idadari sakti dan Jeneng, roh Bake dan roh Jim yang tinggal

di pohon atau gunung yang sangat besar dan dipercaya berkuasa untuk mendatangkan

penyakit, bencana, dan lainnya. Juga terdapat sebatang pohon besar di Kalate yang dianggap

sakti, Murmas tempat para dewa Gunung Rinjani; tempat tinggal para Batara dan dewi-dewi.

Page 3: Suku Bima.docx

Pakaian Adat

Dalam masyarakat Bima, bagi kaum perempuan memiliki pakaian khas semacam sarung

sebagai bawahan, ada juga yang menggunakan dua buah sarung, yang disebut rimpu. Rimpu

adalah pakaian adat perempuan Bima yang digunakan untuk menutup aurat bagian atas

dengan sarung sehingga hanya kelihatan mata atau wajahnya saja. Rimpu yang hanya

kelihatan mata disebut rimpu mpida.

Rumah Adat

Rumah adat suku Bima bernama "Uma Lengge". Rumah tersebut memiliki struktur terbuat

dari kayu, keseluruhan elemennya saling kait mengkait sehingga menjadi kesatuan dan

berdiri diatas tiang-tiang. Tiang menumpu pada pondasi-yang berupa sebuah batu alam

sebagai tumpuan tiang. Bangunan ini dirancang sangat kokoh agar tahan gempa dan angin.

Page 4: Suku Bima.docx

Kesenian

Suku Bima memiliki tarian khas seperti :

1. Tari buja kadanda

2. Tari Perang

3. Tarian kalero

Tarian kalero yang berasal dari daerah Donggo lama yang merupakan tarian dan nyanyian

yang berisi ratapan, pujian, pengharapan dan penghormatan terhadap arwah.

Kesenian lain masyarakat Bima adalah perlombaan balap kuda.

Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Bima atau Nggahi Mbojo yang termasuk dalam

rumpun Bahasa Melayu Polinesia. Bahasa tersebut terdiri dari berbagai dialek, yaitu dialek

Bima, Bima Dongo dan Sangiang. Dalam dialek bahasanya, mereka sering menggunakan

huruf hidup dalam akhiran katanya, jarang menggunakan huruf hidup. Misalnya kata

“jangang” diucapkan menjadi “janga”.

Mata pencaharian

Mata pencaharian utama adalah bertani dan sempat menjadi segitiga emas pertanian bersama

Makassar dan Ternate pada zaman Kesultanan. Oleh karena itu, hubungan Bima dan

Makassar sangatlah dekat, karena pada zaman Kesultanan, kedua kerajaan ini saling

menikahkan putra dan putri kerajaannya masing.

Selain bertani, masyarakat Bima juga berladang, berburu dan berternak kuda yang berukuran

kecil tapi kuat. Sejak abad ke-14 kuda Bima telah diekspor ke Pulau Jawa. Tahun 1920

daerah Bima telah menjadi tempat pengembangbiakkan kuda yang penting. Para wanita suku

Bima membuat kerajinan anyaman dari rotan dan daun lontar, juga kain tenunan "tembe

nggoli" yang terkenal

Page 5: Suku Bima.docx

ARTIKEL

SUKU BIMA

Disusun Oleh :

Nama : Dida Daniswara Aji Dwi Sulistio

Kelas : XII GP

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANGDINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 4 PANDEGLANGJl. Raya Saketi – Malingping KM. 07 Pandeglang Banten 42274