suku aneuk jamee

6
Suku Aneuk JAmee Adat istiadat di kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan bisa dikatakan sedikit berbeda dari adat aceh yang berlaku pada umumnya. Hal ini tidak terlepas daripada proses asimilasi budaya minangkabau ( pariaman) yang telah berbaur dengan kebudayaan lokal ditambah dengan hadirnya budaya suku kluwat (kluet) yang menyebabkan aturan dan simbol adat di daerahku semakin beragam. Perbedaan yang sangat jelas terlihat adalah mengenai penamaan prosesinya yang menggunakan bahasa minangkabau ( pariaman). Agar tidak bingung dan terus bertanya – tanya, silahkan lihat nama prosesi yang akan kutuliskan dibawah ini. 1. Ma isiak Setelah sepasang pemuda dan pemudi merasa ada kecocokan hati untuk berumah tangga, maka si pemuda tersebut menemui salah seorang dari pihak /pertalian dengan ibunya atau pihak ayahnya untuk mendatangi pihak keluarga pemudi (calon istri) untuk menanyakan beberapa perihal sehubungan dengan hubungan anak – anak mereka itu. Prosesi ini tidak resmi karena pemangku adat dan hukum belum mengetahuinya. Walaupun demikian prosesi ini sudah jamak dan lazim dilakukan. Setelah kedua belah pihak mendapat jawaban dan kepastian, kemudian pihak keluarga laki – laki pamit dan masing – masing pihak akan melakukan musyawarah keluarga untuk tahap selanjutnya. 2. Manendai Sesuai dengan hasil kesepakatan sewaktu marisiak tempo yang lalu, maka proses manendaipun dilaksanakan. Prosesi ini sering juga disebut dengan dengan batunangan ( bertunangan). Pada proses ini pihak keluarga laki – laki harus membawa jinamu (maskawin) berupa emas yang sudah ditetapkan ukurannya sesuai kesepakatan. Pihak keluarga laki – laki bertemu lagi dengan pihak keluarga perempuan yang disertai oleh hadirnya pimpinan adat dan hukum dirumah pihak perempuan. Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak keluarga dan dipimpin oleh pimpinan adat dan hukum juga akan membahas kapan ditentukannya proses selanjutnya yaitu Ijab – Qabul dan hari peresmian.

Upload: adie-commed

Post on 02-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ghghhgh

TRANSCRIPT

Suku Aneuk JAmee

Adat istiadat di kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan bisa dikatakan sedikit berbeda dari adat aceh yang berlaku pada umumnya. Hal ini tidak terlepas daripada proses asimilasi budaya minangkabau ( pariaman) yang telah berbaur dengan kebudayaan lokal ditambah dengan hadirnya budaya suku kluwat (kluet) yang menyebabkan aturan dan simbol adat di daerahku semakin beragam. Perbedaan yang sangat jelas terlihat adalah mengenai penamaan prosesinya yang menggunakan bahasa minangkabau ( pariaman). Agar tidak bingung dan terus bertanya tanya, silahkan lihat nama prosesi yang akan kutuliskan dibawah ini.

1. Ma isiak Setelah sepasang pemuda dan pemudi merasa ada kecocokan hati untuk berumah tangga, maka si pemuda tersebut menemui salah seorang dari pihak /pertalian dengan ibunya atau pihak ayahnya untuk mendatangi pihak keluarga pemudi (calon istri) untuk menanyakan beberapa perihal sehubungan dengan hubungan anak anak mereka itu. Prosesi ini tidak resmi karena pemangku adat dan hukum belum mengetahuinya. Walaupun demikian prosesi ini sudah jamak dan lazim dilakukan. Setelah kedua belah pihak mendapat jawaban dan kepastian, kemudian pihak keluarga laki laki pamit dan masing masing pihak akan melakukan musyawarah keluarga untuk tahap selanjutnya.

2. Manendai Sesuai dengan hasil kesepakatan sewaktu marisiak tempo yang lalu, maka proses manendaipun dilaksanakan. Prosesi ini sering juga disebut dengan dengan batunangan ( bertunangan). Pada proses ini pihak keluarga laki laki harus membawa jinamu (maskawin) berupa emas yang sudah ditetapkan ukurannya sesuai kesepakatan. Pihak keluarga laki laki bertemu lagi dengan pihak keluarga perempuan yang disertai oleh hadirnya pimpinan adat dan hukum dirumah pihak perempuan. Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak keluarga dan dipimpin oleh pimpinan adat dan hukum juga akan membahas kapan ditentukannya proses selanjutnya yaitu Ijab Qabul dan hari peresmian.

3. Mendaftar ke Keuchik sebagai Pengurus Adat dan hukum / Imam Chik ( Imam mesjid)Kegunaan mendaftar ini untuk menyelesaikan administrasi seperti Biodata Calon pengantin dan biaya pernikahan. Kemudian data kedua calon pengantin itu oleh Keuchik (lurah) akan diserahkan kepada pihak KUA dikecamatan yang bersangkutan. Sementara itu tugas Imam Chik adalah sebagai petugas P3N ( Panita Panitia pelaksana Pencatatan Nikah) akan melakukan tes agar calon pengantin mendapatkan sertifikat yang nantinya dibawa ke Kantor Urusan Agama pada saat pendaftaran.

4. Duduak Niniak Mamak Niniak mamak merupakan sebutan terhadap pertalian wali dan garis keturunan dari orang tua. Dalam hal khanduri (pesta) adat, mereka punya peranan penting diantaranya sebagai penghubung pihak keluarga dengan pemangku adat dan hukum. Tujuannya adalah untuk memusyawarahkan beberapa hal seputar pelaksanaan khanduri ( pesta) yang akan dilangsungkan.

5. Duduak RamiDalam acara ini, warga gampong yang telah diundang akan datang. Tujuannya adalah mendengarkan hasil musyawarah yang telah dilakukan antara pimpinan adat dan hukum dengan pihak keluarga penyelenggara acara khanduri (pesta) sekaligus menyatakan bahwa rumah dan isinya telah dipulangkan secara adat kepada pemangku adat dan hukum dan diteruskan kepada masyarakat sebagai pengelolanya. Dalam penyampaian itu, pihak pemangku adat dan hukum akan menjelaskan kapan prosesi prosesi selanjutnya dilaksanakan sehingga warga yang hadir akan mengetahui jadwal dan tugas mereka nantinya.

6. Melapor Ke KUASebelum datang ke Kantor Urusan Agama (KUA), semua kelengkapan administrasi calon pengantin seperti surat pengantar dari Keuchik ( kepala desa) dan sertifikat dari P3N Gampong ( Panitia pelaksana Pencatatan Nikah) serta peralatan adat lainnya harus dibawa. Kedua calon pengantin hadir dengan menggunakan pakaian adat atau pakaian yang disepakati oleh pemangku adat dan hukum dan mereka akan menanda tangani surat keterangan menikah dihadapan pejabat KUA, Adat dan hukum serta pihak keluarga masing masing.

7. Ijab KabulProsesi ini ada yang dilaksanakan di masjid, di KUA dan ada juga dilaksanakan dirumah pihak wanita. Semua itu akan disesuaikan dengan situasi yang ada. Proses ijab qabul tersebut pada umumnya sama dengan kebiasaan yang ada di provinsi aceh, mungkin yang berbeda cuma dari pengucapan lafalz nya saja. Kalau didaerahku biasanya menggunakan bahasa yang dimengerti saja ( bisa bahasa aceh, bahasa Kluwat atau bahasa jamee. Tapi sering dilafalzkan dengan bahasa indonesia).

8. Antar LintoProsesi antar linto biasa dilaksanakan pada malam harinya. Antar Linto berarti pihak keluarga laki laki dibantu masyarakat (perangkat adat dan hukum harus menyertai) mengantar sipengantin pria kerumah pengantin wanita. Pengantin pria diharuskan memakai pakaian adat lengkap begitupun dengan pengantin wanita yang menanti dirumahnya, juga mengenakan pakaian adat lengkap. Ada beberapa prosesi adat yang menyertai acara Antar Linto ini seperti : Lago payuang ( adu payung), Basandiang (duduk dipelaminan) dan sabuang ayam. ( penjelasannya ada dalam dokumen format PDF).

9. Antek Silamak /Panggil SurutJika sewaktu prosesi Antar Linto, pengantin pria diantar beramai ramai ke rumah pengantin wanita, maka pada prosesi panggil surut ini kedua pengantin baru tersebut akan diantar oleh kaum ibu dari rumah pengantin wanita kerumah pengantin pria pula. Kedua pengantin berpakaian adat aceh, mereka dipayungi payung berwarna kuning dan bersama rombongan akan berkunjung kerumah pengantin pria untuk melaksanakan ritual adat.Tujuan acara ini adalah bersilaturami sambil memperkenalkan keluarga masing masing.

10. Malam Mintak IzinPada prosesi ini salah seorang dari pemangku adat dan hukum akan berpidato didepan tamu undangan yang hadir, dan menyatakan bahwa acara khanduri (pesta pernikahan) sudah berakhir kemudian secara adat, rumah yang selama acara berlangsung telah dipulangkan kepada adat dan hukum dikembalikan kepada tuan rumah. Dalam acara ini pihak keluarga tuan rumah akan bersalaman sambil mengucapkan terimakasih dengan pemangku adat dan hukum beserta tokoh masyarakat lainnya.

11. Mangulang Jajak.Setelah semua kegiatan pesta selesai, kira kira satu atau dua minggu setelahnya, kedua pengantin datang kembali kerumah keluarga pengantin pria dan menginap semalam. Kedatangan mereka tidak lagi diiringi oleh penganjo atau pihak keluarga wanita dan juga tidak membawa apa apa. Mereka hanya datang dan bermalam saja. Hal ini bermaksud bahwa walaupun sudah menikah dan tinggal jauh dari orang tua, pengantin pria tidak melupakan kedua orang tuanya dan rumah yang telah didiami selama ini.

Begitulah prosesi adat perkawinan yang yang lazim harus dilaksanakan oleh kedua mempelai dan juga pihak keluarga mempelai tatkala mengadakan kanduri (pesta) Pernikahan didaerahku. Dari sekian banyak tahapan diatas, sudah tentu ada beberapa diantaranya yang tidak sahabat mengerti maksud dan tujuannya. Memang ada kesulitan tersendiri yang kurasakan tatkala mengumpulkan data mengenai pesta perkawinan didaerahku karena tidak semua orang yang mengerti secara utuh mengenai adat dan simbol yang berlaku. Namun Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu, ayahandaku tiba dirumah dan kesempatan yang baik ini segera kumanfaatkan untuk mengumpulkan informasi mengenai ini. Perlu diketahui bahwa beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat dan juga anggota dari Majelis Adat Aceh Selatan wilayah Kluet Selatan.http://cangkirkupi.blogspot.comGAyoUpacara perkawinan adalah tahapan acara yang dilakukan mulai dari awalmenentukan pasangan sampai kepada pesta pernikahan sesudahnya, didalamnyamengandung unsur ritual dan nilai. Penyelenggaraan tersebut disebabkan adanyakesadaran bahwa setiap tahap baru dalam daur hidup, menyebabkan masuknyaseseorang kedalam lingkungan sosial yang baru dan lebih luas.Bentuk perkawinan sangat erat kaitannya dengan bentuk keluargaPerkawinan dalam adat Gayo mempunyai arti yang sangat penting terhadap sistem kekerabatan. Kawin ango atau jeulen adalah bentuk perkawinan yang mengharuskan pihak calon suami seakan-akan membeli wanita yang akan dijadikan istri. Setelah dibeli, maka istri menjadi belah suami. Jika pada suatu ketika terjadi cere banci (cerai perselisihan), si istri menjadi ulak kemulak (kembali ke belah asalnya). Mantan istri dapat membawa kembali harta tempah (harta pemberian orang tuanya) dan demikian pula harta sdekarat (harta dari hasil usaha bersama). Namun jika terjadi cere kasih (cerai mati), tidak menyebabkan perubahan status (belah) bagi keduanya. Sebagai contoh misalnya, jika suami meninggal, maka belah suami berkewajiban untuk mencarikan jodoh mantan istrinya tadi dengan salah seorang kerabat yang terdekat dengan almarhum suaminya. Apabila yang meninggal itu tidak mempunayi anak, maka pihak yang ditinggalkan berhak mengembalikan harta tempah kepada belah asal harta itu. Jika yang meninggal itu ada keturunan, maka harta tempah itu menjadi milik anak keturunannya. Selanjutnya mengenai bentuk perkawianan angkap terdapat pula ketentuan-ketentuan yang harus ditaati. Pihak laki-laki (suami) ditarik ke dalam belah istri. Perkawinan angkap ini dapat dibedakan menjadi dua macam angkap, yaitu angkap nasap dan angkap sementara. Pada perkawinan angkap nasap menyebabkan suami kehilangan belahnya, karena telah ditarik ke dalam belah istrinya. Jika terjadi perceraian karena cere banci (cerai perselisihan) dalam kawin angkap nasap ini, menyebabkan terjadinya perubahan status suaminya karena suami harus kembali ke belah asalnya, dan tidak diperbolehkan membawa harta tempah, kecuali harta sekarat. Namun jika terjadi cere kasih, misalnya istri meninggal, maka mantan suaminya tetap tinggal dalam belah istrinya. Pada suatu ketika, saat mantan suami tersebut akan dikawinkan kembali oleh belah istrinya dengan salah seorang anggota kerabat istrinya. Jika yang meninggal itu adalah suaminya, maka istrinya pada belah asalnya. Namun jika yang meninggal tersebut mempunyai keturunan, maka harta tempah peninggalannya jatuh ketangan anak keturunannya. (Keanekaragaman Suku dan Budaya di Aceh. Rusdi dkk., 1998:86-89). Kawin angkap sementara pada masyarakat Gayo juga disebut dengan angkap edet. Seorang suami dalam waktu tertentu menetap dalam belah istrinya sesuai dengan perjanjian saat dilakukan peminangan. Status sementara itu tetap berlangsung terus selama suami belum mampu memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan waktu peminangannya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi ini oleh suami disebut unjuk. Jika terjadi perceraian dalam bentuk cere banci, suami akan kembali kedalam pihak belahnya, dan harta sekarat akan dibagi-bagi, jika syarat-syarat angkap sementara telah dipenuhi oleh suami, sedangkan harta tempah, misalnya istri meninggal, maka suami tidak akan berubah statusnya sampai masa perjanjian angkap selesai. Oleh karena itu, menjadi kewajiban belah istrinya untuk mengawinkan kemabli dengan salah seorang kerabatnya. Kawin kuso kini adalah suatu bentuk perkawinan yang memberi kebebasan kepada suami istri untuk memilih tempat menetap dalam belah suami atau belah istri. Bentuk perkawinan kuso kini ini berbeda dengan perkawinan anggo dan angkap yang Universitas Sumatera Utara selalu mempertahankan belah. Bentuk perkawinan ini masih banyak pula terjadi dalam masyarakat Gayo hingga sekarang (Melalatoa, 1995:281).