suhu rendah

Upload: furqoni-nurul-ummah

Post on 18-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

suhu

TRANSCRIPT

suhu rendahLATAR BELAKANGRespirasi pada buah dan sayuran masih berlangsung setelah dipanen, sampai buahdan sayuran tersebut membusuk. Untuk berlangsungnya respirasi diperlukan suhuoptimum, yaitu suhu dimana proses metabolisma (termasuk respirasi) berlangsungdengan sempurna. Pada suhu yang lebih tinggi atau lebih rendah dari suhu optimum,metabolisma akan berjalan kurang sampurna bahkan berhenti sama sekali pada suhu yangterlalu tinggi atau terlalu vendah. Setiap penurunan 80C pada suhu penyimpanan,metabolisme berkurang setengahnya. Penyimpanan suhu rendah dapat memperpanjangmasa hidup jaringan-jaringan dalam bahan pangan tersebut karena aktivitas respirasimenurun dan menghambat aktivitas mikroorganisme. Penyimpanan dingin tidakmembunuh, mikroba, tetapi hanya menghambat aktivitasnya, oleh karena itu setiap bahanpangan yang akan didinginkan harus dibersihkan lebih dahulu.(GAK USA DIGARAPLATAR BELAKANG TOT)

tipus:1. penyimpanan suhu rendah (diskripsi)Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis, namun dapat menimbulkan kerusakan lainnya yang terjadi akibat proses pendinginan dan pembekuan itu sendiri. Pemakaian suhu rendah untuk mengawetkan bahan pangan tanpa mngindahkan syarat-syarat yang diperlukan oleh masing- masing bahan, dapat mngakibatkan kerusakan-kerusakan bahan panganPengendalian suhu di dalam ruang penyimpanan memiliki peranan yang penting terhadap daya simpan komoditi pertanian. Mengingat kegiatan respirasi sangat dipengaruhi oleh suhu dan terjadinya peningkatan suhu akan mempercepat proses kerusakan bahan pangan. Sedangkan penurunan suhu sekitar 8 derajat Celcius dapat diperkirakan kecepatan reaksi berkurang menjadi setengahnya dan mampu memperlambat proses respirasi lanjutan. Selain itu penurunan suhu juga dapat menghambat pembusukan akibat pertumbuhan mikroba karena rusaknya jaringan jaringan sel yang ada di dalam bahan pangan. Besar kecilnya jumlah mikroba sangat menentukan keberhasilan proses pendinginan dan pembekuan.Prinsip dasar penyimpanan pada suhu rendah : Menghambat pertumbuhan mikroba Menghambat reaksi-reaksi enzimatis, kimiawi dan biokimiawiPenyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis. Pada pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan dan pembekuan. Pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan yang tertua.Pendinginan atau refrigerasi ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang digunakan masih di atas titik beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara 1oC sampai + 4oC. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat. Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan pangannya. Pendinginan yang biasa dilakukan di rumah-rumah tangga adalah dalam lemari es yang mempunyai suhu 2oC sampai + 16oC.Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira 17 oC atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara 12 oC sampai 24 oC. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai bebarapa bulan, bahkan kadang-kadang beberapa tahun.Perbedaan antara pendinginan dan pembekuan juga ada hubungannya dengan aktivitas mikroba. Sebagian besar organisme perusak tumbuh cepat pada suhu di atas 10 oC Beberapa jenis organisme pembentuk racun masih dapat hidup pada suhu kira-kira 3,3oC Organisme psikrofilik tumbuh lambat pada suhu 4,4 oC sampai 9,4 oC Organisme ini tidak menyebabkan keracunan atau menimbulkan penyakit pada suhu tersebut, tetapi pada suhu lebih rendah dari 4,0 oC akan menyebabkan kerusakan pada makanan.Jumlah mikroba yang terdapat pada produk yang didinginkan atau yang dibekukan sangat tergantung kepada penanganan atau perlakuan-perlakuan yang diberikan sebelum produk itu didinginkan atau dibekukan, karena pada kenyataannya mikroba banyak berasal dari bahan mentah/ bahan baku. Setiap bahan pangan yang akan didinginkan atau dibekukan perlu mendapat perlakuan-perlakuan pendahuluan seperti pembersihan, blansing, atau sterilisasi, sehingga mikroba yang terdapat dalam bahan dapat sedikit berkurang atau terganggu keseimbangan metabolismenya.Pada umumnya proses-proses metabolisme (transpirasi atau penguapan, respirasi atau pernafasan, dan pembentukan tunas) dari bahan nabati seperti sayur-sayuran dan buah-buahan atau dari bahan hewani akan berlangsung terus meskipun bahan-bahan tersebut telah dipanen ataupun hewan telah disembelih. Proses metabolisme ini terus berlangsung sampai bahan menjadi mati dan akhirnya membusuk. Suhu dimana proses metabolisme ini berlangsung dengan sempurna disebut sebagai suhu optimum.Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan makanan tidak dapat mematikan bakteri, sehingga pada waktu bahan beku dikeluarkan dan dibiarkan hingga mencair kembali (thawing), maka pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dapat berlangsung dengan cepat. Penyimpanan dingin dapat menyebabkan kehilangan bau dan rasa beberapa bahan bila disimpan berdekatan. Misalnya : Mentega dan susu akan menyerap bau ikan dan bau buah-buahan Telur akan menyerap bau bawangBila memungkinkan sebaiknya penyimpanan bahan yang mempunyai bau tajam terpisah dari bahan lainnya, tetapi hal ini tidak selalu ekonomis. Untuk mengatasinya, bahan yang mempunyai bau tajam disimpan dalam kedaan terbungkus.

2. diskripsi bahan semua kelompok Kentang Sawi Kacang tanah

3. cara-cara pengawetan dengan suhu rendahCara Pengawetan pangan dengan suhu rendah ada 2 macam yaitu pendinginan(cooling) dan pernbekuan (freezing). Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan diatas suhu pembekuan yaitu -2 sampai + 10 C. Pendinginan yang biasa dilakukansehari-hari dalam lernari es pada umumnya mencapai suhu 5-80C. Meskipun air murnimembeku pada suhu O0C, tetapi beberapa makanan ada yang tidak membeku sampaisuhu 20C atau di bawah, hal ini terutama disebabkan oleh pengaruh kandungan zat-zat didalam makanan tersebut.Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku. Pembekuanyang baik biasanya dilakukan pada suhu -12 sampai -240C, Pembekuan cepat (quickfreezing) dilakukan pada suhu -24 sampai-400C. Pembekuan cepat ini dapat terjadi dalamwaktu kurang dari 30 menit. Sedangkan pembekuan lambat biasanya berlangsung selama30 - 72 jam.Pembekuan cepat mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan caralambat karena kristal es yang terbentuk sehingga kerusakan mekanis yang terjadi lebihsedikit, pencegahan "pertumbuhan mikroba juga berlangsung cepat dan kegiatan enzimjuga cepat berhenti. Bahan makanan yang dibekukan dengan cara cepat mempunyai mutulebih baik daripada pembekuan lambat.Pendinginan biasanya akan mengawetkan berapa hari atau minggu tergantung darimacarn bahan pangannya. sedangkan pernbekuan dapat mengawetkan bahan panganuntuk beberapa bulan atau kadang-kadang beberapa tahun.Kenurut Irving dan Sharp (1976), mutu bahan pangan yang dibekukan akanmenurun dengan kecepatan yang tergantung dari suhu penyimpanan dan jenis bahanpangan. Pada umumnya sebagian besar bahan pangan akan mempunyai mutupenyimpanan yang baik sekurang-kurangnya 12 bulan bila disimpan pada suhu -180C,kecuali bahan pangan dengan kandungan lemak tinggi. Bila suhu penyimpanan naik 30Cmaka kecepatan kerusakan akan berlipat ganda.Makanan beku yang mempunyai Mutu penyimpanan yang baik selama 12 bulanpada suhu -18OC, akan tahan simpan masing-masing hanya 6 bulan atau 3 bulan padasuhu -150C atau -120C.

Perbedaan yang lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam halpengaruhnya terhadap aktivitas mikroba dalam bahan pangan. Penggunaan suhu rendahdalam pengawetan bahan tidak dapat menyebabkan kematian mikroba sehingga bilabahan pangan dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan dibiarkan mencair kembali(thawing) pertumbuhan mikroba pembusuk dapat berjalan dengan cepat.Penggunaan suhu rendah terutama untuk beberapa hasil pertanian tertentu perlumendapat perhatian kerena kerusakan fisiologis dapat lebih cepat terjadi terutama justrupada suhu rendah, misalnya kerusakan akibat proses pendinginan (chilling injuries) dankerusakan proses peipbekuan (freezing injuries).

4. kerusakan-kerusakan akibat penyimpanan suhu rendahKerusakan-kerusakan yang terjadi pada pendinginanPemakaian suhu rendah untuk mengawetkan bahan pangan tanpa mngindahkan syarat-syarat yang diperlukan oleh masing- masing bahan, dapat mngakibatkan kerusakan-kerusakan sebagai berikut :1. Chilling injuryChilling injury terjadi karena : kepekaan bahan terhadap suhu rendah daya tahan dinding sel burik-burik bopeng (pitting)Jaringan bahan menjadi cekung dan transparan Pertukaran bau / aromaDi dalam ruang pendingin dimana disimpan lebih dari satu macam komoditi atau produk, kemungkinan terjadi pertukaran bau/aroma. Contoh: apel tidak dapat didinginkan bersama-sama dengan seledri, kubis, ataupun bawang merah.2. Kerusakan oleh bahan pendingin / refrigeranBila lemari es menggunakan amonia sebagai refrigeran, misalnya terjadi kebocoran pada pipa dan ammonia masuk ke dalam ruang pendinginan, akan mengakibatkan perubahan warna pada bagian luar bahan yang didinginkan berupa warna coklat atau hitam kehijauan. Kalau proses ini berlangsung terus, maka akan diikuti proses pelunakan jaringan-jaringan buah. Sebagai contoh : suatu ruangan pendingin yang mengandung amonia sebanyak 1 % selama kurang dari 1 jam, akan dapat merusak apel, pisang, atau bawang merah yang disimpan di dalamnya.3. Kehilangan air dari bahan yang didinginkan akibat pengeringanKerusakan ini terjadi pada bahan yang dibekukan tanpa dibungkus atau yang dibungkus dengan pembungkus yang kedap uap air serta waktu membungkusnya masih banyak ruang-ruang yang tidak terisi bahan. Pengeringan setempat dapat menimbulkan gejala yang dikenal dengan nama freeze burn , yang terutama terjadi pada daging sapi dan daging unggas yang dibekukan. Pada daging unggas, hal ini tampak sebagai bercak-bercak yang transparan atau bercak-bercak yang berwarna putih atau kuning kotor.Freeze burn disebabkan oleh sublimasi setempat kristal-kristal es melalui janganjaringan permukaan atau kulit. Maka terjadilah ruangan-ruangan kecil yang berisi udara, yang menimbulkan refleksi cahaya dan menampakkan warna-warna tersebut. Akibat terjadinyafreeze burn, maka akan terjadi perubahan rasa pada bahan , selanjutnya diikuti dengan proses denaturasi protein.4. Denaturasi proteinDenaturasi protein berarti putusnya sejumlah ikatan air dan berkurangnya kadar protein yang dapat diekstrasi dengan larutan garam. Gejala denaturasi protein terjadi pada daging, ikan, dan produk-produk air susu. Proses denaturasi menimbulkan perubahan-perubahan rasa dan bau, serta perubahan konsistensi (daging menjadi liat atau kasap). Semua bahan yang dibekukan, kecuali es krim, sebelum dikonsumsi dilakukan thawing, maka untuk bahan yang telah mengalami denaturasi protein pada waktu pencairan kembali, air tidak dapat diabsorpsi (diserap) kembali. Tekstur liat yang terjadi disebabkan oleh membesarnya molekul-molekul.

pembahasan:1. skema kerja dan fungsi perlakuan2. analisis data dan bandingkan dengan literature

DAFTAR PUSTAKA !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Koswara, sutrisno.2009.pengolahan pangan dengan suhu rendah.ebookpangan.com