pengaruh periode simpan dalam suhu rendah pada …digilib.unila.ac.id/29677/2/skripsi tanpa bab...

50
PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA VIGOR BENIH EMPAT GENOTIPE SORGUM [Sorghum bicolor (L.) Moench] (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: others

Post on 14-Oct-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH

PADA VIGOR BENIH EMPAT GENOTIPE SORGUM

[Sorghum bicolor (L.) Moench]

(Skripsi)

Oleh

FEBRI ARIANTO

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

ABSTRAK

PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH

PADA VIGOR BENIH EMPAT GENOTIPE SORGUM

[Sorghum bicolor (L.) Moench]

Oleh

FEBRI ARIANTO

Sorgum merupakan tanaman serealia yang penting di dunia setelah gandum, padi

jagung dan barley. Sorgum banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan,

maupun bahan baku industri. Pengembangan sorgum membutuhkan benih yang

bermutu dan dapat disimpan dalam periode waktu tertentu. Tujuan dari penelitian

ini yaitu untuk mengetahui pengaruh genotipe dan periode simpan pada vigor

benih sorgum. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan

Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang berlangsung dari bulan

Juni hingga Oktober 2016. Penelitian ini menggunakan perlakuan dua faktor

(4x3) yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 kelompok

sebagai ulangan. Faktor pertama adalah empat genotipe sorgum (G), yaitu

Mandau (g1), GH-10 (g2), GH-11 (g3), dan GH-12 (g4). Faktor kedua adalah

periode simpan (P), periode simpan 0 bulan (p1), periode simpan 10 bulan (p2),

dan periode simpan 12 bulan (p3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe

Page 3: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Mandau dapat disimpan hingga 12 bulan tanpa mengalami penurunan vigor

sedangkan genotipe GH-10, GH-11, dan GH-12 hanya dapat disimpan hingga 10

bulan tanpa penurunan vigor.

Kata kunci : Benih sorgum, genotipe, periode simpan, vigor

Febri Arianto

Page 4: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH

PADA VIGOR BENIH EMPAT GENOTIPE SORGUM

[Sorghum bicolor (L.) Moench]

Oleh

Febri Arianto

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Judul Skripsi

Nama Mahasisura

Nomor Pokok Mahasisrrya

Program Studi

Fbkultas

PENGARUII PEBIODE SIITIPAN DAIAITISUHU NENDAII PADA VIGOR BENIIIEUPAII GENOTIPE SORGIIII lturghtlmbtcolq (L.) ltloenchl

FEBBI ABIAN'TO

1314121067 : .

Agroteknologi

Pertanian

FTDTWETUJUI

1. Komisi Pembimbing

v4AsazF!of. Dr. Ir. [Iuhammad lIamd, Ir[.Sc"NrP 19610101 1985051005

2, l\etua Jurusan Agroteknologi

Plof. Dr. Ir. $rl Yusnalnl, !I.Sl. 'NrP 19650508 1988 1 1200L

lr. Eko hamono, I[.S.NrP 19610814 198609100 1

Page 6: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

It Yit: P!of. Dr. Ir. ltluhadnnd lIamal, IU.Sc"

Sekretaris

I

: Ir. Eko hmono, l[.$.

PengqiiBukan Pembimbing : hof. Dr. lr. I[ukuh Setl,awan, !l.Sc.

Banuwa, lI.Sl.NIP 19611,0201986051@2

,,

Tanggal Lulus Ujian Slaipsi : 12 Oktober 2IrA7

,

.4i

Tlm Pengqii

Kefim

IIEITGDSAIIITAII

i...:i:e I

l\' r.i

Page 7: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

SURAT PERI{YATAAFI

l\

n:, I' .r-1

.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyataftan bahwa skripsi saya yang

lt'berjudul *PENGARUH PERIODE SIMPAN OArarVr SUHU RENDAH PADA

VIGOR tsENIH EMPAT GENOTIPE SORGUM fSorghum bieolor (L"\

Moench]'merupakan hasil karya send#dan bukan merupakan hasil karya orang

lain. Semua hasil yang tertuang dalam skripsi ini telah mengikuti kaidah

penulisan karya ilmia Univmsitas Larnpung. Apabila dikermrdian hari terbukti

bahwa stripsi ini merupakan hasil salinan atau dibuat oleh orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketuentuan akademik yang berlaku.

Lampung Oktober 2017

ebri Ariantot3t4Dla67

Page 8: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kampung Purwodadi, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten

Lampung Tengah pada 09 Februari 1995. Penulis merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara dari pasangan Bapak Triyanto dan Ibu Sumini.

Pendidikan penulis diawali dari pendidikan di TK ABA Tempuran pada tahun

2000, SDN 3 Purwodadi lulus pada tahun 2007, SMPN 1 Trimurjo lulus tahun

2010, SMAN 2 Metro lulus pada 2013, dan pada tahun yang sama penulis

diterima di Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan

terdaftar sebagai penerima beasiswa Bidik Misi angkatan IV.

Penulis memilih kosentrasi perkuliahan Agronomi yang merupakan bagian dari

Jurusan Agroteknologi dan Penulis memilih Ilmu Benih sebagai fokus penelitian.

Juli 2016 penulis melakukan Praktik Umum di Balai Penelitian Tanah Kebun

Percobaan Taman Bogo, Purbolinggo Lampung Timur. Januari 2017 penulis

melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Wirata Agung Mataram,

Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Selama perkuliahan penulis aktif magang penelitian di Laboratorium Ilmu benih

dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun

2015/2016. Penulis dipercaya sebagai asisten praktikum matakuliah Dasar-dasar

Budidaya Tanaman (2015/2016), Produksi Tanaman Pangan (2015/2016),

Fisiologi Tumbuhan (2015/2016), Produksi Tanaman Kacang dan Ubi

(2016/2017) serta Teknologi Benih (2016/2017). Penulis aktif berorganisasi di

Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (Perma AGT) sebagai anggota bidang

Kaderisasi periode 2014-2015, anggota bidang Pengabdian Masyarakat periode

205-2016 serta sebagai kepala bidang Pengabdian Masyarakat peiode 2016-2017.

Penulis juga dipercaya sebagai ketua (komti) angkatan 2013 Jurusan

Agroteknologi.

Page 10: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

“Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan.”

(Qs. Al-Insyirah : 6)

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

(HR. Thabrani dan Daruquthni)

“Manusia yang lemah adalah orang yang tidak mampu mencari teman.

Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang medapatkan banyak

teman tetapi menyia-nyiakannya.”

(Ali bin Abi Thalib)

“Kuliah itu perjuangan, organisasi itu persiapan”

(Febri Arianto)

Page 11: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Bismillaahirrohmaanirohiim..

Dengan segala kerendahan hati dan mengucapkan rasa syukur

kepada Allah SWT

Ku persembahkan karya ini untuk

Kedua orang tua ku tercinta, atas segala doa yang selalu dipanjatkan, kasih

sayang yang tak terhingga, dukungan dan motivasi.

Keluarga dan sahabat yang senantiasa menghibur, membantu,

menyemangati, dan selalu ada dalam suka maupun duka.

Serta Almamater ku tercinta, Universitas Lampung.

Page 12: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah serta nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi berjudul “Pengaruh Periode Simpan dalam Suhu Rendah

pada Vigor Benih Empat Genotipe Sorgum [Sorghum bicolor (l.) Moench]”

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Universitas

Lampung.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Kamal. M.Sc., selaku Dosen pembimbing

pertama, yang telah memberikan ide penelitian, bimbingan, saran, nasehat serta

motivasi dalam penulisan skripsi ini;

2. Bapak Ir. Eko Pramono, M.S., selaku Dosen pembimbing kedua, yang telah

memberikan ide penelitian, bimbingan, saran, nasehat serta motivasi dalam

penulisan skripsi ini;

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Kukuh Setiawan, M.Sc., selaku pembahas sekaligus

pembimbing akademik, terimakasih atas saran dan perbaikan dalam penulisan

skripsi ini serta bimbingan, nasehat, arahan, serta motivasi selama masa studi

di Universitas Lampung

Page 13: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung;

5. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung;

6. Seluruh dosen mata kuliah Jurusan Agroteknologi atas dedikasinya dalam

memberikan semua ilmu, dan bimbingan kepada penulis selama masa studi di

Universitas Lampung;

7. Bapak, Ibu, dan adik-adik yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan

kepada penulis;

8. Gita Kumala Sari, S.K.M. untuk motivasi dan perhatian yang membuat penulis

semangat dalam melangkah kedepan.

9. Sahabat seperjuangan kelompok peneliti sorgum Sugeng Hananto, S.P.,

Roby Juliantisa, S.P., Dona Suprihanta, S.P., Ditri Anintyas Putri, S.P.,

Fatya Alvia Hakim, S.P., Nia Fatmawati, S.P., Erviana Harman, S.P.,

Rully Yosita, S.P., Ni Wayan Ayung Surya Asih, S.P., Novi Anggraini, S.P.

dan Tri Lestari, S.P. atas kebersamaan, motivasi, semangat, serta bantuan

selama penelitian yang diberikan kepada penulis;

10. Kawan-kawan pengurus dan presidium Perma AGT periode 2016-2017,

Robin, Alif, Suci, Hendra, Nia, Hendi, Resti, Dodi, Rizki, Ledy, Jaya, Dwi,

Eko, Renita dan Rio tanpa kalian penulis tidak akan berkembang di Fakultas

Pertanian Universitas Lampung;

11. Saudara-saudara Agroteknologi 2013, abang dan mba Agroteknologi 2012,

2011, 2010 dan 2009, serta adik-adik Agroteknologi 2014, 2015 dan 2016 atas

kebersamaan selama penulis berada di kampus tercinta;

Page 14: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

11. Gesut Fams (robin, pebkur, rio, ichwan, fadil, ilham, kican, nay, rully dan era)

atas coretan cerita suka duka dan kekeluargaan untuk penulis, semoga sukses di

kemudian hari untuk kita;

Penulis berharap semoga Allah SWT selalu membalas semua kebaikan yang telah

diberikan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan. Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2017

Penulis

Page 15: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR............................................................................. xviii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah ...................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................ 5

1.3 Kerangka Pemikiran ................................................................... 6

1.4 Hipotesis .................................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sorgum ....................................................................................... 10

2.2 Vigor Benih ................................................................................ 13

2.3 Penyimpanan dan Periode Simpan ............................................. 14

2.4 Pengaruh Genotipe pada Vigor .................................................. 16

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu ..................................................................... 18

3.2 Bahan dan Alat ........................................................................... 18

3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data ................................... 19

3.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 20

3.4.1 Persiapan Benih ................................................................ 20

3.4.2 Pengemasasn Benih .......................................................... 20

3.4.3 Penyimpanan Benih .......................................................... 21

Page 16: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

3.4.4 Uji Vigor ........................................................................... 21

3.5 Variabel Pengamatan ................................................................. 22

3.5.1 Persen Kecambah Normal Kuat (%KNK) ....................... 22

3.5.2 Panjang Akar Primer Kecambah Normal (PAPKN) ....... 23

3.5.3 Panjang Tajuk Kecambah Normal (PTKN) ..................... 23

3.5.4 Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) ...................... 23

3.5.5 Persen Kadar Air ............................................................. 24

3.5.6 Persen Kecambah Normal Total (%KNT) ....................... 24

3.5.7 Kecepatan Perkecambahan (KP) ..................................... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 26

4.1.1. Pengaruh interaksi genotipe dan periode simpan pada

vigor benih sorgum (Sorghum bicolor [L.]Moench) ....... 27

4.1.2. Pengaruh genotipe pada vigor benih sorgum

(Sorghum bicolor [L.]Moench) ....................................... 32

4.1.3. Korelasi pengaruh genotipe dan periode simpan

benih sorgum (Sorghum bicolor [L.]Moench) ................ 34

4.2 Pembahasan ................................................................................ 33

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 43

5.2 Saran .......................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 45

LAMPIRAN ........................................................................................... 46

Page 17: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan nutrisi sorgum dalam 100 g bahan dibanding bahan

pangan lainnya ..................................................................................... ... 3

2. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh genotipe dan periode

simpan dari variabel yang diamati ............................................................ 26

3. Pengaruh interaksi genotipe dan periode simpan pada variabel kadar

air (%) ...................................................................................................... 27

4. Pengaruh interaksi genotipe dan periode simpan pada variabel kecambah

normal kuat (%)........................................................................................ 28

5. Pengaruh interaksi genotipe dan periode simpan pada variabel panjang

tajuk kecambah normal (cm)................................................................ ... 29

6. Pengaruh interaksi genotipe dan periode simpan pada variabel kecambah

normal Total (%) .................................................................................. ... 30

7. Pengaruh interaksi genotipe dan periode simpan pada variabel kecepatan

perkecambahan (%/hari) ...................................................................... ... 31

8. Nilai koefisien korelasi (r) dalam uji korelasi antar variabel .................... 34

9. Deskripsi Sorgum Varietas Mandau ......................................................... 49

10. Pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel kadar air (%) ........ 49

11. Uji Bartlett untuk pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel

kadar air ............................................................................................... 50

12. Analisis ragam data pengaruh genotipe dan periode simpan pada

variabel kadar air .................................................................................. 50

13. Pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel kecambah normal

kuat (%) data transformasi (=Arcsin )). .................... 51

Page 18: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

xi

14. Uji Bartlett untuk pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel

Kecambah normal kuat ........................................................................ 51

15. Analisis ragam data pengaruh genotipe dan periode simpan pada

variabel kecambah normal kuat ........................................................... 52

16. Pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel panjang tajuk

kecambah normal (cm) data transformasi =log(x) .................................... 52

17. Uji Bartlett untuk pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel

panjang tajuk kecambah normal ......................................................... 53

18. Analisis ragam data pengaruh genotipe dan periode simpan pada

variabel panjang tajuk kecambah normal............................................. 53

19. Pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel panjang akar

kecambah normal (cm).............................................................................. 54

20. Uji Bartlett untuk pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel

panjang akar primer kecambah normal ................................................ 54

21. Analisis ragam data pengaruh genotipe dan periode simpan pada

variabel panjang akar primer kecambah normal .................................. 55

22. Pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel bobot kering

kecambah normal (mg) ............................................................................. 55

23. Uji Bartlett untuk pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel

bobot kering kecambah normal ............................................................ 56

24. Analisis ragam data pengaruh genotipe dan periode simpan pada

variabel bobot kering kecambah .......................................................... 56

25. Pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel kecambah normal

total (%) data transformasi (=Arcsin )). .................... 57

26. Uji Bartlett untuk pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel

kecambah normal total ......................................................................... 57

27. Analisis ragam data pengaruh genotipe dan periode simpan pada

variabel kecambah normal total ........................................................... 58

28. Pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel kecepatan

perkecambahan (%/hari) ........................................................................... 58

29. Uji Bartlett untuk pengaruh genotipe dan periode simpan pada variabel

kecepatan perkecambahan.................................................................... 59

Page 19: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

xii

30. Analisis ragam data pengaruh genotipe dan periode simpan pada

variabel kecepatan perkecambahan ...................................................... 59

Page 20: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ragam penggunaan sorgum ................................................................... 2

2. Flow chart kerangka pemikiran ............................................................. 8

3. Tata letak percobaan.. ............................................................................ 19

4. Pengaruh genotipe pada variabel panjang akar primer kecambah

normal. ................................................................................................... 33

5. Pengaruh genotipe pada variabel bobot kering kecambah normal......... 34

Page 21: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki peranan penting

dalam pasar serealia dunia dan Asia yang menduduki urutan setelah gandum,

padi, jagung, dan barley. Negara-negara yang mendominasi pasar sorgum dunia

didominasi oleh India, Nigeria, Amerika Serikat, China, Ethiopia, Australia, dan

Brazil sebagai negara produsen sorgum dunia (Susilowati dan Saliem, 2012).

Sirappa (2003) menyebutkan bahwa nama sorgum berbeda-beda antar negara,

antara lain great millet dan guinea coradi di Afrika Barat, kafir corn di Afrika

Utara, milo sorgo di Amerika Serikat, kaoliang di China, durra di Sudan, Chotam

di India serta Cantel di Indonesia terutama di Jawa. Sorgum berperan penting

sebagai bahan pangan, pakan, energi terbarukan, dan bahan industri lainnya.

Menurut Sirappa (2003), sorgum dapat dimanfaatkan sebagai olahan pangan

pengganti beras, pakan ternak, dan sebagai bahan baku industri seperti bioetanol,

gula dari nira sorgum serta tepung sorgum. Negara berkembang seperti China,

India dan Arika memanfaatkan sorgum sebagai makanan pokok, namun negara

maju seperti Jepang, Amerika Serikat dan negara maju Eropa memanfaatkan

sorgum sebagai pakan ternak. Tanaman sorgum dapat dibudidayakan tanpa

Page 22: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2

limbah, karena semua bagian dari tanaman seperti biji, tangkai biji, daun, batang

dan akar dapat dimanfaatkan (Gambar 1.).

Gambar 1. Ragam penggunaan sorgum (Subagio dan Suryawati, 2013)

Firmansyah et al. (2013) menyebutkan biji sorgum yang telah disosoh dapat

digunakan untuk pangan alternatif pengganti beras dan dapat mensubtitusi beras

hingga 30% dengan cita rasa yang dapat diterima masyarakat. Selain itu tepung

sorgum dapat mensubtitusi terigu dalam berbagai olahan roti. Biji sorgum

memiliki kandungan nutrisi yang setara jika dibandingkan dengan komoditi

pangan lainnya (Tabel 1.) hal ini menjadikan sorgum berpotensi menjadi pangan

alternatif. Oleh karena itu sorgum dapat dijadikan komoditi alternatif sebagai

upaya ketahanan pangan yang berkelanjutan melalui diversifikasi pangan di

Indonesia.

Page 23: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

3

Tabel 1. Kandungan nutrisi sorgum dalam 100 g bahan dibanding bahan pangan

lainnya

Sumber: Beti et al. (1990) dalam Sirappa (2003)

Benih merupakan salah satu faktor dalam upaya peningkatan produktivitas

sorgum. Pengembangan sorgum dibutuhkan benih yang bermutu sedangkan

ketersediaan benih yang bermutu menjadi salah satu masalah dalam produksi

benih sorgum. Benih bermutu merupakan sebuah konsep yang kompleks yang

mencakup sejumlah faktor yang masing-masing mewakili prinsip-prinsip

fisiologi, seperti daya berkecambah, viabilitas, vigor dan daya simpan. Mutu

benih terdiri dari mutu fisik, fisiologi dan genetik (Sadjad, 1993). Serupa yang

dijelaskan oleh (Widajati et al. 2013) bahwa benih bermutu merupakan benih

yang mempunyai mutu genetis, mutu fisiologis, dan mutu fisik yang sesuai

dengan standar mutu pada kelasnya. Mutu benih mencakup mutu genetik yaitu

penampilan benih murni dari spesies atau varietas tertentu yang menunjukan

identitas genetik dari tanaman induknya. Mutu fisiologis yaitu kemampuan daya

hidup atau viabiitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh

benih. Mutu fisik adalah penampilan benih secara prima bila dilihat secara fisik,

antara lain dari ukuran yang homogen, bersih dari campuran benih lain

Page 24: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

4

Salah satu masalah dalam penyediaan benih bermutu yaitu penurunan mutu

fisiologis setelah mengalami penyimpanan. Mutu fisiologis dapat dilihat dari

vigor benih, Sutopo (2010) menjelaskan bahwa secara umum vigor diartikan

sebagai kemampuan tumbuh benih secara normal pada lingkungan yang

suboptimal. Sadjad (1993) menyebutkan benih yang bervigor tinggi dapat

mencapai tingkat produksi yang tinggi pula. Oleh karena itu penggunaan benih

yang bermutu menjadi sangat penting dalam upaya peningkatan produktivitas

sorgum.

Vigor dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu vigor genetik dan vigor

fisiologi. Benih yang berasal dari genotipe yang berbeda akan memiliki vigor

genetik yang berbeda pula. Penyimpanan pada benih yang berbeda genotipe akan

memiliki vigor yang berbeda pada akhir periode simpan. Penyimpanan benih

sorgum adalah upaya untuk menyiapkan bahan tanam di musim tanam pada tahun

berikutnya. Pada dasarnya benih yang disimpan diharapkan mampu

mempertahankan vigor sampai akhir periode simpan. Menurut Justice dan Bass

(2002), tujuan utama penyimpanan benih tanaman bernilai ekonomis ialah untuk

mengawetkan cadangan bahan tanam dari satu musim ke musim berikutnya.

Semakin lama benih disimpan vigor benih akan semakin menurun, oleh sebab itu

vigor benih penting untuk diketahui selama periode simpan tertentu untuk

menjawab tantangan ketersediaan benih bermutu.

Untuk mempertahankan mutu benih suhu ruang simpan pada saat penyimpanan

juga diperhatikan. Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan vigor

Page 25: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

5

benih selama penyimpanan, yang dipengaruhi oleh kadar air benih, suhu ruang

dan kelembaban nisbi ruangan. Widajati et al. (2013) mengemukakan bahwa

pada suhu rendah, respirasi berjalan lambat dibanding suhu tinggi. Upaya

tersebut dapat dilakukan dengan menyimpan benih pada ruang yang ber-AC (air

conditioner) dengan suhu ruang ±180C.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat vigor benih sorgum setelah periode simpan 0, 10, dan 12

bulan?

2. Apakah vigor benih sorgum berbeda pada empat genotipe sorgum?

3. Apakah vigor benih sorgum setelah periode simpan 0, 10 dan 12 bulan akan

berbeda antar genotipe sorgum?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumususan masalah, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui vigor benih sorgum setelah periode simpan 0, 10, dan 12 bulan.

2. Mengetahui vigor benih dari empat genotipe sorgum (Mandau, GH-10, GH-

11 dan GH-12).

3. Mengetahui pengaruh interaksi vigor benih dari empat genotipe sorgum

setelah menjalani periode simpan 0, 10, dan 12 bulan.

Page 26: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

6

1.3 Kerangka Pemikiran

Berbagai keunggulan sorgum yang telah dipaparkan menjadikan sorgum sebagai

komoditas yang layak dikembangkan di Indonesia sebagai komiditas alternatif

untuk menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Kendala yang

akan dihadapi pada pengembangan sorgum adalah penyediaan benih yang

bermutu dalam jumlah yang banyak dalam satu musim. Oleh karena itu, untuk

mendapatkan produksi sorgum yang tinggi dan dapat disimpan lama perlu

diketahui genotipe-genotipe sorgum yang memiliki vigor daya simpan yang

tinggi. Vigor daya simpan yang tinggi yaitu benih yang tetap memiliki vigor yang

tinggi setelah mengalami periode simpan yang relatif lama.

Penyimpanan benih bertujuan untuk menyediakan benih pada musim tanam

selanjutnya maupun ditahun berikutnya. Pada prinsipnya penyimpanan dilakukan

untuk mempertahankan vigor benih agar tetap tinggi. Benih yang disimpan

jangka waktu yang lama akan mengalami kemunduran, Kartika dan Sari (2015)

melaporkan bahwa penyimpanan benih padi yang semakin lama umur simpannya,

akan menurunkan daya berkecambah dan potensi tumbuh maksimum secara

berangsur-angsur. Hasil penelitian Arief dan Saenong (2006) menyatakan

persentase tanaman tumbuh menurun setelah benih jagung mengalami

penyimpanan selama 18 bulan. Selain itu, penelitian yang dilakukan Arief et al.

(2010) menghasilkan penurunan vigor benih jagung setelah mengalami peiode

simpan 6 dan 12 bulan. Begitu pula dengan benih sorgum yang disimpan, lama

kelamaan benih akan mengalami kemunduran (deteriorasi). Oleh sebab itu, harus

Page 27: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

7

diupayakan untuk menjaga dan mempertahan vigor agar tetap tinggi dengan

periode simpan selama mungkin.

Setiap genotipe benih sorgum memiliki tingkat vigor yang berbeda. Hal ini

disebabkan adanya vigor genetik dari benih itu sendiri yang mengakibatkan

perbedaan vigor dari tiap genotipenya. Beberapa penelitian telah membuktikan

bahwa perbedaan genotipe benih mengakibatkan perbedaan vigor benih. Dalam

penelitiannya, Takbir (2016) menyatakan bahwa empat varietas kedelai memiliki

vigor yang berbeda selama penyimpanan. Selain itu, Ferdianti (2007) melaporkan

bahwa pada 25 galur gandum memiliki perbedaan vigor yang dikelompokan

menjadi kelompok galur bervigor tinggi dan galur bervigor rendah. Sama halnya

dengan sorgum, genotipe sorgum yang berbeda akan menciptakan vigor yang

berbeda pula.

Selain periode simpan, faktor genetik benih juga mempengaruhi vigor benih

sorgum. Hal ini akan mengakibatkan, ada genotipe yang tahan disimpan dan

dapat mempertahankan vigornya ada juga benih yang cepat mengalami

kemunduran saat penyimpanan. Oleh karena itu perlu diketahui genotipe benih

sorgum yang bervigor tinggi setelah penyimpanan 10 dan 12 bulan.

Pada penelitian ini empat genotipe sogum dievaluasi vigor benihnya yang

dilakukan pada akhir periode simpan 10 dan 12 bulan. Vigor benih diuji dengan

uji perkecambahan menggunakan uji keserempakan perkecambahan, uji kecepatan

perkecambahan dan kadar air benih. Variabel yang diamati diantaranya persen

Page 28: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

8

kecambah normal kuat (%KNK), panjang tajuk kecambah normal (PTKN),

panjang akar primer kecambah normal (PAPKN), bobot kering kecambah normal

(BKKN), persen kecambah normal total (%KNT), persen kecepatan

perkecambahan (%KP), serta kadar air benih (KA).

Gambar 2. Flow chart kerangka pemikiran

Benih yang telah dirontokkan selanjutnya dibersihkan

Benih dikemas dalam kemasan plastik klip

Benih yang telah dikemas diletakkan pada tampah plastik lalu disimpan

Benih disimpan pada ruang

penyimpanan AC (Air Conditioner)

dengan rata-rata suhu 180C dan

rata-rata kelembaban relatif 55 %

dengan dua periode simpan yang

berbeda.

Mengakibatkan perbedaan

kemunduran benih yang

disebabkan oleh faktor waktu

(kemunduran kronologis)

Uji Vigor benih dilakukan dengan

Uji Keserempakan Perkecambahan

(UKsP) dan Uji Kecepatan

Perkecambahan (UKP) pada

periode simpan 0, 10 dan 12.

Variabel pengamatan yang

diamati adalah sebagai

berikut:

1. % KNK

2. PTKN

3. PAPKN

4. BKKN

5. % KNT

6. %KP

7. %KA

Benih diperoleh dari hasil

pertanaman percobaan Ir. Eko

Pramono, M.S. empat genotipe

yaitu Mandau, GH-10, GH-11, dan

GH-12

Perbedaan genotipe

menyebabkan perbedaan

vigor genetik benih

Page 29: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

9

1.4 Hipotesis

Berdasarkan uraian dari kerangka pemikiran dapat diajukan hipotesis sebagai

berikut:

1. Vigor benih pada akan menurun setelah disimpan 12 bulan.

2. Vigor benih dari empat genotipe sorgum akan berbeda.

3. Vigor benih sorgum akan dipengaruhi oleh genotipe dan periode simpan.

Page 30: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sorgum

Menurut Firmansyah et al. (2003) terdapat dua jenis tanaman sorgum yaitu

sorgum biji (grain sorghum) dan sorgum manis (sweet sorghum). Tjitrosoepomo

(2000) dalam Iriany dan Makkulawu (2013), menjelaskan bahwa sorgum

termasuk jenis tanaman serealia yang termasuk divisi Spermatophyta dengan

subdivisi Angiosperma, kelas Monocotyledoneae (tumbuhan biji berkeping satu)

dengan subkelas Liliopsida, ordo Poales yang dicirikan melalui bentuk tanaman

ternal dengan siklus hidup semusim, famili Poaceae atau Gramineae, yaitu

tumbuhan jenis rumput-rumputan dengan karakteristik batang berbentuk silinder

dengan buku-buku yang jelas, dan genus Sorghum.

Menurut USDA (2008), klasifikasi sorgum dalam ilmu taksonomi tumbuhan

adalah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Poales

Page 31: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

11

Famili : Poaceae (Gramineae)

Genus : Sorghum

Spesies : Sorghum bicolor [L.] Moench.

Tanaman sorgum memiliki hubungan kekerabatan dengan tanaman padi, jagung,

hanjeli dan gandum sebagai tanaman serealia. Bahkan memiliki kekerabatan juga

dengan tanaman lain seperti bambu dan tebu. Tanaman-tanaman tersebut dalam

susunan taksonomi digolongkan dalam satu keluarga besar Poaceae yang juga

sering disebut sebagai Gramineae (rumput-rumputan). Tanaman sorgum

termasuk tanaman serealia yang memiliki kandungan gizi tinggi, meliputi

karbohidrat, lemak, kalsium, besi, dan fosfor (Andriani dan Isnaini, 2013).

Tanaman sorgum dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis dan subtropis, dari

dataran rendah (daerah pantai) sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut.

Suhu optimum yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sorgum antara 23º-

30º C dengan kelembaban relatif 20-40%, sedang suhu tanah yang baik untuk

pertumbuhan adalah 25ºC. Pada daerah-daerah yang tingginya lebih dari 800

meter di atas permukaan laut, dimana suhu kurang dari 25ºC, pertumbuhan

tanaman akan terhambat dan umurnya akan panjang. Curah hujan yang

diperlukan untu pertumbuhan tanaman adalah 400 - 600 mm (Iriany dan

Makkulawu, 2013)

Tanaman sorgum tumbuh tegak dengan tinggi 0,5m-4,5 m, bergantung pada

kultivar. Keragaman morfologis sorgum tidak hanya pada tinggi batang, tetapi

Page 32: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

12

juga pada warna biji, warna batang,bentuk malai, umur panen, dan sifat fisiologis

yang sebagian menyilang, hal ini menjadikan sorgum memiliki keragaman yang

tinggi (Andriani dan Isnaini, 2013).

Biji sorgum tertutup sekam dengan warna coklat muda, krem atau putih,

bergantung pada varietas. Biji sorgum ada yang tertutup rapat oleh sekam yang

liat, ada pula yang tertutup sebagian, atau tidak tertutup sama sekali. Bulir normal

terdiri atas 2 buah sekam berbentuk perisai. Sekam ini membungkus seluruh

organ bunga sewaktu bunga belum mekar. Biji yang tertutup sekam lebih tahan

terhadap serangan hama. Biji sorgum terdiri atas tiga bagian utama, yaitu lapisan

luar (coat), embrio (germ), dan endosperm. Kulit biji sorgum warnanya ada yang

putih abu-abu, merah hingga coklat tua, kuning atau kehitam-hitaman. Malai

sorgum dapat dipanen rata-rata setelah tanaman berumur 90-120 hari (Andriani

dan Isnaini, 2013).

Komponen utama biji sorgum adalah pati yang tersimpan pada bagian endosperm.

Endosperm memiliki peran penting dalam penyediaan nutrisi bagi tanaman pada

awal pertumbuhan, sebelum tanaman mampu menyerap hara dari tanah.

Kandungan nutrisi pada biji sorgum terdiri atas karbohidrat 70-80%, protein 11-

13%, lemak 2-5%, serat 1-3% dan abu 1-2%. Kandungan protein pada sorgum

lebih tinggi dari jagung dan hampir sama dengan gandum, namun protein sorgum

bebas glutein. Kandungan lemaknya lebih rendah dari jagung tetapi lebih tinggi

dari gandum (Andriani dan Isnaini, 2013).

Page 33: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

13

2.2 Vigor Benih

Benih bervigor tinggi dapat disimpan dalam waktu lama selain itu juga benih yang

vigornya tinggi akan tumbuh dan berkembang pada kondisi lahan yang kurang

sesuai dengan syarat tumbuhnya (Adisarwanto dan Widyastuti, 2001). Hal ini

senada dengan pernyataan Sadjad (1994), bahwa vigor merupakan kemampuan

individu benih untuk dapat tumbuh normal pada kondisi yang suboptimum.

Kondisi yang suboptimum diartikan sebagai keaadan lapang yang keaadaan

lingkungannya tidak memadai untuk tumbuh dan berkembangnya benih.

Kemampuan benih tersebut berupa kecepatan perkecambahan, keseragaman

pertumbuhan, daya berkecambah, dan kemampuan tumbuh normal pada

jangkauan lingkungan yang luas.

Vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan benih merupakan nilai fisiologis benih

yang memungkinkan benih untuk tumbuh normal pada kondisi biofik lahan yang

kurang memadai. Tingkat vigor yang tinggi dapat dilihat dari penampakan

kecambah yang dapat bertahan dari berbagai faktor pembatas yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangannya. Ketahanan pada faktor pembatas ini sangat

dipengaruhi oleh mutu genetis yang diperlihatkan oleh varietas benih itu sendiri

(Sadjad, 1993).

Mutu benih ditentukan oleh oleh mutu genetik, mutu fisiologi, dan mutu fisik.

Mutu genetik diketahui oleh derajat kemurnian genetis sedangkan mutu fiologis

ditentukan oleh tingkat kemunduran benih dan vigor benih (Sadjad, 1972). Vigor

Page 34: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

14

benih terdiri dari daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan keserempakan

tumbuh benih. Hasil penelitian Tatipata, et al. (2004) menyatakan bahwa

penurunan daya berkecambah benih kedelai diikuti oleh penurunan vigor.

Sedangkan hasil penelitian Tuwu, et al. (2012), menjelaskan bahwa penurunan

vigor benih sejalan dengan meningkatnya suhu ruang simpan dan meningkatnya

kadar air benih.

2.3 Penyimpanan dan Periode Simpan

Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas benih selama

penyimpanan, yang dipengaruhi oleh kadar air benih, suhu, dan kelembaban nisbi

ruangan. Pada suhu rendah, respirasi berjalan lambat dibanding suhu tinggi,

dalam kondisi tersebut, viabilitas dapat dipertahankan lebih lama (Purwanti,

2004). Menurut penelitiannya, Purwanti (2004) purwanti menjelaskan kedelai

hitam yang disimpan selama 6 bulan pada suhu rendah 20,6oC masih memiliki

nilai daya berkecambah 90%, sedangkan yang disimpan pada suhu tinggi 27oC

nilai daya berkecambah turun menjadi 80%. Pada kedelai kuning yang disimpan

selam 6 bulan pada suhu rendah 20,6oC memiliki nilai daya kecambah sebesar

80%, dan penyimpanan pada suhu tinggi 27oC nilai daya berkecambah turun

menjadi 41%.

Berdasarkan Hukum Harrington, suhu ruang simpan benih sangat berpengaruh

terhadap laju deteriorasi. Semakin rendah suhu ruang simpan, semakin lambat

laju deteriorasi sehingga benih dapat lebih lama disimpan. Sebaliknya, semakin

Page 35: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

15

tinggi suhu ruang simpan, semakin cepat laju deteriorasi sehingga lama

penyimpanan benih lebih pendek. Hal ini disebabkan suhu ruang simpan dapat

memacu laju respirasi yang mengakibatkan semakin besarnya perombakan

cadangan makanan benih yang terjadi. Perombakan cadangan makanan ini, akan

menimbulkan panas yang menyebabkan respirasi meningkat sehingga benih

kehilangan cadangan makanan ketika perkecambahan (Kuswanto, 2003).

Takbir (2016), dalam penelitiannya menyatakan bahwa benih kedelai yang

disimpan selama 6 bulan berpengaruh terhadap daya berkecambah (%). Benih

dengan vigor awal 80 – 95 % yang disimpan selama 6 bulan masih dapat

mempertahankan daya berkecambahnya 80 – 87 %, kecuali varietas Mallika.

Varietas yang memiliki tingkat vigor awal yang rendah 65 – 75 % tidak ada yang

dapat mempertahankan daya berkecambah benih selama disimpan, semua varietas

sudah menurun pada periode simpan 2 bulan.

Hasil penelitian Halimursyadah (2012) menunjukkan bahwa air merupakan faktor

utama untuk mempertahankan viabilitas dan vigor benih pada saat penyimpanan.

Beliau juga menambahkan penurunan daya berkecambah sebanding dengan

bertambahnya periode simpan baik pada kondisi ruang simpan AC maupun

kamar. Namun kondisi ruang simpan AC cenderung lebih baik untuk

penyimpanan dibandingkan kondisi ruang simpan suhu kamar. Sedangkan hasil

penelitian Waluyo et al (2014) menyatakan mutu fiologis bawang daun

dipengaruhi oleh periode simpan, semakin lama benih disimpan pada suhu ruang

mutu fisiologisnya menurun sejalan dengan bertambahnya periode simpan benih.

Page 36: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

16

2.4 Pengaruh Genotipe pada Vigor

Sifat genetik benih akan mengekspresikan karakter-karakternya kedalam karakter-

karakter fenotipnya. Hal ini antara lain tampak pada permeabilitas dan warna

kulit benih yang berpengaruh terhadap daya simpan benih (Kuswanto, 2003).

Miao et al. (2001) menyebutkan bahwa kulit benih adalah struktur penting sebagai

suatu pelindung antara embrio dan lingkungan di luar benih, mempengaruhi

penyerapan air, pertukaran gas dan bertindak sebagai penghambat mekanis dan

mencegah keluarnya zat penghambat dari embrio.

Hasil penelitian Mugnisyah (1991) pada benih kedelai melaporkan bahwa pada

varietas kedelai berbiji sedang atau kecil umumnya memiliki kulit berwarna

gelap, tingkat permeabilitas rendah dan memiliki ketahanan yang lebih baik

terhadap penyimpanan yang kurang optimal dan tahan terhadap deraan cuaca

lapang dibanding varietas berbiji besar, berkulit terang dan permeabilitas tinggi.

Hasil penelitian Fikri et al. (2015), menyatakan bahwa malai sorgum manis dari

setiap genotipe memiliki panjang yang berbeda walaupun ditanam pada lahan

yang sama. Hal ini disebabkan oleh faktor genetik dari masing-masing genotipe.

Fikri et al. (2015) juga melaporkan bahwa beberapa genotipe dari galur koleksi

BATAN seperti Patir 1, Patir 2, Patir 3, Patir 4, hingga Patir 10 memiliki

pertumbuhan kecambah yang berbeda-beda. Hasil terbaik yaitu galur Patir 10

dengan panjang plumula lebih dari yang galur yang laiinya, sedangkan Patir 9

memiliki radikula yang lebih panjang dari galur yang lainnya.

Page 37: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

17

Hasil penelitian Syafruddin dan Miranda (2015) menunjukkan penggunaan

beberapa varietas jagung berpengaruh yang nyata terhadap vigor benih. Vigor

benih jagung yang terbaik ditemukan pada varietas jagung Bonanza dengan

varietas Pertiwi 3 varietas Manise. Varietas Bonanza lebih banyak berkecambah

normal dibandingkan dengan benih varietas lain yang digunakan pada penelitian

ini. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh genetik berbagai varietas

terhadap vigor benih.

Page 38: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

18

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas

Pertanian Universitas Lampung pada bulan Juni hingga Oktober 2016.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah empat genotipe sorgum yaitu

Mandau, GH-10, GH-11, dan GH-12, kertas CD, kertas merang, air, kantong

plastik kecil dan besar, serta kertas amplop.

Sedangkan alat yang digunakan adalah ruang simpan AC yang dilengkapi alat

pengukur suhu dan kelembaban, tampah, mistar, seed blower, Alat Pengecambah

Benih tipe IPB 73-2A, pengempa kertas, oven, desikator, serta mouisture tester

tipe GMK 7.

Page 39: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

19

3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan perlakuan dua faktor (4x3) yang disusun dalam

rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga kelompok. Faktor pertama adalah

empat genotipe sorgum (G), yaitu Mandau (g1), GH-10 (g2), GH-11 (g3), dan

GH-12 (g4). Faktor kedua adalah periode simpan (P), periode simpan 0 bulan

(p1), periode simpan 10 bulan (p2), dan periode simpan 12 bulan (p3). Analisis

data dilakukan untuk melihat homogenitas ragam yang diperoleh dengan Uji

Bartlet, dan apabila data homogen dilakukan Uji Tukey. Apabila asumsi

terpenuhi lalu dilanjutkan dengan analasis ragam dan dilakukan uji lanjut dengan

menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%. Selanjutnya dilakukan uji

korelasi antar variabel untuk mengetahui korelasi yang terjadi pada tiap variabel.

Susunan kombinasi satuan percobaan yang didapat yaitu; g1p1, g1p2, g1p3, g2p1,

g2p2, g2p3, g3p1, g3p2, g3p3, g34p1, g4p2, dan g4p3 yang akan diulang tiga kali

sebagai kelompok.

I

II

III

g4p1

g3p2

g3p1

g3p3

g3p1

g3p2

g2p1

g4p2

g1p1

g1p2

g2p3

g4p2

g4p2

g1p1

g3p3

g3p2

g4p3

g1p3

g2p3

g3p3

g2p2

g3p1

g2p1

g4p3

g1p3

g1p3

g4p1

g1p1

g4p1

g2p1

g2p2

g2p2

g1p2

g4p3

g1p2

g2p3

Gambar 3. Tata letak percobaan

Page 40: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

20

Keterangan: g1 : Genotipe Mandau

g2 : Genotipe GH-10

g3 : Genotipe GH-11

g4 : Genotipe GH-12

p1 : Periode simpan 0 bulan

p2 : Periode simpan 10 bulan

p3 : Periode simpan 12 bulan

I,II,III : Kelompok percobaan

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Benih

Benih dipanen dari hasil pertanaman pada percobaan Ir. Eko Pramono, M.S. di

Desa Marhain, Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah pada 27 Juli

2015. Benih yang digunakan pada penelitian ini yaitu benih sorgum genotipe

Mandau, GH-10, GH-11, dan GH-12. Pemanenan benih dilakukan dengan

memotong malai lalu dilakukan pengeringan dengan dijemur dibawah sinar

matahari hingga kadar air ±10%. Setelah dilakukan pengeringan dilanjutkan

dengan perontokan, dan pemipilan. Lalu dibersihkan semua kotoran benih

menggunakan seed blower dan secara konvensional menggunakan tampah.

3.4.2 Pengemasan Benih

Benih yang telah dibersihkann lalu dikemas menggunakan kemasan plastik klip.

Satu kemasan plastik berisi kurang lebih 200 butir. Setelah dikemas kemudian

diberi label sesuai dengan perlakuan, isi label tersebut terdiri dari nama genotipe,

periode simpan dan ulangan

Page 41: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

21

3.4.3 Penyimpanan

Plastik-plastik yang berisi benih selanjutnya disusun dalam tampah. Kemudian

dimasukkan ke dalam plastik besar untuk menghindari serangan dari hama

gudang. Lalu disimpan pada ruang simpan AC yang bersuhu ±180 dan

kelembaban relatif rata-rata 55 % selama 10 dan 12 bulan.

3.4.4 Uji Vigor

Benih yang sudah sampai pada masa simpan yang ditentukan kemudian di uji

vigornya. Vigor benih dapat di uji dengan uji perkecambahan dengan metode Uji

Kertas Digulung dilapisi Plastik (UKDdP) karena vigor merupakan bagian dari

viabilitas. Uji perkecambahan yang dilakukan yaitu uji keserempakan

perkecambahan (UksP) dan uji kecepatan perkecambahan (UKP).

Uji keserempakan perkecambahan (UKsP) dilakukan untuk mengamati Kecambah

Normal Kuat (KNK), Panjang Tajuk Kecambah Normal (PTKN), Panjang Akar

Primer Kecambah Normal (PAPKN), Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN)

dan Kecambah Normal Total (KNT). Pada uji ini digunakan 25 butir benih yang

diletakkan di atas 2 lembar kertas CD lembab yang sudah dilapisi plastik, lalu

ditutup dengan 2 lembar kertas lembab lainnya. Setelah itu diberi label nama

genotipe ulangan dan periode simpan lalu diletakkan di dalam germinator tipe IPB

73-2A. Kemudian dilakukan pengamatan setelah 4 hari benih dikecambahkan.

Page 42: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

22

Uji kecepatan perkecambahan (UKP) dilakukan untuk mengamati Kecepatan

Perkecambahan (KP). Uji dilakukan dengan cara meletakan 25 butir pada

sebagian kertas merang yang telah dilembabkan diatas plastik lalu ditutup dengan

sebagian lainnya lalu digulung dan dimasukkan ke dalam germinator tipe IPB 73-

2A. Setelah itu dilakukan pengamatan pada hari ke 2, 3, 4, dan 5.

3.5 Variabel Pengamatan

Pengamatan dilakukan tiga kali, p1 pada bulan ke 0, p2 pada bulan ke 12, dan p3

pada bulan ke 12. Variabel yang diamati ialah sebagai berikut:

3.5.1 Persen Kecambah Normal Kuat (% KNK)

Kecambah normal kuat merupakan kecambah normal yang pertumbuhan akar

primer dan tajuknya tumbuh normal dan kuat yang didapat dari uji keserempakan

perkecambahan (UKsP). Kriteria kecambah normal kuat yaitu tumbuh normal,

memiliki akar primer, plumula yang baik, serta panjang tajuk lebih dari 2 cm.

Sedangkan kecambah normal lemah yaitu kecambah yang tumbuh normal,

memiliki panjang akar dan plumula kurang dari 2 cm. Pengamatan dilakukan

setelah kecambah berumur 4 hari setelah dikecambahkan. Persen kecambah

normal kuat dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

x 100%

Page 43: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

23

3.5.2 Panjang Akar Primer Kecambah Normal (PAPKN)

Panjang akar primer merupakan sampel yang diambil acak sejumlah 5 kecambah

normal dari UksP dan diukur panjangnya. Pengukuran akar primer dimulai dari

pangkal akar pada benih hingga ujung akar kemudian dihitung rata-rata

panjangnya.

3.5.3 Panjang Tajuk Kecambah Normal

Panjang tajuk merupakan sampel yang diambil acak sejumlah 5 kecambah normal

dari UksP dan diukur panjangnya. Pengukuran tajuk dimulai dari pangkal ajuk

pada benih hingga ujung tajuk kemudian dihitung rata-rata panjangnya.

3.5.4 Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN)

Bobot kering kecambah normal merupakan hasil timbangan kecambah normal

tanpa kotiledon yang didapat dari UKsP yang telah dikeringkan dengan oven

selama 3 x 24 jam pada suhu 80o. Hasil pengamatan 5 kecambah yang telah

diukur panjang tajuk dan akarnya lalu dibuang kotiledonnya kemudian

dimasukkan ke dalam kertas amplop setelah itu dioven. Setelah dikeluarkan dari

oven lalu dimasukkan ke dalam desikator sekitar 30 menit untuk menghilangkan

uap panas untuk memudahkan penimbangan.

Page 44: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

24

3.5.5 Persen Kadar Air

Kadar air benih diukur secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan moisture

tester meter. Pengukuran menggunakan benih sebanyak 5 butir benih sorgum

dengan satu kali pengukuran. Pada moisture tester meter akan langsung

menunjukkan persen kadar air pada benih tersebut.

3.5.6 Kecambah Normal Total (% KNT)

Kecambah normal total merupakan jumlah kecambah yang normal pada saat

pengamatan uji keserempakan perkecambahan (UKsP). Kriteria kecambah

normal yaitu akar primer dan tajuk berkembang dengan baik atau tidak

membengkok yang didapatkan dari jumlah kecambah normal kuat dan kecambah

normal lemah. Rumus persen kecambah normal yaitu sebagai berikut :

x 100%

3.5.7 Persen Kecepatan Perkecambahan (KP)

Kecepatan perkecambahan adalah kecepatan benih untuk berkecambah secara

normal yang diperoleh dari UKP. Penghitungan nilai kecepatan perkecambahan

benih dilakukan dengan menghitung pertambahan kecambah normal setiap

harinya terhitung sejak hari ke-2 hingga hari ke-5 setelah dikecambahkan seperti

pada rumus sebagai berikut:

Page 45: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

25

Keterangan :KP = Persen Perkecambahan (%/hari).

Δ t = Kecambah Normal Harian (%).

t = Jumlah hari sejak penanaman benih hingga

hari.pengamatan ke t (2, 3,4, 5).

Page 46: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

43

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Periode simpan 12 bulan tidak menurunkan vigor benih sorgum genotipe

Mandau yang ditunjukkan dengan variabel kecambah normal kuat dan

kecambah normal total.

2. Vigor benih sorgum genotipe Mandau lebih tinggi dibandingkan genotipe GH-

10, GH-11, dan GH-12 ditunjukkan oleh kecambah normal kuat, panjang tajuk

kecambah normal, variabel panjang akar primer kecambah normal, dan bobot

kering kecambah normal.

3. Pengaruh interaksi antara genotipe dan periode simpan menunjukkan

penurunan vigor benih yang berbeda, genotipe Mandau dapat disimpan hingga

12 bulan tanpa mengalami penurunan vigor, sedangkan genotipe GH-10,

GH-11 dan GH-12 hanya dapat disimpan hingga 10 bulan tanpa mengalami

penurunan vigor yang dibuktikan oleh variabel kecambah normal total.

Page 47: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

44

5.2 Saran

Penulis menyarankan untuk penggunaan benih sorgum dalam jangka panjang

dapat menggunakan benih genotipe Mandau yang dapat disimpan hingga 12 bulan

pada suhu rendah tanpa mengakami penurunan vigor. Serta dapat pula dilakukan

penelitian lanjutan untuk genotipe mandau pada masa simpan hingga 2 tahun

untuk mengetahui penurunan vigor benihnya.

Page 48: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

45

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto dan Y.E, Widyastuti. 2001. Meningkatkan Produksi Jagung di

Lahan Kering, Sawah dan Pasang Surut. Penebar Swadaya. Jakarta.

Andriani, A. dan M. Isnaini. 2013. Morfologi dan Fase Pertumbuhan Sorgum.

Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. 22 hlm.

Arief, R., Mursalim, B. Zakaria, dan S. Saenong. 2010. Analisis Hubungan Mutu

Benih Jagung denga Produktivitas. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan

29(2): 105-116.

Arief, R. dan S. Saenong. 2006. Pengaruh Ukuran Biji dan Periode Simpan Benih

terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung. Penelitian Pertanian Tanaman

Pangan 25(1): 52-56.

Balitbang Pertanian. 2013. Sorgum: Inovasi Teknologi dan Pengembangan.

Kementerian Pertanian. 315 hlm.

Ferdianti, H. 2007. Uji Vigor Daya Simpan dan Vigor Kekuatan Tumbuh pada

Beberapa Galur Gandum (Triticum aestivum L.). Skripsi. IPB. Bogor.

Fikri, M. N. A., E. Zuhry, dan Nurbaiti. 2015. Uji Daya Hasil dan Mutu Benih

Beberapa Genotipe Sorgum Manis (Sorghum bicolor [L.] Moench.) Koleksi

BATAN. Jom Faperta 2(1): 1-11.

Firmansyah, I. U., M. Aqil, dan Y. Sinusang. 2003. Laporan Akhir Tahun RPTP

Proses Pascapanen pada Tanaman Jagung dan Sorgum. Balai Penelitian

Tanaman Serealia. Maros.

Firmansyah, I. U., M. Aqil, dan Suarni. 2013. Penanganan Pascapanen Sorgum.

Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.

Halimursyadah. 2012. Pengaruh Kondisi Simpan Terhadap viabilitas dan Vigor

Benih Avicennia marina (Forsk.) Vierh. pada Beberapa Periode Simpan.

Jurnal Agrotropika 17(2): 43-51.

Page 49: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

46

Hermawan, R. 2013. Usaha Budidaya Sorgum Si Jago Lahan Kekeringan.

Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 166 hlm.

Iriany, N.R. dan A. T. Makkulawu. 2016. Asal Usul dan Taksonomi Tanaman

Sorgum. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. 12 hlm.

Justice, O. L. dan L. N. Bass. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.

PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kartika dan D.K. Sari. 2015. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Invigorasi

Terhadap Viabilitas dan vigor Benih Padi Lokal Bangka Aksesi Mayang.

Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingkungan 8(1): 10-18.

Kuswanto, H. 2003. Teknologi Pemrosesan Pengemasan dan Penyimpanan

Benih. Kanisius. Yogyakarta. 127 hlm.

Miao, Z. H. and Fortune, J. Gallagher. 2001. Anatomical structure and nutritive of

lupin sead coats. J. Agriculture. Aust. Res. 52 : 985-993.

Mugnisyah, W. Q. 1991. Strategi teknologi produksi benih kedelai untuk

mengatasi deraan cuaca lapang. Makalah Penunjang Seminar Nasional

Teknologi Benih III. Bandung. 10 hlm.

Purwanti, S. (2004). Kajian suhu ruang simpan terhadap kualitas benih kedelai

hitam dan kedelai kuning. Jurnal Ilmu Pertanian 11 (1) : 22-31.

Rahayu, E dan E. Widajati. 2007. Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan

Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin (Brassica chinensis L.). Bul.

Agron. (35) (3) 191-196

Sadjad, S. 1972. Kekuatan Tumbuh Benih. Penataran penyuluhan pertanian

spesialis. Bagian Penataran BIMAS. Departemen Agronomi Institut Pertanian

Bogor. Bogor. 35 hlm.

Sadjad, S. 1993. Dari Benih kepada Benih. PT Grasindo. Jakarta.

Sadjad, S. 1994. Kuantifikasi Metabolisme Benih. PT Widia Sarana Indonesia.

Jakarta.

Sadjad, S., E. Murniati, dan Ilyas S. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari

Kompratif ke Simulatif. Grasindo dan PT. Sang Hyang Seri. Jakarta.

Sirappa, M. P., 2003. Prospek Pengembangan Sorgum Di Indonesia Sebagai

Komoditas Alternatif Untuk Pangan, Pakan, Dan Industri. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian. Sulawesi Selatan

Page 50: PENGARUH PERIODE SIMPAN DALAM SUHU RENDAH PADA …digilib.unila.ac.id/29677/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Skripsi) Oleh FEBRI ARIANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

47

Subagio, H. dan Suryawati. 2013. Wilayah Penghasil dan Ragam Penggunan

Sorgum di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.

Susilowati, S. H., dan Saliem, H. P., 2013. Perdagangan Sorgum di Pasar Dunia

dan Asia serta Prospek Pengembangannya di Indonesia. Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Rajawali. Jakarta

Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 237 hlm.

Syafruddin dan T. Miranda. 2015. Vigor Benih Beberapa Varietas Jagung pada

Media Tanam Tercemar Hidrokarbon. J.Floratek 10: 18-25.

Takbir, M. 2016. Penyimpanan Benih Empat Varietas Kedelai (Glycine max (L.)

merr) pada Berbagai Tingkat Vigor Awal. Skripsi. IPB. Bogor.

Tatipata, A., P. Yudono, A. Purwantoro, dan W. Mangoendidjojo. 2004. Kajian

Aspek Fisiologi dan Biokimia Deteriorasi Benih Kedelai dalam

Penyimpanan. Ilmu Pertanian 11(2): 76-87.

Tuwu, E. R., G. A. K. Sutariati, dan Suaib. 2012. Pengaruh Kadar Air Benih dan

Jenis Kemasan Terhadap Vigor Benih Sorgum (Sorghum bicolor [L.]

Moench.) dalam Enam Bulan Masa Simpan. Jurnal Berkala Penilitian

Agronomi 1(2): 184-193.

USDA.2008. Classification for Kingdom Plantae Down to Species Sorghum

bicolor( L.) Moench (online). http://plants.usda.gov/java/Classification

Servlet?source=display&classid=SORGH2. Diakses pada 20 November

2016.Pukul 16:00 WIB.

Waluyo, N. C. Azmi, dan R. Kirana. 2014. Pengaruh Jenis Kemasan Terhadap

Mutu Fisiologis benih Bawang Daun (Allium fistulosm L.) Selama Periode

Simpan. Agrin 18(2): 148-157.

Widajati, E., E. Murniati, E. R. Palupi, T. Kartika, M. R.,Suhartanto, dan A.

Qadir. 2013. Dasar-dasar Ilmu dan Teknologi Benih. IPB Press. Bogor.