repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4....

81

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga
Page 2: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga
Page 3: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga
Page 4: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga
Page 5: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini saya

persembahankan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih,

perhatian, serta motivasi dalam menuntut ilmu

Kedua orang tua tercinta :

Ayahanda Husin Hamid (Alm) dan ibu Rosmiatun tercinta yang telah

mendidikku dengan penuh kegigihan dan kesabaran, yang tak henti-hentinya

menyelipkan namuku dalam setiap do‟a nya, berkat do‟a dan dorongan motivasi

beliau berdualah saya dapat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua

yang ayah ibu berikan selama ini, harapan besarku semoga skripsi ini menjadi

hadiah indah bagi ayah ibu.

Suamiku Muhammad Pahri

Dan anak-anak ku Nasywa Salsabila dan Levina Auryn ialah orang-orang yang

selalu ada memberikan semangat dan mendo‟akan keberhasilanku, serta keluarga

besar “Amin” yang selalu bersamaku, trimakasih banyak. Ucapan trimakasih dan

penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan juga kepada.

Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan, masukan serta motivasi

dalam menyelesaikan skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam

penyelesaian skripsi ini.

Sahabat seperjuangan jurusan hukum tata negara, fakultas syariah UIN STS Jambi

Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.

Page 6: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga
Page 7: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga
Page 8: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

MOTTO

دور وهدي يا أيها الناس قد جاءتكم مىعظة مه ربكم وشفاء لما في الص

ا 75ورحمة للمؤمنيه ) وبزحمته فبذلك فليفزحىا هى خيز مم ( قل بفضل الل

75يجمعىن )

Artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam

dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan

itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih

baik dari apa yang mereka kumpulkan"1

1 QS. Yunus Ayat 57-58

Page 9: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang pelaksanaan

pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor

33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata

kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, faktor pendukung dan

penghambat pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan

Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan

fungsi, serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, serta Relevansi

antara Perbup dan Pembangunan Kesehatan itu sendiri. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dengan pihak terkait judul serta

dokumentasi. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan Menurut analisi penulis

Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro

Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022. Disusun untuk menjadi acuan dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Dinas Kesehatan dalam kurun

waktu 5 tahun kedepan. Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi Dinas Kesehatan yang di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 33 tahun

2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja

Dinas Kesehatan Muaro Jambi. Faktor pendukung dalam pembangunan kesehatan

adalah telah adanya komitmen pemerintah daerah yang berorientasi terhadap

kesehatan, sudah ada regulasi yang mengatur, tersedianya fasilitas pelayanan

kesehatan yang memadai baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun

pelayanan rujukan. terselenggaranya program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas), Jamkesda dan Kapitasi Puskesmas. Faktor penghambat adalah

Jumlah Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan kurang memenuhi Standar,

belum optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih lemahnya

pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab

dalam pembangunan kesehatan, penataan Sarana-Prasarana dan alat kesehatan di

Fasilitas Kesehatan belum memenuhi Standar, pembinaan dan pengawasan belum

optimal, masih lemahnya kerjasama lintas sektor dan lintas program, masih

kurangnya kualitas dan kuantitas pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan

kegiatan, belum optimalnya promosi kesehatan dalam pemberdayaan kesehatan dan peningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan serta

serbatasnya sumber daya obat dan perbekalan kesehatan.

Kata Kunci : Pembangunan Kesehatan, Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016,

Renstra.

Page 10: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula

iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

Muhammad saw.

Skripsi ini diberi judul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP

PELAKSANAAN PERATURAN BUPATI NO 33 TAHUN 2016 PADA DINAS

KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI merupakan suatu kajian

mengenai akuntabilitas dan Transparansi berdasarkan Perpres.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data

maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu

penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph. D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,

M.HI, dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik

,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang

Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

5. Bapak Dr. Dedek Kusnadi,S.Sos., MSI dan Yudi Armansyah, S.Th.I,M.Hum

selaku Pembimbing I dan II skripsi ini.

Page 11: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga
Page 12: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Batasan Masalah .......................................................................... 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 6

E. Kerangka Teori ............................................................................ 7

F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 14

BAB II : METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 17

B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 17

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 18

D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 19

E. Unit Analisis ................................................................................ 20

F. Tekhnik Analisis Data ................................................................. 21

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 23

H. Jadwal Penelitian......................................................................... 24

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Geografis dan Iklim Muaro Jambi .............................................. 26

B. Pemerintahan .............................................................................. 28

Page 13: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

C. Kependudukan dan Ketenagakerjaan .......................................... 30

D. Sosial ........................................................................................... 32

E. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Muaro Jambi ...................... 33

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENEL

A. Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 Tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja

Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi

......…...………………………………………………................. 50

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembangunan Kesehatan Di

Kabupaten Muaro Jambi Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33

Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi

..................................................................................................... . 58

C. Relevansi Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 Terhadap

Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi 64

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 67

B. Saran ............................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………...

CURICULUM VITAE……………………………………………………

Page 14: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman

transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:

u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya

sebagai berikut:

ARAB LATIN

Konsonan Nama Konsonan Keterangan

Tidak dilambangkan (half madd) ا

B B Be ب

T Th Te ت

Ts Th Te dan Ha ث

J J Je ج

Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kh Kh Ka dan Ha خ

D D De د

Dz Dh De dan Ha ذ

R R Er ر

Z Z Zet ز

S Sh Es س

Sy Sh Es dan Ha ش

Sh ṣ Es (dengan titik di bawah) ص

Dl ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Th ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ

Koma terbalik di atas „ „ ع

Gh Gh Ge dan Ha غ

F F Ef ف

Q Q Qi ق

K K Ka ك

L L El ل

M M Em م

N N En ن

W W We و

H H Ha ه

A ʼ Apostrof ء

Y Y Ye ي

Page 15: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

2. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

antara harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin

dilambangkan dengan huruf sebagai berikut:

a. Vocal rangkap ( سو ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:

al-yawm.

b. Vocal rangkap ( سي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:

al-bayt.

3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan

huruf, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan

tanda macron (coretan horizontal) di atasnya, misalnya ( ال فاتحة = al-fātiḥah ),

م ) .(qīmah = قي مة ) al-„ulūm), dan = ال علو

4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,

transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama

dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun),

( = ṭayyib).

5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah

dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( ال بي ت = al-bayt),

= السمأء ) al-samā‟).

6. Tā‟marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya

dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā‟ marbūtah

yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya (يةال هلال -ru‟yat al = رؤ

hilāl ).

7. Tanda apostrof („) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang

terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya (ية = فقهاء ) ,( ru‟yah = رؤ

fuqahā‟).

Page 16: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berakhirnya pemerintahan Orde Baru telah mengubah dasar-dasar

penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Salah satunya adalah terjadinya

perubahan sistem pemerintahan sentralisitik menjadi desentralistik, yang ditandai

dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut

juga berimplikasi pada sistem perencanaan pembangunan yang sebelumnya.

Seiring dengan pemberian kewenangan yang lebih luas kepada daerah, UU Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diterbitkan

untuk mengatasi permasalahan tersebut. Berbeda dengan sistem perencanaan

sebelumnya yang lebih menganut pendekatan top-down, sistem perencanaan yang

diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 dan aturan pelaksanaannya menerapkan

kombinasi pendekatan antara top-down dan bottom-up, yang lebih menekankan

cara-cara aspiratif dan partisipatif.2

Penerapan model bottom up yang ”benar” mulai dirintis. Aspirasi

masyarakat maupun daerah mulai jadi pertimbangan utama dalam penentuan

pembangunan di daerah yang bersangkutan. Terutama dengan pemberlakuan UU

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan momen

awal pelaksanaan otonomi daerah, yakni kewenangan daerah untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

2 Angelius Henry Sigalinggi dan Warjio, “Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan

Pembanguan (Studi Kasus Pada Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi, “Jurnal Administrasi

Publik, Vol. 2, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 117.

Page 17: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Implementasi dari UU Nomor 32 Tahun 2004 tersebut merupakan pelaksanaan

desentralisasi pembangunan yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan hasil-

hasil pembangunan.3

Salah satunya adalah pembangunan Kesehatan. Kesehatan adalah hak asasi

manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk

itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan

berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut

maka harus dilaksanakan perencanaan terlebih dahulu.

Menurut Notoatmodjo dalam Jasrita Yunida, Perencanaan merupakan

kegiatan inti dari manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan

diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut

memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan

sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Sedangkan

perencanaan kesehatan Menurut Munijaya dalam Jasrita Yunita adalah sebuah

proses untuk merumuskan masalahmasalah kesehatan yang berkembang di

masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan

tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.4

3 Ibid.

4 Jarita Yunida, “Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas

Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, “ Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, Nomor 2, Mei

2011, hlm. 77.

Page 18: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Pembangunan daerah dilaksanakan melalui proses perencanaan

pembangunan daerah merupakan proses kerja yang esensial tentang pokok

pemerintahan di daerah.5 Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32

tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah yang memberikan kewenangan cukup besar kepada kabupaten/kota

termasuk dalam bidang kesehatan, maka peluang Pemerintah Daerah

kabupaten/kota cukup besar untuk mengatur sistem kesehatannya termasuk sistem

perencanaan. Namun demikian, desentralisasi perencanaan kesehatan sebagai

salah satu faktor esensial dalam proses desentralisasi merupakan proses yang

kompleks dan membutuhkan kerjasama yang harmonis diantara penentu

kebijakan, perencana, tenaga administrasi dan masyarakat.

Oleh karena itu, dibutuhkan tekad yang kuat dan kesiapan yang cukup

matang untuk menata dan memperkuat sistem perencanaan kesehatan pada

masing-masing kabupaten/kota. Sebagai konsekuensi dari implementasi Undang-

Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah pada sektor kesehatan, maka kesiapan Dinas

Kesehatan kabupaten/kota dalam penguatan sistem perencanaan mutlak

diperlukan.6

Dalam rangka melaksanakan urusan rumah tangga daerah dibidang

kesehatan maka pemerintah kabupaten Muaro Jambi mengeluarkan Peraturan

Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan

5 Agusman Hidayat dkk, Koordinasi BAPPEDA dalam Perencanaan Pembangunan

Kesehatan di Kabupaten Enrekang, “Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 2 Nomor 4, Juli 2011, hlm.

62. 6 Akhmad Naufal, “Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Enrekang”,

Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, 2011, hlm. 6-7.

Page 19: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupten Muaro Jambi. Dimana Dinas

Kesehatan merupakan unit operasional pemerintah kabupaten yang melaksanakan

kewenangan daerah di bidang kesehatan.7 Dalam Pebup tersebut bagian ketiga

pasal 7 dijelaskan bahwa Kepala Sub Bagian Program dan Informasi yang

mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam merencanakan,

melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi program dan

informasi Dinas Kesehatan, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisai yang pastinya

berhubungan dengan pembangunan kesehatan yaitu sebagai pelaksana

pembangunan kesehatan.8

Dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro Jambi berdasarkan Perbup Nomor

33 Tahun 2016, lalu apa saja faktor pendukung dan penghambat pembangunan

kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Perbup Nomor 33 Tahun 2016.

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

menyusun skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan

Peraturan Bupati No 33 Tahun 2016 Pada Dinas Kesehatan Kabupaten

Muaro Jambi”.

7 Pasal 1 huruf D Perda Nomor 18 tahun 2003

8 Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas

dan fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupten Muaro Jambi.

Page 20: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan

sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro

Jambi berdasarkan Perbub Nomor 33 Tahun 2016 ?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat pembangunan Kesehatan di

Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun

2016 ?

3. Bagaimana relevansi antara Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016

dengan pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan

pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah

penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya

membahas mengenai pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro

Jambi berdasarkan Perbub Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan

organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro

Jambi, faktor pendukung dan penghambat pembangunan di Kabupaten Muaro

Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan,

susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten

Muaro Jambi.

Page 21: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya

suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi

ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten

Muaro Jambi berdasarkan Perbub Nomor 33 Tahun 2016 tentang

kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembangunan di

Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun

2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata

kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.

c. Untuk mengetahui relevansi Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016

terhadap pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu pengalaman

dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap tentang kedudukan, susunan

organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Kesehatan Kabupaten

Muaro Jambi. Serta faktor pendukung dan penghambat pembangunan di

Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun

2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata

Page 22: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. Serta menjadi bahan

bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan membacanya.

b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu

(S1) di Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Siafuddin Jambi.

c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari‟ah

khususnya Hukum Tatanegara dan dosen-dosen Fakultas Syari‟ah lainnya.

d. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan

praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan

bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

E. Kerangka Teori

1. Pembangunan Kesehatan

a. Secara Umum

Pembangunan dapat didefinisikan sebagai serangkaian upaya yang

direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-

lembaga internasional, nasional dan lokal, yang terwujud dalam bentuk-bentuk

kebijakan, program, atau proyek.9

Pentingnya proses perencanaan pembangunan daerah ini menandakan

setiap daerah dituntut untuk dapat menimalisir kesalahan-kelasahan yang akan

terjadi dalam proses pembangunan, sehingga diharapkan pembangunan daerah

dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Setiap daerah memiliki permasalahan atau

9 Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa

Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi, Korespondensi: R.A. Suriyanto, Laboratorium Bioantropologi

dan Paleontropologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. , hlm. 174.

Page 23: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

kendala yang berbeda-beda dalam penyusunan rencana pembangunannya. Hal

tersebut menandakan bahwa dalam proses perencanaan pembangunan daerah

tidak terlepas dari isu strategis dan permasalahan khas yang akan dialami oleh

pemerintah daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa esensi dari perencanaan

pembangunan merupakan kegiatan dalam menentukan arah kebijakan yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat dengan berbagai metode dan alur kegiatan yang

sistematis dengan melihat kualitas sumber daya yang dimiliki. Menurut

Tjokrowinoto dalam Budhi Setianingsih menjelaskan bahwa perencanaan

pembangunan terdiri dari dua aspek penting, yaitu merupakan kegiatan perumusan

rancangan pembangunan dan sebagai proses yang akan menentukan keberhasilan

pembangunan. 10

Menurut Soekamti dalam Budhi Setianingsih dkk, Konsep umum

Perencanaan Pembangunan adalah perencanaan pembangunan merupakan suatu

proses yang berkesinambungan dari suatu waktu ke waktu dengan melibatkan

kebijaksanaan. Perencanaan pembangunan juga dapat diartikan sebagai proses

atau tahapan dalam merumuskan pilihan-pilihan dalam pengambilan kebijakan

yang tepat, dimana terdapat data dan fakta yang relevan sebagai landasan ataupun

dasar bagi serangkaian alur yang sistematis yang bertujuan untuk mewujudkan

10

Budhi Setianingsi dkk, “Efektivitas Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah

(SIMRENDA) (Stusi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang, “ Jurnal

Administrasi Publik, Vol3 Nomor 11 , hlm. 1930.

Page 24: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

kesejahteraan masyarakat baik secara fisik maupun non fisik hal ini merupakan

pendapat dari Riyadi dan Bratakusuma dalam Budhi Setianingsih dkk.11

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-

pokok Kesehatan menyatakan bahwa rakyat berhak memperoleh derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya. Hal serupa juga dicantumkan dalam satu dasar

pembangunan kesehatan, yakni Sistem Kesehatan Nasional. Menteri Kesehatan

Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 99a/Men. Kes/SK/III /1982 tentang berlakunya Sistem Kesehatan

Nasional, yang meliputi Pemikiran Dasar Sistem Kesehatan Nasional, Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan, dan Bentuk Pokok Sistem

Kesehatan Nasional.12

Departmen Kesehatan RI mengenai Rencana Pembangunan Kesehatan

Menuju Indonesia Sehat 2010, menyebutkan tujuan pembangunan kesehatan

menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara

Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam

lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan

yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.13

11

Ibid., hlm. 1933. 12

Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa

Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi …, hlm. 176. 13

Ibid., 177.

Page 25: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

b. Pembangunan Kesehatan Menurut Perbup Nomor 33 Tahun 2016

Dalam rangka melaksanakan urusan rumah tangga daerah dibidang

kesehatan maka pemerintah kabupaten Muaro Jambi Peraturan Bupati Nomor 33

Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata

kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. Dimana Dinas Kesehatan

merupakan unit operasional pemerintah kabupaten yang melaksanakan

kewenangan daerah di bidang kesehatan.14

Dalam Peraturan Bupati tersebut

bagian Ketiga pasal 7 dijelaskan bahwa Sekretaris Dinas Kesehatan mempunyai

tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan program dan informasi,

urusan keuangan dan barang milik daerah, urusan kepegawaian, umum dan

advokasi, seuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

untuk mencapai tujuan organisasi.15

Uraian tugas Sekretaris adalah merencanakan dan menyiapkan rumusan

program dan informasi kesehatan, regulasi bidang keuangan dan kepegawaian

serta dalam rangka operasional tugas administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan.

Mengoordinasikan pelaksanaan program dan informasi kesehatan, keuangan,

kepegawaian dan operasional tugas administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan.

Mengelola keuangan dan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab dinas

kesehatan. Memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk teknis bidang

program dan informasi, keuangan dan melaporkan program dan informasi,

keuangan dan barang milik daerah, kepegawaian dan umum. Memonitoring,

14

Pasal 1 huruf D Perda Nomor 18 tahun 2003 15

Perbub Nomor 33 Tahun 2016.

Page 26: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

mengevaluasi dan melaporkan program dan informasi kesehatan, keuangan dan

barang milik daerah, kepegawaian dan administrasi di lingkungan Dinas

Kesehatan.

Salah satu sub bagian Sekretaris Dinas Kesehatan adalah Kepala Sub

Bagian Program dan Informasi yang mempunyai tugas membantu Sekretaris

Daerah dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan

dan mengawasi program dan informasi Dinas Kesehatan, sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisai

yang pastinya berhubungan dengan perencanaan pembangunan kesehatan.16

2. Implementasi

Menurut Grindel dalam Murba implementasi merupakan proses umum

tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.

implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan,

program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan telah disalurkan untuk

mencapai sasaran. Sedangkan Implementasi kebijakan menghubungkan antara

tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah (dasein and

dasollen).17

Berhasil tidaknya suatu kebijakan pada akhirnya di tentukan pada tataran

implementasinya. Sering di jumpai bahwa proses perencanaan kebijakan yang

baik sekalipun tidak dapat menjamin keberhasilan dalam implementasinya.

16

Pasal 8 Perbub Nomor 33 tahun 2016 17

Murban, “ Studi Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur di Desa

Erecinnong Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone”, Skripsi Universitas Alauddin Makasar,

2017, hlm. 19.

Page 27: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Implementasi pada hakikatnya juga upaya pemahaman apa yang seharusnya

terjadi setelah sebuah program dilakukan.18

Berikut proses dari implementasi kebijakan yang terdiri dari tahapan

pengesahan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan keputusan oleh instansi

pelaksana, kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan, dampak

nyata keputusan baik yang dikehendaki atau tidak, dampak keputusan

sebagaimana yang diharapkan instansi pelaksana, serta upaya perbaikan atas

kebijakan atau peraturan perundangan.

Proses persiapan implementasi meliputi penytiapan sumberdaya, unit dan

metode, penerjemahan kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat diterima

dan dijalankan, serta penyediaan layanan, pembayaran, dan hal secara rutin.19

3. Tinjauan Umum tentang Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Menurut

Hasibuan dalam Nur Azizah Azizz Pengaturan dilakukan melalui proses dan

diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen dalam mencapai tujuan.

Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan

dan manajemen adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha

mental dan fisik. Fungsi manajemen sendiri dalam hal ini adalah sejumlah

kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam

satu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan adminstratif yang terdiri dari

memimpin, merencana, menyusun dan mengawasi.

18

Ibid., hlm 20. 19

Ibid., hlm. 21.

Page 28: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Manajemen adalah koordinasi antara berbagai sumberdaya melalui proses

perencanaan, pengorganisasian, dan ada kemampuan pengendalian untuk

mencapai tujuan. Melalui manajemen maka kegiatan sumber daya yang dimiliki

dapat dikelola dengan baik sehingga diharapkan mendapatkan hasil yang

diinginkan.20

Terdapat unsur-unsur di dalam menajemen yaitu terdiri dari 6M yang

merupakan singkatan dari : Men (Manusia); Money (dana); Materials (bahan,

sarana dan prasarana); machine (mesin, peralatan atau tekhnologi); Method

(metode); Market (pasar atau masyarakat). Melihat adanya sifat keterbatasan atau

ketidakpastian, maka unsur-unsur yang ada harus di manfaatkan secara efektif dan

efisien. Dengan melalui penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen, yang paling

terutama adalah unsur manusia dan juga sumberdaya, karena peranannya dalam

manajemen sangat penting melebihi unsur lainya, maka Siagian mengatakan

bahwa manusia merupakan “titik sentral” dari manajemen.

Manajemen sumber daya manusia memiliki tujuan yang ingin dicapai,

agar dapat berjalan dengan baik diperlukan fungsi manajemen, yang terdiri dari :

1. Perencanaan yaitu usaha membuat suatu puluhan tindakan dari beberapa

alternatif yang mungkin dapat tersedia yang meliputi strategi, kebijakan,

program, proyek dan prosedur dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2. Pengorganisasian adalah suatu usaha mengelompokkan pekerjaan yang

diatur melalui struktur organisasi sehingga setiap unit kerja mempunyai

sasaran dalam rangka mencapai tujuan secara nyata.

20

Nur Azizah Aziz, “Gambaran Manajemen Pelaksaan Program Kesehatan Ibudan Anak

di Peskusmas Kampili Kab. Gowa Tahun 2016”, Skripsi UIN Alauddin Makasar, Tahun 2017,

hlm. 23.

Page 29: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

3. Penyusunan staf (departemensi) yaitu suatu usaha penempatan orang-

orang yang tepat ke dalam unit-unit kerja yang telah ditetapkan dalam

struktur organisasi.

4. Penggerakan diartikan sebagai suatu usaha mempengaruhi dan

mengarahkan anggota organisasi (pegawai) untuk melaksanakan pekerjaan

sesuai kebijakan yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan.

5. Pengendalian suatu usaha mengawasi, membimbing, dan membina gerak

pegawai dan unit kerja untuk bekerja sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan .21

F.Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan proposal skripsi ini sebelum penulis mengadakan

penelitian lebih mendalam lalu menjadi sebuah karya ilmiah, maka terlebih dahulu

penulis mengkaji skripsi terdahulu yang mengangkat tema Lelang Jabatan

Pertama yang dilakukan Angelius Henry Sigalingging danWarjiodimana

penelitian ini memiliki kesamaan tema dengan penilitian terdahulu. Penelitian

yang dilakukan oleh Angelius Henry Sigalingging danWarjio , pada tahun 2014

yang berjudul tentang “Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan

(Studi Kasus Pada Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi)”. Hasil Penelitian,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa perencanaan partisipatif

dalam pembangunan daerah belum dilaksanakan dengan baik ditandai dengan

keengganan masyarakat ikut berpartisipasi, kemampuan aparat dan masyarakat

21

Ibid., hlm. 24.

Page 30: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

dalam melaksanakan perencanaan partisipatif belum memadai dan tim delegasi

desa dan kelurahan belum mempunyai kemampuan untuk negosiasi pada

musrenbang kecamatan maupun kabupaten sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa masyarakat dan pemerintah mempunyai peran terkait rendahnya partisipasi

masyarakat dalam perencanaan pembangunan.22

Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Zaenab Ismail dkk, Dengan

Judul “Analisis Implementasi Program Penaggulangan Gizi Buruk di Puskesmas

Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Osrong Provinsi Papua Barat”. Jenis

penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data

dilakukan melalui wawancara mendalam, menggunakan pedoman wawancara.

Ada 5 puskesmas yang diteliti, informan utama adalah pelaksana program gizi di

Puskesmas. Hasil penelitian bahwa implementasi program penanggulangan gizi

buruk di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Sorong tahun 2011

belum optimal. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Sorong untuk

meningkatkan sosialisasi program penanggulangan gizi buruk keseluruh pelaksana

program termasuk kepala Puskesmas yang berada di wilayah kerja DKK Sorong,

membentuk tim asuhan gizi dan pelatihan untuk tim tersebut. Pengalokasian dana

dilakukan tepat sasaran dan sarana prasarana untuk kemudahan pelayanan

dilengkapi. Supervisi, monitoring dan evalusai dilakukan secara

berkesinambungan.23

22

Angelius dan Warjio, Partisipasi MAsyarakat dalam Perencanaan Pembangunan …,

hlm. 116. 23

Zaenab Ismail dkk, “ Analisis Implementasi Program Penaggulangan Gizi Buruk di

Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Osrong Provinsi Papua Barat .., hlm. 20.

Page 31: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Naufal, mahasiswa

Universitas Hasanuddin Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu

Administrasi Program Studi Administrasi Negara, dengan judul “Perencanaan

Pembangunan Kesehatan Di Kabupaten Enrekang”.Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana tahap-tahap penyusunan perencanaan pembangunan

kesehatan di Kabupaten Enrekang. Dengan menggunakan metode kualitatif yang

bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui

wawancara kepada informan yang dianggap berperan dalam proses penyusunan

perencanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Enrekang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa proses

penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan di kabupaten Enrekang sudah

cukup baik. Dengan adanya dokumen-dokumen perencanaan pembangunan

kesehatan yang telah dihasilkan oleh pemerintah Kabupaten Enrekang. Itu terbukti

dengan adanya tahap-tahap perencanaan yang telah dilaksanakan dengan baik

meskipun tidak dapat dipungkiri terdapat kekurangan dalam hal penyusunan

rencana, dan pelaksanaan program kesehatan tersebut.24

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Riada Marenny Pasaribu, SKM,

M.Kes. Dosen Akper BAS Balimbingan, dengan judul “Solusi Dalam Mengatasi

Masalah Pembangunan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia”. Pembangunan

nasional yang optimal dapat tercapai apabila pembangunan kesehatan masyarakat

dapat terwujud. Keterkaitan keduanya sangat jelas dalam implementasi

pelaksanaan pembangunan nasional. Penulisan makalah ini bertujuan untuk

24 Akhmad Naufal, “Perencanaan Pembangunan Kesehatan Di Kabupaten Enrekang”

Skripsi Universitas Hasanuddin, 2011, hlm. 2.

Page 32: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

mengetahui bagaimana solusi dalam mengatasi pembangunan kesehatan

masyarakat di Indonesia. Penulisan menggunakan metode tinjauan literatur. Dari

pembahasan dapat disimpulkan bahwa kesehatan merupakan modal yang sangat

berharga dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Perbaikan mutu kesehatan

masyarakat berdampak pada meningkatnya kualitas hidup masyarakat dan juga

meningkatkan kualitas sumber dya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang

baik, maka dapat menjadi modal untuk membangun bangsa ke arah yang lebih

maju.25

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Tris Eryando1 , Eddy Afriansyah,

dkk, dengan judul “Program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Berbasis

Digital Di Daerah Pesisir Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2017”. Tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan ICT dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner

dan observasi sehingga tersusunlah rencana kegiatan berupa pelatihan, edukasi,

konsultasi dan advokasi. Kegiatan pelatihan fokus kepada pelatihan registrasi vital

untuk pejabat desa dan SIMPUSTU untuk bidan desa serta edukasi dan konsultasi

berfokus pada kegiatan SMS Gateway berupa pengiriman pesan kesehatan. Hasil

akhir dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan kesadaran dan pengetahuan

masyarakat terkait kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat Kecamatan

Palabuhanratu dapat meningkat. Hambatan yang dihadapi adalah masyarakat yang

belum terbiasa membuat laporan terkait kependudukan dan kesehatan

25 Riada Marenny Pasaribu, SKM, M.Kes. “Solusi Dalam Mengatasi Masalah

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia”. Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol.1 No.2

April 2015, hlm. 1.

Page 33: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

menggunakan komputer sehingga diperlukan adanya edukasi tambahan agar

masyarakat menjadi terbiasa.26

Berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian yang dilakukan

oleh Angelius Henry Sigalingging dan Warjiodimana yang berjudul tentang

“Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan (Studi Kasus Pada

Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi)”. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk

mengetahui partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan, dimana

perencanaan partisipatif dalam pembangunan daerah belum dilaksanakan dengan

baik ditandai dengan keengganan masyarakat ikut berpartisipasi, kemampuan

aparat dan masyarakat dalam melaksanakan perencanaan partisipatif belum

memadai dan tim delegasi desa dan kelurahan belum mempunyai kemampuan

untuk negosiasi pada musrenbang kecamatan maupun kabupaten sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa masyarakat dan pemerintah mempunyai peran terkait

rendahnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

Berikutnya Adalah Penelitian Yang Dilakukan Oleh penelitian yang

dilakukan oleh Zaenab Ismail. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mengkaji

Analisis Implementasi Program Penaggulangan Gizi Buruk di Puskesmas Wilayah

Kerja Dinas Kesehatan Kota Osrong Provinsi Papua Barat. Sedangkan dalam

penelitian ini fokus penelitian adalah tentang Pelaksanaan Peraturan Bupati

Nomor 33 tahun 2016 terhadap pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan di

Muaro Jambi. Walaupun kesemuanya memiliki tema mengenai pembangunan

26 Tris Eryando1 , Eddy Afriansyah, dkk, “Program Pembangunan Kesehatan Masyarakat

Berbasis Digital Di Daerah Pesisir Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2017”, Charity Jurnal

Pengabdian Masyarakat ,Vol.01 No.01 (2018), hlm. 1.

Page 34: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

kesehatan tetapi berbeda pada inti permasalahan dan tujunan penelitian serta

ditempat yang berbeda.

Page 35: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini tentang Pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten

Muaro Jambi. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Kesehatan Muaro

Jambi Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a. Kantor Dinas Kesehatan Muaro Jambi penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana DINKES dan tugas lembaga itu sendiri

b. Wawancara secara langsung ke Kantor Dinas Kesehatan dan informan yang

terkait dengan penelitian ini. Informan Penelitian dari Dinas Kesehatan

Muaro Jambi dan Pihak yang terkait pelaksanaan pembangunan kesehatan

muaro jambi, sehingga keseluruhan informan berjumlah 7 (tujuh) orang.

c. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai

keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan yang dipakai

dalam penelitian ini adalah pendekatan Yuridis Empiris dimana pendekatan

Yuridis Empiris adalah mengidentifikasi dan menkonsepsi hukum sebagai

institusi sosial yang riil dan fungsional dalam sistem kehidupan nyata.27

Sehingga

27 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta:Penerbit Universitas

Indonesia Press, 1986), hlm. 51.

Page 36: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka

mengetahui pelaksanaan pembangunan kesehatan di kabupaten Muaro Jambi.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis Penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Yuridis

Empiris/ hukum empiris yaitu suatu metode penelitian hukum yang berfungsi

untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya

hukum di lingkungan masyarakat28

Sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.

Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan

secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang

dapat dipercaya.29

Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan

melalui observasi dan wawancara partisipan, JUMLAH KESELURUHAN

INFORMAN YAITU 8 (delapan) orang terdiri dari, Kepala Dinas

Kesehatan Muaro Jambi, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala

Subbagian, Kasi di Dinas Kesehatan, serta Kabag Hukum Setda Muaro

Jambi, serta Perbub No 33 Tahun 2016.

b. Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data30

. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala

data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan

28

M. Fariz Fadilah Januarizky,” Implikasi Implementasi PP Nomor 18 tahun 2016

tentang Perangkat Daerah Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jambi”,

Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta tahun 2018, hlm. 19. 29

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006), hlm. 16. 30

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.

Page 37: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik

yang berbentuk buku, jurnal, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang

berhubungan dengan objek penelitian.

D. Instrumen Pengumpulan Data

a. Observasi

Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih

observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana

peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang

diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung

terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-

kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan. Observasi yang dilakukan penulis

dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun

sebagai berikut:

1. Mencatat kesan umum subyek

2. Interaksi sosial dan tempat lingkungan

b. Wawancara

Syamsudin dan Vismaia S. Damainti menyatakan wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.31

Wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur (structure

interview). Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah

31

Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 238.

Page 38: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.32

Oleh

karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan

instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannya telah disiapkan. Bedanya dengan semi terstruktur di sini adalah tidak

memakai alternatif jawaban, namun pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat dan ide-idenya.

Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,

laptop dan handphone karena penulis menggunakan wawancara terstruktur

melalui email ataupun telephon. Hal ini bermanfaat untuk mengirim dan

mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya

telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang

digunakan adalah terstruktur. Dalam penelitian ini keseluruhan informan

berjumlah 8 (delapan) orang.

c. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber

Kantor Dinas Kesehatan Muaro Jambi, dari arsip dan dokumen yang berada

dikantor tersebut, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution

menyatakan dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau

mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan

masalah yang diteliti.33

Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-

dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.

32

Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 239.

33

Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.

143.

Page 39: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

E. Unit Analisis

Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian

tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.

Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun

organisasi swasta atau sekelompok orang.34

Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul:

“Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi Berdasarkan

Perbub Nomor 33 Tahun 2016”. Penelitian ini, unit analisisnya adalah DINKES

dan Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi. Penetapan unit analisis tersebut,

karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi dan sampel, namun

hanya menggunakan dokumen-dokumen dari Kantor Dinas Kesehatan dan

informasi-informasi yang berasal dari karyawan atau pegawai di sana dan pihak

yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro Jambi. Jadi

keseluruhan informannya berjumlah 8 orang.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

wawancara, catatatn lapangan dan bahan-bahan lain.35

Sehingga mudah dipahami

dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

34

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi,

(2012), hlm. 62. 35

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.

Page 40: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil

kesimpulan lalu diverifikasi.

a. Reduksi Data

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan.

b. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau

menyajikan data.Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang

paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini

peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan

mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang

telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber

pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.

c. Kesimpulan/Verifikasi

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.36

Kesimpulan dalam

penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

36

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.

Page 41: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,

ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan

penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan

lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik

kesimpulan terhadap Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan

Akuntabilitas Publik oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam

penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya

menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran

tentang tema yang dibahas.

BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batsan

Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran,

Tinjauan Pustaka.

BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan

Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan

Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.

BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah

Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana

Page 42: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

pembahasan dan hasil penelitian.

BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang

terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan

Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.

H. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis

menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai

berikut:

No

Kegiatan

Tahun 2018

Agustu

s

Sepember Oktober Novemb

er Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

2 Pembuatan

Proposal

3 Perbaikan

Proposal

dan

Seminar

4 Surat Izin

Riset

No Kegiatan

Tahun 2019

Januari

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

5 Pengumpula

n

Page 43: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Data

6 Pengolehan

Dan

Analisis

Data

7 Pembuatan

Laporan

8 Bimbingan

Dan

Perbaikan

9 Agenda dan

Ujian

Skripsi

10 Perbaikan

dan

Penjilidan

Page 44: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Geografis dan Iklim Muaro Jambi

Secara astronomis, Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 1o15' -2o20'

Lintang Selatan dan diantara 103°10' s/d 104°20' Bujur Timur. Daerah ini

beriklim tropis, dengan luas wilayah 5.264 Km2. Berdasarkan posisi

geografisnya, Kabupaten Muaro Jambi memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten

Tanjung Jabung Timur; Selatan –Provinsi Sumatera Selatan; Barat –Kabupaten

Batang Hari dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat; Timur - Kabupaten Tanjung

Jabung Timur.37

Tahun 2016, Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 Kecamatan dan 155

desa/kelurahan, terdiri dari 150 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan di Kabupaten

Muaro Jambi adalah:

1. Kecamatan Mestong terdiri dari 14 desa dan 1 kelurahan

2. Kecamatan Sungai Bahar terdiri dari 11 desa

3. Kecamatan Bahar Selatan terdiri dari 10 desa

4. Kecamatan Bahar Utara terdiri dari 11 desa

5. Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 18 desa

6. Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 15 desa

7. Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan

8. Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 11 desa dan 1 kelurahan

37

BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

Page 45: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

9. Kecamatan Taman Rajo terdiri dari 10 desa

10. Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari 19 desa dan 1 kelurahan

11. Kecamatan Sekernan terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan.38

Secara geografis Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 10 511 Lintang

Selatan sampai dengan 20 011 Lintang Selatan dan diantara 1030 151 Bujur

Timur sampai dengan 1040 301 Bujur Timur. Kabupaten Muaro Jambi memiliki

letak geografis wilayah yang cukup strategis berada di hinterland Kota Jambi, hal

ini memberikan pengaruh modernisasi langsung maupun tidak langsung terhadap

mobilisasi penduduk, perilaku, life style. Penataaan ruang hunian penduduk,

pembangunan komplek perumahan, pembangunan real estate berimplikasi

terhadap situasi kesehatan masyarakat.39

B. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Muaro Jambi

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan,

susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro

Jambi, Dinas Kesehatan Muaro Jambi mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintahan Daerah berdasarkan asas desentralisasi bidang kesehatan, untuk

melaksankan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Kesehatan mempunyai tugas

sebagai berikut:

a. Perumusan, penetapan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan

operasipnal di bidang kesehatan masyarakat,pencegahan dan

38

BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

39

Rentra Dinas Kesehatan Muaro Jambi 2017-2022

Page 46: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, RSUD, Puskesmas,

Instalasi Farmasi dan Laboraorium Daerah;

b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas

Kesehatan; dan

c. Pengelolaan keuangan dan barang milik daerah yang menjaditanggung

jawab Dinas Kesehatan.40

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan,

dilakukan pengaturan uraian tugas agar terdapat kejelasan pembagian tugas,

wewenang dan tanggung jawab Kepala Dinas dan jabatan dibawahnya tentang

uraian Tugas Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang,

Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional pada Dinas Kesehatan Kabupaten

Muaro Jambi yang dalam penyelenggaraan wajib menerapkan prinsip koordinasi,

integritas dan sinkronisasi baik Dalam lingkungan Dinas Kesehatan serta unsur

Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing-masing.41

Tugas pokok dan uraian tugas dalam kelembagaan Dinas Kesehatan

Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati dalam

merencanakan dan merumuskan kebijakan, melaksanakan, mengoordinasikan,

mengendalikan dan mengawasi urusan di Kesekretariatan, urusan Kesehatan

Masyarakat, urusan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, urusan Pelayanan

40 Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi, tugas

dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi.

41

Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.

Page 47: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Kesehatan dan urusan Sumber Daya Kesehatan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepala Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas dibantu oleh :

1. Sekretaris;

2. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat;

3. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

4. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan;

5. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan;

6. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD);

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Sekretaris

Sekretaris Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas

Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan,

mengendalikan dan mengawasi urusan Program dan Informasi, urusan

Keuangan dan Barang Milik Daerah, urusan Kepegawaian, Umum dan

Advokasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk

mencapai tujuan organisasi.

Sekretaris Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas dibantu oleh :

2.1. Sub Bagian Program dan Informasi;

2.2. Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Daerah; dan

2.3. Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Advokasi.

2.1. Kepala Sub Bagian Program dan Informasi

Kepala Sub Bagian Program dan Informasi mempunyai tugas

membantu Sekretaris dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan,

Page 48: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

mengendalikan dan mengawasi program dan informasi Dinas Kesehatan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai

tujuan organisasi. 42

2.2. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Daerah

Kepala Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Daerah mempunyai

tugas untuk membantu Sekretaris dalam merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi pengelolaan keuangan,

barang milik daerah, dan layanan pengadaan barang/jasa di lingkungan dinas

kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

2.3. Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Advokasi

Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Advokasi mempunyai

tugas untuk membantu Sekretaris dalam merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan kepegawaian,

umum dan advokasi hukum di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas membantu

Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi administrasidi

bidangkesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah

42 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.

Page 49: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

raga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk

mencapai tujuan organisasi.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas dibantu oleh

3 kepala Seksi, yaitu:

3.1. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;

3.2. Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan

3.3. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah

Raga.43

3.1. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam merencanakan,

melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan

kesehatan keluarga dan gizi di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.

3.2. Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai

tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam merencanakan,

melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan

promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di lingkungan dinas

kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

mencapai tujuan organisasi.

43 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022

Page 50: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

3.3. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah

Raga

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga

mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam

merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan

mengawasi urusan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga di

lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan untuk mencapai tujuan organisasi.44

4. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai

tugas Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi administrasidi bidang

Surveilans dan Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan

organisasi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam melaksanakan

tugas dibantu oleh :

4.1. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi;

4.2. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan

44 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.

Page 51: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

4.3. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular dan Kesehatan Jiwa.

4.1. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas membantu

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam merencanakan,

melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan

surveilans dan imunisasi di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.45

4.2. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

bertugas membantu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan

mengawasi urusan pencegahan dan pengendalian penyakit menular di

lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

4.3. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular dan Kesehatan Jiwa

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

dan Kesehatan Jiwa mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit dalam merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan pencegahan dan

pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa di lingkungan dinas

45 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.

Page 52: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.46

5. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu

Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi bidang pelayanan

kesehatan di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.Kepala Bidang

Pelayanan Kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh:

5.1. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;

5.2 Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan

5.3. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional.

5.1. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam merencanakan,

melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan

Puskesmas, klinik dan praktek perorangan, peningkatan mutu dan akreditasi

serta program jaminan kesehatandi lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan untuk mencapai tujuan organisasi.

5.2. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam merencanakan,

46 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.

Page 53: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan

pelayanan kesehatan rujukan, pemantauan laboratorium kesehatan daerah dan

rumah sakit di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.47

5.3. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam merencanakan,

melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan

pelayanan kesehatan tradisional di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan

organisasi.

6. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas membantu

Kepala Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi bidang kefarmasian, alat

kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan di lingkungan dinas kesehatan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk

mencapai tujuan organisasi.48

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu

oleh :

6.1. Kepala Seksi Kefarmasian;

6.2. Kepala Seksi Alat Kesehatan;

47 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.

48

Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022

Page 54: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

6.3. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

6.1. Kepala Seksi Kefarmasian

Kepala Seksi Kefarmasian mempunyai tugas membantu Kepala

Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan,

mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan kefarmasian di

lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

6.2. Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga

Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT) mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Sumber Daya

Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan,

mengendalikan dan mengawasiurusan alat kesehatan dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga di lingkungan dinas kesehatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan

organisasi.49

6.3. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam merencanakan,

melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengawasiurusan

perencanaan dan pendayagunaan, pendidikan, pelatihan, dan peningkatan

mutu sumber daya manusia kesehatan di lingkungan dinas kesehatan sesuai

49 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022

Page 55: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk

mencapai tujuan organisasi.

7. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), terdiri dari :

1. RSUD terdiri dari :

a. RSUD Ahmad Ripin;

b. RSUD Sungai Bahar; dan

c. RSUD Sungai Gelam.50

2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdiri dari Puskesmas Rawat

Inap dan Puskesmas Non Rawat Inap.

a. Puskesmas Rawat Inap terdiri dari :

1) Puskesmas Simpang Sungai Duren;

2) Puskesmas Tempino;

3) Puskesmas Muaro Kumpeh;

4) Puskesmas Tanjung;

5) Puskesmas Tangkit;

6) Puskesmas Sungai Bahar VII; dan

7) Puskesmas Jambi Kecil.51

b. Puskesmas Non Rawat Inap terdiri dari :

1) Puskesmas Sengeti;

2) Puskesmas Sekernan Ilir;

3) Puskesmas Penyengat Olak;

50 Dokumen Kanto Dinas Kesehatan Muaro Jambi.

51

Dokumen Kanto Dinas Kesehatan Muaro Jambi.

Page 56: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

4) Puskesmas Pir II Bajubang;

5) Puskesmas Kemingking Dalam;

6) Puskesmas Pondok Meja;

7) Puskesmas Puding;

8) Puskesmas Sungai Bahar I;

9) Puskesmas Sungai Bahar IV;

10) Puskesmas Markanding;

11) Puskesmas Kebon IX;

12) Puskesmas Tantan;

13) Puskesmas Kasang Pudak;

14) Puskesmas Talang Bukit; dan

15) Puskesmas Suko Awin Jaya.

3. UPTD Instalasi Farmasi

UPTD Instalasi Farmasi dipimpin oleh Kepala UPTD Instalasi

Farmasi. Kepala Instalasi Farmasi mempunyai tugas membantu Kepala

Dinas Kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan,

mengendalikan dan mengawasi administrasi urusan pengelolaan obat

publik dan perbekalan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepala Instalasi Farmasi dalam melaksanakan tugas dibantu oleh

Kasubag Tata Usaha Instalasi Farmasi.

Kasubag Tata Usaha Instalasi Farmasi mempunyai tugas membantu

Kepala Instalasi Farmasi di bidang administrasi dalam melaksanakan

Page 57: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

semua aspek pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan serta

melakukan koordinasi dalam perencanaan, pengadaan obat, perbekalan

kesehatan, urusan kepegawaian, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan

organisasi.52

4. UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah

UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah dipimpin oleh Kepala UPTD

Laboratorium Kesehatan. Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah

mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam

merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan

mengawasi administrasi urusan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan

organisasi.

Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah dalam melaksanakan

tugas dibantu oleh Kasubag Tata Usaha Laboratorium Kesehatan Daerah.

Kasubag Tata Usaha Laboratorium Kesehatan Daerah mempunyai tugas

membantu Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah di bidang administrasi

dalam melaksanakan semua urusan pemeriksaan laboratorium serta

melakukan koordinasi dalam perencanaan, pengadaan urusan

kepegawaian, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.53

52 Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.

53

Renstra Dinas Kesehatan Muaro JambiTahun 2017-2022.

Page 58: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas pemerintah sesuai dengan keahlian dan profesionalisme

masing-masing sesuai dengan kebutuhan. Kelompok Jabatan Fungsional

terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang-undangan, dan dikoordinir oleh seorang tenaga

fungsional senior yang ditunjuk;

Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja,

dengan jenis, jenjang Jabatan Fungsional serta tugas diatur berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.54

54 Dokumen Kanto Dinas Kesehatan Muaro Jambi.

Page 59: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

A. Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016

Pembangunan dapat didefinisikan sebagai serangkaian upaya yang

direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-

lembaga internasional, nasional dan lokal, yang terwujud dalam bentuk-bentuk

kebijakan, program, atau proyek.55

Dinas Kesehatan berperan strategis dalam rangka mewujudkan Visi Bupati

Muaro Jambi 2017-2022 dan dari 6 Misi pembangunan yang ditetapkan, Dinas

Kesehatan berperan penting untuk ikut mewujudkan misi ke-2 yaitu :

Terwujudnya Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dengan Meningkatkan Akses

dan Kualitas Pendidikan, Kesehatan serta kebutuhan Dasar Lainnya.

Peran tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan

kewenang Dinas Ksehatan yang terdapat dalam Perbub Nomor 33 Tahun 2016

tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.

Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Z. Abidin Y.Selaku Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi

Sebagai salah satu SKPD, Dinas Ksehatana membantu Bupati dalam

melaksanakan urusan bidang kesehatan yang ada di Kabupaten Muaro

Jambi sesuai dengan Perbub Nomor 33 Tahun 2016 tentang kedudukan,

55

Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa

Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi, Korespondensi: R.A. Suriyanto, Laboratorium Bioantropologi

dan Paleontropologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. , hlm. 174.

Page 60: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Muaro Jambi.56

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan,

susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro

Jambi, Dinas Kesehatan Muaro Jambi mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintahan Daerah berdasarkan asas desentralisasi bidang kesehatan, untuk

melaksankan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Kesehatan mempunyai tugas

sebagai berikut:

a. Perumusan, penetapan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan operasipnal di

bidang kesehatan masyarakat,pencegahan dan pengendalian penyakit,

pelayanan kesehatan, RSUD, Puskesmas, Instalasi Farmasi dan Laboraorium

Daerah;

b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan; dan

c. Pengelolaan keuangan dan barang milik daerah yang menjaditanggung jawab

Dinas Kesehatan.

Berdasarkan wawancara dengan Yesi Isman selaku Sekretaris Dinas

Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi

“Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Muaro Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Strategis Dinas

Kesehatan yang ada”.57

56 Wawancara dengan Z. Abidin Y.Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro

Jambi Pada 30 Januari 2019.

57

wawancara dengan Yesi Isman Selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro

Jambi Pada 30 Januari 2019.

Page 61: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

yang memberikan kewenangan cukup besar kepada kabupaten/kota termasuk

dalam bidang kesehatan, maka peluang Pemerintah Daerah kabupaten/kota cukup

besar untuk mengatur sistem kesehatannya termasuk sistem perencanaan.58

Salah satu konsekuensi dari ditetapkannya Undang-undang tersebut adalah

diwajibkannya bagi setiap perangkat kerja daerah untuk menyusun rencana

strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat Visi, misi, tujuan,

strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan

fungsinya .

Menurut Notoatmodjo dalam Jasrita Yunida, Perencanaan merupakan

kegiatan inti dari manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan

diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut

memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan

sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Sedangkan

perencanaan kesehatan Menurut Munijaya dalam Jasrita Yunita adalah sebuah

proses untuk merumuskan masalahmasalah kesehatan yang berkembang di

masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan

tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.59

Berdasarkan wawancara dengan Afif Udin selaku Kepala Bidang

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

58

Akhmad Naufal, “Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Enrekang”,

Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, 2011, hlm. 6-7. 59

Jarita Yunida, “Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas

Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, “ Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, Nomor 2, Mei

2011, hlm. 77.

Page 62: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Rencana Strategis merupakan dokumen perencanaan yang didasarkan

pada Visi, Misi Bupati serta memuat program-program pembangunan

kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh SKPD Dinas Kesehatan

dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu 2017-

2022.60

Renstra Dinas Kesehatan Muaro Jambi merupakan penjabaran dari

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi

tahun 2017-2022. Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi Dinas Kesehatan yaitu melaksanakan urusan Pemerintah Daerah

berdasarkan azas desentralisasi bidang kesehatan.

Dalam penyusunan rencana strategis ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro

Jambi merujuk kepada Visi, Misi Bupati Muaro Jambi dan juga merujuk kepada

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan serta Rencana Strategis Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi. Sehingga dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan

Kabupaten Muaro Jambi juga secara tersirat memperlihatkan berbagai upaya

memenuhi target-target yang telah ditetapkan baik secara nasional, provinsi

maupun Kabupaten Muaro Jambi.

Selain itu urgensi penyusunan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten

Muaro Jambi ini adalah sebagai acuan penyusunan RENJA, dasar penilaian

kinerja Kepala SKPD dan acuan penyusunan LAKIP.

Renstra SKPD dapat juga dijadikan sebagai bahan evaluasi yang penting

agar pembangunan dapat berjalan secara lebih sistematis, komprehensif, dan tetap

60 wawancara dengan Afif Udin selaku Kepala Bidang Pencegahan dan

PengendalianPenyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Pada 30 Januari 2019.

Page 63: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi Kabupaten

Muaro Jambi Jambi, khususnya di bidang kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara Lely Pranoto Selaku Kepala Bidang Sumber

Daya Kesehatan

Bidang yang termasuk dalam rencana pembangunan kesehatan meliputi

kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan

kesehatan, meningkatkan sumber daya kesehatan, RSUD, UPTD,

Puskesma, instalasi farmasi, dan laboratorium daerah. 61

Dinas Kesehatan berperan strategis dalam rangka mewujudkan Visi Bupati

Muaro Jambi 2017-2022 dan dari 6 Misi pembangunan yang ditetapkan, Dinas

Kesehatan berperan penting untuk ikut mewujudkan misi ke-2 yaitu :

Terwujudnya Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dengan Meningkatkan Akses

dan Kualitas Pendidikan, Kesehatan serta kebutuhan Dasar Lainnya.

Berbeda dengan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2011-2016,

Renstra Tahun 2017-2022 tidak lagi mencantumkan visi dan misi Dinas

Kesehatan namun langsung terikat dengan visi dan misi Kepala Daerah Terpilih

Bupati Muaro Jambi yaitu "Tuntas, Unggul, Nyaman, Tentram, Adil dan Sejahtera

2022". Misi Dinas Kesehatan pun mengikuti atau bersifat mendukung perwujudan

misi pembangunan Kabupaten Muaro Jambi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Adrianto selaku Kepala Subbagian

Program dan Informasi

Jenis Program dalam Renja adalah sebagai berikut:

61 wawancara Lely Pranoto Selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas

Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Pada 30 Januari 2019.

Page 64: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

- Peningkatan Kesehatan ibu melahirkan dan anak

- Peningkatan pelayanan kesehatan anak dan balita

- Peningkatan pelayanan kesehatan lansia

- Perbaikan gizi masyarakat

- Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat

- Pengembangan lingkungan sehat

- Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular

- Peningkatan imunisasi

- Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemic

- Peningkatan sisveilans epidemologi epidemologi

- Pemenuhan sarana prasarana kesehatan

- Pemenuhan sarana obat-obatan dan pembekalan kesehatan

- Pelayanan jaminan kesehatan nasional

- Pelayanan kesehatan masyarakat miskin

- Peningkatan pelayanan laboratorium

- Peningkatan sarana akses dan pembekalan kesehatan rumah

tangga.62

Dalam rangka meningkatkan tata kelola institusi kesehatan yang

berorientasi pada pelayanan publik harus didukung manajemen yang baik dan

juga berkualitas. Sehingga diperlukan kualitas penyusunan perencanaan anggaran

dan evaluasi program dan keuangan serta informasi kesehatan serta upaya

62 wawancara dengan Adrianto selaku Kepala Subbagian Program dan Informasi Dinas

Kesehatan Muaro Jambi Pada 30 Januari 2019.

Page 65: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

penataan manajemen SDM dan manajemen logistik. Program kegiatan yang

menunjang hal tersebut adalah :

1

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

3

Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan

Dinas/Operasional

4 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

5 Penyediaan Jasa Kebersihan dan Keamanan Kantor

6 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja

7 Penyediaan Alat Tulis Kantor

8 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

9 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan/Bangunan Kantor

10 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

11 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan

12 Penyediaan Bahan Logistik Kantor

13 Penyediaan Makanan dan Minuman

14 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

15 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah

16 Penyediaan Jasa Pelaksana Administrasi/Tenaga Teknis Perkantoran

2

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1 Pengadaan Kendaraan Dinas Jabatan/Operasional

2 Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor

Page 66: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Jabatan/Operasional

5 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor

6 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor

7 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor

3

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

1 Pendidikan dan Pelatihan Formal

4

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan

1 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program SKPD

Menurut analisi penulis Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022.

Disusun untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

upaya Dinas Kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.

untuk menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD

memuat Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya . Renstra tersebut dilaksanakan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan yang di atur dalam

Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi,

tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi.

Page 67: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembangunan Kesehatan Di

Kabupaten Muaro Jambi Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 33

Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi,

Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi

Dalam pembangunan Kesehatan di Muaro Jambi terdapat beberapa faktor

yang menjadi pendukung dan faktor yang menjadi penghambat. mengenai faktor

pendukung dan penghambat pembangunan kesehatan di kabupaten muaro jambi

berdasarkan peraturan bupati nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan

organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja dinas kesehatan kabupaten muaro

jambi adalah sebagai berikut:

d. Faktor pendukung

Dalam pembangunan Kesehatan di Muaro Jambi terdapat beberapa faktor

yang menjadi pendukung. Faktor pendukung tersebut yaitu faktor internal dan

faktor eksternal.

1. Faktor internal

Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam Dinas kesehatan itu

sendiri yaitu Komitmen Pemerintah Daerah yang berorientasi aspek kesehatan,

regulasi yang mengatur.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Jonnni Ariyanto selaku Kepala

Bidang Pelayanan Kesehatan

- Komitmen Pemerintah Daerah yang berorientasi aspek kesehatan

Maksud dari hal di atas dapat dilihat bahwa Visi dari Kepala Daerah yaitu

“Muaro Jambi Tuntas 2022”, terwujudnya Muaro Jambi yang tertib, unggul,

nyaman, tentram, adil, dan sejahtera 2022. Dan salah satu Misi yaitu terwujudnya

sumber daya manusia yang unggul dengan meningkatkan akses dan kualitas

Page 68: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

pendidikan, kesehatan, serta kebutuhan dasar lainnya, artinya Kepala Daerah

secara langsung memberi perhatian dan berkomitmen dalam bidang kesehatan

karena Visi dan misi langsung terikat denagn kesehatan dan misi Dinas Kesehatan

mengikuti dan mendukung perwujudan misi pembangunan Muaro Jambi.

- Regulasi yang mengatur pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan

Regulasi yang dimaksud adalah adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025,

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, UU Nomor 18 tahun

2016 tentang Perangkat Daerah, Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang rencana

pembangunan jangka menengah nasional 2015-2019, Peraturan Menteri

Kesehatan republik Indonesia No 43 Tahun 2016 tentang standar pelayanan

minimal bidang kesehatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun

2017, Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia No

HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang rencana strategis Kementerian Kesehatan

Tahun 2015-2019, Perda Nomor 13 Tahun 2012 tentang rencana pembangunan

jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2006-2025, Perbub Muaro Jambi No 33

Tahun 2016, dan Perda Nomor 8 Tahun 2017 tentang RPJMD tahun 2017-2022.

Yesi Isman Selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi

menjelaskan bahwa

Faktor pendukung dalam pembangunan kesehatan adalah telah adanya

komitmen pemerintah daerah yang berorientasi terhadap kesehatan dan

sudah ada regulasi yang mengatur. Dalam hal ini yaitu :1) Adanya

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional. 2) Adanya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. 3) Adanya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang

Tenaga Kesehatan. 4) Adanya Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang

Puskesmas. 5) Adanya Permenkes Nomor 46 tahun 2015 tentang

Page 69: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,

dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. 6) Adanya Permenkes 43

tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal. 7) Tersedianya fasilitas

pelayanan kesehatan yang memadai baik untuk pelayanan kesehatan

dasar maupun pelayanan rujukan. 8) Terselenggaranya program

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jamkesda dan Kapitasi

Puskesmas.63

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat menjadi faktor pendukung dalam

pembangunan kesehatan ialah masyarakat. Masyarakat dapat menjadi salah satu

faktor pendukung apabila masyarakat di lingkungan lebih peduli terhadap

kesehatan dan membantu dalam pembangunan kesehatan dari segi kepedulian dan

ikut serta dalam pembangunan kesehatan.

b. Faktor penghambat

Dalam pembangunan kesehatan di Muaro jambi terdapat beberapa faktor

penghambat yaitu dari SDM, pelayanan, manajemen, masyarakat, fasilitas,

maupun koordinasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Z. Abidin Y

Faktor penghambat dalam pembangunan adalah 1) Jumlah Sumber Daya

Manusia bidang Kesehatan kurang memenuhi Standar. 2) Belum

optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih

lemahnya pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan

tanggung jawab dalam pembangunan kesehatan. 3) Penataan Sarana-

Prasarana dan alat kesehatan di Fasilitas Kesehatan belum memenuhi

Standar. 4) Pembinaan dan pengawasan belum optimal. 5) Masih

lemahnya kerjasama lintas sektor dan lintas program. 6) Masih kurangnya

kualitas dan kuantitas pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan

kegiatan. 7) Belum optimalnya promosi kesehatan dalam pemberdayaan

63 Yesi Isman Selaku Sekretaris Dians Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Pada 30

Januari 2019

Page 70: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

kesehatan dan peningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

kesehatan. 8) Terbatasnya Sumber Daya Obat dan Perbekalan Kesehatan.64

1. Sumber Daya Manusia

Penghambat dari segi Sumber Daya Manusia dikarenakan jumlah sumber

Daya manusia bidang kesehatan kurang memenuhi standar di karenakan

penerimaan pegawai sesuai kebutuhan belum ada dan pendidikan masih

berorientasi pada biaya sendiri.

2. Pelayanan

Belum optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih

lemah nya pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan

tanggung jawab dalam Pembangunan Kesehatan, serta adanya keterbatasan tenaga

kesehatan, sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas pelayanan kesehatan yang

di tandai dengan masih dibawah standarnya kualitas pelayanan Rumah Sakit.

3. Manajemen

Pembinaan dan pengawasan belum optimal dan , serta Masih kurangnya

kualitas dan kuantitas pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan di

karenakan pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan masih belum

didukung oleh data yang kuat, pengelolaan sistem informasi yang baik dapat

mendukung tersedianya data dan informasi kesehatan yang valid.

4. masyarakat,

Belum optimalnya promosi kesehatan dalam pemberdayaan kesehatan dan

peningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bertujuan untuk

64 wawancara dengan Z. Abidin Y selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro

Jambi Pada 30 Januari 2019

Page 71: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

mengubah perilaku masyarakat dengan dasar-dasar kemanusiaan, pemberdayaan

dan kemandirian, adil dan merata dikarenakan masyarakat sebagai penentu

kesehatan sendiri.

5. Fasilitas

Penataan Sarana-Prasarana dan alat kesehatan serta obat-obatan di

Fasilitas Kesehatan belum memenuhi Standar di karenakan anggaran yang kurang

memadai dan harga fasilitas pendukung yang sangat mahal, serta terbatasnya

Sumber Daya Obat dan Perbekalan Kesehatan.

6. Koordinasi

Masih lemahnya kerjasama lintas sektor dan lintas program, dan jarak

tempuh antara puskesmas dengan Dinas Kesehatan masih terkendala dengan akses

dan transportasi serta sarana informasi yang belum terhubung dengan baik yang

mengakibatkan koordinasi agak terlambat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Yesi Isman Selaku Sekretaris Dians

Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi

- Pembiayaan yang tidak memadai dimana menurut Undang-undang

minimal 10% APBD Kabupaten di alokasikan ke Sektor kesehatan

Berdasarkan hasil wawancara M. Ridwa Bagian Hukum Sekretariat

Daerah Muaro Jambi

Pembiayaan yang belum memadai minimal 10% APBD Kabupaten di

alokasikan ke Sektor kesehatan, maksudnya di sini adalah adana APBD

Kabupaten Muaro Jambi adalah 1,2 Triliun, sudah termasuk dana Alokasi

Umum, (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Pendapatan Daerah.

Page 72: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Namun yang di alokasikan ke Dinas Kesehatan tidak mencapai 10% yaitu

hanya sebesar RP.81.308.894.244.65

Jadi dengan kebutuhan pendanaan dan pengadaan yang di rencanaka

mengakibatkan kekurangan dana dan menjadi salah satu faktor penghambat

pembangunan kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi

- Konektif Transportasi wilayah yang masih terbatas baik antar desa

maupun antar kecamatan.66

Sama halnya dengan pendapat di atas berdasarkan wawancara dengan

Shinta Romauli selaku Kasi Yankes Tradisional mengatakan bahwa

Faktor penghambat adalah dalam amanat UU pembiayaan kesehatan

minimal 10% dari APBD Kabupaten namun sektor kesehatan belum

tercapai, selain itu masih terbatasnya atau masih ada yang belum

terhubung baik sarana transportasi serta sarana informasi (internet) yang

bisa menjangkau antar desa.67

Menurut analisis penulis Faktor pendukung dalam pembangunan

kesehatan adalah telah adanya komitmen pemerintah daerah yang berorientasi

terhadap kesehatan, sudah ada regulasi yang mengatur, tersedianya fasilitas

pelayanan kesehatan yang memadai baik untuk pelayanan kesehatan dasar

maupun pelayanan rujukan. terselenggaranya program Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas), Jamkesda dan Kapitasi Puskesmas. Faktor penghambat

adalah Jumlah Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan kurang memenuhi

Standar, belum optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih

lemahnya pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan

65

wawancara M. Ridwa Bagian Hukum Sekretariat daerah Muaro Jambi Pada 15

Februari 2019. 66

Yesi Isman Selaku Sekretaris Dians Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Pada 30

Januari 2019

67

wawancara dengan Shinta Romauli selaku Kasi Yankes Tradisional Dinas Kesehatan

Kabupaten Muaro Jambi Pada 30 Januari 2019

Page 73: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

tanggung jawab dalam pembangunan kesehatan, penataan Sarana-Prasarana dan

alat kesehatan di Fasilitas Kesehatan belum memenuhi Standar, pembinaan dan

pengawasan belum optimal, masih lemahnya kerjasama lintas sektor dan lintas

program, masih kurangnya kualitas dan kuantitas pencatatan dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan, belum optimalnya promosi kesehatan dalam pemberdayaan

kesehatan dan peningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

serta serbatasnya sumber daya obat dan perbekalan kesehatan.

C. Relevansi Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 terhadap Pelaksanaan

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi

Secara umum, arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah

bersangkut paut, berguna secara langsung, Relevansi berarti kaitan,

hubungan.68

Relevansi ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat

membantu pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi. Dokumen

dinilai relevan bila dokumen tersebut mempunyai topik yang sama, atau

berhubungan dengan subjek yang diteliti (topical relevance).

Jika dilihat dari pengertian di atas untuk melihat relevansi antara Peraturan

Bupati Nomor 33 Tahun 2016 dengan Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di

kabupaten Muaro Jambi, maka kita harus mengetahui dulu maksud dan ini dari

kedua hal tersebut. Pertama mengenai Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016.

Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 berisi penjelasan mengenai

kedudukan, susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas

68https://www.sublibrary.com/view?t=BAB+II+KAJIAN+TEORITIS+2.1+Relevansi+2.1

.1+Pengertian+Relevansi+...&u=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F1234567

89%2F17855%2F4%2FChapter%2520II.pdf , diakses Pada 4 Februari 2019.

Page 74: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Kesehatan Muaro Jambi, Dinas Kesehatan Muaro Jambi mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan Daerah berdasarkan asas desentralisasi bidang

kesehatan, untuk melaksankan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Kesehatan

mempunyai tugas sebagai berikut:

d. Perumusan, penetapan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan

operasipnal di bidang kesehatan masyarakat,pencegahan dan

pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, RSUD, Puskesmas,

Instalasi Farmasi dan Laboraorium Daerah;

e. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas

Kesehatan; dan

f. Pengelolaan keuangan dan barang milik daerah yang menjaditanggung

jawab Dinas Kesehatan.69

Pembangunan dapat didefinisikan sebagai serangkaian upaya yang

direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-

lembaga internasional, nasional dan lokal, yang terwujud dalam bentuk-bentuk

kebijakan, program, atau proyek.70

Sedangkan pelaksanaan pembangunan

kesehatan adalah serangkaian upaya yang direncanakan dan dilaksanakan oleh

pemerintah, badan-badan atau lembaga-lembaga internasional, nasional dan lokal,

yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijakan, program, atau proyek yang

berhubungan dengan kesehatan.

69 Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi, tugas

dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi. 70

Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa

Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi, Korespondensi: R.A. Suriyanto, Laboratorium Bioantropologi

dan Paleontropologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. , hlm. 174.

Page 75: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Dari penjelasan di atas dapat dilihat hubungan antara keduanya dimana

Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro

Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022. Dan rencana strategis yang

selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya . Renstra

tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan

yang di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan,

susunan Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro

Jambi, pelaksanaan pembangunan telah sesuai dengan tugas dan fungsi serta

kedudukan Dinas kesehatan yang di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun

2016 Cuma keterbatasan anggaran dalam mendukung kegiatan kesehatan yang

belum memadai.

Page 76: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Muaro Jambi dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Strategis

Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022. Disusun untuk

menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Dinas

Kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Untuk menyusun rencana

strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat Visi, misi, tujuan,

strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan

tugas dan fungsinya . Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi Dinas Kesehatan yang di atur dalam Peraturan Bupati

Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan Organisasi, tugas dan

Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi

2. Faktor pendukung dalam pembangunan kesehatan adalah telah adanya

komitmen pemerintah daerah yang berorientasi terhadap kesehatan, sudah

ada regulasi yang mengatur, tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang

memadai baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan rujukan.

terselenggaranya program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),

Jamkesda dan Kapitasi Puskesmas. Faktor penghambat adalah Jumlah

Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan kurang memenuhi Standar, belum

optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan masih lemahnya

Page 77: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

pemahaman tenaga yang ada terhadap tugas pokok, fungsi dan tanggung

jawab dalam pembangunan kesehatan, penataan Sarana-Prasarana dan alat

kesehatan di Fasilitas Kesehatan belum memenuhi Standar, pembinaan dan

pengawasan belum optimal, masih lemahnya kerjasama lintas sektor dan

lintas program, masih kurangnya kualitas dan kuantitas pencatatan dan

pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan, belum optimalnya promosi kesehatan

dalam pemberdayaan kesehatan dan peningkatkan kesadaran masyarakat

akan pentingnya kesehatan serta serbatasnya sumber daya obat dan

perbekalan kesehatan.

3. Hubungan antara Pelaksanaan pembangunan kesehatan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dengan Perbup Nomor 33 tahun 2016

adalah dimana perbup tadi merupakan dasar hukum dalam pembuatan

rencana strategis Pembangunan kesehatan dan Renstra tersebut dilaksanakan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan yang di atur dalam

Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan

Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan Muaro Jambi,

pelaksanaan pembangunan telah sesuai dengan tugas dan fungsi serta

kedudukan Dinas kesehatan yang di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 33

Tahun 2016 Cuma keterbatasan anggaran dalam mendukung kegiatan

kesehatan yang belum memadai.

Page 78: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Al-Qur‟an dan terjemahannya. 2008. Departemen Agama RI. Bandung:

Diponegoro.

Agusman Hidayat dkk, Koordinasi BAPPEDA dalam Perencanaan Pembangunan

Kesehatan di Kabupaten Enrekang, “Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 2

Nomor 4, Juli 2011.

Akhmad Naufal, “Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten

Enrekang”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, 2011.

Angelius Henry Sigalinggi dan Warjio, “Partisipasi Masyarakat dalam

Perencanaan Pembanguan (Studi Kasus Pada Kecamatan Sidikalang

Kabupaten Dairi, “Jurnal Administrasi Publik, Vol. 2, Nomor 2, Desember

2014.

Budhi Setianingsi dkk, “Efektivitas Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah

(SIMRENDA) (Stusi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Malang, “ Jurnal Administrasi Publik, Vol3 Nomor 11.

Jarita Yunida, “Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas

Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, “ Jurnal Kesehatan Komunitas,

Vol. 1, Nomor 2, Mei 2011.

Jarida Yunita, Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas

Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman.

Page 79: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006).

M. Fariz Fadilah Januarizky,” Implikasi Implementasi PP Nomor 18 tahun 2016

tentang Perangkat Daerah Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Provinsi Jambi”, Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

tahun 2018.

Murban, “ Studi Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur di Desa

Erecinnong Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone”, Skripsi Universitas

Alauddin Makasar, 2017.

Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003).

Nur Azizah Aziz, “Gambaran Manajemen Pelaksaan Program Kesehatan Ibudan

Anak di Peskusmas Kampili Kab. Gowa Tahun 2016”, Skripsi UIN

Alauddin Makasar, Tahun 2017.

Rusyad Adi Suriyanto, “ Program Pembangunan Kesehatan : Masyarakat Desa

Wuwuharjo dalam Proyek Inovasi, Korespondensi: R.A. Suriyanto,

Laboratorium Bioantropologi dan Paleontropologi, Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada.

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS

Jambi, (2012).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa..

Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011).

Page 80: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

Zaenab Ismail dkk, “ Analisis Implementasi Program Penaggulangan Gizi Buruk

di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Osrong Provinsi

Papua Barat, “ Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, Vol. 4 Nomor 01,

April 2016.

B. Peraturan Perundang-Undangan

PERDA Nomor 18 Tahun 2003 Tentang tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.

Peraturan Bupati Nomor 33 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan

Organisasi, tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Kesehatan

Muaro Jambi.

C. Lain-lain

BPS Kabupaten Muaro Jambi dalam angka 2017.

Dokumen Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi.

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017-2022.

https://www.sublibrary.com/view?t=BAB+II+KAJIAN+TEORITIS+2.1+Relevansi+2.1.1+Pen

gertian+Relevansi+...&u=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F12345

6789%2F17855%2F4%2FChapter%2520II.pdf , diakses Pada 4 Februari 2019.

Page 81: repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2925/1/skripsi suhartini - jus... · 2020. 4. 30. · dengan keluarnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan tersebut juga

PERTANYAAN WAWANCARA

1. Apa yang dimaksud dengna pelaksanaan pembangunan kesehatan?

2. Bagaimana prosedur pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro

Jambi?

3. Apa saja program yang dibuat untuk melaksanakan pembangunan

kesehatan di Muaro Jambi?

4. Apa pedoman dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro

Jambi?

5. Bagaimana Perbub Nomor 33 Tahun 2016 mengatur tentang pelaksanaan

pembanguna di Muaro Jambi?

6. Sejauh mana Perbub ini sudah diterapkan?

7. Apa kekuarangan dan kelebihan perbub ini?

8. Apa kendala dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di Muaro

Jambi?

9. Apa Upaya yang dilakukan agar kendala dalam pelaksanaan

pembangunan kegiatan dapat berjalan dengan baik?

10. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan

pembangunan kesehatan

11. Bagaiman solusi agar pelaksanaan pembangunan dapat lebih baik

kedepan?